PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF : DEMENSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) BUDI MULIA 2 CENGKARENG
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK I : 1
ANNISA A
6
MUNAWAROH
2
DEBY M U
7
NENI A
3
IMMA S
8
OKTIA N
4
MAULIDIA
9
RAHWATUSSUPIYA
5
MICHELE A
10
H RINI
11
SRI W
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2016
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia adalah demensia. Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-Darmojo, 2009). Pada lansia dengan demensia penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian, sehingga terkadang terjadi gangguan terhadap bio-psiko-sosial-spritual pada lansia. Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2013 data lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011 dengan usia harapan hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di antaranya adalah setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar lansia adalah penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah). Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif. Salah satu wisma yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulya II Cengkareng Jakarta Barat adalah Wisma Pisang dan Mangga dengan kondisi lansia yang sehat fisik dan mental, yang mana wisma pisang merupakan wisma untuk lansia lakilaki, wisma mangga merupakan tempat untuk lansia perempuan. Sebagian besar lansia di wisma pisang dan mangga aktivitasnya dilakukan secara mandiri. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia dihabiskan dengan
melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 2 Cengkareng dan ada sebagian yang hanya didalam kamar saja. Di wisma pisang dan mangga sarana hiburannya terbatas tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang diadakan Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 2 Cengkareng sehingga lansia bisa melakukan kegiatan yang ingin dilakukan lansia. Berdasarkan hasil survey di lapangan dengan melakukan skrining pada lansia di dua wisma dengan menggunakan MMSE ditemukan sebanyak 60,4% mengalami gangguan kognitif. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan hasil survey di atas, maka mahasiswa/i Profesi Ners FIK UMJ
akan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan materi senam GLO ( Gerak Latih Otak) pada lansia dengan gangguan kognitif. C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) senam otak diharapakan dapat mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui manfaat senam otak b. Mampu melakukan senam otak c. Senam Otak dapat dimasukan dalam jadwal kegiatan panti. D. MANFAAT KEGIATAN 1. Memperlambat kepikunan. 2. Menghilangkan stres. 3. Meningkatkan konsentrasi. 4. Membuat emosi lebih tenang. E. SASARAN STRATEGIS 1. Lansia yang ada di wisma pisang dan mangga 2. Petugas yang berdinas di PSTW Budi Mulia 2 3. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik 4. Lansia yang kooperative F. PEMECAHAN MASALAH Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan skrining pada lansia yang termasuk dalam sasaran strategis. Kemudian di lakukan pendampingan selama kegiatan TAK berlangsung oleh petugas panti G. PERENCANAAN 1. Hari/ Tanggal 2. Waktu 3. Tempat
: Selasa, 13 Desember 2016 : pukul 15.00 s.d 15.15 WIB : Aula PSTW Budhi Mulya II
4. Topic 5. Peserta 6. Metode 7. Media 8. Setting Tempat Ket: :Leader
: Senam Otak : Lansia wisma pisang dan mangga Petugas PSTW Budi Mulia 2 : Demonstrasi / role play : sound system, leaflet : : Fasilitator
: Co leader
: Lansia : Observer
H. PENGORGANISASIAN 1. Pengarah : Ns. Nana S, M.Kep.,Sp.Kep.Kom 2. Ketua Pelaksana : Munawarah, S.Kep 3. Sekertaris : Anisa amtsalina, S.Kep 4. TIM Terapis : a. Instruktur Senam Otak : Michelle Andrea, S.Kep b. Leader : Imma Suryandari, S.kep c. Co-Leader : Neni Agustiani, S.kep d. Fasilitator : Ruhwatusupiah, S.kep - Rini, S.Kep - Maulidia, S.kep - Sri Wahyuni, S.kep - Oktia N, S.kep e. Observer
: Deby U. S.kep
I. STRATEGI PELAKSANAAN Hari : Selas, 13 Desember 2016 Waktu : 15 menit No 1.
Strategi Pelaksanaan Fase Orientasi
Uraian Kegiatan
PJ
Pada saat ini terapis melakukan : Leader a. Memberi salam terapeutik : salam mulai dari
terapis,
perkenalan
nama
dan
panggilan terapis. b. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan lansia saat ini dan terapis menanyakan tentang sejak kapan lansia mulai tinggal di Wisma Pisang dan Mangga merasakan penurunan pendengaran.
daya
ingat
dan
fungsi
c. 1) 2) -
Kontrak : Menjelaskan tujuan kegiatan Menjelaskan aturan main tersebut Jika ada lansia yang akan meninggalkan
-
kelompok harus minta ijin kepada terapis Lama kegiatan 15 menit Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal
-
sampai akhir Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelaskan leader, dapat menanyakan kepada leader dengan menunjuk tangan
-
terlebih dahulu. Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung.
2.
Fase Kerja a. Demontrasi senam GLO
Penyaji Fasilitator Co-Leader
1. Mendemonstrasikan senam otak kepada lansia dan petugas panti 2. Memberikan kesempatan lansia dan petugas untuk mencoba kembali sendiri 3. Mengulang kembali senam GLO secara bersama lansia dan petugas panti 4. Melakukan senam GLO bersama-sama dengan mahasiswa/I dengan menggunakan
3.
Fase Terminasi
musik 1. Evaluasi Fasilitator 1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia Co-Leader Leader setelah mengikuti kegiatan Observer 2) Memberikan pujian atas keberhasilan lansia. a. Rencana Tindak lanjut Terapis meminta lansia dan petugas untuk
mengulang
hal
yang
telah
dipelajari secara mandiri Memasukan dalam jadwal kegiatan
harian panti b. Kontrak yang akan datang Terapis
mengakhiri
mengingatkan
kepada
kegiatan lansia
dan untuk
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di PSTW Budi Mulia 2
2. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK senam GLO, kemampuan lansia yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons yang diharapkan adalah lansia dan petugas mampu
melakukan kegiatan
senam
secara mandiri dan bila dilakukan secara rutin diharapkan fungi kognitif dapat meningkat. J. RENCANA ANGGARAN Snack dan minum : Rp. 7.000 x 30 orang = Rp. 210.000
MATERI SENAM OTAK A. DEFINISI Senam merupakan salah satu tindakan yang jarang sekali dilakukan para lansia,banyak lansia yang mengeluh badannya capek dan pegal itu semua dikarenakan kurangnya pergerakan otot-otot. Kebanyakan lansia tidak mau melakukan senam karena capek,males dan lain-lain, maka dari itu kita sebagai perawat harus bisa mengajak para lansia untuk melakukan senam, salah satunya yaitu senam otak. Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas); meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan). B. MANFAAT 1. Memperlambat kepikunan, 2. Menghilangkan stres, 3. Meningkatkan konsentrasi, 4. Membuat emosi lebih tenang. Dengan diadakan senam otak kita bisa mengetahui gerakan tubuh sederhana yang digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan, merangsang system yang terkait dengan emosional serta relaksasi otak bagian belakang ataupun depan, itu bermanfaat bagi otak kita. Jadi senam otak sangat berfungsi bagi para lansia maupun yang belum lansia. senam otak tidak menyembuhkan suatu penyakit tetapi dengan rutin melakukan senam otak, sel-sel tubuh akan bekerja optimal, sehingga dapat mencegah datangnya penyakit. C. GERAKAN DASAR 1. Gerakan silang Cara : kaki dan tangan digerakan secara berlawanan,bisa kedepan,samping atau belakang.agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan irama musik. Manfaat : merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian yang mengungkapkan informasi,sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru dan meningkatkan daya ingat
2. Gerakan olengan pinggul Cara : duduk dilantai posisi tangan dibelakang ,menumpi kelantai serta siku ditekuk,angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul kekiri dan kekanan dengan rileks.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar,meihar dari kiri ke kanan,kemampuan untuk memperhatikan dan memahami. 3. Gerakan pengisi energi Cara : duduk nyaman dikursi,kedua lengan bawah dan dahi diletakan diatas meja,tangan
ditempatkan
diatas
bahudengan
jari-jari
menghadap
sedikit
kedalam.ketika menarik napas rasakan napas mengalir kegaris tengah seperti pancuran energi.mengangkat dahi kemudian tengkuk dan terakhir punggung atas.diagfragma dan dada tetap terbuka dan bahu tetap rileks. Manfaat : mengembalikan fitalitas otak setelah serangkaian aktifitas yang melelahkan,mengusir
stres,
meningkatka
konsentrasi dan
perhatian
serta meningkatkan kemampuan memahami dan berfikir rasional. 4. Gerakan menguap berenergi Cara : bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot dipersendian rahang.lalu melemaskan otot-otot tersebut. Manfaat : mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi secara efisien dan rileks,meningkatkan perhatian dan daya pengkihatan,memperbaiki komunikasi lisan dan ekspresif serta meningkatakan kemampuan untuk memilih informasi. 5. Gerakan gravitasi Cara : duduk dikursi dan silangkan kaki,tundukkan baan dengan lengan epan bawah,buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik.lakuka dengan posisi kak berganti-gantian. Manfaat : mengaktifkan otak untuk ras keseimbangan dan koordinasi,meningkatkan kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energy 6. Gerakan tombol imbang Cara : sentuhkan 2 jari kebelakang telinga,pada lekukan dibelakang telinga sementara tangan satunya menyentuh pusar sekama kuramg lebih 30 detik,lakuakn secara bergantian. Selama melakuka gerakan itu dagu rileks dan kepala dalam posisi normal menghadap kedepan Manfaat : mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian ,mengambil keputusan,berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif. Untuk mengefektifkan manfaat senam otak, dapat dilakukan pada pagi hari dalam kurun waktu 5 sampai 15 menit agar otak siap dan seimbang untuk memulai aktivitas. Serangkaian latihan sederhana yang disebut senam otak dapat membantu fungsi otak kita menjadi lebih baik dan tajam, cerdas dan jauh lebih percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA
(Buku : Brain Gym,Paul E. Dennison PhD,Gail E. Dennison, Penerbit PT. Grasindo ) Constatinides. (2006). Teori proses menua, dalam R. Boedi-Darmojo (Penyuting), Geriatri,Balaipenerbit FKUI : Jakarta