DAFTAR ISI Halaman Cover hal Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………..i Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………ii BAB I. Pendahuluan A. Konsep Psikologi ……………………………………………………………………………………….1 B. Pengertian ………………………………………………………………………………………………..1 C. Psikologi sebagai Ilmu ……………………………………………………………………………….3 D. Definisi Pendidikan ………………………………………………………………………………….4 E. Prilaku sebagai Objek ………………………………………………………………………………..5 F. Prilaku Individu ………………………………………………………………………………………….7 BAB II.INTELEGENSI ………………………………………………………………………………………16 BAB III. MEMORY ………………………………………………………………………………………….36 BAB IV. BERPIKIR ………………………………………………………………………………………….47 BAB V. MOTIVASI BELAJAR …………………………………………………………………………..65 BAB VI. EMOSI ……………………………………………………………………………………………..81 PENUTUP……………………………………………………………………………………………………..92 ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Alloh,SWT atas segala limpahan nikmat,h idayah dan inayah-Nya,kami dapat menyelesaikan tugas untuk menyelesaikan penyusu nan Review Mata Kuliah Psikologi Pendidikan ini. Sholawat serta salam semoga tet ap tercurahkan kepada Rosul Muhammad,SAW yang telah menuntun kita dari alam jahi liyah menuju alam yang penuh dengan kemajuan peradaban manusia. Ucapan terima kasih kami ucapkan ucapkan kepada kepada : 1. Prof Prof. . Fua Fuad d A.r A.rah ahma man, n,M. M.Pd Pd sela selaku ku dose dosen n pem pembi bimb mbin ing g yan yang g tel telah ah memb member erik ikan an s upport kepada kami sehingga Review ini dapat terselesaikan. 2. Dr.N Dr.Nya yayu yu Khod Khodij ijah ah,S ,S.A .Ag, g,M. M.Si Si sela selaku ku dose dosen n pem pembi bimb mbin ing g yan yang g tel telah ah memb member erik ika a n bahan materi dan referensi dalam penyusunan Review ini. 3. Selu Seluru ruh h dos dosen en prog progra ram m stu studi di TP yang yang tela telah h mem membe beri rika kan n bim bimbi bing ngan an dan dan ara araha ha n serta share dalam penyusunan Review ini. 4. Semu Semua a tem teman an–t –tem eman an di prog progra ram m TP TP yan yang g tel telah ah bers bersam amaa-sa sama ma mela melaku kuka kan n dis disku kusi si, , tukar fikiran, sumbangsih moril maupun materil yang akhirnya kami dapat menyeles aikan tugas ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Review ini masih banyak kekurangan, ole h sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan sem oga Review Mata Kuliah Psikologi Pendidikan ini dapat menambah literatur progra m TP dan dapat bermanfaat bagi pembaca serta teman-teman. Amin
Penulis I REVIEW PSIKOLOGI PENDIDIKAN DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
Sudarto Guntoro (
20102813011 )
Dosen Pengampu : 1. 2.
Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M.Pd Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M.Si
TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Konsep Psikologi Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi ter hadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluas i, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam p endidikan yang di dalamnya membutuhkan psikologi. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, dian taranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif da n efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. B. Pengertian Psikologi Psikologi secara etimologis, berasal dari kata psyche yang berarti jiwa atau naf as hidup, dan logos atau ilmu. Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa at au bisa di sebut ilmu yang mempelajari kejiwaan. Dilihat dari arti kata tersebut psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kit a mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka t idaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang m empelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung. 1 Menurut Gerungan (1991),dalam Psikologi Pendidikan, Nyayu Khadijah,2009 : 1), il mu jiwa berbeda dengan psikologi dalam dua hal, yaitu : 1. Ilmu jiwa adalah istilah bahasa Indonesia sehari-hari yang kita kenal dan di gunakan secara luas, sedang psikologi merupakan istilah scientific. 2. Ilmu jiwa mengandung arti yang lebih luas dari psikologi. Ilmu jiwa meliputi semua pemikiran, pengetahuan, tanggapan, juga khayalan dan spekulasi tentang jiw a, sedang psikologi meliputi ilmu pengetahuan tentang jiwa yang berdasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah. Dalam perkembangannya psikologi menjadi ilmu yang mempela jari prilaku. Pendapat dari beberapa ahli tentang definisi psikologi antara lain adalah : 1. Wilh Wilhel elm m Wun Wundt dt (dal (dalam am Davi Davido doff ff,1 ,198 981, 1, dala dalam m Psi Psiko kolo logi gi Pend Pendid idik ikan an, , Nya Nyayu yu Kh adijah, 2009 : 2), menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang kesadaran manu sia yang (the science of human consciousness). 2. Wood Woodwo wort rt dan dan Mar Marqu quis is (195 (1957, 7, dala dalam m Psi Psiko kolo logi gi Pend Pendid idik ikan an,N ,Nya yayu yu Khad Khadij ijah ah,2 ,20 0 09 : 2), menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang aktivitas individu, menc akup aktivitas motorik, kognitif maupun emosional. 3. Bran Branca ca (196 (1965) 5) dala dalam m buk bukun unya ya Psyc Psycho holo logy gy the the sci scien ence ce of Beha Behavi vior or,m ,men ende defi fini ni sikan psikologi sebagai ilmu tentang prilaku, definisi yang serupa diungkapkan oleh Sartain (1967). 4. Knig Knight ht and and Kni Knigh ght t (19 (1981 81) ) men menya yata taka kan n bah bahwa wa psik psikol olog ogi i dap dapat at dide didefi fini nisi sika kan n sebagai studi sistematis tentang pengalaman dan perilaku manusia dan hewan,norma
l dan abnormal, individu dan social. 5. Morg Morgan an dkk dkk (19 (1986 86) ) men menya yata taka kan n psi psiko kolo logi gi adal adalah ah ilmu ilmu tent tentan ang g per peril ilak aku u man manu u sia dan hewan,definisi ini menjelaskan bahwa hasil penelitian 2 tentang prilaku hewan pada akhirnya digunakan untuk kepentingan memahami perilak u manusia. Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi adalah ; 1. Sebuah Ilmu 2. Yang Yang mem mempe pela laja jari ri akt aktiv ivit itas as-a -akt ktiv ivit itas as ata atau u geja gejala la-g -gaj ajal ala a psik psikhi his, s, 3. Yang tercermin dalam perilaku manus nusia dan hewan, 4. Apli Aplika kasi siny nya a untu untuk k meng mengat atas asi i prob proble lemm-pr prob oble lem m yang yang dia diala lami mi man manus usia ia. . Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku ind ividu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kirany a dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. C. Psikologi sebagai ilmu Psikologi nerupaya mencari kebenaran ilmiah dengan menggunakan pendekatan ilmiah yaitu pendekatan yang didasarkan pada hasil penelitian ilmiah yang dilakukan se cara sistematis, berdasarkan atas dasar empiris, dan dapat diuji kebenarannya. S ebagaimana ilmu-ilmu lain, psikologi memilki : 1.objek tertentu, 2.metode pendekatan atau penelitian tertentu 3.sistematika yang teratur 3 4.riwayat atau sejarah tertentu, (Walgito, 1997) D. Definisi Pendidikan Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifik an sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan ka ku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidik an di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi denga n cara mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Pendidikan berasal dari kata didik, lalu ka ta ini mendapat awalan kata me sehingga menjadi mendidik artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (Kamus Bahasa Indon esia, 1991:232). Pendidikan secara harfiyah adalah usaha sadar yang di lakukan oleh pendidik terh adap peserta didik, untuk mewujudkan tercapainya perubahan tingkah laku, budi pe kerti, keterampilan dan kepintaran secara intelektual, emosional dan spiritual. Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata didik, Lalu kata ini mendapat awalan kata me sehingga menjadi mendidik artinya memelihara dan mem beri latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tun tutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata Pedagogi yaitu kata paid ar tinya anak sedangkan agogos yang artinya membimbing sehingga 4 pedagogi dapat di artikan sebagai lmu dan seni mengajar anak. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adala h usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelaj aran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilik i kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhl ak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan neg ara. Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan p otensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, k epribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah usaha s
adar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya s upaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepri badian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. E. Prilaku sebagai objek Kajian Psikologi Meski prilaku merupakan manifestasi atau wujud penampilan dari kondisi kejiwaan, namun tidak berarti bahwa kondisi psikis yang sama akan menghasilkan perilaku ya ng sama pula. Contohnya dua orang yang sedang marah, yang satu menunjukkan prila ku kasar dan memukul objeknya, sedangkan yang satunya lagi hanya diam membisu. Psikologi Pendidikan adalah studi, latihan atau bimbingan yang sistematis terhad ap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan ilmu kejiwaan. Kalau kita ka ji lebih jauh, psikologi pendidikan berasal dari dua kata yaitu Psikologi dan Pe ndidikan. Seorang ilmuwan Rebek, 1988 mengemukakan tentang psikologi, menurut Rebek : Psik ologi pada mulanya di gunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebut uhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hid up mulai dari yang primitive sampai yang modern. Namun ternyata tidak cocok, lan taran menurut para ilmuwan dan filosof, pisikologi memiliki batasan-batasan tert entu yang berada di luar kaidah keilmuan dan etika falsafi. Kidah saintifik dan patokan etika filosofi ini tak dapat di bebankan begitu saja sebagai muatan psik ologi. Dari berbagai teori yang bermunculan dari para pakar dapat di tarik kesimpulan b ahwa psikologi adalah: ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah l aku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dala m hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia.(http://www.anneahira.c om/artikel-pendidikan/psikologi-pendidikan.html) Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya : Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat. -
Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek – aspek kepribadiannya.
5 - Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis) - Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal. - Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri. - Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan Disamping jenis – jenis psikologi yang disebutkan di atas, masih terdapat berbagai jenis psikologi lainnya, bahkan sangat mungkin ke depannya akan semakin terus b erkembang, sejalan dengan perkembangan kehidupan yang semakin dinamis dan komple ks. Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya te lah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni : Ontologis; obyek dari psi kologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupu n tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrat or, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan. Epistemologis; teori-teor i, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilka n berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif . Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan. Dengan demikian, psikol ogi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara k
husus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. 6 Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi pa ra peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,--terutama peri laku peserta didik dengan segala aspeknya--, sehingga dapat menjalankan tugas da n perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyat a bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Di sinilah arti penting Psikolog i Pendidikan, dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimb angan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat : (a) merumuskan tujuan pembel ajaran, (b) memilih strategi atau metode pembelajaran, (c) memilih alat bantu da n media pembelajaran yang tepat, (d) memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling kepada peserta didiknya, (e) memfasilitasi dan memotivasi belajar pes erta didik, (f) menciptakan iklim belajar yang kondusif, (g) berinteraksi secara bijak dengan peserta didiknya, (h) menilai hasil pembelajaran, dan (i) dapat me ngadministrasikan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu, dengan memahami Psikologi Pendidikan para guru juga dapat memahami d an mengembangkan diri-pribadinya untuk menjadi seorang guru yang efektif dan pat ut diteladani. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai gur u dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik. F. Perilaku Individu Salah satu tugas utama guru adalah berusaha mengembangkan perilaku peserta didik nya. Dalam hal ini, Abin Syamsuddin Makmun (2003) menyebutkan bahwa tugas guru a ntara lain sebagai pengubah perilaku peserta didik (behavioral changes). Oleh ka rena itu itu, agar perilaku peserta didik dapat berkembang optimal, tentu saja s eorang guru seyogyanya dapat memahami tentang bagaimana proses dan mekanisme ter bentuknya perilaku para peserta didiknya. Untuk memahami perilaku individu dapat dilihat dari dua pendekatan, yang 7 saling bertolak belakang, yaitu: (1) behaviorisme dan (2) holistik atau humanism e. Kedua pendekatan ini memiliki implikasi yang luas terhadap proses pendidikan, ba ik untuk kepentingan pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan serta berbaga i kegiatan pendidikan lainnya. Di bawah ini akan diuraikan mekanisme pembentukan perilaku dilihat dari kedua pendekatan tersebut dengan merujuk pada tulisan Abi n Syamsuddin Makmun (2003). a. Meka Mekani nism sme e Pem Pembe bent ntuk ukan an Peri Perila laku ku Menu Menuru rut t Ali Alira ran n Beh Behav avio iori rism sme e Behaviorisme memandang bahwa pola-pola perilaku itu dapat dibentuk melalui prose s pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dengan mengkondisikan atau menciptaka n stimulus-stimulus (rangsangan) tertentu dalam lingkungan. Behaviorisme menjelaskan mekanisme proses terjadi dan berlangsungnya perilaku in dividu dapat digambarkan dalam bagan berikut : S = stimulus (rangsangan); R = Respons (perilaku, aktivitas) dan O=organisme (individu/manusia). Karena stimulus datang dari lingkungan (W = world) dan R jug a ditujukan kepadanya, maka mekanisme terjadi dan berlangsungnya dapat dilengkap kan seperti tampak dalam bagan berikut ini : Yang dimaksud dengan lingkungan (W = world) di sini dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu : (1) Lingkungan objektif (umgebung=segala sesuatu yang ada di sekitar individu da n secara potensial dapat melahirkan S). (2) Lingkungan efektif (umwelt = segala sesuatu yang aktual merangsang organisme karena sesuai dengan pribadinya sehingga menimbulkan kesadaran tertentu pada di ri organisme dan ia meresponsnya) Perilaku yang berlangsung seperti dilukiskan dalam bagan di atas biasa disebut
dengan perilaku spontan. 8 Contoh : seorang mahasiswa sedang mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan di ruangan kelas yang terasa panas, secara spontan mahasiswa tersebut mengipas. Per ilaku yang berlangsung seperti dilukiskan dalam bagan di atas biasa disebut deng an perilaku spontan. Ruangan kelas yang panas merupakan lingkungan (W) dan menjadi stimulus (S) bagi mahasiswa tersebut (O), secara spontan mengipaskan-ngipaskan buku merupakan resp ons (R) yang dilakukan mahasiswa. Merasakan ruangan tidak terasa gerah (W) setel ah mengipas-ngipaskan buku. Sedangkan perilaku sadar dapat digambarkan sebagai b erikut: Contoh : ketika sedang mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan di rua ngan kelas yang terasa agak gelap karena waktu sudah sore hari ditambah cuaca me ndung, ada seorang mahasiswa yang sadar kemudian dia berjalan ke depan dan memin ta ijin kepada dosen untuk menyalakan lampu neon yang ada di ruangan kelas, sehi ngga di kelas terasa terang dan mahasiswa lebih nyaman dalam mengikuti perkuliah an. Ruangan kelas yang gelap, waktu sore hari, dan cuaca mendung merupakan lingkunga n (W), ada mahasiswa yang sadar akan keadaan di sekelilingnya (Ow), meski di rua ngan kelas terdapat banyak mahasiswa namun mereka mungkin tidak menyadari terhad ap keadaan sekelilingnya--. berjalan ke depan, meminta ijin ke dosen, dan menyal akan lampu merupakan respons yang dilakukan oleh mahasiswa yang sadar tersebut ( R), suasana kelas menjadi terang dan mahasiswa menjadi lebih menyaman dalam meng ikuti perkuliahan merupakan (W). Sebenarnya, masih ada dua unsur penting lainnya dalam diri setiap individu yang mempengaruhi efektivitas mekanisme proses peril aku yaitureceptors (panca indera sebagai alat penerima stimulus) daneffectors (s yaraf, otot dan sebagainya yang merupakan pelaksana gerak R). Selengkapnya mekan isme perilaku sadar dapat digambarkan sebagai berikut : 9 Dengan mengambil contoh perilaku sadar tadi, bagan di atas dapat dijelaskan bahw a mahasiswa yang sadar (Ow) mungkin merasakan penglihatannya (receptor) menjadi tidak jelas, sehingga tulisan dosen di papan tulis tidak terbaca dengan baik. Me nggerakkan kaki menuju ke depan, mengucapkan minta izin kepada dosen, tangan men ekan saklar lampu merupakan effector. b. Meka Mekani nism sme e Pemb Pemben entu tuka kan n Peri Perila laku ku Menu Menuru rut t Alir Aliran an Holi Holist stik ik (Hum (Human anis isme me) ) Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti asp ek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan fakto r penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang data ng dari lingkungan. Holistik atau humanisme menjelaskan mekanisme perilaku indiv idu dalam kontekswhat (apa), how (bagaimana), dan why (mengapa). What (apa) menu njukkan kepada tujuan (goals/incentives/ purpose) apa yang hendak dicapai dengan perilaku itu. How (bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan bentuk cara mencapai tujuan (goals/incentives/pupose), yakni perilakunya itu sendiri. Sedangkan why (mengapa) menunjukkan kepada motivasi yang menggerakan terjadinya dan berlangsu ngnya perilaku (how), baik bersumber dari diri individu itu sendiri (motivasi in strinsk) maupun yang bersumber dari luar individu (motivasi ekstrinsik). C. Ruang lingkup psikologi pendidikan menurut Good & Broopy ( 1997 ) • Hubungan antara psikologi dengan gu guru • Mana Manaje jeme men n kel kelas as : Per Perke kemb mban anga gan n dan dan sos sosia iali lisa sasi si anak anak kepe kepemi mimp mpin inan an dan dan din dinam amik ika a ke ke lompok, modelling, reward, punishment, extinction. Hasil – hasil penelitian manaje men kelas, persiapan dan pelaksanaan pengajaran yang baik. • Meng Mengur urai ai masa masala lah h bela belaja jar r : peng penger erti tian an, , prin prinsi sip, p, perb perbed edaa aan n indi indivi vidu du dala dalam m bela belaja jar r , model dan desain belajar dan prinsip pengajaran 10 • Pert Pertum umbu buha han n dan dan perk perkem emba bang ngan an dala dalam m pend pendid idik ikan an : Prin Prinsi sip p dala dalam m perk perkem emba bang ngan an fisi fisik k , kognitif, sosial dan kepribadian, kreativitas dan aplikasinya dalam pendidikan • Motivasi : Pengertian, te teori da dan ap aplikasinya da dalam pe pendidikan • Eval Evalua uasi si dala dalam m bel belaj ajar ar : pen penge gert rtia ian, n, maca macam, m, cara cara meny menyus usun un, , pro prose sedu dur r pen penil ilai aian an, , m onitoring kemajuan siswa, validiras dan realibilitas penggunaan statistik dalam
pengolahan hasil tes Namun menurut Sumadi Suryobroto ( 1984 ) Ruang Lingkup psikologi pendidikan meli puti : • Peng Penget etah ahua uan n tent tentan ang g psik psikol olog ogi i pend pendid idik ikan an : peng penger erti tian an ruan ruang g ling lingku kup, p, tuju tujuan an memp memp elajari dan sejarah munculnya psikologi pendidikan • P em b aw a a an • Lingkungan fisik dan psikologis • Perkembangan siswa • Proses – proses tingkah laku • Hakekat dan ruang lingkup belajar • Faktor yang mempengaruhi belajar • Hukum dan teori belajar • Pengukuran pendidikan • Aspek praktis pengukuran pendidikan • Transfer belajar • Ilmu statistik dasar • Kesehatan mental • Pendidikan membentuk watak / kepribadian • Kurikulum pendidikan sekolah dasar • Kurikulum pendidikan sekolah menengah 11 Menurut Elliot, dkk ( 1999 ), Introduction to edicational psychology : • Educational ps psychology : teaching an and le learning • Research and educational psychology • Deversity in in th the cl classroom : Culture, Cl Class, an and Ge Gender The Development of student • Cognitive and language development • Psychosicial and moral development • Excepcional students Learning teori and practice • Behavioral psychology and learning • Cognitive psychology and learning • Thingking sk skill an and pr problem so solving st strategies • Motivation in the classroom Desaign and management of classroom instruction • Planning for essential learning outcomes • Effective te teaching st strategies an and th the de desaign of of in instruction • Classroom ma management : Organitation an and co control • Teaching and technology Assesment learning and evaluating education • Teacher construction test and perfo rfomance assesment method • Standardized test and rating scale in the classroom 12 Manfaat Psikologi Pendidikan Menurut Moh Surya ( 1972 ), Untuk membantu para guru dalam mengembangkan pemaham an yang lebih baik mengenai pendidikan dan profesinya Menurut Chaplin ( 1972 ), Untuk membantu memecahkan masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan yang meliputi guru, siswa, materi, metode, dalam masalah belaja r – mengajar Terdapat beberapa macam – macam kegiatan yang memerlukan prinsip psikologis : • Seleksi penerimaan siswa baru • Perencanaan pendidikan • Penyusun kurikulum • Penelitian kependidikan • Administrasi kependidikan • Pemilihan materi pelajaran • Interaksi belajar – mengajar • Pelayanan bimbingan dan konseling • Evaluasi belajar G. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang selamanya akan selalu d ialami oleh manusia. Proses ini dialami dari sejak kecil hingga dewasa, perkemba ngan sifatnya berkesinambungan ,apa yang terjadi pada satu tahap mempengaruhi t ahap berikutnya. Sikap tidak sehat mengenai 13 diri sendiri atau hubungan dengan orang lain selama tahun - tahun awal jarang hi lang secara keseluruhan. Sikap ini direfleksikan dalam penampilan kehidupan indi vidu bahkan pada usia menengah dan tua. Seperti yang ditemukan Erikson, “kepercaya an dasar “ atau “ketidakpercayaan dasar” berkembang selama masa bayi, dan bertahan se panjang hidup dan mewarnai reaksi seseorang terhadap orang lain dan suasana kehi dupannya. Pertumbuhan merupakan proses perubahan yang berhubungan dengan kehidupan jasmani individu, sedangkan perkembangan yaitu proses perubahan yang berhubungan dengan kejiwaan individu dan biasanya melahirkan tingkah laku yang dapat diamati walau pun tidak dapat diukur seperti yang terjadi pada perubahan jasmani. Perkembang an manusia ada dua macam yaitu perkembangan biologis daan perkembangan motorik. Perkembangan biologis / fisik manusia berkaitan erat dengan terjadinya proses e volusi manusia seperti sikap tubuh, cara bergerak, dan perubahan fungsi bagian t ertentu tubuh manusia. Perkembangan fisik, kecerdasan, dan kepribadian awal mem beri petunjuk tentang apa saja yang dapat dikerjakan anak ketika ia dewasa. Petu njuk ini dapat digunakan orang tua dan guru untuk merencanakan pendidikan bagi p ekerjaan anak kelak. Sedangkan perkembangan motorik, anak - anak terus melakukan aktivitas fisik yang bersifat informal dalam bentuk permainan. Para ilmuwan men ekankan pentingnya bermain bagi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Banyak oran gtua , dalam upaya mempertahankan keyakinannya bahwa anak harus bahagia dan beba s bila mereka diinginkan dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang menyesuaikan dir i dengan baik. Oleh karena itu, berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan akan berlanjut terus h ingga manusia mengakhiri hayatnya, sedangkan pertumbuhan hanya terjadi sampai ma nusia mencapai kematangan fisik. 14 Meskipun demikian, setiap anak dalam berkembang melalui setiap tahapan perkemban gan dan setiap anak memiliki perbedaan ada anak yang lebih cepat dalam berkemban g ada juga anak yang membutuhkan waktu yang lebih lama. Dalam perkembangan manus ia dari anak - anak menjadi dewasa banyak faktor - faktor yang mempengaruhi yait u faktor heriditas (keturunan / pembawaan) dan faktor lingkungan. Faktor heridit as merupakan factor yang pertama, karena dalam faktor ini karakteristik yang di wariskan oleh orang tua pada anak atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki anak sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua me lalui gen - gen. Tidak hanya faktor heriditas namun faktor lingkunganpun sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Besar kecilnya pengaruh lingk ungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung pada keadaan lingkunga n anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Antara heriditas dan lingkungan memiliki hubungan atau interaksi. Setiap faktor heriditas beroperasi dengan cara yang berbeda - beda pula. Kedua factor ini sama - sama menyumbang bagi pertumbu han dan perkembangan fisiologi dan bahkan tingkah laku individu secara bersama sama.
15 BAB I INTELEGENSI 1.1 Latar Belakang. Psikologi berasal dari Ingris “Psychology’’ bersumber dari bahasa Yunani Psyche dan logos,yang artinya jiwa dan ilmu. Melihat dari sejarah awal psikologi adala
h Ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa, akan tetapi karena jiwa itu bersifat abstrak sehingga sulit dipelajari secara objektif karena jiwa termanipr estasi dalam bentuk prilaku maka dalam perkembangannya psikologi menjadi ilmu ya ng mempelajari prilaku. Dilihat dari psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku berarti antara p sikologi dan intelegensi berkaiatan erat. Kalau kita lihat kembali pernyataan pa ra ahli dapat simpulkan bahwa intelegensi adalah kemampuan potensial untuk belaj ar dan bertahan hidup yang dicirikan dengan kemampuan untuk belajar, kemampuan u ntuk berfikir abstrak dan kemampuan memecahkan masalah semua ini tidak terlepas dari tingkah perilaku. Hanya saja intelegensi fokus membahas masalah,kemampuan m elakukan sesuatu seperti belajar memecahkan masalah,member respon dan sebagainya . 1.2 .Masalah Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Apa yang dimaksud dengan intelegensi ? 2) Bagaimana teori tentang intelegensi ? 3) Bagaimana mengukur intelegensi ? 4) Bagaimana perkembangan intelegensi? 5) Apa Apa peng pengar aruh uh Inte Intele lege gens nsi i terh terhad adap ap kebe keberh rhas asil ilan an bela belaja jar? r? 16 2.3. Tujuan. Tujuan Penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui Konsep Intelegensi. 2) Untuk mengetahui teori kajian Intelegensi 3) Untuk mengetahui cara mengukur intelegensi 4) Untuk me mengetahui Pe Perkembangan In Intelegensi. 5) Untu Untuk k mel melih ihat at peng pengar aruh uh Inte Intele lege gens nsi i ter terha hada dap p keb keber erha hasi sila lan n bel belaj ajar ar
17 BAB II INTELEGENSI 2.1. Pengertian Intelegensi. Intelegensi mengandung arti yang luas, dimana pada awalnya inte legensi berasal dari bahasa latin “INTELLEGEN” yang artinya menghubungkan atau m enyatukan yang satu dengan yang lainnya ( Walgito 1977). Intelegensi juga dapat diartikan suatu kecakapan untuk menyesuaikan diri seorang dengan lingkunganny a. Intelegensi juga disebut kecerdasan, diumpamakan seorang yang sangat mudah be radaptasi dengan lingkungan sekitarnya baik dilingkungan masyarakat, keluarga at au lingkungan sekolah dan dapat pula memecahkan masalah yang dihadapinya sesulit apapun dengan menggunakan akal dan pikirannya. Ada beberapa pendapat para ahli
yang dikemukakan tentang intelegensi tetapi hanya beberapa saja diantaranya yan g disampaikan disini, yaitu : 1) Inte Intele lege gens nsi i mer merup upak akan an kema kemamp mpua uan n men mengh ghad adap api i dan dan meny menyes esua uaik ikan an diri diri terh terhad ada a p situasi baru secara tepat, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif dan dapat pula memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat.(J.P Chapl in, 1999 ). 2) Inte Intele lege gens nsi i ada adala lah h day daya a unt untuk uk meny menyes esua uaik ikan an diri diri deng dengan an kead keadaa aan n bar baru, u, men men ggunakan Alat-alat berfikir menurut tujuan yang akan dicapainya.( William Strem, 1984 ). 3) Inte Intele lege gens nsi i ada adala lah h kom kombi bina nasi si dari dari kema kemamp mpua uan n yan yang g dip diper ersy syar arat atka kan n unt untuk uk be rtahan hidup dan meningkatkan diri dalam budaya tertentu ( Anastasi, 1997). 18 4) Inet Inetel eleg egen ensi si adal adalah ah kema kemamp mpua uan n unt untuk uk memp memper erol oleh eh peng penget etah ahua uan, n,ke kema mamp mpua uan n unt unt uk berfikir dan logika dalam bentuk abstrak dan kapabilitas untuk memecahkan mas alah. ( Stermberg, 1997 ). 5) Inte Intele lege gens nsi i dit ditun unju jukk kkan an deng dengan an kema kemamp mpua uan n ind indiv ivid idu u unt untuk uk memb member erik ikan an resp respo o n yang tepat atas dasar kebenaran atau fakta. Orang dianggap memliki intelegensi tinggi apabila ia dapat memberikan respon yang tepat.(Edward L.Thorndike dalam Skinner1959). 6) Inte Intele lege gens nsi i seb sebag agai ai kema kemamp mpua uan n men menye yesu suai aika kan n dir diri i den denga gan n lin lingk gkun unga gann nnya ya ata ata u belajar. Dari pengalaman karena manusia hidup dan berinteraksi di dalam lingku ngannya yang Kompleks. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan b ahwa intelegensi adalah kemampuan potensial yang dimiliki manusia untuk menyesua ikan diri dilingkungannya atau belajar dari pengalaman,untuk bertahan hidup deng an menggunakan akal dan pikirannya mampu memecahkan masalah yang timbul karena m anusia hidup dan berinteraksi didalam lingungan yang kompleks baik itu lingkunga n keluarga ,lingkungan masyarakat, ataupun lingkungan akademis. 2.2. Teori Intelegensi. Untuk memperjelas pengertian intelegensi yang telah diuraikan dia tas, berikut ini dikemukakan beberapa teori tentang intelegensi tetapi hanya beb erapa saja yang disajikan antara lain : 1) Teori Uni-Faktor Wilhelm Stem pada tahun 1911, memperkenalkan suatu teori tentang intelegens i yang disebut “ Uni FactorTheory” yang dikenal dengan teori kapasitas umum. Menurut teori ini intelegensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum dimana reaksi ata u tindakan seseorang dalam 19 menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau memecahkan masalah adalah bersifat um um pula. Kapasitas umum itu timbul akibat pertumbuhan fisiologis atau akibat bel ajar. 2) Teori Two Factor. Pada tahun 1904, sebelum Wilhem Stem mengemukakan teorinya , ada seorang Ahli matematika bernama Charles Spearman, mengajukan sebuah teori Tentang int elegensi dimana teori ini dikenal dengan sebutan’’ Two Kinds of Factors Theory”. Charles Spearman mengembangkan teori intelegensi berdasarkan suatu factor Mental umum yang diberi kode “g“ serta faktor – faktor spesifik yang diberi tanda “s“. Faktor g mewakili kekuatan mental umum yang berfungsi dalam setiap tingkah laku mental i ndividu, sedangkan faktor-faktor “s“ menentukan tindakan-tindakan mental untuk menga tasi permasalahan. Orang yang intelegensinya mempunyai factor “g“ luas memiliki kapasitas untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Orang yang memiliki factor “g“ sedang atau r ata-rata ,ia mempunyai kemampuan sedang untuk mempelajari bidang-bidang studi. L uasnya faktor “g“ ditentukan oleh kerja otak secara unit atau keseluruhan. Faktor “s” di dasarkan pada gagasan bahwa fungsi otak tergantung kepada ada tidaknya struktur atau koneksi yang tepat bagi situasi atau masalah tertentu yang khusus. 3) Teori Multi Faktor. Teori multi faktor dikembangkan oleh E.L Thomdike teori ini tidak berhubu ngan dengan konsep general ability atau faktor “g“ menurut teori ini, intelegensi te rdiri dari bentuk hubungan neural antara stimulus dan respon. Hubungan inilah ya
ng mengarahkan tingkah laku individu. 20 4)
Teori Pr P r i ma r y- M e nt a l- A bi l it i es . LL. Thurstone telah berusaha menjelaskan tentang organisasi intelegensi y ang abstrak, ia dengan menggunakan tes-tes mental serta teknik-teknik statistik khusus membagi Intelegensi menjadi tujuh kemampuan primer yaitu : Kemampuan numerical/matematis. Kemampuan verbal atau berbahasa. Kemampuan ab abstraksi be berupa vi visualisasi at atau be berpikir. Kemampuan menghubungkan kata-kata Kemampuan membuat keputusan, baik in induktif maupun deduktif Kemampuan mengenal atau mengamati. Kemampuan mengingat. Menurut teori Primary –Mental-Abilites ini, intelegensi merupakan penjelmaan dari ketujuh kemampuan primer ini adalah independen serta menjadikan fungsi-fungsi p ikiran yang berbeda atau berdiri sendiri. 5)
Teori Sampling. Pada tahun 1916, Godfrey H.Thomson mengajukan sebuah teori yang disebut T eori sampling. Teori ini kemudian disempurnakan lagi pada tahun 1935 dan 1948. M enurut teori ini intelegensi merupakan berbagai kemampuan sampel. Dunia berisika n berbagai bidang pengalaman . Berbagai bidang pengalaman itu terkuasai oleh pik iran manusia tetapi tidak semuanya. Masing-masing bidang hanya terkuasai sebag ian dan ini mencerminkan kemampuan manusia. 2.3. Mengukur Intelegensi. Tingkat Intelegensi seseorang tidak dapat diketahui berdasarkan perkiraan melalui pengamatan, melainkan harus diukur dengan menggunakan 21 alat khusus yang dinamakan Intelligence Quotient ( IQ ) atau disebut Tes Inteleg ensi. Orang yang pertama melakukan Tes Intelegensi adalah Binet (Walgito 1997). Masyarakat umum pada dasarnya menganggap sama antara istilah IQ dan Intelegensi. Padahal keduanya jauh berbeda, dimana intelegensi adalah kemampuan um um yang sesungguhnya dimiliki seorang, akan tetapi IQ adalah ukuran tingkat k ecerdasan dan bukan kecerdasan sebenarnya. Berdasarkan cara tes yang disebut Tes Binet Simon memperhitungkan dua hal dalam melakukan tes yaitu : 1) Umur Umur Kron Kronol olog ogis is (Chr (Chron onol olog ogic ical al age age ata atau u C.A C.A) ) yai yaitu tu umur umur sese seseor oran ang g seb sebag aga a imana yang ditunjukan dengan hari kelahirannya atau lamanya ia hidup sejak tangg al lahirnya. 2) Umur Umur ment mental al (men (menta tal l age age disi dising ngka kat t MA) MA) yait yaitu u umur umur kece kecerd rdas asan an seba sebaga gaim iman ana a yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik. Perbandingan kecerdasan itu = umur mental dibandingkan dengan umur kronologis, sehingga rumusannya : IQ = MA : CA atau ditulis IQ = MA/CA Dari hasil rumusan diatas seringkali dihadapkan hasil pecahan, untuk mempermudah dan tidak merubah perbandingan aslinya hasil yang didapat dikalikan 100 %. 2.4. Perkembangan Intelegensi. Intelegensi manusia dapat berubah sepanjang waktu, perubahan in i dimungkinkan karena beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain : 1) Faktor genetik Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir, karena batas ke sanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah ditentukan oleh fakt or bawaan. 22 2) Faktor lingkungan . Faktor lingkungan adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi yang berasal diluar diri seseorang atau alam sekitarnya.
Dari berbagai penelitian disimpulkan bahwa pengaruh faktor genetik yang kuat terdapat pada kinerja non verbal dan pengaruh lingkungan yang kuat pada ekspresi bahasa. 2.5.Pengaruh Intelegensi Terhadap Keberhasilan Belajar. Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasany a berkorelasi searah dengan tingkat intelegensi. Artinya semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Bahk an menurut sebagian besar ahli, intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal. Anak yang memiliki skor IQ di bawah 70 tidak mu ngkin dapat belajar dan mencapai hasil belajar seperti anak-anak dengan skor IQ normal, apalagi dengan anak-anak jenius. INTELEGENSI DAN IQ Menurut David Wechsler , inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara ter arah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. sec ara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan menta l yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai t indakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Inte legensi mengandung arti yang luas, dimana pada awalnya Intelegensi berasal dari bahasa latin ‘ INTELLEGEN’ yang artinya menghubungkan atau menyatukan yang satu den gan yang lainnya. ( Walgito 1977). 23 Intelegensi juga dapat diartikan suatu kecakapan untuk menyesuaikan diri seor ang dengan lingkungannya. Berikut ini beberapa definisi tentang intelegensi yang dikemukaan oleh para ahli : Intelegensi merupakan kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situas i baru secara tepat dan kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif dan dapat pula memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat.(J.P Chaplin 19 99 ). Intelegensi adalah daya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru, menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuan yang akan dicapainya.( William Strem 1984 ). Intelegensi adalah kombinasi dari kemampuan yang dipersyaratkan untuk bertahan h idup dan meningkatkan diri dalam budaya tertentu ( Anastasi 1997). Intelegensi adalah kemampuan untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan untuk berpi kir dan logika dalam bentuk abstrak dan kapabilitas untuk memecahkan masalah. ( Stermberg,1997 ). Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan tadi dapat disimpulkan bah wa intelegensi adalah kemampuan potensial yang dimiliki manusia untuk menyesuaik an diri di lingkungannya atau belajar dari pengalaman untuk bertahan hidup denga n menggunakan akal dan pikirannya mampu memecahkan masah yang timbul karena manu sia hidup dan berinteraksi di dalam lingkungan yang kompleks baik itu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, ataupun lingkungan akademis. 24 Teori Intelegensi Untuk memperjelas pengertian intelegensi yang telah diuraikan diatas, berikut in i dikemukakan beberapa teori tentang intelegensi tetapi hanya beberapa saja yang disajikan antara lain : 1. Teor Teori i Uni Uni-F -Fak akto tor r (Wi (Wilh lhel elm m Ste Stem, m, 1911 1911), ), menu menuru rut t teo teori ri ini ini int intel eleg egen ensi si mer mer upakan kapasitas atau kemampuan umum dimana reaksi atau tindakan seseorang dala m menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau memecahkan masalah adalah bersifat umum pula. Kapasitas umum itu timbul akibat pertumbuhan fisiologis atau akibat b elajar. 2. Teori Dua Faktor (Charles Spearman, 1904), dua faktor intelegensi, yaitu: Faktor G: mencakup semua kegiatan intelektual dan dimiliki oleh semua orang. Faktor S: mencakup semua faktor khusus tertentu yang relevan dengan tugas terten tu.
3. Teori Multi Faktor (E.L Thorndike), menurut teori ini, intelegensi terdiri da ri bentuk hubungan neural antara stimulus dan respon. Hubungan inilah yang menga rahkan tingkah laku individu. 4. Teori Primary-Mental-Abilities (LL. Thurstone), menurut teori ini, intelegens i merupakan penjelmaan dari tujuh kemampuan primer, yaitu: a. Kemampuan numerical/matematis b. Kemampuan verbal atau berbahasa c. Kemampuan abstraksi berupa visualisasi atau berpikir 25 d.Kemampuan menghubungkan kata-kata e.Kemampuan membuat keputusan, baik induktif maupun deduktif f. Kemampuan mengenal atau mengamati g. Kemampuan mengingat 5. Teori Sampling (Godfrey H.Thomson , 1916), menurut teori ini intelegensi meru pakan berbagai kemampuan sampel. Dunia berisikan berbagai bidang pengalaman. Ber bagai bidang pengalaman itu terkuasai oleh pikiran manusia tetapi tidak semuanya . Masing-masing bidang hanya terkuasai sebagian dan ini mencerminkan kemampuan m anusia. Mengukur Intelegensi Diukur melalui alat khusus yang dinamakan Intelligence Quotient (IQ). ALFRED BINET / TES STANFORD BINET IQ = Inte Intell llig igen ence ce Quot Quotie ient nt, , MA = Ment Mental al Age, Age, CA = Chro Chrono nolo logi gica cal l Age Age Perkembangan Intelegensi Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi: 1. Faktor genetik Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. 26 2. Faktor lingkungan Faktor lingkungan adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi yang berasal diluar diri seseorang atau alam sekitarnya. Pengaruh Intelegensi Terhadap Keberhasilan Belajar Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasanya berkorelasi searah dengan tingkat intelegensi. Artinya semakin tinggi tingkat intelegensi s eseorang maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Menurut sebagian besar ahli, intelegensi merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal. Anak yang memiliki skor IQ di bawah 70 tidak mungk in dapat belajar dan mencapai hasil belajar seperti anak-anak dengan skor IQ no rmal apalagi dengan anak-anak jenius. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah : Faktor bawaan atau keturunan Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0, 50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, s ekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 deng an ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan se cara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin merek a tidak pernah saling kenal. 27 Faktor lingkungan Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lin gkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentun ya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emos ional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
Inteligensi dan IQ Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah in i mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Arti inteligensi sudah dijelask an di depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya membe rikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambark an kecerdasan seseorang secara keseluruhan. Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age) d engan umur kronologik (Chronological Age). Bila kemampuan individu dalam memecah kan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) terseb ut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 1 00 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah kare na setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan. 28 Pengukuran Inteligensi Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-si swa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911. Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbai kan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik ya ng menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chro nological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti in i sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama Willi am Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanfo rd-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun. Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general f actor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini di sebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan m enurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk or ang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak. Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan ya ng lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dib uat. 29 Inteligensi dan Bakat Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyes uaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemamp uan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberik an pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecaka pan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebu t Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyin gkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lew at tes inteligensi. Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pe kerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scho lastic Aptitude Test adalah tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Exami nation (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inven tory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Sur vey.
Inteligensi dan Kreativitas Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreati vitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang be rsifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari ber bagai penelitian tidak mendukung hal itu. 30 Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Na mun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ de ngan tingkat kreativitas. Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjel askan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yai tu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur prose s berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaba n atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengem bangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dal am berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan. PRESTASI BELAJAR Prestasi dalam belajar merupakan dambaan bagi setiap orangtua terhadap anaknya. Prestasi yang baik tentu akan didapat dengan proses belajar yang baik juga. Bela jar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari perilaku la ma ke perilaku yang baru, dari pemahaman lama ke pemahaman baru. Dalam proses belajar, hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat meny esuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada, sehingga terdapat rea ksi yang muncul dari anak. 31 Reaksi yang dilakukan merupakan usaha untuk menciptakan kegiatan belajar sekalig us menyelesaikannya. Sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang mengakibatkan perubahan pada anak sebagai hal baru serta menambah pengetahuan. Dari uraian di atas jelaslah bahwa belajar merupakan kegiatan penting baik untuk anak-anak, bah kan juga untuk orang dewasa sekalipun. Perlunya perhatian faktor lingkungan dapa t mempengaruhi proses belajar. Suasana yang nyaman dan kondusif mengakibatkan pr oses belajar akan menjadi lebih baik. Termasuk juga keaktifan proses mental untu k sering dilatih, sehingga nantinya menjadi suatu kegiatan yang terbiasa. Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar atau pres tasi belajar. Orangtua pun perlu untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat mem pengaruhi proses belajar pada anak mereka, sehingga orangtua dapat mengenali pen yebab dan pendukung anak dalam berprestasi. Berikut adalah faktor-faktor yang pe rlu diperhatikan: FAKTOR DARI DALAM DIRI Kesehatan Apabila kesehatan anak terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, deman dan la in-lain, maka hal ini dapat membuat anak tidak bergairah untuk mau belajar. Seca ra psikologi, gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik juga dapat mem pengaruhi proses belajar. Intelegensi Faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence, intelegensi memiliki t ujuh dimensi yang semiotonom, yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual s pesial, kinestetik fisik, sosial interpersonal dan intrapersonal. 32 Minat dan motivasi Minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan pros es belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau mela kukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar ling
kungan Cara belajar Perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan buku , pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar. FAKTOR DARI LINGKUNGAN Keluarga Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara, bimbingan orangtua , dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak. Sekolah Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sekolah, ra sio jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses belajar. Masyarakat Apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral yang b aik, terutama anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk lebih gi at belajar. Lingkungan sekitar Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim juga dapat mempen garuhi pencapaian tujuan belajar. 33 Dari sekian banyak faktor yang harus diperhatikan, tentu tidak ada situasi 100% yang dapat dilakukan secara keseluruhan dan sempurna. Tetapi berusaha untuk meme nuhinya sesempurna mungkin bukanlah faktor yang mustahil untuk dilakukan. Berdas arkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan di atas, maka sebagai penutup, berikut ini penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. inte intele lege gens nsi i ada adala lah h kem kemam ampu puan an pote potens nsia ial l yan yang g dim dimil ilik iki i man manus usia ia untu untuk k men menye ye suaikan diri dilingkungannya atau belajar dari pengalaman, untuk bertahan hidup dengan menggunakan akal dan pikirannya mampu memecahkan masalah yang timbul kare na manusia hidup dan berinteraksi di dalam lingungan yang kompleks baik itu ling kungan keluarga ,lingkungan masyarakat, ataupun lingkungan akademis. 2. Teori intelegensi a. Teori Uni-Faktor b. Teori Two factor c. Teori Multi Faktor d. Teori Primary-Mental-Abilities e. Teori Sampling 3. Pengukuran in intelegensi ha harus di dilaku akukan me melalui te tes IQ IQ. 4. Perk Perkem emba bang ngan an inte intele lege gens nsi i dip dipen enga garu ruhi hi oleh oleh bebe bebera rapa pa fakt faktor or, , ant antar ara a lai lain n f aktor genetik dan faktor lingkungan. 5. Inte Intele lege gens nsi i ber berpe peng ngar aruh uh terh terhad adap ap kebe keberh rhas asil ilan an bela belaja jar. r. Arti Artiny nya a sem semak akin in t inggi tingkat intelegensi seseorang maka semakin tinggi prestasi belajar yang di capainya. 34 DAFTAR PUSTAKA Dr. Khadijah, Nyayu, S.Ag, M.Si. 2009. Psikologi Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press Drs. Soemanto, Wasty, M.Pd. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Drs. Ihsan, Fuad. 2010. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta Jaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
35 BAB III MEMORI 1 .1 . Latar Belakang Setiap manusia memiliki ingatan atau memori terhadap semua atau sebagian dari ha l-hal atau keadaan atau kesan yang telah dilaluinya pada masa sebelumnya. Sehing ga dengan ingatan tersebut manusia mampu untuk berbuat atau berprilaku yang lebi h baik dengan mengambil pelajaran dari setiap keadaan yang dilaluinya. Menurut Sujanto (2008), ingatan adalah suatu daya jiwa kita yang dapat menerima, menyimpan, dan memproduksi kembali pengertian-pengertian atau tanggapan-tanggap an kita yang dipengaruhi oleh: 1) sifat perorangan, 2) keadaan dari luar jiwa ma nusia (alam sekitar, keadaan jasmani, dll.), 3) keadaan dari dalam jiwa manusia (kemauan, perasaan, dsb.), dan 4) umur manusia. Sehingga dengan kondisi diatas m anusia memiliki daya ingatan yang berbeda-beda. Belajar adalah salah satu proses mengingat pelajaran yang harus dikuasai siswa. Dengan belajar, ilmu atau kesan-kesan yang di dapat siswa semuanya diingat untuk diujikan kembali pada saat ujian dan berguna sebagai pengalaman hidup. Karena daya ingat setiap manusaia khususnya siswa itu berbeda-beda, maka guru da lam mengajar siswa harus memperhatikan segi perbedaan daya ingat siswa tersebut dengan beberapa cara dan metode yang dapat membantu siswa dalam proses mengingat yang baik dan dapat bertahan lama. 1 .2 . Rumusan Ma Masalah 1. Apakah itu memori? 2. Apakah fungsi memori bagi manusia? 3. Apak Apakah ah masa masala lahh-ma masa sala lah h yan yang g mem mempe peng ngar aruh uhi i day daya a mem memor ori i man manus usia ia? ? 4. Baga Bagaim iman ana a cara cara meng mengop opti tima malk lkan an fung fungsi si memo memori ri pada pada manu manusi sia? a? 36 5. Baga Bagaim iman ana a hub hubun unga gan n mem memor ori i man manus usia ia deng dengan an pros proses es bela belaja jar r khu khusu susn snya ya bela belaja ja r siswa? 1 .3 . T uj u an Dalam penyusunan makalah ini diharapkan dapat: 1. Memb Member erik ikan an peng penger erti tian an yang yang jela jelas s ten tenta tang ng memo memori ri atau atau inga ingata tan n dan dan fung fungsi sifungsinya 2. Meng Menget etah ahui ui cara cara meng mengop opti tima malk lkan an memo memori ri pada pada pros proses es bela belaja jar r sis siswa wa 3. Meng Menget etah ahui ui masa masala lahh-ma masa sala lah h yan yang g dap dapat at meng mengur uran angi gi daya daya memo memori ri dan dan men mengh ghin in dari atau mengurangi masalah-masalah tersebut? 1 .4 . Metode Penulisan Makalah ini menggunakan metode observasi partisipasif, trialungasi, dan studi pu staka agar data yang terkumpul lebih akurat dan terpercaya serta menggunakan ber bagai sumber buku yang relevan. 1 .5 . Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan pada penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Mena Menamb mbah ah wawa wawasa san n pen penul ulis is tent tentan ang g mat mater eri i mak makal alah ah yang yang ditu dituli lis. s. 2. Bagi Bagi guru guru dapa dapat t men menen entu tuka kan n tek tekni nikk-te tekn knik ik meng mengaj ajar ar dan dan met metod ode e bel belaj ajar ar yan yan g baik agar dapat melakukan pembelajaran yang cepat ditangkap dan disimpan lama
dalam memori siswa. 3. Bagi Bagi oran orang g tua tua juga juga dapa dapat t memb memban antu tu meng mengop opti tima malk lkan an memo memori ri sisw siswa a sehi sehing ngga ga dapat menunjang prestasi belajar.
37 2 .1 .
Memori atau Ingatan Memori adalah kesadaran akan pengalaman masa lampau yang hidup kembali, ingatan catatan yang berisi penjelasan, peringatan lampau yang hidup kembali, in gatan yang berisi penjelasan, dan peringatan keterangan (Marhijanto, 1999). Memo ri atau ingatan adalah kemampuan untuk mencamkan, menyimpan, dan memproduksi kem bali hal-hal yang pernah diketahui. Memori ini memiliki sifat yang baik jika set ia, cepat, bisa menyimpan lama, luas dan siap (Kartono, 1990 dalam Khadijah, 200 9). Menurut Sujanto (2008), ingatan adalah suatu daya jiwa kita yang dapat m enerima, menyimpan, dan memproduksi kembali pengertian-pengertian atau tanggapan -tanggapan kita yang dipengaruhi oleh : 1) sifat perorangan, 2) keadaan dari lua r jiwa manusia (alam sekitar, keadaan jasmani, dll.), 3) keadaan dari dalam jiwa manusia (kemauan, perasaan, dsb.), dan 4) umur manusia. Sedangkan menurut Chapl in (1999 dalam Khadijah 2009), memori diartikan sebagai: 1) Fungsi yang terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi pengalaman masa lalu, 2) Keseluruhan pengal aman masa lampau yang dapat diingat kembali, dan 3) satu pengalaman masa lalu ya ng khas. Dari berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa memori atau i ngatan adalah suatu daya jiwa yang mampu untuk menerima, mencamkan, menyimpan, m engenang, dan memproduksi kembali pengertian-pengertian atau tanggapan-tanggapan yang pernah diketahui dan dilalui, dan keseluruhannya dapat diingat kembali pad a saat dibutuhkan. 2 .2 .
Fungsi Memori pada Manusia Menurut Khadijah (2009), memori mempunyai tiga fungsi/proses, yaitu memb eri kode/sandi, menyimpan, dan menyimpulkan kembali. Pada proses pengkodean, inp ut sensori diterima dan ditansformasikan ke dalam sebuah bentuk, atau kode, yang dapat disimpan. Pada proses penyimpanan, informasi 38 yang telah diberi kode tersebut diletakkan dalam struktur memori. Pada proses pe nimbulan kembali, informasi yang telah disimpan berusaha untuk diakses kembali t akkala dibutuhkan. Proses memunculkan kembali memori (record) yang tersimpan dal am memori permanen meliputi tiga cara, yaitu: recall, recognition, dan rekonstru ksi inferensial. Recall merupakan proses pemunculan record dengan bantuan cue. R ecognition adalah proses memunculkan record dan cue. Rekonstruksi inferensial di gunakan bila cue hanya menyebabkan kemunculan record. Sistem memori pada manusia tersusun dari tiga komponen storage (penyimpanan). Ketiga penyimpanan ini memil iki ciri-ciri seperti berapa banyak informasi yang disimpan (kapasitas) dan bera pa lama informasi tersebut disimpan. Komponen pertama system memori, sebagimana ditunjukkan pada Gb. 1. adalah : a. Sens Sensoy oy stor storag age e ata atau u sen senso sory ry memo memory ry, , ber bertu tuga gas s men mener erim ima a sem semua ua info inform rmas asi i da da ri panca indra dan menyimpan informasi tersebut dalam waktu yang sangat singkat, sehingga bila tidak mengalami proses lebih jauh, maka infomasi yang disimpan ak an cepat hilang. Jika ingin mempertahankan informasi lebih lama, orang harus mem berikan perhatian, dan untuk membawa semua informasi ke dalam satu waktu dibutuh kan waktu yang tidak sebentar. Agar informasi dalam sensory storage dapat diteru skan (ke short-term memory) dibutuhkan perhatian. Contohnya cara yang dilakukan untuk menimbulkan perhatian siswa adalah dengan menggunakan “isyarat” terhadap infor masi-informasi yang penting diketahui oleh siswa dengan cara menaikkan atau menu runkan nada suara atau melalukan pengulangan saat menyampaikan informasi. b. Shor Shortt-Te Term rm Memo Memory ry (STM (STM) ) ata atau u wor worki king ng memo memory ry, , ber berfu fung ngsi si mela melalu luka kan n pen penyi yimp mp
anan kedua setelah sensory memory. Ciri STM adalah menyaring informasi yang masu k, dan kapasitas maupun durasi yang terbatas. 39 Supaya informasi dapat bertahan lama dalam memori, maka harus masuk ke dalam tahap selanjutnya (long-term memory), sehingga perlu strategi memori. Misa lnya guru mengalokasikan waktu untuk melakukan pengulangan atau latihan selama p roses belajar. Atau guru dapat berhenti sejenak untuk menyanyakan kepada siswa b ila terdapat hal yang belum jelas dan ingin ditanyakan. c. Long Long-t -ter erm m Mem Memor ory y (LT (LTM) M) atau atau memo memori ri perm perman anen en, , yai yaitu tu bagi bagian an dari dari syst system em me mori yang dapat menyimpan informasi dalam masa yang lama. Bentuk informasi yang disimpan dalm LTM tergantung dari beberapa factor, yang meliputi sumber informas i, pengetahuan individu sebelumnya, dan jaringan structural yang telah disusun ( Solso, 1998 dalam Khadijah 2009)
Gambar 1. Metamemori Informasi pada LTM dibagi kedalam 3 bagian (Slavin, 1991, dalam Khadijah 2009), yaitu: 1. Epis Episod odic ic Memo Memory ry (mem (memor ori i epi episo sodi dic) c) adal adalah ah memo memori ri tent tentan ang g pen penga gala lama man n per perso so nal, sebuah gambaran mental tentang hal-hal yang kita lihat atau kita dengar. Me mori episodic merupakan memori yang menerima dan menyimpan peristiwa-peristiwa y ang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai refernsi otobiografi (Daehler dan Bukatho, dalam Syah 2005, dalam Khadi jah 2009) 40 2. Sema Semant ntic ic Memo Memory ry (mem (memor ori i sem seman anti tic) c), , yan yang g ber beris isi i fak fakta ta-f -fak akta ta dan dan inf infor orma masi si umum tentang apa yang kita ketahui, baik itu konsep, prinsip atau aturan-aturan dan bagaimana cara menggunakannya; serta keterampilam problem solving dan strat egi belajar yang kita gunakan. Menurut Raber (dalam Syah, dalam Khadijah 2009), dalam memori semantic informasi yang telah kita terima ditranformasikan dan dibe ri kode arti, lalu disimpan atas dasar arti itu. Memori ini berfungsi menyimpan konsep-konsep yang signifikan dan bertalian antara satu dengan lainnya. 3. Pros Prosed edur ural al Memo Memory ry (mem (memor ori i pro proce cedu dura ral) l), , yan yang g dis diseb ebut ut ‘kno ‘knowi wing ng how” how”, , yai yaitu tu mem mem ori yang menyimpan kemampuan terhadap keterampilan sesuatu. Menurut Best (dalam Syah dalam Khadijah, 2009), bahwa antara item informasi episodic dan semantic te rdapat hubungan yang memungkinkan bergabungnya item episodik dalam memori semant ic. Sehingga, item informasi dalam memori episodic dapat diproses ataupun dimodi fiksi menjadi item-item yang berbentuk arti-arti sehingga memperoleh akses ke me mori semantic. 2.3. 2.3.
Masa Masala lahh-ma masa sala lah h yang yang Mem Mempe peng ngar aruh uhi i Memo Memori ri Kuat lemahnya memori seseorang dipengaruhi oleh banyak factor fisik dan usia. Seseorang yang dalam kondisi lelah, kurang tidur, dan sakit, akan mengalam i kesulitan untuk mengingat sesuatu dan orang yang berusia lanjut sangat sulit m engingat apa yang sudah dipelajari atau dialaminya, ini berbeda dengan masa anak -anak yang masih kuat daya ingatnya. Gangguan ingatan pada manusia yang sering dialami adalah (Ahmadi dan Sup riono, 2004: 28) : 1. Lupa Lupa, , yai yaitu tu suat suatu u per peris isti tiwa wa sese seseor oran ang g tid tidak ak dapa dapat t mem mempr prod oduk uksi si tang tangga gapa pan n meskipun ingatan kita dalam keadaan sehat. 41 2. Seda Sedang ngka kan n men menur urut ut menu menuru rut t Kha Khadi dija jah h (20 (2009 09:1 :116 16), ), lupa lupa atau atau forg forget etti ting ng adal adal
ah gangguan dalam hal mengingat, yaitu hilangnya kemampuan untuk menyebutkan ata u memunculkan kembali apa-apa yang sebelumnya kita pelajari. Tetapi, tidak berar ti apa yang sudah kita pelajari akan hilang, hanya saja informasi tersebut terla lu lemah untuk ditimbulkan kembali. Kelupaan disebabkan oleh berapa factor (Khadijah, 2009:116-117), terdapat tiga t eori, yaitu: Teori Decay, bahwa kekuatan sebuah rekaman akan bertambah lemah sejalan dengan w aktu jika tidak dilatih lebih jauh atau tidak diaktivasi untuk masa yang lama. B erarti semakin sering diulang maka semakin kita terhindar dari lupa akan apa yan g sudah dipelajari Teori Interferensi, berpandangan bahawa kelupaan dapat disebabkan oleh berkemban gnya hubungan interferensi antara informasi dalam memori dengan informasi yang d ipelajari, Bila informasi yang baru dipelajari menyebabkan kesuliatan mengingat informasi yang lama disebut retroactive interference. Bila informasi yang lama t urut campur pada proses penyimpangan informasi baru disebut proactive interferen ce. Loss of retrieval cue theory, bahwa kelupaan disebabkan pelemahan hubungan (asos iasi) antara retrieval cue dan record. Selain dari ketiga teori ini lupa bisa disebabkan karena item informasi yang hil ang sebelum masuk ke Long Term Memory (Syah dalam Khadijah, 2009:117) 3. Amne Amnesi sia, a, yait yaitu u per peris isti tiwa wa sese seseor oran ang g tid tidak ak mere merepr prod oduk uksi si tang tangga gapa pan, n, kare karena na ingatan dalam keadaan tidak sehat. Misalnya gegar otak. 4. Para Paramn mnes esia ia, , yai yaitu tu amne amnesi sia a yan yang g rin ringa gan, n, jadi jadi hany hanya a mam mampu pu meng mengin inga gat t yan yang g s edikit-sedikit 42 5. Daya Dayayu yu, , yai yaitu tu peri perist stiw iwa a sea seaka kann-ak akan an belu belum m ken kenal al sesu sesuat atu u yan yang g seb seben enar arny nya a belum terjadi 6. Jema Jemais is yu, yu, yai yaitu tu peri perist stiw iwa a sea seaka kann-ak akan an belu belum m ken kenal al kepa kepada da sesu sesuat atu u yan yang g s ebenarnya sudah terjadi 7. Depe Depers rson onal alit itas as, , yai yaitu tu suat suatu u per peris isti tiwa wa sese seseor oran ang g yan yang g tid tidak ak meng mengen enal al diri diri nya sendiri 8. Dere Dereal alis is, , yai yaitu tu suat suatu u per peris isti tiwa wa sese seseor oran ang g mer meras asa a asi asing ng di dala dalam m ala alam m yan yan g riil, yang sebenarnya. 2.4. 2.4.
Cara Cara Meng Mengop opti tima malk lkan an Memo Memori ri pada pada Manu Manusi sia a Walaupun diketahui kemampuan memori manusia itu terbatas, namun ada bany ak cara untuk mengoptimalkan fungsi memori, dengan strategi memori, yaitu strate gi yang digunakan untuk memudahkan dalam mengingat informasi yang lebih baik. Se dangkan, metamemori adalah pengetahuan atau keyakinan seseorang tentang cara ker ja memorinya. Byrnes (dalam Khadijah 2009:118), tetapi menurut Craig & Kermis (d alam Khadijah, 2009:118), strategi memori ini sejalan dengan bertambahnya usia. Mereka (Byrnes dan Craiig &Kermis), menyebutkan lima strategi memori, yaitu : 1. Rehe Rehear arsa sal, l, yait yaitu u str strat ateg egi i mem memor ori i den denga gan n car cara a men mengu gula lang ng-u -ula lang ng info inform rmas asi i s esering mungkin sehingga dapat disimpan dalam memori. 2. Orga Organi nisa sasi si, , yai yaitu tu stra strate tegi gi memo memori ri deng dengan an cara cara meny menyus usun un baha bahann-ba baha han n yan yang g ingin diingat dalam sub-sun kelompok dan hirarki sub kelompok informasi. 3. Elab Elabor oras asi i sem seman anti tic, c, yait yaitu u str strat ateg egi i yan yang g men menci cipa pata taka kan n mak makna na apap apapun un terh terhad ad ap bahan yang akan diingat, misalnya dengan membentuk image mental keterkaitan a ntara satu bahan dengan bahan yang lain 4. Ment Mental al Imag Imager ery y (ba (baya yang ngan an ment mental al), ), yait yaitu u str strat ateg egi i mem memor ori i den denga gan n car cara a mem memb b entuk bayangan mental tentang hal yang hendak dihapal. 43 5. Retr Retrie ieva val, l, yait yaitu u usa usaha ha untu untuk k men menca cari ri inga ingata tan n ter terha hada dap p hur huruf uf tert terten entu tu dar dar i kata yang akan diucapkan, biasanya huruf pertama dari kata itu 6. Scri Script pt, , yai yaitu tu meme memeor ori i ten tenta tang ng peri perist stiw iwa a rut rutin in dior diorga gani nisa sasi si dala dalam m ben bentu tuk k script, tanpa harus disimpan secara terpisah-pisah. Selain teori-teori diatas, ada beberapa cara untuk meningkatkan penyimpa nan dan pemunculan kembali informasi yang terdapat dalam memori adalah dengan te
knik mnemonic (Khadijah, 2009:120). Menurut Solso (dalam Khadijah, 2009), ada be berapa teknik mnemonic, antara lain : 1. Meto Metode de loka lokasi si, , yai yaitu tu meto metode de mnem mnemon onic ic yang yang meng menggu guna naka kan n tem tempa patt-te temp mpat at khus khus us dan terkenal sebagai sarana penempatan kata dan istilah tertentu yang hendak diingat, biasanya yang memiliki ciri dan keadaan. 2. Sist Sistem em cant cantol ol, , yai yaitu tu tekn teknik ik mnem mnemon onic ic yang yang meng menggu guna naka kan n kom kompo pone nenn-ko komp mpon onen en yang sebelumnya telah dikuasia sebagai cantolan bagi informasi yang hendak diing at 3. Meto Metode de Kata Kata Kunc Kunci, i, yait yaitu u tek tekni nik k mne mnemo moni nic c yan yang g men mengg ggun unak akan an kata kata-k -kat ata a yan yang g kurang lebih berbunyi serupa dengan kata-kata yang hendak diingat. 4. Akro Akroni nim, m, yait yaitu u tek tekni nik k mne mnemo moni nic c den denga gan n car cara a men menga gang ngka kat t daf dafta tar r kat kataa-ka kata ta y ang hendak dihapalkan. Caranya, daftar kata-kata tersebut dibentuk atas dasar hu ruf pertama dalam sebuah frase atau kelompok kata-kata. 2.5. 2.5. Hubu Hubung ngan an Memo Memori ri deng dengan an Pros Proses es Bela Belaja jar r Para ahli sepakat terdapat hubungan yang erat antara memori dan belajar (Syah, dalam khadijah,2009:125). Memori adalah fungsi mental yang bekerja menang kap informasi dari simultan, menyimpulkannya, dan mengungkapkannya kembali bila diperlukan. Sedangkan proses belajar adalah sebuah proses yang melibatkan pengol ahan dan penyimpanan informasi, dan hasil belajar bisa diketahui melalui proses pengungkapan kembali apa yang telah diketahui oleh siswa. 44 Sehingga, dalam belajar dibutuhkan pemanfaatan kemampuan memori oleh siswa untuk menyerap informasi yang diterima, menyimpannya, dan memunculkannya kembali saat menjawab soal ulangan atau ujian, dan saat infomasi pengetahuan tersebut ditera pkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Khadijah (2009:126-127), Implikasi memori terhadap proses pembelajaran a dalah sebagai berikut: 1. Guru Guru haru harus s mema memand ndan ang g tuga tugas s mere mereka ka adal adalah ah untu untuk k memb memban antu tu sisw siswa a memb memben entu tuk k record permanen terhadap informasi yang disajikan di kelas. 2. Dala Dalam m pem pembe beri rian an tes, tes, guru guru haru harus s mem membe beri ri cuku cukup p cue cue dala dalam m per perta tany nyaa aann-pe pert rta a nyaan yang diajukan untuk memaksimalisasi kesempatan bagi siswa untuk mengingat informasi. 3. Guru Guru haru harus s men mengg ggun unak akan an berb berbag agai ai meto metode de untu untuk k men menin ingk gkat atka kan n pem pemro rose sesa san n “in “inte te rn” terhadap bahan pelajaran. 4. Kare Karena na info inform rmas asi i semu semua a rent rentan an untu untuk k dilu dilupa paka kan n sert serta a memi memili liki ki efek efek jara jarak k dan interferensi, guru harus mengurangi efek lupa dengan cara meningkatkan latih an yang terdistribusi dan mengingatkan secara berkala tentang informasi.
44 KESIMPULAN DAN SARAN 3 .1 . K es i mp u l an Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Memo Memori ri atau atau inga ingata tan n adal adalah ah suat suatu u day daya a jiwa jiwa yang yang mamp mampu u untu untuk k mene meneri rima ma, , me ncamkan, menyimpan, mengenang, dan memproduksi kembali pengertian-pengertian ata u tanggapan-tanggapan yang pernah diketahui dan dilalui, dan keseluruhannya dapa t diingat kembali pada saat dibutuhkan. 2. Fung Fungsi si memo memori ri adal adalah ah memb member eri i kod kode/ e/sa sand ndi, i, meny menyim impa pan, n, dan dan men menyi yimp mpul ulka kan n kem kem bali. Sistem memori pada manusia tersusun dari tiga komponen penyimpanan yang me
miliki ciri-ciri beberapa banyak memori yang disimpan (kapasitas) dan berapa lam a informasi yang disimpan. 3. Kuat Kuat lema lemahn hnya ya memo memori ri sese seseor oran ang g dipe dipeng ngar aruh uhi i oleh oleh bany banyak ak fact factor or fisi fisik k dan dan usia. Dan gangguan ingatan pada manusia antara lain lupa, amnesia, paramnesia, d ayayu, jamais yu, depersonalitas, derealis. 4. Cara Cara meng mengop opti tima malk lkan an memo memori ri manu manusi sia a ada adala lah h den denga gan n str strat ateg egi i mem memor ori i yan yang g di di gunakan untuk memudahkan dalam mengingat informasi yang lebih baik 5. Dala Dalam m bel belaj ajar ar dibu dibutu tuhk hkan an pema pemanf nfaa aata tan n kem kemam ampu puan an memo memori ri oleh oleh sisw siswa a unt untuk uk m enyerap informasi yang diterima, menyimpannya, dan memunculkannya kembali saat m enjawab soal ulangan atau ujian, dan saat informasi pengetahuan tersebut diterap kan dalam kehidupan sehari-hari. 3 .2 . S ar a n Konsep kelemahan-kelemahan memori siswa seharusnya dipahami oleh guru sehingga d apat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menyimpan semua informasi yang didapat kannya dengan baik. Dan guru sebaiknya menggunakan beberapa metode atau cara dal am proses pembelajaran karena setiap siswa memiliki daya memori yang berbeda-bed a. 45 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A dan Suprianto, W. 2004. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Hal.28. Khadijah, N. 2009. Psikologi Pendidikan. Grafika Telindo Press. Palembang. Hal. 107-127. Marhijanto, B. 1999. Kamus Bahasa Indonesia Masa Kini. Terbit Terang. Surabaya. Sujanto, A. 2008. Psikologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta. Hal. 41.
46 BAB IV BERPIKIR A. Latar Belakang Lahirnya teori kognitif oleh Jean Piaget pada tahun 1960 membuat para pendidik m enelaah kembali atas tinjauannya tentang perkembangan anak didik. Topik pembicar aan menjadi sangat menarik saat para guru membahas salah satu perkembangan anak didik seperti kemampuan kognitif. Kemampuan ini akan membawa para guru untuk m eninjau secara khusus bagaimana kemampuan berfikir para peserta didik. Pemahaman guru mengenai kemampuan berfikir para siswanya akan membuat guru menyesuaikan m ateri pembelajaran dengan tujuan yang akan dicapai siswanya. Menjadi hal yang ti dak diinginkan jika materi pelajaran yang dikembangkan dan diperluas oleh guru t idak mampu dipahami oleh siswanya, karena kemampuan berfikir siswa tidak dapat m
enjangkau topik pembelajaran maka tujuan belajar tidak tercapai. Kemampuan berfikir siswa perlu dipelajari dan dipahami oleh guru agar gu ru dapat menyesuaikan metode dan teknik penyampaian materi pembelajaran sesuai d engan kemampuan berfikir siswa. Masih ada guru yang belum memahami sejauh mana k emampuan berfikir siswanya. Guru tersebut sangat membutuhkan konsep dan pengetah uan tentang kemampuan berfikir siswa, teori-teori tentang berfikir dan metode b erfikir. Untuk memenuhi harapan dan kebutuhan guru tersebut, Penulis perlu membu at makalah yang membahas tentang berfikir. Makalah tentang berfikir ini menjadi sangat menarik untuk dibaca jika dapat diaplikasikan dalam pembelajaran. Mudah d ipahami oleh guru karena Penulis menggunakan kalimat-kalimat yang jelas maksudny a. B. Rumusan Ma Masalah da dan Pe Pembatasan Ma Masalah. Banyak permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran anak didik di sekolah, antara lain pemahaman guru mengenai perkembangan pemikiran siswa. 47 Permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan kemampuan daya fikir siswa, di antaranya : 1. Baga Bagaim iman anak akah ah pema pemaha hama man n gur guru u men menge gena nai i kon konse sep p ber berfi fiki kir r yan yang g ada ada dala dalam m dir diri i siswa. 2. Baga Bagaim iman ana a men mengi gind nden enti tifi fika kasi si maca macamm-ma maca cam m ber berfi fiki kir r sis siswa wa dala dalam m men mengi giku kuti ti p roses pembelajaran 3. Fakt Faktor or-f -fak akto tor r apa apa yang yang memp mempen enga garu ruhi hi cara cara berf berfik ikir ir sisw siswa. a. 4. Baga Bagaim iman anak akah ah stra strate tegi gi guru guru dala dalam m pem pembe bela laja jara ran n aga agar r ses sesua uai i den denga gan n per perke kemb mb angan daya fikir siswa. Pembahasan tentang kemampuan berfikir ini dibatasi pada topik : konsep berfikir, tahapan perkembangan pemikiran, faktor yang mempengaruhi daya fikir dan tindaka n guru sehubungan dengan kemampuan daya fikir siswa. C. T u ju a n Tujuan penulisan makalah ini ialah : 1. Agar Agar guru guru memp memper erol oleh eh info inform rmas asi i tent tentan ang g kons konsep ep berf berfik ikir ir. . 2. Guru memahami bermacam-macam cara be berfikir siswa. 3. Guru Guru meng menget etah ahui ui fakt faktor or yang yang memp mempen enga garu ruhi hi daya daya fiki fikir r sisw siswa. a. 4. Guru Guru memp mempun unya yai i ped pedom oman an dala dalam m pem pembe bela laja jara ran n yan yang g mem mempe perh rhat atik ikan an daya daya fiki fikir r siswa
48 A. Pengertian Berfikir. Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di d alam diri seseorang (Bochenski, dalam Suriasumantri, 1983:52). Menurut Solso (19 98, dalam khodijah, 2006:117) berfikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komple k. Berdasarkan definisi di atas, berfikir adalah kemampuan pemikiran seseorang yang dapat melahirkan ide-ide dan konsep-konsep, sehingga ide dan konsep tersebut da pat dipindahkan dari satu orang ke orang lainnya guna pemecahan masalah, sehingg a orang yang berfikir tersebut mendapatkan pengetahuan baru yang berguna bagi di rinya.. Berfikir juga berarti berupaya secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Di dalam berfiki r juga termuat kegiatan saat seseorang dalam kondisi sedang meragukan sesuatu, m emastikan, merancang, menghitung, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, me mbedakan, menghubungkan, dan menafsirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada serta
menarik kesimpulan. Berfikir ialah mengelola, memproses, dan menyusun serta mentransformasi informa si secara kognitif di dalam memori otak manusia. Berfikir sering dilakukan manus ia dengan tujuan menghasilkan konsep, logika dan membuat keputusan guna memecahk an masalah. Berfikir akan menghasilkan penalaran yaitu sebuah konsep yang logis dan sistematis untuk mendapatkan kesimpulan, baik kesimpulan induktif maupun kes impulan deduktif. Kesimpulan induktif ialah hasil pemikiran yang dimulai dari ha l-hal khusus menjadi kesimpulan yang berlaku umum. Sedangkan kesimpulan deduktif ialah hasil pemikiran dari yang umum hingga menuju ke hal-hal khusus. Menurut Suharnan (2005:281) Berfikir dapat diartikan sebagai proses menghasilkan reprensentasi mental yang baru melalui transformasi informasi 49 yang melibatkan interaksi secara komplek antara atribu-atribut mental, seperti p enilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah. Proses berfiki r ini akan menghasilkan informasi baru. Taylor (dalam Suharnan, 2005) mendefinisikan berfikir sebagai proses penarikan k esimpulan. Berfikir dilakukan untuk menghadapi dan memahami realitas dengan mena rik kesimpulan dan meneliti berbagai penjelasan dari realitas internal dan ekste rnal. Biasanya kegiatan berfikir dimulai ketika muncul keraguan dan pertanyaan untuk d ijawab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan. Kegiatan berfikir juga dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan apa yang t erjadi atau apa yang dialami. Dengan demikian kegiatan berfikir manusia selalu t ersituasikan dalam kondisi konkret subjek yang bersangkutan Perbedaan dalam cara berfikir dan memcahkan masalah merupakan hal yang penting d an nyata. Perbedaan itu mungkin disebabkan oleh faktor pembawaan sejak lahir dan sebagian lagi berhubungan dengan taraf kecerdasan seseorang. Namun, jelas bahwa proses kesuluruhan dari pendidikan formal dan pendidikan informal sangat mempen garuhi gaya berfikir seseorang dan mempengaruhi pula mutu pemikirannya. Berfikir ialah memproses informasi secara kognitif guna menyusun ulang informasi dari internal dan eksternal. Menurut Nyayu Khadijah (2009:130)Ada tiga pandanga n dasar tentang berfikir yaitu : 1. Berf Berfik ikir ir adal adalah ah pros proses es kogn kognit itif if yang yang timb timbul ul dala dalam m pik pikir iran an seca secara ra inte intern rna a l dan hasilnya dapat berupa perilaku. 2. Berf Berfik ikir ir meru merupa paka kan n pro prose ses s mem meman anip ipul ulas asi i pen penge geta tahu huan an yang yang ada ada dal dalam am memo memori ri otak manusia. 3. Berf Berfik ikir ir akan akan meng mengha hasi silk lkan an pemi pemiki kira ran n yan yang g dap dapat at memb memban antu tu manu manusi sia a mem memec ecah ah kan masalah dan mencari solusi atas persoalan yang dihadapi. 50 Screven and Paul (1996) berfikir kritis sebagai proses disiplin cerdas dari kons eptualisasi penerapan, analisis, sintesis, evaluasi aktif dan berketrampilan yan g dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh, observasi, pengalaman, refleksi, penal aran atau komunikasi sebagai penuntun menuju kepercayaan dan aksi. Berfikir krit is juga telah didefinisikan sebagai berfikir yang memiliki maksud, masuk akal da n berorientasi pada tujuan serta kecakapan untuk menganalisis informasi dan ideide secara logis dari berbagai macam perspektif. B. Macam-macam Cara Berfikir. Macam-macam berfikir menurut Morgan dkk (1986, dalam Khodijah, 2006:118), yaitu : 1. Berf Berfik ikir ir Auti Autist stik ik yait yaitu u pro prose ses s ber berfi fiki kir r yan yang g san sanga gat t pri priba badi di meng menggu guna naka kan n simbol-simbol khusus yang terdapat dalam diri individu. Contohnya : Mimpi, khaya lan dan lamunan. 2. Berf Berfik ikir ir lang langsu sung ng iala ialah h ber berfi fiki kir r unt untuk uk meme memeca cahk hkan an masa masala lah h dal dalam am kehi kehidu dupa pa n sehari-hari pada kehidupan manusia. Contohnya : Merencanakan, menelaah, dan Me ngambil keputusan. Menurut Kartini Kartono (1996, dalam Nyayu Khadijah, 2009:130), ada enam pola b erfikir, yaitu : 1. Berf Berfik ikir ir kong kongkr krit it, , yai yaitu tu berf berfik ikir ir dala dalam m dim dimen ensi si ruan ruang, g,wa wakt ktu u dan dan temp tempat at t ertentu.
Berfikir kongkrit dilakukan pada saat seseorang sedang membutuhkan penyelesaian masalah, dihadapkan pada persoalan tertentu yang harus mengambil keputusan seger a (karena dibatasi oleh waktu). 2. Berf Berfik ikir ir Abst Abstra rak, k, yait yaitu u berf berfik ikir ir yang yang tida tidak k nyat nyata, a, tak tak hing hingga ga, , yang yang dap dap at sangat luas jangkauannya, seperti memikirkan kejadian-kejadian yang ada dalam mimpi manusia. 51 3. Berf Berfik ikir ir Klas Klasif ifik ikat ator oris is, , yai yaitu tu berf berfik ikir ir untu untuk k men mengk gkla lasi sifi fika kasi sika kan n ses sesua uatu tu berdasarkan informasi tertentu, pengelompokan berdasarkan karakteristik dan pe nggolongan menurut kelas-kelas yang didasarkan pada keterangan yang ada. 4. Berf Berfik ikir ir Anal Analog ogis is, , yai yaitu tu berf berfik ikir ir untu untuk k men menca cari ri hubu hubung ngan an anta antara ra peri perist stiw iw a yang terjadi dengan peristiwa yang sudah terjadi berdasarkan kemiripan/kesamaa n kejadiannya. 5. Berf Berfik ikir ir ilmi ilmiah ah, , yait yaitu u berf berfik ikir ir dala dalam m ruan ruang g ling lingku kup p hubu hubung ngan an yang yang luas luas dan komplek dengan disertai fakta dan bukti yang kuat. 6. Berf Berfik ikir ir Pend Pendek ek, , yai yaitu tu cara cara berf berfik ikir ir yang yang dang dangka kal, l, tanp tanpa a per perti timb mban anga gan, n, s eringkali tidak logis karena ingin bertindak cepat. Intelegensi adalah kemampuan. Gaya belajar dan berfikir adalah cara yang dipilih seseorang untuk menggunakan kemampuannya (Drysdale, Ross, Schuylts, 2001 ; Ster nberg, 1997, dalam Santrock, 2008:155). Ada dua gaya berfikir ditinjau dari segi pembelajaran, yaitu: 1. Gaya Gaya Impu Impuls lsif if dan dan gay gaya a ref refle lekt ktif if, , yai yaitu tu gaya gaya berf berfik ikir ir yang yang dida didasa sark rkan an pa da tempo (waktu) penyusunan konseptual. Siswa yang impulsif cenderung bertindak cepat, sehingga sering lebih banyak melakukan kesalahan dibandingkan siswa yang reflektif. Siswa yang reflektif akan menggunakan waktu lebih banyak untuk mere spon dan merenungkan keakuratan atas suatu jawaban persoalan. Hal-hal yang dilak ukan siswa yang berfikir reflektif diantaranya : a. Mengingat in informasi ya yang te terstruktur. b. Memahami dan menginterprestasi bacaannya. c. Memecahkan masalah dengan mengambil bil keputusan. d. Mengevaluasi atas keputusan yang sudah diambil. 2. Gaya Gaya Mend Mendal alam am dan dan Gay Gaya a Dan Dangk gkal al, , Yai Yaitu tu gaya gaya berf berfik ikir ir yang yang dida didasa sark rkan an pada pada tingkat pemahaman siswa. 52 Gaya mendalam ialah gaya berfikir sejauh mana siswa mempelajari materi belajar dengan satu cara jitu agar mereka paham atas materi belajar tersebut. Sedangkan gaya Dangkal ialah gaya berfikir sederhana yang hanya sebatas mempelajari apa ya ng perlu saja. Meyer (dalam Suharnan 2005:281, http://www.slideshare.net/ inajuniawati/ psikologi-ina), bahwa secara normal berfikir meliputi tiga komponen pokok, yaitu : 1. Berf Berfik ikir ir adal adalah ah akti aktivi vita tas s kog kogni niti tif f yan yang g ter terja jadi di di dala dalam m men menta tal l ata atau u pik pik iran seseorang, tidak tampak, tetapi dapat disimpulkan dari perilaku yang tampak . 2. Berf Berfik ikir ir meru merupa paka kan n sua suatu tu pros proses es yang yang meli meliba batk tkan an bebe bebera rapa pa mani manipu pula lasi si peng peng etahuan di dalam sistem kognitif. Pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan digab ungkan dengan informasi sekarang, sehingga mengubah pengetahuan seseorang mengen ai situasi yang sedang dihadapi. 3. Akti Aktivi vita tas s ber berfi fiki kir r dia diara rahk hkan an untu untuk k mem memec ecah ahka kan n sua suatu tu masa masala lah. h. Menurut Alwasilah (1992, dalam http://ilmuwanmuda.wordpress.com/about) berfikir kritis artinya mampu melihat bias, mengenal dan menganalisa propaganda, menginde ntifikasi kekeliruan logika, memahami agenda terselubung, membuat perbandingan, menyimpulkan asumsi dasar, dan memecahkan masalah. Berfikir kritis adalah berfikir yang secara eksplisit didasari oleh penilaian ya ng beralasan dan berdasarkan standar yang sesuai dalam rangka mencari kebenaran, keuntungan dan nilai sesuatu. Halpern (1996, dalam http://www.slideshare.net/inajuniawati/psikologi-ina) mende finisikan bahwa berfikir ialah kemampuan menggunakan tingkat ketrampilan kogniti f sehingga menghasilkan tingkat pemikiran kritis yang memadai, yaitu berfikir kr itis yang reflektif, efektif dan sensitif terhadap faktor
53 yang mungkin berpengaruh pada saat pembuatan keputusan yaitu keputusan untuk men erima, menolak ataupun memodifikasi proposisi. Berfikir kritis terjadi apabila s i pemikir berusaha menganalisa argumentasi secara cermat, mencari bukti yang sah , dan menghasilkan kesimpulan yang mantap untuk mempercayai dan melakukan sesuat u. Berfikir kritis merupakan proses intelektual yang aktif dan penuh dengan ket rampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, me mbuat sintesis, dan mengevaluasi. Marzano dkk (2002, dalam http://www.slideshare.net/ inajuniawati/ psikologi-ina), menyatakan ciri-ciri orang berfikir kritis, diantaranya : 1. Sela Selalu lu menc mencar ari i kej kejel elas asan an atas atas suat suatu u per perso soal alan an atau atau perm permas asal alah ahan an. . 2. Menc Mencar ari i alas alasan an-a -ala lasa san n sepe sepert rti i meng mengan anal alis isa a seba sebab b akib akibat at atas atas pers persoa oala lan. n. 3. Beru Berusa saha ha mend mendap apat atka kan n inf infor orma masi si, , fak fakta ta dan dan buk bukti ti seba sebany nyak ak mung mungki kin n men menge gena na i persoalan. 4. Mamp Mampu u men menye yebu butk tkan an dan dan men mengg ggun unak akan an info inform rmas asi i han handa dal l yan yang g dap dapat at dipe diperc rcay aya. a. 5. Memperhatikan si situasi da dan ko kondisi se secara ke keseluruhan. 6. Berusaha ko konsisten da dan fo fokus de dengan gan po pokok pe persoalan. 7. Berpegang teguh atas solusi dari pe persoalan. 8. Sela Selalu lu menc mencar ari i alte altern rnat atif if peny penyel eles esai aian an masa masala lah h seca secara ra bija bijak. k. 9. Berf Berfik ikir iran an terb terbuk uka a dan dan bers bersed edia ia mene meneri rima ma info inform rmas asi i dan dan masu masuka kan n yan yang g rel rele e van. 10. 10. Menc Mencar ari i kete ketepa pata tan n peme pemeca caha han n masa masala lah h seak seakur urat at mun mungk gkin in. . 11. 11. Meme Memeca cahk hkan an pers persoa oala lann-pe pers rsoa oala lan n secar secara a tera teratu tur r dan dan sist sistem emat atis is dari dari bagi bagian an -bagian persoalan. 12. 12. Meng Menggu guna naka kan n dan dan meng mengap apli lika kasi sika kan n has hasil il pemi pemiki kira ran n yan yang g kri kriti tis. s. 13. 13. Sens Sensit itif if terh terhad adap ap pera perasa saan an, , taha tahap p pen penge geta tahu huan an, , dan dan dera deraja jat t keca kecang nggi giha han n p ihak lain. 14. 14. Bers Bersed edia ia meng mengam ambi bil l posi posisi si di piha pihak k yang yang bena benar r deng dengan an bukt bukti i yang yang kuat kuat. . 54 C. Faktor yang Mempengaruhi Cara Berfikir Dalam kegiatan berfikir dimulai ketika muncul keraguan dan pertanyaan untuk dija wab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan masa lah. Charles S.Pierce mengemukan bahwa dalam berfikir ada dinamika gerak dari ad anya gangguan suatu keraguan atas keyakinan yang selama ini dipegang, kemudian d irangsang untuk melakukan penyelidikan kemudian diakhiri dengan pencapaian suatu keyakinan. Kegiatan berfikir juga dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan ap a yang terjadi atau apa yang dialami. Dengan demikian, kegiatan berfikir manusia selalu tersituasikan dalam kondisi konkret subjek yang bersangkutan. Kegiatan b erfikir juga dikondisikan oleh struktur bahas yang dipakai serta konteks sosio b udaya dan historis tempat kegiatan berfikir dilakukan (Sudarminta, 2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berfikir , yaitu : 1. Fakt Faktor or Here Heredi dita tas, s, sepe sepert rti i int intel eleg egen ensi si, , mot motiv ivas asi i int intri rins nsik ik, , kep kepri riba badi dian an, , emosional dan lain-lain 2. Fakt Faktor or ling lingku kung ngan an, , sep seper erti ti pend pendid idik ikan an, , sos sosia iall-bu buda daya ya, , kel kelua uarg rga, a, dan dan lai lain n -lain. Menurut Sumadi Suryabrata (1987:54), proses berfikir mempunyai tahapan s ebagai berikut : 1. Pemb Pemben entu tuka kan n pen penge gert rtia ian, n, atau atau lebi lebih h tep tepat atny nya a dis diseb ebut ut peng penger erti tian an logi logis s dib dib entuk melalui tiga tahap, yaitu : a. Meng Mengan anal alis isis is ciri ciri-c -cir iri i dari dari seju sejuml mlah ah obje objek k yang yang seje sejeni nis. s. b. Memb Memban andi ding ng-b -ban andi ding ngka kan n cir cirii-ci ciri ri ters terseb ebut ut untu untuk k dik diket etem emuk ukan an ciri ciri-c -cir iri i man man a yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak sela lu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki. 55 c. Meng Mengab abst stra raks ksik ikan an yait yaitu u men menyi yisi sihk hkan an, , mem membu buan ang, g, ciri ciri-c -cir iri i yan yang g tid tidak ak haki hakik k i, menangkap ciri-ciri yang hakiki 2. Pemb Pemben entu tuka kan n pen penda dapa pat t ada adala lah h mel melet etak akka kan n hub hubun unga gan n ant antar ara a dua dua peng penger erti tian an at au lebih. Pendapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Pend Pendap apat at afir afirma mati tif f ata atau u pos posit itif if, , yai yaitu tu pend pendap apat at yang yang seca secara ra tega tegas s men menya yat t akan keadaan sesuatu. b. Pend Pendap apat at nega negati tif f yai yaitu tu pend pendap apat at yang yang seca secara ra tega tegas s men mener eran angk gkan an tent tentan ang g ti ti dak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal. c. Pend Pendap apat at moda modali lita tas s ata atau u keb kebar aran angk gkal alia ian, n, yait yaitu u pen penda dapa pat t yan yang g men mener eran angk gkan an kebarangkalian, kemungkinan-kemungkinan sesuatu hal. 3. Pena Penari rika kan n kes kesim impu pula lan n ata atau u pem pembe bent ntuk ukan an kepu keputu tusa san, n, adal adalah ah hasi hasil l per perbu buat atan an akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan, yaitu : a. Kepu Keputu tusa san n ind induk ukti tif f yai yaitu tu kepu keputu tusa san n yan yang g dia diamb mbil il dari dari pend pendap apat at-p -pen enda dapa pat t k husus menjadi satu pendapat umum. b. Kepu Keputu tusa san n dedu dedukt ktif if yait yaitu u kepu keputu tusa san n yang yang dita ditari rik k dari dari hal hal yang yang umum umum ke ha l yang khusus. c. Kepu Keputu tusa san n ana analo logi gis s yai yaitu tu kepu keputu tusa san n yan yang g dip diper erol oleh eh deng dengan an jala jalan n mem memba band ndin in gkan atau menyesuaikan dengan pendapat khusus yang ada. D. Pedoman dan Konsep Bagi Guru. Sebagai seorang pendidik sangat penting untuk mengajarkan kepada anak didik agar mau berfikir kritis. Berfikir kritis ialah pemikiran yang bersifat reflektif d an produktif, yang melibatkan fakta dan bukti-bukti yang mendukung. Pemikiran r eflektif ialah cara berfikir yang memberikan umpan balik dan respon terhadap has il pemikiran akhir. Pemikiran produktif ialah cara berfikir yang berorientasi k epada hasil dan berdaya guna. 56 Beberapa cara yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran agar siswa berfikir kr itis, misalnya ; 1. Jika Jika meng mengaj ajuk ukan an pert pertan anya yaan an jang jangan an hany hanya a men menan anya yaka kan n ”Ap ”Apa a yan yang g ter terja jadi di.. .... ..., ., tetapi lanjutkan dengan pertanyaan ”Bagaimana kejadiannnya....... dan ”Mengapa ter jadi....... 2. Sela Selalu lu meng mengaj ajak ak sisw siswa a agar agar mene menela laah ah fakt faktaa-fa fakt kta a yang yang ada ada dan dan apak apakah ah ada ada bukti yang mendukung suatu kejadian. 3. Ajak Ajakla lah h sis siswa wa untu untuk k sel selal alu u ber berde deba bat t car cara a ras rasio iona nal, l, buka bukan n car cara a emo emosi sion onal al. . 4. Seti Setiap ap sebu sebuah ah pers persol olal alan an atau atau perm permas asal alah ahan an yang yang munc muncul ul sela selalu lu bany banyak ak car car a untuk mengatasi persoalan itu (tidak terpaku pada satu solusi) dan selalu bany ak penjelasan yang rasional mengenai persoalan tersebut. 5. Sisw Siswa a dia diaja jak k unt untuk uk sela selalu lu memb memban andi ding ngka kan n beb beber erap apa a sol solus usi i per perma masa sala laha han n yan yan g ada dan diminta memilih jawaban terbaik dari beberapa jawaban yang ada. 6. Sela Selalu lu meng mengev eval alua uasi si dan dan men menga gana nali lisa sa jawa jawaba ban n ora orang ng lain lain, , jan janga gan n men mener erim ima a begitu saja jawaban orang dan menganggap jawaban paling benar. 7. Sela Selalu lu ajuk ajukan an pert pertan anya yaan an yang yang meng mengha hasi silk lkan an jawa jawaba ban n seb sebag agai ai ide ide bar baru u ata atau u agar memperoleh informasi terbaru. Daniel Perkins dan Sarah Tishman (1997) bekerjasama dengan para guru untuk menem ukan prinsip-prinsip yang tepat guna meningkatkan pemikiran kritis siswa, seper ti berikut ini : 1. Berf Berfik ikir ir Terb Terbuk uka a yai yaitu tu pemi pemiki kira ran n yan yang g mau mau mene meneri rima ma pend pendap apat at oran orang g lai lain n d an mengelola opsi-opsi atau pilihan-pilihan atas beberapa kebenaran yang ada. 2. Berf Berfik ikir ir Inte Intele lekt ktua ual l yai yaitu tu pemi pemiki kira ran n yan yang g men menun unju jukk kkan an rasa rasa ingi ingin n tah tahu u te te rhadap sesuatu. Keinginan untuk menyelidiki dan meneliti sesuatu sehingga dipero leh konsep yang ilmiah. 57 3. Berf Berfik ikir ir stru strukt ktur ural al yait yaitu u pem pemik ikir iran an yang yang meng mengha hasi silk lkan an urai uraian an dan dan sus susun unan an konsep secara teratur dan sistematis. 4. Berf Berfik ikir ir Stra Strate tegi gis s yai yaitu tu pemi pemiki kira ran n yan yang g men mengu guta tama maka kan n lan langk gkah ah-l -lan angk gkah ah yan yan g tepat dan efisien dalam memilih konsep mana yang harus diutamakan untuk menemu kan cara terbaik dalam mengatasi persoalan. 5. Berf Berfik ikir ir hati hati-h -hat ati i yai yaitu tu pemi pemiki kira ran n yan yang g sel selal alu u mem memer erik iksa sa keti ketida daka kaku kura rata tan n dan tingkat kesalahan, bersikap cermat dan teliti agar mendapatkan solusi atas permasalahan dengan kerugian yang minim. Proses pembelajaran di kelas selalu melibatkan kemampuan berfikir siswa. Oleh ka rena itu, guru perlu memiliki pedoman yang sesuai dengan perkembangan kemampuan berfikir siswa. Beberapa pedoman untuk membantu siswa menjadi pemikir yang lebi
h baik, yaitu : 1. Jadi Jadila lah h pem peman andu du dala dalam m mem memba bant ntu u sis siswa wa meny menyus usun un pemi pemiki kira ran n sen sendi diri ri, , den denga gan n cara : a. Jang Jangan an meng mengan angg ggap ap sisw siswa a mem memil ilik iki i pik pikir iran an koso kosong ng, , yan yang g han hanya ya perl perlu u men mener eri i ma informasi pelajaran. b. Guru ja jangan te terlalu me mengandalkan bu buku pe pelajaran wa wajib. c. Jang Jangan an mela melaku kuka kan n pro prose ses s pem pembe bela laja jara ran n han hanya ya menc mencar ari i sat satu u jaw jawab aban an yang yang ben ben ar. d. Selalu menghargai pertanyaan siswa. e. Mema Memand ndan ang g sis siswa wa seba sebaga gai i pem pemik ikir ir yang yang akan akan meng mengha hasi silk lkan an teor teori i bar baru. u. f. Memahami su sudut pa pandang si siswa da dalam menilai se sesuatu. g. Mendorong si siswa me melakukan el elaborasi ja jawaban. h. Memp Memper erku kuat at dan dan mem memfa fasi sili lita tasi si rasa rasa ingi ingin n tah tahu u int intel elek ektu tual al sisw siswa. a. 2. Gunakan pe pertanyaan be berbasis pe pemikiran. Bertanyalah dengan pertanyaan berbasis pemikiran dengan cara membandingkan suatu kejadian, menganalisa problem, mengevaluasi 58 hasil-hasil pemikiran, dan mengambil kesimpulan atas beberapa permasalahan. Sisw a dibiasakan menghasilkan solusi atas persoalan yang ada dan tetap menyandingkan dengan solusi-solusi alternatif lainnya. 3. Berikan contoh model pemikir yang positif. Guru memberikan contoh seseorang yang berfikir positif dan efektif. Undang orang dari dalam sekolah dan luar sekolah untuk memberikan informasi yang membutuhka n diskusi dan perdebatan positif. Biasakan siswa untuk berinteraksi dan berkomu nikasi dengan orang-orang berkompeten terhadap suatu persoalan. 4. Guru Guru berp berper eran an menj menjad adi i pem pemik ikir ir dan dan tela telada dan n bag bagi i sis siswa wa dala dalam m ber berfi fiki kir. r. Guru harus mempunyai pemikiran yang aktif dan selalu memiliki rasa ingin tahu ya ng tinggi. Cara guru berfikir akan ditiru siswa dan menjadi teladan bagi siswa d alam berfikir. 5. Selalu ik ikuti pe perkembangan te terkini di di bi bidang pe pemikiran. Guru perlu meningkatkan kemampuannya, menyerap perkembangan terbaru di bidang il mu pengetahuan dan teknologi. Menyampaikan pandangan-pandangannya terhadap pene muan terbaru kepada siswa dan meminta siswa memberikan tanggapan-tanggapan posit if dan negatif terhadap perkembangan pemikiran terbaru. 6. Beri Beri ruan ruang g dan dan wakt waktu u kep kepad ada a pem pemik ikir iran an yang yang krea kreati tif f dan dan inov inovat atif if. . Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide-ide dan saran-sar an terbaru dalam setiap topik pembicaraan. Perlunya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan inovasi terhadap sesuatu hal dan mewujudkan hasil inov asi pemikiran menjadi sesuatu yang nyata. Pemberian ruang dan waktu kepada siswa pemikir kreatif akan menghasilkan kreativitas. Kretivitas ialah kemampuan berfi kir tentang sesuatu dengan cara-cara yang baru yang tidak biasa dilakukan 59 orang dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu persoalan. Untuk menghasikan siswa yang berfikir kreatif perlunya seoarang guru melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Medorong siswa untuk menghasilkan ide kreatif. 2. Sali Saling ng bert bertuk ukar ar gaga gagasa san n ant antar ar sisw siswa, a, guru guru dan dan pih pihak ak lain lainny nya. a. 3. Tidak terlalu mengatur siswa. 4. Mendorong motivasi internal. 5. Mendorong pemikiran fleksibel dan me menarik. 6. Memp Memper erke kena nalk lkan an sisw siswa a deng dengan an oran orangg-or oran ang g pemi pemiki kir r krea kreati tif. f. Strategi guru dalam proses pembelajaran dengan siswa yang berfikir impulsif, yai tu : 1. Guru Guru sela selalu lu mema memant ntau au atau atau meng mengaw awas asi i sis siswa wa di kela kelas s unt untuk uk meng mengin inde dent ntif ifik ika a si siswa yang berfikir impulsif. 2. Guru Guru berk berkom omun unik ikas asi i den denga gan n sis siswa wa yang yang berf berfik ikir ir impu impuls lsif if dan dan mem memin inta ta kepa kepad d a siswa tersebut untuk meluangkan waktu berfikir sebelum memberikan jawaban. 3. Guru Guru mend mendor oron ong g sis siswa wany nya a unt untuk uk sela selalu lu menc mencar ari i inf infor orma masi si baru baru dan dan mem memer erik iks s a kebenaran informasi baru tersebut saat membahasnya.
4. Jadi Jadila lah h gur guru u yan yang g ber berfi fiki kir r ref refle lekt ktif if agar agar menj menjad adi i tel telad adan an bagi bagi sisw siswa a yan yan g berfikir impulsif. 5. Guru Guru memb memban antu tu sisw siswa a unt untuk uk mema memasa sang ng stan standa dar r yan yang g tin tingg ggi i dal dalam am bela belaja jar r dan dan membuat tugas-tugas yang dikerjakan siswa. 6. Guru Guru meng mengha harg rgai ai sisw siswa a yang yang berf berfik ikir ir impu impuls lsif if menj menjad adi i pemi pemiki kir r refl reflek ekti tif. f. Pujilah selalu setiap siswa melakukan peningkatan gaya berfikirnya. 7. Guru Guru memb membim imbi bing ng sisw siswa a unt untuk uk meny menyus usun un send sendir iri i ren renca cana na-r -ren enca cana na bela belaja jarn rnya ya dan aktivitas kegiatannya guna mengurangi impulsivitas. Strategi guru dalam membantu siswa yang berfikir dangkal agar menjadi siswa yang berfikir mendalam, diantaranya : 60 1. Mema Memant ntau au sisw siswa a aga agar r gur guru u dap dapat at meng menget etah ahui ui dan dan men menge gena nali li mana mana sisw siswaa-si sisw swa a yang berfikir dangkal. 2. Laku Lakuka kan n disk diskus usi i deng dengan an sisw siswa a bahw bahwa a ada ada yang yang lebi lebih h pent pentin ing g dari dari seke sekeda dar r m engingat materi belajar, yaitu menyusun pengetahuan mereka dan menggunakan penge tahuan tersebut untuk solusi. 3. Memo Memoti tiva vasi si sisw siswa a unt untuk uk meng menghu hubu bung ngka kan n apa apa yang yang mere mereka ka pela pelaja jari ri seka sekara rang ng d engan apa yang sudah dipelajari di masa lalu, serta beritahu mereka kegunaan yan g mereka pelajari di masa mendatang. 4. Ajuk Ajukan an pert pertan anya yaan an dan dan ber beri i sis siswa wa tuga tugas s yan yang g men mensy syar arat atka kan n sis siswa wa untu untuk k men men yesuaikan informasi dengan kerangka yang lebih luas. 5. Jadi Jadila lah h seor seoran ang g guru guru yang yang menj menjad adi i mod model el atau atau tela telada dan n bagi bagi sisw siswa a untu untuk k me mproses informasi secara mendalam, bukan sekedar memberi informasi garis besarny a saja. 6. Jang Jangan an meng mengaj ajuk ukan an pert pertan anya yaan an yang yang hany hanya a mem membu butu tuhk hkan an jawa jawaba ban n ya ya ata atau u tid tida a k, tetapi harus disertai alasan-alasannya dan diteruskan dengan memproses jawaba n lebih mendalam. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN : Beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan buku-buku yang sudah dibaca, diskusi kelompok dan diskusi/presentasi di kelas ialah : 1. Berf Berfik ikir ir adal adalah ah mema memani nipu pula lasi si atau atau meng mengel elol ola a inf infor orma masi si dala dalam m mem memor ori, i, hal hal ini dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berfikir sacara kritis, berfi kir kreatif dan memecahkan masalah. Intelegensi adalah kemampuan dasar seseorang . Gaya belajar dan berfikir ialah cara yang dipilih seseorang untuk menggunakan kemampuannya. 2. Ada Ada dua dua gaya gaya berf berfik ikir ir diti ditinj njau au dari dari segi segi pemb pembel elaj ajar aran an, , yai yaitu tu : 61 a. Gaya Gaya Impu Impuls lsif if dan dan gay gaya a ref refle lekt ktif if, , yai yaitu tu gaya gaya berf berfik ikir ir yang yang dida didasa sark rkan an pa da tempo (waktu) penyusunan konseptual. Siswa yang impulsif cenderung bertindak cepat, sehingga sering lebih banyak melakukan kesalahan dibandingkan siswa yang reflektif. Siswa yang reflektif akan menggunakan waktu lebih banyak untuk mere spon dan merenungkan keakuratan atas suatu jawaban persoalan. b. Gaya Gaya Mend Mendal alam am dan dan Gay Gaya a Dan Dangk gkal al, , Yai Yaitu tu gaya gaya berf berfik ikir ir yang yang dida didasa sark rkan an pada pada tingkat pemahaman siswa. Gaya mendalam ialah gaya berfikir sejauh mana siswa me mpelajari materi belajar dengan satu cara jitu agar mereka paham atas materi bel ajar tersebut. Sedangkan gaya Dangkal ialah gaya berfikir sederhana yang hanya s ebatas mempelajari apa yang perlu saja 3. Fakt Faktor or-f -fak akto tor r yan yang g mem mempe peng ngar aruh uhi i kem kemam ampu puan an berf berfik ikir ir, , yai yaitu tu : Her Hered edit itas as da n lingkungan. 4. Stra Strate tegi gi guru guru dala dalam m pro prose ses s pem pembe bela laja jara ran n yan yang g ses sesua uai i den denga gan n day daya a fik fikir ir si swa, yaitu : a. Guru Guru sela selalu lu mema memant ntau au atau atau meng mengaw awas asi i sis siswa wa di kela kelas s unt untuk uk meng mengin inde dent ntif ifik ika a si tingkat kemampuan berfikir siswa. b. Guru Guru meng mengaj ajak ak sisw siswa a untu untuk k berf berfik ikir ir deng dengan an melu meluan angk gkan an wakt waktu u sebe sebelu lum m memb memb erikan jawaban. c. Guru Guru mend mendor oron ong g sis siswa wany nya a unt untuk uk sela selalu lu menc mencar ari i inf infor orma masi si baru baru tent tentan ang g top topi i k pelajaran dan memeriksa kebenarannya. d. Guru Guru memb memban antu tu sisw siswa a unt untuk uk mema memasa sang ng stan standa dar r yan yang g tin tingg ggi i dal dalam am bela belaja jar r dan dan
membuat tugas-tugas yang dikerjakan siswa. 62 e. Guru Guru memb membim imbi bing ng sisw siswa a unt untuk uk meny menyus usun un send sendir iri i ren renca cana na-r -ren enca cana na bela belaja jar r dan dan aktivitas kegiatannya. 5. Berf Berfif ifik ikr r ada adala lah h akt aktiv ivit itas as kogn kognit itif if yang yang terj terjad adi i di di dal dalam am ment mental al atau atau pi kiran seseorang, tidak tampak, tetapi dapat disimpulkan dari perilaku yang tampa k. Berfikir merupakan suatu proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahu an di dalam sistem kognitif. Pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan digabungka n dengan informasi sekarang, sehingga mengubah pengetahuan seseorang mengenai si tuasi yang sedang dihadapi. Aktivitas berfikir diarahkan untuk memecahkan suatu masalah. B. SARAN : 1. Dala Dalam m pro prose ses s pem pembe bela laja jara ran n gur guru u har harus us mema memaha hami mi gaya gaya berf berfik ikir ir sisw siswa. a. 2. Dala Dalam m pro prose ses s pem pembe bela laja jara ran n ket ketik ika a gur guru u mem memil ilih ih medi media a pem pembe bela laja jara ran n dan dan str str ategi pembelajaran harus memperhatikan karakteristik gaya berfikir siswa. 3. Dala Dalam m pro prose ses s pem pembe bela laja jara ran n gur guru u seb sebai aikn knya ya mens mensti timu mulu lus s aga agar r sis siswa wa berf berfik ikir ir kreatif.
63 DAFTAR PUSTAKA Santrock, John W, 1995. Psikologi Pendidikan, Edisi kedua, Jakarta, Kencana P.Me dia Group Khadijah, Nyayu, 2009, Psikologi Pendidikan, Palembang, Grafika Telindo Press, Suryabrata, Sumadi, 1987, Psikologi Pendidikan, Jakarta, CV. Rajawali. Siler, Todd, 2002, Berfikir ala Einstein, Bandung, Penerbit Kaifa.
64 BAB V
MOTIVASI BELAJAR A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sek arang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkat an kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manus ia melalui kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terha dap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kete rampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, dan mandiri ser ta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Setiap aktivitas manusia pada dasarnya dilandasi oleh dorongan untuk mencapai tu juan atau terpenuhinya kebutuhannya. Dorongan inilah yang kemudian kebanyakan pa ra ahli menyebutnya dengan istilah Motivasi. Seberapa kuat motivasi yang dimilik i individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya , baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian ten tang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pend idik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapa ian kinerja (prestasi) seseorang. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi bel ajar, motivasi sering dipandang sebagai faktor yang cukup dominan, 65 disamping adanya faktor lain berupa bakat dan intelegensi yang menjadi faktor ut ama dalam usaha mencapai prestasi belajar. Apabila kita mengasumsikan bahwa semu a faktor yang mempengaruhi belajar itu sama maka individu yang memiliki motivasi lebih tinggi akan mencapai hasil/prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingka n dengan individu yang memiliki motivasi rendah atau tidak memiliki motivasi sam a sekali. Dalam arti yang luas motivasi diartikan sebagai pengaruh dari energi d an arahan terhadap prilaku yang meliputi kebutuhan (needs), minat (interest),si kap (attitude), nilai (value), Aspirasi (aspiration),dan perangsang (incentives) . Kebutuhan dan dorongan untuk memuaskan kebutuhan tersebut merupakan sumber uta ma energi (Gage dan Berliner,1984). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep motivasi belajar ? 2. Bagaimana jenis-jenis motivasi belajar? 3. Apa ciri ,fungsi dan teori motivasi belajar ? 4. Hal-hal ap apakah ya yang me mempengaruhi mo motivasi be belajar? 5. Apa Apa pera peran n moti motiva vasi si dala dalam m menc mencap apai ai kebe keberh rhas asil ilan an Bela Belaja jar? r? 6.
Bagaimana teknik –teknik memotivasi siswa ?
C. T u ju a n Dalam penyusunan makalah ini diharapkan dapat : 1. Memb Member erik ikan an kont kontri ribu busi si posi positi tif f bagi bagi maha mahasi sisw swa a dan dan pemb pembac aca a pada pada umum umumny nya. a. 2. Memahami konsep motivasi belajar. 3. Mengetahui je jenis, ci ciri da dan fu fungsi mo motivasi be belajar. 4. Untu Untuk k meng menget etah ahui ui halhal-ha hal l yang yang memp mempen enga garu ruhi hi moti motiva vasi si bela belaja jar. r. 65 5. Mene Menera rapk pkan an pera peran n dan dan tekn teknik ik moti motiva vasi si dala dalam m men menca capa pai i keb keber erha hasi sila lan n bel belaj ajar ar D. Metode Penulisan Menggunakan metode observasi partisipatif , trialungasi dan studi pustaka agar data yang terkumpul lebih akurat dan dipercaya serta menggunakan berbagai sumbe r buku yang relevan. E. Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan oleh peniliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah seb agai berikut :
1. Manfaat Teoritis • Mena Menamb mbah ah wawa wawasa san n dan dan peng penget etah ahua uan n pen penul ulis is meng mengen enai ai masa masala lah h yan yang g dit ditel elit iti i • Seba Sebaga gai i lat latih ihan an dan dan pen penga gala lama man n dal dalam am memp mempra rakt ktek ekka kan n teo teori ri yang yang dite diteri rima ma di bang bangku ku kuliah 2. Manfaat Praktis • Bagi siswa dapat menumbuhkan motivais belajar • Bagi Bagi seko sekola lah h seb sebag agai ai masu masuka kan n dal dalam am usah usaha a men menin ingk gkat atka kan n kua kuali lita tas s pes peser erta ta didi didik k • Bagi Bagi guru guru seba sebaga gai i mas masuk ukan an untu untuk k dap dapat at mene menent ntuk ukan an meto metode de pemb pembel elaj ajar aran an yang yang tepa tepat t sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar • Bagi Bagi oran orang g tua tua dapa dapat t men menam amba bah h waw wawas asan an kesa kesada dara ran n unt untuk uk lebi lebih h men menbe beri rika kan n duk dukun unga gan n dan motivasi terhadap pendidikan anak 66 A. Konsep Motivasi dan Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Motivasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi manusia dalam usaha untuk me menuhi kebutuhan hidupnya. Dalam beberapa terminologi motivasi dinyatakan sebaga i kebutuhan (needs), keinginan(wants), gerak hati (impulse),naluri (instincts) d an dorongan (drive) yaitu yang memaksa manusia untuk berbuat dan bertindak. Isti lah motivasi berasal dari bahasa Inggris “Motivation” perkataan asalnya ialah “motive” y ang juga telah dipinjam oleh bahasa Melayu atau bahasa Malaysia kepada Motif, ya kni bermaksud tujuan. Motivasi dapat diartikan sebagai sebab, tujuan atau pendor ong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginy a berusaha keras mencapai atau mendapat apa yang diinginkannya sama, secara nega tif atau positif. Jadi motivasi dapat didefinisikan sesuatu yang menggerakkan da n mengarahkan tujuan seseorang dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negati f dan positif. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi belajar, motivasi sering dipandang se bagai faktor yang cukup dominan,disamping adanya faktor lain berupa bakat dan in telegensi yang menjadi faktor utama dalam usaha mencapai prestasi belajar.Apabil a kita mengasumsikan bahwa semua faktor yang mempengaruhi belajar itu sama maka individu yang memiliki motivasi lebih tinggi akan mencapai hasil/prestasi belaja r yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang memiliki motivasi rendah a tau tidak memiliki motivasi sama sekali. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli a. Menu Menuru rut t Hel Hellr lrie iege gel l dan dan Sloc Slocum um, , 197 1979 9 (da (dala lam m Psi Psiko kolo logi gi Pend Pendid idik ikan an, , Dr. Dr. Nya Nya nyu Khadijah, S. Ag, M. Si, 2009), Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong se seorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, 67 kekuatan ini dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti (1) keingi nan yang hendak dipenuhi, (2) tingkah laku, (3) tujuan, (4) umpan balik. b. Menurut Petri, 1981 (dalam Psikologi Pendidikan, Dr. Nyanyu Khadijah, S. Ag, M. Si, 2009) Menggambarkan motivasi sebagai kekuatan yang bertindak pada organis me yang mendorong dan mengarahkan perilakunya. c. Menurut Morgan, 1986 (dalam Psikologi Pendidikan, Dr. Nyanyu Khadijah, S. Ag, M. Si, 2009), Mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan yang menggerakkan dan me ndorong terjadinya perilaku yang diarahkan pada tujuan tertentu. d. Menurut Wexley dan Yuki (dalam As’ad, 1987) Motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau k eadaan yang menjadi motif. e. Menurut Mac Donald ( H.Malik, 1992 dalam Psikologi Pendidikan, Dr. Nyanyu Kha dijah, S..Ag, M. Si, 2009) Motivasi dalah sesautu perubahan energi didalam prib adi sesorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. f. Menurut Byrnes, 1996 (dalam Psikologi Pendidikan, Dr. Nyanyu Khadijah, S. Ag, M. Si, 2009). Sebenarnya dalam konsep motivasi terkandung tiga kon sep penting, yaitu : (a) tujuan, (b) pengetahuan, dan (c) proses- proses metakog nitif. g. Menurut Eggen dan Kauchak, 1997 (dalam Psikologi Pendidikan, Dr. Nyanyu Khadi jah, S. Ag, M. Si, 2009).Motivasi adalah kekuatan yang memberi energi , menjaga kelangsungannya, dan mengarahkan prilaku terhadap tujuan tertentu.
h. Menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002), mengemukakan bahwa motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya 68 dan terjadinya dan persistensi kegiatan-kegaitan sukarela (volunteer) yang diara hkan ketujuan tertentu. Dalam arti yang luas motivasi diartikan sebagai pengaruh dari energi dan arahan terhadap prilaku yang meliputi kebutuhan(needs), minat (interest),sikap (attitu de), nilai (value), Aspirasi (aspiration),dan perangsang (incentives). i. Menu Menuru rut t Gage Gage dan dan Berl Berlin iner er,1 ,198 984 4 ( dal dalam am Psik Psikol olog ogi i Pend Pendid idik ikan an, , Dr. Dr. Nyan Nyanyu yu Khadijah, S. Ag, M. Si, 2009) Kebutuhan dan dorongan untuk memuaskan kebutuhan tersebut merupakan sumber utama energi . j. Menurut Thomas L. Good dan Jere B. Brophy, 1986 Motivasi adalah suatu energi penggerak,pengarah dan memperkuat tingkah laku. k. Menurut Marx dan Tombobouch Motivasi sebagai bahan bakar dalam beropersinya m esin gasoline. l. Menurut Wlodkowski, 1985 Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan memberikan arah dan ketahanan pada tingkah lak u tersebut. m. Menurut Cropley, 1985 Motivasi adalah tujuan yang ingin dicapai melalui peril aku tetentu. Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Motivasi adalah kon sep yang digunakan untuk menjelaskan inisiasi,arah dan intensitas perilaku indiv idu. Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untu k mencapai tujuan,yang dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan 69 2. Pengertian Belajar Menurut Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Ps ychology : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif . Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua rumusan. Rum usan pertama Belajar adalah memproleh perubahan tingkah laku yang relatif meneta p sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua belajar adalah proses mem proleh respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Hitzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa be lajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hew an) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme te rsebut. Jadi Belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan mem bentuk kompetisi, keterampilan dan sikap yang baru. Belajar adalah suatu proses interaksi yang melibatkan fisik, psikis, dan lingkungan untuk mencapai tujuan, y aitu adanya perubahan yang bersifat progresif (maju) dalam ranah kognitif (penge tahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (perilaku). Motivasi Belajar adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseoran g ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk melibatkan fisik, psikis, dan lingkungan untuk mencapai adanya perubahan yang bersifat progresif (maju) dalam ranah kogn itif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (perilaku). Motivasi belaja r merupakan kegiatan yang mengakibatkan, 70 menyalurkan dan memelihara perilaku manusia dan merupakan suatu proses untuk men coba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Motivasi san gat dibutuhkan seorang peserta didik untuk membangkitkan semangat memperoleh da n membentuk kompetisi, keterampilan dan sikap yang baru. B. Jenis-jenis Motivasi Belajar Motivasi belajar ada 2 yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik (Winkel 1996),Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa rangsangan atau bantuan orang lain.Misalnya seorang siswa belajar dengan giat karena ingin menguasai berbagai ilmu yang dipelajari di sekolahnya.Dapat d
ilakukan dengan membangkitkan perasaan ingin tahu,ingin mencoba,dan hasrat ingin maju dalam belajar. Motivasi instrinsik dapat berupa kepribadian,sikap,pengalam an,pendidikan atau berupa penghargaan dan cita-cita. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena rangsangan atau bantuan dari orang lain.Motivasi eks trinsik adalah motivasi yang terbentuk oleh faktor eksternal yaitu disebabkan ke inginan untuk menerima ganjaran, seperti pujian dan hukuman (Woolfolk,1993). Menurut Davis dan Newstroom (1996), motiivasi yang mempengaruhi cara-cara seseor ang dalam bertingkahlaku, termasuk dalam belajar, terbagi dalam empat pola yaitu , motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, motivasi berkompetensi dan motivas i berkuasa. C. Ciri dan fungsi motivasi belajar Ciri-ciri Motivasi Belajar Menurut teori Psikoanalisa Freud ( Sardiman 1990) dalam Psikologi Pendidikan , D r.Nyayu Khadijah, S.Ag,M.Si 2009), 71 Ciri-ciri motivasi adalah ; (1) Tekun menghadapi tugas, (2) ulet menghadapi kesu litan, (3) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, (4) Lebih senang be kerja sendiri, (5) Cepat Bosan terhadap tugas rutin, (6) Dapat mempertahankan pe ndapatnya jika sudah yakin akan sesuatu, (7) Tidak mudah melepaskan hal-hal yang sudah diyakini, dan (8) Suka mencari dan menyelesaikan masalah. Fungsi Motivasi Belajar Menurut Mosely 1960 (Dr.Nyayu Khadijah, S.Ag,M.Si 2009), Fungsi motivasi belajar adalah mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan dan menyeleks i perbuatan. Teori – teori Motivasi Belajar a. Morgan 1986 (Dr.Nyayu Khadijah, S.Ag,M.Si 2009),mengemukakan 4 teori yaitu : 1. Teori Drive Berpendapat bahwa prilaku didorong kearah tujuan dengan kondisi drive (tergerak) dalam diri manusia dan hewan.Menurut teori ini motivasi terdiri dari : (1) kond isi tergerak,(2) prilaku diarahkan ke tujuan yang diawali dengan kondisi gerak,( 3) pencapaian tujuan secara tepat,(4) reduksi kondisi tergerak dan kepuasan subj ektif dan kelegaan tatkala tujuan tercapai. 2. Insentif Digambarkan sebagai teori pull (tarikan).Menurut teori ini, objek tujuan menarik perilaku ke arah mereka. Objek tujuan memotivasi perilaku dikenal sebagai insen tif. 72 Bagian terpenting teori insentif adalah individu mengharap kan kesenangan dari p encapaian apa yang disebut insentif positif dan menghindari insentif negatif. 3. Opponent-process Mengambil pandangan hedonisme tentang motivasi,yang memendang bahwa manusia dimo tivasi untuk mencari tujuan yang memberi perasaan emosi senang dan menghindari y ang menghasilkan ketidaksenangan. 4. Optimal – level Individu dimotivasi untuk berperilaku dengan cara tertentu untuk menjaga level o ptimal pembangkitan yang menyenangkan. Eliot,dkk 1996 (Dr.Nyayu Khadijah, S.Ag, M.Si 2009) mengemukakan 4 teori motivas i yang saat ini banyak dianut yaitu : 1. Teori Hierarki Kebutuhan Hierarki kebutuhan, menurut Maslow di dalam diri setiap manusia ada lima jenjang kebutuhan yaitu : - Faal (fisiologis), - Keamanan, keselamatan dan perlindungan - Sosial, kasih sayang dan rasa memiliki - Penghargaan, rasa hormat, internal seperti harga diri dan prestasi - Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.
73 2. Teori X dan Y , teori yang dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu nega tive (teori X) yang mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi indivi du, dan yang lain positif (teori Y) bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi ind ividu. 3. Teori Motivasi – Higiene, dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang me ngembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua f actor itu dinamakan factor yang membuat orang merasa tidak puas atau factor-fakt or motvator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik tergantung dari orang yang memb ahas teori tersebut. Faktor-faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi: prestasi (achievement) pengakuan (recognition), tanggungJawab (r ( re s po n si b il i ty ) , kemajuan (advancement) pekerjaan itu sendiri (the work itself) - kemungkinan kemungkinan berkemb berkembang ang (the (the possibility possibility of of growth) growth) 74 4. Teori kebutuhan McClelland, teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan - prestasi (achievement) - Kekuasaan (power) - Afiliasi (pertalian) 5. Teori Harapan – Victor Vroom, teori ini berargumen bahwa kekuatan dari suatu ke cenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran terte ntu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pen gharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yan g baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasiona l, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tu juan pribadi karyawan tersebut. 6. Teori Keadilan, teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang d imotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan, individ u bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari organisasi. 7. Reinforcement theory, Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motive atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan dating dalam proses pembelajaran. 8. Kognitif Burner Kunci untuk membangkitkan motivasi adalah discovery learning. Siswa dapat melihat makna pengetahuan, ketrampilan dan sikap bila mereka menemukan semua itu sendiri. 75 9. Teori kebutuhan berprestasi (Need Achievment theory ) Menyatakan bahwa individu yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi adalah merek a yang berupaya mencari tantangan,tugas-tugas yang cukup sulit dan ia mampu mela kukannya dengan baik,mengharapkan umpan balik yang mungkin, serta ia juga mudah merasa bosan dengan keberhasilan terus menerus. 10. Teori Social Conitive Learning Menurut Bandura ( Elliot,1996 dalam Dr.Nyayu Khadijah, S.Ag,M.Si 20090) orang be lajar berperilaku dengan cara mencontoh perilaku orang lain yang dianngap berkom peten yang disebut model.Observasi terhadap model menghasilkan perubahan yang si gnifikan pada perilaku sesorang. D. Hal ya yang Me Mempengaruhi Mo Motivasi Be Belajar Menurut Lahsley ( Cahmben 1978) dalam psikologi pendidikan Dr.Nyayu Khadijah, S. Ag,M.Si 2009), Variasi penting yang mempengaruhi motivasi adalah ; (1) Faktor fi ologis, (2) Emosi, (3) Kebiasaan yang bisa menjadi motivator, (4) Mental set nil ai dan sikap individu, (5) faktor lingkungan dan insentif.
E. Peran Mo Motivasi da dalam Me Mencapai Ke Keber berhasilan Be Belajar Seseorang bukan tidak bisa mengerjakan sesuatu tetapi ketidakbiasaan itu disebab kan oleh kemauan yang tidak terlalu banyak terhadap pekerjaan itu.Motif negatif menyebabkan dorongan dan kemauan tidak kuat sehingga hasil kerjanya tidak sesuai dengan kecakapan.Jadi hubungan dengan keberhasilan belajar adalah individu atau sesorang berhasil apabila memiliki motivasi yang tinggi di dalam belajar. 76 Sedangkan motivasi merupakan pembangkitan (arousal) dan Ketekunan terus menerus (persistance) terhadap kecenderungan berbuat agar mencapai sesuatu yang dirsakan dengan baik. Motivasi memiliki peran strategis dalam belajar, baik pada saat ak an memulai belajar, saat sedang belajar maupun saat berakhirnya belajar. Agar pe rannya lebih optimal maka prinsip-prinsip motivasi haruslah dijalannkan, prinsip -prinsi tersebut adalah ; (1) Motivasi Sebagai penggerak yang mendorong aktivita s belajar, (2) Motivasi Intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik, (3) motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman, (4) motivasi berhubungan era t dengan kebutuhan belajar, (5) motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar, (6) motivasi melahirkan prestasi dalam belajar F.
Teknik–teknik Memotivasi Siswa
Ada banyak teknik yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik atau guru untuk mem otivasi siswa untuk belajar. Sardiman (Dr.Nyayu Khadijah, S.Ag,M.Si 2009) mengem ukakan beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belaja r di sekolah melalui ; (1) Memberi angka, (2) Hadiah, (3) Kompetisi atau saingan , (4) Ego-Imvolvement, (5) membri ulangan, (6) Mengetahui hansil, (7) Pujian, (8 ) Hukuman, (9) Hasrat untuk belajar, (10) Minat, (11) Tujuan yang dilakukan. Azwar (Irfan dkk,2000) dalam Psikologi Pendidikan (Dr.Nyayu Khadijah, S.Ag,M.Si 2009) teknik-teknik dalam memotivasi siswa yaitu ; (1) ganjaran atau reward, (2) nilai prestasi, (3) kompetisis, (4) Pengetahuan akan hasil belajar.
77 A.
K e si m pu l a n Dari beberapa pendapat para ahli secara umum yang menjadi sumber utama m otivasi adalah adanya dorongan dan kebutuhan. Karena individu melakukan aktivita s disebabkan adanya dorongan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkannya . Da lam kaitannya dengan belajar motivasi dibedakan menjadi 2 yaitu motivasi instrin sik (dari dalam individu/tanpa rangsangan) dan ekstrinsik (yang muncul dari peng aruh luar individu),menjadi faktor yang dominan yang mempengaruhi individu untuk mencapai tujuan,cita-cita,hasrat (keinginan),kebutuhan (fisiologis dan psikhis) , prestasi (belajar, sosial, kerja,dll) yang mengarah kepada hal-hal yang menyen angkan dan lebih baik. Individu atau sesorang dapat memperoleh hasil yang optima l sangat dipengaruhi kuat rendahnya dorongan motivasi yang ada dalam dirinya wal aupun dorongan dari luar ikut berpengaruh.
B. S a ra n -s a r an Konsep, jenis, ciri, teori, peran dan teknik motivasi seharusnya dipahami oleh s etiap individu atau seseorang dan para pendidik khusunya dalam proses pembelajar an sehingga tujuan dapat tercapai secara optimal , sekaligus menghasilkan sumb er daya manusia yang berkualitas. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh d ari kesempurnaan dengan itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapka n untuk perbaikan yang akan datang.
78
DAFTAR PUSTAKA Khadijah,Nyayu., 2009. Psikologi Pendidikan, Palembang: Grafika Telindo Press. Sukmadinata, Sadi,, Nana. 2009. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Syah, Muhibbin., 1995. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya http :// www.dukun gendut.blogspot.com.2009. Tugas Makalah Motivasi
80 BAB VI EMOSI A.
Latar Belakang Usia pendidikan pada manusia mungkin sama tuanya dengan usia keberadaan man usia itu sendiri. Artinya, usaha pendidikan telah dimulai sejak manusia pertama kali ada, meskipun masih dalam bentuk yang sederhana. Seperti diketahui, bahwa manusia yang mengalami proses pendidikan dan belaj ar itu memiliki aspek psikologis yang sangat berperan dalam menentukan keberhas ilan proses pendidikan yang dilaluinya. Oleh karena itu pengetahuan tentang aspe k psikologis yang terdapat dalam diri pemelajar merupakan hal penting dimiliki o leh setiap pendidik dan calon pendidik. Pengetahuan itu meliputi aspek-aspek perkembangan, belajar, motivasi, pembe lajaran, dan isu-isu lain yang berkaitan yang timbul dalam setting pendidikan in i hanya dapat diperoleh melalui psikologi, terutama psikologi pendidikan. Di dal am aspek-aspek tersebut di antaranya adalah “emosi”. Pemahaman negatif masyarakat tentang emosi cenderung lebih mengarah pada em osionalitas. Sebaiknya pengertian emosi dalam lingkup kecerdasan emosi lebih men garah pada kemampuan yang bersifat positif. Cooper (1999) mengemukakan bahwa kec erdasan emosi memungkinkan individu untuk dapat merasakan dan memahami dengan be nar, selanjutnya mampu menggunakan daya dan kepekaan emosinya sebagai energi inf ormasi dan pengaruh yang manusiawi. Sebaliknya bila individu tidak memiliki kema mpuan emosi maka akan sulit mengelola emosinya secara baik dalam bekerja. Disamp ing itu individu akan menjadi pekerja yang tidak mampu beradaptasi. 81 Sejak orang mulai memperhatikan peran besar otak dalam segala bentuk perilaku ma nusia, kajian tentang emosi mulai ada, termasuk peranannya dalam meningkatkan ha sil belajar. Untuk itu pengetahuan tentang “emosi” penting diketahui agar selaku te naga pendidik dalam melaksanakan tugas dapat memberikan perlakuan pendidikan da n pembelajaran yang lebih bijaksana.
B. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Rumusan Masalah Bagaimana konsep definisi emosi? Apa yang menjadi penyebab timbulnya emosi? Baga Bagaim iman ana a fas fase e per perke kemb mban anga gan n emo emosi sion onal al pada pada masa masa pert pertum umbu buha han n ana anak? k? Apa fungsi, jenis dan teori emosi? Baga Bagaim iman ana a pol pola a res respo pon n tub tubuh uh yang yang terj terjad adi i ket ketik ika a ses seseo eora rang ng emos emosi? i? Baga Bagaim iman ana a kec kecer erda dasa san n emo emosi sion onal al perl perlu u dit ditum umbu buhk hkan an seca secara ra seha sehat t pad pada a ana anak? k?
C. T u ju a n Dalam penyusunan makalah ini diharapkan dapat: 1. Memb Member erik ikan an pema pemaha hama man n def defin inis isi i emo emosi si yang yang diha dihara rapk pkan an pada pada umum umumny nya a 2. Mema Memaha hami mi peny penyeb ebab ab timb timbul ulny nya a emos emosi i pad pada a diri diri indi indivi vidu du yang yang meng mengal alam amin inya ya 3. Memahami fase perkembangan emosional 4. Mengerti fungsi, jenis dan teori emosi 5. Mema Memaha hami mi pola pola resp respon on tubu tubuh h yan yang g ter terja jadi di sewa sewakt ktu u ses seseo eora rang ng emos emosi i 6. Meng Mengaj ajar arka kan n kec kecer erda dasa san n emo emosi sion onal al yang yang seha sehat t pad pada a ana anak k ole oleh h ora orang ng tua tua mau mau pun guru. 82 D.
Metode Penulisan Menggunakan metode observasi partisipatif, dan studi banding pustaka aga r data yang terkumpul lebih akurat dan dipercaya serta didukung penggunaan berba gai sumber buku yang relevan.
E. Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan oleh pemakalah adalah: 1. Manfaat teoritis Menambah wawasan dan pengetahuan pemakalah mengenai masalah yang diteliti dan se bagai latihan pengalaman dalam penerapan teori yang diterima di perkuliahan. 2. Manfaat praktis a. Bagi Bagi anak anak didi didik k dap dapat at ditu ditumb mbuh uhke kemb mban angk gkan an seme semenj njak ak masi masih h kec kecil il mela melalu lui i na na skah emosi yang sehat. b. Bagi Bagi pend pendid idik ik seba sebaga gai i mas masuk ukan an untu untuk k dap dapat at mene menent ntuk ukan an meto metode de pend pendek ekat atan an y ang tepat ketika timbunya emosi sehingga dapat mencapai hasil belajar maksimal.
83 A.
P e ng e rt i a n
1. Chap Chapli lin n (da (dala lam m ter terje jema maha han n Kar Karti tini ni Kart Karton ono, o, 1999 1999 : 163 163), ), Emos Emosi i ada adala lah h rea rea ksi kompleks menyebabkan perubahan disertai keadaan afektif 2. Rakh Rakhma mat t (da (dala lam m Sob Sobur ur, , 200 2003 3 : 400) 400), , Emo Emosi si adal adalah ah bumb bumbu u keh kehid idup upan an 3. Gole Golema man n (dal (dalam am Khod Khodij ijah ah, , 2009 2009 : 154) 154), , Emos Emosi i adal adalah ah kead keadaa aan n biol biolog ogis is dan dan psikologis serta kecendrungan untuk bertindak 4. L.Cr L.Crow ow dan dan A.C A.Cro row w (da (dala lam m Dja Djaal ali, i, 2007 2007 :37) :37), , Emo Emosi si adal adalah ah peng pengal alam aman an afek afek tif disertai penyesuaian bathin, perubahan mental dan fisik serta tingkah laku. Kesimpulan : Emosi merupakan suatu kondisi yang dialami seseorang dan berpengaruh pad
a perubahan sikap, tingkah laku, tindakan orang tersebut. Sebagai contoh orang g embira, sedih, benci, marah, cinta dan lainnya. B. S e ba b -S e b ab a. R a ng s an g a n Emosi timbul dari rangsangan (stimulus), stimulus yang sama mungkin dapat menimb ulkan emosi yang berbeda-beda dan kadang-kadang malah berlawanan. Adapun rangsan gan dapat muncul dari dorongan, keinginan atau minat yang terhalang, baik diseba bkan oleh tidak atau kurangnya kemampuan individu untuk memenuhinya atau menyena ngkan. Apabila semua keinginan dan minat tidak terhalang, dapat dikatakan bahwa secara emosional individu tersebut dalam keadaan stabil. Intensitas dan lamanya respon emosional sangat ditentukan oleh kondisi fisik dan mental dari individu i tu sendiri, juga faktor lain yang sangat menentukan adalah stimulus itu sendiri. 84 Dapat dikatakan bahwa emosi akan berlangsung terus selama stimulusnya ada dan ya ng menyertainya masih aktif. b. Perubahan Fisik dan Fisiologis Perubahan fisik dan fisiologi dapat dipengaruhi oleh rangsangan yang menimbulkan emosi. Emosi ini akan menghasilkan berbagai perubahan yang mendalam (visceral c hanges) dan akan mempengaruhi urat-urat kerangka di dalam tubuhnya. Jenis peruba han secara fisik dapat dengan mudah kita amati pada diri seseorang selama tingka h lakunya dipengaruhi emosi, misalnya dalam keadaan marah, cemburu bingung, dan lain-lain. Hal inilah yang biasanya disebut kerangka individu. Adapun secara fis iologis perubahan yang terjadi tidak tampak dari luar, biasanya dapat diketahui melalui pemeriksaan atau tes diagnosis dari para ahli ilmu jiwa. Perubahan fisio logis pada saat emosi umumnya meliputi fungsi percernaan, aliran darah, penguran gan air liur (mulut terasa kering), pengeluaran kelenjar endokrin dan lain-lain. C. Perkembangan Emosional a. Fase awal Diketahui bahwa perasaan emosi telah timbul selama masa bayi, bahkan seb agian ahli berpendapat bahwa masa bayi di dalam kandungan pun sudah dipengaruhi oleh emosi. Akan tetapi, kita seringkali kurang mengerti apakah tanda-tanda sepe rti menangis, tertawa dan lain-lain pada masa awal bayi disertai atau diikuti de ngan intensitas perasaan atau tidak. Menurut Bridges, emosi anak akan berkembang melalui pengalaman, sekalipun masih dangkal dan berubah-ubah. Ketika emosi bayi diungkapkan dalam bentuk marah dan takut dengan menangis atau gemetar. 85 Ketika bayi sudah berusia 8 bulan, ia mulai dapat memperlihatkan dengan sangat b erbeda antara rasa marah dan rasa takut. Selama pertumbuhan, perubahan pada eksp resi emosi itu semakin lama akan semakin jelas dan berbeda. b. Fase lanjutan Perkembangan emosi pada masa pertumbuhan anak semakin lama semakin halus dalam m engekspresikannya pada masa remaja. Peralihan ekspresi emosi yang tadinya kasar, karena pengaruh latihan dan kontrol, berangsur-angsur menjadi lembut c. Fase akhir Pada akhirnya dia akan mencapai kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya seh ubungan dengan apa yang terjadi pada dirinya. Semakin dewasa, ia akan semakin da pat mengungkapkan dengan jelas emosinya, karena emosinya menjadi semakin mudah d iklasifikasikan seperti rasa takut, marah, muak, benci, juga apresiasinya terhad ap nilai, keinginan, cita-cita, minat dan reaksinya terhadap orang, lembaga, tan ggung jawab, sudut pandang dan gagasan orang lain. D. Fungsi Adapun fungsi emosi bagi manusia adalah: 1. Seba Sebaga gai i Sur Survi viva val, l, untu untuk k mem mempe pert rtah ahan anka kan n hid hidup up, , emo emosi si memb member erik ikan an keku kekuat atan an pada manusia untuk membela dan mempertahankan diri terhadap adanya gangguan atau
rintangan. Adanya perasaan cinta, sayang, cemburu, marah atau benci, membuat ma nusia dapat menikmati hidup dalam kebersamaan dengan manusia lain. 2. Seba Sebaga gai i Ene Energ rgiz izer er, , unt untuk uk pemb pemban angk gkit it ener energi gi, , emo emosi si posi positi tif f sep seper erti ti cint cinta a dan sayang memberikan pada kita semangat dalam bekerja, bahkan juga semangat unt uk hidup. Sebaliknya, emosi yang negatif, seperti sedih dan benci, membuat kita merasakan hari-hari yang suram dan nyaris tidak ada gairah untuk hidup. 86 3. Seba Sebaga gai i Mes Messe seng nger er, , unt untuk uk pemb pembaw awa a pes pesan an, , emo emosi si memb member erit itah ahu u kit kita a bag bagai aima mana na keadaan orang-orang yang berada disekitar kita, terutama orang-orang yang kita cintai dan sayang, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi tersebut. E. Jenis Emosi terbagi 2 jenis yaitu; 1. Emos Emosi i pos posit itif if, , emo emosi si yang yang meny menyen enan angk gkan an adal adalah ah emos emosi i yan yang g men menim imbu bulk lkan an per per asaan positif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah cinta, sayang, se nang, gembira, kagum dan sebagainya. 2. Emos Emosi i neg negat atif if, , emo emosi si yang yang tida tidak k men menye yena nang ngka kan n ada adala lah h emo emosi si yang yang meni menimb mbul ulk k an perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah sedih, mara h, benci, takut dan sebagainya. F. Teori Teori-teori emosi antara lain: 1. Teori Sentral Menurut teori yang dikemukakan oleh Cannon, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu; jadi individu mengalami emosi ter lebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam kejasmaniannya. M enurut teori ini, orang menangis karena merasa sedih. Jadi atas dasar teori ini dapat dikemukakan bahwa gejala-gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi ya ng dialami oleh individu. 2. Teori Periferal Menurut teori ini justru sebaliknya, gejala-gejala kejasmian bukanlah merupakan akibat emosi yang dialami oleh individ, tetapi malahan emosi yang dialami indivi du merupakan akibat dari gejala-gejala kejasmanian. 87 Menurut teori ini orang tidak menangis karena susah, tetapi sebaliknya ia susah karena menangis. Dengan demikian, emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perbahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap stimulus-sti mulus yang datang dari luar. Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli berasal dari Amerika Serikat ber nama William James (1842-1910), yang bersaman waktunya juga dikemukakan oleh Car l Lange yang berasal dari Denmark. Oleh karena itu teori sering dikenal dengan t eori James-Lange dalam emosi, yang sering pula disebut paradoks dari James. 3. Teori Kepribadian Menurut teori yang dikemukakan oleh J. Linchoten, emosi erupakan suatu aktifitas pribadi, dimana pribadi ini tidak dapat dipisah-pisahkan dalam jasmani dan psik is sebagai dua substansi yang terpisah. Karena itu emosi meliputi pula perubahan -perubahan kejasmanian. G. Fisiologi Adapun dua pola respon tubuh yang terjadi ketika seseorang emosi . Pola responnya adalah: 1. Reak Reaksi si emer emerge genc ncy, y, atau atau dike dikena nal l den denga gan n res respo pon n fli fligh ghtt-or or-f -fig ight ht. . Res Respo pon n ini ini terjadi bila kondisi emosi aktif atau bangkit. Misalnya ketika kita marah atau yakut, terjadi peningkatan aktifitas-aktifitas dalam system syaraf simpatetik; a ktifitas ini menimbulkan perubahan-perubahan tubuh seperti: tekanan jantung kita meningkat, pembuluh darah dalam otot membesar sehingga tubuh siap beraksi, gula darah dimobilisasi dari liver,hormone epinephrine dan norepinephrine dilepaskan dari kelenjar andrenalin, pupil mata membesar dan pembuluh darah perifer kulit tertarik, sehingga mengurangi kemungkinan pendarahan dan
88 meningkatkan persediaan darah ke otot. Sebagai akibatnya, tegangan otot dan pern apasan menjadi meningkat. 2. Reak Reaksi si rela relaxa xati tion on, , atau atau resp respon on rela relaks ksas asi i yang yang timb timbul ul bila bila kond kondis isi i emos emosi i kita dalam keadaan tenang atau meditatif. Pola respon tubuh selama kondisi relak sasi meliputi penurunan aktivitas dalam sistem saraf simpatetik maupun somatik, akan tetapi sistem saraf parasimpatetik justru meningkat. Hal tersebut selanjutn ya menyebabkan reaksi tubuh lainnya yang berlawanan dengan kondisi emosi aktif a tau bangkit. H. Bahaya Bahaya-bahaya emosi negatif pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Bahaya fi fisiologis, be berupa pe penyempit pitan pe pembuluh da darah. 2. Baha Bahaya ya psik psikol olog ogis is, , ras rasa a ber bersa sala lah h dan dan peny penyes esal alan an mend mendal alam am yang yang bera beraki kiba bat t pada depresi dan penyakit psikologis lainnya. 3. Baha Bahaya ya sosi sosial al, , ber berup upa a ter terga gann nngg ggu u ata atau u ber berak akhi hirn rnya ya hubu hubung ngan an sese seseor oran ang g den den gan orang yang menjadi obyek pelampiasan kemarahannya. I. P e ng e nd a l ia n Upaya pengendalian emosi diantaranya: 1. Tekn Teknik ik subs substi titu tusi si, , yai yaitu tu meng mengga gant ntik ikan an emos emosi i neg negat atif if deng dengan an emos emosi i pos posit itif if , misalnya menggantikan kemarahan dengan ketenangan dan kebencian dengan kasih s ayang. 2. Tekn Teknik ik dist distra raks ksi, i, tekn teknik ik peng pengal alih ihan an yait yaitu u men menge gerj rjak akan an hal hal lai lain n unt untuk uk men men galihkan emosi negatif yang timbul, Sanderlin (dalam Khodijah, 2009: 174)
89 J. Pengaruh Emosi berpengaruh pada: 1. Manusia a. Tingkah laku, dimana memperkuat semangat dimana orang merasa senang atau puas atas hasil yang dicapai. b. Pendorong, dimana memberikan semangat untuk bekerja bahkan juga semangat untu k hidup. c. Pemberi semangat, dimana dapat mengekspresikan dan mengendalikan emosi diri s endiri 2. Belajar Menurut Meier (dalam Khodijah, 2009: 174-175), emosi berpengaruh besar pada: a. Kualitas, dimana emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar b. Kuantitas, dimana hasil belajar mencapai yang lebih baik. K. Kecerdasan Emosi Menurut Irfan dkk (dalam Khodijah, 2009: 178-179) diuraikan tentang: 1. D e fi n is i Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya secara seha t terutama dalam berhubungan dengan orang lain. 2. T o ko h Peter Salovey dan John Mayer 3. U n su r Unsur terpenting dalam kecerdasan emosi adalah empati dan kontrol diri 4. Cara mengajar a. Ajarkan ni nilai-nilai bu budaya se setempat pat di dimana an anak hi hidup. b. Kena Kenali li dulu dulu emos emosii-em emos osi i ana anak k yan yang g men menon onjo jol, l, baru baru ajar ajarka kan n ana anak k unt untuk uk meng meng enal emosi-emosi itu. c. Berilah nama dari emosi anak yang menonjol. 90 d. Eksp Ekspre resi sika kan n emos emosi i anda anda deng dengan an baha bahasa sa tubu tubuh h atau atau deng dengan an eksp ekspre resi si waja wajah. h. e. Buat Buatla lah h dis disip ipli lin n yan yang g kon konsi sist sten en pada pada diri diri kita kita agar agar anak anak bela belaja jar r men mengh ghor or
mati otoritas. f. Ajar Ajarka kan n eks ekspr pres esi i emo emosi si yang yang dapa dapat t dit diter erim ima a lin lingk gkun unga gan. n. Misa Misaln lnya ya pera perasa saan an sedih karena tidak dapat membeli sesuatu tidak boleh diekspresikan dengan menan gis meraung-raung di toko. Kesimpulan Dari beberapa pendapat banyak ahli secara umum yang menjadi penyebab emosi adala h stimulus, perubahan fisik dan fisiologis. DAFTAR PUSTAKA Santrock, John W, 1995. Psikologi Pendidikan, Edisi kedua, Jakarta, Kencana P.Me dia Group Khadijah, Nyayu, 2009, Psikologi Pendidikan, Palembang, Grafika Telindo Press, Suryabrata, Sumadi, 1987, Psikologi Pendidikan, Jakarta, CV. Rajawali. Siler, Todd, 2002, Berfikir ala Einstein, Bandung, Penerbit Kaifa.
91 PENUTUP Dengan penyusunan Review Mata Kuliah Psikologi Pendidikan ini diharapkan dapat m emberi kontribusi positif dalam pemahaman tentang berbagai hal yang berkaitan de ngan Psikologi Pendidikan. Semoga Review yang sederhana ini menambah literature bagi program studi Teknologi Pendidikan dan untuk mahasiswa serta masyarakat lua s yang ingin belajar Psikologi Pendidikan. Akhirnya penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan penyusunan Review ini.
Kayuagung, Penyusun
92
Desember 2010