FORMAT PENGKAJIAN PEMBERIAN OBAT DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi Dosen engamu !ua"i# M$Ke$#!$KMB
Disusun Oleh% NI!FI &AE&A' !$ P())*+,-,(.-** TINGKAT (B
PRODI DIII KEPERA/ATAN PUR/OKERTO PO&TEKKE! KEMENKE! !EMARANG ,-(0
TEKNIK PEMBERIAN OBAT
A$ Pem1eri Pem1erian an O1at O1at Per Oral Oral Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini
merupakan cara yang paling mudah, murah, aman dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat yang diberikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul, atau puyer. Untuk membantu absorpsi, maka pemberian obat per oral dapat disertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain. Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat dipakai pada keadaan gawat. Obat yang diberikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai dengan 4 menit sebelum diabsorbsi dan e!ek puncaknya dicapai setelah " sampai dengan " setengah #am. $asa dan bau obat yang tidak enak seri sering ng mengg menggan angg ggu u pasie pasien. n. %ara %ara per oral oral tidak tidak dapat dapat dipak dipakai ai pada pada pasi pasien en yang yang mengalami mengalami mual&mual, mual&mual, muntah, semi koma, pasien yang akan men#alani men#alani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang mempunyai gangguan menelan. Beberapa #enis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah ' missal garam besi dan salisilat (. Untuk mencegah hal ini, obat dipersiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi men#adi hancur pada suasana netral atau basa di usus. )alam memberikan obat #enis ini, bungkus kapsul tidak boleh di buka, obat tidak boleh di kunyah dan pasien diberi tahu untuk tidak minum antacid atau susu sekurang&kurangnya satu #am setelah minum obat. *pabila obat di kemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus dilakukan dengan cara paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien dapat diberi minuman dingin ' es ( sebelum minum sirup tersebut. +esudah minum sirup pasien dapat diberi minum, pencuci mulut atau kembang gula. %ara Ker#a Pemberian Obat Per Oral Peralatan ". Baki berisi berisi obat&obat obat&obatan an atau kereta kereta sorong sorong obat&obat obat&obat ' terantung terantung sarana sarana yang yang ada ( -. Kart Kartu u renc rencana ana pen pengo gobat batan an 3. %angki %angkirr dispo disposab sable le untu untuk k tempat tempat obat 4. artil artil dan dan lumpang lumpang pengg penggeru eruss ' bila bila diperlu diperlukan kan ( /ahap Ker#a ". +iapkan +iapkan perala peralatan tan dan cuci cuci tanga tangan n
-. Ka#i kemampuan pasien untuk dapat minum obat per oral 'kemampuan menelan, mual, dan muntah, akan dilakukan penghisapan cairan lambung, atau tidak boleh makanminum ( 3. Periksa kembali order pengobatan ' nama pasien, nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian (. Bila ada keraguan laporkan ke perawat #aga atau dokter. 4. *mbil obat sesuai yang diperlukan ' baca order pengobatan dan ambil obat di almari, rak atau lemari es sesuai yang diperlukan ( . +iapkan obat&obatan yang akan diberikan ' gunakan teknik aseptic, #angan menyentuh obat dan cocokan dengan order pengobatan ( 1. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar yaitu dengan cara 2akin bahwa tidak pada pasien yang salah • *tur posisi pasien duduk bila mungkin • Ka#i tanda& tanda ital pasien • Berikan cairan air yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan • an#urkan pasien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien •
dian#urkan minum. Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien beberapa butir es batu untuk
diisap sebelumnya atau berikan obat dengan menggunakan apel atau pisang. /etap bersama pasien sampai obat ditelan • . %atat tindakan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang diberikan, setiap kaluhan dan hasil pengka#ian pada pasien. Bila obat tidak dapat masuk, catat secara #elas dan tulis tandatangan anda dengan #elas. 5. Kembalikan semua peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar kemudian cuci tangan 6. 7akukan ealuasi mengenai e!ek obat pada pasien kurang lebih 30 menit setelah waktu pemberian. B$ Pem1erian !e2ara !u1lingual Obat dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaiu dengan cara meletakkan obat
dibawah lidah. eskipun cara ini #arang dilakukan namun perawat harus mampu melakukannya. )engan cara ini, aksi ker#a obat lebih cepat yaitu setelah hancur dibawah lidah maka obat segera mengalami absorbs ke dalam pembuluh darah. %ara ini #uga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Pasien diberi tahu untuk tidak menelan obat karena bila ditelan, obat men#adi tidak alti! oleh adanya proses kimiawi dengan cairan lambung. Untuk mencegah obat tidak ditelan, maka pasien diberitahu untuk memberikan obat tetap dibawah lidah sampai obat men#adi hancur dan terserap. Obat yang sering diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat asodilator yang mempunyai e!ek asodilatasi pembuluh darah. Obat ini banyak diberikan pada
pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina pectoris. )engan cara sublingual, obat bereaksi dalam satu menit dan pasien dapat merasakan e!eknya dalam waktu tiga menit ' $odman dan +mith, "66 ( 3$ Pem1erian O1at !e2ara Bukal )alam pemberian obat secara bukal , obat diletakkan antara gigi dengan selaput lender pada pipi bagian dalam. +eperti pada pemberian secara sublingual, pasien dian#urkan untuk memberikan obat pada selaput lender pipi bagian dalam sampai obat hancur dan diabsorbsi. Ker#asama pasien sangat penting dalam pemberian obat cara ini karena biasanya pasien akan menelan yang akan menyebabkan obat men#adi tidak e!ekti!. %ara pemberian ini #arang dilakukan dan pada saat ini hanya #enis preparat hormone dan en8im yang menggunakan metode ini misalnya, hormone polipeptida oksitosin pada kasus obstetrik. 9ormone oksitosin mempunyai e!ek meningkatkan tonus serta motalitas otot uterus dan digunakan untuk memacu kelahiran pada kasus&kasus tertentu. D$ Pem1erian O1at !e2ara Parenteral :stilah parenteral mempunyai arti #alur pemberian obat selain melalui enteral atau saluran pencernaan. 7a8imnya istilah parenteral dikaitkan dengan pemberian obat secara in#eksi baik intrademal, subkutan, intramuscular, atau intraena. Pemberian obat secra parenteral mempunyai berbagai resiko antara lain merusak kulit, menyebabkan nyeri pada pasien, salah tusuk dan lebih mahal. )emi keamanan pasien perawat harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang cara pemberian obat secara parenteral termasuk cara menyiapkan, memberikan obat dan menggunakan teknik steril. )alam memberikan obat secara parenteral, perawat harus mengetahui dan dapat menyiapkan peralatan yang benar yaitu alat suntik ' spuitsyringe (, #arum, ial dan ampul. enurut bentuknya spuit mempunyai tiga bagian yaitu bagian u#ung yang berkaitan dengan #arum, bagian tabung dan bagian pendorong obat. )ilihat dari bahan pembuatnya spuit dapat berupa spuit kaca ' #arang digunakan ( dan spuit plastic ' disposable (. )ilan#utkan dari penggunaannya spuit dapat dibedakan men#adi tiga #enis yaitu spuit standard, hipodermik, spuit insulin dan spuit tuberculin. ;arum merupakan alat pelengkap spuit. ;arum in#eksi terbuat dari bahan stainless yang mempunyai ukuran pan#ang dan besar yang berariasi. ;arum mempunyai ukuran pan#ang berkisar antara ",- sampai dengan "-, sampai dengan -5 gauge. +emakin besar ukuran gaugenya semakin kecil diameternya. )iameter yang besar dapat menimbulkan rasa sakit saat ditusukkan. Penggunaan ukuran #arum ini disesuaikan dengan keadaan pasien yang meliputi umur, gemukkurus, #alur yang akan dipakai dan obat yang akan dimasukkan. %airan obat untuk diberikan secara parenteral, biasanya dikemas dalam ampul atau ial. *mpul biasanya terbuat dari bahan gelas. +ebagian besar bagian leher ampul
mempunyai tanda berwarna melingkar yang dapat dipatahkan. Bila bagian leher tidak mempunyai tanda berarti bagian pangkal leher harus digerga#i dengan gerga#i ampul sebelum dipatahkan.
. 4. *mbil cairan obat dengan cara sebagai berikut a. Untuk obat dalam ampul= sebaiknya gunakan #arum ber!ilter. Buka penutup #arum kemudian secara hati&hati menusukkan #arum yang terpasang pada spuit ke dalam ampul dan hisap cairan sesuai yang dibutuhkan. Bila spuit akan digunakan untuk in#eksi, ganti #arum !ilter dengan #arum biasa. b. Untuk obat dalam ial= pasang #arum ber!ilter pada spuit, buka penutup #arum dan tarik pengokang spuit agar udara masuk ke tabung spuit. +ecara hati&hati tusukan #arum di tengah karet penutup ial lalu masukkan udara. Pertahankan #arum tidak menyentuh cairan obat sehingga udara tidak membuat gelembung. Pegang ial se#a#ar dengan mata lalu tarik obat secukupnya secara hati&hati. /arik spuit dari ial kemudian tutup #arum dengan kap penutup lalu ganti #arum pada spuit dengan #arum biasa.
c. Bila obat berbentuk bubuk ' powder (, bacalah cara penggunaanya. Obat in#eksi bentuk bubuk harus dibuat dalam larutan dulu sebelum diambil. Untuk membuat larutan obat bubuk maka sebelum dibuat larutan, hisap udara dalam ial yang berisi obat tersebut dengan spuit ' kecuali untuk obat yang tidak diperbolehkan (. asukkan air steril atau cairan lain sesuai yang dibutuhkan ke dalamnya, kemudian putar&putar ial sampai obat men#adi larutan. Bila obat merupakan multidosis, beri label pada ial tersebut tentang tanggal dicampur, banyaknya obat dalam
ial
dan
tanda
tangan
anda. Bila
perlu
disimpan,
baca
cara
penyimpanannya sesuai yang dian#urkan oleh pabrik !armasi. d. Bila obat perlu dicampur dari beberapa ial misalnya dua ial, maka perawat harus berupaya mencegah tercampurnya obat pada keduan ial tersebut. %ara mencampurkan obat dari dua ial adalah masukkan udara secukupnya pada ial * dan #aga #arum tidak menyentuh cairan. 7alu cabut #arum kemudian hisap udara secukupnya lalu masukkan pada ial B. hisap cairan obat dari B yang diperlukan kemudian cabut spuit tersebut. ?anti #arum kemudain tusukan pada ial * dan hisap cairan obat dari ial * sesuai yang diperlukan berikutnya cabut spuit dari ial *. E$ In4eksi Intra"ermal atau Intrakutan :n#eksi intradermal atau intrakutan merupakan in#eksi yang ditusukan pada lapisan dermis atau dibawah epidermis atau permukaan kulit. :n#eksi ini dilakukan secara terbatas, karena hanya se#umlah kecil obat yang dapat dimasukan. %ara ini la8im digunakan untuk test tuberculin dan test untuk mengetahui reaksi alergi terhadap obat tertentu serta aksinasi. Kadang&kadang cara ini digunakan pada anestesi local kemudian dilan#tkan untuk in#eksi pada area yang lebih dalam. *rea yang la8im digunakan untuk in#eksi intradermal adalah lengan bawah bagian dalam, dada bagian atas dan punggung pada area scapula. %ara ker#a ". +iapkan pelalatan antara lain a.+puit ukuran " ml dengan kalibrasi ratusan milliliter b. ;arum dengan ukuran sesuai kebutuhan, biasanya nomor -, -1, atau - gauge, pan#ang ⅟ 4 sampai dengan @ c.Kapas alcohol d. Buka pengobatan dan intruksi pengobatan -. Beritahu pasien 3. +iapkan area yang akan diin#eksi misalnya lengan kanan dan lakukan desin!eksi dengan kapas alkohol 4. Pegang erat lengan pasien dengan tangan kiri anda dan tangan satunya memegang spuit kea rah pasien
. /usukkan spuit dengan sudut "⁰ pada epidermis kemudian diteruskan sampai dermis lalu dorong cairan obat. Obat ini akan menimbulkan ton#olan dibawah permukaan kulit. 1. %abut spuit, usap pelan&pelan area penyuntikkan dengan kapas antiseptic tanpa memberikan masage' massage dapat menyebabkan obat masuk ke #aringan atau keluar melalui lubang in#eksi ( F$ In4eksi !u1kutan :n#eksi subkutan diberikan dengan menusuk area dibawah kulit yaitu pada #aringan konekti! atau lemak dibawah dermis. +etiap #aringan subkutan dapat dipakai untuk area in#eksi ini, yang la8im adalah pada lengan atas bagian luar, paha bagian depan. *rea ini yang la8im digunakan adalah perut, area scapula, entrogluteal dan dorsogluteral. :n#eksi harus tidak diberi pada area yang nyeri, merah, pruritis atau edema. Pada pemakaian in#eksi subkutan #angka lama, maka in#eksi perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda. ;enis obat yang la8im diberikan secara subkutan adalah aksin, obat&obatan preoprasi, narkotik, insulin dan heparin. %ara Ker#a ". +iapkan peralatan yang berupa a. Buku catatan rencana order pengobatan. b.
5. Buang spuit tanpa harus menutup #arum dengan kapnya ' mencegah cidera bagi perawat ( pada tempat pembuangan secara benar. 6. %atat tindakan yang telah dilakukan. "0. Ka#i kee!ekti!an obat.
G$In4eksi Intramuskular :n#eksi intramuskular dilakukan dengan beberapa tu#uan yaitu untuk memasukkan obat
dalam #umlah yang lebih besar dibanding obat yang diberikan melalui subkutan. *bsorbsi #uga lebih cepat dibanding dengan pemberian secara subkutan karena lebih banyaknya suplai darah di otot tubuh. Pemberian dengancara ini dapat pula mencegahmengurangi iritasi obat. Aamun, perawat harus hati&hati dalam melaukan in#eksi secara intramuskular karena cara ini dapat menyebabkan luka pada kulit dan rasa nyeri serta takut pada pasien. Beberapa lokasi pada tubuh dapat digunakan untuk in#eksi intramuskular. Aamun, yang la8im digunakan adalah deltoid, dorsogluteal, entrogluteal, astus lateralis, dan rektus !emoris. *rea&area diatas di gunakan karena berbagai alasan antara lain karena massa obat yang besar, askularisasi baik dan #auh dari syara!. )alam pelaksanaanya, perawat harus mempertimbangkan usia pasien, ukuran dan kondisi dari otot yang akan di in#eksi. Untuk menghindari obat salah masuk pada #aringan subkutan, maka pada saat mengin#eksi, #arum diatur pada posisi tegak lurus 60⁰ . *rea deltoid . area ini dapat ditemukan pada lengan atas bagian luar. *rea ini #arang digunakan untuk in#eksi intramuskular karena mempunyai resiko besar terhadap bahaya tertusuknya pembuluh darah., mengenai tulang atau serabut sara!. %ara sedrehana menentukan lokasi in#eksi pada deltoid adalah dengan cara meletakkan dua #ari secara ertikal dibawah akromin, dengan #ari yang atas di atas akromion. 7okasi in#eksi adalah tiga #ari dibawah akromion. *rea dorsogluteal. )alam melakukan in#eksi dorsogluteal, perawat harus teliti dan hati& hati sehingga in#eksi tidak mengenai syara! skiatik dan pembuluh darah. 7okasi ini dapat digunakan pada orang dewasa dan anak&anak di atas usia 3 tahun, lokasi ini tidak boleh digunakan pada anak&anak di bawah 3 tahun karena pada kelompok usia ini otot dorsogluteal belum berkembang. +alah satu cara menentukan lokasi dorsogluteal adalah dengan cara membagi area gluteal men#adi kuadran&kuadran. *rea gluteal tidak hanya terbatas pada bokong sa#a, tetapi meman#ang ke arah Krista iliaka. *rea in#eksi dipilih pada area kuadran luar atas . *rea in#eksi entrogluteal dapat pula ditentukan dengan cara menarik garis bayangan dari spina iliaka posterior superior menu#u trokanter besar. :n#eksi dilakukan pada area lateral dan superior terhadap garis bayangan.
untuk menampakkan area ini dengan #elas, pakaian yang menutupi bokong harus dibuka secara penuh dan pasien diatur berbaring menghadap ke bawah dalam posisi prone dengan kedua tangan di atas kedua sisi tempat tidur dan kedua kaki diputar ke dalam. Posisi ini akan membantu relaksasi otot gluteus dan relaksasi pasien yang di in#eksi. +elain posisi pronasi, pasien dapat pula diatur dalam posisi miring ke samping dengan kaki yang diatas ditekuk pada pangkal paha dan lutut serta diletakkan di depan kaki bawah yang diatur lurus. *rea entrogluteal. *rea ini #uga disebut area on 9ochstetter. *rea ini paling banyak dipilih untuk in#eksi intramuskular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan sara! besar. *rea ini #uga #auh dari anus sehingga tidak atau kurang terkontaminasi. )alam melakukan in#eksi pada area ini, pasien dapat diatur dalam posisi berbaring telentang, tengkurap 'pronasi(, duduk atau berbaring ke samping . untuk mendapatkan area ini, misalnya apabila pasien diatur miring kesamping kanan, perawat meletakkan telapak tangan pada trokanter mayor dengan #ariari menghadap kearah kepala 'perhatikan #angan sampai keliru dengan Krista iliaka superior(. ;ari tengah diletakkan pada spina iliaka anterior superior dan direntangkan men#auh membentuk suatu area berbentuk huru! <. ;arum in#eksi ditusukkan di tengah&tengah area ini. *rea astus lateralis. *rea ini terletak antara sisi median anterior dan sisi midlateral paha. Otot astus lateralis biasanya tebal dan tumbuh secara baik pada orang dewasa dan anak&anak. Bila melakukan in#eksi pada bayi, disarankan menggunakan area ini karena pada area ini tidak terdapat serabut sara! dan pembuluh darah besar. *rea in#eksi disarankan pada sepertiga bagian yang tengah area ini ditentukan dengan cara membagi area antara trokanter mayor sampai dengan kondil !emur lateral men#adi tiga bagian lalu pilih area tengah untuk lokasi in#eksi. Untuk melakukan in#eksi ini pasien dapat diatur miring atau duduk. Cara kerja injeksi intramuskular ". Pastikan tentang adaya order pengobatan. -. +iapkan peralatan yang terdiri dari a. Kartu pengobatan rencana order pengobatan b. Obat steril dalam ampul atau ial c. +puit beserta #arum steril 'ukuran tergantung dengan yang diperlukan( d. Kapas pengusap dalam larutan antiseptic e. Kaca steril 'bila diperlukan untuk membuka ampul( 3. +iapkan obat dengan mengambil obat dari ampul atau ial sesuai dengan #umlah yang dikehendaki. 4. 2akinkan bahwa pasien benar dan beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, kemudian bantu mengatur posisi yang nyaman. . Buka pakaian, selimut atau kain yang menutupi area yang akan diin#eksi. 1. /entukan lokasi penyuntikan, pilihlah area yang bebas dari lesi, nyeri tekan, bengkak dan radang. Bersihkan kulit dengan pengusap antiseptik secara melingkar dari dalam keluar.
. +iapkan spuit yang sudah berisi obat buka penutup #arumnya dengan hati&hati, dan keluarkan udara dalam spuit. 5. ?unakan tangan yang tidak memegang spuit untuk membentangkan kulit pada area yang akan ditusuk, pegang spuit antara #empol dan #ariari kemudian tusukkan #arum secara tegak lurus pada sudut 60o. 6. 7akukan aspirasi untuk mengecek apakah #arum tidak mengenai pembuluh darah dengan cara menarik pengokang. Bila terhisap darah maka segera tarik spuit, buang dang anti yang baru. Bila tidak terhisap darah, maka perlahan&lahan masukkan obat dengan cara mendorong pengokang spuit. "0. Bila obat sudah masuk semua maka segera cabut spuit dan lakukan masage pada area penusukan. "". $apikan pasien dan atur dalam posisi yang nyaman. "-. Buang spuit pada tempat yang disediakan, bereskan peralatan. "3. Obserasi keadaan pasien dan catat tindakan anda. '$ In4eksi Intra5ena ;alur ena dipakai khususnya untuk tu#uan agar obat yang diberikan dapat beraksi dengan
cepat misalnya pada situasi gawat darurat, obat dimasukkan kedalam ena sehingga obat langsung masuk system sirkulasi yang menyebabkan obat dapat bereaksi lebih cepat dibanding dengan cara enteral atau parenteral yang lain yang memerlukan waktu absorbsi. Pemberian obat intraena dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada pasien yang tidak dipasang in!us, obat diin#eksikan langsung pada ena. Bila cara ini yang digunakan, maka biasanya dicari ena besar yaitu ena basilika atau ena se!alika pada lengan. Pada pasien yang dipasang in!us, obat dapat diberikan melalui botol in!us atau melalui karet pada selang in!us yang dibuat untuk memasukkan obat. Untuk memasukkan obat melalui ena, perawat harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang memadai sehingga tidak ter#adi kesalahan dalam pelaksanaan atau menyebabkan berbagai masalah yang !atal bagai pasien misalnya ter#adi emboli udara. Perawat #uga harus mampu mencari ena yang tepat untuk penusukan. ;angan lakukan penusukan sebelum yakin mendapatkan ena yang mudah ditusuk. Pengulangan tusukkan dapat menyebabkan rasa sakit dan rasa takut pada pasien. Pasien yang terpasang in!us seringkali mendapat order obat yang dimasukkan secara intraena. Pada pasien ini, perawat tidak perlu membuat tusukkan baru lagi, tetapi dapat memasukkan obat melalui karet pada pipa im!us yang dirancang untuk memasukkan obat atau melalui botol in!us. )alam melakukan tindakan ini, perawat harus memperhatikan teknik aseptik yaitu dengan mengusap tempat yang akan ditusuk dengan kapas antiseptik. Klem in!us dimatikan selama obat dimasukkan dan bila sudah selesai, kecepatan tetesan diatur kembali.
Cara kerja memberikan obat intravena ". Pastikan tentang adanya order pengobatan. -. +iapkan peralatan yang terdiri dari a. Kartu pengobatanrencana order pengobatan b. +puit steril yang berisi obat steril c. Kapas pengusap dalam larutan antiseptik d. /urniket 3. 2akinkan bahwa pasien benar dan beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, kemudian bantu mengatur posisi yang nyaman. 4. /entukan dan cari ena yang akan ditusuk 'misalnya ena basilika dan ena se!alika, buka kain yang menutupi ena( . Bila ena sudah ditemukan misal ena basilika, atur lengan lurus dan pasang turniket sampai ena benar&benar dapat dilihat dan di raba kemudian bersihkan dengan kapas pengusap antiseptik. 1. +iapkan spuit yang sudah berisi obat. Bila dalam tabung masih berisi udara, maka udara harus dikeluarkan. . Pelan tusukkan #arum ke dalam ena dengan posisi #arum se#a#ar dengan ena. Untuk mencegah ena tidak bergeser tangan yang tidak memegang spuit dapat digunakan untuk menahan ena sampai #arum masuk ena. 5. 7akukan aspirasi dengan cara menarik pengokang spuit. Bila terhisap darah lepaskan turniket dan dorong obat pelan&pelan ke dalam ena. 6. +etelah obat masuk semua, segera cabut spuit dan buang di tempat pembuangan sesuai prosedur. "0. $apikan pasien dan atur dalam posisi yang nyaman. "". Obserasi keadaan pasien dan catat tindakan anda. I$ Pem1erian o1at toi2al +elain dikemas dalam bentuk diminum atau diin#eksikan,berbagai #enis obat dikemasdalam bentuk obat luar seperti lotion,liniment,ointment,pasta dan bubuk yang biasanya dipakai untuk pengobatan gangguan dermatologis misalnya gatal&gatal,kulit kering,in!eksi dan lain&lain. Obat topical #uga dikemas dalam bentuk obat tetes 'instilasi( yang dipakai untuk tetes mata,telinga atau hidung sera dalam bentuk untuk irigasi baik mata,telinga,hidung,agina maupun rectum. "( Pemberian obat kulit ')ermatologis( Obat dapat diberikan pada kulit
dengan
cara
digosokan,ditepukan,disemprotkan,dioleskan dan ionto!oresis 'pemberian obat pada kulit dengan listrik(. Prinsip ker#a pemberian obat pada kulit antara lain meliputi a. ?unakan teknik steril bila ada luka pada kulit. b. Bersihkan kulit sebelum memberikan obat 'bahan pembersih ditentukan oleh dokter(. c. *mbil obat kulit dari tempatnya dengan sebatang spatel lidah dan bukan dengan tangan.
d. Bila obat perlu digosok,gunakan tekanan halus. e. Oleskan obat tipis&tipis kecuali ada petun#uk lain. !. Obat dalam bentuk cair harus diberikan dengan aplikator. g. Bila digunakan kompres atau kapas lembab maka pelembab harus steril. -( :ritigasi dan instilasi mata :rigasi mata merupakan suatu tindakan pencucian kantung kon#ungtia mata. Berbagai bentuk spuit tersedia khusus untuk melakukan irigasi tetapi bila tidak ada dapat digunakan spuit dengan tabung yang besar. Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril. Obat mata biasanya berbentuk cairan 'obat tetes mata( dan ointmentobat salep mata yang dikemas dalam tabung kecil. Karena si!at selaput lendir dan #aringan mata yang lunak dan responsi! terhadap obat,maka obat mata biasanya diramu dengan kekuatan cara rendah misalnya ->. %ara irigasi dan instilasi mata ". Pastikan tentang adanya order pengobatan. -. +iapkan peralatan. Untuk irigasi a. /abung steril untuk tempat cairan. b. %airan irigasi sebanyak 10 sampai -40 cc dengan suhu 3 dera#at %. c. *lat irrigator mata untuk spuit steril. d. Bengkok steril. e. Bola kapas steril. !. %airan normal salin steril 'bila diperlukan( g. Perlak h. +arung tangan steril. :nstalasi a. Obat yang diperlukan. b. Kapas kering steril. c. Kapas basah 'normal saline( steril. d. Kasapenutup mata dan plester. e. +arung tangan steril. 3. +iapkan pasien yaitu dengan memberitahu pasien tentang irigasipengobatan yang akan diberikan. Bantu pasien mengatur posisi duduk atau berbaring sambil memiringkan kepala kea rah mata yang sakit. Pasang kain penutup untuk melindungi pasien dan ba#u pasien agar tidak basah dan pasang bengkok di bawah mata yang sakit 'pada pelaksanaan irigasi(. 4. Ka#i mata pasien. *mati adanya gangguan pada mata misalnya warna merah,adanya kotoran,bengkak,pandangan kabur,mata sering dikucek&kucek dan lain&lain. . Bersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan bola kapas yang telah dibasahi dengan cairan irigasi dengan arah dari kantus dalam menu#u kantus luar. 1. asukan cairan irigasi atau obat mata. Untuk irigasi
Buka mata dengan #ari telun#uk dan ibu #ari sehingga kantong kon#ungtia dapat dilihat. Pegang irrigator yang telah berisi cairan -, cm di atas mata. *rahkan air pada kantong kon#ungtia bawah dari kantus dalam menu#u kantus luar. 7an#utkan irigasi sampai air yang meninggalkan mata tampak bersih. *n#urkan pasien untuk membuka dan menutup mata secara teraur. Bila sudah selesai,bersihkan sekitar mata dengan bola kapas. Untuk instalasi Periksa nama, kekuatan dan #enis obat. *n#urkan pasien memandang ke atas dan beri pasien sebuah bola kapas. Buka mata dengan cara menarik kelopak mata bawah dengan #empol atau #ariari tengah yang tidak memegang obat. Pegang obat tetes dengan tangan satunya. )ekatkan ke mata sampai #arak " sampai dengan - cm dari mata lalu teteskan obat sesuai kebutuhkan pada kantong kon#ungtia bawah "3 dari luar. Bila obat berupa salep mata,pegang pipa salep di atas kantung kon#ungtia atas dan oleskan sekitar 3 cm salep dari kantus dalam ke luar. 7alu an#urkan pasien menutup mata tanpa mengusap obat keluar. Untuk obat cair,pasien dian#urkan menutup mata selama 30 detik dan menekan hati&hati duktus nasolakrimalis agar obat tidak masuk ke duktus tersebut. . Bersihkan mata dengan cara mengusap dari arah dalam keluar. 5. /utup mata bila di perlukan dan ka#i respon pasien. 6. Bereskan alat yang digunakan dan catat tindakan anda dengan singkat dan #elas. 3( :nstilasi hidung Obat yang diberikan melalui tetesan hidung 'instalasi hidung( diberikan biasanya dengan maksud menimbulkan astringent efek yang merupakan e!ek obat dalam menkerutkan selaput lendir yang bengkak. Obat tetes hidung diberikan pula dengan tu#uan untuk menyembuhkan in!eksi pada rongga atau sinus&sinus hidung. %ara ker#a instalasi hidung ". Pastikan tentang adanya order pengobatan. -. +iapkan peralatan a. Obat tetes hidung b. Bola kapas 3. Beritahu pasien tentanrg tindakan yang akan dilakukan dan siapkan pasien. Posisi pasien diatur berbaring terlentang dengan bagian bahu disokong sebuah bantal sehingga kepala mengadah. *n#urkan
pasien untuk
menghembuskan napas sedikit kuat sehinga lubang hidung akan bersih.
4. leasikan lubang hidung dengan cara menekan u#ung hidung dengan #empol. . Pegang obat tetes hidung di atas lubang hidung dan teteskan obat pada bagian tengah konka superior tulang etmoidalis 'beritahu pasien utnuk bernapas melalui mulut sewaktu obat diteteskan(. 1. *n#urkan pasien tetap dalam posisi ini selama " menit sehingga obat dapat sampai pada semua dinding hidung. . *tur posisi pasien yang nyaman dan beritahu untuk bernapas melalui hidung kembali. 5. Bereskan peralatan dan catat tindakan anda secara #elas dan singkat. %ara ker#a irigasi dan instalasi telinga ". Pastikan tentang adanya order pengobatan. -. +iapkan peralatan. Untuk irigaasi a. /abung berisi cairan irigasi dengan #umlah dan konsentrasi sesuai yang dikehendaki. b. *lat suntikspuit. c. Bengkok. d. Perlak handuk e. Kapas pengusap !. Bola kapas g. +arung tangan 'kadang&kadang( Untuk instalasi a. Obat tetes dalam ketempatnya b. Kapas dibungkus dalam kasa. c. Batang karet 'tambahan( terutama digunakan untuk tetesan terakhir untuk mencegah gerakan tiba&tiba anak atau pasien tidak sadar. d. Bola kapas. 3. Beritahu dan siapkan pasien. Untuk irigasi beritahu pasien tentang rasa penuh hangat dan mungkin sakit yang akan dialami pada saat cairan sampai pada gendering telinga. Bantu pasien duduk atau berbaring dengan posisi kepala menghadap kea rah telinga yang sakit. Pasang perlak handuk di bahu pasien dan pegang bengkok di bawah telinga. Untuk instalasi bantu pasien berbaring ke samping dengan posisi telinga yang sakit mengahadap ke atas. 4. Ka#i keadaan daun telinga dan saluran telinga bagian luar. 7akukan inspeksi untuk mengetahui adanya kemerah&merahan,lecet dan setiap kotoran yang keluar. Bila diperlukan gunakan otoskop dan bila ditemukan adanya benda asing atau gendering telinga 'membrane timpani( tidak utuh,#angan lakukan irigasi dan laporkan keadaan ini pada perawat senior. . Bersihkan daun telinga dan lubang telinga dengan bola kapas basah.
1. +iapkan peralatan Untuk irigasi isi spuit dengan cairan irigasi atau bila menggunakan tabung irigasi, angkat tabung ke atas dan alirkan cairan mengisi pipa. Untuk instilasi siapkan obat tetes yang diperlukan. . asukan cairan irigasi atau obat tetes telinga. Untuk irigasi buka daun telinga 'untuk bayi daun telinga ditarik kebawah, untuk dewasa ditarik ke atas belakang(, masukan u#ung spuit dan pancarkan cairan pada dinding atas saluran telinga sesuai yang diperlukan. Bila sudah selesai, keringkan bagian luar telinga dengan kapas dan bantu berbaring ke samping kea rah telinga yang telah di irigasi. Untuk instilasi hangatkan obat dengan tangan atau masukkan botol dalam cairan hangat beberapa detik. Buka dan luruskan lubang telinga dan teteskan obat pada sisi telinga. /ekan tragus secara hati C hati beberapa kali untuk membantu obat masuk. *n#urkan pasien tetap berbaring miring lebih kurang selama menit. Pasang kaps pada lubang telinga 'tidak ditekan( selama " sampai dengan -0 menit. 5. Ka#i respon pasien terhadap adanya rasa nyeri, keadaan saluran telinga, kotoran yang ada dan pada irigasi amati keadaan dan bau cairan yang keluar. 6. $apikan pasien dan catat tindakan anda secara singkat dan #elas. 4( :rigasi dan :nstilasi
a. +et irigasi agina yang terdiri dari u#ung lancip corong , pipa, klem dan kantong cairan. b. Perlak c. %airan irigasi d. Kapas lembab e. /hermometer !. Bedpan g. Kertas tissue h. +arung tangan i. /iang standar in!use. Untuk instilasi agina a. Obat yang berbentuk supositoria atau krim. b. +arung tangan dispossible. c. Pelumas untuk obat supositoria. d. *plikator untuk krim agina. e. Kertas tissue handuk. !. Kapas pembersih perineum. 3. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan #elaskan rasa tidak nyaman yang mungkin dirasakan selama tindakan. Buka suruh pasien menanggalkan pakaian bawah 'tetap #aga priacy pasien(. 4. *tur posisi pasien dan tutupi bagian tubuh yang tidak digunakan. Pada pelaksanaan irigasi, pertama C tama pasang perlak dibawah bokong pasien, pasang bedpan dan atur posisi pasien diatas bedpan dengan bahu lebih rendah daripada panggul. )ibawah bagian lumbal dapat dipasang bantal untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Pada tindakan instilasi obat, pasen diatur dalam posisi berbaring dengan lutut ditekuk dan direntangkan keluar. . *tur peralatan yang akan digunakan Untuk irigasi tutup klem pipa, gantung tabung cairan pada tiang in!use setinggi 30 cm dari agina. *lirkan isi pipa dan corong dengan air. Untuk instilasi buka pembungkus obat supositoria dan letakkan diatas pembungkusnya yang terbuka. Bila menggunakan aplikator, isi aplikator dengan krim, #elly atau !oam sesuai kebutuhan. 1. Ka#i keadaan dan bersihkan area perineal dengan cara pakailah sarung tangan, inspeksi lubang agina untuk mengetahui setiap peradangan, perhatikan bau dan setiap cairan yang keluar. 7akukan pembersihan perineal untuk menghilangkan mikroorganisme. . asukkan cairan irigasi, supositoria, krim, !oam atau #elly sesuai kebutuhan. Untuk irigasi alirkan sedikit cairan diarea perineal, pelan C pelan masukan corong sedalam antara C "0 cm kemudian alirkan cairan secara pelan C pelan. +etelah semua cairan masuk dan keluar, ambil corong dan bantu pasien duduk diatas bedpan.
Untuk supositoria lumasi u#ung supositoria dan u#ung #ari telun#uk anda dengan #elly. Buka labia sehingga lubang agina dapat dilihat. )orong supositoria kedalam lubang agina dengan #ari telun#uk sedalam 5 C "0 cm. setelah supositoria masuk, tarik #ari telun#uk anda dan an#urkan pasien tetap dalam posisi supinasi selama C "0 menit. Untuk krim, #elly atau !oam pelan C pelan masukan aplikator kedalam lubang agina, dorong pengokang secara hati C hati sampai obat habis kemudian keluarkan aplikator. 5. +etelah selesai keringkan area perineal, ambil bedpan dan perlak dan atur pasien dalam posisi yang nyaman. 6. Bereskan peralatan dan catat tindakan anda. "0. Ka#i respon pasien yang antara lain meliputi rasa sakit dan kotoran atau cairan yang keluar.
J$
Pem1erian O1at Per Rektal "an !uositoria Obat dapat diberikan melalui rectal. Obat dalam bentuk cairan yang banyak
diberikan melalui rectal yang sering disebut enema. Obat tentu dalam bentuk kapsul yang besar dan pan#ang 'supositoria ( #uga dikemas untuk diberikan melalui anus rectum. *da beberapa keuntungan penggunaan obat supositoria antara lain a. /idak menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan bagian atas. b. Beberapa obat tertentu dapat diabsorpsi dengan baik melalui dinding permukaan rectum. c. +upositoria rectal diperkirakan mempunyai tingkatan 'titrasi( aliran pembuluh darah yang besar, karena pembuluh darah ena pada rectum tidak di transportasikan melalui lier. *da beberapa prinsip yang harus dipegang oleh perawat dalam memberikan obat dalam bentuk enema dan supositoria , antara lain a. Untuk mencegah peristaltic, lakukan enema retensi secara pelan dengan cairan sedikit 'tidak lebih dari "-0 ml( dan gunakan rectal tube kecil. b. +elama enema berlangsung, an#urkan pasien berbaring miring kekiri dan berna!as malalui mulut untuk merilekskan spingter. c. $etensi enema dilakukan setelah pasien buang air besar.
d. *n#urkan pasien untuk berbaring terlentang selama 30 menit setelah pemberian enema. e. Obat supositoria harus disimpan dilemari es karena obat akan meleleh pada suhu kamar. !. ?unakan pelindung #ari atau sarung tangan. ?unakan #ari telun#uk untuk pasien dewasa dan #ari ke empat untuk bayi. *n#urkan pasien berbaring ke kiri dan berna!as melalui mulut agar spingter rileks. Pelan C pelan dorong supositoria ke dalam. g. *n#urkan pasien tetap miring ke kiri selam -0 menit setelah obat masuk. h. Bila diperlukan, beritahu pasien cara menger#akan sendiri enema atau memasukan supositoria.
FORMAT PENGKAJIAN PEMBERIAN OBAT PERFENA6IN A Pengka4ian " Ka#i hidrasi pada pasien yang mengalami muntah dan mual berat. %atat berat badan,
kondisi membrane mukosa, turgor kulit, warna, #umlah, dan den sitas urine, serta -
tanda ital. Ka#i status mental setiap hari alam perasaan, penampilan, pola pikir, dan komunikasi, tingkat minat terhadap lingkungan dan aktiitas, tingkat ansietas atau agitasi, adanya halusinasi atau delusi, kecurigaan, interaksi dengan orang lain, kemampuan untuk
3
melakukan aktiitas kehidupan sehari&hari. Ka#i ge#ala diskrasi darah tenggorok sakit, demam, malaise, perdarahan tidak wa#ar,
4
mudah memar. Ka#i ge#ala ekstrapiramidal pseudoparkinsonisme 'tremor, gaya ber#alan dengan kaki menyeret, meneteskan air liur, rigiditas(, akinesia 'kelemahan otot(, akatisia 'terus&
menerus resah dan gelisah( )istonia 'pergerakan otot wa#ah, lengan, tungkai dan leher ino&lunter(, krisis okulogirik 'perputaran mata tidak terkendali(, diskinesia tardi! 'pergerakan wa#ah dan
1
lidah tidak wa#ar, kaku kuduk, kesulitan menelan(. Ka#i ge#ala sindrom neuroleptik maligna hiperpireksia samapai 4",1⁰% , peningkatan nadi, peningkatan atau penurunan tekanan darah, rigiditas otot Parkinson berat, kadar kreatinin !os!okinase darah meningkat, peningkatan #umlah darah putih, perubahan status mental 'termaksuk tanda katatonik atau agitasi(, gagal gin#al akut, perubahan
tingkat kesadaran 'termasuk stupor dan koma(, pucat, dia!oresis, taki&kardia, aritmia, 5 6
rabdomiolisis. Ka#i tanda ital, berat badan. %atat data dasar untuk perbandingan. Ka#i riwayat alergi terhadap obat ini atau !enotia8in lain. Ka#i tanda atau ge#ala ikterus kolestatik nyeri abdomen, mual, ruam, demam, kulit kuning,ge#ala seperti !lu, hasil u#i lab abnormal 'eosino!ilia, empedu dalam urine,
peningkatan transaminase serum, bilirubin, alkali !os!atase(. "0 Ka#i tanggal menstruasi terakhir 'kemungkinan kehamilan( dan penggunaan "" ""3 "4 " "1
kontrasepsi. Ka#i apakah pasien sedang menyusui anak. Ka#i konsumsi obat dan alkohol pada saat ini dan masa lalu. Ka#i apakah pasien mengoperasikan kendaraan danatau mesin berbahaya lain. Ka#i timbulnya reaksi merugikan atau e!ek samping. Ka#i pengetahuan pasienkeluarga mengenai penyakit dan kebutuhan pengobatan. Kolaborasi dengan dokter, ka#i 9+), u#i !ungsi hati, pemeriksaan o!talmologis pada
pasien dengan terapi #angka pan#ang. (* Peru1ahan u4i la1% peningkatan alkali !os!atase, transaminase, bilirubin serum. "5 Peningkatan iodin berikatan protein "6 U#i kehamilan urin positi!&palsu mungkin disebabkan oleh metabolit obat yang -0 -" --3 ,+
mengubah warna urine 'kemungkina ter#adi kecil #ika menggunakan u#i serum(. Peningkatan glukosa urine. Penurunan estrogen, progestin, dan gonadotropin urine. Peningkatan kadar kolesterol plasma. Peningkatan prolaktin serum. Ge4ala utus otak% ka#i ge#ala putus obat tiba&tiba setelah terapi #angka pan#ang, gastritis, mual,muntah, pusing, sakit kepala, takikardia, insomnia, gemetar,
berkeringat. ,. Toksisitas "an Takar &a4ak% tidak ada korelasi antara kadar darah dan e!ek terapeutik. -1 Ka#i ge#ala takar la#ak depresi ++P, dari sedasi berat, tidur nyenyak, sampai koma, hipotensi, kon!usi, eksitasi, ge#ala ekstrapiramidal, agitasi, kegelisahan, konulsi, demam, reaksi otonom, perubahan K?, aritmia #antung, takikardia, hipotermia, ,* -5 -6 30 3"
tremor, ke#ang, sianosis. Penatalaksanaan takar la4ak% penatau tanda ital. Pertahankan #alan napas trebuka. 7akukan laase lambung. ;angan rangsang muntah 'rigiditas nukal dapat mengakibatkan aspirasi muntah(. Obat&obat antiparkinson atau di!enhidramin dapat diberikan untuk mengatasi ge#ala
ekstrapiramidal. 3- Berikan cairan :< atau asokonstriktor untuk mempertahankan tekanan darah adekuat. 3atatan % epine!rin tidak direkomendasikan karena interaksinya dengan !enotia8in dapat menyebabkan penurunan tekanan darah lebih lan#ut. 33 Berikan !enition :< untuk mengendalikan aritmia entricular.
34 Berikan !enobarbital atau dia8epam untuk mengendalikan konulsi atau hiperaktiitas. 3 )ialsis tampaknya bukan interensi yang berma!aat. B Diagnosa Keera7atan Potensial " $isiko tinggi de!isit olume cairan berhubungan dengan muntah berlebihan. - $isiko tinggi kekerasan terhadap orang lain berhubungan dengan ketidak percayaan
3
dan ansietas panik. $isiko tinggi cedera berhubungan dengan ge#ala putus obat tiba&tiba setelah penggunaan lama takar la#ak e!ek samping per!ena8in, yaitu sedasi, pusing, ataksia,
4
kelemahan, penurunan ambang ke#ang. Perubahan persepsi&sensori berhubungan dengan ansietas panik, ditandai dengan
1
halusinasi. Perubahan proses pikir berhubungan dengan ansietas panic, ditandai adanya delusi. :solasi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan mempercayai orang lain. $isiko tinggi intoleransi aktiitas berhubungan dengan e!ek samping per!ena8in, yaitu
5
mengantuk, pusing, ataksia, kelemahan. Ketidakpatuhan terhadap program pengobatan berhubungan dengan kecurigaan dan
6
ketidakpercayaan terhadap orang lain. Kurang pengetahuan berhubungan dengan program pengobatan.
3 Ren2ana atau Imlementasi " In8o umum% pantau tanda ital sebelum dan selama terapi dengan interal teratur 'bid
atau tid(. Ukur tekanan darah saat berbaring dan berdiri untuk memantau kemungkinan reaksi hipotensi!= terutama pasien lansia. Penyesuaian dosis mungkin -
diperlukan. Pastikan pasien yang dapat ambulasi terlindung dari sinar matahari saat beraktiitas
3
di luar rumah. /imbang pasien -&3 kali satu minggu,#ika mungkin pada waktu dan timbangan yang sama. Peningkatan berat badan dengan cepat atau edema, harus segera diin!ormasikan
pada dokter.catat masukan dan keluaran. 4 Pastikan pasien terlindung dari cedera. ;ika pusing dan mengantuk men#adi masalah, awasi dan bantu ambulasi pasien. Beri bantalan pada pagar dan kepala tempat tidur pasien yang mengalami ke#ang. ;ika mulut kering bermasalah, beri pasien permen keras, permen karet, atau an#urkan 1
sering minum air. +impan semua bentuk obat dalam kotaknya sampai isinya digunakan . tablet dan konsentrat harus disimpan pada suhu antara -⁰ & 30⁰ C.
berikan obat oral bersama makanan untuk meminimalkan
*
PO:
9
gangguan GI. Pastikan pasien telah menelan tablet dan tidak menyembunyikan dalam mulut untuk menghindari pengobatan atau dikumpulkan
untuk diminum kemudian. : Jika pasien mengalami kesulitan menelan, haluskan dan campurkan tablet dengan makanan atau minuman, atau gunakan konsentrat oral. Jangan menghaluskan tablet kerja-ulang. (- Campur konsentrat dengan air, susu, minuman jeruk berkarbonat, atau jus nanas, aprikot, prem, jeruk, tomat atau buah anggur, tepat sebelum pemberian. Jangan mencampur dengan kopi,teh,kola atau jus apel karena dapat terjadi inkompatibilats fsik. Gunakan kurang lebih ! m" pengencer untuk setiap # mg konsentrat. (( Jika konsentrat tidak sengaja tumpah ke kulit atau pakaian selama penyiapan atau pemberian, cuci segera area tersebut karena dapat terjadi dermatitis kontak. (, IM: Injeksi I$ dapat mengiritasi jaringan, hindari injeksi %C. () &indari kontak dengan cairan injeksi. 'apat terjadi dermatitis kontak. (+ Injeksikan secara perlahan dan dalam keadaan kuadran atas terluar bokong. $asase tempat injeksi dengan saksama setelah injeksi. (. Pasien harus tetap dalam posisi rekumben, sedikitnya setengah jam setelah injeksi I$ karena adanya kemungkinan e(ek hipotensi(. (0 )otasikan tempat injeksi jika di berikan injeksi multiple. (* Jangan mencampur dengan agens lain dalam spuit. (9 Potensi obat tidak berubah jika larutan ber*arna sedikit kekuningan. +uang larutan jika terjadi perubahan *arna yang nyata. (: &indari menginjeksi obat yang tidak diencerkan ke dalam ena. spirasi dengan saksama sebelum menginjeksi. ,- IV: bat harus diberikan pada pasien dengan posisi rekumben, karena adanya kemungkinan e(ek hipotensi(. -" Pantau tekanan darah setiap #! menit selama pemberian I/. 'okter mungkin memberikan asopresor 0bukan epine(rin1 jika terjadi hipotensi. -- "arutan I/ harus diencerkan dengan normal salin sampai konsentrasi !,2 mg3m" -3 Potensi tidak berubah #ika larutan berwarna sedikit kuning. Buang larutan #ika ter#adi perubahan warna yang nyata. -4 Berikan :< langsung dengan kecepatan tidak melebihi 0, mgl menit.
- 7arutan dapat lebih diencerkan lagi dan diberikan dalam bentuk in!us di bawah obserasi ahli anestesi. D E5aluasi " Pasien menun#ukkan penurunanresolusi ge#ala setelah penggunaan per!ena8in
'ansietas panic, perlu bahan proses pikir, perubahan persepsi, cegukan, mual, dan -
muntah(. Pasien mengungkapkan pemahaman e!ek samping dan program yang diperlukan dalam pemberian mandiri per!ena8in dengan bi#aksana.
DAFTAR PU!TAKA
Prihar#o, $obert. "66. TeknikDasarPemberianObatBagiPerawat . ;akarta ?%. /ownsend %. ary.-004. PedomanObatDalamKeperawatanPsikiatri. %etakan ". ;akarta ?%.