BAB III STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERTEMUAN PERTAMA 3.1 Proses Keperawatan 3.1.1
Kondisi klien
-
daya ingat terganggu
-
sukar berfikir
-
disorentasi
-
gelisah
3.1.2
Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan proses berfikir terhadap gangguan otak
2.
Kerusakan komunikasi verbal terhadap gangguan kognitif
3.1.3 1. 3.1.4
Tujuan Khusus Kita dapat mendiskusikan topik yang diingat. Tindakan Keperawatan
1.
Bina hubungan saling percaya
2.
Bantu klien mengutarakan isi hatinya
3.2 Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 3.2.1 a.
Orentasi : Salam terapeutik “Selamat pagi, Pak …? Assalamu’alakum, Assalamu’alakum, kenalkan nama saya…. Saya mahasiswa dari STIKES PEMKAB JOMBANG, saya disini 1 minggu akan menemani Bapak untuk memecahkan masalah yang dihadapi bapak, Nama Bapak siapa? Alamatnya mana?
b.
Evaluasi/validasi “ Pak, siapa yang mengantar Bapak kesini? Apa yang terjadi sampai Bapak Bapak kesini? Bagaimana kok sampai bisa begitu?
c.
d. 1. 2. 3. 4. 5. e. 1. 2.
3. -
-
Kontrak Topik : “Bagaimana kalau kita sekarang ngomong-ngomong ngomong -ngomong tentang barang-barang kesayangan bapak?” Waktu : “kira-kira “kira-kira lama? 20-30 20-30 menit?” Tempat : “kita ngomong-ngomong ngomong-ngomong disini atau bapak punya pendapat lain?” Fase Kerja “Apakah Bapak masih ingat barangbarang-barang kesayangan Bapak?” “Sebutkan barangbarang-barang apa yang anda sayangi?” “Mendapatkan dari mana?” “Bagaimana perasaan Bapak saat mendapat barang itu?” “Kapan Bapak menerima barang itu?” Terminasi Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi klien subyektif, “Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang?” Evaluasi perawat obyektaif: “Coba sebutkan b arangarang-barang yang Bapak sayangi?” Tindak lanjut klien “Untuk pertemuan selanjutnya harap mau menyampaikan barang kesayangan dan dari mana barang -barang tersebut”. tersebut ”. Kontrak yang akan datang Topik : “Percakapan kali ini sudah selesai, sesuai dengan perjanjian kita pada pertemuan selanjutnya bagaimana kalau kita membicarakan tentang pengembalian ingatan Bapak”. Waktu :
“Bagaimana kalau kita ngomong-ngomong selama 20-30 menit?” Tempat : “Dimana tempat yang Bapak senangi? gimana kalau Disini?”
-
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KEDUA 3.3 Proses Keperawatan 1.
Kondisi Klien
Daya ingat terganggu
Sukar berpikir
Disorientasi
Gelisah 2.
diagnosa
1.
Kerusakan komunikasi verbal b/d gangguan kognitif
2.
Gangguan kognitif b/d penurunan pola pikir 3.
Tujuan Khusus 2. Klien dapat mengidentifikasi tempat, waktu dan orang
4.
Tindakan keperawatan
a
Bina hubungan saling percaya
b
Bantu klien mengutarakan isi hatinya
3.4 Strategi komunikasi dan Pelaksanaan 1.
Orientasi a
Salam Teraupetik “ Selamat pagi pak S’’ .
b
Evaluasi / validasi “ Siapa yang mengantar bapak kesini ’’
c
Kontrak Topik
Waktu
:
Kemampuan mengingat barang – barang yang dimiliki
: Bapak mau berapa lama? Bagaiman kalau 20 -30 menit
Tempat
saja
: Kita ngomong – ngomongnya disini atau ditaman, bagaimana bapak setuju ?
d
Fase kerja 1.“ Apakah bapak masih ingat barang – barang kesayangan bapak ?” 2. “ Sebutkan barang – barng apa yang bapak miliki?” 3. “ Mendapatkan dari mana ?” 4. “Bagaiman perasaan bapak saat mendapat barang itu ?” 5. “Kapan bapak menerima barang itu ?”
e
Terminasi
1.
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
2.
Tindak lanjut klien
“Bagaiman perasaan Bapak setelah berbincang – bincang kemarin” “Coba sebutkan barang – barang yang bapak sayangi”
3.
Kontrak yang akan datang
Topik
:
“Percakapan kali ini sudah selesai, sesuai dengan perjanjian kita pada pertemuan kemarin, selanjutnya bagaimana kalau kita membicarakan tentang pengembalian ingatan Bapak”
Waktu
: “Bagaimana kalau kita ngomong – ngomong selama 20 – 30 menit”
Tempat
:
Dimana tempat yang Bpak senangi? Bagaimana kalaun disini?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KETIGA 3.5 Proses Keperawatan 1.
Kondisi Klien Daya ingat terganggu
Sukar berpikir
Disorientasi
Gelisah
2.
Diagnosa
1.
Kerusakan komunikasi verbal b/d gangguan kognitif
2.
Gangguan kognitif b/d penurunan pola pikir
3.
Tujuan Khusus
4.
Klien dapat mengontrol pola pikir
4.
Klien dapat memanfaatkanobat dengan baik
Tindakan keperawatan a
c
3.
Bina hubungan saling percaya
Bantu klien mengutarakan isi hatinya
3.6 Strategi komunikasi dan Pelaksanaan 1.
Orientasi a
Salam Teraupetik “ Selamat pagi pak S’’ .
b
Evaluasi / validasi “ Siapa yang mengantar bapak kesini ’’
c
Kontrak Topik
Waktu
:
Kemampuan mengingat barang – barang yang dimiliki
: Bapak mau berapa lama? Bagaiman kalau 20 -30 menit
Tempat d
Fase kerja 1.“ Apakah bapak sudah minum obat hari ini ?” 2. “ Berapa jumlah obat yang anda minum hari ini?” 3. “ Kapan bapak minum obat terakhir ?” 4. “Bagaimana perasaan bapak setelah minum obat ?”
e 1.
saja
: Kita ngomong – ngomongnya disini atau ditaman, bagaimana bapak setuju ?
Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
“Bagaiman perasaan Bapak setelah berbincang – bincang kemarin” 2.
Tindak lanjut klien “Coba sebutkan barang – barang yang bapak sayangi”
3.
Kontrak yang akan datang
Topik
:
“Percakapan kali ini sudah selesai, sesuai dengan perjanjian kita pada pertemuan kemarin, selanjutnya bagaimana kalau kita membicarakan tentang pengembalian ingatan Bapak”
Waktu
: “Bagaimana kalau kita ngomong – ngomong selama 20 – 30 menit”
Tempat
:
Dimana tempat yang Bpak senangi? Bagaimana kalaun disini?”
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Gangguan kognitif pada pasien yang mengalami gangguan jiwa, erat hubungannya dengan gangguan mental organik. Hal ini terlihat dari gambaran secara umum perilaku/gejala yang timbul akan dipengaruhi pada bagian otak yang mengalami gangguan, misalnya pada lobus oksipitalis, lobus parietalis, lobus temporalis, lobus frontalis maupun sistim limbik. Dari intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah pasien, hal utama yang dilakukan adalah : selalu menerapkan tehnik komunikasi terapeutik. Pendekatan secara individu dan kelompok, juga keterlibatan keluarga dalam melakukan perawatan sangat penting untuk mencapai kesembuhan pasien. Berdasarkan hal diatas masalah dengan gangguan kognitif sangat penting diketahui apa penyebab terjadinya. Sehingga intervensi yang diberikan tepat dan sesuai untuk mengatasi masalah pasien. Akhirnya pasien diharapkan dapat seoptimal mungkin untuk memenuhi kebutuhannya dan terhindar dari kecelakaan yang membahayakan keselamatan pasien. 4.2 Saran
1. 2. 3.
Dari kesimpulan diatas, pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan kognitif seharusnya kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Asuhan yang kita berikan secara tuntas dengan tetap mengacu pada pengkajian bio-psiko-sosial dengan lebih mengutamakan etiologi dari terjadinya masalah. Pemberian obat/terapy seharusnya berdasarkan pada gejala yang terjadi, karena akan dipengaruhi oleh bagian otak yang terganggu dan harus tetap berkolaborasi dengan tim medis. Dalam pemberian asuhan keperawatan diharapkan peran serta dan keterlibatan keluarga DAFTAR PUSTAKA
Keuat, Budi Anna, 1995, GangguanKognitif. Jakarta. EGC Stuart, Gail Wiscarz. Sundeen. J. Sandra. 1995. Keperawatan Jiwa.Jakarta : EGC