PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
TRAFO TEGANGAN
Pendahuluan 1. Fungsi Mentransformasikan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur / diproteksikan dengan alat ukurnya / proteksinya proteksinya Contoh : (150.000/V3) / (100/V3) V, (20.000/V3) / (100/V3). 20.000/100 V 15.00 5.000 0/V3 /V3
= E1 E1 Mer Merup upak akan an Tegan egang gan Prime rimer r
100/V3= E2 Merupakan Tegangan Sekunder E1/E2
= N1/N2 = a
N1 > N2 N2 (N1 jumlah lilitan primer, primer, N2 N2 jumlah jumlah lilitan sekund sekunder) er) a : Perbandingan transformasi merupakan nilai yang konstan 2. Jenis Trafo Tegangan •
Traf Trafo o teg tegan anga gan n den denga gan n inti inti bes besii sepe sepert rtii tran transf sfor orma mato torr bia biasa sa umum umumny nyaa unt untuk uk
tegangan rendah sampai dengan tegangan tinggi •
Traf Trafo o tega tegang ngan an deng dengan an kapa kapasi sito tor, r, di sada sadap p pada pada tega tegang ngan an mene meneng ngah ah,,
kemudian diturunkan dengan transformator ke tegangan rendah, umumnya digunakan pada teganga tegangan n tinggi tinggi dan tegangan tegangan ekstra ekstra tinggi tinggi (Capasitive Voltage Transformer, CVT ) 3. Jenis - Jenis Trafo Tegangan A. Dipasa Dipasang ng antar antaraa fase fase dan dan fase fase B. Dipasa Dipasang ng antar antaraa fase fase dan dan tanah tanah C. Trafo tegangan tegangan dengan dengan 3 lilitan, lilitan, lilitan ke ke tiga untuk untuk relai gangguan gangguan bumi bumi D. Trafo tegangan tegangan dengan dengan 3 lilitan, lilitan, lilitan ke dua untuk untuk relai ke 1 dan meter, meter, lilitan ke
P 1
tiga untuk relai ke dua P P P 1 2 2
S2 S1
P 1
P 1
P 2
S2 S1
P 2
Tegangan Sekunder
1S
1S
2 1S 2S 2S 1 2S 2
2 1S 2S 2S 1 2S 2
20000 3
/
100 100 3
V
20000 3
/
100 100 3
/
1OO 3
20000 V
100 Atau 110 100/V3 Atau 110/V3
1
1
20000/100 V
(Volt)
3
/
100 100 3
/
1OO 3
V
100/3 Atau 110/3 120 Atau 120/V3
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
Pemasangan R S T SEKRING
P1
P2
P1
P2
P1
P1
P2
P1
P2
P2
S2
S2
S2
S2
S2
S1
S1
S1
S1
S1
PENGUKURAN 3 FASE, 3 KA KAWAT
PENGUKURAN/PROTEKSI 3 FASE, 4 KAWAT
Catatan : PT dengan pengenal 20.000/100 V dapat dipasang untuk sambungan 3 fase / 3 kawat 3 fase, 4 kawat PT dengan pengenal (20.000/V3) / (100/V3) hanya untuk sistem 3 fase, 4 kawat dan titik netral (bintang) harus dibumikan
4. Trafo tegangan dengan 2 pengenal sekunder Contoh : A. (150.0 (150.00/V 0/V3) 3) / (100/V3) (100/V3) - (100/V (100/V3) 3) V Rangkaian sekunder 2 buah yang dapat mempunyai karakteristik yang berbeda B. (20.00 (20.000/V 0/V3) 3) / (100/V (100/V3) 3) - (100 (100/3) /3) V 100/3 V digunakan untuk mendapatkan tegangan urutan nol, dan pada saat gangguan 1 fase ke bumi V 0 menjadi 100 V maksimum Penandaan Primer : P1 dan P2 Sekunder : pertama 1S1 – 2S2 untuk pengukuran dan proteksi pengaman cadangan Kedua 2S1 – 2S2 untuk proteksi pengaman utama Masing - masing sekunder dapat mempunyai klas ataupun beban mempunyai klas ataupun burden (beban) sama atau berbeda PT dengan 2 sekunder yang sama khususnya digunakan pada GI tegangan ekstra tinggi.
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
Klas ketelitian (IEC 186/1987) Pada PT dikenal 2 macam kesalahan yaitu : A.
Kesalahan pe perbandingan KN VS - VP
ε = ---------------- * 100 % VP KN : Perbandingan Transformasi Nominal PT (20.000/V3) / (100/V3) V KN = 200 B.
Kesalahan sudut
Pergeseran Sudut Sisi Sekunder Kurang Atau Lebih Dari 1800
2
=-
VP
1
=+
VS Penggunaan PT dibedakan untuk pengukuran dan untuk sistem proteksi •
Untuk Untuk peng penguk ukuran uran teliti teliti untuk untuk daera daerah h kerja kerja pada pada tegan tegangan gan dari dari 80 80 % samp sampai ai 120 120 % dari tegangan pengenal
•
Untuk Untuk sistem sistem prote proteksi ksi relatif relatif keteliti ketelitiann annya ya lebih lebih rendah, rendah, tetapi tetapi untuk untuk daera daerah h kerja dari dari 5 % sampai 190 % tegangan pengenalnya. Dan pada 2 % tegangan pengenalnyapun kesalahan masih tertentu
A.
Trafo rafo teg tegang angan untuk pen pengukuran ran standar klas ketelitian PT untuk pengukuran ialah : 0,1 - 0,2 - 0,5 - 1,0 - 3,0 dan batas kesalahannya seperti tabel 1
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
Tabel 1 Batas kesalahan transformasi dan pergeseran sudut untuk PT pengukuran
KLAS
% KESALAHAN RASIO
PERGESERAN
TEGANGAN +/0,1 0,2 0,5 1,0 3,0
SUDUT +/- (MENIT) 5 10 20 40 -
0,1 0,2 0,5 1,0 3,0
Untuk setiap tegangan dari 80 % sampai 120 % tegangan pengenal dengan beban 25 sampai 100 % beban pengenal pada faktor daya 0,8 tertinggal Beban (Burden)
Burden ialah beban sekunder dari trafo tegangan, dalam hal ini sangat terkait dengan klas ketelitian PT Contoh : •
Beban Beban penge pengenal nal 30 30 VA, VA, dan klas klas 0,2 0,2 sedan sedang g untuk untuk beban beban 50 50 VA klas 0,5
•
Beban Beban penge pengenal nal 50 50 VA, VA, dan klas klas 0,5 0,5 sedan sedang g untuk untuk beban beban 100 100 VA VA klas klas 1,0 CVT ini mempunyai 2 sekunder dapat dibebani 100 VA dengan klas ketelitian masing-masing 1,0 dan 0,2
Semakin besar bebannya maka ketelitiannya semakin turun lihat contoh pada PT ABB untuk 12 kV Kapasitas termal
Kapasitas termal merupakan kapasitas PT dapat berfungsi sebagai transformator biasa, sebagai contoh PT diatas dapat berkapasitas 500 VA tanpa melihat kesalahannya
TRAFO ARUS Pendahuluan
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
1. Fungsi
•
Mentran Mentransfo sformas rmasikan ikan dari dari arus arus yang yang besar besar ke arus arus yang yang kecil kecil guna guna penguk pengukura uran n atau proteksi
•
Seba Sebaga gaii isolas isolasii sirkit sirkit seku sekund nder er dari dari sisi sisi prime primern rnya ya
•
Memung Memungkink kinkan an pengg pengguna unaan an stand standar ar arus arus pengen pengenal al untuk untuk alat alat sisi sisi sekundernya
Contohnya : 2.000/5 A, 300/1 A 2.000 A dan 300 A
= IP Merupakan Arus Primer
5 A dan 1 A
= IS Merupakan Arus Sekunder
IP
N2
---- = ----- = KCT IS
N1
N2 >> N1 (N1 (N1 Jumlah Jumlah Lilitan Lilitan Primer, Primer, N2 Jumlah Jumlah Lilitan Sekund Sekunder) er) KCT : Perbandingan Transformasi Merupakan Nilai Yang Konstan
2. Standard Trafo Arus & Trafo Tegangan
a. IE I EC
IEC 185 : 1987
CTs
IEC 44-6 : 1992
CTs
IEC 186 : 1987
CTs
BS 7625 7625
PTs
BS 7626
CTs
BS 7628
CT AND PT
BS 3938 : 1973
CTs
BS 3941 : 1975
PTs
d. AMERICAN
ANSI C51.31.1978
CTs AND PTs
e. CANADIAN
CSA CAN 3-C13-M83
CTs AND PTs
g. AUSTRALIAN
AS 1675-1986
CTs
h. INDONESIA
SNI
b. EUROPEAN EUROPEAN
c. BRITISH
3. Dua Kelompok Dasar Trafo Arus
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
A. Trafo Trafo arus arus untuk untuk pengu pengukur kuran an - mempunyai ketelitian tinggi pada daerah kerja (daerah pengenalnya) - cepat jenuh
B. Trafo Trafo arus untuk untuk protek proteksi si - mempunyai daerah ketelitian yang luas - tidak cepat jenuh Kinerja relai tergantung dari trafo yang digunakan
4. Konstruksi Trafo Arus
SISI PRIMER MERUPAKAN BATANG
SISI PRIMER MERUPAKAN MERUPAKAN
BELITAN
PRIMARY
SECONDARY
Tipikal Trafo Arus Dengan Batang Pada Sisi Primer 1000 / 1 A
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
Pengenal Trafo Arus
Pengenal Primer : 10 - 12,5 - 15 - 30 - 40 - 50 - 60 - 75 - 80 A Dan Kelipatan 10 Pengenal Sekunder : 1 - 2 - 5 A Trafo Arus Dengan 2 Pengenal Primer Contoh : 500 - 1000 / 5 A A. Primer Seri Dan Paralel
Rangkaian Paralel : 1000 / 5 A Rangkaian Seri : 500 / 5 A
B. Sekunder Di Tap
P1
A 500/5 A
500 - 1000/5 A
Trafo Arus Dengan Multi Ratio
P2
B C D E F
G
500-1000/5 A 500-1000-2000/5 500-1000-2000/5 A
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
Contoh : 100 - 200 - 300 - 400 - 500 - 1000 / 5 A Trafo Arus Ini Banyak Digunakan Di Amerika
A - B 100 / 5 A Pengenal Sekunder
A - C 200 / 5 A A. 5 A Umumnya digunakan bila antara trafo arus dengan alat ukur atau relainya dekat A - D 300 / 5 A B. 1 A Umumnya digunakan bila antara trafo arus dengan alat ukur atau relainya jauh. A - E 400 / 5 A Umumnya digunakan pada sistem tegangan tinggi atau ekstra tinggi A - F 500 / 5 A C. 2 A Untuk keperluan tertentu A - G 1000 / 5 A Contoh Penggunaan Trafo Arus Bushing CT untuk trafo daya untuk generator unit PLTU Paiton 1 & 2 Trafo daya 470 MVA, (525 +/- 2 * 13,125) / 18 kV, CT Sisi 500 kV Burden
Kode
Letak
Terminal
Rasio A
T8, T9, T10
IU, IV, IW
1S1 – 1S2
1000/1
Va 30
1S1 – 1S3
2000/1
Klas
Penggunaan
0,2
Pengukuran (KWH)
30
0,2
Pengukuran (KWH)
T11, T12, T13
IU, IV, IW
2S1 – 2S2
600/5
100
5P20
Relai F 87 TG2
T14, T15, T16
IU, IV, IW
3S1 – 3S2
600/5
100
5P20
Relai F 87 TG B
T17, T18, T19
IU, IV, IW
4S1 – 4S2
1000/1
X
Relai F 87 TG B
4S1 – 4S3
1000/1
X
Relai F 87 GT B
5S1 – 5S2
600/5
15
5P20
Indikator suhu Lilitan
T21
IV
1S1 – 1S2
1000/1
X
Relai F 87 GT B
T20
IN
1S1 – 1S3
2000/1
X
Relai F 87 GT B
Catatan : Klas X : VK > 800 / 400 RCT < 4 / 2 Ohm 5. Rangkaian Arus
Rangkaian arus semuanya seri
A
KW
A
kVA
kWh
kvarh
L
P1
P2
S1
S2
KW
kVA P1
kVA P1 S1
kWh
L
P2 S2
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
Rangkaian Arus CT 500/1-1-1-1 A Rangkaian Arus Semuanya Seri Untuk Setiap CT
P1
1S1
1A KWH 8V
A
1S2
2S1
KW
KVARH
KVA
1A 6V
2S2 F 32
3S1 P2
1A
F 40
F 51 V
F 87
2V 3S2
4S1 P2
4S2
TIDAK DIGUNAKAN
Tujuan Salah Satu Sisi Sekunder Tujuan salah satu sisi sekunder dibumikan ialah jika hubung singkat antara sisi primer dan sisi sekunder, tegangan sirkit sekunder tidak naik Pada dasarnya pembumian dapat dilakukan s1 atau s2 Dalam beberapa hal letak pembumian sisi sekunder mengikuti buku petunjuk pemasangan meter atau relainya Pembumian tidak mempengaruhi arah arus
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
6. Beban (Burden)
Beban Pengenal •
Nilai dari beban CT dimana klas ketelitian dinyatakan
•
Beban CT dinyatakan dalam va
•
Nilai beban umum digunakan : 2,5 ; 5 ; 7,5 ; 10 ; 15 ; 30 VA
Arus Pengenal Kontinyu •
Umumnya di dinyatakan pa pada sisi pr primer, mi misalnya 10 1000/1 A, A, 20 2000/1 A
Arus Pengenal Waktu Singkat (Short Time Rated Current) •
Umumnya dinyatakan untuk 0,5 ; 1,0 ; 2 ; 3 detik
•
Tidak menimbulkan kerusakan
•
Umumnya dinyatakan pada keadaan sekunder CT CT di hubung singkat
•
Arus dinyatakan dalam rms (nilai efektif)
Pengenal Arus Dinamik •
Perbandingan dari : I puncak puncak / I pengenal pengenal
•
I puncak puncak : kemampuan arus maksimum ct tanpa menimbulkan suatu kerusakan
Contoh : CT Dengan 4 Inti 500 / 1 - 1 - 1 - 1 A Polaritas Primer P1 - P2 Polaritas Sekunder Inti Ke 1 1S1 - 1S2 -----> 15 VA Polaritas Sekunder Inti Ke 2 2S1 - 2S2 -----> 10 VA Polaritas Sekunder Inti Ke 3 3S1 - 3S2 -----> 15 VA Polaritas Sekunder Inti Ke 3 4S1 - 4S2 -----> 15 VA
Dalam Hal Ini Beban Kenyataan Saat Dilakukan Pengukuran Tersebut Ialah : Arus Kali Tegangan
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
7. Klas Ketelitian (Iec 185 / 1987) 1987)
Untuk menunjukkan ketelitian ct dinyatakan dengan kesalahannya suatu alat semakin kecil kesalahannya semakin teliti alat tersebut Pada CT dikenal 2 macam kesalahan yaitu a. Kesa Kesalah lahan an perba perband nding ingan an ε
KT IS - IP
ε = ---------------- * 100 % IP KT : Perbandingan transformasi nominal CT 500 / 5 A KT = 100 b. Kesalahan Kesalahan sudut sudut δ
2
=-
1
=+
7.1. Klas Ketelitian Trafo Trafo Arus Untuk Pengukuran Pengukuran
CT untuk meter teliti untuk daerah rendah 0,1 s/d 1,2 in
Cepat jenuh, diusahakan 5 kali pengenal telah mulai jenuh.
Supaya CT cepat jenuh dibuat dengan luas penampang jg relatif kecil atau bahan-bahan yang mempunyai lengkung B vs H cepat jenuh misalnya MU-Metal. Kelas ketelitian trafo arus untuk meter dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 dan kurva kesalahan CT.
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
TABEL 1 Nilai Batas Kesalahan C.T Untuk Meter
Klas Ketelitian
+/- % Kesalahan Rasio Arus Pada % Dari Arus Pengenal
+/- Pergeseran Fase Pada % Dari Arus Pengenal Menit (1/60 Derajat)
5
20
100
120
5
20
100
120
0,1
0,4
0,2
0,1
0,1
15
8
5
5
0,2
0,75
0,35
0,2
0,2
30
15
10
10
0,5
1,5
0,75
0,5
0,5
90
45
30
30
1,0
3,0
1,5
1,0
1,0
180
90
60
60
Catatan : Beban sekender adalah setiap nilai dari 25 % sampai 100 % beban pengenal pengenal
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
Dalam Pemasangan Alat-Alat Bantu Tersebut Ada Tiga Cara Saja. 1.Pemasangan Dengan Cara Seri Pemasangan ini semua alat yang bersifat arus : ampere meter
A
X
SAMBUNGAN SERI
2.Pemasangan Dengan Cara Paralel Pemasangan ini semua alat yang mendapat tegangan : volt meter
V
SAMBUNGAN PARALEL
X
3.Pemasangan Dengan Cara Campuran (Seri + Paralel) Pemasangan ini semua alat yang mendapat arus dan tegangan KW. Meter, Cos ϕ Meter, KVAR Meter, kWh Meter. KW X
SAMBUNGAN CAMPURAN (SERI PARALEL)
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
A. Diagram Garis Tunggal
Diagram garis tunggal dibuat untuk mengetahui dari suatu fungsi instalasi secara global atau garis besarnya saja dilengkapi dengan simbol atau angka yang menunjukkan alat tersebut Contoh diagram garis tunggal
A V
Diagram Pengawatan Meter Tegangan (Voltmeter) PENGUKURAN PRIMER
PENGUKURAN SEKUNDER
SUMBER
SUMBER
K CT L
A
BEBAN
•
Terminal Terminal Amper Amper Meter Dihubungk Dihubungkan an Langsung Secara Seri Dengan Sumber Dan Beban Dari Sirkit Yang Diukur
•
Terminal Terminal Amper Meter Dihubungk Dihubungkan an Dengan Dengan Terminal Terminal Keluaran Keluaran Trafo Arus (CT)
CATATAN ; • Amper Amper Meter Meter Dapat Dapat Dihubu Dihubungk ngkan an Secara Secara Seri Seri Denga Dengan n Meter Meter - Meter Meter Lain Lain Lain Lain Yaitu : Kumparan Arus Meterkwh, Kvarh, Cos ϕ Watt
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
PENGUKURAN PRIMER
PENGUKURAN SEKUNDER
SUMBER
SUMBER
P1 PT P2
V
S1
V
S2
BEBAN
•
Terminal inal Volt Meter ter Dihu ihubungk ngkan Langsu Langsung ng Secara Secara Paralel Paralel Denga Dengan n Sumber Sumber Dan Beban Dari Sirkit Yang Diukur
•
Terminal Volt Meter Dihubungkan Dengan Terminal Keluaran Trafo Tegangan
Catatan ; Voltme Voltmeter ter Dapat Dapat Dihubu Dihubungk ngkan an Secara Secara Paralel Paralel Denga Dengan n MeterMeter- Meter Meter Yang Yang Lain Lain Yaitu Yaitu : • Kumparan Tegangan Meter- Meter Kwh, Cos ϕ , Watt, Frekwensi
DIAGRAM PENGAWATAN METER DAYA (WATT METER) Wattmeter satu fasa pengukuran Primer
SUMBER
PENGUKURAN SEKUNDER SUMBER
CT
k
K
CT
L
BEBAN
SUMBER S
P1
S1
P2
S2
T
SUMBER R S T K
k
L
I
PENGUKURAN SEKUNDER
P1 P 2
BEBAN
PT
BEBAN
WATTMETER TIGA FASA PENGUKURAN PRIMER R
I
BEBAN
S1
S2
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
LEMBAR KERJA
TEST POLARITAS CT Alat Yang Digunakan : 1.
Batu Batery 1,5 V
= 1 Bh
2.
CT Yang Di Uji
= 1 Bh
3.
Mili Amper Meter
= 1 Bh
4.
Kabel Penyambungan = 4 Bh
Gambar Rangkaian
mA MA
S1 P1
S2 P2
+
Keterangan : 1. Bila mili mili amper menunjuk menunjuk ke kanan polaritas polaritas ct.benar ct.benar / ke kanan kanan fungsi fungsi s1 u / memasukkan pada kwh 2. Bila mili mili amper menunjuk menunjuk ke kiri polaritas polaritas ct salah salah / kiri kiri fungsi fungsi kwh akan terbalik terbalik
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
LEMBAR KERJA
TEST PERBANDINGAN TRANSFORMATOR Alat Yang Digunakan : 1.
Injeksi Arus Test
= 1 Bh
2.
Ct Yang Di Uji
3.
Amper Meter
4.
Kabel Penyambungan = 8 Bh
= 1 Bh = 2 Bh
Gambar Rangkaian
A
A
U
TABEL KERJA
IP
Is
KES PERBANDINGAN %
Kn = IS – Ip ----------------- X 100 % Ip
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
LEMBAR PRAKTEK TEST RASIO PT Alat Yang Digunakan : 1. Auto Trafo
= 1 Buah
2. Amper Meter
= 2 Buah
3. Volt Meter
= 1 Buah
GAMBAR RANGKAIAN :
A1 i1
b
P1
S1
i2 V2
V1 P2
S2
TABEL KERJA
EP = V1
ES = V2
KES PERBANDINGAN KM . (ES – EP) --------------------------------- ------ X 100 % EP
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
•
PEMERIKSAAN VISUAL / KONSTRUKSI
Pemeriksaan visual / konstruksi dilakukan untuk memeriksa kondisi peralatan, adanya cacat atau rusak pada peralatan yang terpasang dan untuk memeriksa apakah pemasangann pemasangannya ya telah telah dilaksanakan dilaksanakan secara baik baik dan benar sesuai sesuai konstru konstruksi ksi / petunjuk petunjuk pabrikan pabrikan antara antara lain meliputi : - Kelurusan (Leveling) Pemasangan PHB TM - Pemasangan Rel - Keadaan Isolator - Penandaan Urutan Fasa - Pemasangan Kawat Pembumian - Tingkat Perlindungan Selungkup PHB TM
•
PEMERIKSAAN DAN PENCATATAN DATA PERALATAN
Pemeriksaan dan pencatatan data peralatan dilakukan untuk memeriksa kesesuaian peralatan peralatan terhadap terhadap spesifikasi spesifikasi kontrak. kontrak. Data peralatan umumnya meliputi : - Merek / Pabrik Pembuat - Tipe - Nilai Pengenal Arus Dan Tegangan - Nilai Pengenal Frekuensi - Dan Nilai Pengenal Lainnya Peralatan yang terpasang pada PHB TM meliputi : - Pemutus Tenaga - Transformator Arus - Transformator Tegangan - Meter Dan Relai Proteksi
•
PENGUJIAN INDIVIDUAL PERALATAN
Pengujian individual peralatan dilakukan untuk memeriksa apakah karakteristik / unjuk kerja dari masing - masing peralatan yang terpasang pada PHB TM, memenuhi standar / spesifikasi pabrik pembuatnya, setelah peralatan tersebut terpasang dilapangan (gardu induk)
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
Pengujian individual peralatan umumnya meliputi : - Pemeriksaan Visual - Pengujian Karakteristik Pengujian individual peralatan tidak termasuk dalam pelatihan ini tetapi pelaksanaannya dapat mengacu kepada pedoman dan manual masing - masing peralatan
• PENGUJIAN RANGKAIAN SEKUNDER TRANSFORMATOR ARUS DAN TEGANGAN
Pengujian rangkaian sekunder transformator arus dan tegangan dilakukan untuk memeriksa kesesuaian rangkaian sekunder transformator arus dan tegangan untuk meter dan relai terhadap gambar kerja yang telah disetujui (Approved), termasuk kekencangan baut pada pada terminal terminal kabel kabel dan pengukuran pengukuran beban beban rangkaian rangkaian pelaksanaan pelaksanaan dapat dapat dilakukan dilakukan dengan pengujian pengujian injeksi injeksi sekunde sekunder r
Gambar Rangkaian Pengujian Injeksi Sekunder Transformator Arus P1 A 1S1
KWH
KVARH
V 1S2
2S1 V
Ry
2S2 P2
A 1 220 V
RELAY TEST SET
Pengukuran beban rangkaian dilakukan pada arus injeksi sekunder sesuai dengan arus nominal sekunder transformator arus (1A atau 5A) dan diukur tegangan jatuh (voltage drop) antara terminal yang diukur : beban rangkaian (VA) merupakan hasil kali injeksi (A) dan
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
tegangan jatuh (V), tidak boleh melebihi spesifikasi (VA) dari transformator arus yang terpasang
Gambar Rangkaian Pengujian Injeksi Sekunder Transformator Tegangan N R S T 3
: 380 V
N INJEKSI TEGANGAN 3 / 100 V
Pada Setiap Penyulang Dilakukan Pengukuran Tegangan & Pengecek Urutan Fasa
R S T
PENYULANG 1
•
PENYULANG 2
PENYULANG 3
PENYULANG 4 DST
PENGUJIAN FUNGSI KERJA RANGKAIAN KONTROL DAN PROTEKSI
Pengujian fungsi kerja rangkaian kontrol dan proteksi dilakukan untuk memeriksa fungsi kerja hubungan antara satu peralatan dengan peralatan yang lain sebagai bagian dari suatu sistem kontrol dan proteksi Sebagai acuan digunakan gambar operasi (Operation Diagram PHB TM) yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat dan telah disetujui oleh owner. Jenis rangkaian kontrol dan proteksi pada sistem 20 kv meliputi : –
Fungsi Fungsi Kerja Kerja Peralatan Switsing Switsing Utama Utama Secara Lokal Lokal / Remote Remote Termasu Termasuk k Sistem Interlock
–
Fungsi Fungsi Kerja Kerja Rangkaian Rangkaian Tripping Tripping Dan Auto Auto Reclose Reclose Pemutu Pemutuss Tenaga Tenaga
–
Fungsi Fungsi Kerja Kerja Sistem Alarm Dan Dan Indikasi Indikasi (Annunci (Annunciator ator System) System)
–
Fungsi Fungsi Kerja Kerja Rangkaian Rangkaian Tripping Tripping Lood Shedding Shedding
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
•
PENGUKURAN RESISTANS RANGKAIAN UTAMA
Pengukuran resistans rangkaian utama dilakukan untuk memeriksa kontinuitas hubungan antara satu peralatan dengan peralatan yang lain di dalam PHB TM, maupun hubungan antar PHB TM penyulang, termasuk kekencangan baut dan resistans kontak dari peralatan switsing switsing utama utama
Gambar rangkaian pengukuran resistans rangkaian utama PHB - TM sebagai berikut :
CB
CB
CB
CT
CT
CT
1
C1
P1 P2
2
3
CB
CT
4
C2
A MICRO OHM TESTER
CB
1 220 V
CB
CT
CT
5
CB
6
CT
7
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
•
PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI
Pengujian tegangan tinggi dilakukan untuk menguji ketahanan isolasi rangkaian primer PHB PHB TM TM yang telah tersusun tersusun dalam dalam suatu suatu rangkaian rangkaian pada pada instalasi instalasi di Gardu Gardu Induk, Induk, terhadap tegangan tinggi dan diterapkan sesuai ketentuan standar IEC Pelaksanaan pengujian dilakukan secara bergantian setiap fasa, terhadap dua fasa yang lain dihubungkan bersama dengan body / ground (semua pemutus tenaga dalam posisi masuk)
Gambar rangkaian pengujian tegangan tinggi sebagai berikut :
CB CLOSE
1
MA 1 220 V
KV
HIGH VOLTAGE TEST SET
•
P RI M A CB CB CB R DST CLOSE CLOSE CLOSE Y IN J E C 3 2 TI BUS BAR PEMBUMIAN O N T E S TENAGA) CB : CIRCUIT BREAKER (PEMUTUS T S E T
PENGUJIAN INJEKSI PRIMER
Pengujian injeksi primer dilakukan untuk memeriksa unjuk kerja transformator arus, baik sebagai sebagai peralatan peralatan secara secara individual individual maupun maupun sebagai sebagai bagian bagian dari suatu sistem sistem kontrol, kontrol, proteksi proteksi dan pengu pengukuran kuran Pelaksanaan pengujian dilakukan dengan mengijeksikan arus pada sisi primer transformator arus setiap fasa dan arus sekunder dimonitor pada setiap rangkaian meter dan relai pengaman Pengujian ini dilakukan sampai relai bekerja, mentripkan pemutus tenaga dan dicatat setiap indikasi yang muncul pada panel kontrol
PT PLN (PERSERO) Jasa Pendidikan Dan Latihan Bogor
Gambar rangkaian pengujian injeksi primer sebagai berikut :
A A 1S1
A
KWH METER
1S2
Ry 2S1 2S2
A
1 220 V
RELAY