MAKALAH Perkembangan Motorik Anak SMP dan Faktor Pendukungnya
Disusun Oleh : M. Danang Kurniawan M. Hafid Qolbi M. Akbar K M. Dahlan Mochamad Irvan Dwi Ariyanto Nadia Aziz R.P.P. Nurul Hidayati
PRODI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2016
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DAN FAKTOR PENDUKUNGNYA“. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Perkembangan Motorik. Dalam pelaksanaan penyusunan Makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Semoga arahan, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah bagi keluarga, bapak, dan rekan-rekan, sehingga memperoleh balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah atau tulisan penulis berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk perkembangan pendidikan di masa yang akan datang.
Jakarta, Juni 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................................... 1 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1 Tujuan ................................................................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2
Pengertian ........................................................................................................................... 2 Perkembangan Motorik Anak SMP ................................................ ................................... 2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik ............................................ 4 Hambatan dan Solusi Perkembangan Motorik ................................................................... 7 Upaya Pengembangan Perkembangan Motorik ................................................................. 8 Implikasi Perkembangan Motorik Dalam Pembelajaran ................................................... 9 BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 12
Kesimpulan ........................................................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Seorang manusia tidak diciptakan langsung menjadi dewasa, ia mengalami berbagai proses pertumbuhan dan perkembangan yang dialaminya, sejak masa konsepsi hingga masa kelahiran yang dilanjutkan dengan masa bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa. Proses pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan beroperasi secara kontinu (Sunarto, 1999 dalam Djamarah (2008: 118)). Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya. Perkembangan merupakan serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan, melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar. Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan motorik anak SMP? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik ? 3. Apa hambatan dan bagaimana solusinya jika perkembangan motorik anak terganggu ? 4. Apa upaya pengembangan perkembangan motorik ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa pengertian perkembangan motorik. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik. 3. Mengetahui solusi jika mendapati anak yang perkembangan motoriknya terganggu. 4. Mengetahui upaya pengembangan motorik.
1
BAB II PEMBAHASAN A.
Pengertian
Motorik berasal dari kata “motor” yang merupakan suatu dasar biologis atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak (gallahue). Dengan kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses gerak motorik. Sejalan dengan hal itu, menurut Zulkifli (2009: 31), yang dimaksud motorik yaitu segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam perkembangan motorik, yang menentukan adalah otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing perannya secara interaksi positif, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaanya. Menurut Hurlock (1996: 150) dalam Suyadi (2010: 67), perkembangan motorik merupakan perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Gerak tersebut berasal dari perkembangan refleks dan kegiatan yang telah ada sejak lahir. Dengan demikian sebelum perkembangan gerak motorik ini mulai berproses, maka akan tetap tak berdaya. Perkembangan
motorik
dapat
didefinisikan
sebagai
perubahan
kompetensi
atau
kemampuan gerak dari mulai masa bayi (infancy) sampai dewasa (adulthood) serta melibatkan berbagai aspek perilaku yang ada pada manusia ini mempengaruhi perkembangan motorik dan perkembangan motorik itu sendiri mempengaruhi kemampuan dan perilaku manusia (Keogh dalam Payme; 1996). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik adalah suatu perubahan kemampuan gerak dari bayi hingga dewasa yang memperlihatkan interaksi positif dari otak, saraf, dan otot.
B.
Perkembangan Motorik Anak SMP
Ketika anak memasuki usia SMP, sebenarnya ia telah memiliki kemampuan motorik dasar, baik motorik kasar maupun motorik halus sebagai modal utama dalam mengikuti berbagai aktivitas di sekolah. Pada usia ini kekuatan otot anak akan berlipat ganda seiring dengan semakin banyaknya jumlah sel otot baru yang terbentuk. Pada anak laki-laki, sel-
2
sel otot baru yang dibentuk jumlahnya lebih banyak daripada anak perempuan, sehingga tidak heran kalau anak laki-laki biasanya lebih kuat dibandingkan dengan anak perempuan. Perkembangan kekuatan otot tersebut kemudian diimbangi dengan perkembangan dalam mengoordinasi gerakan antara otot yang satu dengan otot yang lain. Oleh karena itu, keterampilan motorik halus yang telah dimilikinya akan terus meningkat dan lebih spesifik. Pada masa ini aktivitas fisik sederhana yang meliputi lari jarak pendek, melompat, dan melempar benda-benda sesukanya, sudah tidak menarik lagi. Sebaliknya, mereka membutuhkan jenis aktivitas yang kompleks dan menantang. Dengan semakin berkembangnya sistem saraf, sehingga penyampaian rangsangan dari simpul-simpul sarafnya berlangsung lebih cepat, maka anak semakin terampil dalam mengoordinasi otot-otot tangan dan kakinya. Namun, pada anak laki-laki kekuatan ototototnya jauh lebih berkembang dibandingkan keterampilan mengoordinasi gerakan seluruh anggota tubuhnya. Berbeda halnya dengan anak perempuan, di mana keterampilan dan keselarasan dalam gerak tubuh, terutama jari-jari tangannya, mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan kekuatan otot. Dengan koordinasi gerak tangan yang kian terampil, kemampuan menulis mereka cukup baik. Ukuran dan bentuk huruf-huruf yang dibuatnya semakin mendekati tulisan orang dewasa. Berkat perkembangan motorik halus anak yang semakin baik, maka pada usia 10-12 tahun ia dapat menulis sederet kata-kata dengan rapi, tidak naik turun sebagaimana pada masa-masa sebelumnya. Keterampilan menggambarnya juga semakin meningkat, sehingga bentuk hasil gambarnya pun semakin jelas. Untuk memwarnai gambarnya, anak-anak usia 10-14 tahun ini tidak lagi menggunakan krayon, tetapi ia lebih mengggunakan pensil warna. Sementara itu, perkembangan motorik kasarnya pun terus berlanjut. Pada usia 10 tahun anak sudah mampu berlari sejauh 6,2 meter dalam waktu 5,5 detik, berlari dengan kecepatan 4,5 m/detik, melompat sejauh 1,3 meter, melempar bola sejauh 9 meter, dan menangkap bola yang dilempar ke arahnya dari jarak tertentu. Pada usia 11 tahun, lompatannya sudah mencapai 1,5 meter dan pada usia 12 tahun kecepatan larinya mencapai 6,2 meter dalam waktu 4 detik, dua kali lebih cepat dibandingkan ketika ia masih berusia 6 tahun.
3
Kekuatan otot, ukuran otot, koordinasi gerakan otot, serta ketepatan waktu dimulainya proses perkembangan, merupakan faktor-faktor yang menentukan seberapa tinggi tingkat perkembangan motorik anak. Anak yang memasuki usia ini pada usia yang tepat, biasanya akan memiliki kaki yang panjang serta otot-otot tubuh yang kuat. Semua itu akan memungkinkan anak untuk meningkatkan berbagai kemampuan dirinya, hingga akhir usia 12 tahun.
C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik
Menurut Gleitman (1987) dalam Muhibbin Syah (2003: 13) bahwa anak yang baru lahir sudah mempunyai bekal sebagai dasar perkembangan kehidupannya selama di dunia, yaitu: 1. Bekal kapasitas motor (jasmani). 2. Bekal kapasitas panca indera (sensori). Selanjutnya, dalam bukunya “ Psikologi Belajar” selain dua macam bekal bawaan tersebut, Muhibbin Syah (2003: 18-21) juga menjelaskan bahwa faktor-faktor lain yang mendorong keterampilan motorik anak ada empat, yang memungkinkan campur tangan dan orang tua dan guru dalam mengarahkannya, yaitu; 1. Pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf. 2. Pertumbuhan otot-otot. 3. Perkembangan dan pertumbuhan fungsi kelenjar endokrin. 4. Perubahan struktur jasmani.
Berikut penjelasan dari masing-masing faktor yang mendorong keterampilan motorik anak: 1.
Pertumbuhan dan perkambangan sistem saraf (nervous system) Pertumbuhan
dan
saraf
dan
perkembangan
kemampuannya
membuati
nteligensi (kecerdasan) anak meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru. Semakin baik perkembangan kemampuan sistem saraf seorang anak akan semakin baik dan beraneka ragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya. Namun uniknya, berbeda dengan organ tubuh lainnya, organ sistem saraf apabila
4
rusak tak dapat diganti atau tumbuh lagi. Seorang anak yang luka berat pada bagian kakinya hingga sebagian dagingnya terlepas dapat disembuhkan dan bagian yang hilang itu tumbuh lagi karena obat dan gizi. Namun, kalau anak itu terluka pada bagian kepalanya hingga salah satu struktur subsistem saraf rusak atau terputus misalnya, maka anak tersebut akan mengalami gangguan ingatan, gangguan bicara, gangguan pendengaran menggangguan pengecapan rasa, atau gangguan-gangguan lainnya bergantung pada subsistem saraf mana yang rusak. Gangguan ini hampir dapat dipastikan bersifat permanen, jaringan serabut saraf yang rusak atau hilang tadi terlalu sulit – kalau bukan mustahil – dapat tumbuh lagi meskipun lukanya sendiri sudah sembuh. 2.
Pertumbuhan otot-otot Otot adalah jaringan sel-sel yang dapat berubah memanjang dan juga sekaligus merupakan unit atau kesatuan sel yang memiliki daya mengkerut (contractile unit). Di antara fungsi-fungsi pokoknya adalah sebagai pengikat organ-organ lainnya dan sebagai jaringan pembuluh yang mendistribusikan sari makanan (Reber, 1988). Peningkatan tonus (tegangan otot) anak dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini nampak sangat jelas pada anak yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatan anak tersebut dalam permainan yang bermacam -macam atau dalam membuat kerajinan tangan yang semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya dari masa ke masa. Perlu dicatat bahwa dalam pengembangan keterampilan terutama dalam berkarya nyata seperti membuat mainan sendiri, melukis, dan seterusnya, peningkatan, dan perluasan (intensifikasi dan ekstensifikasi) pendayagunaan otot-otot anak tadi bergantung pada kualitas pusat sistem saraf dalam otaknya.
3.
Perkembangan dan perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endokrin (endocrine glands) Kelenjar endokrin secara umum merupakan kelenjar dalam tubuh yang memproduksi hormon yang disalurkan ke seluruh bagian dalam tubuh melalui aliran darah. Berubahnya fungsi kelenjar-kelenjar endokrin seperti adrenal (kelenjar endokrin yang meliputi bagaian atas ginjal dan memproduksi bermacam-macam hormon, termasuk hormon seks), dan kelenjar pituitary (kelenjar di bagian bawah otak yang memproduksi dan mengatur berbagai hormon termasuk hormon
5
pengembang indung telur dan sperma), juga menimbulkan pola-pola baru tingkah laku anak ketika menginjak usia SMP. 4.
Perubahan struktur jasmani Semakin meningkat usia anak akan semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi tubuh pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan kecakapan keterampilan motorik anak. Kecepatan berlarim kecepatan bergerak, kecermatan menyalin pelajaran, keindahan melukism dan sebagainya akan terus meningkat seiring dengan proses penyempurnaan struktur jasmani siswa. Namun, kemungkinan perbedaan hasil belajar psikomotor seorang siswa dengan siswa yang lainnya selalu ada, karena kapasitas ranah kognitif juga berperan dalam menentukan kualitas dan kuantitas prestasi ranah karsa, dan pengaruh perubahan fisik juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena perubahan fisik itu sendiri mengubah konsep diri siswa tersebut. Berbeda deangan pendapat di atas, bahwasnya menurut Hastuti, dkk (2008: 414) beberapa hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan motorik anak di antaranya adalah sebagai berikut: a. Kesehatan yang kurang baik dapat menghambat anak menikmati yang ia lakukan. b. Lingkungan yang tidak mendukung, karena lingkungan yang demikian tidak memberikan kesempatan dan tidak merangsang anak memperoleh kesempatan untuk menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin. c. Bimbingan yang kurang tepat, baik dari guru maupun orang tua, terutama bimbingan dalam belajar dan berperilaku secara sosial. d. Keputusan yang kurang tepat dan tidak terencana mengakibatkan anak tidak akan mengerti apa yang seharusnya dilakukan dan diinginkan darinya oleh orang tua maupun guru. e. Tidak diberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan dirinya. f. Harapan-harapan yang realistis, sesuai dengan kemampuan anak sehingga anak memperoleh kesempatan yang wajar untuk meraih kesuksesan, sehingga demikian dapat mendorong konsep diri yang baik.
6
Berdasakan
beberapa
pendapat
di
atas
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi keterampilan motorik, dapat disimpulkan bahwa ada dua hal yang dapat mempengarhuinya yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor yang berasal dari luar diri individu. D.
Hambatan dan Solusi Perkembangan Motorik
Masih mengutip Laura E. Berk, dalam pengamatan yang lebih mendalam, ia menemukan perbedaan dalam setiap perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Dengan kata lain, setiap anak pasti mempunyai ciri khas tertentu yang tidak dimiliki oleh anak yang lain. Namun, dalam buku momentalnya, Development Throughh the Lifespan, Laura E. Berk hanya menampilkan perbedaan antara anak yang tumbuh subur motoriknya dengan yang terhambat perkembangan motoriknya. Di samping itu, dikemukakan pula perbedaan yang khas antara perkembangan motorik anak laki-laki dan perempuan, Laura E. Berk menyatakan: “A Child with a tall, muscular bodyten to move more quickly and to acquire certain skill earlier than a short, stocky youngster. And as in other domains, parents and teacher probably provide more encouragement to children with biologicall based motor-skill advantages.” “Anak yang lebih tinggi badannya, berotot kuat, kedua langkahnya lebih cepat untuk memperoleh keterampilan tertentu lebih awal daripada anak yang pendek. Dan, sebagaimana pada hal-hal penting lainnya, orang tua dan guru sebaiknya menyediakan lebih banyak perhatian terhadap perkembangan motorik dasar secara biologis atau jenis kelamin.” Anak laki-laki yang lebih besar urat lengannya lebih banyak dan kuat sehingga terasa ringan untuk mengembangkan gerak motorik kasarnya. Dan, anak perempuan yang lebih besar (dewasa) menunjukkan gerakan kedewasaannya secara fisik dengan gerak keseimbangan dan ketepatan yang lebih baik. Di samping itu juga, terdapat perbedaan perkembangan motorik anak berdasarkan jenis kelamin, atau antara anak laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, orang tua dan guru harus memisahkan mereka dalam jenis jenis permainana tertentu. Sebab, anak laki-laki mempunyai karakter kepemimpinan yang lebih kuat daripada anak perempuan. Anak laki-laki dapat melompat lebih jauh, berlari
7
lebih cepat, dan mampu melempar bola hingga lebih dari 5 feet atau 1,5 meter (anak prasekolah). Sebaliknya, anak-anak perempuan memiliki kelebihan dalam hal motorik halus dan beberapa motorik kasar yang membutuhkan kombinasi gerakan keseimbangan yang baik dan gerakan kaki, seperti simplai dan skipping. Berdasarkan pengamatan tersebut, Laura E. Berk menyarankan agar sejak usia prasekolah anak laki-laki dan perempuan telah dikelompokkan ke dalam aktivitas-aktivitas fisik yang berbeda. Biasanya, para bapak lebih menyukai bermain bola tangkap dengan anak laki-laki mereka dari pada dengan anak-anak perempuannya. Di samping itu, perbedaan berpikir dan kapasitas motorik terlihat masih kurang stabil hingga usia dewasa. Artinya, perkembangan motorik antara laki-laki dan perempuan akan sebanding dengan pertambahan usia. Pengaruh pertambahan kemampuan motorik itu sendiri selalu berbeda beda, terlebih lagi antara anak laki-laki dan perempuan. Dengan kata lain, pencapaian perkembangan motorik anak perempuan pada usia prasekolah, misalnya, belum tentu sama dengan perkembangan motorik anak laki-laki pada usia tersebut.
E.
Upaya Pengembangan Perkembangan Motorik
Penguasaan tugas-tugas perkembangan, terutama perkembangan motorik tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua seperti tahun-tahun prasekolah. Sekarang, penguasaan ini juga menjadi tanggung jawab guru-guru dan sebagian kecil juga menjadi tanggung
jawab
sekelompok
teman-teman.
Misalnya,
pengembangan
berbagai
keterampilan dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dan pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga merupakan tanggung jawab guru dan orang tua. Meskipun orang tua dapat membantu meletakkan dasar penyesuaian diri anak dengan teman-teman sebaya, tetapi menjadi anggota kelompok memberi kesempatan yang besar untuk memperoleh pengalaman belajar. Pada permulaan akhir masa kanak-kanak, anak-anak mempunyai sejumlah besar keterampilan yang mereka pelajari selama tahuntahun prasekolah. Keterampilan yang dipelajari oleh anak-anak yang lebih besar sebagian bergantung pada lingkungan, sebagian pada kesempatan untuk belajar, sebagian pada bentuk tubuh dan sebagian lagi bergantung pada apa yang sedang digemari oleh temanteman sebayanya.
8
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mengoptimalkan perkembangan motorik, seperti faktor kesehatan dan gizi, merupakan faktor yang penting agar pertumbuhan dan perkembangan motorik anak dapat berkembang secara ideal. Semakin baik kesehatan dan gizi, anak cenderung semakin besar dari usia ke usia dibandingkan dengan anak yang kesehatan dan gizinya buruk. Selain itu, kestabilan emosi juga dapat mempengaruhi
perkembangan
selama
anak-anak.
Ketegangan
emosional
juga
mempengaruhi perkembangan motorik. Anak yang tenang tumbuh lebih cepat dari pada anak yang mengalami ganguan emosional. Dengan demikian, pemenuhan gizi dan kesehatan sangat diperlukan untuk menstimulasi pertumbuhan, sedangkan pemenuhan kasih sayang juga tidak kalah pentingnya untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan motorik.
F.
Implikasi Perkembangan Motorik Dalam Pembelajaran
Benyamin Bloom menyatakan bahwa rentang penguasaan motorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai dengan gerakan yang luwes. Dave (1990) mengembangkan teori Bloom ini dengan mengklasifikasikan domain motorik ke dalam lima kategori, mulai dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi. Kelima kategori tersebut adalah immitation (peniruan), manipulation (penggunaan konsep), presition (ketelitian), articulation (perangkaian), dan naturalization (kewajaran/kealamiahan). Teori Dave inilah yang digunakan pijakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan motorik pada anak. Uraian berikut ini merupakan kelima tingkat perkembangan Dave, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk stimulasi-stimulasi motorik anak di dalam pembelajaran. 1.
Immitation (peniruan) Immitation (peniruan) adalah ketermapilan untuk menentukan suatu gerakan yang telah dilatih sebelumnya. Latihan ini bisa dilakukan dengan cara mendengar kan atau memperlihatkan. Dengan demikian, kemampuan ini merupakan representasi ulang apa yang dilihat dan didengar oleh anak. Oleh karena itu, peningkatan motorik pada tahap ini bisa dilakukan dengan memeragakan gerakan, atau sekedar mempertontonkan film, misalnya. Stimulasi yang bisa diberikan untuk mencapai
9
kemampuan gerak motorik pada tahap ini dengan menirukan gerak binatang, suara burung, atau gerakan-gerakan yang lain. 2.
Manipulation (penggunaan konsep) Manipulation (penggunaan konsep) adalah kemampuan untuk menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan. Kemampuan ini juga sering disebut sebagai kemampuan manipulasi. Sebab, pada tahap ini perkembangan anak selalu mengikuti arahan, penampakan-penampakan gerakan, dan menetapkan suatu keterampilan gerak tertentu berdasarkan latihan. Stimulasi yang bisa diberikan untuk mencapai kemampuan gerak motorik pada tahap ini adalah dengan melatih keterampilan tertentu pada anak, seperti menggunakan sendok makan, gunting, gergaji, atau gerakan lompat, loncat, skipping, dan lain sebagainya.
3.
Presition (ketelitian) Presition (ketelitian) adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak yang mengindikasikan tingkat ketelitian tertentu. Kemampuan gerak motorik ini sebenarnya hampir sama dengan gerak motorik pada tahap manipulasi. Hanya saja, pada tahap ini telah mencapai tingkat kontrol yang lebih tinggi, sehingga kesalahannya dapat dieliminasi. Stimulasi yang dapat diberikan untuk menunjang tercapainya gerak motorik pada tahap ini adalah dengan melatih mengendarai sepeda roda tiga, berjalan mundur, menyamping, dan zig-zag, melempar bola, menangkap, menendang, dan lain sebagainya.
4.
Articulation (perangkaian) Articulation (perangkaian) adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerakan secara kombinatif dan berkesinambungan. Kemampuan ini membutuhkan koordinasi antar organ tubuh, saraf, dan mata secara cermat. Kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan mengurutkan serangkaian gerak secara berkesinambungan, konsisten, ajeg, dan luwes. Stimulasi yang bisa diberikan untuk mencapai kemampuan gerak motorik pada tahap ini adalah menggambar, mengetik, menulis, dan lain sebagainya.
5.
Naturalization (kewajaran/kealamiahan) Naturalization (kewajaran/kealamiahan) adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara wajar atau luwes. Untuk dapat melakukan gerak motorik pada tahap ini
10
diperlukan koordinasi tingkat tinggi antara saraf, pikiran, mata, tangan, dan anggota badan yang lain. Oleh karena itu, gerak motorik pada tahap ini sering kali menguras tenaga dan pikiran. Simulasi yang bisa diberikan untuk mencapai kemampuan gerak motorik pada tahap ini adalah mendemonstrasikan dan memeragakan gerak akrobat (jungkir balik), pantomim, tampil bergaya, dan lain sebagainya. Khsusu gerak motorik pada tahap ini, anak tidak serta merta langsung bisa mempraktikkannya, melainkan harus diulang-ulang hingga mencapai tahap kelenturan dan keluwesan gerak yang sempurna. Dengan
memberikan
berbagai
stimulasi
secara
bertahap
sebagaimana
dikemukakan Dave di atas, diharapkan anak mampu mencapai tingkat perkembangan motorik yang sempurna, sehingga kesempurnaan capaian gerak ini dapat menunjang tingkat kegeniusannya.
11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarakan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik adalah suatu perubahan kemampuan gerak dari bayi hingga dewasa yang memperlihatkan interaksi positif dari otak, saraf, dan otot. Perkembangan motorik terdiri atas dua jenis, yaitu: motorik kasar dan motorik halus, yang mana dalam perkembangannya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu dan faktor yang berasal dari luar individu, seperti pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf, pertumbuhan otot-otot, pertumbuhan dan perkembangan fungsi kelenjar endokrin, serta perubahan struktur fisik. Keterampilan motorik pada anak dapat dikembangkan, sebagaimana mengikuti tahapan dari teori Dave, yang terdiri atas lima tahapan, yaitu: tahap immitation (peniruan),
manipulation (penggunaan
konsep), presition (ketelitian),
articulation (perangkaian), dan naturalization (kewajaran/ kealamiahan). Dengan mengikut tahapan ini yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
12
DAFTAR PUSTAKA
Berk, Laura E. 2007. Development Throught the Lifespan, Fourth Edition. New York: Paerson.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. J akarta: PT. Rineka Cipta.
Hastuti, Wiwik Dwi, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Surabaya: Lapis PGMI.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Ke-5. Diterjemahkan oleh: Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
L, Zulkifli. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Reber, Arthur S. 1988. The Penguin Dictionary of Psychology. Ringwood Victoria: Penguin Books Australia Ltd.
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pedagogia.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Upon, Penney. 2012. Seri Belajar Cepat Psikologi: Psikologi Perkembangan Edisi Ke-1. Diterjemahkan oleh: Noermalasari Fajar Widuri. Jakarta: Erlangga.