TUGAS II 1. Persekot Asuransi dalam daftar saldo di debit sejumlah Rp3.600.000 merupakan pembayaran asuransi oleh perusahaan selama 24 bulan dimulai 1 Desember 2027. Bagaimanakah Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2027 ? Jawab : Jurnal Penyesuaian 31 Desember 2027 Biaya Asuransi Persekot akuntansi
Rp.150.000 Rp.150.000
Persekot asuransi dalam daftar saldo Rp. 3.600.000 merupakan pembayaran asuransi selama 24 bulan dimulai 1 Desember. Dengan demikian biaya asuransi sampai akhir periode akuntansi adalah biaya asuransi untuk bulan Desember adalah Rp.150.000 (Rp.3.600.000/24)
2. Laba ditahan 1 Jan. 2031 = Rp54.000.000, laba bersih setelah pajak= Rp35.000.000, pembagian dividen = Rp8.000.000. Berapakah Saldo laba ditahan 31 Des 2031 ? Jawab : Laba Bersih setelah pajak
Rp35.000.000
Laba ditahan 1 Jan 2013
Rp54.000.000 + Rp89.000.000
Pembagian Deviden
Rp 8.000.000 –
Saldo Laba Ditahan 31 Des 2031
Rp81.000.000
3. Diketahui saldo Persediaan barang dagangan 1/1/12 = Rp700.000, Pembelian = Rp300.000, Retur Pembelian = Rp30.000, Potongan Pembelian = Rp20.000, Biaya Angkut Pembelian = Rp75.000, Persediaan barang dagangan 31/12/12 = Rp470.000; maka berapakah saldo harga pokok penjualan (HPP) ? Jawab : Persediaan Barang Dagang awal (+) Rp. 700.000 Pembelian (+) Rp. 300.000 Return Pembelian (-) Rp. 30.000 Potongan Pembelian (-) Rp. 20.000 Biaya Ankut pembelian (+) Rp. 75.000 Persediaan Barang Akhir (-) Rp 470.000 HPP Rp.555.00
4. Diketahui saldo Penjualan = Rp300.000, Retur Penjualan = Rp25.000, Potongan Penjualan = Rp40.000, HPP = Rp105.000, Biaya Usaha = Rp85.000, Pajak = 10%; maka berapa saldo laba bersih ? Jawab : Penjualan
Rp300.000
Retur Penjualan
Rp 25.000
Potongan Penjualan
Rp 40.000 + Rp365.000
HPP
(Rp. 105.000)
Biaya Usaha
(Rp 85.000) + (Rp. 20.000)
Laba Sebelum Pajak
Rp.345.000
Pajak 10% x Rp.345.000
(Rp. 34500)
Laba Bersih
Rp.310.500
5. Berdasarkan anggaran dasar persekutuan ”BiCio” bahwa tiap anggota sekutu berhak atas tunjangan gaji, jasa investasi 5% dari modal awal masing-masing sekutu, dan jika ada sisa laba dibagi secara proporsional sesuai modal masing-masing. Modal awal sekutu Bio Rp300.000.000, sedangkan sekutu Cio Rp450.000.000. Bio mendapatkan tunjangan gaji sebesar Rp1.200.000 dan Cio Rp1.800.000 per bulan. Jika diketahui laba pada tahun 2011 sebesar Rp125.000.000, maka bagaimanakah pembagian laba untuk sekutu Bio?
Jawab : Laba
Rp 125.000.000 Bio Cio Total Tunjangan Gaji (x 12 bulan) : 14,400,000 21,600,000 36,000,000 Jasa Investasi : 15,000,000 22,500,000 37,500,000 ----------------------------------------------------------------------------------------29,400,000 44,100,000 73,500,000 Sisa Laba : 125,000,000-73,500,000 = 51,500,000
Sisa Laba / proporsi
:
Bio 20,600,000
Cio 30,900,000
Total 51,500,000
Laba Bersih 50,000,000 75,000,000 125,000,000 Pembagian laba untuk sekutu Bio : 29,400,000 + 20,600,000 = 50,000,000
6. Berkaitan dengan soal no. 5 di atas, bagaimanakah pula pembagian laba untuk sekutu Cio?
Laba
Rp 125.000.000 Bio
Cio
Total
Tunjangan Gaji (x 12 bulan) : 14,400,000
21,600,000
36,000,000
Jasa Investasi :
22,500,000
37,500,000
15,000,000
----------------------------------------------------------------------------------------29,400,000 Sisa Laba
:
Sisa Laba / proporsi
Laba Bersih
44,100,000
73,500,000
125,000,000-73,500,000 = 51,500,000
:
Bio
Cio
Total
20,600,000
30,900,000
51,500,000
50,000,000
75,000,000
125,000,000
Pembagian laba untuk sekutu Cio : 44,100,000 + 30,900,000=75,000,000
7. Jelaskan karakteristik badan usaha perseroan, khususnya yang sudah go public – PT (Tbk.). Jawab : a. Badan Hukum tersendiri atau terpisah, maksudnya perseroan sebagai badan hukum yang berdiri sendiri terpisah dari pemiliknya yang kita sebut “pemegang saham”. Perseroan memiliki hak sebagaimana dengan hak yang dimiliki oleh “manusia” yaitu dapat melakukan pembelian, pemilikan dan penjualan harta kekayaannya atas namanya sendiri bukan atas nama perusahaan. Meskipun dalam akuntansi dianggap harta tersebut milik perusahaan, namun secara hukum harta tersebut milik pribadi b. Kelangsungan hidup dan hak kepemilikan yang dapat dipindahtangankan, maksudnya sebagian besar perseroan dapat terus hidup tanpa terpengaruh oleh perubahan dalam kepemilikan saham. Pemegang saham dapat memindahkan kepemilikan saham sesuka mereka dan dapat menjual atau memperdagangkan saham kepada orang lain, memberikan saham atau mewariskannya dalam surat
c.
d.
e.
f.
g.
wasiat, atau melenyapkannya dengan cara apapun. Pemindahan saham tidak mempengaruhi kelangsungan hidup perseroan. Tanggung jawab Utang yang terbatas, maksudnya adalah seorang pemegang saham memiliki kewajiban yang terbatas atas Utang yang dimiliki perseroan. Pemegang saham tidak mempunyai kewajiban pribadi untuk membayar kewajiban perseroan. Kerugian terbesar yang mungkin dialami oleh pemegang saham adalah sebesar investasi yang ditanamkan dalam perseroan tersebut. Tidak ada kewajiban bersama, maksudnya tidak ada suatu perjanjian atau kontrak yang ditandatangani oleh salah satu pemilik akan mengikat perusahaan secara keseluruhan. Pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan, maksudnya pemegang saham dapat menginvestasikan uangnnya dalam perseroan tanpa harus menjalankan usaha atau mengganggu urusan pribadi. Namun hal ini apabila ditinjau dari teori manajemen akan mengakibatkan masalah, pengelola perseroan mungkin memutuskan untuk menjalankan perseroan untuk keuntungan mereka sendiri, dan bukan untuk keuntungan pemegang saham. Tambahan Pajak Penghasilan Perseroan, maksudnya perseroan akan dikenai pajak berganda, pajak ini mencakup pajak penghasilan yaitu pemegang saham akan membayar pajak penghasilan pribadi atas dividen yang mereka peroleh dari perseroan tersebut. Dan pajak atas laba yang diperoleh perseroan. Diatur oleh peraturan pemerintah, maksudnya adalah negara melakukan pengawasan terhadap hal-hal yang dilakukan oleh perseroan untuk melindungi pihak-pihak yang memberikan pinjaman atau melakukan investasi dalam perseroan. Peraturan pemerintah tersebut diatur dalam pasal 59 Undang-Undang Perseroan Terbatas tahun 1995, dikatakan bahwa direksi perseroan wajib menyerahkan perhitungan tahunan perseroan kepada akuntan publik untuk diperiksa, apabila (1) bidang usaha perseroan tersebut berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat, (2) perseroan mengeluarkan surat pengakuan Utang, atau (3) perseroan merupakan perseroan terbuka. Laporan atas hasil pemeriksaan akuntan publik tersebut akan disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) melalui direksi untuk disahkan. Setelah mendapatkan pengesahan dari RUPS, maka perhitungan tahunan tersebut akan diumumkan dalam dua surat kabar harian
8. Berikut adalah transaksi yang terjadi di PT. Nusa untuk bulan Januari 2015: 1 Jan Dikeluarkan 4.000 lembar saham biasa nominal @ Rp10.000,00 kurs 113 tunai 18 Jan Dikeluarkan 1.000 lembar saham prioritas 6%, nominal @ Rp10.000,00 kurs 109 21 Jan Dibeli tanah dan gedung yang dinilai sebagai berikut. Tanah Rp15.000.000,00 Gedung Rp10.000.000,00 Rp25.000.000,00 Sebagai pembayaran dikeluarkan 1.000 lembar saham biasa (yang mempunyai harga pasar Rp11.300,00 per lembar) dan ditandatangani utang wesel 20% untuk jangka waktu 2 tahun sebesar Rp7.700.000,00 sisanya dibayar tunai. 25 Jan Diterima pesanan pembelian 500 lembar saham prioritas 6% dengan harga per lembar Rp11.500,00 uang muka diterima Rp3.000.000,00
31 Jan
Diterima pelunasan pesanan saham 200 lembar yang dipesan tanggal 25 Januari untuk itu surat sahamnya dikeluarkan dari portepel.
Diminta: 1) Buatlah jurnal akuntansi berdasarkan transaksi di atas 2) Susunlah neraca PT. Nusa per 31 Desember 2015
Jawab :
Jurnal PT. Nusa Periode 31 Januari 2017 Tang gal 1-Jan
Keterangan Kas
Debit Rp 45,200,000
Surat berharga – Saham (Penjualan 4000 lembar Saham) 18Jan
Kas
Rp 10,900,000
Surat berharga – Saham (Penjualan 1000 lembar Saham Prioritas) 21Jan
Tanah Gedung
Rp 15,000,000 Rp 10,000,000
Surat berharga – Saham Utang Usaha Kas (Pembelian Tanah dan Gedung) 25Jan
Kas Piutang Usaha
Rp 3,000,000 Rp 2,750,000
Surat berharga – Saham (Penjualan 500 lembar Saham Prioritas) 31Jan
Kas Piutang Usaha (Pengutipan Piutang Usaha)
Rp 2,750,000
Kredit Rp 45,200,000
Rp 10,900,000
Rp 11,300,000 Rp 7,700,000 Rp 6,000,000
Rp 5,750,000
Rp 2,750,000
Neraca PT. Nusa Periode 31 Desember 2017 AKTIVA Aktiva Lancar Kas Surat Berharga – Saham Piutang Usaha Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Tanah Gedung Total Aktiva Tetap
Rp Rp Rp -
Rp Rp
55,850,000 (73,150,000)
Rp
(17,300,000)
Rp
25,000,000
Rp
7,700,000
Rp
7,700,000
15,000,000 10,000,000
Total Aktiva UTANG Utang Lancar Utang Usaha Total Utang
Rp
7,700,000