SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan Bahasan
: Pengaturan Pengaturan Pola Hidup Pasien Dengan Penyakit Gagal Jantung
Sub Pokok Bahasan
: Pengaturan Diet dan Aktivitas
Sasaran
: Pasien Jantung
Target
: Tn. X dan Keluarga
Hari/tanggal
: Kamis, 5 Juli 2012
Waktu
: Pukul 10.00-10.30 WITA
Penyuluh
: Mahasiswa Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Tempat
I.
: Bangsal Nusa Indah Rumah Sakit Vortphilization
Latar Belakang Gangguan kardiovaskuler kardiovaskuler merupakan gangguan kesehatan yang menunjukkan trend semakin meningkat. Bahkan di banyak negara penyakit kardiovaskuler sudah menjadi salah satu penyebab kematian utama pada orang dewasa. Pada tahun 2001 penyakit cardiovaskuler menyumbang hampir sepertiga dari kematian global. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 hampir 25 juta kematian di seluruh dunia diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler. kardiovaskuler. Dari hasil riskesdas 2007 di Sumatera Utara penyakit jantung menempati peringkat kedua dari sepuluh penyakit tidak menular dengan prevalensi 6,98%. Dalam Framingham Heart Study, gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang
menjadi fokus perhatian. Heart Failure atau gagal jantung
merupakan
ketidakmampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan pada saat istirahat atau kerja ringan. Hal tersebut akan menyebabkan respon sistemik khusus yang bersifat patologik (sistem saraf, hormonal, ginjal, dan lainnya) serta adanya tanda dan gejala yang khas (Fathoni, 2007). Prevalensi gagal jantung di negara berkembang cukup tinggi dan makin meningkat. Oleh karena itu gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang utama. Setengah dari pasien yang terdiagnosis gagal jantung masih punya harapan hidup 5 tahun (Fathoni, 2007).
Penelitian Framingham menunjukkan menunjukkan mortalitas 5 tahun sebesar 62% pada pria dan 42% wanita ( Sugeng dan Sitompul, 2003). Di Indonesia belum ada data epidemiologi untuk gagal jantung, namun pada Survei Kesehatan Nasional 2003 dikatakan bahwa penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada Profil Kesehatan Indonesia 2003 disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan ke-delapan (2,8%) pada 10 penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia. Hasil survei awal yang dilakukan di RSU Herna Medan diketahui bahwa jumlah penderita gagal jantung yang dirawat inap tahun 2009 adalah sebanyak 97 orang dan pada tahun 2010 sebanyak 75 orang. Berdasarkan data di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita gagal jantung yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Herna pada tahun 2009-2010. Dengan terganggunya salah satu organ yang sangat penting dalam tubuh, maka akan berdampak buruk bagi tubuh baik secara fisik, fisikologis dan juga spritual. Dampak fisik yang dapat ditimbulkan dari penyakit gagal jantung kongestif ini yaitu : kesulitan dalam bernafas / sesak nafas, batuk dan mudah lelah. Sedangkan dampak psikologis dari penyakit gagal jantung kongestif adalah klien merasa tidak menerima keadaan bahwa klien mengalami penyakit penyakit jantung, klien mudah tersinggung karena keadaan klien yang tidak stabil, klien tidak dapat berinteraksi dengan orang-orang terdekat atau orang-orang yang disekitarnya seperti keluarga, tetangga dan masyarakat setempat dikarenakan keterbatasan aktivitas. Dilihat dari banyaknya kasus Gagal Jantung Kongestif yang terus meningkat karena pola hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, diit yang tidak sehat, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, jarang olahraga dan sebagainya, hal inilah yang perlu diperhatikan oleh pasien maupun keluarga untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap pola hidup demi mencegah terjadinya kekambuhan kekambuhan dan memperburuk m emperburuk kondisi klien. II. Tujuan Instruksional Umum Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran dapat memahami pentingnya pengaturan diet dan aktivitas pada pasien gagal jantung
III. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang gagal jantung diharapkan peserta mampu : a. Menyebutkan kembali pengertian gagal jantung b. Memahami penyebab terjadinya gagal jantung c. Memahami tanda dan gejala gagal jantung d. Menyebutkan diet dan aktivitas yang dianjurkan pada klien gagal jantung
IV. Strategi Pelaksanaan Pelaksanaan 1. Metode
: Ceramah dan diskusi
2. Media
: leaflet
3. Garis besar materi (penjelasan terlampir):
Pengertian gagal jantung
Penyebab gagal jantung
Tanda dan gejala gagal jantung
Pengaturan diet dan aktivitas untuk pasien gagal jantung
V. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan No. Kegiatan 1.
Waktu
Pendahuluan 3 menit
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Pendahuluan Pendahuluan
Salam Pembuka
Membalas salam
Perkenalan
Memperhatikan
Menyampaikan
Menyimak
Mendengarkan,
tujuan penyuluhan
Apersepsi
menjawab pertanyaan
2.
Kerja
15 menit
Penyampaian garis
besar materi
Memperhatikan penjelasan
dan
mencermati materi
Membuka
sesi
tanya jawab
Menjawab
Mengajukan pertanyaan
pertanyaan
Memperhatikan jawaban
yang
diberikan
Evaluasi
Menjawab Pertanyaan
3.
1 menit
2 menit
Menyimpulkan
Mengakhiri dengan salam
VI. Setting Tempat
1
3
Keterangan gambar: 1. Perawat 2. Pasien 3. Keluarga pasien
2
3
Mendengarkan
Menjawab salam
VII. Pengorganisasian Pengorganisasian kelompok Perawat
: Made A. Perama Pradnyani
Pasien
: Putu Dwija Arnatha
Keluarga pasien
: Kadek Fira Parwati Ida Ayu Pradnya Paramitha Pemaron
VIII.
Rencana Evaluasi Evaluasi Struktur Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan
Evaluasi Proses -
Kegiatan berlangsung tepat waktu.
-
Tempat : Bangsal Nusa Indah Rumah Sakit Vortphilization
-
Peserta yang aktif bertanya 30% dari total peserta.
Evaluasi Hasil 1. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan pengertian gagal jantung 2. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan penyebab gagal jantung 3. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan gejala gagal jantung 4. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan diet dan aktivitas yang dianjurkan pada klien dengan gagal jantung j antung
IX. Referensi : Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth (Vol.2). Jakarta: EGC
LAMPIRAN : MATERI 1.
Pengertian Penyakit Gagal jantung sering disebut dengan gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantunguntuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dannutrisi.Istilah gagal jantung kongestif sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dankanan ( Brunner & Suddarth, 2002)
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaring an dan/atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer, 2001).
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk m emompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer & Bare, 2001)
2.
Penyebab Ada beberapa penyebab dari gagal jantung :
Kelainan Otot Jantung Menyebabkan Menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung
Aterosklerosis Koroner Menyebabkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah keotot jantung. Terjadihipoksia Terjadihipoksia dan asidosis asidosis ( akibat penumpukan penumpukan asam asam laktat)
Hipertensi Sistemik Atau Pulmonal Meningkatnya beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrophi serabut otot jantung
Peradangan Peradangan Dan Penyakit Miokardium Degeneratif Sangat berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan menyebabkan kontraktilitas menurun.
Penyakit jantung lain Gagal dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya tidak secara langsungmempengaruhi langsungmempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat mencangkup mencangkup gangguan aliran darahmelalui jantung, ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah.
Faktor Sisitemik Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal ginjal.Meningkatnya laju metabolisme, hipoksia dan anemia memerlukan peningkatan curah jantunguntuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
3.
Gejala Gagal Jantung Kiri : a.
Sesak nafas , Terjadi akibat penimbunan cairan dalam paru-paru dan mengganggu pertukaran gas. Beberapa pasien dapat mengalami sesak nafas pada malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND)
b.
Batuk
c.
Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. katabolisme. Juga terjadi terjadi karena meningkatnya meningkatnya energi energi yang digunakan digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk
d.
Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan bernafas bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik
Gagal Jantung Kanan a.
Oedema pada alat gerak bawah, biasanya oedema pitting, penambahan BB.
b.
Hepatomegali Hepatomegali atau pembesaran pembesaran pada hati dan nyeri tekan tekan atas perut terjadi akibat pembesaran vena hati
c.
Tidak nafsu makan dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga abdomen
4.
d.
Sering kencing di malam hari
e.
Kelemahan
Pengaturan diet dan aktivitas a. Diet Seimbang Diet seimbang yang dipilih dari Canada’s Food Guide merupakan titik awal yang baik untuk mengelola gagal jantung. Berat badan berlebihan menyebabkan kerja jantung lebih berat. Penurunan berat badan secara bertahap, tetapi tetap
ideal dapat dicapai dengan menggunakan jumlah porsi minimal yang direkomendasikan dari masing-masing empat kelompok makanan, diantaranya makanan dengan rendah garam, rendah lemak, rendah kolesterol dan rendah gula. Selain itu kebiasaan merokok perlu dihentikan. Walaupun tidak makan terlalu banyak, tetapi harus dipastikan pasien makan cukup untuk memiliki gizi yang baik. Beberapa orang dengan gagal jantung mengalami kesulitan menjaga berat badan yang sehat, karena kebutuhan energi yang lebih tinggi, kurang nafsu makan, mual dan gejala lain yang terkait. Bagi orang yang sulit untuk makan yang cukup, suplemen makanan khusus mungkin disarankan. Dengan gagal jantung adalah penting untuk mengurangi atau menghindari penggunaan kafein untuk mencegah peningkatan denyut denyut jantung atau irama jantung yang abnormal. Tujuan diet seimbang pada manajemen gagal jantung kongestif :
Untuk menurunkan beban kerja jantung
Untuk mengurangi edema perifer (ekstremitas) ( ekstremitas)
Untuk memperbaiki pernafasan terutama pada penderita yang sudah mengalami sesak nafas
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah :
Jangan tambahkan garam pada waktu memasak atau tersaji di meja makan
Hindari makanan dengan penmgawet dan makanan olaha
Baca label makanan , untuk memilih produk dengan tinggi sodium atau rendah sodium
Kurangi intake garam sampai 2000-3000 mg per hari
Level pembatasan sodium tergantung tingkat keparahan penderita gagal jantung
Gunakan bahan rempah-rempah sebagai pemberi rasa pada makanan
Pembatasan intake cairan dibutuhkan pada gagal jantung yang parah
Pola diet ini dilaksanakan dilaksanakan pada diet harian sepanjang waktu
b. Garam (Sodium) Salah satu langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah untuk mengurangi jumlah garam (Sodium) dalam diet . Makanan yang tampaknya tidak "asin" dapat memiliki garam (natrium) tersembunyi. Hal ini menyebabkan cairan ekstraselular pindah ke intravaskular sehingga jantung bekerja lebih keras. The
Heart and Stroke Foundation merekomendasikan merekomendasikan bahwa gizi masyarakat Kanada tidak lebih dari 2.300 mg natrium (sekitar 1 sdt / 5 mL garam) total per hari dari makanan olahan dan garam ditambahkan selama makan. Bagi mereka yang mengalami gagal jantung, konsumsi garam harus dibatasi yaitu, tidak lebih dari 2.000 mg per hari. Bagi mereka yang telah didiagnosa dengan tekanan darah tinggi (hipertensi), atau mereka yang sensitif, asupan natrium harus dibatasi sampai 1.500 mg (2 / 3 sdt) sehari. Penderita gagal jantung juga hendaknya menghindari: menghindari:
natrium tinggi pada makanan olahan, minuman atau bumbu
Makanan cepat saji
daging asap, daging asin
makanan kaleng (tidak termasuk buah-buahan)
Acar sayuran
snack asin
Soya saus
Bila memungkinkan, ganti garam biasa dengan garam rendah sodium.
c. Serat Penderita gagal jantung cenderung mengalami keterbatasan dalam aktivitas fisik. Karena adanya kongesti cairan ke sentral. Oleh sebab itu beberapa metode pengobatan menggunakan diuretic untuk mengurangi jumlah cairan yang ada Faktor-faktor ini dapat mengakibatkan sembelit yang menyebabkan ketegangan pada jantung. Sembelit ini dapat diatasi dengan meningkatkan serat dalam diet. Serat ditemukan pada sereal gandum, roti, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran. d. Cairan Asupan cairan harus dibatasi, tidak lebih dari 8 gelas per hari. Ini mencakup semua jenis cairan yang diminum, pada saat makan dan antara waktu makan. Jika natrium darah berada pada tingkat yang rendah, pasien mungkin harus secara drastis mengurangi asupan cairan agar tubuh dapat mengimbangi kadar natrium darah. Pedoman pilihan makanan untuk sodium 2000 mg Jenis makanan
Dianjurkan
Dihindari
Roti,
beras,
pasta
dan
sereal
Muffin inggris, kraker yang
Roti
manis,
biscuit,
tidak asin, nasi dan pasta
kraker asin, sereal instan
yang dimasak tanpa garam Sayuran
Semua sayuran segar, saus
Sayuran kaleng, jus tomat
tomat (tanpa garam), sayuran
dan
rendah
kemasan
garam
dan
jus
sayuran
dalam
sayuran Buah
Semua buah segar
Buah kering (umumnya tinggi
kandungan
sodium) Susu dan produk susu
Susu skim, yogurt rendah
Susu cokelat, susu krim,
lemak, dibatasi 2 cangkir
susu kental manis, es
(500 ml) per hari.keju rendah
krim,
garam, dibatasi 84 gr keju per minggu Daging, ikan,telur
Daging,ikan,telur Daging,ikan,telur
segar,
Daging,
ikan
yang
daging merah, tuna, salmon
diasap, dikalengkan dan
yang di rendam pada air
diasinkan,hot dog,sarden. dog,sarden.
untuk melarutkan garam. Lemak
Margarine
batasi penggunaan selai
nonhidtogenated,bebas
kacang
garam, mayonnaise rendah kalori Makanan tinggi potassium
Jeruk,
pisang,
jus
buah,
apricot, bayam, tomat segar
e. Pembatasan Aktivitas Fisik Pembatasan aktivitas fisik yang ketat merupakan tindakan awal yang sederhana namun sangat tepat dalam penanganan gagal jantung. Tetapi harus diperhatikan jangan sampai memaksakan larangan yang tidak perlu untuk menghindari kelemahan otot-otot rangka. Kini telah diketahui bahwa kelemahan otot rangka
dapat mengakibatkan intoleransi terhadap aktifitas fisik. Tirah baring dan aktivitas yang terbatas juga dapat menyebabkan flebotrombosis. Pemberian antikoagulansia antikoagulansia mungkin diperlukan pada pembatasan aktivitas yang ketat untuk mengendalikan mengendalikan gejala Menurut kelas fungsinal NYHA, pembatasan aktivitas fisik yang dilakukan adalah:
Kelas I : Tidak ada
Kelas II : - Hentikan olahraga dan kerja berat - Hentikan kerja purna waktu atau aktivitas yang setara ; mulai terapkan adanya fase istirahat siang
Kelas III: Aktivitas fisik terbatas di rumah
Kelas IV: Aktivitas fisik terbatas di tempat tidur dan kursi