TUGAS MEKANIKA TANAH LANJUT PERBAIKAN TANAH RAWA
OLEH
Danu Wahyudi Gia Wi!aa P"#$ana H"di Sa'u(#a Lidya Su)an(i
1215011022 12150110%& 1215011050 121501105*
+AKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNI,ERSITAS LAMPUNG 2015
I-
A- La(a La(a## B B". ".a/ a/an an
PENDAHULUAN
2
Rawa adalah genangan air daratan pada cekungan yang relatif dangkal dan seringkali ditutupi tumbuh-tumbuhan air. Rawa terutama terdapat di bagian tengah dan hilir aliran sungai yang mengalir di dataran yang hampir sama tinggi dengan tinggi air sungai. Rawa juga terdapat di sepanjang pantai yang landai yang banyak dipengaruhi pasang surut air laut. Jenis tanah rawa pada umumnya adalah tanah lunak, yang memiliki banyak kandungan lempung (clay) dan lanau ( silt ). Hal ini menimbulkan masalah tersendiri bagi pengembangan konstruksi diatasnya. eperti kita ketahui lempung atau lanau bersifat kohesif plastis. !eistimewaan dari tanah kohesif plastis adalah butirannya yang halus mempunyai kemampuan menyesuaikan perubahan bentuk pada "olume konstan (tanpa keretakan). #amun keistimewaan tersebut membuat lempung atau lanau menjadi tidak konsisten atau labil terhadap pembebanan, sehingga mengakibatkan penurunan yang tajam apabila di kenai beban di atasnya. $leh sebab itu perlu adanya perbaikan tanah khusus pada lempung atau lanau sebelum didirikan bangunan di atasnya. guna meningkatkan daya dukung tanah dalam menahan beban serta untuk meningkatkan kestabilan tanah. B- Ru$u)an Ma)a.ah
%dapun rumusan masalah dalam makalah ini mencakup bagaimana langkah yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan daya dukung tanah Rawa sehingga memiliki daya dukung yang baik terhadap bangunan konstruksi diatasnya. - Tuuan
3
%dapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode perbaikan tanah pada daerah Rawa sehingga memiliki daya dukung tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung pekerjaan konstruksi. D- Man3aa(
%dapun manfaat dari kajian makalah ini adalah &emberikan informasi terkait upaya-upaya yang dapt dilakukan guna meningkatkan daya dukung tanah Rawa.
II-
A-
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah
'anah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik serta terdiri dari massa padatan, cair, gas. 'anah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. 'anah tercipta tidak dengan sendirinya, melainkan berasal dari hasil pelapukan bebatuan dan tumbuhan yang perosesnya membutuhkan waktu bertus-ratus tahun. roses pembentukan tanah sangat dipengaruhi oleh iklim, bentuk muka bumi, tumbuhan, berbagai organisme yang hidup diatasnya termasuh hewan dan manusia. efinisi tentang tanah yang dipergunakan oleh seorang insinyur sipil bersifat kesepakatan dan berbeda dengan definisi yang digunakan oleh
4
seorang ahli geologi, ahli ilmu tanah, ataupun orang awam. eorang insinyur sipil menganggap tanah termasuk semua bahan, organik dan anorganik, yang ada di atas lapisan batuan tetap (unn dkk., *+). 'anah adalah himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar ( bedrock ). katan antara butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat, /at organik, atau oksida-oksida yang mengendap diantara partikel-partikel. Ruang diantara partikelpartikel dapat berisi air, udara, ataupun keduanya. roses pelapukan batuan atau proses geologi lainnya yang terjadi di dekat permukaan bumi membentuk tanah 'anah ( soil ) adalah kumpulan (agregat) butiran mineral alami yang bisa dipisahkan oleh suatu cara mekanik bila agregat termaksud diaduk dalam air, sedangkan batuan ( rock ) merupakan agregat mineral yang satu sama lainnya diikat oleh gaya-gaya kohesif yang permanen dan kuat ('er/aghi dan eck, *+01).
B- Tanah Raa
Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis. efinisi dari tanah rawa adalah semua
macam tanah berlumpur yang
terbuat
secara
alami,
atau
buatan manusia dengan mencampurkan air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk daerah laut yang dalam airnya kurang dari 0 m pada saat air surut yakni rawa dan tanah pasang surut.
- S(a!i.i)a)i Tanah
5
tabilisasi tanah adalah usaha untuk meningkatkan stabilitas dan kapasitas daya dukung tanah. &enurut 2owles (*+3) apabila tanah yang terdapat di lapangan bersifat sangat lepas atau sangat mudah tertekan, atau apabila mempunyai indeks konsistensi yang tidak sesuai, permeabilitas yang terlalu tinggi, atau sifat lain yang tidak diinginkan sehingga tidak sesuai untuk suatu proyek pembangunan, maka tanah tersebut harus distabilisasikan. tabilisasi tanah dapat terdiri dari salah satu tindakan 4 *. &eningkatkan kerapatan tanah. 5. &enambah material yang tidak aktif sehingga meningkatkan kohesi dan6atau tahanan gesek yang timbul. 7. &enambah bahan untuk menyebabkan perubahan-perubahan kimiawi dan6atau fisis pada tanah. 3. &enurunkan muka air tanah (drainase tanah). 8. &engganti tanah yang buruk. 'ujuan perbaikan tanah tersebut adalah untuk mendapatkan tanah dasar yang stabil pada semua kondisi. %dapun metode-metode stabilisasi yang dikenal adalah 4 *. tabilisasi mekanis tabilisasi mekanis adalah penambahan kekuatan atau daya dukung tanah dengan jalan mengatur gradasi tanah yang dimaksud. 9saha ini biasanya menggunakan sistem pemadatan. emadatan merupakan stabilisasi tanah secara mekanis, pemadatan dapat dengan berbagai jenis peralatan mekanis seperti mesin gilas (roller ) , benda berat yang dijatuhkan, ledakan, tekanan statis, dan sebagainya (2owles, *++*). 5. tabilisasi kimiawi
6
tabilisasi tanah secara kimiawi adalah panambahan bahan stabilisasi yang dapat mengubah sifat-sifat kurang menguntungkan dari tanah. 2iasanya digunakan untuk tanah yang berbutir halus. 2ahan yang digunakan untuk stabilisasi tanah disebut stabilizing agent
III-
METODE PERBAIKAN TANAH RAWA
A- P"nin/a(an Kua( DU/un Tanah d"nan P4nda)i "#uu/
&asyarakat di daerah pantai, rawa dan daerah pasang surut sering menggunakan cerucuk bambu6dolken sebagai pondasi atau perkuatan tanah
untuk
bangunan
rumah6gedung, bangunan
jalan,
bangunan
drainase6irigasi, bangunan break water dan bangunan lainnya. ada akhirakhir ini cerucuk bambu dengan matras bambu mulai banyak digunakan sebagai soil impro"ement untuk dasar reklamasi pantai atau badan jalan di daerah rawa atau tambak. ampai saat ini para :ngineer atau para teknisi geoteknik dalam perencanaan cerucuk belum ada acuan yang jelas, sehingga dalam penerapannya didasarkan pangalaman masing-masing erencana, sehinga hasil perencanaan akan berdampak kurang aman atau terlalu aman sehingga kurang efektif. %gar para erencana dan 'eknisi merasa yakin dalam merencanakan konstruksi cerucuk dan dapat diterima secara teknis,
7
maka perlu metode atau pedoman perhitungan cerucuk yang diakui oleh para ahli geoteknik. 9ntuk mendapatkan metode perhitungan tersebut perlu adanya penelitian yang mendalam tentang analisis interaksi tanah lunak dengan cerucuk dan dibuktikan dengan model di laboratorium atau skala penuh. ampai sekarang ini belum ada penjelasan ilmiah, bagaimana sistim cerucuk tersebut dapat meningkatkan kapasitas daya dukung tanah dan dapat mengurangi penurunan tanah, akan tetapi dalam praktek dilapangan telah menunjukkan
peningkatan daya dukung tanah lunak6lembek
bilamana menggunakan cerucuk bambu6dolken dengan jarak tertentu. engembangan
cerucuk
nantinya
harus
lebih
ekonomis,
dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah, dapat dilaksanakan dengan mudah dan dalam perencanaan dapat dengan mudah dipahami oleh para perencana. emerintah melalui epartemen ekerjaan 9mum telah menerbitkan pedoman teknis ;'ata cara elaksanaan ondasi ambut? #o.5+6'62&*+++ =ampiran #o. 0 !eputusan irektur Jendral 2ina &arga #o. 106!'6b6*+++ 'anggal 5 esember *+++. ari pedoman teknis tersebut tidak menjelaskan tentang erencanaan. B- Da)a# Munu.nya P4nda)i "#uu/
&enyadur dari suntingan pidato rof. R. r. R. Roeseno pada %sian Regional
8
=umpur, *++, menceritakan pengalamnya pada waktu membangun gedung =aboratorium 9nair urabaya tingkat 3 (empat) dengan cerucuk bambu berdiameter *5 cm dan panjang 3-8 meter. istem pemasangan cerucuk bambu betul- betul terlepas dari struktur pondasi, adapun yang diharapkan adalah peningktan daya dukung tanah lunak yang sangat kecil menjadi lebih besar, yaitu 4 dari (@ all. ) A ,58 kg6cm5 menjadi dua kalinya. ari hasil pengalaman bapak rof. Roeseno tersebut ada 7 (tiga) hal penting yang perlu dicatat yaitu 4
•
engan pemasangan cerucuk bambu kedalam tanah lunak maka cerucuk bambu tersebut akan memotong bidang longsor (sliding plane) sehingga kuat geser tanah secara keseluruhan akan
•
meningkat. alam pemasangan cerucuk bambu berdiamter *5 cm, jarak antar cerucuk bambu 3 cm dan panjang 3-8 m, daya dukung tanah yang semula ,58 kg6cmB dapat meningkat sampai ,8 kg6cmB.
•
ari penulis tersebut memberikan informasi bahwa penjelasan secara ilmiah bagaimana sistim cerucuk dapat meningkatkan kapasitas daya dukung tanah lunak perlu dikaji lebih lanjut, akan tetapi dalam praktek dengan jarak cerucuk tertentu dapat meningkatkan daya dukung 5 (dua) kali lipat dari aslinya.
tudi daya dukung tiang cerucuk pada model skala kecil yang telah dilakukan oleh %bdul Hadi, 'esis 5, *++ '2 2andung difokuskan pada daya dukung pondasi telapak bercerucuk dengan ukuran 5 C 5 cmB. engan konfigurasi jarak cerucuk dapat disimpulkan bahwa jarak tiang
9
cerucuk yang lebih dekat6pendek dan jumlah cerucuk semakin banyak maka akan terjadi peningkatan daya dukung pondasi telapak yang cukup besar. :"aluasi hasil percobaan daya dukung pondasi cerucuk ukuran 5C5 cm5, menunjukkan bahwa model cerucuk 5 C 5 jarak + d (diameter), model 7 C 7 jarak 3,8d, model 3 C 3 jarak 7 d, model 8 C 8 jarak 5,58 d, model 0 C 0 jarak *, d, tidak menimbulkan keruntuhan blok pondasi, maka daya dukung cerucuk dapat dihitung dengan menggunakan factor effisiensi. 9ntuk model 1 C 1 jarak *,8 d, dan model C jarak *,58 d, memberikan keruntuhan blok, maka daya dukung cerucuk dapat dihitung sebagai blok tiang. Dang cukup menarik dalam penelitian tersebut adalah adanya perubahan peningkatan cohesi undrained (<9) pada pengukuran "ane shear test yang dilakukan pada tanah dalam boC, dengan jarak 1,8 cm dari sisi model pondasi cerucuk dan kedalaman 7 cm dari permukaan tanah. &elihat kondisi ini berarti terdapat pemadatan tanah disekeliling kelompok tiang meskipun peningkatan nilai kohesi undrained (
10
tersebut disimpulkan bahwa pondasi cerucuk bambu tidak dapat dikatakan sebagai ;ondasi? tetapi lebih tepat merupakan perbaikan daya dukung tanah pendukung pondasi. 2erikut adalah contoh desain pondasi cerucuk yang pernah kami kerjakan untuk pembangunan beberapa !antor di daerah !endal dengan jenis tanah lunak.