SISTEM JARINGAN ELEKTRIKAL
Sistem elektrikal pada suatu bangunan adalah pemasok energi untuk penerangan, pendinginan, pemanasan, dan pengoperasian peralatan-peralatan listrik. 1. PERENCANAAN SISTEM ELEKTRIKAL Perencanaan system Elektrikal terdiri dari:
a) Sistem distribusi tegangan menengah 20 KV - Panel tegangan menengah 20 kV - Kabel tegangan menengah 20 kV - Transformator b) Sistem distribusi daya listrik tegangan rendah (380 / 220 Volt) - Panel utama tegangan rendah, sub panel dan panel penerangan - Kabel feeder utama - Kabel power untuk motor-motor - Kabel tahan api c) Power transformator (20 KV / 380 V) peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. d) Sistem diesel generator set / power stand by (380 / 220 Volt) - Diesel generator set - Panel control genset - Instalasi pemipaan bahan bakar minyak - Tangki Bahan Bakar e) Instalasi penerangan dan stop kontak - Penerangan dalam bangunan - Penerangan luar bangunan - Penerangan darurat f) Sistem pentanahan / pembumian g) Sistem penangkal petir h) Sistem power factor (Cos Ø) 2. SISTEM INSTALASI LISTRIK Fungsi instalasi listrik pada gedung bertingkat sangat berkaitan dengan seluruh bidang teknik lainnya, maka pada tahap konsep perencanaan akan direncanakan :
Sistem penerangan Pengelompokan jenis beban listrik Kebutuhan Daya Listrik Sistem distribusi & supply daya listrik Keandalan dan fleksibilitas pelayanan
System pengaman terhadap manusia Penghematan energy listrik / pengontrolan pemakaian daya listrik 2.1 LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
a. I nstalasi nstalasi Si S i stem stem P ener ner anga ng an -
Penerangan dalam bangunan Penerangan luar bangunan Penerangan darurat
b. I nstalasi nstalasi Sto S top p Ko K ontak ntak B i asa da dan K husus / P owe ower c. Sist Si ste em Tegan Tegangan gan R enda ndah (TR (T R , 220 220 V / 380 380 V ) -
Panel utama tegangan rendah, sub panel dan panel penerangan Kabel feeder utama Kabel power untuk motor-motor Kabel tahan api
d. Sist Si ste em Tegan Tegangan gan M enenga nengah h 20 K V -
Panel tegangan menengah 20 kV Kabel tegangan menengah 20 kV Transformator
e. Sist Si ste em Pe Pem mbumi umi an (G r oundi undi ng) f. I nsta nstalasi lasi P enangk nangka al Pe P etir g. Sist Si ste em D iese iesell G ense nset -
Diesel generator set Panel control genset Instalasi pemipaan bahan bakar minyak Tangki Bahan Bakar (harian dan mingguan)
h. B uilding ui lding A utom utomation Syst S yste em i. Sist Si ste em Powe Power F acto ctor (Ca (C apacito citor Ba B ank) Berdasarkan sumber energinya, sistem kelistrikan pada bangunan gedung dibagi menjadi dua sumber yaitu Sumber Listrik dari PLN dan Sumber Listrik dari Genset, di mana sumber listrik gedung ini memprioritaskan PLN sebagai sumber utama dan genset sebagai cadangan (back up). Bagian-bagian dari sistem kelistrikan pada bangunan gedung antara lain :
Kubikal Tegangan Menengah
Gambar 1. Kubikal Tegangan Menengah Sumber Gambar: http://binateknik.indonetwork.co.id/ Kubikal (Panel) Tegangan Menengah atau Medium Voltage Distribution Panel (MVDP) adalah panel yang berfungsi sebagai pemutus (PMT) dan pemisah (PMS) daya listrik dari PLN. MVDP pada umumnya terdiri dari circuit breaker (CB) dan disconnection switch (DS) untuk tegangan menengah. Daya listrik yang telah melalui MVDP kemudian didistribusikan ke Transformator Step Down.
Transformator (Trafo) Step Down
Gambar 2. Trafo Step Down (Tegangan Menengah ke Tegangan Rendah) Merk Starlite Sumber Gambar: http://elektronik.pelapak.com/ Transformator (Trafo) Step Down berfungsi untuk menurunkan tegangan, dalam hal ini menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah. Trafo step down menurut lokasi pemasangannya dibedakan menjadi dua, yaitu trafo tipe pasangan luar (outdoor) dan trafo tipe pasangan dalam (indoor). Trafo tipe outdoor pada umumnya dipasang di gardu tiang listrik, pada jaringan distribusi listrik. Sedangkan trafo tipe indoor, dipasang / dilokasikan di ruangan khusus infrastruktur listrik untuk bangunan gedung tertentu (pabrik, hotel, rumah sakit, dan lain-lain). Trafo step down langsung terhubung dengan kubikal tegangan menengah dan panel utama tegangan rendah.
Genset (Generator Set)
Sumber energi listrik selain PLN berasal dari unit Generator Set (genset). Generator Set (genset) berfungsi sebagai pensuplai daya listrik cadangan yang dapat bekerja apabila daya listrik utama dari PLN terputus. Genset terhubung dan dikontrol dengan Panel Kontrol Genset (PKG). PKG terhubung dengan unit Panel Utama Tegangan Rendah (LVMDP). PKG akan menghidupkan genset dan mensuplai tegangan ke LVMDP bilamana terjadi gangguan pada sumber PLN, sehingga akan memberikan pelayanan yang kontinyu terhadap ketersediaan sumber tenaga listrik dan diharapkan dengan sistem tersebut kehandalan sistem energi listrik akan terpenuhi.
Gambar 3. Genset Tipe Open Merk Cummins Sumber Gambar: http://gudanggenset.com/
Gambar 4. Genset Tipe Silent Merk Perkins Sumber Gambar: http://currentgeneration.co.nz/
Panel Utama Tegangan Rendah
Panel Utama Tegangan Rendah atau Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP) berfungsi sebagai gerbang utama masuknya daya listrik ke suatu bangunan gedung. Pada LVMDP, dipasang circuit breaker utama untuk seluruh kebutuhan listrik bangunan gedung. LVMDP menerima daya listrik dari trafo dan/atau genset untuk selanjutnya didistribusikan ke panel-panel distribusi tegangan rendah. Pada LVMDP, dipasang komponen-komponen proteksi listrik yang berfungsi melindungi seluruh peralatan listrik maupun elektronik dalam bangunan gedung terhadap gangguan-gangguan yang beresiko merusak peralatan; seperti petir, hubung singkat dan lain-lain.
Gambar 5. LVMDP / Low Voltage Main Distribution Panel (Panel Utama Tegangan Rendah) Sumber Gambar: http://sentradayaabadi01.blogspot.com/
Panel Distribusi
Panel distribusi adalah panel yang tersambung langsung dengan beban listrik, seperti lampu, kotak kontak, AC, dan lain-lain. Pada panel distribusi, dipasang satu circuit breaker berkapasitas besar sebagai pemutus utama, dan beberapa circuit breaker berkapasitas kecil sebagai pemutus yang dihubungkan langsung ke beban listrik. Pada panel-panel untuk kebutuhan tertentu seperti pompa transfer air bersih dan motor-motor, dipasang komponen-komponen kontrol sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 6. Isi Panel Distribusi Listrik Sebelum Pengawatan (Pengkabelan) Sumber Gambar: http://utakatikmikro.wordpress.com/ 2.2 Mengenal Peralatan Instalasi Listrik 1. Penghantar / kabel
Kawat penghantar digunakan untuk menghubungkan sumber tegangan dengan beban.Kawat penghantar yang baik umumnya terbuat dari logam.Dalam instalasi listrik ada berbagai macam jenis kabel yang digunakan sesuai dengan kebutuhan daya dari kegunaannya. Macam – macam kabel tersebut diantaranya : a.
Kabel NYA
Digunakan dalam instalasi rumah dan system tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan kabel NYAdengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Syarat penandaan dari kabel NYA : NYA : berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus.
Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang Huruf kode
Komponen
N
Kabel jenis standart dengan penghantar tembaga
Y
Isolator PVC
A
Kawat berisolasi
Re
Penghantar pada bulat
Rm
Penghantar banyak
bulat
berkawat
b. Kabel NYM Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan system tenaga. Kabel NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA).Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam. Huruf kode
Komponen
N
Kabel jenis standart dengan penghantar tembaga
Y
Isolator PVC
M
Berselubung PVC
Re
Penghantar pada bulat
Rm
Penghantar banyak
c.
Kabel NYY
bulat
berkawat
Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4.Kabel NYY dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM).Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus. d.
Tanda kabel / warna - Merah / Kuning / Hitam = Fasa R, Fasa S, Fasa T - Belang hijau kuning = Ground - Biru = Netral 2. Macam – macam saklar Saklar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik.Saklar banyak macam dan jenisnya, misalnya untuk kebutuhan instalasi penerangan, instalasi tenaga dan banyak lagi jenisnya, yang sering kita jumpai pada kehidupan sehari – hari dirumah maupun dimana saja. Ada saklar yang dipasang dalam tembok (inbow) dan diluar tembok (out bow) Untuk instalasi penerangan umumnya digunakan saklar untuk menyalakan dan mematikan lampu. Saklar menurut fungsinya dibedakan menjadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Saklar kutub satu Saklar kutub ganda Saklar kutub tiga Saklar kelompok Saklar seri Saklar tukar Saklar silang
Macam – macam fitting : 1. Fiting langit-langit Bisanya digunakan untuk pemasangan lampu yang menggunakan roset yang menempel pada langit-langit(eternity/lainnya). 2. Fiting gantung Pemasangannya biasanya digabungkan pada fiting langit-langit.Pada bigian atas fiting ini terdapat cicin yang dipakai untuk mengikatkan tali penarik hingga kedudukannya menjadi kuat. 3.
Stop Kontak
Pemasangan biasanya pada tempat-tempat lembab yang terjadipercikan air. Contohnya kamar mandi, kolam dan sebagainya 4.
kemungkinan
Pipa
Didalam instalasi listrik banyak sekali dipakai pipa.Pipa digunakan sebagai pelindung kabel atau hantaran darigangguan.Dengan pipa pemasangan hantaran atau kabel lebih rapi.Pipa yang digunakan biasanya jenis pipa union atau bisa juga pipa PVC dengan ukuran 5/8 dlm. 5.
Stop Kontak
Merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan.Tegangan ini diperoleh dari hantaran fasa dan nol yang dihubungkan dengan kontak-kontak stopkontak. Stop kontak dipasang untuk memudahkan mendapatkan tegangan yang diperlukan bagi peralatan listrik yang dapat dipindahkan. 6.
Klem
Adalah suatu bahan yang dipakai untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit.Klem ini dibuatdari pelat besi atau plastic dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran pipa.jarak pemasangan klem satu dengan lainny maksimal 80 cm. 7.
Kotak Sambung
Pada saat penyambung kabel pada titik percabangan harus menggunakan kotak sambung. Menurut ketentuan peraturan instalasi yang diijinkan tidak boleh dalam pipa terdapat sambungan,karena dikwatirkan kawat putus dalam pipa. Macam-macam kotak sambung : -
Kotak sambung cabang dua : digunakan untuk menyambung lurus. Kotak sambung cabang tiga (T-Dos) : digunakan untuk percabangan percabangan, misalnya terdapat pemakaian saklar, stop kontak. - Kotak sambung cabang empat (Cross Dos) : Pemakaian sama dengan T-Dos hanya percabangan bukan tiga tapi empat. 8. Rol Isolator Untuk pemasangan kawat hantaran diatas plafon tanpa menggunakan pipa digunakan rol isolator. Jarak antara rol satu dengan yang lain 50 cm dan antar hantaran jaraknya 5 cm. Rol isolator dibuat dari keramik atau plastic dan kekuatannya disesuaikan dengan besar hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan peletakan
besar hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan peletakan hantaran pada instalasi penerangan rumah. 9.
Kotak Sekring
Kotak sekring merupkan alat yang digunakan membatasi besar arus yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik.Fungsinya sebagai pengaman. Apbiladialiri arus melebihi ketetapa maka sekring akan putus, sehingga tidak ada arus yang mengalir dalam rangkaian. Ada dua tipe sekring yang terdapat dipasaran yaitu sekring patron lebur dan sekring otomat. Keduanya memiliki fungsi yang sama tapi kerja teknis yang berbeda. 10. MCB (miniature Circuit Breaker) Fungsi MCB adalah untuk pengaman terhadap beban lebih atau hubung singkat.Bila terjadi arus beban lebih atau hubung pendek MCB memutuskan sirkit dari sumber. Komponen untuk mengamankan beban lebih adalah bimetal sedangkanuntuk mengamankan arus hubung pendek adalah electromagnet. Bila terjadi hubung singkat atau arus lebih yang besar maka kumparan magnetic R akan memerintahkan kontak jatuh. Tegangan kerja sampai dengan 440 VAC, MCB dipakai sampai 50 A. 11. KWH Meter Digunakan sebagai pengukur energi listrik. Secara praktisnya KWH meter digunakan untuk mengukur daya terpakai (daya aktif) yang digunakan dalam pemakaian beban listrik dalam jangka waktu tertentu. Syarat-Syarat Instalasi Listrik : Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan instalasi listrik, antara lain : 1. Syarat ekonomis Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin. 2. Syarat keamanan Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda disekitarnya dari kerusakan
akibat dari adanya gangguan seperti : gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya. 3. Syarat keandalan (kelangsungan kerja) Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN
Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Sistem pembangkitan listrik menggunakan angin sebagai sumber energi merupakan sistem alternatif yang sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan salah satu energi yang tidak terbatas di alam. Komponen pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sistem pembangkit listrik tenaga angin ini merupakan pembangkit listrik yang menggunakan turbin angin (wind turbine) sebagai peralatan utamanya.
1. 2.
3.
4.
5. 6.
Gambar 7 Bagian Dalam Turbin Angin Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah kipas angin yang menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar. Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor Tower (Menara): Menara bisa dibuat dari pipa baja, beton, ataupun rangka besi. Karena kencangnya angin bertambah dengan seiring dengan bertambahnya ketinggian, maka makin tinggi menara makin besar tenaga angin yang didapat. Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai dengan kecepatan rotor yang dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang terlalu rendah atau terlalu kencang. Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis dengan bantuan tenaga listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan darurat. Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar kirakira 30-60 rpm. Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi sekitar 1000-1800 rpm. Ini merupakan tingkat putaran standar yang disyaratkan untuk memutar generator listrik.
7. Generator: Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang disebut alternator arus bolak-balik. 8. Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini men-start turbin pada kecepatan angin kira-kira 12-25 km/jam, dan kemudian mematikannya pada kecepatan 90 km/jam. Turbin tidak beroperasi di atas 90 km/jam. Hal ini dikarenakan tiupan angin yang terlalu kencang dapat merusakkannya. 9. Anemometer: Mengukur kecepatan angin dan mengirim data angin ke alat pengontrol. 10. Wind vane (Tebeng Angin): Mengukur arah angin, berhubungan dengan penggerak arah yang memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin. 11. Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di dalamnya berisi gearbox, poros putaran tinggi/rendah, generator, alat pengontrol, dan alat pengereman. 12. High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi): Berfungsi untuk menggerakkan generator. 13. Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak arah memutar turbin ke arah angin untuk desain turbin yang menghadap angin. Untuk desain turbin yang mendapat hembusan angin dari belakang tak memerlukan alat ini. 14. Yaw motor (Motor Penggerak Arah): Motor listrik yang menggerakkan Yaw drive. 15. Tower (Menara). Jenis Turbin Angin
Turbin angin memanfaatkan energi kinetik dari angin dan mengkonversinya menjadi energi listrik. Ada dua jenis turbin angin yang utama: 1. Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH) / Horizontal Axis Wind Turbin (HAWT)
Gambar 8 Turbin Angin Sumbu Horizontal 2. Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV) / Vertical Axis Wind Turbin (VAWT)
Gambar 9 Turbin Angin Sumbu Vertikal
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Gambar 8 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Dari penjelasan mengenai angin, kincir angin, dan sebagainya seperti dijelaskan terperinci diatas prinsip kerja PLTB secara singkat adalah sebagai b erikut: 1) 2) 3) 4)
Angin yang berasal dari arah tertentu dengan kecepatan tertentu pula datang. Angin yang datang tersebut menggerakkan kipas/ baling-baling. Yang terhubung ke generator untuk membangkitkan energi listrik. Prinsip kerja generator berlawanan dengan motor listrik. Motor listrik membutuhkan daya listrik untuk berputar, sedangkan generator akan menghasilkan energi listrik sesuai dengan kecepatan putaran. Energi listrik yang dihasilkan oleh generator diteruskan ke panel kontrol yang menampung dari berbagai generator 5) Untuk kemudian dinaikkan menjadi tegangan tinggi dengan transformator penaik tegangan (transformator step up). 6) Hal ini untuk efisiensi daya dan efisiensi biaya. Karena pada daya yang sama, tegangan lebih tinggi cukup dengan penampang kabel yang lebih kecil (daya= tegangan x arus). Melalui sistem distribusi dengan tiang-tiang tinggi, siap untuk men-suplai kebutuhan listrik rumah tangga dan industri. 7) Setelah sampai pada daerah tertentu, dibutuhkan transformator penurun tegangan (transformator step down) yang disesuaikan dengan tegangan standar untuk rumah/industri.
Penangkal Petir Penangkal petir adalah sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang di atas gedung dan pada perangkat listrik yang terhubung ke tanah melalui kawat, untuk melindungi bangunan pada saat terjadi petir. Sebuah batang logam, yang lebih tinggi dari gedung, dipasang di dinding bangunan. Salah satu ujung batang kawat ini berada di luar atap bangunan dan yang lainnya terkubur di dalam tanah. Jika petir menyambar bangunan itu, maka secara langsung petir akan menyambar pada kawat batang logam, kemudian petir akan melewati kawat menuju tanah, sehingga potensial listrik dari petir dapat dinetralkan. Penangkal petir adalah salah satu komponen di dalam sistem perlindungan dari petir. Selain itu, penangkal petir ditempatkan sesuai struktur pada bagian tertinggi dari bangunan. Sistem perlindungan dari petir biasanya mencakup hubungan antar konduktor logam pada atap, jalur konduktor logam dari atap ke tanah, koneksi ikatan objek logam dalam struktur dan jaringan landasan. Bagian atap penangkal petir terdiri dari strip logam atau batang, biasanya dari tembaga atau aluminium. Sistem perlindungan dari petir dipasang pada bangunan, pohon, monumen, jembatan atau kapal layar untuk melindungi dari bahaya petir. Penangkal petir kadang-kadang disebut finial atau terminal udara. Instalasi penangkal petir yang sering di aplikasikan padai umumnya terbagi 2 macam, yaitu :
Instalasi penangkal petir konvensional. Instalasi penangkal petir sistem radio aktif.
Kedua sistem penangkal petir ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masingmasing dan juga harus disesuaikan dengan kondisi medan masing-masing lokasi. Instalasi Penangkal Petir Konvensional Untuk sistem instalasi penangkal petir konvensional ini diperlukan komponen pokok sebagai berikut: Air Konvensial Terminal khusus sistem Instalasi Penangkal Petir.
Kabel BC grounding khusus sistem Instalasi Penangkal Petir. Spit Grounding khusus sistem
Instalasi Penangkal PetirMetal Grounding khusus sistem Instalasi Penangkal Petir Instalasi Penangkal Petir Sistem Radio Aktif
Sistem proteksi instalasi penangkal petir sistem radio Aktif lebih cocok diterapkan pada daerah yang bangunannya agak jarang, baik dari bahan logam maupun bukan logam. Misalnya untuk daerah yang jarang ada pemukiman penduduk dan jarak antar bagunan cukup jauh. Instalasi penangkal petir sistem radio aktif dapat melindungi sambaran langsung petir terhadap bangunan dan dapat memproteksi wilayah yang jauh lebih luas akibat serangan peitr. Instalasi penangkal petir sistem radio aktif ini terdiri dari sejumlah elemen, yang bekerja bersama-sama untuk mencegah bahaya petir Jalur Instalasi Tunggal / Franklin Rod Penangkal Petir Franklin Rod adalah rangkaian jalur elektris dari atas bangunan menuju sisi bawah/tanah dengan jalur kabel tunggal, dengan cara memasang alat berupa batang tembaga dengan daerah perlindungan berupa kerucut imajiner dengan sudut puncak 112 derajat. Agar daerah perlindungan luar maka Franklin Rod di pasang pada bangunan teratas (tinggi 1 - 3 Meter). Makin jauh dariFranklin Rod maka perlindungan akan semakin lemah pada areal tersebut. Berikut material yang di perlukan untuk instalasi penangkal petir konvensional :
Ujung Penerima Sambaran / Splitzer Dudukan / Pipa penyangga Kabel Penghantar Grounding System Assesories
Radius proteksi instalasi penangkal petir konvensional berbeda dengan radius proteksi penangkal petir elektrostatis, hal ini di sebabkan karena instalasi penangkal petir konvensional bersifat pasif. Secara teori radius penangkal petir konvensional antara 2 Meter sampai 4 Meter atau 45 derajat dengan ketinggian splitzer 1 Meter. Maka dari itu jika luas struktur bangunan atau areal yang akan di lindungi sangat luas lebih praktis dan ekonomis dipasang penangkal petir elektrostatis. Terminal petir elektrostatis dengan merk Flash Vectron memiliki radius proteksi 157 Meter. AKIBAT YANG DI TIMBULKAN PETIR
Akibat Elektrikal, Terjadinya arus listrik berkekuatan tinggi dapat mencapai ribuan ampere. Akibat Thermal, Terjadinya panas sehingga dapat membakar benda-benda yang terkena (pohon hangus).
Akibat Mekanikal, Terjadinya pergeseran atau pergerakan benda-benda yang di lalui arus listrik akibat getaran, ledakan atau pe muaian.
Instalasi penangkal petir yang sering di aplikasikan padai umumnya terbagi 2 macam, yaitu : 1. Instalasi penangkal petir konvensional.
Gambar 9 penangkal petir konvensional
Pasif
Memerlukan banak material
Radius proteksi sangat rendah
Sangat rentang terhadap induksi
Mudah retak
Merusak ekisting bangunan
2. Penangal petir radio aktif Penangkal petir jenis ini bekerja dengan mengagalkan ionisasi di lakukan dengan cara memakai zat beradiasi Americium 241 karena bahan ini mampu menghamburkan radiasinya yang bisa menetralkan mutan listrik awan, sehingga petir akan meyambar hanya pada penangkal petir yang beradiasi tersebut Keberadaan penangkalan petir jenis ini sudah dilarang pemakaiannya berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan
mengurangi pemakaian zat beradiasi dimasyarakat yang disinyalir mrmpunyai efek negative pada lingkungan hidup dan kesehatan.
Gambar 10 penangkal petir radioaktif 3. Penagkal Petir Electro Static Flash Vectron
Penagkal petir electrostatic flash vectromadalah penyempurnaan dari penangkal petor sebelumnya denga system Early streamer Emission (ESE) yang bekerja aktif dengan cara mengumulkan ion dan melpaskan ion dalam jumlah besar ke lapisan udara sebelum terjadi sambaran petir, pelepasa ion ke udara secara otomatis akan membuat jalur untuk menuntun petir agar selalu memilih ujung terminal petir flash vectrom ini daripada objek di sekitarnya dengan system ini maka areal perlindunga akan jauh lebih luas dari penangkal petir konversional
Keunggulan Penagkal petir electrostatic flash vectron :
Aktif
Efisiensi
Radius protektif tinggi hingga 150m
Tidak terjadi kebocoran
Kokoh
Mudah dalam pemasangan
Khusus area beriklim tropis
Mekanisme Kerja Flash Vectron Lightning Protection Penangkal petir flash vectron merupakan penangkal petir modern yang berbasis kerja ESE (Early streamer Emission) system ESE bekerja secara aktif dengan cara mengumpulan ion dan melepaskan ion dalam jumlah besar ke lapisan udara sebelum terjadinya sambaran petir. Pelepasan ion ke udara secara otomatis akan membuat jalur untuk menuntun petir agar selalu memilih ujung terminal Flash vectron ini pada areal sekitarnya