STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN SETIAP HARI Masalah Pertemuan Tanggal
: Perilaku Kekerasan : Ke- 1 (pertama) : SP 1 Perilaku Kekerasan 1. Fase Orientasi a. Salam Terapeutik “Asalamualaikum, Pak. Perkenalkan nama saya dwi saya dwi sasmoko, panggil saja koko. Saya adalah mahasiswa dari Ilmu Keperawatan UMY”. “Hari “Hari ini saya dinas pagi dari pkl. 07.30-14.00. Saya yang akan merawat bapak Nama Bapak siapa dan suka dipanggil apa? Baiklah mulai sekarang sa ya akan panggil Bapak E saja, ya” b. Evaluasi/validasi “kalau boleh tahu, sudah berapa lama Bapak lama Bapak E di sini? Apakah Bapak E masih ingat siapa yang membawa kesini? bagaimana perasaan Bapak saat ini? Saya lihat Bapak sering tampak marah dan kesal, sekarang Bapak Easih merasa kesal atau marah?” c. Kontrak : · Topik “Bagaimana “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang membuat Bapak E marah dan bagaimana cara mengontrolnya? Ok. Pak?” · Waktu Berapa lama Bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit saja? · Tempat Bapak senangnya kita berbicaranya dimana?. Dimana saja boleh kok, asal Bapak Eerasa nyaman. Baiklah, berarti kita berbicara di teras ruangan ini saja ya, Pak” · Tujuan Agar Bapak dapat mengontrol marah dengan kegiatan yang positif yaitu dengan latihan fisik 1: teknik nafas dalam dan tidak menimbulkan kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain. 2. Fase Kerja “Nah, sekarang coba Bapak ceritakan, Apa ceritakan, Apa yang membuat Bapak E merasa marah? ” Apakah sebelumnya Bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?” “Lalu saat Bapak sedang marah apa yang Bapak rasakan? Apakah Bapak Eerasa sangat kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkatup rapat dan ingin mengamuk? ” “Setelah itu apa yang Bapak yang Bapak lakukan? ” “Apakah dengan cara itu marah/kesal Bapak marah/kesal Bapak dapat terselesaikan? ” Ya tentu tidak, apa kerugian yang Bapak E alami?” “Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulka m enimbulkan n kerugian?” ”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan Bapak, yaitu fisik, minum obat, verbal, dan spiritual. Jadi melalui kegiatan tersebut, rasa marah Bapak dapat tersalurkan.”
”Bagaimana kalau kita belajar cara fisik terlebih dahulu?” ”Begini Pak, cara fisik terdiri dari 2 cara yaitu nafas dalam dan pukul kasur dan bantal. Kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak rasakan, maka Bapak berdiri atau duduk dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/ tiup perlahan-lahan melalui mulut” “Ayo Pak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, bapak berdiri atau duduk dengan rileks tarik nafas dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. “ “Bagus sekali, Bapak sudah bisa melakukannya” “Cara selanjutnya yaitu pukul kasur dan bantal. Jadi jika tanda-tanda marah muncul, bapak bisa melampiaskan kekesalan bapak dengan cara memukul kasur dan bantal. Dengan begitu, kerugian yang ditimbulkan akan lebih sedikit. Bagaimana kalau kita coba lakukan di kamar bapak?” “ Nah.. Bapak E tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam dan pukul kasur dan guling, sebaiknya latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul Bapak sudah terbiasa melakukannya” 3. Fase Terminasi a. Evaluasi · Subyektif “Bagaiman perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang dan melakukan latihan teknik fisik tadi? Ya...betul, dan kelihatannya Bapak terlihat sudah lebih rileks”. · Obyektif ”Coba Bapak sebutkan lagi apa yang membuat Bapak Earah, lalu apa yang Bapak rasakan dan apa yang akan Bapak lakukan untuk meredakan rasa marah”. Coba tunjukan pada saya cara teknik nafas dalam dan pukul kasur bantal yang benar. “Wah...bagus, Bapak Easih ingat semua...” b. Rencana Tindak Lanjut (RTL) “Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan di tulis dalam jadwal kegiatan harian Bapak?” c. ·
· ·
Kontrak yang akan datang Topik : “ Nah, Pak. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah 1 nya saja. Masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah Bapak. Cara yang ke-2 yaitu dengan cara verbal. Waktu : “Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke-2 ini besok, Bagaimana kalau 15 menit lagi saja? Tempat : “Kita latihannya dimana, Pak? Di teras ruangan ini saja lagi , Pak”. “Baik pak, saya permisi dulu. Wasalamualaikum..
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI Masalah Pertemuan Tanggal
: Perilaku Kekerasan : Ke- 2 :
1. Fase Orientasi a. Salam Terapeutik “Asalamualaikum, Pak. Masih ingat dengan saya? Ya, baik sekali bapak masih ingat”. b. Kontrak : · Topik “Sesuai janji kita kemarin, kita akan melakukan SP 2 yaitu minum obat, apakah bapak sudah faham tentang cara yang benar untuk minum obat?” · Waktu Berapa lama Bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit saja? · Tempat Bapak senangnya kita berbicaranya dimana?. Dimana saja boleh kok, asal Bapak Eerasa nyaman. Baiklah, kita berbincang di ruang makan ya Pak” 2. Fase Kerja Baiklah, sekarang coba ceritakan bagaimana cara yang baik minum obat dan obat apa saja yang harus bapak minum? Ya betul, Obatnya ini pak, bapak perlu minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam bapak, yang warnanya orange namanya CPZ, yang warna putih namanya THP, dan yang warna merah jambu ini namanya HLP. Semua obat ini harus w minum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya dengan mengisap-isap es batu atau dengan minum air putih, dan jika bapak merasa mata bapak berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktifitas dulu. Sebelum minum obat ini bapak harus lihat dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah nama bapak E yang benar tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa obanya diminum dan cara minum obatnya. Bapak harus secara teratur minum obat dan jangan pernah menghentikan minum obat sebelum konsultasi dengan dokter. 3. Fase Terminasi a. Eavaluasi subjektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol rasa marah dengan cara minum obat yang benar? Iya jadi yang menyebabkan bapak marah adalah karena tidak dianggap sama mertua bapak dan bapak memecahkan piring kalau itu terjadi, sehingga akibatnya mertua bapak jadi tambah marah b. Evaluasi objektif : Coba bapak sebutkan lagi cara minum obat yang benar? Bagus. c. Rencana Tindak Lanjut
d. ·
· ·
Sekarang mari kita masukan minum obat dalam jadwal. Kontrak Topik : Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melihat sejauh mana bapak melaksanakan minum obat dengan teratur,serta apakah hal tersebut dapat mencegah rasa marah Besok saya akan kemari lagi dan kita akan latihan mengontrol marah cara verbal Waktu : Bapak mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya. Tempat : Tempatnya dimana bapak? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disin jam 10 ya. Assalamualaikum bapak. SP 3 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal : a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik. c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
Orientasi : “Selamat Pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi” “Bagaimana pak, sudah dilakuka latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?,apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?” “Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.” “Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingat kan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang- bincang? Bagaimana kalau 15 menit?” Kerja : “Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah dusalurkan melalui tariknafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu belajar bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak: Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suar a yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya karena minta uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapa tminta uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju, minta obat dan lain- lain. Coba bapak praktekkan. Baguspak.” Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisamelakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus” Terminasi : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?” “Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari” “Bagussekal, sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara yang baik?,bisa kita buat jadwalnya?” Coba masuk kan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti dicobaya Pak!” “Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemulagi?” “Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti
SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisikdan sosial/verbal b. Latihan sholat/berdoa c. Buat jadual latihan sholat/berdoa
Orientasi : “Selamat Pagi pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?” “Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya” “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?” “Dimana enaknya kita berbincang- bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit? Kerja : “Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang mana mau dicoba? “Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”. “Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.” “Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan
caranya” Terminasi : Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?” “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”. “Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan pasien) “Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah” “Setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah kita buat tadi” “Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?” “Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah bapak, setuju pak?”