MAKALAH BAHASA INDONESIA “SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA”
ARSITEKTUR A Disusun Oleh (KELOMPOK 6) :
SITTI AINUN FITRI
D051171301
SANTIKA MIFTAHUL ANNISA
D051171309
ANDI KHAERUN NISA
D051171023
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia
UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunianya, kami dapat membuat makalah ini. Makalah ini, dibuat dengan penuh rasa tanggung jawab dan penuh perhatian. Makalah
ini
membahas
tentang
“Sejarah
Perkembangan
Bahasa
Indonesia”, dimana kami akan menjelaskan dan menjabarkan tentang sejarah perkembangan dari bahasa Indonesia. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harap kan kepada para pembaca untuk
memberikan
masukan-masukan
yang
bersifat
membangun
untuk
kesempurnaan makalah ini.
September 2017,
Penyusun,
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ……………………………......................................... iv DAFTAR ISI………………………………………………........................... v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 SEJARAH BAHASA INDONESIA.............................................. 3 2.2 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA.............. 6
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN.............................................................................. 9 3.2 SARAN……………………….... ................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I PENDAHULUAN
Bahasa merupakan salah satu unsur identitas nasional. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis. Melalui perjalanan sejarah yang panjang, bahasa Indonesia telah mencapai perkembangan yang luar biasa, baik dari segi jumlah pemakainya, maupun dari segi tata bahasa dan kosakata serta maknanya. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Pentingnya bahasa sebagai identitas manusia, tidak bisa dilepaskan dari adanya pengakuan manusia terhadap pemakaian bahasa dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Untuk menjalankan tugas kemanusiaan, manusia hanya punya satu alat, yakni bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan apa yang ada di benak mereka. Sesuatu yang sudah dirasakan sama dan serupa dengannya, belum tentu terasa serupa, karena belum terungkap dan diungkapkan. Hanya dengan bahasa, manusia dapat membuat sesuatu terasa nyata dan terungkap. Era globalisasi dewasa ini mendorong perkembangan bahasa secara pesat, terutama bahasa yang datang dari luar atau bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan sebagai pengantar dalam berkomunikasi antar bangsa. Dengan ditetapkannya Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional (Lingua Franca), maka orang akan cenderung memilih untuk menguasai Bahasa Inggris agar mereka tidak kalah dalam persaingan di kancah internasional sehingga tidak buta akan informasi dunia. Tak dipungkiri memang pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah jauh lebih baik bila kita tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan Bahasa Indonesia. Karena seperti yang kita ketahui, bahasa merupakan idenditas suatu bangsa. Untuk memperdalam mengenai Bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui bagaimana perkembangannya sampai saat ini sehingga kita tahu mengenai bahasa pemersatu dari berbagai suku dan adat-istiadat yang beranekaragam yang ada di Indonesia, yang termasuk kita
1
di dalamnya. Maka dari itu melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan sejarah tentang perkembangan bahasa Indonesia.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH BAHASA INDONESIA 2.1.1 SEBELUM KEMERDEKAAN
Bahasa Indonesia atau berakar dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahsa Melayu, yang sudah dipakai berabad-abad sebagai bahasa pergaulan (lingua franca), bukan saja di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh wilayah Asia Tenggara. Berbagai fakta sejarah menunjukkan bahwa bahasa Melayu sudah digunakan secara meluas sejak dahulu. Misalnya, prasasti tertua yang ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf Pallawa berasal dari abad ke-7. Masuknya Islam ke Indonesia sekitar abad ke-13 atau sebelumnya membawa pengaruh pada tradisi tulis dalam bahasa Melayu. Huruf Arab mulai digunakan untuk menulis bahasa Melayu. Berdasarkan bukti sejarah bahwa pada zaman Kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Kerajaan Majapahit di Jawa, Bahasa Melayu sudah berfungsi sebagai: 1. Bahasa Kebudayaan, yaitu bahsa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra; 2. Bahasa perhubungan antarsuku di Indonesia; 3. Bahasa niaga dalam transaksi perdagangan, baik antarsuku yang ada di Indonesia maupun terhadap pedagang-pedagang yang datang dari luar Indonesia. 4. Bahasa resmi kerajaan, baik pada masa pemerintahan Sriwijaya maupun pada masa pemerintahan Majapahit. Pada masa penjajahan Belanda, bahasa Melayu juga tetap dipakai sebagai bahasa perhubungan yang luas. Pemerintah Belanda tidak mau menyebarkan pemakaian bahsa Belanda pada penduduk pribumi. Dengan demikian, komunikasi di antara pemerintah dan penduduk Indonesia dan di antara
3
penduduk Indonesia yang berbeda bahasanya sebagian besar dilakukan dengan bahasa Melayu. Selama masa penjajahan Belanda, terbit banyak surat kabar yang ditulis dengan Bahasa Melayu. Melalui perjalanan sejarah yang panjang, akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928 melalui ikrar Sumpah Pemuda, bangsa Indonesia menerima bahasa Melayu sebagai bahasa Nasional bangsa Indonesia dengan nama bahasa Indonesia. Butir ketiga dari ikrar Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad kenahasan yang mengindikasikan bahwa bangsa Indonesia, “menjunjung bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia”. Sejak itulah bahasa Indonesia secara perlahan tumbuh dan berkembang terus. Sejak zaman prakemerdekaan hingga saat ini perkembangannya menjadi demikian pesatnya sehingga bahasa Indonesia telah menjelma menjadi bahasa modern. Peristiwa-peristiwa penting dalam perkembangan Bahasa Indonesia sebelum kemerdekaan
Tahun 1908 pemerintahan Kolonial mendirikan sebuah Badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volksclectuur (Taman Bacaan Rakyat) yang kemudian pada tahun1917 diubah menjadi Balai Pustaka.
Tanggal 16 Juni 1927, Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini, untuk pertama kalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahsa Indonesia.
Tanggal 28 Oktober 1928, secara resmi Muh. Yamin agar Bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
Tahun 1933, berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Ali Syahbana dan di Tahun 1936 Sutan Takdir Ali Syahbana menyusun tata bahasa baru Bahasa Indonesia.
2.1.2 SESUDAH KEMERDEKAAN
Sehari sesudah proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus ditetapkan Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya terdapat pasal 36, yang
4
menyatakan bahwa, “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Dengan demikian, di samping kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa Negara. Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia dipakai dalam semua urusan yang berkaitan dengan pemerintahan dan negara. Sesudah kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, setiap tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia semakin bertambah. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa Negara semakin kuat. Perhatian terhadap bahasa Indonesia baik dari pemerintahan maupun masyarakat sangat besar. Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru menaruh perhatian yang besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia, di antaranya melalui pembentukan lembaga yang mengurus masalah kebahasan yang sekarang menjadi Pusat Bahasa dan penyelenggaraan Kongres Bahasa Indonesia. Perubahan ejaan bahasa Indonesia : 1. Ejaan Van Ophuysen, Ejaan yang pertamaberlaku di Indonesia pada tahun 1901. Hal-hal yang menonjol dalamejaan ini adalah sbb: a. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus di suarakan tersendiri dengan dipotong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf Y seperti dalam soerabaïa. b. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb. c. Huruf oe yang menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer,dsb. d. Tanda diakritik seperti, ain dan tanda trema untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’ dsb. 2. Ejaan Soewandi pada tanggal 1940. Ejaan Soewandi diresmikan menggantikan ejaan Van Ophuysen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberikan julukan Ejaan Republik. Seperti : a. Huruf oe diganti dengan huruf u. Seperti pada guru, itu, umur. b. Bunyi Hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, dan rakjat. c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti, anak2, ber-jalan2, kebarat2an.
5
d. Awalan di dan kata depan, kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Seperti kata depan di, pada, di rumah, di kebun disamakan dengan imbuhan di, pada ditulis, dikarang. Namun, setelah mengalami perkembangan bahasa Indonesia mengalami perubahan hingga menjadi ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, tapi sebelumnya ejaan Melindo juga pernah digunakan ejaan Soewandi.
3. Ejaan Melindo Ejaan Melindo adalah sistem ejaan latin yang termuat dalam Pengumuman Bersama Edjaan Bahasa Melajoe-Indonesia (Melindo) (1959) sebagai hasil usaha penyatuan sistem ejaan dengan huruf latin di Indonesia dan persekutuan bahasa Melayu.
4. Ejaan EYD Selanjutnya, pada 16 Agustus 1972, H.M.Soeharto, Presiden RI, meresmikan penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan dihadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan keputusan Presiden No. 57 tahun 1972
5. PUEBI Ejaan yang Disempurnakan (EYD) belum lama ini mengalami perubahan menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Perubahan ini dilakukan sebagai dampak meluasnya ranah pemakaian bahasa seiring kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan seni. Ada tiga hal perubahan yang terjadi pada PUEBI. Perubahan tersebut meliputi penambahan huruf diftong, penggunaan huruf tebal, serta penggunaan huruf kapital.
2.2 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA 2.2.1KEDUDUKAN
BAHASA
INDONESIA
SEBAGAI
BAHASA
NASIONAL
6
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional ditetapkan melalui ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa, dan (4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya. Sebagai lambang kebanggan nasional, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Bangsa Indonesia harus merasa bangga karena adanya bahasa Indonesia yang dapat menyatukan berbagai suku bangsa yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sanggup mengatasi perbedaan yang ada. Atas dasar kebanggan inilah, bahasa Indonesia terpilih dan berkembang serta rasa kebanggaan memakainya senantiasa terbina. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung tinggi di samping bendera dan lambang Negara kita. Untuk membangun kepercayaan diri yang kuat, sebuah bangsa memerlukan identitas, di antaranya dapat diwujudkan melalui bahasanya. Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang budaya dan bahasa dapat terhindarkan. Sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa yang berbeda itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta bahasa daerah yang bersangkutan. Dengan demikian, kita dapat meletakkan kepentingan nasional di atas kepentingan nasional di atas kepentingan daerah (kesukuan) atau golongan.
2.2.2 KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NEGARA
Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa Negara pada 18 Agustus 1945 dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, pasal 36. Sebagai Negara, bahasa Indonesia berfungsi (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (3) alat perhubungan di tingkat nasional untuk
7
kepentingan pembangunan dan pemerintahan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai untuk urusanurusan kenegaraan. Dalam hal ini pidato-pidato resmi, dokumen dan surat-surat resmi harus ditulis dalam bahasa Indonesia. Sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan akan bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Sebagai alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal-baik antara pemerintahan dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah dan anatarsuku, melainkan juga sebagai alat perhubungan dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya. Sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa Indonesia yang memenuhi syarat untuk itu karena bahasa Indonesia telah dikembangkan untuk keperluan tersebut dan bahasa ini dimengerti oleh sebagian besar mas yarakat Indonesia.
8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN Dapat disimpullkan dari makalah ini, bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu (bahasa Indonesia) karena :
Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
3.2 SARAN Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu memiliki banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahasa nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan dan diperguna dengan baik oleh pihak luar.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ade, Kartika. “Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia”. 17 Oktober 2009. https://kartikaade.wordpress.com/2009/10/17/sejarah-perkembanganbahasa-indonesia/ . Delvina, Ingrid. “Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia”. 14 September 2014. http://ingridelvina.blog.uns.ac.id/2014/09/14/makalah sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia/ . Okezone. “Perbedaan EYD dengan PUEBI”. 15 Agustus 2016. https://news.okezone.com/read/2016/08/15/65/1464154/perbedaan-eyddengan-puebi. PBI-B Represso. “Perkembangan Bahasa Indonesia Setelah Kemerdekaan”. 23 Februari2013.http://makalahbuatloe.blogspot.co.id/2013/02/perkembanganba hasa-indonesia-setelah.html. Tim Pengajaran Bahasa Indonesia UNHAS. 2014. Bahasa Indonesia. Makassar: UPT MKU UNHAS Makassar. Wikipedia. “Bahasa Indonesia”. 08 September 2017. https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia.
10