PENGERTIAN PENGETAHUAN, ILMU, DAN ILMU PENGETAHUAN
PENGERTIAN PENGETAHUAN
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.
Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental. Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang diajukan. Secara Ontologis ilmu membatasi diri pada kajian obyek yang berada dalam lingkup pengalaman manusia, sedangkan agama memasuki daerah penjelajahan yang bersifat trasendental yang berada di luar pengalaman kita.
Cara menyusun pengetahuan dalam kajian filsafati disebut epistemologi, dan landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun.
Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan yang sehari-hari dihadapi manusia. Pemecahan tersebut pada dasarnya adalah dengan meramalkan dan mengontrol gejala alam. Untuk bisa meramalkan dan mengontrol sesuatu, maka kita harus menguasai pengetahuan yang menjelaskan peristiwa itu.
Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyak gejala yang disadarinya sebagai pengetahuan awam tersebut, dapat juga olehnya dirasakan atau dilihat hal lain, yaitu hubungan saling pengaruh yang ada antara satu gejala dengan gejala lainnya. Sebagai contoh, pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung biasanya lalu hujan. Pengetahuan tentang hubungan dua gejala tersebut juga merupakan pengetahuan awam, walaupun pada tingkat yang lebih tinggi. Pengetahuan orang tentang suatu gejala merupakan pengetahuan ilmiah apabila dia dapat menjelaskan secara logis struktur dari gejala itu, jadi tidak hanya sadar tentang adanya gejala itu. Yang dimaksud dengan ungkapan menjelaskan secara logis adalah bahwa keterangannya memenuhi tiga persyaratan berikut:
(1) Di dalam memberikan penjelasan, digunakan pola penalaran yang diakui keabsahannya, misalnya penggunaan penalaran bahwa, kalau a>b dan b>c, maka a>c.
(2) Fakta atau observasi yang digunakan sebagai landasan di dalam merumuskan kesimpulan dari penalaran yang dilakukna di dalam menjelaskan struktur gejala yang diteliti, adalah fakta yang telah terbukti atau dapat diuji kebenarannya.
Merujuk kepada contoh yang dikemukakan di butir (1), walaupun penalarannya telah benar, tetapi kalau ternyata b lebih kecil dari c, maka kesimpulan bahwa a>c belum tentu dapat dibenarkan. Fakta-fakta yang telah diakui kebenarannya antara lain hokum-hukum alam dalam ilmu fisika, seperti hukum Newton, hukum Hooke, hukum konservasi massa, energi dan momentum, hukum Archimedes, dan sebagainya. Dapat juga digunakan rujukan yang berupa kesimpulan dari suatu hasil observasi yang secara empirik telah diuji kesesuaiannya dengan kenyataan.
(3) Penjelasan tentang struktur dari fenomena yang menjadi objek perhatian dapat diuji kesesuaiannya dengan kenyataan; yang berarti bahwa, fenomena yang diteliti menunjukkan pola-laku yang merupakan konsekuensi dari dimilikinya struktur sebagaimana dikemukakan di dalam penjelasan termaksud.
Dalam ilmu ensiklopedi Al Qur'an yang dimuat pada jurnal Ulumul Qur'an no.4 dijelaskan bahwa seringkali ilmu dipahami sebagai pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan dapat dinamakan sebagai ilmu. Melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan yang disebut sebagai ilmu.
Menurut Archie J. Bahm dalam tulisannya yang berjudul what's science dijelaskan bahwa pengetahuan yang disepakati sebagai ilmu harus dapat diuji dengan enam komponen utama yang disebut dengan six kinds of science yang meliputi problems, attitude, method, activity, conclusions, and effects
PENGERTIAN ILMU
Source : Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas.
1. pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu.
2. pengetahuan atau kepandaian (tt. Soal duniawi. Akhirat, lahir dan batin, dsb).
Source : The Liang Gie, 1991
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan.
Source : Wikipedia Indonesia
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi kedalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologihanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.
Syarat-syarat ilmu :
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani "Metodos" yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
STURKTUR ILMU
1. obyek ilmu
1. obyek formal
2. obyek material
2. bentuk pernyataan
i. ide abstrak iv. gejala rohani
ii. benda fisis v. peristiwa sosial
iii. jasad hidup vi. proses tanda
3. ragam proposisi
1. deskripsi 3. eksposisi pola
2. preskripsi 4. rekonstruksi historis
4. ciri pokok
1. asas alamiah
2. kaidah ilmiah
3. teori ilmiah
5. pembagian sistematis
Sistematis, rasionalitas
Obyektifitas, variabilitas, komunalitas
ILMU SEBAGAI METODE ILMIAH (PROSEDUR)
1. pola prosedural
- Pengamatan, percobaan - Deduksi, induksi
- Pengukuran, survey - lainnya
2. tata langkah
Menentukan masalah 4. Penurunan kesimpulan
Perumusan hipotesis (bila perlu)
Pengumpulan data 5. Pengujian hasil
3. berbagai teknik
Daftar pertanyaan, Perhitungan, Wawancara, dsb
4. aneka alat
Timbangan, meteran, komputer, lainnya
PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Gejala tersebut dapat berupa gejala alam (seperti angin, air, gempa bumi, ombak, gerak benda, dsb.), atau gejala sosial (seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa, kemiskinan, kemakmuran, keterasingan, dsb.), ataupun gejala pikir, yang abstrak wujudnya, seperti konsep-konsep tentang bilangan dan himpunan di dalam matematika. Masalah yang menjadi perhatian di dalam aktifitas ilmu pengetahuan adalah pencarian kejelasan dan perumusan penjelasan mengenai struktur, fungsi dan pola-laku gejala-gejala, baik gejala alam, gejala sosial, maupun gejala pikir. Dengan demikian bentuk-bentuk dari hasil kegiatan ilmu pengetahuan mencakup dua hal yaitu Penjelasan terhadap sesuatu gejala, yang dinyatakan sebagai teori; serta Kesimpulan dari hasil observasi atau hasil penjelasan sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai (i) Hukum, bila gejalanya merupakan gejala alam, (ii) Dalil, bila gejalanya merupakan gejala pikir atau gejala abstrak.
Disamping hukum atau dalil, dan theori, yang luas cakupan keberlakuannya, yaitu meliputi suatu kelas gejala (a class of phenomena), dan karenanya berlaku umum dalam lingkup kelas gejala tersebut, terdapat juga bentuk-bentuk kesimpulan dan penjelasan yang lebih terbatas cakupan keberlakuannya, seperti:
- Korelasi, yaitu suatu kesimpulan yang jaminan keberlakuannya terbatas pada selang liputan observasi yang dilakukan mengenai gejala tersebut.
- Hipotesa, yaitu suatu dugaan mula mengenai penjelasan terhadap suatu fenomena, dan karena itu masih spekulatif sifatnya.
- Model, yaitu suatu deskripsi (jadi penjelasan) tentang struktur dan pola-laku suatu fenomena ditinjau dari suatu titik pandang tertentu.
- Conjecture, yaitu suatu kesimpulan yang masih spekulatif sifatnya ditinjau dari kelengkapan fakta yang mendukungnya dan kerincian logika yang digunakan untuk menjelaskannya.
Tujuan ilmu pengetahuan :
Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan alirannya, yaitu :
Pengembangan ilmu pengetahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa keingintahuan manusia.
Ilmu pengetahuan pragmatis. Aliran ini meyakini bahwa pengembangan ilmu pengetahuan haruslah dapat memberikan menfaat bagi manusia dalam pemecahan masalah kehidupan.
Referensi buku :
Dinas Pendidikan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
The Liang Gie. 1991. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty.wikipedia.org