REFERAT TRAUMA TRAKTUS URINARIUS URINARIUS
Disusun oleh: Annisa Zakiroh 1111103000033
Pembimbing: dr. Syamsu Hudaya, Sp.U
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN BEDAH RUMAH RUMA H SAKI S AKIT T UMUM UM UM PUSAT FATMAW FATMAWA ATI PRGRAM STUDI PENDIDIKAN DKTER UNI!ERSITA UNI!ERSI TAS S ISLAM NEGERI S"ARIF S"ARIF HIDA" H IDA"A ATULLAH #AKARTA $%&'
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur saya panjatkan panjatkan kepada Allah SW atas !ahmat dan "nayah# $ya sehin%%a saya dapat menyelesaikan makalah re&erat ini tepat pada 'aktunya. Shal Shala' a'at at dan dan sala salam m mari marila lah h sena senant ntia iasa sa kita kita junj junjun un%k %kan an keha kehadi dira ratt $a(i $a(i )uhammad SAW (eserta para saha(at s aha(at dan pen%ikutnya hin%%a akhir *aman. Saya in%in men%u+apkan men%u+apkan terima kasih yan% se(esar#(esa se(esar#(esarnya rnya kepada kepada dr. Syamsu Hudaya, Sp.U selaku pem(im(in% saya dalam menyusun re&erat ini. Saya menyadari makalah re&erat saya tentan% rauma raktus Urinarius ini masih jauh dari kesempurnaan. kesempurnaan. ritik dan saran yan% mem(an%un mem(an%un dari semua pihak san%at saya harapkan demi kesempurnaannya. -emikian yan% dapat saya sampaikan, semo%a makalah re&erat ini dapat (erman&aat khususnya (a%i saya dan rekan#rekan mahasis'a yan% sedan% menempuh pendidikan kepaniteraan klinik. “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka bila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. lain. Dan hanya hanya kepada kepada Tuhan Tuhanmul mulah ah hendak hendaknya nya kamu kamu berhar berharap. ap. (Q.S. (Q.S. Al nsyirah!"-#)$
akarta, /kto(er 01
Penyusun
2
DAFTAR ISI
ata Pen%antar ...................................................................................................
-a&tar "si .............................................................................................................
3
BAB ". Pendahuluan............................................................................................
2
BAB "". injauan Pustaka...................................................................................
.1. rauma %injal.................................................................................
.. rauma ureter................................................................................. 10 .3. rauma (uli#(uli............................................................................. 11 .2. rauma uretra ................................................................................ 1 .. rauma penis.................................................................................. 1 BAB """. esimpulan.......................................................................................... -A4A! PUSAA .........................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
Se+ara anatomis se(a%ian (esar or%an uro%enitalia terletak di ron%%a ekstraperitoneal 5ke+uali %enital eksterna6, dan terlindun% oleh otot#otot dan or%an#or%an lain. /leh karena itu jika didapatkan +edera or%an uro%enitalia, harus diperhitun%kan
pola
kemun%kinan
adanya
kerusakan
or%an
lain
yan%
men%elilin%inya. Se(a%ian (esar +edera or%an %enitourinaria (ukan +edera yan% men%an+am ji'a ke+uali +edera (erat pada %injal yan% menye(a(kan kerusakan parenkim %injal yan% +ukup luas dan kerusakan pem(uluh darah %injal. 7edera yan% men%enai or%an uro%enitalia (isa merupakan +edera dari luar (erupa trauma tumpul maupun trauma tajam, dan +edera iatro%enik aki(at tindakan dokter pada saat operasi atau petu%as medik yan% lain. Pada trauma tajam, (aik (erupa trauma tusuk maupun trauma tem(us oleh peluru, harus dipikirkan untuk kemun%kinan melakukan eksplorasi8 sedan%kan trauma tumpul se(a%ian (esar hampir tidak diperlukan tindakan operasi. Biasanya perlukaan saluran kemih disertai trauma pada struktur atau or%an lain, ke+uali +edera iatro%enik yan% umumnya merupakan +edera tun%%al. ira#kira 109 dari semua +edera traktus urinarius masuk ke dalam ruan% %a'at darurat. arena ke(anyakan kasus susah untuk ditentukan dia%nosis yan% tepat. -ia%nosis yan% le(ih a'al san%at pentin% untuk men+e%ah terjadinya komplikasi. omplikasi yan% palin% serin% terjadi adalah perdarahan. Penan%anan a'al seharusnya adalah men%ontrol perdarahan dan syok den%an resusitasi. !esusitasi dilakukan den%an +ara pemasan%an ": line dan kateter uretra. Pada laki#laki, se(elum memasan%kan kateter pastikan terle(ih dahulu (ah'a meatus uretra tidak terdapat perdarahan.
4
BAB II TIN#AUAN PUSTAKA
A( TRAUMA GIN#AL
;injal terletak di ron%%a retroperitoneum dan terlindun% oleh otot#otot pun%%un% di se(elah posterior dan oleh or%an#or%an intraperitoneal di se(elah anteriornya8 karena itu +edera %injal tidak jaran% diikuti oleh +edera or%an#or%an yan% men%itarinya. rauma %injal merupakan trauma ter(anyak pada sistem uro%enitalia. uran% le(ih 109 dari trauma pada a(domen mend+ederai %injal. 7edera %injal dapat terjadi se+ara< 516 lan%sun% aki(at (enturan yan% men%enai daerah pin%%an% atau 56 tidak lan%sun% yaitu merupakan +edera deselerasi
aki(at
per%erakan
%injal
se+ara
ti(a#ti(a
di
dalam
ron%%a
retroperitoneum. enis +edera yan% men%enai %injal dapat merupakan +edera tumpul, luka tusuk, atau luka tem(ak. ;on+an%an %injal di dalam ron%%a retroperitoneum menye(a(kan re%an%an pedikel %injal sehin%%a menim(ulkan ro(ekan tunika intima arteri renalis. !o(ekan ini akan mema+u ter(entuknya (ekuan#(ekuan darah yan% selanjutnya dapat menim(ulkan trom(osis arteri renalis (eserta +a(an%# +a(an%nya. 7edera %injal dapat dipermudah jika se(elumnya sudah ada kelainan pada %injal, antara lain hidrone&rosis, kista %injal, atau tumor %injal.
Pen)e*+,+-+n T*+um+ Gin,+l
)enurut derajat (erat rin%annya kerusakan pada %injal, trauma %injal di(edakan menjadi< 516 +edera minor, 56 +edera major, dan 536 +edera pada pedikel atau pem(uluh darah %injal. Pem(a%ian sesuai den%an skala +edera or%an 5%rgan injury s&ale6 +edera %injal di(a%i dalam derajat sesuai den%an penemuan pada pemeriksaan pen+itraan maupun hasil eksplorasi %injal 5terlihat pada ta(el # 1 dan ;am(ar #16. Se(a%ian (esar 5=96 trauma %injal merupakan +edera minor
5
5derajat " dan ""6, 19 termasuk +edera major 5derajat """ dan ":6, dan 19 termasuk +edera pedikel %injal.
a(el 1. Penderajatan rauma ;injal -erajat -erajat " -erajat "" -erajat """ -erajat ": -erajat :
enis kerusakan ontusio %injal>hematoma perirenal ?aserasi %injal ter(atas pada korteks ?aserasi %injal sampai medulla %injal, mun%kin terdapat throm(osis arteri se%mentalis ?aserasi sampai men%enai sistem kalises %injal # A@ulsi pedikel %injal, mun%kin terjadi throm(osis arteri renalis # ;injal ter(elah 5shattered6
Di+gnosis
Patut di+uri%ai adanya +edera pada %injal jika terdapat< 1. rauma di daerah pin%%an%, pun%%un%, dada se(elah (a'ah, dan perut (a%ian atas . 3. 2. .
den%an disertai nyeri atau didapatkan adanya jejas pada daerah itu. Hematuria 4raktur kosta se(elah (a'ah 5=#16 atau &raktur prosesus spinosus @erte(ra rauma tem(us pada daerah a(domen atau pin%%an% 7edera deselerasi yan% (erat aki(at jatuh dari ketin%%ian atau ke+elakaan lalu lintas. ;am(aran klinis yan% ditunjukkan oleh pasien trauma %injal san%at (er@ariasi ter%antun% pada derajat trauma dan ada atau tidaknya trauma pada or%an lain yan% menyertainya. Perlu ditanyakan mekanisme +edera untuk memperkirakan luas kerusakan yan% terjadi. Pada trauma derajat rin%an mun%kin hanya didapatkan nyeri di daerah pin%%an%, terlihat jejas (erupa ekimosis, dan terdapat hematuria makroskopik ataupun mikroskopik. Pada trauma major atau ruptur pedikel serin%kali pasien datan% dalam keadaan syok (erat dan terdapat hematoma di daerah pin%%an% yan% makin lama makin mem(esar. -alam keadan ini mun%kin pasien tidak sempat menjalani pemeriksaan P": karena usaha untuk memper(aiki hemodinamik serin%kali tidak mem(uahkan hasil aki(at perdarahan yan% keluar dari %injal +ukup deras. Untuk itu harus se%era dilakukan ekslorasi laparotomi untuk men%hentikan perdarahan.
6
;am(ar 1. lasi&ikasi trauma %injal. A. ontusio %injal terlihat kapsul %injal masih utuh dan terdapat hematoma su(kapsuler, B. ?aserasi minor< terdapat ro(ekan parenkim yan% ter(atas pada korteks %injal, 7. ?aserasi parenkim sampai men%enai sistem kaliks %injal, -. 4ra%mentasi %injal 5%injal ter(elah menjadi (e(erapa (a%ian6, . !uptur pedikel %injal. Pen.i-*++n
enis pen+itraan yan% diperiksa ter%antun% pada keadaan klinis dan &asilitas yan% dimiliki oleh klinik yan% (ersan%kutan. Pemeriksaan pen+itraan dimulai dari P": 5den%an menyuntikkan (ahan kontras dosis tin%%i ># ml>k% (erat (adan6 %una menilai tin%kat kerusakan %injal dan melihat keadaan %injal kontralateral. Pem(uatan P": dikerjakan jika didu%a ada 516 luka tusuk atau luka tem(ak yan% men%enai %injal, 56 +edera tumpul %injal yan% mem(erikan tanda# tanda hematuria makroskopik, dan 536 +edera tumpul %injal yan% mem(erikan tanda#tanda hematuria mikroskopik den%andisertai syok Pada (e(erapa klinik, du%aan +edera tumpul pada %injal yan% menjukkan tanda hematuria mikr%sk%pik tanpa disertai sy%k melakukan pemeriksaan
7
ultrasono%ra&i se(a%ai pemeriksaan penyarin%. Pemeriksaan US; ini diharapkan dapat menemukan adanya kontusio parenkim %injal atau hematoma su(kapsuler. -en%an pemeriksaan ini dapat pula diperlihatkan adanya ro(ekan kapsul %injal. ika P": (elum dapat meneran%kan keadaan %injal 5misalkan pada %injal n%n 'isualied 6 perlu dilakukan pemeriksaan T s&an atau arterio%ra&i. Pemeriksaan P": pada k%ntusi% renis serin% menunjukkan %am(aran sistem pel@ikalises normal. -alam keadaan ini pemeriksaan ultrasono%ra&i a(domen dapat menunjukkan adanya hematoma parenkim %injal yan% ter(atas pada su(kapsuler dan den%an kapsul %injal yan% masih utuh. adan% kala kontusio renis yan% +ukup luas menye(a(kan hematoma dan edema parenkim yan% he(at sehin%%a mem(erikan %am(aran sistem pel@ikalises yan% spastik atau (ahkan tak tampak 5n%n 'isualied). Sistem pel@ikalises yan% tak nampak pada P": dapat pula terjadi pada ruptura pedikel atau pasien yan% (erada dalam keadaan syok (erat pada saat menjalani pemeriksaan P":. Pada derajat ": tampak adanya ekstra@asasi kontras, hal ini karena tero(eknya sistem pel@ikalises %injal. kstra@asasi ini akan tampak semakin luas pada %injal yan% men%alami *ragmentasi 5ter(elah6 pada +edera derajat :. -i klinik#klinik yan% telah maju, peranan P": se(a%ai alat dia%nosis dan penentuan derajat trauma %injal mulai di%antikan oleh T s&an. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan adanya ro(ekan jarin%an %injal, ekstra@asasi kontras yan% luas, dan adanya nekrosis jarin%an %injal. Selain itu pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya trauma pada or%an lain.
Pengelol++n
Pada setiap trauma tajam yan% didu%a men%enai %injal harus di&ikirkan untuk melakukan tindakan eksplorasi, tetapi pada trauma tumpul, se(a%ian (esar tidak memerlukan operasi. erapi yan% dikerjakan pada trauma %injal adalah<
&( Konse*/+-i0
8
indakan konser@ati& ditujukan pada trauma minor. Pada keadaan ini dilakukan o(ser@asi tanda#tanda 'ital 5tensi, nadi, dan suhu tu(uh6, kemun%kinan adanya penam(ahan massa di pin%%an%, adanya pem(esaran lin%karan perut, penurunan kadar hemo%lo(in darah, dan peru(ahan 'arna urine pada pemeriksaan urine serial. ika selama o(ser@asi didapatkan adanya tanda#tanda perdarahan atau ke(o+oran urine yan% menim(ulkan in&eksi, harus se%era dilakukan tindakan operasi seperti terlihat pada %am(ar (erikut.
;am(ar . atalaksana tindakan selama o(ser@asi trauma %injal.
$( 1e*+si
/perasi ditujukan pada trauma %injal major den%an tujuan untuk se%era men%hentikan perdarahan. Selanjutnya mun%kin perlu dilakukan debridement , reparasi %injal 5(erupa renora&i atau penyam(un%an @askuler6 atau tidak jaran% harus dilakukan ne&rektomi parsial (ahkan ne&rektomi total karena kerusakan %injal yan% san%at (erat. 2( Pen3uliika tidak mendapatkan pera'atan yan% +epat dan tepat, trauma major dan trauma pedikel
serin% menim(ulkan perdarahan yan% he(at dan (erakhir
den%an kematian. Selain itu ke(o+oran sistem kaliks dapat menim(ulkan ekstra@asasi urine hin%%a menim(ulkan urinoma, a(ses perirenal, urosepsis, dan kadan% menim(ulkan &istula reno#kutan. -ikemudian hari pas+a +edera
9
%injal
dapat
menim(ulkan
penyulit
(erupa
hipertensi,
hidrone&rosis,
urolitiasis, atau pielone&ritis kronis. B( TRAUMA URETER
7edera ureter san%at jaran% dijumpai dan merupakan 19 dari seluruh +edera traktus uro%enitalia. 7edera ini dapat terjadi karena trauma dari luar yaitu trauma tumpul maupun trauma tajam, atau trauma iatro%enik. /perasi endourolo%i transureter 5ureteroskopi atau ureterorenoskopi, ekstraksi (atu den%an -ormia, atau litotripsi (atu ureter6 dan operasi di daerah pel@is 5diantaranya adalah operasi %inekolo%i, (edah di%esti&, atau (edah @askuler6 dapat menye(a(kan terjadinya +edera ureter iatro%enik. 7edera yan% terjadi pada ureter aki(at tindakan operasi ter(uka dapat (erupa< ureter terikat , &rushing karena terjepit oleh klem, putus 5ro(ek6, atau de'askularisasi karena (anyak jarin%an @askuler yan% di(ersihkan.
Di+gnosis
e+uri%aan adanya +edera ureter pada trauma dari luar adalah adanya hematuria pas+a trauma, sedan%kan ke+uri%aan adanya +edera ureter iatro%enik (isa diketemukan pada saat %perasi atau setelah pem(edahan 5lihat ta(el 6.
a(el . e+uri%aan +edera ureter iatro%enik Saat operasi
Pas+a (edah
?apan%an operasi (anyak +airan Hematuria Anuria>oli%uria jika +edera (ilateral -emam "leus $yeri pin%%an% aki(at o(struksi ?uka operasi selalu (asah Sampai (e(erapa hari +airan drainase jernih dan (anyak Hematuria persisten dan hematoma>urinoma di a(domen 4istula ureterokutan>&istula uretero@a%ina
ika didu%a terdapat ke(o+oran urine melaui pipa drainase pas+a (edah, pem(erian *at 'arna yan% dieksresikan le'at urine, mem(erikan 'arna pada +airan di dalam pipa drainase atau pada luka operasi. Selain itu pemeriksaan kadar
10
kreatinin atau kadar ureum +airan pipa drainase kadarnya sama den%an yan% (erada di dalam urine. Pada pemeriksaan P": tampak ekstra@asasi kontras atau kontras (erhenti di daerah lesi atau terdapat de@iasi ureter ke lateral karena hematoma atau urinoma. Pada +edera yan% lama mun%kin didapatkan hidro#ureterone&rosis sampai pada daerah sum(atan. 7edera ureter dari luar serin%kali diketemukan pada saat melakukan eksplorasi laparotomi karena +edera or%an intraa(dominal sehin%%a serin%kali tidak mun%kin melakukan pemeriksaan pen+itraan terle(ih dahulu.
Tin)+4+n
indakan yan% dilakukan terhadap +edera ureter ter%antun% pada saat +edera ureter terdia%nosis, keadaan umum pasien, dan letak serta derajat lesi ureter. indakan yan% dikerjakan mun%kin< +. Ureter salin% disam(un%kan 5anastomosis end t% end) . "nplantasi ureter ke (uli#(uli 5neoimplantasi ureter pada (uli#(uli, &lap Boari, atau s%as hit&h6 3. Uretero#kutaneostomi 2. ransuretero#ureterotomi 5menyam(un% ureter den%an ureter pada sisi yan% lain6 . $e&rostomi se(a%ai tindakan di@ersi atau ne&rektomi. 5( TRAUMA BULI6BULI
Pada 'aktu lahir hin%%a usia anak, (uli#(uli terletak di ron%%a a(domen. $amun semakin (ertam(ahnya usia, tempatnya turun dan terlindun% di dalam ka@um pel@is8 sehin%%a kemun%kinan mendapatkan trauma dari luar jaran% terjadi. An%ka kejadian trauma pada (uli(uli pada (e(erapa klinik urolo%i kuran% le(ih 9 dari seluruh truma pada sistem uro%enitalia. E-iologi
uran% le(ih C09 trauma tumpul (uli#(uli adalah aki(at &raktur pel@is. 4iksasi (uli#(uli pada tulan% pel@is oleh &asia endopel@ik dan dia&ra%ma pel@is san%at kuat sehin%%a +edera deselerasi terutama jika titik &iksasi &asia (er%erak pada arah (erla'anan 5seperti pada &raktur pel@is6, dapat mero(ek (uli#(uli.
11
!o(eknya (uli#(uli karena &raktur pel@is (isa pula terjadi aki(at &ra%men tulan% pel@is mero(ek dindin%nya 5;am(ar 3.A6. -alam keadaan penuh terisi urine, (uli#(uli mudah sekali ro(ek jika mendapatkan tekanan dari luar (erupa (enturan pada perut se(elah (a'ah. Buli# (uli akan ro(ek pada daerah &undus dan menye(a(kan ekstra@asai urine ke ron%%a intraperitoneum 5;am(ar 3.B6.
;am(ar 3. !uptura (uli#(uli. A. "ntraperitoneal ro(eknya (uli#(uli pada derah &undus, menye(a(kan ekstra@asasi urine ke ron%%a intraperitoneum, B. kstraperitoneal aki(at &raktura tulan% pel@is. indakan endourolo%i dapat menye(a(kan trauma (uli#(uli iatr%genik antara lain pada reseksi (uli#(uli transuretral 5U! Buli#(uli6 atau pada litotripsi. -emikian pula partus kasep atau tindakan operasi di daerah pel@is dapat menye(a(kan trauma iatro%enik pada (uli#(uli. !uptura (uli#(uli dapat pula terjadi se+ara spontan8 hal ini (iasanya terjadi jika se(elumnya terdapat kelainan pada dindin% (uli#(uli. u(erkulosis, tumor (uli#(uli, atau o(struksi in&ra@esikal kronis menye(a(kan peru(ahan struktur otot (uli#(uli yan% menye(a(kan kelemahan dindin% (uli#(uli. Pada keadaan itu (isa terjadi ruptura (uli#(uli spontanea.
12
Kl+si0i4+si
Se+ara klinis +edera (uli#(uli di(edakan menjadi kontusio (uli#(uli, +edera (uli#(uli ekstra peritoneal, dan +edera intra peritoneal. Pada kontusio (uli#(uli hanya terdapat memar pada dindin%nya, mun%kin didapatkan hematoma peri@esikal, tetapi tidak didapatkan ekstra@asasi urine ke luar (uli#(uli. 7edera intraperitoneal merupakan #29 dari seluruh trauma (uli#(uli, sedan%kan kejadian +edera (uli#(uli ekstraperitoneal kuran% le(ih 2#09 dari seluruh trauma (uli#(uli. adan%#kadan% +edera (uli#(uli intraperitoneal (ersama +edera ekstraperitoneal 5#196. ika tidak mendapatkan pera'atan den%an se%era 10#09 +edera (uli#(uli akan (eraki(at kematian karena peritonitis atau sepsis.
Di+gnosis
Setelah men%alami +edera pada a(domen se(elah (a'ah, pasien men%eluh nyeri di daerah suprasim&isis, miksi (er+ampur, darah atau mun%kin pasien tidak dapat miksi. ;am(aran klinis yan% lain ter%antun% pada etiolo%i trauma, (a%ian (uli#(uli yan% men%alami +edera yaitu intra>ekstraperitoneal, adanya or%an lain yan% men%alami +edera, serta penyulit yan% terjadi aki(at trauma. -alam hal ini mun%kin didapatkan tanda &raktur pel@is, syok, hematoma peri@esika, atau tampak tanda sepsis dari suatu peritonitis atau a(ses peri@esika. Pemeriksaan pen+itraan (erupa sist%gra*i yaitu den%an memasukkan kontras ke dalam (uli#(uli se(anyak 300#200 ml se+ara %ra@itasi 5tanpa tekanan6 melalui kateter per#uretram. emudian di(uat (e(erapa &oto, yaitu 516 &oto pada saat (uli#(uli terisi kontras dalam posisi anterior#posterior 5AP6, 56 pada posisi o(lik, dan 536 ash %ut *ilm yaitu &oto setelah kontras dikeluarkan dari (uli#(uli. ika didapatkan ro(ekan pada (uli#(uli, terlihat ekstra@asasi kontras di dalam ron%%a peri@esikal yan% merupakan tanda adanya ro(ekan ekstraperitoneal. ika terdapat kontras yan% (erada di sela#sela usus (erarti ada ro(ekan (uli#(uli intraperitoneal. Pada per&orasi yan% ke+il serin%kali tidak tampak adanya ekstra@asasi 5ne%ati& palsu6 terutama jika kontras yan% dimasukkan kuran% dari 0 ml.
13
Se(elum melakukan pemasan%an kateter uretra, harus diyakinkan dahulu (ah'a tidak ada perdarahan yan% keluar dari muara uretra. eluarnya darah ari muara uretra merupakan tanda dari +edera uretra. ika didu%a terdapat +edera pada saluran kemih (a%ian atas di sampin% +edera pada (uli#(uli, sisto%ra&i dapat diperoleh melalui &oto P":. -i daerah yan% jauh dari pusat rujukan dan tidak ada sarana untuk melakukan sisto%ra&i dapat di+o(a uji pem(ilasan (uli#(uli , yaitu den%an memasukkan +airan %aram &isiolo%is steril ke dalam (uli#(uli se(anyak ># 300 ml kemudian +airan dikeluarkan la%i. ika +airan tidak keluar atau keluar tetapi kuran% dari @olume yan% dimasukkan, kemun%kinan (esar ada ro(ekan pada (uli# (uli. 7ara ini sekaran% tidak dianjurkan karena dapat menim(ulkan in&eksi atau menye(a(kan ro(ekan yan% le(ih luas.
Te*+1i
Pada kontusio (uli#(uli, +ukup dilakukan pemasan%an kateter den%an tujuan untuk mem(erikan istirahat pada (uli#(uli. -en%an +ara ini diharapkan (uli#(uli sem(uh setelah D#10 hari. Pada +edera intraperitoneal harus dilakukan eksplorasi laparotomi untuk men+ari ro(ekan pada (ui#(uli serta kemun%kinan +edera pada or%an lain. ika tidak dioperasi ekstra@asasi urine ke ron%%a intraperitoneum dapat menye(a(kan peritonitis. !on%%a intraperitoneum di+u+i, ro(ekan pada (uli#(uli dijahit lapis, kemudian dipasan% kateter sistostomi yan% dile'atkan di luar sayatan laparotomi. Pada +edera ekstraperitoneal, ro(ekan yan% sederhana 5ekstra@asasi minimal6 dianjurkan untuk memasan% kateter selama D E 10 hari, tetapi se(a%ian ahli lain men%anjurkan untuk melakukan penjahitan (uli#(uli den%an pemasan%an kateter sistostomi. $amun tanpa tindakan pem(edahan kejadian ke%a%alan penyem(uhan luka F 19, dan kemun%kinan untuk terjadinya in&eksi pada ron%%a peri@esika se(esar 19. /leh karena itu jika (ersamaan den%an ruptur (uli#(uli terdapat +edera or%an lain yan% mem(utuhkan operasi, se(aiknya dilakukan penjahitan (uli#(uli dan pemasan%an kateter sistostomi. Apala%i jika ahli ortopedi memasan% plat untuk memper(aiki &raktur pel@is, mutlak harus dialkukan
14
penjahitan (uli#(uli %una men%hindari tejadinya pen%aliran urine ke &ra%men tulan% yan% telah dioperasi. Untuk memastikan (ah'a (uli#(uli telah sem(uh, se(elum melepas kateter uretra atau kateter sistostomi, terle(ih dahulu dilakukan pemeriksaan sisto%ra&i %una melihat kemun%kinan masih adanya ekstra@asasi urine. Sisto%ra&i di(uat pada hari ke#10#12 pas+a trauma. ika masih ada ekstra@asasi kateter sistostomi dipertahankan sampai 3 min%%u.
Pen3uli-
Pada +edera (uli#(uli ekstraperitoneal, ekstra@asasi urine ke ron%%a pel@is yan% di(iarkan dalam 'aktu lama dapat menye(a(kan in&eksi dan a(ses pel@is. Gan% le(ih (erat la%i adalah ro(ekan (uli#(uli intraperitoneal, jika tidak se%era dilakukan operasi, dapat menim(ulkan peritonitis aki(at dari ekstra@asasi urine pada ron%%a intra#peritoneum. edua keadaan itu dapat menye(a(kan sepsis yan% dapat men%an+am ji'a. adan%#kadan% dapat pula terjadi penyulit (erupa keluhan miksi, yaitu &rekuensi dan ur%ensi yan% (iasanya akan sem(uh se(elum (ulan. D( TRAUMA URETRA
Se+ara klinis trauma uretra di(edakan menjadi trauma uretra anterior dan trauma uretra posterior, hal ini karena keduanya menunjukkan per(edaan dalam hal etiolo%i trauma, tanda klinis, pen%elolaan, serta pro%nosisnya.
E-iologi
rauma uretra terjadi aki(at +edera yan% (erasal dari luar 5eksternal6 dan +edera iatro%enik aki(at instrumentasi pada uretra. rauma tumpul yan% menim(ulkan
&raktur
tulan%
pel@is
menye(a(kan
ruptura
uretra
pars
mem(ranasea, sedan%kan trauma tumpul pada selan%kan%an atau straddle injury
15
dapat menye(a(kan ruptura uretra pars (ul(osa. Pemasan%an kateter atau (usinasi pada uretra yan% kuran% hati#hati dapat menim(ulkan ro(ekan uretra karena *alse r%ute atau salah jalan8 demikian pula tindakan operasi trans#uretra dapat menim(ulkan +edera uretra iatro%enik.
G+mb+*+n 4linis
e+uri%aan adanya trauma uretra adalah jika didapatkan perdarahan per# uretram, yaitu terdapat darah yan% keluar dari meatus uretra eksternum setelah men%alami trauma. Perdarahan per#uretram ini harus di(edakan den%an hematuria yaitu urine (er+ampur darah. Pada trauma uretra yan% (erat, serin%kali pasien men%alami retensi urine. Pada keadaan ini -i)+4 )i1e*boleh4+n mel+4u4+n 1em+s+ng+n 4+-e-e* , karena tindakan pemasan%an kateter dapat menye(a(kan
kerusakan uretra yan% le(ih parah. -ia%nosis dite%akkan melalui &oto uretro%ra&i den%an memasukkan kontras melalui uretra, %una men%etahui adanya ruptura uretra.
Ru1-u*+ U*e-*+ Pos-e*io*
!uptura uretra posterior palin% serin% dise(a(kan oleh &raktur tulan% pel@is. 4raktur yan% men%enai ramus atau sim&isis pu(is dan menim(ulkan kerusakan pada +in+in pel@is, menye(a(kan ro(ekan uretra pars prostato# mem(ranasea. 4raktur pel@is dan ro(ekan pem(uluh darah yan% (erada di dalam ka@um pel@is menye(a(kan hematoma yan% luas di ka@um ret*ius sehin%%a jika li%amentum pu(o#prostatikum ikut tero(ek, prostat (eserta (uli(uli akan teran%kat ke kranial 5;am(ar 26.
16
;am(ar 2. !uptura uretra pars (ul(o#mem(ranasea, tampak adanya ruptur li%amnetum pu(o#prostatikum dan hematoma peri@esika yan% menye(a(kan (uli# (uli dan prostat terdoron% ke kranial Kl+si0i4+si
)elalui %am(aran uretro%ram 5;am(ar 6, 7olapinto dan )+7ollum 51CD6 mem(a%i derajat +edera uretra dalam 3 jenis< 1. Uretra
posterior
masih
utuh
dan
hanya
men%alami stret&hing
5pere%an%an6. 4oto uretro%ram tidak menunjukkan adanya ekstra@asasi, dan uretra hanya tampak memanjan% . Uretra posterior terputus pada per(atasan sedan%kan
dia&ra%ma
uro%enitalia
masih
prostato#mem(ranasea,
utuh.
4oto
uretro%ram
menunjukkan ekstra@asasi kontras yan% masih ter(atas di atas dia&ra%ma uro%enitalis. 3. Uretra posterior, dia&ra%ma uro%enitalis, dan uretra pars (ul(osa se(elah proksimal ikut rusak. 4oto uretro%ram menunjukkan ekstra@asasi kontras meluas hin%%a di (a'ah dia&ra%ma uro%enitalia sampai ke perineum
Di+gnosis
Pasien yan% menderita +edera uretra posterior serin%kali datan% dalam keadaan syok karena terdapat &raktur pel@is>+edera or%an lain yan% menim(ulkan (anyak perdarahan. !uptura uretra posterior serin%kali mem(erikan %am(aran yan% khas (erupa< 516 perdarahan per#uretram, 56 retensi urine, dan 536 pada pemeriksaan +olok du(ur didapatkan adanya *l%ating pr%state 5prostat melayan%6 di dalam suatu hematom. Pada pemeriksaan uretro%ra&i retro%rad mun%kin
17
terdapat elon%asi uretra atau ekstra@asasi kontras pada pars prostato#mem(ranasea 5;am(ar 6.
;am(ar . -erajat rupture uretra posterior menurut 7olapinto )+7ollum.
Tin)+4+n
!uptura uretra posterior (iasanya diikuti oleh trauma mayor pada or%an lain 5a(domen dan &raktur pel@is6 den%an disertai an+aman ji'a (erupa perdarahan. /leh karena itu se(aiknya di (idan% urolo%i tidak perlu melakukan tindakan yan% in@asi& pada uretra. indakan yan% (erle(ihan akan menye(a(kan tim(ulnya perdarahan yan% le(ih (anyak pada ka@um pel@is dan prostat serta menam(ah kerusakan pada uretra dan struktur neuro@askuler di sekitarnya. erusakan neuro@askuler menam(ah kemun%kinan terjadinya dis&un%si ereksi dan inkontinensia.
18
Pada keadaan akut tindakan yan% dilakukan adalah melakukan sistostomi untuk di@ersi urine. Setelah keadaan sta(il se(a%ian ahli urolo%i melakukan primary end%s&%pi& realignment yaitu melakukan pemasan%an kateter uretra se(a%ai splint melalui tuntunan uretroskopi. -en%an +ara ini diharapkan kedua ujun% uretra yan% terpisah dapat salin% didekatkan. indakan ini dilakukan se(elum 1 min%%u pas+a ruptura dan kateter uretra dipertahankan selama 12 hari. Se(a%ian ahli lain men%erjakan reparasi uretra 5uretroplasti6 setelah 3 (ulan pas+a trauma den%an asumsi (ah'a jarin%an parut pada uretra telah sta(il dan matan% sehin%%a tindakan rekonstruksi mem(uahkan hasil yan% le(ih (aik.
Pen3uli-
Penyulit yan% terjadi pada ruptura uretra adalah striktura uretra yan% serin%kali kam(uh, dis&un%si ereksi, dan inkontinensia urine. -is&un%si ereksi terjadi pada 13#309 kasus dise(a(kan karena kerusakan sara& parasimpatik atau terjadinya insu&isiensi arteria. "nkontinensia urine le(ih jaran% terjadi, yaitu #29 yan% dise(a(kan karena kerusakan s&in%ter uretra eksterna. Setelah rekonstruksi uretra serin%kali masih tim(ul striktura 51#196 yan% dapat diatasi den%an uretrotomia interna 5sa+hse6. )eskipun masih (isa kam(uh kem(ali, striktura ini (iasanya tidak memerlukan tindakan uretroplasti ulan%an.
Ru1-u*+ U*e-*+ An-e*io*
7edera dari luar yan% serin% menye(a(kan kerusakan uretra anterior adalah straddle injury 5+edera selan%kan%an ) yaitu uretra ter+epit diantara tulan% pel@is dan (enda tumpul. enis kerusakan uretra yan% terjadi (erupa< kontusio dindin% uretra, ruptur parsial, atau ruptur total dindin% uretra.
P+-ologi
19
Uretra anterior ter(un%kus di dalam korpus spon%iosum penis. orpus spon%iosum (ersama den%an korpora ka@ernosa penis di(un%kus oleh &asia Bu+k dan &asia 7olles. ika terjadi ruptur uretra (eserta korpus spon%iosum, darah dan urine keluar dari uretra tetapi masih ter(atas pada &asia Bu+k, dan se+ara klinis terlihat hematoma yan% ter(atas pada penis. $amun jika &asia Bu+k ikut ro(ek, ekstra@asasi urine dan darah hanya di(atasi oleh &asia 7olles sehin%%a darah dapat menjalar hin%%a skrotum atau ke dindin% a(domen. /leh karena itu ro(ekan ini mem(erikan %am(aran seperti kupu#kupu sehin%%a dise(ut butter*ly hemat%ma atau hematoma kupu#kupu 5;am(ar 6.
;am(ar . A. 7edera selan%kan%an menye(a(kan ruptura uretra pars (ul(osa. B. ?apisan yan% mem(un%kus uretra mulai dari korpus spon%iosum 5k.s6, &asia Bu+k 5&B6, dan &asia 7olles 5&76. 7 dan -. !o(ekan uretra den%an &asia Bu+k masih utuh menye(a(kan hematom ter(atas pada penis 5h.p6 dan 4 !o(ekan &asia Bu+k menye(a(kan hematom meluas sampai ke skrotum se(a%ai hematom kupu# kupu 5h.k6. Di+gnosis
20
Pada kontusio uretra, pasien men%eluh adanya perdarahan per#uretram atau hematuria. ika terdapat ro(ekan pada korpus spon%iosum, terlihat adanya hematom pada penis atau hematoma kupu#kupu. Pada keadaan ini serin%kali pasien tidak dapat miksi. Pemeriksaan uretro%ra&i retro%rad pada kontusio uretra tidak menunjukkan adanya ekstra@asasi kontras, sedan%kan pada ruptur uretra menunjukkan adanya ekstra@asasi kontras di pars (ul(osa.
Tin)+4+n
ontusio uretra tidak memerlukan terapi khusus, tetapi men%in%at +edera ini dapat menim(ulkan penyulit striktura uretra di kemudian hari, maka setelah 2# (ulan perlu dilakukan pemeriksaan uretro%ra&i ulan%an. Pada ruptur uretra parsial
den%an
ekstra@asasi
rin%an,
+ukup
dilakukan
sistostomi
untuk
men%alihkan aliran urine. ateter sistostomi dipertahankan sampai min%%u, dan dilepas setelah diyakinkan melalui pemeriksaan uretro%ra&i (ah'a sudah tidak ada ekstra@asasi kontras atau tidak tim(ul striktura uretra. $amun jika tim(ul striktura uretra, dilakukan reparasi uretra atau sa&hse. idak jaran% ruptur uretra anterior disertai den%an ekstra@asasi urine dan hematom yan% luas sehin%%a diperlukan de(ridement dan insisi hematoma untuk men+e%ah in&eksi. !eparasi uretra dilakukan setelah luka menjadi le(ih (aik. E( TRAUMA PENIS rauma yan% men+ederai penis dapat (erupa trauma tu mpul, trauma tajam,
terkena mesin pa(rik, ruptur tunika al(u%uinea, atau stran%ulasi penis. Pada trauma tumpul atau terkena mesin, jika tidak terjadi amputasi total, penis +ukup di(ersihkan dan dilakukan penjahitan primer. ika terjadi amputasi penis total6 dan (a%ian distal dapat diidenti&ikasi, dianjurkan di+u+i den%an larutan %aram &isiolo%is kemudian disimpan di dalam kantun% es, dan dikirim ke pusat rujukan. ika masih mun%kin dilakukan replantasi 5penyam(un%an6 se+ara mikroskopik.
F*+4-u* Penis
21
4raktur penis adalah ruptura tunika al(u%inea korpus ka@ernosum penis yan% terjadi pada saat penis dalam keadaan ereksi. !uptura ini dapat dise(a(kan karena di(en%kokkan sendiri oleh pasien pada saa t mastur(asi, di(en%kokkan oleh pasan%annya, atau tertekuk se+ara tidak sen%aja pada saat hu(un%an seksual. Aki(at tertekuk ini, penis menjadi (en%kok (angulasi) dan tim(ul hematoma pada penis den%an disertai rasa nyeri. Untuk men%etahui letak ruptura, pasien perlu menjalani pemeriksaan &oto ka'ern%s%gra* i yaitu memasukkan kontras ke dalam korpus ka@ernosum dan kemudian diperhatikan adanya ekstra@asasi kontras keluar dari tunika al(u%inea.
Tin)+4+n
ksplorasi ruptura den%an sayatan sirkuminsisi, kemudian dilakukan e@akuasi hematoma. Selanjutnya dilakukan penjahitan pada ro(ekan tunika al(u%inea. !o(ekan yan% +ukup le(ar jika tidak dilakukan e@akuasi hematom dan penjahitan, dapat menye(a(kan ter(entuknya jarin%an ikat pada tunika yan% menim(ulkan perasaan nyeri pada penis dan (en%kok se'aktu ereksi.
S-*+ngul+si Penis
Stran%ulasi penis adalah jeratan pada pan%kal penis yan% menye(a(kan %an%%uan aliran darah pada penis. ;an%%uan aliran darah ini men%aki(atkan penis menjadi iskemia dan edema yan% jika di(iarkan akan menjadi nekrosis. eratan ini dapat terjadi pada oran% de'asa maupun pada anak#anak. Pada oran% de'asa penjeratnya (erupa lo%am, tutup (otol, atau karet yan% (iasanya dipasan% pada (atan% penis untuk memperlama ereksi. Pada anak ke+il (iasanya jeratan pada penis dipasan% oleh i(unya untuk men+e%ah n%ompol (enuresis) atau (ahkan se+ara tidak sen%aja terjadi pada (ayi yan% terjerat tali popok atau ram(ut i(unya. eratan pada penis harus se%era ditan%%ulan%i den%an melepaskan +in+in atau penjerat yan% melin%kar pada penis. arena edema yan% (e%itu he(at, jeratan oleh +in+in lo%am sulit untuk dilepaskan. Be(erapa +ara untuk melepaskan +in+in yan% menjerat (atan% penis adalah< 516 memoton% lo%am itu den%an %erinda atau %er%aji listrik, tetapi dalam
22
hal ini ener%i panas yan% ditim(ulkan dapat merusak jarin%an penis, 56 melin%karkan tali pada penis pada se(elah distal lo%am dan kemudian melepaskannya perlahan#lahan seperti pada ;am(ar #D, atau 536 melakukan insisi pada penis yan% telah men%alami edema den%an tujuan mem(uan% +airan 5edema6 sehin%%a lo%am dapat dikeluarkan.
T*um+ geni-+li+ e4s-e*n+
rauma yan% dapat terjadi pada %enitalia eksterna (erupa< a@ulsi, &rushing , luka tajam, luka tumpul, atau luka (akar.
A/ulsi
A@ulsi adalah kehilan%an se(a%ian atau seluruh dindin% skrotum. Biasanya terjadi pada pekerja pa(rik atau petani yan% memper%unakan mesin pen%olah ladan%. 7elana dan kulit skrotum atau kulit penis terjerat pada mesin yan% sedan% (erputar. Pertolon%an pertama adalah mem(erikan anal%etika, sedati&, serta tranuiliser untuk menenan%kan pasien. emudian dilakukan pen+u+ian luka dari de(ris dan ram(ut yan% menempel den%an melakukan iri%asi memakai air (ersih dan kalau tersedia den%an %aram &isiolo%is. idak diperkenankan menyikat jarin%an dan melakukan iri%asi den%an antiseptik. -ilakukan debridement jarin%an yan% men%alami nekrosis, tetapi diusahakan sedapat mun%kin jan%an terlalu (anyak mem(uan% kulit skrotum yan% masih hidup, karena skrotum pentin% untuk mem(un%kus testis. ika kulit skroum yan% tersisa tidak +ukup untuk mem(un%kus testis, dianjurkan mem(uat kanton% di paha atau di in%uinal %una meletakkan testis. anton% di in%uinal le(ih mudah mem(uatnya daripada kanton% di paha, akan tetapi karena suhunya sama den%an suhu di dalam ron%%a a(domen, testis yan% diletakkan
di
in%uinal
serin%kali
men%alami
%an%%uan
dalam
proses
spermato%enesis. arena itu pada pasien yan% masih muda, se(aiknya testis diletakkan pada kanton% yan% di(uat di paha.
23
;am(ar D. 7ara melepaskan lo%am yan% melin%kar pada penis, a. 7in+in lo%am melin%kar di pan%kal penis, (. Seutas tali dimasukkan di antara penis dan +in+in, +. Ba%ian tali yan% (erada di se(elah distal penis dilin%karkan pada (atan% penis sehin%%a d. diameter penis di se(elah distal +in+in le(ih ke+il daripada diameter lumen +in+in, e. Perlahan#lahan +in+in dapat ditarik ke luar den%an tetap menam(ah lin%karan tali pada penis, &. 7in+in dapat dikeluarkan dari penis.
24
BAB III KESIMPULAN
2(&(
Kesim1ul+n
)en%hadapi trauma traktus urinarius, ada (e(erapa hal pentin% yan% harus dikuasai oleh tena%a kesehatan terutama dokter umum, mulai dari penilaian a'al pada trauma, hin%%a sta(ilisasi pada +edera#+edera or%an di sekitar traktur urinarius yan% kemun%kinan (erkaitan den%an +edera utamanya. Setelah penilaian a'al hin%%a sta(ilisasi, perlu dite%akkan dia%nosis klinis pada +edera or%an traktur urinarius, misalnya pada %injal, ureter, (uli#(uli, uretra, atau penis. Perlu ju%a di(edakan trauma terjadi pada (a%ian anterior atau posterior. Setelah dia%nosis dite%akkan, ada tatalaksana a'al yan% dapat dilakukan seperti sistostomi suprapu(ik. Salah satu pemeriksaan penunjan% pada trauma traktus urinarius yan% perlu dilakukan adalah uretro%ram retro%rade. -an pada akhirnya, pasien trauma traktus urinarius harus dirujuk ke dokter urolo%i.
25
DAFTAR PUSTAKA
Purmono, Basuki B. 003. uku /uliah Dasar-dasar 0r%l%gi. akarta< 7:. Sa%un% Seto akarta. Sjamsuhidajat, !. dan Wim de on%. 00.
uku-Ajar lmu edah.
akarta< Pener(it Buku edokteran ;7. ana%ho, mil A. dan a+k )+Anin+h. 00=. Smith1s 2eneral 0r%l%gy Se'enteents 3diti%n. United States o& Ameri+a< he )+;ra'#Hill. ortora, ;erard . dan Bryan -erri+kson. 00C. rin&iples %* Anat%my and hysi%l%gy +4th 3diti%n. United States o& Ameri+a< ohn Wiley I Sons, "n+.
26