BAB I PENDAHULUAN A
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini rumah sakit bukan lagi di pandang sebagai organisasi sosial semata yang memperoleh bantuan keuangan dari organisasi yang lain ataupun pemerintah, yang kemudian memberikan pelayanan secara gratis. Bahkan rumah sakit pemerintah pun tidak akan mampu untuk menggantungkan pembiyaan dari pemerintah. Apalagi saat ini rumah sakit dihadapkan pada tuntutan pelayanan yang bermutu dari penderita yang tentunya membutuhkan biaya operasional. Ini berarti rumah sakit harus dikelola sebagaimana
organisasi
bisnis.
Rumah
Sakit
harus
mencari
peluang
dan
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh dan meningkatkan pendapatan. Disamping itu juga rumah sakit juga harus mengatur pengeluaran ataupun belanja operasional seefisien mungkin agar tercapai keseimbangan anggaran dan mencegah kebangkrutan. Hal ini bisa dilakukan apabila rumah sakit mempunyai sistem akuntansi yang baik. Rumah sakit yang memiliki orientasi bisnis terutama rumah sakit swasta sudah sangat memiliki perhatian terhadap sistem akuntansi. Untuk rumah sakit pemerintah dan yang dikelola yayasan belum maksimal menggunakan sistem akuntansi ini. Sistem akuntansi hanya dibuat dalam rangka pengawasan dan pemeliharaan dari Inspektorat dan tidak dimaksimalkan digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan oleh manajemen rumah sakit, bahkan data-data akuntansi ini cenderung dimanipulasi untuk menghindari penilaian buruk. Produk akhir dari sistem akuntansi adalah suatu laporan keuangan. Laporan keuangan ini harusnya bisa digunakan sebagai dasar untuk keputusan-keputusan manajemen rumah sakit. Keputusan seperti menaikkan gaji karyawan, pembuatan unit baru, perekrutan tenaga medis dan paramedis, pembelian alkes, subsidi untuk pasien yang tidak mampu harusnya dilakukan dengan mempertimbangkan produk dari sistim akuntansi. Demikian juga evaluasi terhadap setiap unit cost yang ada di rumah sakit, mana yang mengalami kenaikan pendapatan dan mana yang sama sekali tidak memiliki pendapatan sehingga operasionalisasinya harus diefisiensikan .
1
Penulis meyakini bahwa sistem akuntansi yang baik akan menjamin sistim pengelolaan keuangan rumah sakit menjadi lebih transparan dan akuntabel dan hal ini akan berdampak pada timbulnya kepercayaan karyawan. Apabila sudah ada kepercayaan karyawan tentunya akan mengurangi komplain dan dengan demikian kinerja karyawan juga akan meningkat. meningkat. Selain itu juga manajemen rumah sakit akan terhindar terhindar dari tuduhan manipulasi dan penyalagunaan wewenang. Rumah sakit Robert Wolter Mongisidi adalah rumah sakit pemerintah dalam hal ini TNI AD. Dengan jumlah tenaga tetap sebanyak 61 orang dan jumlah honor yang mencapai 264 orang (diluar tenaga alih daya), tentunya rumah sakit membutuhkan pendapatan untuk biaya operasional dan gaji serta jasa untuk karyawan. Oleh karena itu rumah sakit ini juga memiliki sistim akuntansi dengan produk akhir berupa laporan keuangan yang sudah ditentukan oleh satuan atas. Penulis akan mengamati dan mempelajari prosedur-prosedur yang berhubungan dengan sistem akuntansi, sekaligus mempelajari dimana kekurangan, kelemahan oleh prosedur tersebut untuk dapat jadi bantuan masukan kepada pihak manajemen untuk diperbaiki dan juga melihat dan mempelajari bagaimana produk akuntansi ini bisa digunakan untuk mengambil keputusan manajemen.
B Tujuan Residensi Tujuan umum Sebagai
mahasiswa
untuk
memahami
pengelolaan
dan
memiliki
bekal
keterampilan dasar untuk mengelolah rumah sakit berdasarkan teori yang sudah diperoleh saat kuliah dan bagaimana penerapannya dilapangan. Tujuan Khusus. 1. Untuk memahami ruang lingkup kegiatan manajemen rumah sakit. 2. Untuk memahami pengelolaan unit keuangan rumah sakit terutama dibidang akuntansi rumah sakit. 3. Memahami hubungan kerja antara unit keuangan dengan unit-unit yang lain didalam rumah sakit. 4. Mempunyai pengalaman bekerja di rumah sakit. sakit.
2
Penulis meyakini bahwa sistem akuntansi yang baik akan menjamin sistim pengelolaan keuangan rumah sakit menjadi lebih transparan dan akuntabel dan hal ini akan berdampak pada timbulnya kepercayaan karyawan. Apabila sudah ada kepercayaan karyawan tentunya akan mengurangi komplain dan dengan demikian kinerja karyawan juga akan meningkat. meningkat. Selain itu juga manajemen rumah sakit akan terhindar terhindar dari tuduhan manipulasi dan penyalagunaan wewenang. Rumah sakit Robert Wolter Mongisidi adalah rumah sakit pemerintah dalam hal ini TNI AD. Dengan jumlah tenaga tetap sebanyak 61 orang dan jumlah honor yang mencapai 264 orang (diluar tenaga alih daya), tentunya rumah sakit membutuhkan pendapatan untuk biaya operasional dan gaji serta jasa untuk karyawan. Oleh karena itu rumah sakit ini juga memiliki sistim akuntansi dengan produk akhir berupa laporan keuangan yang sudah ditentukan oleh satuan atas. Penulis akan mengamati dan mempelajari prosedur-prosedur yang berhubungan dengan sistem akuntansi, sekaligus mempelajari dimana kekurangan, kelemahan oleh prosedur tersebut untuk dapat jadi bantuan masukan kepada pihak manajemen untuk diperbaiki dan juga melihat dan mempelajari bagaimana produk akuntansi ini bisa digunakan untuk mengambil keputusan manajemen.
B Tujuan Residensi Tujuan umum Sebagai
mahasiswa
untuk
memahami
pengelolaan
dan
memiliki
bekal
keterampilan dasar untuk mengelolah rumah sakit berdasarkan teori yang sudah diperoleh saat kuliah dan bagaimana penerapannya dilapangan. Tujuan Khusus. 1. Untuk memahami ruang lingkup kegiatan manajemen rumah sakit. 2. Untuk memahami pengelolaan unit keuangan rumah sakit terutama dibidang akuntansi rumah sakit. 3. Memahami hubungan kerja antara unit keuangan dengan unit-unit yang lain didalam rumah sakit. 4. Mempunyai pengalaman bekerja di rumah sakit. sakit.
2
5. Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah yang ditemui manajemen rumah sakit. 6. Mampu memberikan alternatif pengambilan keputusan yang komprehensif dalam rangka pemecahan masalah. 7. Mampu memberikan usulan metode untuk menggerakan orang lain untuk melaksanakan pemecahan masalah.
C Manfaat Residensi 1. Bagi mahasiswa a. Mendapat
pengalaman
nyata
dan
terpapar
dengan
pelaksanaan
manajemen baik di unit kerja maupun di tingkat Rumah Sakit. b. Mendapat pengalaman mengenai penerapan teori yang di dapat selama kuliah di rumah sakit. c. Mampu
mengidentifikasi mengiden tifikasi
masalah-masalah m asalah-masalah
manajemen m anajemen
secara
lebih
komprehensif, berdasarkan kajian dengan metode yang telah dipelajari, sekaligus mempunyai kesempatan ikut serta dlam proses pemecahan masalah manajemen rumah sakit. d. Mempunyai kesempatan mengali isu-isu yang dapat dijadikan topik penulisan thesis. e. Merupakan kesempatan untuk menunjukan kemampuan pribadi sebagai seorang manager yang handal. 2. Bagi rumah sakit tempat residensi a. Dapat memanfaatkan tenaga terdidik untuk kepentingan manajemen rumah akit. b. Mempunyai
kesempatan
untuk
merekrut m erekrut
tenaga t enaga
manajemen man ajemen
yang
memadai. c. Mempunyai sumber informasi tentang pendidikan di IKM/KARS UNSRAT, sehingga terbuka kemungkinan untuk melakukan kerjasama lebih lanjut dalam bidang manajerial maupun perumasakitan. 3. Bagi program KARS UNSRAT
3
a. Dapat mengetahui kekurangan dalam pemberian materi kuliah dan pembekalan kepada mahasiswa, sehingga mempunyai informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan. b. Mempunyai data dan informasi yang lengkap tentang rumah sakit yang dapat dijadikan data base KARS Unsrat. c. Terbinanya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan bagi program maupun rumah sakit. d. Mempunyai bahan dan kasus yang dapt di berikan kepada angkatan berikutnya sebagai studi kasus.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Pengertian Akuntansi.
Dalam pengetahuan akuntansi dikenal dua istilah asing yaitu accountancy dan accounting. Secara terminology istilah tersebut dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
menjadi
akuntansi.
Accountancy
adalah
metodologi
dan
himpunan
pengetahuan yang berkenaan dengan sistim informasi dari satuan-satuan ekonomi apapun bentuknya, yang terbagi atas 2 basis. Pertama, accounting ialah pengetahuan yang menyangkut proses pelaksanaan pembukuan dalam arti yang luas. Kedua auditing ialah pengetahuan yang menyangkut pemeriksaan dan penilaian atas hasil proses pelaksanaan pembukuan tersebut. Oleh karena itu istilah accountancy lebih luas meliputi baik bidang teori, proses pembukuan, penerapan atau praktek. Akuntansi sering dijuluki dengan bahasa bisnis (the language of business). Perubahan yang cepat dalam masyarakat jelas menyebabkan semakin kompleksnya bahasa tersebut, yang digunakan untuk mencatat, menerangkan, melaporkan dan menginterpretasi data ekonomi untuk kepentingan perorangan, pengusaha, pemerintah dan anggota masyarakat lainnya. Akuntasi menjadikan informasi keuangan secara kuantitatif dan relevan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan membuat rencana dimasa depan. Pengambilan keputusan tidak terbatas kepada pimpinan perusahaan saja, manajemen pun membutuhkan informasi akuntasi untuk membantu
mengevaluasi
kegiatan
perencanaan
yang
sedang
berjalan
dan
merencanakan kegiatan mendatang. Para penanam modal(investor) memerlukan informasi mengenai status keuangan dengan prospek perubahan dimasa datang. Bank dan penyandang dana perlu menilai sehat dan tidaknya suatu perusahaan. Lembaga pemerintah berkepentingan dengan kegiatan keuangan suatu badan publik untuk tujuan perpajakan dan pengendalian. Karyawan dan serikat buruh sangat berkepentingan pada stabilitas dan protabilitas perusahaan dimana mereka bekerja.
5
B. Asumsi dasar akuntansi
Komunitas akuntasi telah mengembangkan seperangkat standard yang berlaku umum dan diterima universal. Standar ini dinamakan Generrally Accepted Accounting Principles (GAAP) atau prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Standar ini diperlukan sebagai patokan (pedoman) dalam penyusunan laporan keuangan yang baku. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar atau prinsip
akuntansi
yang
berlaku
merupakan
salah
satu
bentuk
dari
pertanggungjawaban manajemen kepada investor selaku pemilik dana. Dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum, terdapat empat asumsi dasar yang melandasi proses penyusunan laporan akuntansi secara keseluruhan. Asumsi dasar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Asumsi unit moneter Data transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntasi harus dapat dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Asumsi ini memungkinkan akuntansi untuk mengkuantifikasi setiap transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi di dalam nilai mata uang. Asumsi unit moneter terkait langsung dengan penerapan konsep biaya . konsep biaya digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan, dimana asset yang dibeli pada umumnya akan dicatat sebesar harga perolehannya. 2. Asumsi kesatuan usaha Adanya pemisahan pencatatan antara transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi dengan transaksi pemilik sebagai individu dan transaksi ekonomi lainnya. 3. Asumsi periode akuntansi Informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu. Umur aktivitas perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akuntansi, seperti bulanan, tiga bulanan atau tahunan. 4. Asumsi keseimbangan usaha Perusahaan didirikankan dengan maksud untuk tidak dilikuidasi dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan akan tetap terus beroperasi 6
dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Jika tidak ada asumsi ini, maka berarti tidak akan ada penyusutan atas asset tetap, karena asset tetap yang dibeli tidak akan dicatat sebesar harga perolehannya, melainkan dicatat sebesar nilai pada saat perusahaan dilikudasi. Demikian juga tidak akan ada penggolongan lancar dan tidak lancar atas asset dan liabilitas. Jadi dalam praktek akuntasi yang berlaku umum, penyusutan atas asset tetap dan penggolongan aset serta fasilitas kedalam lancar dan tidak lancar timbul karena adanya asumsi kesinambungan usaha.
C. Persamaan dasar akuntansi
Harta yang dimiliki oleh suatu perusahaan disebut harta/ aktiva (assets) sedangkan hak atau klaim atas harta tersebut dinamakan hak kekayaan (equity). Apabila sebuah perusahaan memiliki kekayaan sebesar Rp. 1.000.000,- maka hak kekayaan atas harta tersebut juga sebesar Rp 1.000.000,-. Hubungan antara harta dan hak kekayaan tersebut dapat dinyatakan oleh persamaan berikut: Harta= Hak kekayaan (Assets = Equity) Hak kekayaan terdiri dari hak kreditur dan hak kepemilikan. Hak kreditur menunjukkan hutang (liabilities). Hak kekayaan-kekayaan pemilik modal (capital) atau hak pemilik (Ow ner’s equity). Apabila persamaan diatas dikembangkan, yaitu memasukan kedua unsur hak kekayaan dalam persamaan, akan diperoleh apa yang disebut persamaan akuntansi (accounting equation) seperti tampak dibawa ini. Harta= utang+ modal Atau Assets= Liabilities + Capital Penempatan utang didepan modal dalam persamaan akuntansi tersebut karena kreditur mempunyai hak preferensi terhadap harta pemilik. Sisanya merupakan klaim pemilik atau para pemilik yang sering disebut hak kekayaan pemilik. Dengan memindahkan utang (liabilities) kesisi ruas kiri maka persamaan akuntansi akan tampak sebagai berikut: Harta – utang = hak kekayaan pemilik 7
Atau Assets – liabilities = Capital Persamaan ini harus di pahami benar karena akan menjadi dasar dalam mempelajari
akuntansi
dan
merupakan
dasar
dalam
memahami
sistim
pembukuan berpasangan (Double entry system).
D. Kegunaan dan karakteristik akun Sebuah sistim akuntansi dirancang untuk menunjukkan kenaikan ataupun penurunan saldo masing-masing laporan keuangan. Kenaikan taupun penurunan saldo ini haruslah dicatat secara terperinci dan terpisah untuk setiap komponen laporan keuangan. Catatan akuntansi yang terperinci dan terpisah inilah yang dinamakan sebagai akun (perkiraan) Jadi akun adalah catatan akuntansi mengenai kenaikan atau penurunan saldo dari masing-masing aset, liabilitas dan equitas. Daftar yang memuat mengenai keseluruhan kode (nomor) dan nama akun dinamakan sebagai bahan perkiraan (Chart of accounts). Kode dan nama akun yang terdapat didalam daftar merupakan kode dan nama akun yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mencatat dan mengklasifikasikan setiap transaksi bisnis (peristiwa ekonomi) yang terjadi. Sesungguhnya akun identik dengan komponen laporan keuangan contohnya adalah akun kas, akun piutang usaha dst.
Contoh chart of account (COA) 1. Aset 1.1. Kas 1.2. Piutang usaha 1.4 Perlengkapan kantor 1.5 Asuransi dibayar dimuka 1.7 Peralatan kantor 2 Liabilitas 2.1Utang 2.3Sewah diterima dimuka 3 Ekuitas pemilik 3.1Modal
4
3.7 Prive Pendapatan 8
4.7 Pendapatan usaha 4.8 Pendapatan sewa 4.9 Pendapatan bunga 5 Beban 5.7 Beban gaji 5.8 Beban iklan 5.9 Beban sewa kantor 5.10 Beban pasilitas 5.11 Beban rupa-rupa Standarisasi dalam penyusunan chart of account dan yang telah ditetapkan kebanyakan perusahaan adalah pengelompokkan kode (nomor) selalu dimulai dari akun aset lalu diikuti oleh akun kelompok liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban. Untuk aset lancar urutan penyusunan diurut berdasarkan liquiditas. Kas merupakan aset yang paling likuid (lancar) lalu diikuti dengan piutang usaha dan seterusnya. Untuk aset tetap penyusunan dimulai dari aset tetap berwujud yang memiliki umur ekonomi yang paling lama. Penyusunan COA untuk utang dimulai dari hutang jangka pendek yang sifatnya paling lancar. Akun beban rupa-rupa dibuat untuk menampung seluru pengeluaran. Pengeluaran kecil dan jarang terjadi dapat ditempatkan pada akhir dalam daftar akun. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam penyusunan COA adalah penerapan sistem penomoran yang fleksibel dimana sebua kode dan nama akun baru akan dapat ditambah (disisipkan tanpa mengubah urutan kode akun lainya yang telah ada. Nomor akun yang suda ada dibuat kosong contohnyanya dari nomor 1.2. piutang usaha (pada akun aset) kemudian dibuat 1.4. untuk perlengkapan kantor, nomor 1.3. sengaja dilompati untuk memasukan akun baru bila ada tambahan. E. Saldo normal akun Dengan memahami persamaan dasar akuntansi kita dapat menyimpulkan secara cermat bahwa setiap transaksi akan mempengaruhi paling tidak 2 akun bahkan bisa lebih . Dalam akuntansi pencatatan transaksi kedalam jurnal dilakukan atas dasar double entry system dimana salah satu dari dua akun akan tercatat disebelah debit dan akun satunya lagi dicatat disebelah kredit. Dengan kata lain jumlah antara sisi debit dan sisi kredit dalam sebuah jurnal harus seimbang. Sebelum kita mencatat transaksi kedalam jurnal kita perlu memahami terlebih dahulu saldo normal dan makna debit kredit akun. Aset memiliki saldo normal disebelah debit. Jika terdapat transaksi yang sifatnya menambah aset perusahaan, maka transaksi tersebut harus dicatat dengan mendebit aset yang bersangkutan. Sebaliknya jika efek dari suatu 9
transaksi akan mengurangi aset, maka aset yang berkurang tersebut harus dicatat disebelah kredit. Utang (liabilitas) memiliki saldo normal disebelah kredit. Jadi jika terdapat transaksi yang sifatnya menambah jumlah labilitas maka transaksi tersebut harus dicatat dengan mengkredit liabilitas yang bersangkutan. Sebaliknya jika efek transaksi mengurangi liabilitas maka utang yang berkurang tersebut dicatat disebelah debit. Ekuitas memiliki saldo normal disebelah kredit. Ekuitas akan bertambah disebelah kredit dan sebaliknya akan berkurang disebelah debit. Prive memiliki saldo normal disebelah debit, dimana prive akan mengurangi ekuitas. Pendapatan memiliki saldo normal disebelah kredit, sehingga pendapatan sifatnya akan menambah ekuitas. Pendapatan akan bertambah disebelah kredit dan sebaliknya akan berkurang disebelah debit. Beban saldo memiliki saldo normal disebelah debit, dimana sifatnya akan mengurangi ekuitas. Beban akan bertambah disebelah debit dan sebaliknya akan berkurang disebelah kredit. Perhatikan bahwa saldo normal pendapatan berbanding lurus dengan saldo normal ekuitas, sedangkan saldo normal prive dan beban berbanding terbalik dengan saldo normal ekuitas. F. Siklus akuntansi Siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur kegiatan akuntansi selama satu periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan keuangan, penutupan pembukuaan secara keseluruhan hingga pencatatan transaksi periode selanjutnya. Tahapan siklus akuntansi dapat dikelompokan dalam tiga tahap. Tahap I : Pencatatan - Pengindentifikasian dan pengukuran bukti transaksi dan bukti pencatatan. - Pencatatan bukti transaksi kedalam buku harian atau jurnal. - Memindahbukukan (posting) dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya kedalam buku akun besar.
Tahap II : Pengikhtisaran - Penyusunan neraca saldo (trial balance) berdasarkan akun-akun buku besar. - Pembuatan ayat jurnal penyesuaian - Penyusunan kertas kerja atau neraca lajur - Pembuatan ayat jurnal penutup - Pembuatan neraca saldo setelah penutupan Pembuatan ayat jurnal pembalik 10
Tahap III: Pelaporan -
Laporan surplus / defisit Laporan arus kas Neraca Laporan perubahan ekuitas Catatan atas laporan keuangan.
1. Transaksi Transaksi adalah pertemuan antara dua belah pihak yang saling menguntungkan. Pertemuan tersebut menghasilkan bukti/data dokumen pendukung yang kemudian dimasukan ke dalam jurnal setelah melalui pencatatan. Dalam istilah akuntansi, transaksi dapat dikatakan juga sebagai suatu kejadian yang mempengaruhi posisi keuangan suatu badan usaha sehingga wajar untuk di catat. Hal yang dapat dicatat sebagai suatu transaksi yaitu: a) Pembelian barang dagangan b) Penjualan barang dagangan c) Pembayaran sewa d) Penerimaan uang kas 2. Bukti transaksi Bukti transaksi adalah dokumen sumber atau instrumen yang menandai bahwa transaksi yang sah telah terjadi. Jenis-jenis bukti transaksi yang biasanya digunakan dalam suatu transaksi adalah kwitansi, nota penjualan, daftar gaji dan faktur. 3. Jurnal Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi yang dilakukan organisasi kesehatan secara kronologis atau berdasarkan urutan waktu terjadinya dengan menunjukkan akun yang harus didebet atau dikredit beserta jumlahnya masing-masing. Dalam jurnal data transaksi keuangan untuk pertama kalinya dikualifikasikan sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan. Setiap transaksi yang terjadi dalam organisasi kesehatan, sebelum dibukukan kedalam buku besar harus dicatat terlebih dahulu dalam jurnal. Oleh karena itu, jurnal selain didefinisikan seperti diatas juga sering disebut sebagai buku catatan pertama. Jurnal yang disusun untuk suatu transaksi disebut ayat jurnal dan antara ayat jurnal yang satu dengan yang lain harus diberi jarak satu baris sehingga batas antara jurnal yang satu dengan lainnya jelas terlihat. Aturan umum akuntansi dalam perjurnalan. Aktiva 11
Debet Kredit + Kewajiban / Hutang Debet -
Kredit + Ekuitas
Debet -
Kredit +
Debet -
Pendapatan Kredit +
Debet +
Belanja/Biaya Kredit -
4. Manfaat jurnal a. Sebagai alat pencatatan yang dapat menjabarkan prospek yang terpengaruh oleh suatu transaksi. Jurnal akan sangat berguna ketika terjadi suatu transaksi yang mengakibatkan beberapa pendebetan dan pengkreditan. Pengaruh transaksi ini akan terlihat jelas dalam jurnal. b. Jurnal merupakan alat pencatatan yang memberi gambaran secara kronologis sehingga gambaran lengkap tentang seluruh transaksi organisasi berdasarkan urutan kejadiannya dapat diberikan. c. Jurnal dapat dipecah menjadi beberapa jurnal khusus. Yang dapat dikerjakan oleh beberapa orang secara bersamaan. Hal ini akan lebih mempermudah proses akuntansi karena pencatatan langsung pada buku besar sulit dilaksanakan terutama dalam organisasi besar yang pencatatan seluruh transaksinya dalam buku besar hanya dilakukan oleh satu orang saja. d. Jurnal menyediakan ruang yang cukup untuk keterangan transaksi dibandingkan dengan ruang yang ada pada buku besar. e. Apabila transaksi langsung dicatat dalam buku besar dan terjadi kesalahan, maka letak kesalahan tersebut sulit ditemukan. Data yang dicatat dan digolongkan dalam jurnal minimal meliputi: Tanggal transaksi atau kejadian keuangan Kode akun Uraian
12
Jumlah debet Jumlah kredit
Contoh format jurnal Halaman:……….. Tanggal
1
Nama akun dan keterangan 2
No. Akun Ref 3
Debet
Kredit
4
5
5. Buku besar Buku besar merupakan suatu buku berisi kumpulan akun atau perkiraan yang telah dicatat dalam jurnal. Akun-akun tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban atau hutang dan equitas. Butuh format buku besar ada dua yaitu bentuk T dan bentuk panjang. Bentuk T Buku besar Tahun Anggaran Buku besar pemegang Kas
Nama Akun Kas Tanggal Uraian
Ref
Bulan…… Debet Tanggal
Kode Akun: …… Uraian Ref Kredit
Bentuk Panjang Buku besar Tahun Anggaran…. Buku besar pemegang Kas
Nama Akun Kas Tanggal Uraian
Bulan ….. Ref Debet
Kode Akun: …… Kredit Saldo
13
5.1 Cara melakukan posting dari jurnal ke buku besar Dalam organisasi kesehatan yang relatif besar, biasanya posting ke buku besar dilakukan dengan menggunakan mesin pembukuan atau computer. Apabila posting dilakukan secara manual cara yang harus ditempuh yaitu: Tanggal dan jumlah yang dicatat dalam jurnal dicatat kembali dalam akun yang bersangkutan. Apabila posting telah dilakukan normor halaman jurnal harus dituliskan dalam kolom folio di akun. Menuliskan nomor akun dalam jurnal. Prosedur ini mempunyai 2 tujuan yaitu: a) Untuk menunjukkan bahwa jurnal tersebut telah di posting b) Untuk menunjukkan hubungan antara jurnal dan akun di buku besar. 5.2 syarat-syarat posting Sisi kiri debet, sisi kanan kredit Aktiva dilaporan di sisi kiri dan bila aktiva bertambah debet juga bertambah. Utang dan equitas dilaporkan disisi kanan, dan bila utang atau ekuitas bertambah kredit juga bertambah. Konsep kesatuan usaha mengharuskan pencatatan dalam buku besar secara berpasangan (double entry) Pencatatan jumlah rupiah disebelah debet harus diimbangi dengan jumlah yang sama disebelah kredit. 5.3 langkah-langkah dalam buku besar Memasukkan saldo awal dari neraca awal periode organisasi kesehatan ke dalam masing-masing buku besar. Memasukka setiap item pada jurnal transaksi ke dalam buku besarnya masing-masing dalam buku besar pembantunya Memasukan setiap item pada jurnal penyesuaian ke dalam buku besarnya masing-masing dan buku besar pembantunya. Memasukkan setiap item pada jurnal penutup kedalam buku besarnya masing-masing dan buku besar pembantunya. 6. Kertas kerja Akuntansi seringkali menggunakan kertas kerja berupa neraca lajur untuk menyimpulkan dan menerangkan data yang mereka butuhkan dalam rangka menyiapkan laporan keuangan. Kertas kerja ini berbentuk multi kolom yang memuat kolom neraca saldo sebelum penyesuaian, kolom penyesuaian, kolom neraca saldo setelah penyesuaian, kolom laba rugi dan kolom laporan posisi
14
keuangan (neraca). Kertas kerja ini hanya sebagai alat bantu dan tidak permanen.
Bentuk formulasi kertas kerja yaitu sebagai berikut: Kesehatan Tahun anggaran:….. Kertas Kerja Kode Nama Neraca Penyesuaian Neraca Saldo Saldo setelah Akun Akun penyesuaian D K D K D K
Surplus Defisit
Neraca
D
D
K
K
G. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan mengambarkan pencapaian kinerja program dan kegiatan, kemajuan realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan belanja dan realisasi pembiayaan. Ada beberapa laporan-laporan keuangan yang sering dibuat yaitu, neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. 1. Neraca Neraca ibarat foto, hanya menampilkan gambaran mengenai organisasi kesehatan pada tanggal neraca saja. Sebagai perbandingan, laporan ini juga menampilkan foto pada periode yang sama tahun lalu. Didalamnya terdapat gambaran tentang posisi keuangan lembaga. Jadi laporan neraca adalah laporan yang memberikan gambaran utuh tentang entitas pada suatu titik waktu. Dalam neraca elemen-elemen yang menyusun entitas tersebut akan tergambar sehingga neraca disebut juga potret posisi keuangan suatu entitas. . Bentuk neraca adalah sebagai berikut:
15
Bentuk Laporan Posisi keuangan (neraca) Entitas Organisasi Kesehatan Neraca 31 Desember 2013 AKTIVA
Aktiva Lancar Kas
Rp.
Piutang Usaha
Rp.
Cadangan penghapusan piutang
Rp.
Persediaan barang hasil pakai
Rp.
Sewa dibayar dimuka
Rp.
Aktiva lancar total
Rp.
Aktiva Tetap Tanah dan bagunan
Rp.
Akumulasi Penyusutan
Rp.
Perlengkapan kantor
Rp.
Akumulasi penyusutan
Rp.
Rp.
Rp.
Aktiva tetap total
Rp.
Aktiva total
Rp.
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar Utang biaya bunga
Rp.
Utang gaji dan honorium
Rp.
Utang pajak penghasilan
Rp.
Kewajiban lancar total Kewajiban jangka panjang Utang Bank Ekuitas pemegang saham Modal saham Rp. Saldo surplus Rp. Ekuitas pemegang satuan total
Rp. Rp.
Rp. 16
Kewajiban dan kuitas total
Rp.
2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja keuangan entitas (dalam satu periode akuntansi). Kinerja dalam hal ini digambarkan sebagai kemampuan suatu entitas untuk menciptakan pendapatan. Laporan keuangan jenis ini memuat kinerja suatu entitas selama satu periode, misalnya satu tahun. Keuntungan dan kerugian entitas selama satu tahun itu, berikut biaya-biya yang harus dikeluarkan juga dimuat. Dalam akuntansi, laba atau rugi merupakan selisih dari seluruh pendapatan dan seluruh biaya. Apabila total pendapatan lebih besar dari pada total biaya, terjadi laba. Apabila total biaya lebih besar dari total pendapatan terjadi rugi. Bentuk laporan rugi laba yaitu sebagai berikut: Bentuk laporan Laba Rugi Entitas Organisasi Kesehatan Laporan Laba Rugi 31 Desember 2013 Pendapatan Operasi Persediaan barang hasil pakai
Rp.
Pendapatan …………
Rp.
Pendapatan…………..
Rp.
Biaya Operasi Gaji dan Honorium
Rp.
Telekomunikasi
Rp.
Pemantauan BAP
Rp.
Penyusutan perlengkapan
Rp.
Penyusutan perlengkapan Kantor Rp. Sewa Komputer
Rp.
Asuransi
Rp.
Macam-macam Surplus/deficit operasi Pendapatan (biaya) non operasional Bunga Bank Surplus sebelum pajak
Rp.
Rp. Rp. Rp. Rp. 17
Pajak penghasilan taksiran Surplus (deficit) bersih
Rp. Rp.
3. Arus kas Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan perubahan posisi kas dalam satu periode akuntansi. Perubahan posisi kas itu akan dilihat dari tiga sisi, yaitu aktivitas operasi, pembiayaan dan investasi. Sesuai namanya, laporan ini akan memberikan informasi tentang arus kas masuk maupun arus kas keluar dari organisasi kesehatan. Laporan ini bisa memberikan gambaran tentang alokasi kas ke berbagai kegiatan organisasi kesehatan. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menyajikan arus kas, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Perbedaan keduanya adalah bahwa dalam metode langsung pemisahan dilakukan dua kali, hal ini dikarenakan pemisahan masih diwajibkan untuk menentukan dan melaporkan jumlah arus kas bersih yang sama dan aktivitas operasi secara tidak langsung. Jadi pada akhirnya pemisahan harus menyajikan metode langsung dan metode tidak langsung. Hal semacam ini tidak terjadi apabila entitas memiliki metode tidak langsung. Oleh karena itu metode tidak langsung lebih disukai. Contohnya sbb: Format laporan arus kas (metode tidak langsung). LAPORAN ARUS KAS Per 31 Desember 2012 Arus kas dari aktivitas operasi Arus kas masuk dari aktivitas operasi Penurunan aktiva lancar non kas Kenaikan utang jangka pendek Arus kas keluar dari aktiva operasi Kenaikan aktiva lancar non kas Penurunan utang jangka pendek Jumlah arus kas dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas Investasi Arus kas masuk dari aktivitas Investasi Kenaikan investasi jangka panjang Penurunan aktiva tetap Arus kas keluar dari aktivitas Investasi Kenaikan investasi jangka panjang Kenaikan aktiva tetap Jumlah arus kas dari aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pembiayaan 18
Arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan Kenaikan utang jangka panjang Kenaikan ekuitas dana Kenaikan dana cadangan Arus kas keluar dari aktivitas pembiayaan Penurunan utang jangka panjang Penurunan equitas dana Penurunan dana cadangan Jumlah arus kas dari aktivitas pembiayaan Jumlah arus kas masuk Jumlah arus kas keluar Jumlah arus kas.
Siklus akuntansi yang terjadi di Rumah Sakit dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Membayar Kasir/bendahara RUMAH SAKIT X
Laporan keuangan
Transaksi
Buku besar embantu
Neraca
KertasKerja
Bukti
Neraca Surplus/ Defisit Perubaha
Jurnal
Buku
Penyesuaian
Penutupan
Neraca Saldo setelah Penutupan
n Ekuitas
Besar Eliminasi
Laporan Arus Kas
Pembalikan (operasional
Neraca awal
19
BAB III GAMBARAN UMUM RS RW MONGISIDI A.
Sejarah Singkat .
Sejarah terbentuknya Rumah Sakit TNI – AD Teling Manado melalui proses yang panjang mulai dari bentuk sederhana hingga bentuk bangunan seperti sekarang, yakni : a. Periode Pra Perang Kemerdekaan. Di Manado didirikan Noed Zieken Zaal oleh Belanda yang merupakan bagian kegiatan Belanda di Indonesia. b. Periode Perang Kemerdekaan. Setelah peristiwa 14 Februari 1946, dua hari kemudian dibentuk TRISU ( Tentara Republik Indonesia Sulawesi Utara ) dan dilakukan pengambil semua jawatan sipil dan militer termasuk Nood Zieben Zaal yang kemudian pada bulan Desember 1949 berubah menjadi Militery Hospital Teling. c. Periode Rumah SUMU. Pada tahun 1950, Militery Hospital Teling diubah menjadi Rumah Sakit Tentara Sulawesi Utara dan Maluku Utara (SUMU). d. Periode Rumah Sakit Komando Pasukan B. Pada periode ini Rumah Sakit SUMU berubah menjadi Rumah Sakit Komando Pasukan B yang bertugas melakukan pemeriksaan kesehatan dan tes kesehatan bagi calon pasukan B. e. Periode RI – 24 Tahun 1952 – 1957. Dengan adanya perubahan nama di tingkat Komando, Rumah Sakit Komando Pasukan B berubah nama menjadi Djawatan Kesehatan RI – 24 TT VII yang disingkat DK – RI – 24 . f. Periode KDM – SUT tahun 1957 – 1958. Sehubungan dengan Komando RI – 24 berubah nama menjadi KDM – SUT, maka DK – RI – 24 berubah menjadi DK – KDM – SUT (Djawatan Kesehatan Komando Daerah Militer Sulawesi Utara Tengah). g. Periode tahun 1958 – 1963. Pada tanggal 16 Juni 1962, tepat HUT Kodam XIII/ Merdeka
yang
keempat,
dilaksanakan
peletakan
batu
pertama
untuk 20
membangun RST teling dan pada tanggal 05 Oktober 1963 gedung baru diresmikan oleh Pangdam XIII/Merdeka Kolonel Soenandar Prijosoedarmo. h. Periode tahun 1964 – 1967. Pada tahun 1965, bangunan kamar bedah yang masih sederhana direhabilitasi dan diresmikan oleh Menpangad Letjen TNI A. Yani. i.
Periode tahun 1969 – 1972. Pada periode ini dilakukan pembangunan gedung laboratorium, Verlor Kamar (VK) dan bangunan bangsal E, F dan G yang diresmikan oleh Pangdam XIII/Merdeka Brigjen Wijoyo Soejono tahun 1971.
j.
Periode 1972 – 1985. Berdasarkan surat keputusan Menhankam Pangab nomor : Skep / 151 / 1973 rumah sakit Dam XIII / Merdeka menjadi Rumah Sakit Integrated Use.
k.
Periode 1985 – sekarang. Dalam rangka likuidasi Kodam XIII / Merdeka menjadi Kodam VII/Wirabuana, rumah sakit ini berubah menjadi Rumkit Tk. III 07.06.01 Manado.
l.
Perubahan nama Rumah Sakit Rumkit Tk. III 07.06.01 Manado berdasarkan Surat Pangdam VII/Wirabuana Nomor : B/1401/XI/2007 tentang persetujuan memakai nama Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado.
B.
Lokasi.
Rumah Sakit Tk. III 07.06.01 R. W. Mongisidi Manado terletak di pusat kota Manado di Jl. 14 Februari Teling Bawah, Kotamadya Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Rumah sakit TNI – AD Teling Manado berdiri diatas lahan seluas ± 107.885 m
2.
Dengan luas
bangunan keseluruhan ± 10.085 m 2, Luas bangunan lantai 1 ± 8.570. dan luas lantai bangunan bertingkat
± 1.515 m 2. Terletak di pusat kota Manado tepatnya di Jl. 14
Februari kelurahan Teling Bawah Kecamatan Wenang Kotamadya Manado Propinsi Sulawesi Utara dan berbatasan dengan sebelah : Utara
:
Perumahan Penduduk
Selatan
:
Asrama Gabungan TNI – AD
Timur
:
Mako Yonif 712/Wiratama
Barat
:
Perumahan penduduk.
21
Jarak dengan Rumah Sakit lain di wilayah Kota Manado adalah : a. Rumah Sakit Pancaran Kasih
± 2 km
b. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Ratumbuisan
± 5 km
c. Rumah Sakit Polri Bayangkara
± 5 km
d. Rumah Sakit Umum Pusat Prof Dr. Kandou
± 6 km
e. Rumah sakit Islam Siti Maryam
± 7 km
f. Rumah sakit TNI – AU
± 15 km
22
C.
Struktur Organisasi. KEPALA dr. Rudy A. Tubagus, Sp.B
STAF MEDIK FUNGSIONAL
KETUA KOMITE MEDIK
dr. Adhy Sugih Arto, Sp.An
dr. Adolf Antonius Eumambi, DK
WAKIL KEPALA dr. Muh Alimuddin
KAUR YANMED
KABINA I Dewa M.A Suraditha.AMG
KADEP BEDAH & ANASTESI dr. Rudy A. Tubagus, Sp.B
KADEP OBSGYN & IKA Dr.
PAURINFOKES
KAUR TUUD
Nonie H. Loloang
Jan Latumeten Kapten Ckm Nrp
KADEP PENY.
KADEP MATA
KADEP
DALAM &
& THT
GILUT
dr. Benny
dr. Eman
KESWA
R.Mewengkang,Sp.OG
KA INSTAL WATLAN Frany E.S Djaruu,S.Si Mayor Ckm Nrp
KA INSTAL WATNAP Ratna, S. Kep.Ns Kapten Ckm (K) Nrp
KA INSTAL FARMASI Frany E.S Djaruu,S.Si
dr. Muljani B.
Untu,Sp.M
KA INTAL JANGDIAG Sitti Rospidawaty,S. Pd
KA INSTAL JANGWAT Sari Tri Buntari, S.Si.Apt Kapten ckm(K)
KA INSTAL DIK
23
C.
Ketenagaan dan
D.
SDM ( Sumber Daya Manusia ).
SDM Rumah Sakit TNI – AD terbagi 3 kategori yaitu Militer, Pns dan Karyawan Honorer dengan tingkat pendidikan tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan. Jumlah personil menurut kategori yaitu : Militer
:
34
Orang
Pns
:
27
Orang
Honorer
:
264
Orang
Kualitas Sumber Daya Manusia tenaga kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan, 15 %
sudah merupakan lulusan D.III Keperawatan.
STATUS KEPEGAWAIAN NO
JENIS TENAGA KADEP
BEDAH &
KADEP OBSGYN
MILITER
ANASTESI Medis a. Dokter 2 Umum b. Spesialis 3 1 c. Dokter KAINSTALW KAINSTALWATLA Gigi 1
N
2
Perawat a. SPK b. D III c. S. I Profesi
3
Diploma
4
Sarjana Umum
5
SD/SMP/SMA
ATNAP
PNS
KONSUKADEP MATA HONOR TAMU PENY&DALAM &THT LEN KADEP
JUMLAH KADEP GILUT
&KESWA
3
16
7
41
3
21 51
KAINSTAL
KAINSTAL
KAINSTAL
FARMASI
2 JANGDIAG
JANGWAT
KAINSTAL
3 ALDIK
3 8 3
4 6 4
27 96 21
34 110 28
STAF MEDIK FUNGSIONAL
4
23
27
3
1
2
6
11
5
76
92
24
TOTAL
E.
34
27
264
7
41
355
Kondisi Fisik
Lahan seluas ± 107.885 m 2 Dengan luas bangunan keseluruhan ± 10.085 m 2, Luas bangunan lantai 1 ± 8.570. dan luas lantai bangunan bertingkat
± 1.515 m 2.
Terdiri dari Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Mondok, Kantor Administrasi, Penunjang Diagnostik, Apotik Gudang Obat, Penunjang Perawatan, Penunjang Medis, Kamar Tindakan, Ruang Operasi, Instalasi Pendidikan dan bangunan lain. Bangunan Rumah Sakit terdiri dari bangunan lama dan baruyang dibangun Rumah Sakit dengan biaya sendiri dari dana Yankesmasum maupun dan bantuan dari Komando atas. bangunan baru adalah Ruang Perawatan VIP, Poliklinik Rawat Jalan, Ruang Cendana dan IMC, Ruang Melati, Ruang Flamboyant, ICU, Ruang Bedah, Ruang Pemulasaran Jenazah, Loundry, Dapur. bangunan lama adalah Ruang Administrasi, Apotik, Unit Gawat Darurat, Ruang Bersalin, Ruang Karumkit, Ruang Radiologi, Ruang Dahlia, Ruang Laboratorium Ruang Mawar. F.
Material Kesehatan.
Secara umum alat kesehatan dalam kondisi baik. Pada Tahun Anggaran 2009/2010, rumah sakit telah menerima alat penunjang kesehatan dari Kementrian pertahanan berupa peralatan dapur dan laundry. Alat penunjang diagnostik seperti MRI,CT.Scan,ESWL,Cath Lab kerjasama dengan pihak ke-3 dalam bentuk KSO. Kebutuhan obat-obatan didukung dari komando atas, restitusi dan pengadaan sendiri. H.
Kendaraan.
Ada dua kendaraan Ambulans : 1 Kendaraan Kijang bantuan dari Mabes TNI, 1 ambulans Mitsubishi bantuan dari Gubernur KDH Tk I Sulawesi Utara kemudian ada 1
25
kendaraan dinas Suzuki Carry untuk operasional SPK. Untuk pengangkutan jenazah karena rumah sakit tidak mempunyai kendaraan kereta jenazah, maka pengangkutan dilakukan oleh kereta jenazah kerjasama dengan perusahaan swasta.
I.
Tempat Tidur. :
N O
NAMA RUANGAN
JENIS PELAYANAN
KELAS JUMLAH
VVIP/VIP
I
II
III
-
-
-
16
16
-
-
24
-
24
-
-
2
13
15
-
-
16
10
26
-
2
8
14
24
RUANG ASOKA BOGENVILLE RUANG CENDANA
Interna
3
RUANG DAHLIA
Pediatri
4
RUANG FLAMBOYANT
5
RUANG MELATI
6
RUANG ANGGREK
19
-
-
-
19
7
RUANG MAWAR
11
-
-
-
11
8
ICU
-
-
5
-
5
-
-
8
-
8
1 2
Interna
Perawatan Bedah Perawatan Obsgyn
Isolasi
9
IMC
10
UGD
-
-
6
-
6
11
VK
-
-
-
5
5
30
2
69
53
164
TOTAL
J. Instalasi Pendidikan.
Sesuai Skep Kasad Nomor : Skep/76/X/1985 tanggal 28 Oktober 1985 struktur organisasi dibawah Ka Rumkit terdapat Instalasi Pendidikan Sekolah Perawat Kesehatan. Pada tanggal 14 Mei 2002 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK 00.06.1.1.1701 SPK mendapat ijin konversi menjadi Akademi Keperawatan. Pada tahun ajaran pertama telah menerima 60 orang 26
mahasiswa baru, sedang siswa SPK tinggal dua belas yaitu kelas 2 terdiri dari 75 siswa dan kelas 3 sebanyak 57 siswa. Akper mempunyai tenaga guru tetap 12 Orang, guru tidak tetap 28 orang, pegawai tetap 5 orang dan pegawai honor 13 orang. K.
Populasi
Jumlah populasi yang dilayani untuk TNI, PNS dan Keluarganya di
wilayah Korem 131/Santiago Adalah 11.994 orang. Khusus untuk TNI-AD,PNS dan Keluarganya 7.900 orang. (Lampiran 4)
L.
Unit Gawat Darurat.
Unit Gawat Darurat saat ini dimanfaatkan sebagai
tempat pelayanan pasien gawat dan perawatan sementara ( One Day Care ) serta dilengkapi dengan ruang operasi bedah minor. M.
Rawat Jalan.
Rawat jalan terdiri dari Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi dan
Mulut, Poliklinik Anak, Poliklinik Bedah, Poliklinik Mata, Poliklinik THT, Mata, Jantung, PKBRS, BKIA, ESWL, UTD, dan Radiologi. Pelayanan dibuka setiap hari Senin sampai Jum’at Mulai Pukul 07.00 hingga jam kerja selesai, kecuail untuk U TD, Radiologi dibuka
1 X 24 jam. N.
Rawat Mondok.
Rawat mondok terdiri dari ruangan perawatan : Bedah,
Interna, Obsgyn, Anak, Ruang Perawatan Intensif, Ruang Bersalin, Ruang Pasca Bedah, Ruang Perawatan terbagi dalam beberapa kelas VVIP, VIP tempatnya sesuai dengan pangkatnya. Setiap hari tempat tidur ruangan disisakan 1 tempat tidur guna cadangan bagi anggota yang akan dirawat secara mendadak. O.
Kamar Operasi.
Rumah Sakit mempunyai 2 kamar operasi yan dipakai
secara bergantian oleh bagian bedah, kandungan, mata, THT. Kemampuan pelayanan meliputi operasi besar, sedang dan kecil. untuk operasi yang tak ada Dokter ahlinya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandow. Tenjaga anastesi ditangani sendiri oleh oleh perawat mahir, namun pada kasus tertentu anastesi dilakukan oleh Dokter ahli anastesi Rumkit Tk. III 07.06.01 R. W. Mongisidi Manado.
27
P.
Ruang Perawatan Intensif .
Ruang perawatan intensif ICU sudah berjalan
dengan baik. Q.
Pelayanan Rehabilitas Medik.
Rumah Sakit Tk. III 07.06.01 R. W. Mongisidi
Manado dalam struktur organisasi terdapat Instalasi Rehab Medik. Instalasi ini sudah berfungsi dengan baik namun masih terbatas sarana dan prasaran lainnya. R.
Laboratorium.
Depertemen
Pertahanan
Laboratorium memperoleh bantuan alat laboratorium dari untuk
pemeriksaan
darah
lengkap.
Adanya
alat
ini
pemeriksaan darah menjadi lebih cepat. Pada tahun 2002 Rumah Sakit membeli alat pemeriksaan kimia darah seharga Rp. 70.000.000 sebagai pengganti alat lama yang merupakan pinjaman dari perusahaan dan ditarik karena Rumah Sakit tidak mengambil bagian lagi reagen dari perusahaan tersebut. Pada tahun 2003 diadakan alat laboratorium baru berupa alat pemeriksaan urine rutin ( Combi Scan ) seharga Rp. 15.000.000. S.
Radiologi.
Gedung radiologi saat ini masih ditempati gedung lama. bagian
radiologi dilengkapi pula EKG, USG, CT-SCAN, ESWL, dan MRI. Pembacaan hasil radiologi dikerjakan oleh Dokter ahli radiologi langsung di Rumkit Tk. III 07.06.01 R. W. Mongisidi Manado.
28
KINERJA RUMAH SAKIT TK. III 07.06.01 R. W. MONGISIDI MANADO A.
Indikator Rumah sakit
a. Seluruh pasien. Tabel 3.1 Indikator Seluruh Pasien RS (Dinas+Umum). Januari 2012 s/d Desember 2012
NO INDIKATOR
BOR %
ALOS
TOI
BTO
GDR %
NDR %
1
Januari
68.63
5.58
2.55
45.78
3.23
1.26
2
Februari
62.97
4.74
2.84
45.45
3.25
1.27
3
Maret
66.68
6.22
3.52
35.18
5.14
0.93
4
April
64.61
4.75
2.61
48.74
3.26
1.29
5
Mei
51.57
5.62
5.63
31.97
2.31
0.77
6
Juni
46.83
5.50
6.51
29.42
3.63
1.12
7
Juli
58.17
5.73
4.12
37.73
4.14
1.31
8
Agustus
58.29
6.53
4.62
33.62
5.13
3.67
9
September
57.60
5.78
4.39
34.77
5.44
1.89
10
Oktober
62.90
6.17
3.53
39.04
2.32
0.21
11
November
58.26
5.01
3.52
42.66
2.31
0.58
12
Desember
57.45
5.45
4.11
38.55
3.84
2.35
29
Grafik 1.1 Pasien RS (Dinas+Umum). Januari 2012 s/d Desember 2012
8000.00% BOR %
6000.00%
ALOS 4000.00%
TOI
2000.00%
BTO GDR %
0.00%
NDR %
b. Pasien Dinas. Tabel 3.2 Indikator rumah sakit untuk pasien dinas Januari 2012 s/d Desember 2012 NO INDIKATOR
BOR %
ALOS
TOI
BTO
GDR %
NDR %
1
Januari
14.07
5.59
34.11
9.37
0.00
0.00
2
Februari
8.22
4.64
51.81
6.16
0.00
0.00
3
Maret
9.35
4.81
46.63
7.23
2.27
0.00
4
April
10.27
5.49
47.93
6.74
0.00
0.00
5
Mei
9.08
4.95
49.58
6.82
1.20
1.20
6
Juni
9.52
5.09
48.33
6.74
0.00
0.00
7
Juli
9.96
5.71
51.58
6.49
0.00
0.00
8
Agustus
13.28
6.68
43.61
7.40
3.33
0.00
9
September
10.96
5.22
42.39
7.56
2.17
1.09
10
Oktober
10.96
6.44
52.34
6.33
2.60
0.00
11
November
10.96
5.16
41.94
7.64
1.08
0.00 30
12
Desember
8.93
5.32
54.24
6.25
1.32
1.32
Sumber : Diolah dari data Urminkes Rumkit Tk. III Manado
c. Pasien umum. Tingkat hunian pasien umum di Rumkit Tk. III manado cukup mengembirakan dimana BOR antara 40 % hingga 60 %. Lama hari rawat antara 4 hingga 7 hari. Tabel 3.3 Indikator RS pasien umum.
Januari 2012 s/d Desember 2012
NO INDIKATOR
BOR %
ALOS
TOI
BTO
GDR %
NDR %
1
Januari
54.55
5.57
4.64
36.41
4.06
1.58
2
Februari
54.75
4.85
4.01
39.29
3.77
1.46
3
Maret
57.34
7.63
5.68
27.95
5.88
1.18
4
April
54.34
4.01
3.37
48.74
3.71
1.69
5
Mei
42.49
6.28
8.51
25.15
2.61
0.65
6
Juni
37.31
5.92
9.95
22.68
4.71
1.45 31
7
Juli
48.21
5.74
6.17
31.23
5.00
1.58
8
Agustus
45.01
6.39
7.80
26.22
5.64
4.70
9
September
46.64
6.34
7.26
26.47
6.52
2.17
10
Oktober
51.94
5.91
5.46
32.71
2.26
0.25
11
November
47.31
4.86
5.42
35.01
2.58
0.70
12
Desember
48.52
5.59
5.93
32.30
4.33
2.54
Sumber : Diolah dari data Urminkes Rumkit Tk. III Manado
B. Rawat jalan. Angka kunjungan rawat jalan terbanyak adalah poliklinik umum kemudian disusul poliklinik anak, gigi, obsgyn, bedah, mata, jantung, THT. Tabel 3.4 Jumlah kunjungan poliklinik rawat jalan. Januari 2012 s/d Desember 2012
Bulan
Umum D U
Anak D U
Gigi D U
Bedah D U
Mata D U
THT` D U
Obsgyn D U
Jantung D U
32
Jan
254
100
297
77
331
172
98
15
43
149
84
62
95
38
196
476
Peb
873
520
168
85
268
203
98
14
269
15
70
21
100
38
104
181
Mrt
459
232
112
31
245
229
119
170
64
159
36
26
-
-
112
170
Aprl
447
194
118
21
252
298
87
155
96
125
44
60
120
21
70
275
Mei
438
233
158
56
260
273
148
233
66
208
60
20
83
33
77
225
Juni
376
147
204
2
250
244
106
124
52
108
29
40
112
43
112
233
Juli
320
116
192
46
50
81
38
144
96
150
101
81
123
73
50
144
Agst
281
258
236
38
171
191
30
155
39
80
44
30
-
-
110
114
Sept
387
143
258
54
264
266
30
125
62
127
50
35
114
51
36
102
Okt
349
167
228
38
201
318
151
166
85
133
64
45
-
-
74
78
Nov
346
181
178
58
201
529
151
15
39
80
58
44
99
62
30
126
Des
292
130
242
62
152
223
48
64
47
87
31
37
93
44
80
94
Jumlah
4822
2421
2390
567
2645
3027
1103
1380
958
1421
671
501
939
403
1051
2218
Rujukan di wilayah Manado dikirim ke RSUP Malalayang, RS TK. II C. Rujukan. Pelamonia, RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Pasien dinas yang dirujuk ke Rs Pelamonia dan RSPAD Gatot Soebroto semakin berkurang karena apabila kasus tertentu dapat ditangani di RS Malalayang maka pasien tidak dikirim ke tempat lain. Biaya pengobatan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Rumkit TK. III Manado. Selain itu rumah sakit juga menerima pasien dari wilayah Kodam lain seperti Kodam XVI / Patimura dan Kodam VIII / Trikora. a. Rujukan. Rujukan berasal dari wilayah Kodam VII / Wirabuana dan sekitarnya. Kodam lain yang mengirim pasien ke RS TK.III Manado adalah Kodam XVI / Patimura dan Kodam VIII / Trikora.
Tabel 3.5 Data jumlah pasien dirujuk ke Rumkit Tk. III Manado Januari 2012 s/d Desember 2012
No
URAIAN
1
2
STATUS MIL
PNS
KEL
3
4
5
JUMLAH 6
33
1.
Kodam VII/Wrb
4
-
1
5
2
Kodam VII/TKR
-
-
-
-
3
Kodam XIII
-
-
1
1
4
Jakarta
1
-
-
1
5
Bali
-
-
-
-
6
Palu
2
-
2
4
7
Gorontalo
18
-
10
28
8
Bolmong
2
-
5
7
9
Satal
28
-
9
37
10
Minahasa
20
-
14
34
11
Secata-B
15
-
6
21
12
Bitung
17
-
8
25
13
TNI-AL
-
1
1
2
14
TNI AU
-
1
1
2
107
2
58
167
JUMLAH
b. Dirujuk. Dengan adanya peningkatan kemampuan Rumkit Tk. III Manado, Kasus - kasus yang dirujuk ke rumah sakit lain semakin sedikit.
Tabel 3.6 Data jumlah pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain Januari 2012 s/d Desember 2012 No. 1 1. 2, 3.
BULAN 2 JANUARI FEBRUARI MARET
RSUP MANADO 3 3 5 1
TUJUAN EVAKUASI RSJ RS MANADO PELAMONIA 4 5 1 -
RSPAD JAKARTA 6 1 1 1
JUMLAH
KET
7 4 6 3
8
34
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
JUMLAH
D.
7 5 6 1 2 3 3 3
1 -
1 1 2 1 1 -
1 7 1 3 1 3 1 -
9 12 8 6 4 8 1 3 3
39
2
6
20
67
Yankesmasum.
Penerimaan dana yankesmasum menurun.
Tabel 3.7 Penerimaan dan Pengeluaran Dana Non APBN Januari 2012 s/d Desember 2012 No
BULAN
PENERIMAAN
PEGELUARAN
1
2
3
4
1.
Januari
1.642.730.445
1.642.730.445
2.
Pebruari
1.721.694.718
1.721.694.718
3.
Maret
1.663.676.554
1.663.676.554
4.
April
1.586.102.239
1.586.102.239
5.
Mei
1574.678.228
1.574.678.228
6.
Juni
1.462.840.070
1.462.840.070
7.
Juli
1.572.874.884
1.572.874.884
8.
Agustus
1.385.491.599
1.385.491.599
9.
September
1.467.614.670
1.467.614.670
10.
Oktober
1.365.001.469
1.365.001.469
11.
November
1.319.752.158
1.319.752.158
12.
Desember
1.386.953.269
1.386.953.269
18.149.410.303
18.149.410.303
Jumlah
Sumber : Keuangan Rumkit Tk. III Manado E. Bedah. Kegiatan kamar operasi tahun 2012 meliputi operasi besar, sedang dan
ringan dari keempat bagian yaitu bagian bedah, obsgyn, THT dan mata. Tabel 3.9 Kegiatan kamar bedah Januari 2012 s/d Desember 2012
NO
OPERASI
KHUSUS
BESAR
SEDANG
KECIL
JUMLAH 35
1
2
3
4
5
6
7
20
120
246
7
393
1.
Bedah Umum
2.
Obsgyn
2
180
29
7
218
3.
THT
-
-
1
9
10
4.
Mata
-
-
-
44
44
22
300
276
67
665
Jumlah
F.
Macam Penyakit dan Jenis Operasi. Operasi besar di bagian bedah terbanyak
adalah Laparatomi Eksplorasi, bagian obsgyn adalah sectio caesarea dan Histerctomi dan mata adalah ekstraksi katarak. Operasi sedang di bagian bedah terbanyak adalah Apendectomy, bagian obsgyn adalah Laparaetomy Ovarial Cyste dan bagian THT adalah Adenotonsilectomy. G.
ULP Penderita. Pada kelas VIP, ULP penderita ditambah Rp. 10.000 masing -
masing pasien, sedang untuk pasien dinas, beras jatah ditukar dengan beras yang mutunya lebih baik. H.
Kedokteran Militer . Khusus untuk bidang kedokteran militer yang merupakan
bagian khusus di bidang kedokteran militer, Rumkit Tk III Manado telah menyiapkan ruangan khusus untuk melaksanakan kegiatan kedokteran militer berupa Ruang Perawatan VIP, disamping itu pula dilakukan kerjasama dengan Denkesyah Manado untuk menyusun piranti lunak yang berkaitan dengan kedokteran militer, Standard Operation Prosedur dan pengisian personilnya.
BAB IV GAMBARAN UNIT KEUANGAN RUMAH SAKIT R.W MONGISIDI
A.
STRUKTUR ORGANISASI
36
Dalam struktur organisasi RS R.W Mongisidi ada 2 pejabat tang terlibat didalam pengelolaan keuangan rumah sakit yaitu Kabina Yanmasum dan Bendahara RS yang masing-masing bertanggung jawab secara langsung kepada kepala Rumah Sakit. Kabina Yanmasum bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pengadaan belanja rumah sakit dan menyingkapkan bukti-bukti transaksi dari rekanan baik pembelian dengan pembayaran. Kabina juga melakukan pemantauan dan pengawasan tugas bendahara Rumah Sakit berupa pemeriksaan kelengkapan transaksi kemudian melakukan pembayaran. Kedua pejabat ini bertanggung jawab terhadap pemantauan laporan keuangan. Struktur organisasi pengelolaan keuangan RS.R.W Mongisidi
37
STRUKTUR ORGANISASI YANKESMASUM RUMKIT TK. III R.W. MONGISIDI
KA RUMKIT
BENDAHARA
KA BINA
Lettu Cku Yohanes R.H Wibowo, SE
dr. Muljani Budi Mulyono, M.Kes
PEMASARAN
PENGADAAN
KA KASIR
BENDATU Apotik
BENDATU Ru Inap
BENDATU Ru Jalan
PERENCANAAN
BA Uryar
38
B.
Alur Pasien Rumah Sakit 1. Alur Pasien UGD
Pendaftaran
RU.UGD
Pendaftaran R.Inap
LAB RO
KASIR
GUDANG
BENDATU Non Medis
B.
Alur Pasien Rumah Sakit 1. Alur Pasien UGD
Pendaftaran
RU.UGD
Pendaftaran R.Inap
LAB RO
KASIR
PULANG
APOTIK
PULANG 2. Alur Pasien Poliklinik (Rawat Jalan ) PENDAFTARAN
KASIR
POLIKLINIK
PENDAFTARAN RAWAT INAP APOTIK
KASIR
TINDAKAN LAB RO
PULANG
39
3. Alur Pasien Rawat Inap
PENDAFTARAN RAWAT INAP
RAWAT INAP
LAB RO KAMAR OPERASI UTD
KASIR
PULANG
40
C. Alur Pembayaran dan Sistim Akuntansi RS R.W Mongisidi
PEMBAYARAN
KASIR
Billing K.Operasi
Billing R.Ina
Billing R.Jalan
Rincian penerimaan
Rincian penerimaan
Hasil KSL Lahan pendidikan Kantin ATM
Hutang Piutang
Billing Radiolo i
Rincian penerimaan
Billing Laboratorium
Billing UGD
Rincian penerimaan
Rincian penerimaan
UTD Apotik Ambulance Kamar Jenazah
General Cashier
Laporan Keuangan - Buku Kas Bank - Perklam - Buku Hutang - Buku Piutang - Buku pengawasan, Pendapatan& Pengeluaran
Accounting
Neraca Lap. Arus Kas Lap. Laba Rugi 41
Sistim akuntansi di RS R.W Mongisidi sudah sebagian besar terkomputerisasi. Semua pembayaran dilakukan di kasir dan semua transaksi langsung di entry masuk kedalam billing system. Sistim komputer ini terbagi dalam modul-modul yang berhubungan dengan sistim akuntansi yaitu:
Modul pendaftaran
Modul billing rawat jalan
Modul billing rawat inap
Modul billing UGD
Modul kamar operasi
Modul laboratorium
Sistim akuntansi di RS R.W Mongisidi sudah sebagian besar terkomputerisasi. Semua pembayaran dilakukan di kasir dan semua transaksi langsung di entry masuk kedalam billing system. Sistim komputer ini terbagi dalam modul-modul yang berhubungan dengan sistim akuntansi yaitu:
Modul pendaftaran
Modul billing rawat jalan
Modul billing rawat inap
Modul billing UGD
Modul kamar operasi
Modul laboratorium
Modul radiologi
Modul general cashier Penderita yang membayar akan melewati pendaftaran kemudian ke kasir yang
kemudian dari kasir ini akan masuk ke sistim billing. Out put dari sistim billing ini berupa rincian penerimaan. Kemudian semua rincian penerimaan bersama-sama dengan penghasilan dari sumber yang lain akan di input secara manual kedalam General Cashier. Out put dari general cashier ini yaitu laporan keuangan yang digunakan oleh RS R.W Mongisidi. Sebetulnya sistim akuntansi ini masih memiliki satu modul (belum diaktifkan) yaitu modul accounting yang out putnya berupa laporan keuangan yang dipakai secara umum yaitu: Neraca, laporan arus kas dan laporan laba rugi.
42
BAB V MASALAH YANG DITEMUKAN
1.
Hasil dari sistim akuntansi di rumah sakit RW Mongisidi yaitu laporan keuangan yang berupa: Buku kas bank Buku laporan hutang Buku laporan piutang Pertelaan Buku pengawasan penerimaan dan pengeluaran. Laporan-laporan inilah yang diminta oleh satuan atas dengan format yang sudah dilakukan. (terlampir) Hal ini berbeda dengan laporan keuangan pada umumnya yang berupa:
Neraca Laporan arus kas Laporan laba rugi
Ini menyebabkan laporan RS R.W Mongisidi hanya dipahami oleh orang-orang yang berada dilingkungan TNI dan Kemhan. Laporan keuangan ini tidak bisa dipakai untuk membandingkan dengan RS pemerintah lainnya ataupun RS Swasta. 2.
Ada beberapa transaksi di laboratorium (terutama rawat inap) yang tidak bisa ditagihkan kepada penderita karena terlambat ditransfer ke billing sistim (ditransfer setelah penderita pulang).
3.
Transaksi diruangan juga sering tidak di entry karena tidak semua perawat di ruangan mengetahui cara entry tindakan ke dalam sistim billing.
4.
Setting tanggal komputer sering berubah , sehingga rincian penerimaan harian tidak sama antara jumlah uang yang diterima bendahara dan jumlah yang tertera di komputer kasir.
5.
Ada bebarapa penerimaan yang memiliki akun yang sama sehingga sulit merinci biaya jasa dan sarana rumah sakit.
6.
Diagnose yang diberikan dokter dengan diagnose yang ada di data base kadang-kadang berbeda sehingga operator computer kesulitan untuk memasukkan transaksi ke dalam sistim billing.
43
Diagram Sebab Akibat bentuk Fish Borne
PERALATAN
Jumlah
PROSEDUR
Transaksi terlambat ditransfer
penerimaan
KEBIJAKAN
Disiapkanutk satuan atas
harian berbeda Petugas lab trlambat mengisi hasil
dengan data komputer Penggunaa n computer yang salah
Sering listrik
Biaya tidak
padam
tertagih
Laporan tidak sesuai aturan
Data asset/modal tidakada
Setting tgl computer tdk
Sistim Akuntansi
sesuai dgn tanggal
belum secara maksimal mengelola dan mengevaluasi Sulit merinci biaya jasa
Perawat tak mengerti mengentry Ada transaksi tak terentry
Beberapa penerimaan mempunyai No.akun yang sama
PERANGKAT LUNAK
Mengerti tapi lupa
SDM
DATA BASE 44
45
BAB VI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
1.
Untuk laporan keuangan dibuat dua laporan keuangan. Yang satu untuk dilaporkan ke satuan atas dan yang kedua dibuat untuk kebutuhan internal Rumah Sakit. Pembuatan untuk laporan RS ada dua pilihan yaitu dengan mengaktifkan modul accounting yang sudah ada dalam sistim billing ataupun dengan cara manual. Data asset dapat dimasukkan yang ada dalam IKN dan
RS dapat memasukkan jumlah setoran
PNBP ke kas Negara selama satu tahun terakhir sebagai modal 2.
Untuk transaksi dilaboratorium pilihan pemecahan masalahnya yaitu:
Dengan melanjutkan/dan menghubungkan sistim billing dengan sistim informasi
BAB VI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
1.
Untuk laporan keuangan dibuat dua laporan keuangan. Yang satu untuk dilaporkan ke satuan atas dan yang kedua dibuat untuk kebutuhan internal Rumah Sakit. Pembuatan untuk laporan RS ada dua pilihan yaitu dengan mengaktifkan modul accounting yang sudah ada dalam sistim billing ataupun dengan cara manual. Data asset dapat dimasukkan yang ada dalam IKN dan
RS dapat memasukkan jumlah setoran
PNBP ke kas Negara selama satu tahun terakhir sebagai modal 2.
Untuk transaksi dilaboratorium pilihan pemecahan masalahnya yaitu:
Dengan melanjutkan/dan menghubungkan sistim billing dengan sistim informasi laboratorium agar supaya pemeriksaan laboratorium masuk secara otomatis.
Secara manual mengentry langsung pada saat permintaan diterima dan tidak menunggu hasil laboratorium keluar (dan ini dibuatkan prosedur tetap secara tertulis).
3.
Untuk transaksi di ruangan yaitu ada beberapa pilihan pilihan.
Dengan melakukkan pelatihan ulang terhadap seluruh perawat diruangan.
Menyediakan staf khusus yang ahli computer untuk mengentry transaksi di ruangan perawatan.
Untuk seleksi penerimaan perawat harus masuk dalam persyaratan, yaitu bisa mengoperasikan computer.
4. Untuk setting tanggal computer yang sering berubah yaitu:
Menyediakan UPS sehingga pada saat listrik padam computer tidak langsung mati.
Pelatihan kepada para perawat tentang penggunaan computer yang benar
Petugas khusus yang setiap saat dapat menggeser dan memperbaiki setting tanggal computer.
5.
Untuk bagian penerimaan yang memiliki akun yang sama yaitu dengan melakukkan setting ulang data yaitu memilah nomor akun menjadi beberapa akun yang spesifik untuk setiap penerimaan.
6.
Diagnosa yang ada dalam data base harus disesuaikan oleh ICD sehingga tidak terjadi kesalahan dalam entry diagnose dan tindakan, untuk itu semua diagnose harus disesuaikan dengan ICD.
46
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Secara umum sistim akuntansi keuangan RS R.W Mongisidi sudah berjalan dengan baik, walaupun masih ada beberapa kendala teknis dilapangan. Laporan keuangan Rumah Sakit yang merupakan produk akhir dari sistim akuntansi juga sudah memenuhi syarat sesuai yang diminta Kementerian Pertahanan. Laporan keuangan ini juga sudah dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan manajerial.
2.
Saran
Untuk menyesuaikan dengan akuntansi yang berlaku umum dengan mengaktifkan modul accounting dan mengidentifikasi data asset dan modal untuk dimasukkan kedalam billing sistim, sehingga laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan institusi yang lain di luar Kementerian Pertahanan dan dapat lebih akuntabel dan transparan.
Membentuk Tim atau pejabat pengawas untuk menverifikasi data jumlah penerimaan dan data pada computer sehingga kesalahan yang terjadi dapat segera diatasi.
47