DIREKTORAT PENCEGAHAN DAMPAK LINGKUNGAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR
RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP NASIONAL 2015 2045 OLEH :
KEBIJAKAN WIL YA YAH H DA DAN SEKTOR
LATAR BELAKANG donesia donesia dikaruniai dikaruniai sumberda sumberdaya ya alam alam ya g kaya dan merupakan modal serta ass mban mbangu guna nan n yang yang tel telah ah die dieks kspo polilita tasi si se ara besar-besaran asa keemasan keemasan perekonom perekonomian ian tahun 70- n s/d 80-an mendorong eksploitasi SDA perti perti miny minyak ak dan dan kayu kayu sehin sehingga gga menc menca a ai titik kritis dan beberapa SDA tidak ma gi memulihkan diri sendiri. berapa jasa lingkungan sangat penting (Regulator dan Penyimpan Air) Air) mengala nyusutan luar biasa, yang menyebabka menyebabka meningkatnya kerentanan lingkungan. emba embang ngun unan an ekon ekonom omii yan yang g ber berba basi sis s su su ber daya alam yang tidak memperhatik pek pelest pelestarian arian lingkunga lingkungan n dan minimn minimn a nilai tambah sumberdaya pada akhirn an berdampak negatif pada lingkungan alam itu sendiri erlu strategi strategi pembangunan pembangunan berkelanjuta yang dapat dijabarkan ke dalam langka ngka ngkah h pemb pemban angu guna nan n yang yang leb lebih ih ope opera rasi si nal pada berbagai tingkatan.
LATAR BELAKANG donesia donesia dikaruniai dikaruniai sumberda sumberdaya ya alam alam ya g kaya dan merupakan modal serta ass mban mbangu guna nan n yang yang tel telah ah die dieks kspo polilita tasi si se ara besar-besaran asa keemasan keemasan perekonom perekonomian ian tahun 70- n s/d 80-an mendorong eksploitasi SDA perti perti miny minyak ak dan dan kayu kayu sehin sehingga gga menc menca a ai titik kritis dan beberapa SDA tidak ma gi memulihkan diri sendiri. berapa jasa lingkungan sangat penting (Regulator dan Penyimpan Air) Air) mengala nyusutan luar biasa, yang menyebabka menyebabka meningkatnya kerentanan lingkungan. emba embang ngun unan an ekon ekonom omii yan yang g ber berba basi sis s su su ber daya alam yang tidak memperhatik pek pelest pelestarian arian lingkunga lingkungan n dan minimn minimn a nilai tambah sumberdaya pada akhirn an berdampak negatif pada lingkungan alam itu sendiri erlu strategi strategi pembangunan pembangunan berkelanjuta yang dapat dijabarkan ke dalam langka ngka ngkah h pemb pemban angu guna nan n yang yang leb lebih ih ope opera rasi si nal pada berbagai tingkatan.
TUJUAN DAN SASARAN
. Untuk memberikan pedoman dalam pelestarian fungsi lingkungan idup; . Pengendalian pemanfaatan SDA s cara bijaksana; . Kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem; . Mew Mewuj ujud udka kan n pem pemba bang ngu una nan n yan yang g as as i dan lestari; . Keseimbangan dan keserasian ke iatan antar sektor. . Harmonisasi rancang bangun pem angunan nasional berbasis lahan melalui pendekatan daya dukung an daya tampung lingkungan hidup . Mempertahankan fungsi dan kual tas lingkungan hidup dalam kondisi laya k; . Mewujudkan tata kelola keberla jutan fungsi lingkungan hidup; . Meningkatkan ketahanan dan kes apan terhadap perubahan iklim.
KONDISI LINGKUNG N HIDUP NASIONAL TENSI SUMBERDAYA ALAM : POTENSI MINERAL YANG BESAR : EMAS, TEMBAGA, PERAK, NIKEL, BATUBARA, dan BAUKS T. SELURUH INDONESIA POTENSI HUTAN DENGAN KEANE ARAGAMAN HAYATI, , OROLOGI YANG LUAS SUMATERA, KALIMANTAN, PAPUA POTENSI SUMBER ENERGI YANG BESAR : BATU BARA, MINYAK BUMI, GAS ALAM, dan ENERGI BARU TERBARUKAN SUMATERA DAN KALIMANTAN POTENSI PANGAN YANG BESAR : 1,910,931.32 KM2 DARATAN yang sebagian besar cocok ntuk pertanian dan 3,544,743.90 KM2 LAUTAN ya g kaya sumberdaya perikanan
KONDISI LINGKUNG N HIDUP NASIONAL NDISI LINGKUNGAN HIDUP : Menurunnya DAYA DUKUNG LIN KUNGAN HIDUP akibat eksploitasi SDA yang berle ihan, terutama terkait keberlanjutan fungsi Panga dan Air di JAWA dan SUMATERA langsung diakibatkan oleh Lingkungan
enurunnya fungsi
Meningkatnya tingkat Pence aran, terutama pencemaran air di sungai-sungai perko aan dan pecemaran udara akibat gas buangan sisa pe bakaran Bahan Bakar Fosil kendaraan bermotor Meningkatnya sampah domest k non organik yang berdampak buruk bagi kuali as lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.
Merupakan kebijakan
•
dan kendali Nasional
•
Pengembangan produksi pangan nasional
Pengembangan infrastruktur konektivitas utama Jawa
Harus ditangani kebijakan dan kendali Provinsi atau
• •
kerjasama antar Kab/kota
Pertumbuhan metropolitan
•
Pertumbuhan penduduk dan tingkat konsumsinya
Harus ditangani pada skala kabupaten/kota
• •
•
Krisis kestabilan tata air
Krisis sampah dan enurunan kualitas lingkungan
•
Pencemaran dan kerusakan lingkungan
•
Rentan bencana
Penyusutan tutupan lahan
Konversi daerah lindung dan pertanian
uatan RPPLH asional
LINGKUP MUATAN
MUATAN RPPLH NASIONAL
1. ISU STRATEGIS NASIONAL
PEMANFAATAN, PENCADANGAN, PENDAYAGUNAAN, PELESTARIAN SDA
2. KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH 3.STRATEGI PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH
4. TARGET DAN INDIKATOR
PEMELIHARAAN DAN PERLINDUNGAN FUNGSI LH
ADAPTASI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
ISU UTAMA LH DALAM RPPLH NASIONAL
Menurunnya kemampuan ekosist m dalam menjaga keseimbangan siklus air Siklus hidrologi, terutama di Jawa d n Sumatera sudah sangat terganggu. Bencana alam yang semakin sering terjadi merupakan salah satu indikasi yang dapat dirujuk. Berkurangnya luasan lahan pangan kualitas tinggi di daerah-daerah lumbung pangan tradisional Perkembangan pembangunan yang pesat, terutama di Jawa dan Sumatera, menyebabkan banyak lahan-lahan pangan produktif berubah fungsi menjadi perumahan, kawasan indutri, jalan tol, atau area terbangun lainnya.
MUATAN RPPLH NASIONAL 1. ISU STRATEGIS NASIONAL
Menurunnya kemampuan keseimbangan siklus air
Berkurangnya luasan lahan pangan kualitas tinggi di daerahdaerah lumbung pangan nasional
EKOREGION
ALAM RPPLH
Pegunungan Struktural
Pegunungan Denudasional
Pegunungan Vulkanik
Dataran Pantai
Perbukitan Struktural
Perbukitan Denudasional
Perbukitan Vulkanik
Dataran Gambut
Dataran Flu Dataran Or
INDIKASI DDDT LING UNGAN HIDUP JAWA
Jasa Regulator Air Jasa Penyimpan Air Jasa Pangan ggi ang ndah
Jasa Regulator Air
ggi ang ndah
Jasa Penyimpan Air
Jasa Pangan
INDIKASI DDDT LINGKU GAN HIDUP SUMATERA
Tinggi Sedang Rendah
Jasa Penyimpan Air
Tinggi Sedang Rendah
Jasa Regulator Air
Tinggi Sedang Rendah
Jasa Pangan
INDIKASI DDDT LINGKUNGAN HIDUP KALIMANTAN
asa Regulator Air Tinggi Sedang Rendah
Jasa Pangan
nggi dang ndah nggi dang ndah nggi dang ndah
Tinggi Sedang Rendah
Jasa Penyimpan Air
INDIKASI DDDT LINGKU GAN HIDUP SULAWESI
Jasa Penyimpan Air
Jasa Pangan
sa Regulator Air Tinggi Sedan Renda Tinggi Sedang Rendah
INDIKASI DDDT LINGK NGAN HIDUP MALUKU
Tinggi Sedang Rendah
Jasa Pangan
sa Regulator Air
Tinggi Sedang Tinggi Sedang Rendah
Rendah
Jasa Penyimpan Air
INDIKASI DDDT LINGKU GAN HIDUP BALI NUSRA
Jasa Regulator Air Tinggi Sedang Rendah
Tin Se Re
Jasa Pangan
Tinggi Sedang Rendah
Jasa Penyimpan Air
INDIKASI DDDT LINGKUNGAN HIDUP PAPUA
asa Regulator Air Tinggi Sedang
Jasa Pangan
Rendah
Tinggi Sedang Rendah
Jasa Penyimp n Air inggi edang Rendah
Indikator Kualitatif MUATAN RPPLH NASIONAL 2. TARGET DAN INDIKATOR
Seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota memiliki Perda RPPLH yang terverifikasi dan tersinkronisasi
Peningkatan kualitas air sebesar 5% tiap 10 tahun atau 15% sampai 2045
Indikator Kuantitatif 2025
2035
2045
litas Air
59
62
68
litas Udara
84
85
93
upan Hutan
65
69
73
, kota-kota metropolitan dan kota-kota besar sebesar 7% tiap 10 tahun atau 20% sampai 2045
Konservasi dan Hutan Lindung sebanyak 20% da seluruh Kabupaten/Kota memiliki Taman Hutan Ray
Be kurangnya laju perubahan lahan pertanian ke non pe tanian hingga dibawah 2% dalam 30 tahun serta bertambahnya lahan pertanian baru
Meningkatnya keterlibatan negara, swasta, dan masyarakat dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH NASIONAL
TIGA) STARTEGI RPPLH : STRATEGI UMUM : Mengarahkan kegiatan strategis ya g diperlukan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan LH 30 tahun kedepan. STRATEGI IMPLEMENTASI ARAH N KEBIJAKAN P3LH EKOREGIO : Mengarahkan kegiatan strategis ya g terkait langsung dengan kondisi masing-masing ekoregion STRATEGI PELAKSANAAN P3LH : a. Skenario pentahapan kegiatan 10 Tahunan b. Norma Pengaturan Zonasi P3LH
STRATE I UMUM SASARAN
STRATEGI Penerapan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam pemanfaatan dan pencadangan sumber daya alam
ARAHAN STRATEGIS Pemantapan konsep dan perangkat pengukuran Daya Dukung dan Daya Tampun Lingkungan Hidup Percepatan penyusunan RPPLH berbasis Daya Dukung Lingkungan Hidup di selur Provinsi dan Kabupaten/Kota Penerapan perangkat DDTLH dalam seluruh perencanaan pembangunan berbasi
Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Wilayah dengan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di tingkat nasional, provinsi, dan Kabupaten/Kota isasi rancang bangun Melindungi dan memulihkan fungsi kawasan-kawasan gunan nasional dengan jasa lingkungan regulator dan penyimpan air tinggi endekatan daya an daya tampung an hidup Melindungi dan membatasi pemanfaatan wilayah yang memiliki Daya Dukung tinggi
Sinkronisasi pola ruang RTRW dengan zonasi RPPLH Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang pada zona -zona rentan penuruna kualitas lingkungan hidup Meningkatkan status lahan di luar kawasan yang memiliki jasa regulator air ting menjadi Hutan Lindung Pembatasan pembangunan infrastruktur pada lahan dengan jasa penyimpan air Peninjauan kembali penggunaan ruang pada lahan dengan jasa penyimpan air ti Mencadangkan kawasan yang secara kumulatif memiliki Daya Dukung Lingkung sebagai kawasan penyangga kehidupan Mengarahkan pembangunan infrastruktur, terutama akibat pengembangan perk dan pengembangan kawasan industri, ke daerah-daerah dengan Daya Dukung S sampai rendah Memperketat mekanisme alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian
Membatasi alih fungsi lahan pertanian menjadi non Melindungi penggunaan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan kawas pertanian dan membatasi pengembangan non pangan pada industri wilayah dengan jasa lingkungan penyedia pangan tinggi Penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan infrastruktur stra yang melewati lahan-lahan pertanian produktif
STRATE I UMUM SASARAN
STRATEGI
ARAHAN STRATEGIS
Mewujudkan minimal 30% kawasan hutan di setiap provinsi dan kabupaten
Meningkatkan luasan kawasan berfungsi konservasi dan lindung pada kawasan h Mempertahankan fungsi hutan sebagai wilayah pengatur air terutama pada kawasan hutan yang rentan kritis dan sulit dipulihkan dan iklim dengan luasan yang cukup dan proporsional di Rehabilitasi kawasan hutan-hutan yang terdegradasi setiap Provinsi dan Kabupaten/Kota Pengelolaan hutan secara terintegrasi dan berkelanjutan melalui pemberdayaan komunitas lokal Pelarangan total tambang-tambang terbuka di lahan berhutan Koordinasi Perencanaan Pengelolaan DAS yang integratif, lintas sektor, dan linta Revitalisasi dan normalisasi sungai-sungai vital yang berada, melintasi, atau ber perkotaan Rehabilitasi kawasan hulu Daerah Aliran Sungai Pengendalian pencemaran sungai melalui pengetatan ijin lokasi dan pengawasa pengelolaan limbah industri Inventarisasi, penyusunan dan penyebarluasan informasi ekosistem khas bernila penting Pembatasan pemanfaatan pada ekosistem khas bernilai penting, terutama pada sedang sampai dalam dan kawasan karst yang menjadi sumber air penting bagi Perbaikan sistem pengelolaan dan p emulihan Ekosistem khas bernilai penting (Karst, Gambut, Mangrove, Pulau-pulau kehidupan masyarakat Penyusunan Rencana Pengelolaan ekosistem khas bernilai penting, terutama Ga Kecil, Terumbu Karang dan Padang Lamun). dan pulau-pulau kecil yang strategi.
rtahankan fungsi dan Pemulihan DAS-DAS prioritas lintas provinsi dan s lingkungan hidup Ekosistemnya am kondisi layak
Pemulihan terumbu Karang dan perlindungan dari alat dan atau bahan penangk yang berpotensi merusak terumbu karang dan ekosistemnya.
STRATE I UMUM SASARAN
STRATEGI
ARAHAN STRATEGIS Mempercepat penetapan peraturan tentang instrumen ekonomi Lingkungan Hid seluruh ketentuan turunannya
Penerapan instrumen insentif dan disinsentif dalam pengelolaan lingkungan hidup
Inisiasi penerapan instrumen ekonomi lingkungan dalam beberapa kegiatan berd besar, seperti kehutanan, pertanian, perkebunan, dan pertambangan Penerapan instrumen ekonomi dalam proses kerjasama perlindungan dan penge lingkungan hidup antar daerah
Penerapan dan pengembangan kabupaten konservasi rtahankan fungsi dan s lingkungan hidup am kondisi layak
Inisiasi penerapan konsep kabupaten konservasi melalui pengembangan model kabupaten konservasi. Peningkatan pengawasan restorasi lahan bekas tambang
Pemulihan lahan kritis melalui penghijauan dan penerapan teknologi pengolah t Pemulihan kawasan bekas tambang, lahan kritis, dan bekas yang ramah lingkungan kebakaran lahan dan hutan. Rehabilitasi bekas kebakaran lahan dan hutan Pengembangan teknologi untuk mempercepat pemulihan lahan-lahan terbuka Peningkatan kualitas pengelolaan Kawasan-Kawasan Konservasi dan Hutan Lindu Mempertahankan luas dan fungsi wilayah dengan jasa lingkungan sumberdaya genetik dan habitat spesies tinggi
Pengembangan manfaat sumberdaya genetik melalui pe nelitian dan penerapann Penyebarluasan informasi potensi dan manfaat sumberdaya genetik kepada mas
STRATE I UMUM SASARAN
ujudkan tata kelola erlanjutan fungsi gkungan hidup
STRATEGI
ARAHAN STRATEGIS
Pembangunan sistem dan infrastruktur pemantauan IKLH di seluruh provinsi da Mengembangkan sistem pemantauan IKLH Nasional yang Kabupaten/Kota terintegrasi antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota Pengembangan metode IKLH sebagai instrumen pengukuran kualitas Lingkungan yang terstandar dan terpercaya Peningkatan alokasi dan distribusi penganggaran pengelolaan Lingkungan Hidup bertahap di pemerintah pusat dan daerah. Perbaikan sistem penganggaran lingkungan hidup Peningkatan koordinasi, transparansi, dan efisiensi pengelolaan dana-dana lingk hidup non APBN berpotensi saling melemahkan Perbaikan peraturan dan sistem perijinan lingkungan hidup Pengendalian dan pengawasan penerapan aturan secara konsisten di seluruh jen dan tahapan Memantapkan koordinasi antar pemerintah daerah dalam Peningkatan koordinasi perencanaan dan pengelolaan Lingkungan Hidup secara perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota hidup Koordinasi penerapan instrumen ekonomi lingkungan antar daerah Penguatan kualitas SDM pengawas lapangan pe ncemaran lingkungan Mengembangkan perangkat pengawasan sumber dan bahan Pembaharuan data dan informasi produksi, distribusi, dan pemanfaatan bahanpencemar lingkungan hidup pencemar lingkungan Peningkatan pengawasan, pengendalian, dan penindakan kepatuhan penerapan pengamanan penanganan bahan pencemar lingkungan hidup Pembentukan dan pembinaan komunitas pencinta lingkungan Meningkatkan peran masyarakat dan swasta dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
Peningkatan dan pengembangan sistem ”penghargaan” atas peran serta masyar dalam perlindungan lingkungan Pengembangan pola perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berbasis k lokal Peningkatan penyebaran luasan informasi perlindungan dan pengelolaan lingku
STRATE I UMUM SASARAN
STRATEGI
Meningkatkan efisiensi pemanfaatan air da mengembangkan infrastruktur sistem penampung dan distribusi air
ngkatkan ketahanan dan kesiapan terhadap perubahan iklim
ARAHAN STRATEGIS Pembangunan, peningkatan, dan atau perbaikan infrastruktur penampung dan pengendali air skala besar di daerah rawan kelangkaan air dan daerah-daerah lu pangan. Peningkatan dan atau perbaikan infrastruktur distribusi air untuk keperluan indu rumah tangga, dan pertanian. Peningkatan upaya-upaya pemanenan dan pemanfaatan air hujan dalam skala r tangga Mewujudkan Ruang Terbuka Hijau wilayah perkotaan minimal 30%, terutama p wilayah perkotaan di Jawa dan Sumatera
Rancang ulang dan perbaikan infrastruktur yang berpengaruh terhadap berkura Pengendalian tata ruang kawasan perkotaa pengendalian atas kelancaran aliran air permukaan secara komprehensif Pengembangan sistem pengelolaan sampah dan limbah dalam skala komunal d rumah tangga Penerapan sistem transportasi masal yang hemat energi dan hemat lahan Pembatasan kawasan industri di perkotaan. Pengembangan sistem transportasi masal yang ramah lingkungan
Pengembangan transportasi masal ramah lingkungan antar daerah Penerapan bahan bakar nabati ramah lingkungan dalam moda transportasi umu
Penelitian dan pengembangan bahan bakar nabati sebagai substistusi bahan ba Mengembangkan sumber non fosil sebagai Penerapan insentif pemanfaatan bahan bakar non fosil energi baru dan terbarukan Pengembangan listrik tenaga matahari dan mikrohidro
STRATE I UMUM SASARAN
STRATEGI
Mengembangkan green cities untuk perkotaan dan kota tangguh untuk kota-kota yang rentan terhadap bencana
ARAHAN STRATEGIS Penyusunan Master Plan Kota Hijau yang memuat target pencapaian 8 atribut k (green planning & design, green open space, green waste, green transportation, energy, green water, green building, and green community) Peningkatan alokasi lahan peruntukan ruang terbuka hijau Revitalisasi setiap ruang terbuka yang ada untuk dijadikan ruang terbuka hijau p (greening) baik pada lahan swasta maupun pemerintah
atkan ketahanan dan terhadap perubahan iklim
Reklamasi dilakukan secara terbatas dengan mempertimbangkan secara ketat aspek lingkungan
Peningkatan kesadaran publik akan pentingnya green cities. Pembatasan reklamasi hanya untuk tujuan strategi yang berdampak besar bagi kepentingan nasional Pelarangan reklamasi pada daerah yang rentan secara ekologis dan atau pada e yang secara alami sangat penting dalam menyokong ekosistem lainnya Pengembangan teknologi infrastruktur ramah lingkungan
Pengembangan konsep pembangunan dengan konservasi (development conser Pembangunan Infrastruktur hijau sesuai kerentanan daera pada kabupaten/kota yang masih didominasi oleh jasa lingkungan tinggi. Penyusunan sistem rekayasa infrastruktur yang memperhatikan siklus harmonis alam Integrasi muatan tanggap bencana dalam kurikulum di sekolah-sekolah Meningkatkan pengetahuan bencana terhadap masyarakat Simulasi tanggap bencana di daerah-daerah rawan bencana secara berkala yang berada didaerah rawan bencana Penyusunan peta rawan bencana di seluruh jenjang pemerintahan Penyebarluasan informasi tanggap bencana kepada masyarakat
STRATE I UMUM SASARAN
STRATEGI
ARAHAN STRATEGIS Pembuatan tanggul penahan gelombang di daerah pesisi padat penduduk
Pembatasan penggunaan lahan pesisir sebagai untuk kawasan pemukiman, Perlindungan daerah pesisir dari abrasi dan intrusi air laut perkantoran, dan atau industri Penerapan konsep wisata ramah lingkungan dalam pembangunan infrastruktur kawasan pesisir Pembatasan penggunaan air tanah dalam untuk industri dan p erhotelan. Pengurangan eksploitasi air tanah
Pembatasan penggunaan air tanah dalam di wilayah perkotaan pesisir Pen emban an rinsi Reduce Reuse Rec cle beserta instrumendan teknolo dalam efisiensi pemanfaatan air.
atkan ketahanan dan terhadap perubahan Pengembangan sumber pangan lokal non beras sebagai pangan pokok iklim Meningkatkan diversifikasi pangan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional Pengembangan dan Peningkatan promosi penggunaan bahan pangan lokal non sebagai bahan substitusi produk makanan Pemutakhiran data dan informasi mangrove nasional Pengembangan teknik-teknik rehabilitasi mangrove Rehabilitasi ekosistem mangrove sebagai pelindung darata Pengembangan ekowisata untuk mendukung eksistensi kawasan mangrove dari abrasi Rehabilitasi ekosistem mangrove di daerah rawan abrasi Peningkatan seluruh hutan mangrove tersisa dan mangrove yang dipulihkan seb kawasan lindung
STRATEGI IMPLEMENT ASI EKOREGION JAWA
1) Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah ber fungsi lindung, khususnya wilayah yang berfungsi membe Jasa Pengatur dan Penyimpan Air, terutama wilayah pe gunungan dan dataran tinggi vulkanik serta karst. 2) Mempertahankan dan meningkatkan luas hutan r kyat melalui penanaman jenis-jenis pohon ekonomis sekaligus mampu menjaga fungsi lingkungan hidup di ilayahnya. 3) Membatasi pengembangan perumahan dan infrastr ktur, terutama pada wilayah-wilayah lumbung panga pesisir. 4) Meningkatkan dan memulihkan kualitas air permukaa . 5) Pengembangan infrastruktur hijau. 6) Menjaga dan memulihkan Daerah Aliran Sungai (DA S), khususnya DAS yang aliran sungainya menjadi sumb minum dan melintasi wilayah perkotaan. 7) Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 d n limbah B3. 8) Memulihkan wilayah-wilayah pesisir rusak, terutama i utara Pulau Jawa. 9) Mengelola dampak kegiatan di laut dengan menaati aku mutu lingkungan yang telah ditetapkan terutama di Sunda, Laut Jawa dan Selat Bali serta memulihkan kual itas teluk terutama teluk Jakarta.
STRATEGI IMPLEMENTASI EKOREGION SUMATERA
1) Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah ber fungsi lindung, khususnya wilayah yang berfungsi membe jasa pengatur air terutama di sepanjang pegunungan ulkanik Bukit Barisan dan wilayah penyimpan air teruta danau dan dataran organik gambut di sebelah timur. 2) Membatasi dan mengelola dampak dari pengembang an perkotaan, budidaya dan infrastruktur, terutama ter wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti gambut da danau serta koridor satwa liar. 3) Memulihkan dan mempertahankan kawasan habit t dan koridor satwa liar serta wilayah disekitar ka . 4) Meningkatkan dan memulihkan kualitas air permukaa . 5) Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya menjadi sumber air minum dan mel wilayah perkotaan. 6) Memulihkan dan melaksanakan pencadangan pemanf atan pada wilayah ekosistem gambut. 7) Mencegah kebakaran lahan dan hutan serta memulihk n areal bekas kebakaran. 8) Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 d n limbah B3 dan membatasi penggunaannya. 9) Memulihkan ekosistem mangrove terutama di pesisir t imur Pulau Sumatera. 10)Mencegah pembuangan limbah di laut serta mengelol dampaknya terutama di Selat Malaka sekitar Kepulauan
STRATEGI IMPLEMENTASI EKOREGION KALIMANTAN 1) Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah be fungsi lindung pada wilayah yang berfungsi memberika pengatur air terutama daerah pegunungan bagian ut ara dan karst di bagian timur pulau Kalimantan serta wi penyimpan air di pulau Kalimantan bagian selatan dan barat. 2) Membatasi dan mengelola dampak dari pengembang an perkotaan, budidaya dan infrastruktur, terutama ter wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti gambut, da nau dan kawasan hutan di pegunungan Muller. 3) Memulihkan dan mempertahankan kawasan habit t dan koridor satwa liar serta wilayah disekitar ka konservasi. 4) Meningkatkan dan memulihkan kualitas air permukaa . 5) Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya menjadi sumber air minum dan mel wilayah perkotaan. 6) Memulihkan dan melaksanakan pencadangan pemanf atan pada wilayah ekosistem gambut. 7) Pemulihan areal bekas tambang. 8) Mencegah kebakaran lahan dan hutan serta memulihk n areal bekas kebakaran. 9) Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 d n limbah B3. 10)Mencegah pembuangan limbah di laut serta mengelol dampaknya terutama di Selat Makassar bagian selatan.
STRATEGI IMPLEMENTA I EKOREGION SULAWESI 1) Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah ber fungsi lindung, khususnya wilayah yang berfungsi membe jasa pengatur air terutama daerah pegunungan di p ulau Sulawesi bagian tengah dan penyimpan air teruta daerah karst dan danau. 2) Mempertahankan dan meningkatkan kondisi terumbu karang terutama pada wilayah kawasan konservasi laut. 3) Membatasi dan mengelola dampak dari pengembang an perkotaan, budidaya dan infrastruktur, terutama ter wilayah-wilayah ekosistem sensitif seperti karst, kawa san pesisir dan danau. 4) Memulihkan, mempertahankan kawasan dengan ke nekaragaman hayati tinggi serta wilayah disekitar ka konservasi. 5) Meningkatkan dan memulihkan kualitas air permukaa . 6) Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya menjadi sumber air minum dan mel wilayah perkotaan. 7) Memulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 d n limbah B3. 8) Mencegah pembuangan limbah di laut dan mengelola ampaknya serta memulihkan kualitas teluk. 9) Memulihkan ekosistem mangrove terutama di selatan ulau Sulawesi dan pulau-pulau kecil Sulawesi. 10)Melindungi kelestarian flora dan fauna endemik.
STRATEGI IMPLEMENTASI EKOREGION BALI NUSRA
1) Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah ber fungsi lindung, khususnya wilayah yang berfungsi membe jasa pengatur dan penyimpan air. 2) Mengelola dampak dan mengendalikan perkembanga perkotaan dan infrastruktur, terutama pada wilayah-wi ekosistem sensitif seperti karst, kawasan pesisir/man rove dan pulau-pulau kecil. 3) Membatasi pengembangan perumahan dan infrastrukt ur pada wilayah-wilayah lumbung pangan dan pesisir. 4 Menin katkan en elolaan limbah ada kawasan ari isata. 5) Meningkatkan kuantitas air permukaan dengan melin ungi mata air serta merehabilitasi daerah resapan air. 6) Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya menjadi sumber air minum dan mel wilayah perkotaan. 7) Melindungi dan memulihkan wilayah-wilayah pesisir. 8) Mencegah pembuangan limbah di laut dan mengelola dampaknya terutama di Selat Bali, dan selat-selat antar kecil dan memulihkan kualitas teluk terutama teluk Be noa dan teluk besar di pulau-pulau Nusa Tenggara.
STRATEGI IMPLEMENTASI EKOREGION MALUKU
1) Mempertahankan dan meningkatkan luas wilayah ber fungsi lindung, khususnya wilayah yang berfungsi membe jasa pengatur dan penyimpan air. 2) Mempertahankan dan meningkatkan kondisi terumbu karang terutama pada wilayah kawasan konservasi laut. 3) Mengelola dampak dan mengendalikan perkembanga perkotaan dan infrastruktur, terutama pada wilayah-wi ekosistem sensitif seperti kawasan pesisir/mangrove an pulau-pulau kecil. 4) Meningkatkan infrastruktur penampung air terutama ada pulau-pulau kecil. 5) Menjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang a iran sungainya menjadi sumber air minum. 6) Mencegah dan mengawasi pemanfaatan sumberdaya l ut yang melebihi kemampuan pemulihannya.
STRATEGI IMPLEMENT SI EKOREGION PAPUA
empertahankan dan meningkatkan luas wilayah berfung i lindung, khususnya wilayah yang berfungsi memberika engatur air terutama daerah pegunungan di pulau Papu a bagian tengah dan penyimpan air terutama di pulau agian selatan dan barat. engelola dampak dari dorongan pengembangan perkota n, budidaya dan infrastruktur, terutama pada wilayah-wi kosistem sensitif seperti hutan primer pegunungan, gamb t, dan ekosistem rawa. emulihkan dan mempertahankan kawasan dengan kean ekaragaman hayati tinggi, kawasan habitat dan koridor . enjaga dan memulihkan DAS, khususnya DAS yang aliran sungainya menjadi sumber air minum dan pembu mbah pertambangan. emulihan ekosistem rusak dan melaksanakan pencadanga n pemanfaatannya, terutama pada wilayah hutan pegunu emulihkan daerah-daerah yang terkontaminasi B3 dan li bah B3 dari pertambangan. empertahankan dan meningkatkan kondisi terumbu kara ng terutama pada wilayah kawasan konservasi laut. elindungi vegetasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. dungi kelestarian flora dan fauna endemik.
ZO ASI na Perlindungan : ria :
Zona Pencadangan : Kriteria :
an dengan indeks regulator air Sangat Tinggi; an gambut dengan kedalaman 6 mr; an mangrove disekitar perkotaan dan/atau pemukiman dan/atau pulau kecil; an Karst kelas I; an konservasi; n ung; an h rawan longsor
Kawasan dengan indeks regulator air Tinggi ; Lahan kritis sampai sangat kritis di luar kawasan hutan; Kawasan gambut 2m Kawasan mangrove disekitar delta-delta sungai; Kawasan Karst kelas 2; dan Lahan terkontaminasi
na Pemanfaatan Terbatas ria :
D. Zona Budidaya
an dengan indeks regulator air Sedang; an dengan indeks penyimpan air Tinggi – Sangat Tinggi; potensial kritis; an gambut dengan kedalaman 1-2 meter; an mangrove diluar Zona Perlindungan dan Zona Pencadangan; an Karst kelas 3; dan sawah dengan irigasi teknis.
IMPLEMENTASI, MONITORING, DAN EVALUASI
ncana perlindungan dan pengelolaa lingkungan hidup nasional memuat ahan kebijakan pengembangan kewilayahan yang wajib dijadikan rujukan lam proses penyusunan kebijakan p mbangunan nasional, ngembangan daerah, dan kegiatan usaha yang berpotensi menimbulkan mpak lingkungan. merintah wajib melakukan koordinasi pengintegrasian Rencana rlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup nasional ke dalam rencanaan pemerintahan di tingkat k menterian/lembaga maupun di gkat pemerintahan daerah. bijakan RPPLH Nasional wajib dijadikan acuan dalam penyusunan bijakan RPPLH Provinsi sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah sing-masing. merintah wajib menginformasikan d kumen rencana perlindungan dan ngelolaan lingkungan hidup nasional kepada setiap lembaga pemerintah, asta, dan masyarakat