HALAMAN PENGESAHAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA PRESSURE DROP
Laporan Praktikum Operasi Teknik Teknik Kimia ini telah disetujui dan disahkan pada : Hari
:
Tanggal
:
Mengetahui,
Pembimbing
Praktikan
Ir. Ir. Soebiyono, Soebiyono , MT
Agnestha Nirmala Jazzyka
NIDN. 00-2412-5401 00-2412-5401
NIM. 14.4210.1580
Deka Dwi Shofiyan NIM. 14.4210.1581
Lena Ardiana NIM. 14.4210.1587
79
INTISARI
“Pressure Drop” adalah penurunan tekanan cairan yang mengalir melalui suatu pipa yang diakibatkan adanya friksi atau gesekan antara fluida dengan dinding pipa. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari penurunan tekanan aliran fluida dalam pipa karena adanya friksi atau gesekan dengan factor – factor factor yang mempengaruhi dalam bentuk persamaan bilangan tak berdimensi. Percobaan Pressure Drop dilakukan dengan jalan mengisi reservoir sampai dengan over flow. Setelah kondisi over flow dicapai, kran pengeluaran pada reservoir dibuka untuk mengisi pipa yang akan diamati hingga tidak terdapat gelembung – gelembung udara pada pipa dan manometer ada dalam keadaan over flow. Catat waktu yang diperlukan, kemudian kran penyumbat pada ujung pipa dibiarkan terbuka sehingga terbaca perbedaan tinggi ti nggi (∆h) pada manometer. Dalam percobaan dengan variasi kecepatan (v), variasi panjang pipa (L), dan variasi diameter (D) pipa diperoleh dan diolah menjadi persamaan :
P vD 2 15739,8 v
0 ,845
L D
0 , 507
D
1, 932
Dimana : L
= panjang pipa (cm)
v
= kecepatan aliran (cm/det)
D
= diameter pipa (cm)
ρ
= densitas fluida (gr/ml)
μ
= viskositas fluida (gr/cm det)
80
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Aliran fluida di dalam teknik kimia merupakan hal yang penting. Hal ini disebabkan oleh banyaknya operasi yang menggunakan fluida/cairan dalam prosesnya. Penanganan cairan ini lebih sederhana, lebih murah dan tidak sulit bila dibandingkan dengan padatan akibatnya selalu diusahakan membuat segala sesuatu dalam bentuk cairannya/fluidanya. Menurut jenisnya, fluida ada 2 yaitu : 1. Fluida Kompresibel, yaitu fluida yang dipengaruhi oleh adanya tekanan (contoh : uap, gas). 2. Fluida Nonkompresibel, yaitu fluida yang tidak dipengaruhi oleh adanya tekanan (contoh : cairan). Berdasarkan jenis aliran, fluida dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Aliran Laminer Fluida bergerak secara lurus dan tidak ada belokan dalam aliran. 2. Aliran Turbulen Fluida yang bergerak dengan arah tidak teratur atau mengalami olakan. Untuk mengalirkan fluida dari satu tempat ke tempat lain diperlukan energi dan aliran fluida yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan. Tetapi energi yang diberikan tersebut dapat mengalami penurunan atau kehilangan tenaga karena penurunan tekanan yang disebabkan oleh gesekan.
1.2. Tujuan Untuk mempelajari penurunan tekanan aliran fluida dalam pipa karena adanya friksi atau gesekan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi dalam bentuk persamaan bilangan tak berdimensi.
81
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Aliran fluida di dalam pipa terjadi apabila ada beda tekanan yang diperoleh dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan, yang pada umumnya diberikan energi atau “power” tertentu. Dalam percobaan, fluida dialirkan melalui suatu pipa lurus horizontal dengan menggunakan energi gravitasi. Karena adanya friksi atau gesekan antara fluida dengan dinding pipa dan fluidanya sendiri berakibat kehilangan energi/tenaga dalam bentuk penurunan tekanan (Pressure Drop). Kehilangan tenaga dengan penurunan tekanan yang disebabkan gesekan dipengaruhi oleh : 1. Saluran pipa yang dilaluinya yaitu : panjang pipa (L ekuivalen), diameter dalam pipa (D) dan kekasaran dinding bagian dalam pipa (ε). 2. Sifat cairan yang mengalir atau fluida yaitu kecepatan aliran (v), viskositas (μ) dan rapat massa cairan (ρ). Secara matematis kehilangan tenaga akibat penurunan tekanan dapat ditulis sebagai berikut : (-∆P) = f ( D, ρ, μ, L, v, ε ) ……………………………..(1) Persamaan ini untuk zat cair yang mengalir dalam suatu pipa lurus dan datar ( tidak ada perbedaan elevasi/ketinggian ) atau horizontal, dan cairan bersifat nonkompresibel. Fluida yang mengalir dalam pipa lurus akan mengalami hambatan karena adanya penahan atau gaya gesek yang besarnya : F=
f ' DLv 2 2
…………………………………………(2)
Energi yang diperlukan untuk mengatasi gaya gesek oleh cairan fluida dalam pipa horizontal pada jarak δL yaitu F δL. Energi sebanyak ini akan mengalirkan fluida dengan volume πD2 δL/4 atau massa fluida ρπD 2 δL/4. oleh karena itu energi yang diperlukan untuk mengganti kehilangan gaya karena gesekan tiap satu satuan massa fluida besarnya ( Brown, 1978 ) adalah :
82
ℓ ωf =
4 F L
2 f ' Lv
D 2 L
D
2
……………………………….(3)
Energi yang hilang karena gesekan dipengaruhi oleh sifat – sifat fluida ( massa m, densitas ρ, viskositas μ ), sifat pipa yang digunakan ( panjang L, diameter D, kekasaran ε ) dan kecepatan aliran fluida v, sehingga secara matematis dapat ditulis : (ℓ ω)f’ = f ( L, D, ε, m, ρ, μ, v ) ……………………………….(4) Jika ditulis dalam fungsi pangkat menjadi : (ℓ ω)f’ = C . D a . L b . εc . md . ρe . μf . vg ……………………….(5) Dimana koefisien C tidak berdimensi dan semua eksponen memiliki harga pada kondisi tertentu. Persamaan (5) bila dinyatakan dalam MLT yaitu dimensi fundamental dari masing – masing variabel maka diperoleh : e
2
ML T
2
C . L
a
b
c
. L . L . M
d
n
r
M M ML . . . ………………….(6) 3 L LT T
Dengan dasar dimensi di ruas kiri sama dengan dimensi di ruas kanan dalam suatu persamaan maka pangkat masing – masing bentuk di ruas kiri harus sama dengan pangkat di ruas kanan, sehingga persamaan (6) dapat diselesaikan sebagai berikut Untuk M
:
1
=
d+e+n+r
Untuk L
:
2
=
a + b + c – 3e – n + r
Untuk T
:
-2
=
-n – r
Diambil d = 1 maka e = -n dan r = 2 – n maka a = -b – c – n Harga – harga ini dimasukkan dalam persamaan (5) menjadi : (ℓ ω)f’ = C . D-b-c-n . L b . εc . md . ρ-n . μn . v2-n b
c
n
L vD .v 2 .m g = C . . . D D Dari persamaan terakhir ini, maka persamaan (4) berubah menjadi :
L vD ( ) f ' . . f 2 D D …………………………(7) mv Dengan menganggap bahwa tidak ada perubahan kecepatan dengan tidak ada kerja yang dilakukan fluida maka “pressure drop” akibat ges ekan (-∆Pf ) dapat
83
ditulis dalam bentuk persamaan Fanning (Brown, 1978) -∆Pf’ =
2 f ' Lv
2
……………………………………………(8)
D
Subtitusi persamaan (3) ke dalam persamaan (8) diperoleh -∆Pf’ = ℓ ω f . ρ ……………………………………………(9) Karena ℓ ω f’ =
-∆Pf’ =
( ) f
m ( ) f
m
, maka persamaan (9) dapat ditulis
. ρ …………………………………………(10)
Subtitusi persamaan (10) dalam persamaan (7) diperoleh
L vD P f . . f 2 D D ………………………...(11) v Atau :
vD c L c P f K . v D 1
2
2
. D
c3
……………………(12)
Dengan K, C1, C 2, C 3 adalah konstanta – konstanta dari kelompok tak berdimensi dalam persamaan (12). Analisis dimensi pada peristiwa aliran fluida yaitu cairan yang mengalir melalui pipa horisontal, “Pressure drop” dapat diperkirakan dengan persamaan bilangan tak berdimensi a. Bilangan Reynold (N Re) =
vD
b. Bilangan Euler (NEu) =
P mv
2
c. Perbandingan panjang terhadap diameter L/D d. Perbandingan kekasaran terhadap diameter ε/D
84
Untuk jenis aliran tertentu (laminer, turbulen, atau transisi) dapat dilihat hubungan antara N Re dengan ε/D (Brown, 1976) seperti gambar berikut :
f
ε/D
NRe Harga kekasaran pipa relatif : ε/D, ditentukan oleh jenis pipa yang dipakai dan diameter pipa seperti gambar berikut :
Jenis pipa ε/D
D Salah satu fenomena yang terjadi di dalam aliran fluida adalah teori Bernoulli yaitu teori tentang kekekalan energi. Teori ini dapat dijelaskan melalui peristiwa sebagai berikut : Misal ada suatu sistem diantara titik 1 dan 2 seperti pada gambar di bawah ini, dimana diasumsikan temperatur sistem uniform/seragam. Persamaan energi di sekitar titik aliran di antara titik 1 dan titik 2 : mV 22 2 g c
m. g . z 2 g c
P V U 2
2
1
mV 12 2 g c
mgz 1 g c
P V q w 1
1
Dimana ∆u = U2 – U1 dan ∆(PV) = P2V2 – P1V1
85
Maka :
1 mV 2 m. g . z u g ( PV ) q w ………………(13) 2 g c c Dengan ∆H = ∆U + ∆PV maka :
1 mV 2 m. g . z u g q w ………………………..(14) g 2 c c 2
∆U =
2
2
2
2
Tds (d ) ds .dM dM v
1
A
1
1
A
1
B
B
dst ……(15)
1
Dimana : T
= Suhu absolut bahan
S
= Enthalpi absolut bahan
2
Tds
= Penambahan / kenaikan energi dalam yang berlangsung pada
1
.efek permukaan titik 1 dan titik 2 dalam sistem aliran. 2
P (dv) = Penambahan / kenaikan energi dalam yang berlangsung pada 1
efek permukaan titik 1 dan titik 2. γ
= Tegangan permukaan bahan
σ
= luas permukaan bahan
dm A
A
= kenaikan energi dalam yang berlangsung pada efek kimia / pertukaran massa komponen A antara titik 1 dan titik 2. 2
2
1
1
d(PV).∆(PV) = Pdv Vdp ………………………….(16) Gabungan persamaan (13), (15) dan (16)
1 mV mgz Tds 2 V P ...dst q w ………..(17) g g c c 2
1
2
2
1
86
2
Pada proses kenaikan energi dalam yang berlangsung pada efek panas
Tds 1
sebanding dengan panas yang diserap di sekelilingnya. 2
Tds g (w) 1
Dimana : ℓw = kehilangan tenaga / energi yang hilang. Gabungan persamaan (17) dan (18) menjadi :
mV 2 m. g . z VdP ....dst w (w) ……………(19) 1 2 g g c c 2
2
2
VdP
1
mVdV g c
1
mgdz g c
....dst w (w) …………………(20)
Atau
mV 2 mgz VdP w (w) ………………………(21) 1 2 g g c c 2
Untuk sejumlah massa bahan (fluida) (21) menjadi : 2
VdP
1
Jika
aliran
V
2
2 g c
g g c
z ………………………………(22)
berlangsung
pada
kondisi
isotermal
dan
cairan
bersifat
“incompressible” (non compressible), maka volume pada sejumlah massa bahan dianggap konstan, sehingga persamaan (21) menjadi :
(V
2
)
2 g c
g g c
z …………………………………(23)
Untuk manometer : Karena
Sehingga :
V 2 2 g c
,
.
=
0 maka
g
g
z 0
g c
. z
g c
g g c
1,
sehingga :
. z
87
Dengan : U
: energi dalam
p
: tekanan
m
: massa
v
: laju aliran
gc
: faktor konversi
q
: debit aliran
g
: gaya gravitasi
w
: tenaga
z
: tinggi cairan
∆H
: entalphi
HIPOTESA
Untuk praktikum “pressure drop” ini menggunakan persamaan tak berdimensi sebagai berikut :
P V
2
C 1
C 2
VD L K D D
C 3
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan variabel percobaan yang diubah – ubah, yaitu :
VD atau kecepatan alir cairan maka akan didapat
1. Variasi bilangan Reynold konstanta C1 dan K 1.
L maka akan didapat konstanta C 2 dan K 2. D
2. Variasi panjang pipa
maka akan didapat konstanta C 3 dan K 3. D
3. Variasi diameter pipa
Dari ketiga variasi variabel berubah tersebut maka konstanta dari persamaan tak berdimensi dapat diketahui.
88
BAB III PERCOBAAN
3.1
Bahan Percobaan
Bahan yang digunakan pada ‘Pressure Drop” ini adalah air kran dari laboratorium Operasi Teknik Kimia sebagai fluida alirnya dengan densitas (ρ) = 0,997808 gr/cm 3 dan viskositas (μ) = 0,0087gr/cm dt.
3.2
Gambar Rangkaian Alat
Keterangan gambar : 1. Kran pemasukan 2. Tangki ‘overflow’ 3. Kran pengatur debit 4. Pipa plastic 5. Manometer dan papan berskala 6. Gelas ukur
3.3
Cara Kerja
1. Ukur densitas dan viskositas air dengan aquadest sebagai referensi. 2. Tutup kran 3 dan buka kran 1 sampai overflow. 3. Variasi bilangan Reynold
89
-
Pilih salah satu pipa, ukur diameter luarnya dan panjangnya
-
Atur kran 3 sehingga diperoleh debit yang diinginkan
-
Ukur debit air dengan menampung sejumlahnya dan catat waktu yang diperlukan
-
Catat perbedaan tinggi (∆h) pada manometer untuk debit yang berbeda.
4. Variasi L/D -
Jalankan operasi alat pressure drop dengan mengubah panjang pipa L, sementara diameter D dan volume V tetap
-
Catat ∆H pada manometer untuk tiap L yang berbeda
-
Ukur debit dengan cara yang sama.
5. Variasi ε/D
3.4
-
Dijalankan dengan mengubah D, sementara L dan V tetap
-
Catat ∆h untuk D yang berbeda
-
Ukur debit dengan cara yang sama.
ANALISIS
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh persamaan – persamaan bilangan tak berdimensi, dimana yang sebelumnya dilakukan perhitungan terhadap K 1 dan K 2. untuk mencari K 1dan K 2 dicari dengan regresi linier yaitu y = a + bx. Dimana persamaan umum untuk mencari K 1 dan K 2 adalah y = a + bx. Untuk percobaan ini dilakukan dengan variabel berubah sebagai berikut : 1. Kecepatan aliran (v)
P v
2
Log
K
2
P v
2
vD
c2
vD
log K 2 + C2 log
Dapat dihasilkan harga C 2 = slope K 2 = Konstanta II
90
2. Panjang pipa (L)
P v
2
Log
L K D
C 1
1
P v
2
log
L D
K 1 + C1 log
Dapat dihasilkan harga C 1 = slope K 1 = konstanta
3. Diameter konstanta C2 dan K → diameter pipa (D) P v
2
L = K D
P vD 2 v
C 1
C 2
vD D
C 1
L D
C 2
C 3
K D
C 3
Dengan metode least square maka diperoleh : C 2
P vD L Log 2 v D
C 1
D
log K + C 3 log
Dapat dihasilkan harga C 3 = slope K = Konstanta
Dari ketiga analisa di atas maka didapat harga : K, C 1, C2, C3 sebagai konstanta tak berdimensi.
91
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan diperoleh data untuk semua variasi harga debit (Q), panjang (L), dan variasi diameter (D) yang disusun ke dalam daftar 4.1, 4.2, 4.3. Daftar 4.1. Hubungan antara
D
,
P
2
dengan variabel kecepatan aliran (v)
(Di = 1,9 cm; L = 161 cm; ρair = 0,997808 gr/ ml; μ = 0,0087 gr/ cm.det)
P
V
D
(cm/ det)
1
26,14
5696,222
3,756
0,5
1,3512
0,0904
2
23,53
5127,472
3,709
0,3
1,1093
0,0450
3
21,39
4661,139
3,668
0,2
0,9760
-0,0106
4
20,40
4445,407
3,648
0,1
0,9232
-0,0347
No
Log
D
∆H
Dari tabel 4.1 dapat dibuat grafik hubungan antara Log
P
2
2
Log
P
dengan Log
2
D
yang ternyata mendekati garis lurus seperti terlihat pada grafik 1, sehingga diperoleh : Slope
= 0,845
Intercept
= 3,676
C1
= 0,845
K 1
= 4742,4
92
Daftar 4.2. Hubungan antara
L D
,
P
dengan variasi panjang pipa (L)
2
(Di = 1,9 cm; v = 22,87 cm/ det; ρair = 0.997808 gr/ ml) P
Log
P
L
L/D
log L/D
∆h
41 82 121,5
21,5789 43,1579 63,9474
1,3340 1,6351 1,8058
0,1 0,2 0,3
0,2953 0,3644 0,4806
-0,5297 -0,4384 -0,3182
162
85,2632
1,9308
0,4
0,5987
-0,2228
Dari tabel 4.2 dapat dibuat grafik hubungan antara Log
L D
2
dengan Log
P
2
2
yang
ternyata mendekati garis lurus seperti terlihat pada grafik 2, sehingga diperoleh : Slope
= 0,507
Intercept
= -1,227
C2
= 0,507
K 2
= 0,059
Daftar 4.3. Hubungan antara pipa I, II, III dengan besaran yang ada (v rata-rata= 41,02 cm/ det; ρair = 0.997808 gr/ ml; μ = 0,87Cp = 0,0087 gr/ cm. det; C1 = 0,845; C2 = 0,507) Besaran D (cm) D
=x
Log x
L (cm) L
Pipa I
Pipa II
Pipa III
2,65
1,92
1,27
5,659. 10 -5
7,811. 10 -5
1,181. 10 -4
-4,247
-4,107
-3,928
161
161
161
60,755
83,854
126,772
0,031108
0,023693
0,0167088
D
L
C 1
D
93
12467,21
9032,85
5974,85
8,38.10-3
9,87.10-3
0,0122
∆H (cm)
0,3
0,9
6,4
P
0,3543
0,8721
1,8984
2,039.10-4
3,869.10 -4
-3,6905
-3,4124
D
D
C 2
2
P L C D C D 1
2
Log Y
2
= Y
9,236.10-5 -4,0345
Dari daftar 4.3 dapat dibuat grafik hubungan antara log x dengan log y yang ternyata seperti garis lurus terlihat pada grafik 3, sehingga diperoleh : Slope
= 1,932
Intercept
= 4,197
C3
= 1,932
K 3
= 15739,8
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan dan setelah diadakan perhitungan ternyata belum sempurna. Ini dapat dilihat dari grafik, yang mana titik – titik yang didapat tidak linier, sehingga dilakukan pendekatan secara least square agar diperoleh kurva yang linier. Penyimpangan – penyimpangan ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : 1. Pada percobaan dengan variasi D, untuk menentukan harga V (debit) yang sama sulit dilakukan sehingga penentuan harga V tidak t epat. 2. Dengan adanya gelembung – gelembung udara dalam pipa dan naik turunnya permukaan cairan dalam pipa vertikal (∆h), akan mempersulit pengamatan.
94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil perhitungan dari data percobaan “Pressurre Drop” dapat disimpulkan : 1. Untuk panjang pipa yang semakin panjang didapat penurunan tekanan yang makin besar. 2. Untuk kecepatan yang makin besar maka penurunan tekanan makin besar. 3. Untuk variasi diameter yang makin besar, didapat penurunan tekanan yang makin kecil. 4. Dan persamaan dengan : V
= 74,63; 31,06; 17,36 cm/ det
ρ
= 0,997808 gr/ cm 3
μ
= 0,87 Cp = 0,0087 gr/ cm.det
L
= 161 cm
D
= 2,65; 1,92; 1,27 cm
Didapatkan persamaan yang berbentuk :
P D 15739 , 8 2
0 , 845
L D
0, 507
D
1, 932
B. SARAN
Dalam percobaan “Pressure Drop” ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki untuk mencapai hasil yang optimum, antara lain : 1. Penggunaan kran yang lebih baik agar dalam percobaan pressure drop untuk variasi diameter dengan kecepatan aliran yang sama lebih mudah dilakukan. 2. Sebelum memulai percobaan sebaiknya diukur dahulu diameter dan panjang pipa. Setelah diameter luar diukur, hitunglah diameter dalamnya sesuai dengan daftar diameter luarnya, karena untuk mentukan luas pipa perlu diketahui diameter dalamnya.
95
DAFTAR PUSTAKA
Brown. G.. G, “Unit Operation”, 1978, Modern Asia Edition, John Wiley and Sons, New York.
Foust, AS, Wenzel, La Mans, L and Anderson LB, “ Principles of Unit Operation”, John Wiley and Sons, Inc, New York.
Mc. Cabe, W.L and Smith J.S, “ Unit Operation of Chemical Engineers”, Mc Graw Hill Kogakusha, Ltd Tokyo.
Treybal R.E, “ Mass Transfer Operation”, 2 nd Edition, Mc. Graw Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo.
96
LAMPIRAN
1. Penentuan densitas air ρ aquadest pada T = 29 ºC = 0,996233 gr/ cc Berat aquadest
= 25,32 gr
Volume piknometer
= =
25,32 0,996233
Berat air
= 25,4157411 cc = 25,36 gram
Densitas air
= =
25,36 25,4157411
= 0,997808 gr/ cc 2. Penentuan viskositas air Viskositas aquadest pada T = 29 ºC Viskositas air
=
=
= 0,9 cp = 0,009 gr/ cm.det
0,996233 28 0,997808 29
0,009
= 0,0087 gr/ cm.det = 0,87 cp 3. Variasi kecepatan alir Q1 =
V1 =
Q2 = V2 =
400 5,4 det
= 74,07 ml/ det
74,07 2,83385
600 9 det
= 26,14 cm/ det
= 66,67 ml/ det
66,67 2,83385
= 23,53 cm/ det
Q3 =
V3 =
Q4 =
V4 =
800ml 13,2 det 60,61 2,83385
1000ml 17,3 det 57,80 2,83385
= 60,61 ml/ det
= 21,39 cm/ det
= 57,80 ml/ det
= 20,40 cm/ det
97
4. Variasi panjang Q1 =
1000ml
= 57,80 ml/ det
17,3 det
A1 = 2,83385 V1 =
57,80 2,83385
= 20,40 cm/ det
5. Variasi diameter a. D0
= 2,6 cm = 1,02362 inc
Di
=
1,050
1,02362
0,824
x
1,050
0,840
0,1256 =
2,824
0,622
0,824 x 0,202
0,0254 = 0,824 – x x Di
= 0,7986
= 0,7986 in = 2,0284 cm
A
= =
b. D0
4
Di2
3,14 4
( 2,0284) 2 = 3,2298 cm 2
= 1,9 cm = 0,7480 inc
Di
=
0,840 0,7480 0,840 0,675
=
0,5576 =
0,622 x 0,622 0,493 0,622 x 0,129
0,0719 = 0,622 – x x = 0,5501
98
Di
= 0,5501 in = 1,3972 cm
A
= =
c. D0
4
Di2
3,14 4
(1,3972) 2 = 1,5324 cm 2
= 1,3 cm = 0,51181 inc
Di
=
0,540 0,51181 0,540 0,405
=
0,2088 =
0,364 x 0,364 0,269 0,364
x
0,095
0,0198 = 0,364 – x x = 0,3442 Di
= 0,3442 in = 0,8743 cm
A
= =
Q1
=
V1
=
Q2
=
500ml 6,7 det
74,63 2,9313 500ml 16,1 det
4
Di2
3,14 4
(0,8743) 2 = 0,6000 cm 2
= 74,63 ml/ det
V2
=
= 25,46 cm/ det
Q3
=
= 31,06 ml/ det
V3
=
31,06 1,5324 500ml 28,8 17,36 0,5069
= 20,27 cm/ det
= 17,36 ml/ det
= 34,25 cm/ det
99