Umar,ilmu haditst. Hal 17
Ibid 1 hal 18
Drs. Munzier Suparta. Ilmu hadits.hal 25
ibid 2 hal 27-28
Ibid 1 hal 20
Ibid 2 hal 24-25
Ibid 2 hal 29
Subhi al-shalih.ulum al hadits wal musthalakhuhu.hal 110
Ibid2 hal 44
PENGERTIAN ILMU HADITS DAN CABANG-CABANGNYA
MAKALAH
Disusun guna memenuhi Tugas
Mata Kuliah : ulumul hadits
Dosen Pengampu : M. Dhofir
Disusun oleh :
Zulia Nadziroh (1310110368)
Putri Indah Permatasari (1310110378)
M. Fauzun Ni'am (1310110381)
Mujib Amirul Wahid (13101103)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seperti yang telah diketahui, banyak istilah untuk menyebut nama-nama hadits sesuai dengan fungsinya dalam menetapkan syari'at agama islam. Ada hadits shahih, dan dhaif. Masing-masing memiliki persyaratan sendiri-sendiri. Persyaratan itu ada yang berkaitan dengan persambungan sanad, kualitas perawi yang dilalui hadits, dan ada pula yang berkaitan dengan kandungan hadits itu sendiri. Maka persoalan yang ada dalam ilmu hadits ada dua. Pertama berkaitan dengan sanad, kedua berkaitan dengan matan. Ilmu yang berkaitan dengan sanad akan mengantar kita menelusuri apakah sebuah hadits itu bersambung sanadnya atau tidak, dan apakah para perawi yang dicantumkan didalam sanad hadits itu orangnya terpercaya atau tidak. Adapun ilmu yang berkaitan dengan matan akan membantu kita dalam mengetahui apakah informasi yang terkandung didalamnya berasal dari Nabi atau tidak.
Rumusan masalah
Bagaimana pengertian ulumul hadits ?
Bagaimana penjelasan ilmu hadits dirayah?
Bagaimana penjelasan ilmu hadits riwayah?
Apa saja cabang-cabang ilmu hadits ?
PEMBAHASAN
Pengertian Ulumul Haditst
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan ilmu ialah"pengetahuan ,atau dalam istilah lain mengetahui sesuatu dengan sebenarnya" (Louis ma'lif . 1987 : 527 ). Sedangkan yang dimaksud dengan haditst ialah segala sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan,perbuatan, taqrir (ketetapan) maupun sifat serta kepribadian dan akhlak Nabi baik sebelum maupun sesudah beliau di utus menjadi Rasul, baik untuk menetapkan hukum syara' atau tidak .
Jadi yang di maksud Ulumul Hadits ialah suatu ilmu yang berkaitan dengan haditst,baik dari segi periwayatan,penerimaan dan macam – macamnya. Dalam hubungan ini perlu adanya ketelitian dalam mempelajari ilmu haditst ini.
Adapun pembagian dan pembahasan ilmu hadits,secara singkat dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu ilmu hadits dirayah dan ilmu hadits riwayah.
Ilmu Haditst Dirayah
Menurut ibnu Akfan,seperti dikutip oleh Habsyi Ash-shiddieqy (1987:21) memberikan definisi hadits dirayah sebagai berikut :
علم الحديث الخاص بالدراية علم يبحث فيه حقيقة الرواية وشروطها وانواعها واحكامها واحوال الرواة وشروطهم واصناف المرويات ومايتعلق بها
"ilmu hadits dirayah adalah ilmu yang dari padanya diketahui hakekat riwayat, syarat – syarat dan macam – macam yang diriwayatkan dan segala yang berpautan dengan itu."
Ilmu hadits dirayah biasanya juga disebut sebagai ilmu musthalah al hadits, ilmu usul al-hadits, ulum al hadits, dan qowa'id al-tahdits. Al-Tirmizi mendefinisikan ilmu ini dengan :
قَوَانِيْنُ تُحد يد ري بها احوال متن وسند وكيفية التحمل والا داء وصفات الرجال و غير ذلك
"Undang-undang atau kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan sanad dan matan, cara menerima dan meriwayatkan, sifat-sifat perawi, dan lain-lain."
Dari beberapa pengertian diatas, dapat diketahui bahwa obyek pembahasan ilmu hadits dirayah, adalah keadaan para perawi dan marwinya. Keadaan para perawi baik yang menyangkut pribadinya, seperti akhlak, tabi'at dan keadaan hafalannya. Maupun yang menyangkut persambungan dan terputusnya sanad. Sedang keadaan marwi adalah dari sudut keshahihan, kedhaifannya, dan dari sudut lain yang berkaitan dengan keadaan matan.
Dengan mempelajari ilmu hadits dirayah ini banyak sekali faedah yang diperoleh, antara lain :
Mengetahui pertumbuhan dan oerkembangan hadits dan ilmu hadits sejak masa rasul SAW sampai sekarang.
Dapat mengetahui tokoh-tokoh serta usaha-usaha yang telah mereka lakukan dalam mengumpulkan, memelihara dan meriwayatkan hadits.
Mengetahui kaedah-kaedah yang dipergunakan oleh para ulama' dalam mengklasifikasikan hadits lebih lanjut.
Dapat mengetahui istilah-istilah, nilai-nilai dan kriteria-kriteria hadits sebagai pedoman dalam beristinbat.
Dari beberapa faedah diatas apabila diambil intisarinya maka faedah mempelajari ilmu hadits dirayah adalah untuk mengetahui kualitas sebuah hadits apakah ia maqbul (diterima) dan mardud(ditolak) baik dilihat dari sudut sanad maupun matannya.
Ilmu Hadits Riwayah
Seperti hadits dirayah, ilmu hadits riwayahpun dalam pembahasannya mempunyai beberapa variasi dalam mendefinisikannya, dibawah ini diuraikan pendapat beberapa ahli hadits antara lain :
'ajaj al- khatib(1976:7) memberikan definisi ilmu hadits riwayah sebagai berikut :
علم الحديث رواية هو العلم الذي يقوم علي نقل ماا ضيف الي النبي صلي لله عليه وسلم من قول اوفعل اوتقريراوصفة خلقية او خلقية نقلا دقيقا
"ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang membahas tentang pemindahan segala sesuatu yang disandarkan pada nabi saw baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan (taqrir) maupun sifat-sifat kepribadian dan prilaku dengan pengutipan atau pemindahan yang teliti dan cermat."
Sedangkan menurut ibn al-Akfani sebagaimana dikutip oleh asuyuti mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ilmu hadits riwayah adalah :
علم يشتمل علياقوال النبي صلي الله عليه وسلم وافعاله ورواتهاوضبطها وتحريرالفاظها
"Ilmu pengetahuan yang mencakup perkataan dan perbuatan nabi saw baik periwayatannya pemeliharaannya, maupun penulisan atau pembukuan lafadz-lafadznya."
Obyek ilmu haditst Riwayah ialah bagaimana cara menerima,menyampaikan kepada orang lain,dan memindahkan atau mendewankan.Demikian menurut pendapat as-suyuthi.Dalam menyampaikan dan membukukan haditst hanya disebutkan apa adanya,baik yang bertkaitan dengan matan maupun sanadnya.Ilmu ini tidak membicarakan tentang syadz (kejanggalan) dan 'illat (kecacatan) matan haditst.Demikian pula ilmu ini tidak membahas tentang kualitas para perawi,baik keadilan,kedabitan atau fasikannya.
Adapun faedah mempelajari ilmu hadits Riwayah adalah untuk menghindari adanya penukilan yang salah dari sumbernya yang pertama yaitu Nabi SAW.
Dengan melihat uraian ilmu hadits riwayah dan ilmu hadits dirayah diatas, tergambar adanya kaitan yang sangat erat, antara yang satu dengan yanh lainnya. Hal ini karena, setiap ada periwayatan hadits tentu ada kaidah-kaidah yang dipakai dan diperlukan, baik dalam penerimaannya maupun penyampaiannya kepada pihak lain. Sejalan dengan perjalanan ilmu hadits riwayah, ilmu hadits dirayah juga terus berkembang menuju kesempurnaannya, sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan langsung dengan perjalanan hadits riwayah. Oleh karena itu, tidak mungkin ilmu hadits riwayah berdiri tanpa ilmu hadits dirayah begitu juga sebaliknya.
Cabang-Cabang Ilmu Hadits
Dari ilmu hadits riwayah dan dirayah ini pada perkembangan berikutnya muncullah cabang-cabang ilmu hadits lainnya seperti ilmu rijal al-hadits, ilmu al jarhwa al-ta'dil, ilmu tarikh al-ruwah, ilmu 'ilal al-hadits, ilmu al-nasikh wa al-mansukh, ilmu asbab wurud al-hadits, dan ilmu mukhtalif al-hadits. Secara singkat cabang-cabang diatas akan diuraikan sebagai berikut:
Ilmu Rijal al-Hadits
Yaitu ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat, dari tabi`in, mupun dari angkatan-angkatan sesudahnya. Hal yang terpenting di dalam ilmu Rijal al-Hadits adalah sejarah kehidupan para tokoh tersebut, meliputi masa kelahiran dan wafat mereka, negeri asal, negeri mana saja tokoh-tokoh itu mengembara dan dalam jangka berapa lama, kepada siapa saja mereka memperoleh hadits dan kepada siapa saja mereka menyampaikan Hadits.
علم يعرف به رواة الحديث من حيث انهم رواة للحد يث
"ilmu untuk mengetahui para perawi hadits dalam kapasitasnya sebagai perawi hadits".
Ada beberapa istilah untuk menyebut ilmu yang mempelajari persoalan ini. Ada yang menyebut Ilmut Tarikh, ada yang menyebut Tarikh al-Ruwat, ada juga yang menyebutnya Ilmu Tarikh al-Ruwat.
Ilmu al-Jarh wa al-Ta`dil
Para ahli hadits mendefinisikan al jarh dengan :
الطعن في راوي الحديث بمايسلب اويخل بعدالته اوضبطه
"kecacatan pada perawi hadits disebabkan oleh sesuatu yang dapat merusak keadilan atau kedabitan perawi."
Sedangkan al-ta'dil yang secara bahasa berarti at-tasywiyah (menyamakan), menurut istilah berarti :
عكسه هو تزكية الراوي والحكم عليه بانه عد ل اوضابط
"lawan dari al-jarh yaitu pembersihan atau pensucian perawi dan ketetapan bahwa ia adil atau dabit"
Jadi dapat disimpulkan bahwa Ilmu al-Jarh wa al-Ta`dil adalah Ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan kepada para perawi dan tentang penta`dilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu. Maksudnya al-Jarh (cacat) yaitu istilah yang digunakan untuk menunjukkan "sifat jelek" yang melekat pada periwayat hadits seperti, pelupa, pembohong, dan sebagainya. Apabila sifat itu dapat dikemukakan maka dikatakan bahwa periwayat tesebut cacat. Hadits yang dibawa oleh periwayat seperti ini ditolak, dan haditsnya di nilai lemah (dha`if). Maksudnya al-Ta`dil (menilai adil kepada orang lain) yaitu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sifat baik yang melekat pada periwayat, seperti, kuat hafalan, terpercaya, cermat, dan lain sebagainya.
Orang yang mendapat penilaian seperti ini disebut `adil, sehingga hadits yang di bawanya dapat di terima sebagai dalil agama. Haditsnya dinilai shahih. Sesuai dengan fungsinya sebagai sumber ajaran Islam, maka yang diambil adalah hadits shahih.
Ilmu tarikh ar-ruwah
Ilmu tarikh ar-ruwah ialah:
العلم الذي يعرف برواة لحديث من الناحية التي تتعلق برواي تهم للحديث
"Ilmu untuk mengetahui para perawi haditst yang berkaitan dengan usaha periwayatan mereka terhadap haditst"
Dengan ilmu ini akan diketahui keadaan dan identitas para perawi,seperti kelahirannya,wafatnya,guru-gurunya,masa atau waktu mereka mendengar haditst dari gurunya,siapa yang meriwayatkan haditst darinya,tempat tinggal mereka,tempat mereka mengadakan lawatan, dll.
Jadi ilmu tarikh al ruwah ini merupakan senjata yang ampuh untuk mengetahui keadaan rawi yang sebenarnya,terutama untuk membongkar kebohongan para perawi.
Mengetahui tanggal lahir dan wafatnya juga sangat penting untuk menolak pengakuan para perawi yang mengaku pernah bertemu dengannya.
Ilmu 'ilal al haditst
Kata 'ilal adalah bentuk jama' dari kata al 'illah yang menurut bahasa berarti al maradh (penyakit /sakit). Menurut muhadditsin istilah 'illah berarti sebab yang tersembunyi atau sama-samar yang berakibat tercemarnya haditst.Akan tetapi yang kelihatan adalah kebalikannya yakni tidak terlihat adanya kecacatan.Adapun yang dimaksud dengan ilmu 'illah haditst meburut muhaddistin adalah:
علم يبحث عن الأسباب الحفية الغامضة من حيث انهاتقدح في صحة الحديث كوصل منقطع ورفع موقوف وادخال حديث في حديث وماشابه ذلك
"ilmu yang membahas sebab-sebab yang tersembunyi,yang dapat mencacatkan keshahihan haditst,seperti mengatakan muttashil terhadap haditst yang munqathiq,menyebut marfu' terhadap haditst yang mauquf ,memasukkan haditst ke dalam haditst lain,dan hal-hal yang seperti itu."
Menurut al Hakim, ilmu 'ilal haditst ialah ilmu yang berdiri sendiri,selain dari ilmu shahih dan dhaif,jarh dan ta'dil. Ia menerangkan 'ilal haditst yang tidak termasuk kedalam bahasan jarh,sebab haditst yang majruh adalah haditst yang gugur dan tidak di pakai.
Al-hakim menyebutkan, bahwa dasar penetapan 'ilal hadits adalah hafalan yang sempurna, pemahaman yang mendalam dan pengetahuan yang cukup.
Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadits
Yaitu ilmu yang membahas Hadits-hadits yang bertentangan dan tidak mungkin diambil jalan tengah. Hukum hadits yang satu menghapus (menasikh) hukum Hadits yang lain (mansukh). Yang datang dahulu disebut mansukh, dan yang muncul belakangan dinamakan nasikh. Nasikh inilah yang berlaku selanjutnya.
ما ننسخ من اية اوننسها نات بخير منها اومثلها الم تعلم ان الله علي كل شيء قد ير (البقرة ̸٢: ١٠٦)
"ayat mana saja yang kami nasakhkan, atau kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, kami datangkan yang lebih baik dari padanya atau yang sebanding dengannya. Tiadalah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu. (QS Al baqarah(2) :106)
Untuk mengetahui nasakh dan mansukh ini bisa melalui beberapa cara :
Dengan penjelasan dari nash atau syari'itu sendiri, yang dalam hal ini ialah rasulullah .
Dengan penjelasan dari para sahabat
Dengan mengetahui tarikh keluarnya haditst serta sebab wurud hadits. Dengan demikian akan diketahui mana yang datang terlebih dahulu dan mana yang datang kemudian.
Ilmu asbab wurud al-hadits
Kata asbab adalah jama' dari kata sabab. Menurut ahli bahasa diartikan dengan "al-habl" (tali), saluran yang artinya jelas sebagai : "segala yang menghubungkan satu benda dengan benda lainnya".
Al-Suyuthi merumuskan pengertian asbab wurud al-hadits dengan: "Sesuatu yang membatasi arti suatu hadits' baik berkaitan dengan arti umum atau khusus, mutlak atau muqayyad, dinasakhan dan seterusnya" atau, "Suatu arti yang dimaksud oleh sebuah hadits saat kemunculannya".
Dari uraian pengertian tersebut, asbab wurud al-hadits dapat diberi pengertian yakni "suatu ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang sebab-sebab Nabi SAW. Menuturkan sabdanya dan waktu beliau menuturkan itu." Seperti sabda Rasul SAW. Tentang kesucian air lautdan apa yang ada di dalamnya. Ia bersabda: "Laut itu suci airnya dan suci bangkainya". Hadits ini dituturkan oleh Rasul SAW. Saat berada di tengah lautan dan ada salah seorang sahabat yang merasa kesulitan berwudhu karena tidak mendapatkan air (tawar).
Urgensi asbab al-wurud terhadap hadits, sebagai salah satu jalan untuk memahami kandungan hadits. Ini terlihat dari beberapa faedahnya, antara lain, dapat mentakhsis arti yang umum, membatasi arti yang mutlak, menjelaskan kemusykilan, dan menunjukkan illat suatu hukum. Maka dengan memahami asbab wurud hadits ini,dapat dengan mudah memahami apa yang dimaksud atau yang dikandung oleh suatu hadits.
Ilmu Garib al-hadits
Yaitu ilmu yang membahas dan menjelaskan hadits Rasulullah saw yang sukar diketahui dan dipahami orang banyak karena telah berbaur dengan bahasa arab pasar (umum). Ilmu ini bisa juga diartikan sebagai ilmu yang menerangkan mkna kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.
Menurut Ibnu Al-Shalah, yang dimaksud dengan Gharib Al-Hadits ialah:
عبارة عما وقع في متون لاحاديث من الالفاظ الغامضة البعيدة منالفهم لقلة لستعملها
"Ungkapan dari lafazh-lafazh yang sulit dan rumit untuk dipahami yang terdapat dalam matan hadits karena (lafazh tersebut jarang digunakan).
Rasul sefasih-fasihnya orang Arab yang diutus oleh Allah SWT. untuk menghadapi kaumnya yang terdiri dari bermacan-macam suku dan kabilah. Sehingga Rasul ketika berhadapan dengan kabilah tertentu akan menggunakan bahasa dari kaum yang dihadapinya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, banyak bangsa-bangsa non-Arab memeluk islam sehingga banyak juga orang-orang yang kurang memahami istilah atau lafazh-lafazh tertentu yang gharib (asing). Oleh karena itu ilmu ini dimunculkan atas usaha para ulama untuk memudahkan dalam memahami hadits-hadits yang mengandung lafazh-lafazh yang gharib tersebut.
Memahami makna kosa kata (mufradat) matan hadits merupakan langkah pertama memahami suatu hadits dan untuk istinbath hukum. Oleh karena itu ilmu ini akan banyak menolong untuk menuju ke pemahaman tersebut.
Para muhaddisin ketika menghadapi lafazh-lafazh yang gharib dan sulit untuk menjelaskannya, juga menyerahkan kepada ahli bahasa (gharib al-hadits).
Ada beberapa cara untuk menafsirkan hadits-hadits yang mengandung lafazh yang gharib, antara lain :
Dengan hadits yang sanadnya berlainan dengan matan yang mengandung lafazh yang gharib tersebut.
Dengan penjelasan para sahabat yang meriwayatkan hadits
Penjelasan dari rawi selain sahabat
Ilmu at-Tashif wa at-Tahrif
Ilmu at-Tashif wa at-Tahrif adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menerangkan tentang hadits yang sudah diubah titik atau syakalnya.
Suatu contoh , dalam suatu riwayat disebutkan bahwa salah seorang yang meriwayatkan hadits dari nabi saw dari bani sulaimah, adalah 'utbah ibn al-Bazr, padahal yang sebenarnya 'itbah ibn al-Nazr. Dalam hadits ini terjadi perubahan sebutan al-Nazr menjadi al-Bazr.
Ilmu mukhtalif al-hadits
العلم الذي يبحث في الاحاديث التي ظاهرها متعل رض فيزيل تعارضها او يوفق بينها كمايبحث في الاحاديث التي يشكا فهمهااوتصورها في فعاشكالها ويوضح حقيقتها
"ilmu yang membahas hadits-hadits yang menurut lahirnya saling bertentangan atau berlawanan, kemudian bertentangan dihilangkan dan dikompromikan antara keduanya, sebagaimana membahas hadits-hadits yang sulit dipahami kandungannya, dengan menghilangkan kesulitannya serta menjelaskan hakikatnya".
Ilmu ini berusaha mempertemukan dua atau lebih hadits yang bertentangan maknanya. Adapun cara-cara mengompromikan maknanya dengan men-taqyid kemuthlakan hadits, men-takhsish keumumannya, atau dengan memilih sanad yang yang lebih kuat.
PENTUP
SIMPULAN
a. Ulumul Hadits adalah ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan Hadits Nabi SAW.
b. Ilmu Hadits Riwayah adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara periwayatan, pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan Hadits Nabi SAW. Objek kajiannya adalah Hadits Nabi SAW dari segi periwayatan dan pemeliharaannya.
c. Ilmu Hadits Dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang kumpulan kaidah-kaidah dan masalah-masalah untuk mengetahui keadaan rawi dan marwi dari segi di terima atau di tolaknya. Rawi adalah orang yang menyampaikan Hadits dari satu orang kepada yang lainnya; Marwi adalah segala sesuatu yang diriwayatkan, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW atau kepada Sahabat dan Tabi`in. Ilmu Hadits Dirayah inilah yang selanjutnya disebut dengan Ulumul Hadits.
d. Cabang-cabang Ulumul Hadits diantaranya adalah:
Ilmu Rijal al-Hadits
Ilmu al-Jarh wa al-Ta`dil
Ilmu Mukhtalif al-Hadits
Ilmu `Ilalil Hadits
Ilmu Gharibul-Hadits
Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadits
Ilmu Asbab Wurud al-Hadits
Ilmu Mushthalah Ahli Hadits
DAFTAR PUSTAKA
Subhi al-shalih, ulum al hadits wal musthalakhuhu, Bairut: Dar Al-'Ulum Al-Malayin, 1977, cet Ke-9
Umar, ilmu hadits. Nora media enterprise, kudus 2011
Drs. Munzier Suparta. Ilmu hadits, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002 cet Ke-3