Oleh Bambang Satriya Fadia Nurul Hana Gilang Pratama Rika Kartika Saiful Bachri
Standar Kompetensi “Menganalisis sejarah Dunia yang mempengaruhi sejarah bangsa Indonesia dari abad ke -18 sampai dengan abad 20”
Kompetensi dasar “Menganalisis pengaruh Revolusi Industri di Eropa terhadap perubahan sosial, ekonomi dan politik di Indonesia”
Setting & Layout : Saiful, Gilang, Fadia, Rika, Bambang Design Sampul : Saiful Bachri
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DAFTAR ISI MATERI
.................................................................................................................
ii
......................................................................................................................
1
A. LATAR BELAKANG REVOLUSI INDUSTRI
...........................................................
B. PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI DI INDONESIA GLOSARIUM
.............................................
...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................................
1 5 10 11
REVOLUSI INDUSTRI Sebelum adanya Revolusi Industri, masyarakat Inggris kebanyakan bekerja se bagai petani atau menjadi peternak domba. Walaupun demikian, tanah yang digarap atau binatang ternak yang digembala oleh masyarakat Inggris ini adalah milik para bangsawan Inggris, bukan milik petani. Perubahan kegiatan perekonomian masyarakat Inggris dimulai dengan kegiatan perekonomian industri rumahan ( home industry). Sudah tentu barang yang dihasilkan pun jumlahnya akan sedikit. Kemudian di Eropa muncul bengkel kerja yang kemudian disebut dengan gilda. Gilda, yaitu perkumpulan dari orang orang yang mempunyai profesi sama, maka pada waktu itu terbentuklah gilda tukang kayu, gilda tukang ro dan sebagainya. -
Setiap bengkel kerja hanya memproduksi satu macam barang saja. Barang - barang yang dihasilkan dalam bengkel kerja ini hanya menghasilkan barang yang jumlahnya terbatas (sedikit) jumlahnya dan hanya digunakan sebagai barang yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari pembuat. Apabila ingin dijual pun barang tersebut hanya dibuat apabila adanya pesanan dan biasanya hanya dipesan oleh kaum bangsawan. Adapun berbagai macam barang yang dibuat pada bengkel kerja ini seperti meja, kursi, perkakas, tas, dan sebagainya.
A. Latar Belakang Revolusi Industri Revolusi memiliki arti yaitu perubahan yang cepat dan mendasar. Revolusi merupakan lawan kata dari evolusi di mana jika evolusi berarti perubahan yang lam bat. Sedangkan industri merupakan pekerjaan untuk membuat atau menghasilkan suatu barang. Maka dengan demikian Revolusi Industri bisa dikatakan sebagai perubahan yang terjadi secara cepat dalam hal pembuatan suatu barang untuk diproduksi. Mengapa Revolusi Industri harus terjadi di Inggris? Mungkin pertanyaan inilah yang terngiang dalam benak ketika mendengar kata Revolusi Industri. Banyak Faktor yang melatarbelakangi mengapa terjadinya Revolusi Industri harus terjadi di wilayah Inggris. Sudah tentu juga bahwa Revolusi Industri ini bukan sesuatu yang kebetulan terjadi, melainkan suatu proses yang membutuhkan waktu dan proses. Adanya Revolusi Industri berarti bahwa pekerjaan yang biasanya dilakukan langsung oleh manusia kini mulai bergeser menggunakan bantuan mesin sebagai pengganti tenaga manusia. Sudah tentu bahwa dengan te rjadinya Revolusi Industri ini membuat perubahan yang sangat mungkin terjadi pada sendi -sendi kehidupan masyarakat, akhirnya berdampak besar pada kehidupan manusia di dunia ini.
Secara umum bahwa Revolusi Industri dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pertama ketika awal kemunculannya di Inggris pada abad ke -18. Tahap kedua dari Revolusi Industri terjadi pada abad ke -19 ketika dilakukannya pengembangan lebih lanjut tentang peralatan yang bisa menyokong kegiatan industri seperti penggantian tenaga yang berasal dari mesin berbahan bakar uap menjadi berbahan bakar bensin. Lalu, tahap ketiga mulai berkembang pada abad ke -20 saat ilmu penegtahuan kian maju dan berkembang dengan dikembangkannya tenaga kimiawi. Pada tahap Revolusi Industri ketiga ini diprakarsai oleh negara yang ketika itu menjadi negara super power , yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Ada pun beberapa faktor yang memengaruhi Revolusi Industri di Inggris, yaitu: 1) Tersedianya bahan mentah Di wilayah Inggris ditemukan berbagai macam barang yang bisa menunjang proses industrialisasi. Barang- barang tersebut seperti batu bara, timah, dan bijih besi. Penggunaan batu bara sebagai pengganti kayu sebagai bahan dasar untuk melakukan peleburan. Untuk mengubah batu bara agar bisa digunakan, maka harus dilkaukan tahap cokes, yaitu tahap di mana batu bara dibuat dari barang semula menjadi sebuah arang. Mirip dengan pembuatan arang yang berasal dari kayu. Penggunaan batu bara sebagai bahan untuk industri adalah untuk menggantikan peran dari kayu karena masyarakat Inggris percaya bahwa dengan menggunakan kayu secara terus menerus maka akan menghancurkan ekosistem. Kemudian, bijih besi sangatlah diperlukan karena bijih besi merupakan cikal dari besi. Apabila cam puran bijih besi dileburkan atau dilakuakan proses pembentukan, maka akan mem bentuk padatan berupa besi yang menjadi penunjang bagi berlangsungnya Revolusi Industri. Inggris juga terkenal akan penghasil wol yang kemudian hari bisa dijadikan sebagai bahan dasar dalam industri tekstil.
2) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Terjadinya Renaissance sangat berpengaruh terhadap masyarakat Eropa sehingga muncul masa pencerahan ( Aufklarung ). Tentu saja dengan terjadinya pencerahan yang terjadi di Eropa memiliki dampak yang besar setelah Eropa terkurung pada masa kegelapan ( Dark Age) dan bisa membuka cakrawala berpikir masyarakat Eropa untuk melahirkan pemikiran yang lebih cerah dan menghasilkan penemuan yang bisa menunjang kehidupan manusia agar lebih baik .
Situasi dan kondisi di Inggris lebih memungkinkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan bila dibandingkan dengan wilayah lain di Eropa. Hal ini terbukti dengan terbentuknya lembaga riset seperti The Royal for Improving Natural Knowledge serta The Royal Society of England . Kedua lembaga ini sudah berdiri pada abad ke -17 dan kebanyakan fokus pada matematika dan fisika. Lembaga ini berperan sebagai tempat untuk tempat menghimpun ide atau gagasan dari para ahli atau ilmuwan sekaligus se bagai tempat berlangsungnya riset. Masyarakat Inggris berharap dengan dibentuknya lembaga ini diharapkan bisa mengasilkan penemuan yang berguna bagi kelangsungan dan kemajuan hidup manusia demi masa depan yang lebih baik pula. Pada awalnya penemuan yang dikembangkan adalah mesin pemintal. Pertama kali dikembangkan oleh James Hargreaves sekitar tahun 1765 yang kemudian dikenal dengan sebutan Spinning Jenny. Ada pula mesin pintal yang dikembangkan oleh Richard Arkwright. Lalu, dalam perkembangan mesin pintal semakin baik setelah dikem bangkan oleh Edmund Cartwright dan Samuel Compton sehingga produksi benang atau pakaian sudah sepenuhnya menggunakan tenaga mesin dan berdampak pada efisiensi kerja. Hal yang paling signifikan terjadi saat mulai dikembangkannya mesin uap. Pertama kali mesin uap dikembangkan oleh Thomas Newcomen. Kemudian disempurnakan oleh James Watt. Ia menganggap bahwa mesin uap hasil cipta Thomas Newcomen memerlukan bahan bakar yang tidak sedikit dan hasilnya pun kurang maksimal. Maka dari itu Watt mengembangkan mesin uap agar lebih efisien dan proses Revolusi Gambar 1
Industri pun berjalan lebih cepat. Waktu terus berjalan, penemuan atau pengembangan alat industri terus dil-
James Wa (1736-1819)
akukan. Para ahli yang berhasil menemukan penemuan mulai menggunakan penemuannya sebagai alat produksi. George Stephenson pada tahun 1825 berhasil menciptakan lokomotif pertama yang digunakan kemudian sebagai alat transportasi. Dia menggunakan prinsip dari mesin uap yang telah disempurnakan oleh James Watt. Dengan ditemukannya lokomotif ini dan adanya pembuatan rel penghubung antara kota
-kota industri seperti Manchester, Liverpool, dan Newcastle maka pendistribusian atau pemasaran barang industri dari kota-kota tersebut akan berjalan lebih efisien dan efektif.
3) Keamanan yang Terjamin Apabila dibandingkan dengan wilayah Eropa yang lain, wilayah Inggris tergolong wilayah yang relatif lebih aman. Hal ini bisa terjadi karena suhu dan situasi politik di Inggris tidak bergejolak seperti wilayah lain di Eropa. Inggris dengan sistem monarki parlementernya bisa menguasai keadaaan masyarakatnya sehingga tidak terjadi pergolakan politik di kalangan masyarakat Inggris. Pihak kerajaan melakukan penyesuaian diri terhadap tuntutan masyarakat sehingga situasi politik bisa cukup terkendali. Selain itu golongan aristokrat di Inggris juga lebih banyak bila dibandingkan dengan wilayah lain sehingga bisa menerima perubahan yang terjadi pada masyarakat.
4) Paham Liberal yang Berkembang Wilayah Inggris terkenal akan sistem ekonomi liberal. Hal ini tidak bisa dilepaskan dengan asal paham ekonomi liberal ini berasal. Paham ekonomi liberal ini sendiri lahi di Inggris yang diprakarsai oleh Adam Smith. di dalam karyanya yang berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations dengan konsep laissez faire-laissez paisser ia berpendapat bahwa dalam menjalanGambar 2 James Wa (1736-1819)
kan roda perekonomianpemerintah tidak perlu campur tangan. Di dalam pekem bangan dunia ekonomi hingga sekarang, Adam Smith dinobatkan sebagai “Bapak Ekonomi Liberal”.
5) Inggris Memiliki Daerah Jajahan yang Luas Daerah jajahan sangat dimanfaatkan dengan baik oleh Inggris. Daerah jajahan ini digunakan sebagai tempat untuk memasok bahan baku industri sekaligus se bagai daerah untuk memasarkan hasil produksi dari industrialisasi Inggris. Tidak hanya negara jajahan saja, Inggris juga memiliki koloni -koloni seperti di Benua Amerika dan Australia. Maka dengan demikian proses industrialisasi Inggris bisa berjalan dengan baik. EIC (East Indian Company) sebuah kongsi dagang milik Inggris juga memiliki peran yang besar dalam pemasaran dan pencari an bahan baku untuk industri di Inggris.
B. Pengaruh Revolusi Industri di Indonesia Revolusi Industri yang terjadi di Eropa khususnya Inggris sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan manusia di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Revolusi ini berhasil mendorong terjadinya perubahan- perubahan di berbagai kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah dampak Revolusi Industri yang ditimbulkan terhadap Indonesia.
1) Pengaruh dalam Bidang Politik Sejak VOC dibubarkan pada tahun 1799, Indonesia diserahkan kembali kepada pemerintahan Kerajaan Belanda. Pindahnya kekuasaan pemerintahan dari VOC ke tangan pemerintah Belanda tidak berarti dengan sendirinya membawa perbaikan. Kemerosotan moral di kalangan para penguasa dan penderitaan penduduk jajahan tidak berubah. Usaha perbaikan bagi penduduk tanah jajahan tidak dapat dilaksanakan karena Negeri Belanda sendiri terseret dalam perang dengan negara negara besar tetangganya. Hal ini terjadi karena Negeri Belanda pada waktu itu di perintah oleh pemerintah boneka dari Kemaharajaan Prancis di bawah pimpinan Napoleon. Dalam situasi yang demikian, Inggris dapat memperluas daerah kekuasaannya dengan merebut jajahan Belanda, Indonesia. Setelah Indonesia (khususnya Pulau Jawa) jatuh ke tangan Inggris, oleh pemerintah Inggris dijadikan bagian dari jajahannya di India. Gubernur Jenderal East India Company (EIC), Lord Minto yang berkedudukan di Calcuta (India) kemudian mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai letnan gubernur (wakil gubernur) untuk Indonesia (Jawa). Raffles didampingi oleh suatu badan panasihat yang disebut Advisory Council . Tugas yang utama adalah mengatur pemerintahan dan meningkatkan perdagangan, serta keuangan. Sebagai seorang yang beraliran liberal, Raffles menginginkan adanya perubahan perubahan dalam pemerintahan di Indonesia (Jawa). Selain bidang pemerintahan, ia juga dilakukan perubahan di bidang ekonomi. Ia hendak melaksanakan kebijaksaaan ekonomi yang didasarkan kepada dasar dasar kebebasan sesuai dengan ajaran liberal. Langkahlangkah yang diambil oleh Raffles dalam bidang pemerintahan dan ekonomi adalah sebagai berikut.
1)
Mengadakan penggantian sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial ala Barat. Untuk memudahkan sistem administrasi pemerintahan, Pulau Jawa dibagi menjadi delapan belas karesidenan.
2)
Para bupati dijadikan pegawai pemerintah sehingga mereka mendapat gaji dan bukan lagi memiliki tanah dengan segala hasilnya. Dengan demikian, mereka bukan lagi sebagai penguasa daerah, melainkan sebagai pegawai yang men jalankan tugas atas perintah dari atasannya.
3)
Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi. Rakyat diberi kebebasan untuk menanam tanaman yang dianggap menguntungkan.
4)
Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua tanah yang ada di daerah tanah jajahan. Oleh karena itu, Raffles menganggap para penggarap sawah adalah penyewa tanah pemerintah. Karena hal itulah para petani mempunyai kewajiban membayar sewa tanah kepada pemerintah. Sewa tanah atau landrente ini harus diserahkan sebagai suatu pajak atas pemakaian tanah pemerintah oleh penduduk.
Sistem sewa tanah semacam itu oleh pemerintah Inggris dijadikan pegangan dalam menjalankan kebijaksanaan ekonominya selama berkuasa di Indonesia. Sistem ini kemudian juga diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda setelah Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda.
2) Pengaruh dalam Bidang Budaya Revolusi Industri yang terjadi di Inggris, merupakan terobosan baru yang dirasakan tidak hanya di negaranya, namun membawa dampak pula diseluruh dunia dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Negara kepulauan Indonesia yang dulu pernah dijajah Inggris pun merasakan dampak tersebut. Meskipun tidak berlangsung lama, karena Indonesia kembali ke tangan Belanda, dan menghentikan kemajuan tersebut. Namun, dalam perkem bangan kontemporer, pengaruh Revolusi Industri sangat terlihat dan terasa. Gambar 3 Thomas Stamford Raes
Seperti penerapan sistem sewa tanah, yang diterapkan Raffles pada masyarakat pribumi, yang secara langsung mendorong pribumi mengolah tanah dengan mem perkenalkan tekhnologi baru dalam berkebun.
Selain itu, pemerintah Inggris membangun Kebun Raya Bogor sebagai sarana dedikasi dibidang flora dan fauna. Kebun Raya Bogor , didirikan atas prakarsa Thomas Stamford Raes. Ia juga menemukan bunga bangkai yang diberi nama Raesia Arnoldi yang berada di Kebun Raya Bogor
3) Pengaruh dalam Bidang Sosial dan Ekonomi Salah satu akibat dari munculnya Revolusi Industri adalah munculnya praktik kapitalisme dalam hal ekonomi. Ideologi kapitalisme berpendapat bahwa untuk meningkatkan pendapatan perlu ditunjang dengan jumlah modal yang banyak, penguasaan sektor produksi, sumber bahan baku dan ditribusi. Indonesia memiliki sumber daya alam yang hasilnya sangat laku di pasaran dunia. Penemuan- penemuan teknologi baru telah mengantarkan wilayah Indonesia menjadi incaran negara-negara maju dalam teknologi tersebut. Akhirnya perekonomian rakyat diperas, tetapi pemerintahan tidak pernah mampu mem berikan kesejahteraan tersendiri untuk Indonesia. Indonesia menjadi lahan baru untuk para kapitalis yang hanya mementingkan keuntungan. Imperialisme modern telah mampu mengeruk ekonomi Indonesia dengan keuntungan yang gilang gemilang di tangan para imperialis, sementara rakyat menjadi kuli di rumahnya sendiri. Bangsa Indonesia sempat dikenalkan dengan beberapa sistem perekonomian dari dunia Barat, namun kerugian yang diderita oleh Indonesia jauh lebih besar ketimbang keuntungan yang dihasilkan. Perubahan mendasar terjadi ketika Indonesia mengalami masa sistem ekonomi liberal dan tanam paksa. Pada era ini rakyat diharuskan melakukan kegiatan ekonomi berupa pengolahan perkebunan yang cenderung hanya memperhatikan pada kebutuhan orang -orang Eropa saja, sedangkan kebutuhan rakyat pribumi, seperti pertanian, menjadi terabaikan. Pada masa pemerintahan Raffles, dengan politik sewa tanahnya yang diilhami dari pengaruh paham liberal, rakyat Indonesia belum paham sepenuhya dengan sistem ekonomi uang. Sehingga sistem land rente dianggap mengalami kegagalan, karena rakyat masih terbiasa dengan sistem ekonomi tertutup, dimana pembayaran pajak belum sepenuhnya dengan uang tetapi in natura. Faktor utama lainnya yang dianggap sebagai biang kegagalan liberalisasi ekonomi Indonesia adalah masih kuatnya praktik budaya feodalisme. Setelah Indonesia kembali menjadi jajahan Belanda, di bawah pengawasan Gu bernur Jenderal van Den Bosch yang beraliran konservatif, diterapkan sistem tanam
paksa yang bertentangan dengan sistem sewa tanah sebelumnya. Hal ini, menurut van Den Bosch, dikarenakan kondisi realitas Indonesia yang bersifat agraris, seperti halnya keadaan negara induk (Belanda) yang juga masih bersifat agraris. Walaupun keadaan di Eropa, rentang waktu 1800–1830, sedang muncul pertentangan pemikiran, antara liberalis dan konservatis telah mengakibatkan kegamangan dalam pelaksanaan pemerintahan di negara jajahan. Tetapi satu hal yang perlu dipahami, baik konservatif yang akan meneruskan sistem politik VOC atau liberalis yang ingin meningkatkan taraf hidup rakyat, dalam tujuannya sama -sama menginginkan daerah jajahan perlu memberi keuntungan bagi negeri induk. Gambar 4 Johannes van den Bosch
Keadaan ekonomi rakyat Indonesia semakin parah, seiring dengan diberlakukannya kebijakan Politik Pintu Terbuka. Hal ini menjadikan jiwa - jiwa wirausaha semakin menghilang, karena para petani, pedagang yang kehilangan lapangan sumber mata pencahariannya beralih menjadi buruh di perusahaan- perusahaan swasta asing. Kondisi ekonomi bangsa Indonesia saat itu sangat menyedihkan. Hal itu dapat dilihat pada awal abad ke -20, diketahui bahwa penghasilan rata -rata sebuah keluarga di Pulau Jawa hanya 64 gulden setahun. Dengan penghasilan yang sangat sedikit itu, mereka harus melakukan berbagai kewajiban, antara lain untuk urusan desa. Hal itu menggambarkan betapa miskinnya rakyat Indonesia, padahal Indonesia memilki kekayaan alam yang melimpah. Selama masa tanam paksa, pemerintah Belanda memperoleh keuntungan ratusan juta gulden. Keuntungan yang diperoleh itu semuanya digunakan untuk membangun negeri Belanda. Tidak ada pemikiran untuk menggunakan sebagian keuntungan itu bagi kepentingan Indonesia. Kemiskinan yang diderita rata -rata rakyat Indonesia adalah akibat politik drainage (politik pengerukan kekayaan) yang dilakukan pemerintah Belanda untuk kepentingan negeri Belanda. Politik dranaige itu mencapai puncaknya pada masa tanam paksa (cultuur stelsel ) dan kemudian dilanjutkan pada masa sistem ekonomi liberal. Sistem ekonomi liberal pun tidak meningkatkan taraf kehidupan rakyat. pada masa itu berkembang kapitalisme modern yang berlomba -lomba menanamkan modalnya di Indonesia, antara lain perkebunan raksasa. Pemerintah mengizinkan para pemilik modal menyewa tanah, termasuk tanah rakyat. Akibatnya, lahan untuk pertanian rakyat berkurang. Sebagian besar petani terpaksa menjadi buruh di pabrik atau perke bunana dengan upah yang rendah.
Pada sisi lain, perusahaan- perusahan pribumi mengalami kemunduran atau sama sekali gulung tikar sebab tidak mampu bersaing dengan modal raksasa. Pengusaha Kehidupan masyarakat pada masa Revolusi Industri ditulis oleh Charles Dickens dalam bukunya yang berjudul Oliver Twist . Buku tersebut menceritakan kisah kehidupan seorang buruh anak di London
tekstil tradisional pun terpukul akibat membanjirnya tekstil yang diimpor dari Belanda. Para pengusaha pribumi juga dirugikan sebab pemerintah Belanda lebih banyak memberikan kemudahan kepada pedagang Cina. Pada akhir abad ke -19 muncullah kritik -kritik tajam yang ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda dan praktik liberalisme yang gagal memperbaiki nasib kehidupan rakyat Indonesia. Para pengkritik itu menganjurkan untuk memperbaiki rakyat Indonesia. Kebijaksanaan ini didasarkan atas anjuran Mr. C. Th. van Deventer yang menuliskan buah pikirannya dalam majalah De Gids (Perinstis/Pelopor) dengan judul Een Ereschuld (Berhutang Budi) sehingga dikenal politik etis atau politik balas budi. Gagasan van Deventer terkenal dengan nama Trilogi van Deventer . Gagasannya yang diterbitkan oleh majalah de Gids pada tahun 1899 memaparkan perlunya bangsa Belanda melakukan balas budi terhadap Indonesia. Balas budi dilakukan dengan jalan membantu bangsa Indonesia untuk mencerdaskan dan memakmurkan rakyatnya. Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, yaitu: 1. Memajukan pengajaran (edukasi); 2. Memperbaiki pengairan (irigasi); 3. Melakukan perpindahan penduduk (transmigrasi).
Ide yang dikemukakan oleh van Deventer ini kemudian lebih dikenal dengan politik etis. Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang akhirnya politik etis ini mulai dijalankan di Indonesia menurut tafsiran dan kemauan pemerintah kolonial Belanda. Program pendidikan tidak ditujukan untuk mencerdaskan bangsa Indonesia, tetapi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga administrasi rendahan yang akan ditempatkan di industri-industriperkebunan. Program irigasi tidak diarahkan untuk peningkatan pertanian penduduk Indonesia, tetapi diarahkan untuk menunjang perke bunan- perkebunanmilik para kapitalis. Sementara itu, program transmigrasi bukan diarahkanuntuk pemerataan penduduk dan peningkatan kualitas hidup penduduk Indonesia, melainkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di perkebunan - perkebunan milik Belanda.
Aufklarung
: suatu pergerakan intelektual abad ke -18, yang berasal dari Eropa Barat (Inggris dan Perancis)
Cultuurstelsel
: peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu, dan tarum (nila).
Liberalisme
: paham ketatanegaraan yang mnghendaki kebebasan.
Renaissance
: kebangkitan kembali; terjadi pada abad 14 -17 M
Revolusi Industri : proses perubahan yang cepat dibidang ekonomi, yaitu dari ekonomi
agraris
(pertanian)
ke
ekonomi
industri
dengan
menggunakan tenaga -tenaga mesin (tidak lagi menggunakan alat alat manual yang mengandalkan keterampilan tangan), sehingga dapat meningkatkan produktivitas barang. Sistem Gilda
: perkumpulan dari orang -orang yang mempunyai profesi sama, maka pada waktu itu terbentuklah gilda tukang kayu, gilda tukang roti dan sebagainya.
Emy Adam. 2010. Pengaruh Revolusi Industri di Indonesia [Online]. Tersedia: http:// id.shvoong.com/humanities/history/2053649- pengaruh-revolusi-industri-diindonesia/. [22 Desember 2012] Kartodirdjo Sartono. 1988. Pengantar Sejarah Indonesia Baru : 1500 -1900. Jakarta: PT Gramedia. Suwito, Triyono. 2009. Sejarah Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Program IPS . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Suwito Triyono dan Darmawan Wawan. 2012. Dampak Revolusi Industri Terhadap Perkembangan Sosial, Ekonomi, Serta Demografi Di Indonesia Pada Masa Kolonial [Online]. Tersedia: http://ssbelajar.blogspot.com/2012/07/dampak -revolusiindustri-terhadap.html. [9 Desember 2012] Tarunasena, M. 2009. Memahami Sejarah SMA/MA Kelas XI Semester 1 dan 2 Program IPS . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tarunasena, M. 2009. Buku teks BSE Sejarah SMA/MA kelas XI . Jakarta: Pusar per bukuan Departemen Pendidikan Nasional
Referensi Gambar
Gambar 1 : Microsoft Encarta 2009 Gambar 2 : Microsoft Encarta 2009 Gambar 3 : http://1.bp.blogspot.com/-Ts8CY2OIHg8/T7ovvafllVI/ AAAAAAAAAJ0/0wkMK85qak8/s1600/thomas-stamford-raffles.jpg Gambar 4 : http://4.bp.blogspot.com/-ta9HP2jSnA4/UIKByMT0-7I/AAAAAAAAAZo/ MQwshlk8uGI/s1600/Johannes_van_den_Bosch.jpeg