Tahap Penalaran Prakonvensional
(4 – 10 Tahun)
Tahap Penalaran Konvensional
(10 – 13 Tahun)
Tahap Penalaran Pascakonvensional
(Awal masa remaja)
Letak pola emosi remaja
Rangsangan yang membangkitkan emosi dan pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka
Ungkapan emosi remaja
Menggerutu
Tidak mau berbicara
Dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah
Iri hati
Mengeluh
Menyesali diri sendiri
Suka bekerja sambilan agar dapat memperoleh uang untuk membeli barang yang diinginkan
Kurangnya perhatian dan pendidikan agama oleh keluarga
Gagal dalam studi/
pendidikan
Peranan media massa
Pengaruh lingkungan yang tidak baik
Perkembangan teknologi modern
Tekanan psikologi yang dialami remaja
Faktor – faktor yang mempengaruhi
Menurut Kohlberg
ada 3 tahap perkembangan moral
Aku Tanpa Emosi
Analisis Kasus
Ketika ia mengunjungi rumah sakit, ia mengatakan bahwa ia merasa bahwa otaknya lelah dan diperketat. Ketika ia merasakan ini , ia tidak dapat bertindak secara alami. Dia memiliki pemikiran kompulsif dalam berbagai situasi. Dia terobsesi dengan pernapasan, makan, berjalan secara alami, dan berbicara lancar. Dia mendorong dirinya untuk bertindak secara alami, tetapi hal itu tidak bekerja. Dia melakukan apa yang ingin ia katakan lebih dan lebih dari berpura-pura menjadi alami .
kelompok-kelompok sosial pada remaja:
1. Kelompok Chums
2. Kelompok Cliques
3. Kelompok Crowds
4. Kelompok yang diorganisir
5. Kelompok Gangs
Secara bertahap, dimulai dengan menemukan identitas atau jati dirinya
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi.
Tindakan untuk menemukan identitas diri ini karena remja ingin diakui keberadaannya dalam lingkungannya, sehingga remaja melakukan berbagai cara untuk menunjukan eksistensinya.
Perkembangan kepribadian Remaja
Usaha-usaha agar kepribadian remaja menjadi matang antara lain:
1. Menentukan cita-cita yang realistik yang mungkin tercapai.
2. Belajar menilai kelebihan dan kekurangan diri.
3. Harus mempunyai konsep diri yang stabil.
4. Harus bisa menghargai hal-hal yang telah dicapai dan memperbaiki kekurangan.
Perkembangan kepribadian Remaja
kegagalan dalam mencapai kepribadian yang ideal.
Hal ini disebabkan karena:
1. Pola kepribadian yang sudah dibentuk sejak anak-anak yang sudah mulai stabil dan cenderung menetap.
2. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi konsep diri (inti dari pola kepribadian) sering tidak terkendali.
Pengaruh konsep diri remaja dari :
Usia Kematangan
Penampilan Diri
Nama dan Julukan
Kepatutan Seks
Hubungan Keluarga
teman Sebaya
Kreativitas
Cita-cita
Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri.Tindakan antisipasi remaja akhir adalah:
Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya
Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan
Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya
Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
Proses Sosialisasi
Ada tiga proses sosialisasi yaitu:
Belajar berprilaku yang dapat diterima secara sosial
Memainkan peran yang dapat diterima
Perkembangan sikap social
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi perkembangan sosial
KELUARGA
KEMATANGAN ANAK
STATUS SOSIAL EKONOMI
PENDIDIKAN
KAPASITAS MENTAL, EMOSI, DAN INTELEGENSI
Perkembangan Sosial
4. Secara bertahap melepaskan ketergantungannya pada orang tua
5. Untuk mendapatkan rasa aman biasanya dengan cara membuat kelompok dengan teman sebaya,
6. Mulai tertarik untuk bergaul dengan lawan jenis secara individual.
7. Penyesuaian terhadap norma pergaulan dalam lingkungan
KEMATANGAN
EMOSI
Tidak meledakkan emosinya dihadapan orang lain, tetapi menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengngkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih diterima.
Remaja mampu menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional
Memberikan emosi yang stabil, tidak berubah dari satu emosi/suasana hati ke suasana hati yang lain.
Perkembangan Emosi
b. Lari dalam kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi obat penenang, minuman keras atau obat terlarang.
Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka mengganggu dan lain-lain.
Di lingkungan kurang kondusif
Di lingkungan kondusif
Adukasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek (menghormati,menghargai), ramah, dll.
Mengendalikan emosi : tidak mudah tesinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tdk meledak-ledak, menghadapi frustasi secara sehat dan bijaksana.
Perkembangan Emosi
Perkembangan Sosial pada Masa Remaja
Remaja telah mengalami
perkembangan kemampuan untuk
Memahami orang lain (social cognition)
Menjalin persahabatan
Memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya (hobi, minat, sikap, nilai-nilai dan kepribadiannya.
Personality Disorder
Paranoid Personality Disorder
Schizoid Personality Disorder
Schizotypal Personality Disorder
Histrionik
Narcissistic
Antisosial
Borderline
Avoidance
DependentObsesive-Compulsive
Passive-Agressive dan Self-Defeating
Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri.Tindakan antisipasi remaja akhir adalah:
Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya
Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan
Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya
Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
Perkembangan Kesadaran Beragama Masa Remaja
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya
Analisa Kasus
Selain pengobatan medis juga harus ditambah psikoterapi
seperti:
terapi regulasi emosi,
anger management untuk membantu Sheyna dalam mengatasi mania dan depresi yang muncul di dirinya
Sheyna dan Dunianya
Aku Tanpa Emosi
Gambaran kasus
Nama : CD
Usia : 15 tahun
Usia 6 tahu menderita gangguan TIC
Usia 14 tahun mulai merasakan gejala.
Ibunya memiliki sejarah yang sama dengan gejala yang memerlukan pemeriksaan medis.
CD mengeluh mengalami kesulitan mengingat suatu kesan yang sesuai di situasi umum.
CD kehilangan emosinya.
Penyakit : Psychasthenia
Aku Tanpa Emosi
Analisis Kasus
Psychasthenia adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan fobia, obsesi, kompulsi, atau kecemasan berlebihan.
Psychasthenia : gangguan neurotik
Psychasthenia mirip dengan gangguan obsesif-kompulsif namun bukan konsep asli dari pengurangan tonus psikologis.
Aku Tanpa Emosi
Analisis Kasus
Kondisi CD lebih mirip dengan obsesif kompulsif, meskipun ia memiliki karakteristik selain neurosis umum. Objek berpikir kompulsif bervariasi, dan tidak ada dicatat perilaku atau tindakan mental untuk menetralisir nya pemikiran kompulsif. Mereka mengatakan bahwa itu sulit untuk mempertahankan fungsi psikologisnya. mereka harus mengambil perhatian kompulsif mereka.
Perbedaan yang paling karakteristik dengan skizofrenia adalah bahwa mereka memiliki rasa kenyataan, setidaknya secara lahiriah..
Aku Tanpa Emosi
Analisis Kasus
Seorang pasien dengan psychasthenia lebih suka untuk menarik diri dari teman-temannya dan tidak terkena situasi di mana kompleks abnormal kuat yang mampu merampas pikiran, memori, dan ketenangan.
Pasien dengan psychasthenia kurang percaya diri dan rentan terhadap pikiran obsesif, tidak berdasar ketakutan, pengawasan diri, dan kebingungan.
Analisa Kasus
Cara terbaik untuk memberikan treatment kepada Sheyna adalah dengan memberikan pengobatan medis yang tepat
Misalnya, mengkombinasikan pemberian obat antipsychotic (seperti: Seroquel) dan mood-stabilizer (seperti: Lithium),
Sheyna dan Dunianya
Analisa Kasus
Sementara itu, secara psikologis, seseorang yang mengalami banyak tekanan dari dalam maupun luar dirinya akan dapat mengalami disstres berkepanjangan. Apabila tidak ditambah dengan strategi pemecahan masalah (coping) yang memadai, maka ia pun dapat menderita BD.
Pola asuh orangtua yang neglectful dan abusive juga mempengaruhi perkembangan anak, di mana anak berkemungkinan untuk mengalami depresi yang disebabkan oleh stress.
Sheyna dan Dunianya
Analisa Kasus
Penelitian ini adalah salah satu beberapa penelitian yang berfokus pada deteksi dini BD kalangan remaja dalam pengaturan klinis.
remaja pada risiko mengembangkan BD awalnya sering hadir dengan depresi atau psychopathologi non-spesifik lainnya.
Secara fisiologis, salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap BD adalah karena terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak seperti hormon norepinephrin, dopamine, dan serotonine. Ada pula Central Nervous System (CNS) dam hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA)
Sheyna dan Dunianya
Kasus 1
Kasus 2
Sheyna dan Dunianya
Aku Tanpa Emosi
Sheyna dan Dunianya
Gambaran kasus
Nama : Sheyna
Usia : 13 tahun
Penderita Bipolar Disorder
Beberapa kali mencoba bunuh diri karena depresi
Riwayat sakit mental dikeluarga dari nenek (pihak ibu) dan bibi (pihak ayah)
Kondisi keluarga :
Orang tua overprotective dengan 2 kakak laki-laki yang pembangkang. Kondisi keluarga tidak kondusif karena sering terjadi pertengkaran.
Sheyna dan Dunianya
Gambaran kasus
Sheyna insomnia sejak usia 10 tahun.
Senang menyendiri di kamar.
Kamar Sheyna rapi dan dindingnya dipenuh papernote tentang ide-idenya mengenai dorongan seksual dan spritualitas.
Sheyna tertarik dengan politik dan memiliki pemikiran tersendiri tentang politik
Ia percaya bahwa dirinya merupakan reinkarnasi dari seorang politikus Romawi di masa lalu.
Sheyna dan Dunianya
Analisa Kasus
Bipolar Disorder yang diderita Sheyna merupakan masalah yang perlu penanganan hingga seumur hidup.
Menurut Meilissa Meiguez dkk dalam jurnalnya Screening for bipolar disorder in adolescents with the Mood Disorder Questionnaire–Adolescent version (MDQ-A) and the Child Bipolar Questionnaire (CBQ) menyatakan bahwa Kemungkinan terjadinya gangguan bipolar (BD) pada usia muda sekarang telah diakui, dengan onset antara usia 15 dan 19 seperti yang telah ditunjukkan dalam ulasan pada awal prodrome dan pengakuan dari BD. 5,6 antara 15% dan 28% dan 50% dan 66% dari orang dewasa dengan BD dilaporkan usia onset sebelum 13 dan 19 tahun
Aku Tanpa Emosi
Analisis Kasus
CD disajikan dengan suasana hati yang depresif (CDI 27) dan pikiran obsesif (Y - BOCS 27). Di Laboratorium skrining hitung darah lengkap ( CBC ) hasil yang ditemukan tidak signifikan. Gejala psikotik mereda (CDI 14) dalam waktu 20 hari setelah ia memulai kembali terapi obat antidepresan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien dengan psychasthenia mengeluh mengenai penurunan yang terjadi karena pengurangan ketegangan psikologis atau upaya untuk memulihkan pengurangan ketegangan
POLA EMOSI PADA REMAJA
Adolescent
Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua;
Mengembangkan perilaku tanggung jawab social yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa;
Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;
Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas Perkembangan
Masa Remaja
Perubahan Fisik Selama Masa remaja
Perubahan Eksternal
Perubahan Internal
Perubahan Eksternal
Perubahan Internal
Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 atau 18, beratnya 12 kali lipat berat waktu lahir, panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru anak permpuan hampir
matang pada usia 17 thun;
Perubahan Internal
Sistem Endrokin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin pada masa awal masa puber.Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.
Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18. Jaringan selain tulang terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.
Tugas Perkembangan
Masa Remaja
Mampu menerima keadaan fisiknya;
Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;
Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis;
Mencapai kemandirian emosional;
Mencapai kemandirian ekonomi;
Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;
Ciri Perkembangan Remaja
Menurut Hurlock, masa remaja :
sebagai Periode yang Penting
sebagai Periode Peralihan
sebagai periode perubahan
sebagai usia bermasalah
sebagai masa mencari identitas
sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
sebagai masa yang tidak realistik
sebagai ambang masa dewasa
Pertumbuhan
Perubahan yang bisa diukur, dilihat atau diraba
Biasanya menyangkut fisik (bentuk dan ukuran)
Misalnya : pertumbuhan tinggi badan, mulai tumbuh kumis,
Rangkaian perubahan fisik dan mental
Bersifat perasaan, minat, dan perhatian termasuk perkembangan nilai-nilai
Misalnya : perhatian terhadap lawan jenis, rasa benci, cinta, cemburu
Perkembangan
Kelompok 3
Desy Wulandary
Gusti Gina M. M.
Rizky Amelia
Nadia Septiana P.
MATERI
KASUS
REMAJA
Masa perkembangan setelah masa anak-anak dan menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, dan kesadaran beragama.
Batasan Usia Remaja
Remaja Awal (12-15 Tahun)
Remaja Akhir
(18-21 Tahun)
Remaja Pertengahan
(15-18 Tahun)
KEADAAN EMOSI PADA REMAJA
Ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar
Meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru
Mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku & harapan sosial yang baru
Mimpi Basah
Proses:
Testis memproduksi sperma tiap hari
Sperma ditampung
Saat penuh terjadi ejakulasi
Sengaja (masturbasi)
Tidak sadar (mimpi basah)
teori Piaget menyimpulkan bahwa remaja merupakan suatu periode dimana seseorang mulai berfikir secara abstrak dan logis
Berbagai penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang konsisten antara kemampuan kognitif anak-anak dan remaja. Dibandingkan anak-anak, remaja memiliki kemampuan lebih baik dalam berfikir hipotetis dan logis.
Perkembangan kognitif
Dampak dari perkembangan moral yang dialami oleh remaja sebagai berikut :
Mempunyai standar moral yang diakui dan diyakini dirinya dan kelompoknya
Merasa bersalah bila menyadari perilakunya tidak sesuai dengan standar moral yang diyakininya
Merasa malu bila sadar terhadap penilaian buruk kelompoknya
Bentuk-bentuk Emosi pada Masa Perkembangan Remaja menurut Ali, M & Ansori, M2004
a) Cinta kasih sayang
b) Gembira dan bahagia
c) Kemarahan dan Permusuhan
d) Frustasi dan Dukacita
Perkembangan Emosi pada Masa Remaja
Perubahan jasmani
Perubahan pola interaksi dengan orang tua
Perubahan interaksi dengan teman sebaya
Perubahan pandangan luar
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja
Menstruasi
Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum
Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai kode prilaku
Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri.
Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:
Perkembangan Moral Remaja
Mitchell telah meringkaskan lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja yaitu:
Pandangan moral individu semakin lama semakin abstrak dan kurang konkret
Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah.
Penilaian moral menjadi semakin kognitif dan berani mengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya.
Penilaian moral menjadi kurang egosentris.
Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal
Perubahan pemrosesan informasi pada remaja
Terdapat dua kategori perubahan pada kognisi remaja, yaitu:
Perubahan struktural
Perubahan fungsional
Perkembangan bahasa
Pada usia 16-18 tahun, orang-orang pada umumnya menguasai sekitar 80,000 kata (Owens, 1996). Dengan munculnya pemikiran formal, remaja dapat mendefinisikan beberapa kata abstrak seperti cinta, keadilan, dan kebijaksanaan
Idealisme dan mudah mengkritik
Sifat argumentatif
Sulit untuk memutuskan sesuatu
Kemunafikan yang tampak nyata,
Kesadaran diri
Keistimewaan dan kekuatan
6 Karakteristik Ketidakmatangan berpikir
1. Tahap awal operasional formal
Pemikiran Abstrak
Logika
Metakognisi
Penalaran hipotesis
2. Tahap akhir Operasional Formal
Pemikiran Abstrak
Logika
Metakognisi
Penalaran Hipotesis
Perkembangan kognitif
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
03/04/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
03/04/2014
#
31
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
03/04/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
03/04/2014
#
37
20
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
03/04/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
03/04/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
03/04/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
03/04/2014
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
03/04/2014
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
03/04/2014
#
03/04/2014
#
Click to edit Master title style
03/04/2014
#
Tahap Penalaran Prakonvensional
(4 – 10 Tahun)
Tahap Penalaran Konvensional
(10 – 13 Tahun)
Tahap Penalaran Pascakonvensional
(Awal masa remaja)
Faktor – faktor yang mempengaruhi
Kurangnya perhatian dan pendidikan agama oleh keluarga
Gagal dalam studi/
pendidikan
Peranan media massa
Pengaruh lingkungan yang tidak baik
Perkembangan teknologi modern
Tekanan psikologi yang dialami remaja
Menurut Kohlberg
ada 3 tahap perkembangan moral
03/04/2014
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Rangsangan yang membangkitkan emosi dan pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka
Letak pola emosi remaja
Menggerutu
Tidak mau berbicara
Dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah
Iri hati
Mengeluh
Menyesali diri sendiri
Suka bekerja sambilan agar dapat memperoleh uang untuk membeli barang yang diinginkan
Ungkapan emosi remaja