PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)
A. PENGERTIAN Belakangan ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di berbagai bidan bidang. g. Awal Awal mulany mulanya, a, PTK, PTK, dituju ditujukan kan untuk untuk mencar mencarii solusi solusi terhada terhadap p masala masalah h sosial sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang di masyarakat pada saat itu. PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hal kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari proses refeksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan peryem peryempur purnaa naan n rencan rencanaa tindaka tindakan n beriku berikutny tnya. a. Tahapan Tahapan-ta -tahapa hapan n di atas atas dilakuk dilakukan an berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai. Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu suatu peneli penelitia tian n terapan terapan.. PTK sangat sangat berman bermanfaa faatt bagi guru guru untuk untuk mening meningkat katkan kan mutu mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti. Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. kelas. Action Action research research pada hakikatnya hakikatnya merupakan merupakan rangkaian rangkaian “riset-ti “riset-tindakan-r ndakan-risetisettindakan- …”, yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masala masalah h itu terpec terpecahka ahkan. n. Ada bebera beberapa pa jenis jenis action action resear research, ch, dua di antara antaranya nya adalah adalah individual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal yang sama. Action Action research research termasuk termasuk penelitian penelitian kualitatif kualitatif walaupun walaupun data yang dikumpulkan dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Action research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimliki peneliti. Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action research disajikan dalam tabel
berikut. Tabel 1. Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research
Penelitian Formal
Classroom Action Research
Dilakukan oleh orang lain
Dilakukan oleh guru/dosen
Sampel harus representatif
Kerepresentatifan diperhatikan
Instrumen harus valid dan reliabel
Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan
Menu Menunt ntut ut peng penggu guna naan an anal analiisis sis stat tatist istik
Tidak idak dipe diperrluka lukan n anal analiisis sis stat statiisti stik yang ang rumit
Mempersyaratkan hipotesis
Tidak selalu menggunakan hipotesis
Mengembangkan teori
Memperbaiki praktik pe pembelajaran se secara langsung
sampel
tidak
B. MENGAPA PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENTING ? Ada Ada bebe bebera rapa pa alas alasan an meng mengap apaa PTK PTK meru merupa paka kan n suat suatu u kebut kebutuha uhan n bagi bagi guru guru untuk untuk meningkatkan profesional seorang guru : 0 PTK PTK san sanga gatt kond kondus usif if untu untuk k memb membua uatt guru guru men menja jadi di pek pekaa tang tangga gap p terh terhad adap ap din dinam amik ikaa pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap lakukan.apa yang dia dan muridnya 1 PTK PTK dapat dapat men menin ingk gkat atka kan n kine kinerrja guru guru sehi sehing ngga ga menj menjad adii profe professiona ional. l. Guru Guru tid tidak ak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneniliti di bidangnya. 2 Deng Dengan an mel melaks aksanak anakan an taha tahapa pann-ttahap ahapan an dala dalam m PTK, PTK, guru guru mampu mampu memp memper erba baiiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya. 3 Pela Pelaks ksan anaa aan n PTK PTK tid tidak ak men mengg ggan angu gu tug tugas as pok pokok ok seo seora rang ng gur guru u kare karena na dia dia tida tidak k perl perlu u meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. 4 Dengan melaksanakan PTK guru menja njadi kreatif karena selalu dituntu ntut untu ntuk melakukan melakukan upaya-upaya upaya-upaya inovasi sebagai implementa implementasi si dan adaptasi adaptasi berbagai berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
5 Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memp memper erba baiiki dan dan atau atau meni mening ngka kattkan kan kual kualit itas as prak prakttek pem pembel belajar ajaran an seca secara ra berkes berkesina inambu mbunga ngan n sehing sehingga ga mening meningkat katan an mutu mutu hasil hasil instru instruksi ksional onal;; mengem mengembang bangkan kan keter keteram ampi pila lan n guru guru;; meni mening ngkat katkan kan rele releva vans nsi; i; meni meningk ngkat atkan kan efis efisie iens nsii penge pengelo lola laan an instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
C. HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya. PTK di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Oleh karenanya, sampai dewasa ini keberadaannya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra, terutama jika dikaitkan dengan bobot keilmiahannya. Jenis penelitian ini dapat dilakukan didalam bidang pengembangan organisasi, manejemen, kesehat kesehatan an atau atau kedokt kedoktera eran, n, pendidi pendidikan kan,, dan sebaga sebagainy inya. a. Di dalam dalam bidang bidang pendidi pendidikan kan peneli peneliti tian an ini dapat dapat dilakuk dilakukan an pada pada skala skala makro makro ataupun ataupun mikro. mikro. Dalam Dalam skala skala mikro mikro misalnya dilakukan di dalam kelas pada waktu berlangsungnya suatu kegiatan belajarmengajar untuk suatu pokok bahasan tertentu pada suatu mata kuliah. Untuk lebih detailnya berikut ini akan dikemukan mengenai hakikat PTK. Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prose prosesny snya, a, telaah, telaah, diagnos diagnosis, is, perenca perencanaa naan, n, pelaks pelaksana anaan, an, pemant pemantaua auan, n, dan pengaru pengaruh h menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Penda Pendapat pat yang yang hamp hampir ir sena senada da dikem dikemuka ukaka kan n oleh oleh Kemm Kemmis is dan Mc Tagg Taggar art, t, yang yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh pesert peserta–pe a–peser sertan tanya ya dalam dalam situas situasii sosial sosial untuk untuk mening meningkat katkan kan penalar penalaran an dan keadil keadilan an praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988). Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) pendidikan) untuk memperbaiki memperbaiki rasionalit rasionalitas as dan kebenaran kebenaran (a) praktik-prakt praktik-praktik ik sosial sosial atau pendidikan yang dilakukan dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-lembaga ) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Harjodipuro, 1997). Lebih Lebih lanjut lanjut,, dijela dijelaska skan n oleh oleh Harjod Harjodipu ipuro ro bahwa bahwa PTK adalah adalah suatu suatu pendeka pendekatan tan untuk untuk memp memper erbai baiki ki pend pendid idik ikan an mela melalu luii peruba perubaha han, n, deng dengan an mendo mendoro rong ng para para guru guru untu untuk k memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau utuk mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis
terhada terhadap p mengaj mengajar, ar, dan menggu menggunaka nakan n kesadar kesadaran an kriti kritiss terhad terhadap ap diriny dirinyaa sendir sendirii untuk untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi bagi mereka mereka sendir sendiri, i, dan bertan bertanggun ggung g jawab jawab mengena mengenaii pelaks pelaksanaa anaan n tugasn tugasnya ya secara secara profesional. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, jelaslah bahwa dilakukannya PTK adalah dalam rangka rangka guru guru bersed bersedia ia untuk untuk mengin mengintro tropeks peksi, i, bercer bercermin min,, merefl merefleks eksii atau atau mengev mengevalu alusi si dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang guru/pengajar diharapkan cukup professional untuk selanjutnya, diharapkan dari peningkatan kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran; keterampilan, pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa. Dengan Dengan dilaks dilaksana anakann kannya ya PTK, PTK, berart berartii guru guru juga juga berkedu berkeduduka dukan n sebagai sebagai peneli peneliti, ti, yang yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya peningkatan kualita kualitass terseb tersebut ut dihara diharapkan pkan dilaku dilakukan kan secara secara siste sistemat matis, is, realit realities ies,, dan rasion rasional, al, yang yang disertai dengan meneliti semua “ aksinya di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis kekurangan-kekurangan dan kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan “aksi” nya masih terdapat kekurangan, dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasahan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajarmengaj mengajar, ar, untuk untuk memper memperbai baiki ki kondisi kondisi pembel pembelaja ajaran ran yang yang dilakuk dilakukan. an. Sement Sementara ara itu, itu, dila dilaks ksan anaka akann nnya ya PTK PTK di anta antara rany nyaa untu untuk k meni meningk ngkat atkan kan kuali kualita tass pend pendid idik ikan an atau atau pangajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas.
Jenis dan Model PTK Sebagai paradigma sebuah penelitian tersendiri, jenis PTK memiliki karakteristik yang relati relatiff agak agak berbed berbedaa jika jika dibandi dibandingka ngkan n dengan dengan jenis jenis peneli penelitia tian n yang yang lain, lain, misal misalnya nya peneli peneliti tian an natura naturalis listi tik, k, eksper eksperim imen en survei survei,, analisi analisiss isi, isi, dan sebaga sebagainy inya. a. Jika Jika dikait dikaitkan kan dengan dengan jenis jenis peneli penelitia tian n yang yang lain lain PTK dapat dapat dikate dikategor gorika ikan n sebaga sebagaii jenis jenis peneli penelitia tian n kualitatif dan eksperimen. PTK dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif karena pada saat data dianalisis digunakan pendekatan kualitatif, tanpa ada perhitungan statistik. Dikatakan sebagai penelitian eksperimen, karena penelitian ini diawali dengan perencanaan, adanya perlakuan terhadap subjek penelitian, dan adanya evaluasi terhadap hasil yang dicapai sesudah sesudah adanya adanya perlak perlakuan uan.. Ditinj Ditinjau au dari dari karakt karakteri eristi stikny knya, a, PTK setida setidakny knyaa memili memiliki ki karak karakte teri rist stik ik anta antara ra lain lain:: (1) (1) dida didasa sark rkan an pada pada masa masala lah h yang yang diha dihada dapi pi guru guru dala dalam m instruksional; (2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya; (3) penelitian sekaligus sebagai prakt praktisi isi yang yang melaku melakukan kan reflek refleksi; si; (4) bertuj bertujuan uan memper memperbai baiki ki dan atau atau mening meningkat katkan kan
kualitas praktek instruksional; (5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. Menurut Richart Winter ada enam karekteristik PTK, yaitu (1) kritik reflektif, (2) kritik dialektis, (3) kolaboratif, (4) resiko, (5) susunan jamak, dan (6) internalisasi teori dan prakt praktek ek (Winte (Winter, r, 1996). 1996). Untuk Untuk lebih lebih jelasn jelasnya, ya, beriku berikutt ini dikemu dikemukaka kakan n secara secara singka singkatt karakteristik PTK tersebut. 1. Kritik Kritik Refeksi; Refeksi; salah salah satu langkah langkah di dalam dalam penelitian penelitian kualitat kualitatif if pada umumnya, umumnya, dan khususnya khususnya PTK ialah adanya upaya refleksi refleksi terhadap terhadap hasil observasi observasi mengenai mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam PTK yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penilaian, dan refleksi ini perlu adanya upaya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan. 2. Krit Kritik ik Dial Dialek ekti tis; s; denga dengan n adan adanya yan n krit kritik ik dial dialek ekti tiff diha dihara rapk pkan an penel penelit itia ian n bers bersed edia ia melakuk melakukan an kritik kritik terhad terhadap ap fenome fenomena na yang yang diteli ditelitin tinya. ya. Selanj Selanjutn utnya ya peneli peneliti ti akan bersedia melakukan pemeriksaan terhadap: (a) konteks hubungan secara menyeluruh yang merupakan satu unit walaupun dapat dipisahkan secara jelas, dan, (b) Struktur kontradiksi internal, -maksudnya di balik unit yang jelas, yang memungkinkan adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di balik unit tersebut bersifat stabil. 3. Kolaborati Kolaboratif; f; di dalam PTK PTK diperlukan diperlukan hadirny hadirnyaa suatu kerja kerja sama dengan dengan pihak-pihak pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan sebagainya. Kesemuanya itu diharapkan diharapkan dapat dijadikan dijadikan sumber data atau data sumber. sumber. Mengapa demikian? demikian? Oleh karena pada hakikatnya kedudukan peneliti dalam PTK merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerja sama sama atau atau kolab kolabor oras asii di anta antara ra para para anggo anggota ta situ situas asii dan dan kondi kondisi si itul itulah ah yang yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung.Kolaborasi dalam kesempatan ini ialah berupa sudut pandang yang disampaikan disampaikan oleh setiap setiap kolaborator. kolaborator. Selanjutnya, Selanjutnya, sudut pandang ini dianggap sebagai andil yang sangat penting dalam upaya pemahaman terhada terhadap p berbaga berbagaii permas permasala alahan han yang yang muncul muncul.. Untuk Untuk itu, itu, peneli peneliti ti akan bersik bersikap ap bahw bahwaa tida tidak k ada ada sudut sudut panda pandang ng dari dari sese seseor orang ang yang yang dapat dapat digu diguna nakan kan untu untuk k memahami sesuatu masalah secara tuntas dan mampu dibandingkan dengan sudut pandang yang berasal; dari berbagai pihak. Namun demikian memperoleh berbagai pand pandan angan gan dari dari pada pada kola kolabo bora rato tor, r, pene peneli liti ti teta tetap p seba sebagai gai figu figurr yang yang memi memili liki ki ,kewena ,kewenangan ngan dan tanggun tanggung g jawab jawab untuk untuk menent menentukan ukan apakah apakah sudut sudut pandang pandang dari dari kolaborator dipergunakan atau tidak. Oleh karenanya, sdapat dikatakan bahwa fungsi kolaborator hanyalah sebagai pembantu di dalam PTK ini, bukan sebagai yang begitu menentukan terhadap pelaksaanan dan berhasil tidaknya penelitian. 4. Resi Resiko; ko; denga dengan n adany adanyaa ciri ciri resi resiko ko diha dihara rapk pkan an dan dan ditu ditunt ntut ut agar agar penel penelit itii bera berani ni mengambil mengambil resiko, terutama terutama pada waktu proses penelitian penelitian berlangsung. berlangsung. Resiko yang mungkin ada diantaranya (a) melesetnya hipotesis dan (b) adanya tuntutan untuk melakuk melakukan an suatu suatu transf transform ormasi asi.. Selanj Selanjutn utnya, ya, melalu melaluii keterl keterliba ibatan tan dalam dalam proses proses penelitia penelitian, n, aksi peneliti kemungkinan kemungkinan akan mengalami mengalami perubahan perubahan pandangan pandangan karena ia menyaksikan sendiri adanya diskusi atau pertentangan dari para kalaborator dan selanjutnya menyebabkan pandangannya berubah.
5. Susuna Susunan n Jamak; Jamak; pada umumny umumnyaa peneli penelitia tian n kuantit kuantitati atiff atau atau tradis tradision ional al berstr berstrukt uktur ur tunggal karena ditentukan oleh suara tunggal, penelitinya. Akan tetapi, PTK memiliki struktur jamak karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasi atau kolaboratif. Susunan jamak ini berkaitan dengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti harus mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif. Suatu contoh, seandainya yang diteliti adalah situasi dan kondisi proses belajar-mengajar, situ situas asin inya ya haru haruss meli melipu puti ti pali paling ng tida tidak k guru, guru, sisw siswa, a, tuju tujuan an pendi pendidi dika kan, n, tuju tujuan an pembel pembelaja ajaran, ran, intera interaksi ksi belaja belajar-m r-meng engaja ajar, r, lulusa lulusan n atau atau hasil hasil yang yang dicapa dicapai, i, dan sebagainya. 6. Internalis Internalisasi asi Teori Teori dan Praktik; Praktik; Menurut Menurut pandangan pandangan para para ahli PTK bahwa bahwa antara antara teori dan prakti praktik k buk bukan an merupak merupakan an dua dunia dunia yang yang berlai berlainan. nan. Akan Akan tetapi tetapi,, keduany keduanyaa merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung tranformasi. Pendapat ini berbeda dengan pandangan para ahli penelitian konvesional yang beranggapan bahwa teori dan praktik merupakan dua hal yang yang terpis terpisah. ah. Kebera Keberadaa daan n teori teori diperu diperuntu ntukkan kkan prakti praktik, k, begitu begitu pula pula sebali sebalikny knyaa sehingga keduanya dapat digunakan dan dikembangkan bersama. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bentuk PTK benar-benar berbeda dengan bentuk penelitian yang lain, baik itu penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif maupun paradigma paradigma kualitatif. kualitatif. Oleh karenanya, karenanya, keberadaan bentuk PTK tidak perlu lagi diragukan, diragukan, teru teruta tama ma seba sebaga gaii upay upayaa memp memper erka kaya ya khas khasan anah ah kegi kegiat atan an pene peneli liti tian an yang yang dapa dapatt dipertanggungjawabkan taraf keilmiahannya.
D. MODEL - MODEL ACTION RESEARCH Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari berbagai model action research, terutama classroom action research. Dialah orang pertama yang memperkenalkan action research. Konsep pokok action research menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Modell Kemm Mode Kemmis is & Tagg Taggar artt meru merupa paka kan n peng pengem emba bang ngan an dari dari kons konsep ep dasa dasarr yang yang diperkenalka diperkenalkan n Kurt lewin seperti yang diuraikan di atas, hanya saja komponen komponen acting acting dan observ observing ing dijadi dijadikan kan satu satu kesatu kesatuan an karena karena keduany keduanyaa merupa merupakan kan tindak tindakan an yang yang tidak tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama
E. MASALAH CAR Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan masalah CAR. 1. Banyaknya Masalah yang Dihadapi Guru Setiap hari guru mengahadapi banyak masalah, seakan-akan masalah itu tidak ada putus putusnya. Oleh karena itu guru yang tidak dapat menemukan masalah untuk CAR sungguh ironis. Merenunglah barang sejenak, atau ngobrollah dengan teman sejawat, Anda akan
segera menemukan kembali seribu satu masalah yang telah merepotkan Anda selama ini. 2. Tiga Kelompok Masalah Pembelajaran Masalah pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a) pengorganisasian materi pelajaran, (b) penyampaian materi pelajaran, dan (c) pengelolaan kelas. Jika Anda berfikir bahwa pembahasan suatu topik dari segi sejarah dan geografi secara bersama-sama akan lebih bermakna bagi siswa daripada pembahasan secara sendiri-sendiri, Anda sedang berhadapan dengan masalah pengorganisasian materi. Jika Anda suka dengan masalah metode dan media, sebenarnya Anda sedang berhadapan dengan masalah penyampaian materi. Apabila Anda menginginkan kerja kelompok antar siswa berjalan dengan lebih efekti efektif, f, Anda berhad berhadapan apan dengan dengan masala masalah h pengelo pengelolaa laan n kelas. kelas. Jangan Jangan terika terikatt pada satu satu kategori saja; kategori lain mungkin mempunyai masalah yang lebih penting. 3. Masalah yang Berada di Bawah Kendali Guru Jika Anda yakin bahwa ketiadaan buku yang menyebabkan siswa sukar membaca kembali materi pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu melakukan CAR untuk meningkatkan meningkatkan kebiasaan kebiasaan belajar belajar siswa di rumah. Dengan dibelikan dibelikan buku masalah itu akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan Anda. Dengan perkataan lain yakinkan bahwa masala masalah h yang yang akan akan Anda Anda pecahka pecahkan n cukup cukup layak layak (feasi (feasible ble), ), berada berada di dalam dalam wilaya wilayah h pembelajaran, yang Anda kuasai. Contoh lain masalah yang berada di luar kemampuan Anda adalah: Kebisingan kelas karena sekolah berada di dekat jalan raya. 4. Masalah yang Terlalu Besar Nilai UAN yang tetap rendah dari tahun ke tahun merupakan masalah yang terlalu besar untuk dipercahkan melalui CAR, apalagi untuk CAR individual yang cakupannya hanya kelas. Faktor yang mempengaruhi Nilai UAN sangat kompleks mencakup seluruh sistem pendidikan. Pilihlah masalah yang sekiranya mampu untuk Anda pecahkan. 5. Masalah yang Terlalu Kecil Masala Masalah h yang yang terlal terlalu u kecil kecil baik baik dari dari segi segi pengar pengaruhny uhnyaa terhad terhadap ap pembel pembelaja ajaran ran secara secara keselu keseluruh ruhan an maupun maupun jumlah jumlah siswa siswa yang yang terli terlibat bat sebaik sebaiknya nya dipert dipertim imbang bangkan kan kembal kembali, i, terutama jika penelitian itu dibiayai oleh pihak lain. Sangat lambatnya dua orang siswa dalam dalam meng mengik ikut utii pelaj pelajar aran an Anda Anda misa misaln lnya ya,, term termas asuk uk masa masala lah h keci kecill karen karenaa hany hanyaa menyangkut dua orang siswa; sementara masih banyak masalah lain yang menyangkut kepentingan sebagian besar siswa. 6. Masalah yang Cukup Besar dan Strategis Kesulitan siswa memahami bacaan secara cepat merupakan contoh dari masalah yang cukup besar dan strategis karena diperlukan bagi sebagian besar mata pelajaran. Semua siswa memerlukan keterampilan itu, dan dampaknya terhadap proses belajar siswa cukup besar. Sukarnya siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran, dan ketidaktahuan siswa
tentang meta belajar (belajar bagaimana belajar) merupakan contoh lain dari masalah yang cukup besar dan strategis. Dengan demikian pemecahan masalah akan memberi manfaat yang besar dan jelas. 7. Masalah yang Anda Senangi Akhirnya Anda harus merasa memiliki dan senang terhadap masalah yang Anda teliti. Hal itu diindikasikan dengan rasa penasaran Anda terhadap masalah itu dan keinginan Anda untuk segera tahu hasil-hasil setiap perlakukan yang diberikan. 8. Masalah yang Riil dan Problematik Jangan mencari-cari mencari-cari masalah hanya karena Anda ingin mempunyai mempunyai masalah masalah yang berbeda dengan orang lain. Pilihlah masalah yang riil, ada dalam pekerjaan Anda sehari-hari dan memang problematik (memerlukan pemecahan, dan jika ditunda dampak negatifnya cukup besar). 9. Perlunya Kolaborasi Tidak ada yang lebih menakutkan daripada kesendirian. Dalam collaborative action reseach Anda perlu bertukar fikiran dengan guru mitra dari mata pelajaran sejenis atau guru lain yang lebih senior dalam menentukan masalah.
F. IDENTIFIKASI, PEMILIHAN, DESKRIPSI, DAN RUMUSAN MASALAH 1. Identifikasi Masalah Dalam mengidentifikasikan masalah, Anda sebaiknya menuliskan semua masalah yang Anda rasakan selama ini. 2. Pemilihan Masalah Anda Anda tidak tidak mungki mungkin n memecah memecahkan kan semua semua masala masalah h yang yang teride teridenti ntifik fikasi asikan kan itu secara secara sekaligus, dalam suatu action research yang berskala kelas. Masalah-masalah itu berbeda satu sama lain dalam hal kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang satu boleh jadi merupakan penyebab dari masalah yang lain sehingga pemecahan terhadap yang satu akan berdampak berdampak pada yang lain; dua-duanya dua-duanya akan terpecahkan terpecahkan sekaligus. sekaligus. Untuk dapat memilih memilih masala masalah h secara secara tepat tepat Anda Anda perlu perlu menyus menyusun un masala masalah-m h-masa asalah lah itu itu berdas berdasark arkan an kriter kriteria ia tersebut: tingkat kepentingan, nilai strategis, dan nilai prerekuisit. Akhirnya Anda pilih salah satu dari masalah-masalah tersebut, misalnya “Siswa tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.” 3. Deskripsi Masalah Setelah Anda memilih salah satu masalah, deskripsikan masalah itu serinci mungkin untuk memb member erii gamb gambar aran an tent tentan ang g penti pentingn ngnya ya masa masala lah h itu itu untu untuk k dipe dipeca cahka hkan n diti ditinj njau au dari dari
pengaruhnya terhadap pembelajaran secara umum maupun jumlah siswa yang terlibat. Contoh: “Jika diberi pelajaran dengan pendekatan terpadu antara geografi, ekonomi, dan sejarah siswa merasa sukar mentransfer keterampilan dari satu pelajaran ke pelajaran lain. Pelajaran yang saya berikan adalah geografi, tetapi saya sering mengaitkan pembahasan denga dengan n mata mata pela pelaja jara ran n lain lain seper seperti ti ekono ekonomi mi dan dan seja sejara rah. h. Ketik Ketikaa saya saya mint mintaa sisw siswaa mengemukakan mengemukakan hipotesis tentang pengaruh Danau Toba terhadap terhadap perkembangan perkembangan ekonomi daerah, siswa terasa sangat bingung; padahal mereka telah dapat mengemukakan hipotesis dengan baik dalam mata pelajaran geografi. Saya khawatir siswa hanya menghafal pada saat dilatih mengemukakan hipotesis. Padahal dalam kehidupan sehari-hari keterampilan berhipotesis harus dapat diterapkan di mana saja dan dalam bidang studi apa saja. Pada hakikat hakikatnya nya setiap setiap hari hari kita kita mengem mengemukak ukakan an hipote hipotesis sis.. Ketida Ketidakbi kbisaa saan n siswa siswa itu terjad terjadii sepanjang tahun, tidak hanya pada permulaan tahun ajaran. Kelihatannya semua siswa mengalami hal yang sama, termasuk siswa yang cerdas. Guru lain ternyata juga mengalami hal yang sama, siswanya sukar mentransfer suatu keterampilan ke mata pdlajaran lain.” 4.9Ruiusan Masalah Setelah Alda me-ilih satu lasalah secara seksama, selanjutnya Anda perlu merumuskan marahah itq secara komprehensif dan jelas. Sagor (1992) merinci rumusan maqalah action research menggunakan lima pertanyaan:
1. 2. 3. 4. 5.
Siapa Siapa yang yang terk% terk%na na dampa dampak k negapif negapifnya nya= = Siapa atat apa apa yang dipdrkiraka dipdrkirakan n sebagai sebagai penyebab penyebab masalah masalah itu? itu? Masa Masala lah h apa sebe sebena narn rnya ya itu itu?? Siapa Siapa yang yang menj menjadi adi tuju tujuaj aj perb perbaik aikan? an? Apa qang akan akan dilakukan dilakukan untuk meng`tas meng`tasii hal itu? (tidak (tidak wajib, wajib, merupakan merupakan hipotesi hipotesiss tindakan).
CoNtoh rumusan masalah: •
•
•
•
Siswa di SLTP-X tidak dapat melihat hubungan antar` mata pelajaran yang satu dengan yang lain di sekolah (Ini ienjawab pertanyaan 1 dan 3) Grup Grup action action rdsea rdsearch rch perbay perbayaa bahwa bahwa hal ini merupa merupakan kan hasi, hasi, dari dari jadwal jadwal mata mata pelajaran dan cara gurq mengajarkan materi tersebut (Ini menjawab per4anyaan 2) Jita menginginkan para siswa melihat rdlevansi kurikulum sekohah, mengapresiasi hubunfan antara disiplin-disiplin akademis, dan dapat menerapkan keterampilan yang diperoleh dalam sa0u mat` pelajaran untuk pemecahan masalah dalam mata pelajaran lail (Ini m%njawab pertanyaan 4) Oleh karena itu kita merencanakan integrari pembelajaran IPA, matematika, bahasa, dan IPS dalam qatuan pelajaran ilterdisiplin berjudul MasyaPaiat dan Teknologi (Ini manjawab pert!nyaan 5)
Cnntoh pertanyaan pene$ithan8 1. Kdsthi Kdsthitan tan apa yang yang dialam dialamii siswa siswa dalam mentran mentransde sderr ketera keterampi mpilan lan dari ratu mata pdlajaran satu ke m`ta pdhajaran lain? 2. Apak Apakah ah sis siswa dapa dapatt ment mentr` r`sf sfer er ket keteram erampi pillan labih abih mudah udah anta antarra dua dua mat mata pelajaran10yang disukAi? 3. Apa yang yang menyeba menyebabkan bkan riswa riswa menyukai menyukai sqapu sqapu mata mata pelajar pelajaran> an> 4. Apakah Apakah ada perbedaan perbedaan ant`ra ant`ra prestasi prestasi belajar belajar sista sista yang belajar belajar dalam kelas kelas mata mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan merek` yang dalam kelas mata pelaj`ran tunggal?
G. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1. Kajian Taori D!lam mdmbuat rumusan ma3alah di atas sebenarnya Anda telah melakukan “analisis penyebab masalah” sekaligus membqat “hipotesis tindakan” yang akan diberakan untuk memecahkan memecahkan masalah masalah tersebut. tersebut. Untuk melakukan melakukan analisis analisis secara tajam tajam dan menjustifi menjustifikasi kasi perlak perlakuan uan yang yang akan diberi diberikan, kan, Anda Anda perlu perlu meruju merujuk k pada teoriteori-teo teori ri yang yang sudah sudah ada. ada. Tujuannya sekedar meyakinkan bahwa apa yang Anda lakukan dapat dipertanggung dipertanggungjawabk jawabkan an secara secara profesional profesional.. Dalam hal ini proses proses kolaborasi kolaborasi memegang memegang peranan yang sangat penting. Anda juga perlu membaca hasil penelitian terakhir, termasuk CAR, siapa tahu apa yang akan Anda Anda lakuka lakukan n sudah sudah pernah pernah dilaku dilakukan kan oleh oleh orang orang lain; lain; Anda dapat dapat mengam mengambil bil manf manfaa aatt dari dari penga pengala lama man n oran orang g itu. itu. Manf Manfaat aat lain lain yang yang lebi lebih h penti penting, ng, Anda Anda akan akan menget mengetahu ahuii trendtrend-tre trend nd baru baru yang yang sedang sedang diperh diperhati atikan kan atau atau diteli diteliti ti oleh oleh para para guru guru di seluru seluruh h dunia. dunia. Sekaran Sekarang g ini sedang sedang nge-tre nge-trend nd pembel pembelaja ajaran ran yang yang bernua bernuansa nsa quantum quantum teaching, quantum learning, contextual learning, integrated curriculum, dan competency based curriculum yang semua berorientasi pada kepentingan siswa. Jika penelitian Anda masih berkutat pada pemberian drill dan PR agar nilai UAN mereka meningkat, tanpa memperdulikan rasa ketersiksaan siswa, profesionalisme Anda akan dipertanyakan. 2. Hipotesis Tindakan Lakuk Lakukan anla lah h anal analis isis is peny penyeb ebab ab masa masala lah h seca secara ra seks seksam amaa agar agar tind tindaka akan n yang yang Anda Anda rencanakan berjalan dengan efektif. Hipotesis tindakan dapat Anda tuliskan secara eksplisit, tetapi dapat juga tidak karena pada dasarnya Anda belum tahu tindakan mana yang akan berdampak paling efektif.
H. METODOLOGI 1. Setting Penelitian Setting penelitian perlu Anda uraikan secara rinci karena penting artinya bagi guru lain yang yang ingin ingin meniru meniru keberha keberhasil silan an Anda. Anda. Mereka Mereka tentu tentu akan akan memper mempertim timbang bangkan kan masakmasakmasak apakah ada kemiripan antara setting sekolahnya dengan setting penelitian Anda. 2. Perbedaan Mengajar Biasa dengan CAR Dalam melakukan CAR kegiatan mengajar standar (biasa) berlangsung secara alami; tetapi ada bagian-bagian tertentu yang diberi perlakuan secara khusus dan diamati dampaknya secara seksama. Langkah-langkah seperti pembuatan satuan pelajaran, rencana pelajaran, lembaran kerja, dan alat bantu pembelajaran lainnya adalah langkah pembelajaran standar, buka bukan n CAR. CAR. Asum Asumsi siny nyaa CAR CAR dila dilaks ksana anaka kan n oleh oleh guru guru yang yang suda sudah h mela melaks ksana anaka kan n pembelajaran pembelajaran standar secara lengkap lengkap tetapi tetapi belum berhasil. berhasil. Ia akan memodifikasi memodifikasi bagian-
bagian tertentu dari pembelajaran standar itu. Bagian yang dimodifikasi itulah fokus dari CAR Anda. 3. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan CAR sebaiknya hanya menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan CAR. Jika ada perubahan pada satuan pelajaran misalnya, hanya bagian yang diubah saja yang perlu diuraikan secara rinci. Akan lebih baik jika perubahan itu diletakkan dalam konteks satuan pelajaran aslinya sehingga terlihat jelas besar perubahan yang dilakukan. Perangkat-perangkat pembelajaran juga hanya tambahannya yang diuraikan secara rinci. Jika pembelajaran standar telah dilaksanakan dengan baik perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk CAR dengan sendirinya sebagian besar sudah tersedia. Yang sering sering terjad terjadii dalam dalam CAR selama selama ini pembel pembelajar ajaran an standar standar belum belum dilaks dilaksanak anakan an sehingga CAR menjadi wahana untuk mewujudkan pembelajaran standar. Hal itu terlihat dari dari lata latarr bela belaka kang ng yang yang diur diurai aika kan n seca secara ra emos emosio iona nall oleh oleh pene peneli liti ti,, umum umumny nyaa menggam menggambar barkan kan pembel pembelajar ajaran an yang yang sangat sangat tradis tradision ional, al, buruk, buruk, dan di bawah bawah standa standar. r. Setelah sekolah mendapat bantuan dana peningkatan kualitas pembelajaran pun uraian latar belakang itu tidak menunjukkan adanya perubahan yang berarti. Secara tidak langsung ditunj ditunjukka ukkan n bahwa bahwa perlak perlakuanuan-per perlak lakuan uan yang yang diberi diberikan kan oleh oleh pember pemberii dana selama selama ini berlalu tanpa bekas. Tahap perencanaan bisa memerlukan waktu setengah bulan karena harus mempersiapkan sega segala la sesu sesuat atu u yang yang diper diperlu luka kan, n, term termas asuk uk di dala dalamn mnya ya adal adalah ah peny penyus usuna unan n jadw jadwal al,, pembuatan instrumen, dan pemilihan kolaborator. 4. Siklus-siklus Dalam CAR siklus merupakan ciri khas yang membedakannya dari penelitian jenis lain; oleh karena itu siklus harus dilaksanakan secara benar. Siklus pada hakikatnya adalah rang rangkai kaian an “ris “riset et-a -aks ksii-ri rise sett-ak aksi si-- …” yang yang tidak tidak ada dalam dalam penel penelit itia ian n bias biasa. a. Dala Dalam m penelitian biasa hanya terdapat satu riset dan satu aksi kemudian disimpulkan. Dalam CAR hasil yang belum baik masih ada kesempatan untuk diperbaiki lagi sampai berhasil. Siklus terdiri dari (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi; dan (5) perencanaan kembali. Yang diuraikan dalam siklus hanya bagian yang dimodifikasi melalui action reseach, bukan seluruh proses pembelajaran. Modifikasi atau perubahan seca secara ra tota totall jara jarang ng dila dilakuk kukan an dala dalam m acti action on rese resear arch ch yang yang bers berskal kalaa kela kelass kare karena na bagaimanapun sistem pendidikan secara umum masih belum berubah. Misalnya Anda akan memodifikasi pembelajaran dengan memperbanyak penggunaan carta. Dalam “perencanaan” yang Anda uraikan adalah tentang carta itu saja, misalnya “Tiap pertemuan diusahakan akan ada carta yang digunakan dalam kelas.” Dalam “pelaksanaan” Anda uraikan kenyataan yang terjadi, apakah benar tiap pertemuan bisa digunakan carta, misalnya “Penggunaan carta tiap pertemuan hanya dapat dilakukan selama dua minggu pertama; pertama; minggu berikutnya berikutnya rata-rata rata-rata hanya satu carta tiap empat pertemuan.” Anda tentu
saja dapat mengelaborasi “pelaksanaan” itu dengan menyebutkan carta-carta apa saja yang digunakan, saat-saat mana yang paling tepat untuk penggunaan, siapa yang menggunakan, berapa lama digunakan, berapa ukurannya, di mana disimpan, dsb., dsb. “Pengamatan” didominasi oleh data-data hasil pengukuran terhadap respons siswa, menggunakan berbagai instrumen yang telah disiapkan. “Refleksi” berisi penjelasan Anda tentang mengapa terjadi keberhasilan maupun kegagalan, diakhiri dengan perencanaan kembali untuk perlakuan pada siklus berikutnya. Dalam action reseach selama ini banyak siklus yang bersifat semu, tidak sesuai dengan kaidah yang sudah baku. Inilah kelemahan-kelemahan yang terjadi. 1. Dalam Dalam siklus siklus diurai diuraikan kan semua proses proses pembelaj pembelajara aran, n, sehing sehingga ga tidak tidak dapat dilihat dilihat bagian bagian yang sebenarnya sebenarnya sedang diteliti. diteliti. Seolah-olah Seolah-olah seluruh seluruh proses proses pembelajaran pembelajaran diubah secara total melalui CAR, dan sebelumnya pembelajaran berlangsung secara tradisional, buruk, dan di bawah standar. 2. Tidak Tidak jelas apakah apakah perlak perlakuan uan dalam suatu suatu siklus siklus dilakuk dilakukan an secara secara tarus-m tarus-mener enerus us selama selama periode periode terpentu, terpentu, sampai sampai data pengamatan bersifat jenuh (menunjukkan (menunjukkan pola yang menedap) dan dipernleh d`ri berbag`i sumber (triangulasi). Sebagai analogi, jika selama catu minggu suhu badan pasien melufjukkan suhu 37,50 C; 370 C; 350 C; 37,50 C; 37,50 C9 37,50 B; dapatl`h disimpulkan bahva condisinya telah kembali nmrmal, Itu digabungkan dengan data pengamatan lain selama seminggu juga seperti perilaku, nafsu makan, dal denyut nadi pasien, yang bersifat trianeulatif. 3. Siklus dilakuka dilakukan n tidak berdasarkan berdasarkan refleksi refleksi dari dari siklus siklus sebelumnya. sebelumnya. Ada siklus siklus yang yang dilakukan secara tendensius: siklus pertama dengaj metode ceramah, siklus kedta dengaj demonstrasi, demonstrasi, dan siklus siklus ketiga ketiga denean eksPerimen, eksPerimen, hanya ilgin menunjukkan bahwa metode eks`erimen adalah yanf terbaik. Peneliti ifh lupa bahwa metode harus disesuaikal disesuaikal ddngan karakterist karakteristik ik materi materi pelajaran. pelajaran. Ultuk materi materi pertama pertama boleh jadi justru metode ceramah yang lebih cocok. 5. Instrumel Instrumen merupakan bafian yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaaj C@R. Jenic instrumen harus resuai dengan karakteristik variabel xang diamati. Trianculasi dan saturasi (kejenuhan )nforlasi) perlu diperhatikan untuk menjamin validitas data.
I. HASIL PENELITIAN 1. Sikhus-siklus Penelitian Hasil penelatian AAR tidak hanya berisi data hashl obsdrvasi, melainkan justru proses perbaikaj xang `ilakukan. Untuk itu sijlus adalah cara xane tepat untuk menyajikan h`shl pene,itian. Data hasil observasi tidak dasajikan secara terpirah melainkan dalam konpeks siklus-siklus yang telah dilakukan. 2. Tabel, Diagram, `an Grafik Tabel, diagram, dan grafik sanfat baik digunakan untuk menyajikan data hasil obserrasi.
GunanYa agar refleksi dapat dilakukan lebih mudah. Tetapi sajian yanc cantik itu bisa menjad menjadii `lunder `lunder manaka manakala la angka-a angka-angk ngkany anyaa diatur diatur re`emi re`emikai kain n rupa rupa sehilg sehilgea ea terkes terkesan an artificial. Hasil yang bagite spektakeler seringkali tidak disertai denfan “bagaimana” proses untuk mencapainya, sehingga pembaca akan makin ragu. 3. @asil)hasil yan' Otentik Hasil-hasil yang ntentik seperti karangan siswa, gambar hasil karya siswa, dan foto tentang proyek yang dilakukan siswa akan sangat baik dicantumkan sebagai hasil penelitian.
J. KESIMPULAN CAR 1. Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan tentu saja harus menjawab menjawab pertanyaanpertanyaan-perta pertanyaan nyaan penelitian penelitian atau menguji menguji hipotesis yang telah dikemukakan. Pertanyaan penelitian pada bagian D4 di atas di samping menu menunt ntut ut jawab jawaban an yang yang beru berupa pa hasi hasill juga juga menu menunt ntut ut pros proses esny nya. a. Mari Marila lah h kita kita lihat lihat pertanyaan-pertanyaan itu sekali lagi. 0 Kesu Kesuli lita tan n apa apa yang yang dia diala lami mi sis siswa wa dal dalam am men mentr tran ansf sfer er ket keter eram ampi pila lan n dari dari sat satu u mata mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain ? Jawaban atas pertanyaan ini bisa diperoleh melalui tes awal dan atau selama proses pembelajaran berlangsung. Walaupun baru berupa daftar kesulitan yang dialami siswa, temuan ini cukup berarti bagi guru-guru lain. Kita sendiri pada saat ini belum bisa membayangkan kesulitan-kesulitan tersebut. 1 Apak Apakah ah sis siswa wa dap dapat at men mentr tras asfe ferr kete ketera ramp mpil ilan an leb lebih ih mud mudah ah ant antar araa dua dua mata mata pel pelaj ajar aran an yang yang disukai disukai ? Jawaba Jawaban n atas atas pertan pertanyaa yaan n ini dipero diperoleh leh setela setelah h guru guru menghub menghubung ungkan kan berbagai mata pelajaran dalam materi tes awal atau selama pembelajaran berlangsung, misalnya antara fisika dengan biologi, ekonomi dengan sejarah, dan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. 2 Apa yan yang g meny menyeb ebab abka kan n sisw siswaa meny menyuk ukai ai sua suatu tu mat mataa pela pelajjaran aran ? Kes Kesimpu impullan ini ini dapat diperoleh melalui kuesioner dan atau wawancara pada awal pembelajaran atau selama pembelajaran berlangsung. 3 Apak Apakah ah ada ada per perbe beda daan an ant antar araa pres presta tasi si bel belaj ajar ar sis siswa wa yan yang g bela belaja jarr dala dalam m kela kelass mata mata pelajaran pelajaran multidisiplin multidisiplin dibandingkan dengan mereka mereka yang dalam kelas mata pelajaran pelajaran tunggal tunggal ?Jawaba ?Jawaban n atas atas pertan pertanyaa yaan n ini dipero diperoleh leh setela setelah h siswa siswa diberi diberi perlak perlakuka ukan n yang yang berbeda; misalnya satu kelas diberi pelajaran multi disiplin, dan kelas lain diberi pelajaran yang terpisah-pisah, seperti biasanya. Ini tampaknya merupakan fokus dari CAR. Jika ditemu ditemukan kan bahwa bahwa mata mata pelaja pelajaran ran multi multidis disipl iplin in lebih lebih berhas berhasil il dalam dalam mengem mengembang bangkan kan kemamp kemampuan uan transf transfer er ketera keterampi mpilan lan antar antar mata mata pelaja pelajaran ran,, peneli peneliti ti perlu perlu mengel mengelabo aboras rasii bagaimana proses pembelajaran model multidisiplin tersebut berlangsung. Jadi kesimpulan penelitian CAR akan kurang bermanfaaat jika bunyinya hanya seperti: “Pembelajar “Pembelajaran an dengan media akan meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa.” Kesimpulan Kesimpulan ini mirip dengan yang diinginkan penelitian kuantitatif. Guru lain yang membaca kesimpulan ini tentu ingin mengetahui bagaimana prosesnya sehingga media itu bisa meningkatkan hasil belajar. Jadi kesimpulan itu masih harus diikuti dengan proses atau rinciannya, seperti
a) Transparansi OHP lebih disukai siswa daripada media lain, b) Paling banyak hanya 10 transparansi dapat ditunjukkan dalam satu presentasi, jika lebih dari itu siswa akan bosan; c) Presentasi pada awal pembelajaran cenderung lebih disukai; d) Penjelasan yang terlalu lama lama terh terhad adap ap satu satu tran transp spar aran ansi si cende cenderu rung ng memb membua uatt sisw siswaa bosa bosan; n; dan dan e) Satu Satu kali kali presentasi sebaiknya tidak lebih dari 20 menit. 2. Saran Karena CAR bersifat kontekstual, pemberian saran kepada orang lain berdasarkan hasil penelitian tersebut sebenarnya kurang bermanfaat. Deskripsi konteks penelitian secara rinci sudah cukup untuk memberikan informasi bagi guru lain yang ingin meniru keberhasilan Anda. Saran seperti “Program CAR ini perlu lanjutkan dan diperluas untuk tahun-tahun mendatang,” juga kurang begitu perlu, bahkan kurang relevan. Saran CAR diperlukan misalnya jika temuan penelitian menyangkut sistem yang lebih luas dari sekedar kelas, kelas, misalnya misalnya menghendaki menghendaki adanya perubahan pengaturan jadwal pelajaran pelajaran di sekola sekolah. h. Dalam Dalam hal itu peneli peneliti ti dapat dapat menyar menyarank ankan an tentan tentang g jadwal jadwal yang yang diingi diinginka nkan n kepada fihak sekpolah.
PRINSIP-PRINSIP PTK Dalam bidang bidang pendidikan, pendidikan, khususnya khususnya kegiatan kegiatan pembelajaran, pembelajaran,
Action Action Research
berkem berkemban bang g menjad menjadii classr classroom oom Action Action Resear Research ch (CAR) (CAR) = Penelit Penelitian ian Tindaka Tindakan n Kelas Kelas (PTK (PTK). ). Sebag Sebagai ai suat suatu u pene peneli liti tian an tera terapa pan, n, PTK sanga sangatt berm bermanf anfaa aatt bagi bagi guru guru untuk untuk meningkatkan proses dan kualitas atau hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahap tahapan-tahapan an PTK, guru dapat menemukan penyelesaikan penyelesaikan bagi masalah masalah yang terjadi di kelasn kelasnya ya sendir sendiri, i, dan bukan bukan di kelas kelas guru guru yang yang lain. lain. Tentu Tentu saja saja dengan dengan menera menerapkan pkan
berbaga berbagaii ragam ragam teori teori dan teknik teknik pembel pembelaja ajaran ran yang yang releva relevan n secara secara kreati kreatif. f. Selain Selain itu, itu, sebagai peneliti praktis, PTK dilaksanakan bersamaan guru melaksanakan tugas utama yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupak merupakan an suatu suatu peneli penelitia tian n yang yang meleka melekatt pada guru, guru, yaitu yaitu mengan mengangkat gkat masala masalahhmasa masala lah h aktu aktual al yang yang dial dialam amii oleh oleh guru guru di lapa lapanga ngan. n. Deng Dengan an mela melaks ksan anaka akan n PTK, PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda, yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti
1.
Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan mengorbankan kegiatan atau proses belajar mengajar. mengajar. Menurut Menurut Hopkins Hopkins (1993: 57-61), peke pekerj rjaa aan n utam utamaa guru guru adal adalah ah meng mengaj ajar ar,, dan apap apapun un meto metode de PTK PTK yang yang kebe kebetu tula lan n diterapkan, seyogyanya tidak berdampak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar. Ada 3 hal yang dapat dikemukakan berkenaan dengan prinsip pertama pertama ini. Pertama, dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran yang baru, selalu ada kemungkinan bahwa setidak-tidaknya pada awal-awalnya hasilnya kurang memuaskan dari yang dikehendaki. Bahkan mungkin kurang dari yang diperoleh dengan “cara lama” Karena bagaimanapun tindaka tindakan n perbai perbaika ka terseb tersebut ut masih masih dalam dalam taraf taraf dicoba dicobakan. kan. Guru Guru harus harus menggun menggunaka akan n pertimbang pertimbangan an serta tanggung jawab profesionalnya profesionalnya dalam menimbang-nimban menimbang-nimbang g : jalan jalan keluar” yang akan mereka tempuh dalam rangka memberikan yang terbaik kepada siswa. Kedua Kedua,,
iter iteras asii dari dari sikl siklus us tind tindak akan an juga juga dila dilakuk kukan an denga dengan n memp memper erti timb mbang angka kan n
keter keterla laks ksan anaa aan n kurik kurikul ulum um seca secara ra kese keselu luru ruha han, n, khus khusus usny nyaa dari dari segi segi pemb pemben entu tuka kan n pemahaman pemahaman yang mendalam yang ditandai ditandai oleh kemampuan menerapkan pengetahuan yang dipelajari melalui analisis, sintesis dan evaluasi informasi, bukan terbatas dari segi tersampaikannya GBPP kepada siswa dalam rukun waktu yang telah ditentukan. Ketiga, penetapan siklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada taha tahap p pera peranc ncan angan gan,, dan dan sama sama sekal sekalii tida tidak k meng mengac acu u kepad kepadaa keje kejenu nuha han n info inform rmas asii seba sebagai gaima mana na lazi lazim m dipe dipedo doma mani ni dala dalam m pros proses es iter iterat atif if pengu pengump mpul ulan an data data penel penelit itia ian n kualitatif.
2.
Mas Masalah alah gur guru. Masal asalah ah pene peneli littian ian yan yang g di diusah usahak akan an ol oleh gur guru seh sehar arus usny nyaa mer merup upak akan an masalah yang cukup merisaukannya, dan berpijak dari tanggung jawab profesionalnya.
Guru sendiri harus memiliki komitmen ini juga diperlukan sebagai motivator intrinsik bagi guru untuk “bertahan” dalam pelaksanaan kegiatan yang jelas-jelas menuntut lebih dari yang sebelumnya diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas mengajarnya secara rutin. rutin. Dengan kata lain, pendorong utama pelaksanaan pelaksanaan PTK adalah adalah komitmen komitmen profesional profesional untuk memberikan layanan yang terbaik kepada siswa. Dilihat dari sudut pandang ini, desakan untuk sekedar menyampaikan pokok bahasan sesuai dengan GBPP dapat dan perlu ditolak karena alasan profesional yang dimaksud .
3.
Tidak Tidak terl terlalu alu menyi menyita ta wakt waktu. u. Meto Metode de peng pengump umpula ulan n data data yang yang digu digunak nakan an tida tidak k menun menuntut tut waktu yang berlebihan bagi guru, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, sejauh mungkin harus digunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru, sementara guru tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertug bertugas as secara secara penuh. penuh. Sebagai Sebagai gambar gambaran, an, penggun penggunaan aan tape tape record recorder er memang memang akan meng menghas hasil ilka kan n reka rekama man n yang yang leng lengkap kap diba diband ndin ing g denga dengan n pere pereka kama man n manu manual al,, namun namun pening peningkat katan an waktu waktu yang yang diperl diperluka ukan n untuk untuk mencer mencermat matii data data melalui melalui pemuta pemutaran ran ulang ulang mungki mungkin n akan segera segera terasa terasa berleb berlebiha ihan. n. Oleh Oleh karena karena itu, itu, dikemb dikembang angkan kan teknik teknik-te -tekni knik k perekam perekaman an yang yang cukup cukup sederh sederhana, ana, namun namun dapat dapat menghas menghasilk ilkan an inform informasi asi yang yang cukup cukup signifikan serta dapat dipercaya.
4.
Metode Metode dan teknik teknik yang yang digunak digunakan an tidak tidak boleh boleh terlal terlalu u menunt menuntut ut dari dari segi segi kemamp kemampuan uan maupun waktunya.
5.
Meto Metodo dolo logi gi yang yang digu diguna naka kan n haru haruss tere terenc ncan anaa cerm cermat at,, sehi sehing ngga ga tind tindak akan an dapa dapatt dirumu dirumuska skan n dalam dalam suatu suatu hipote hipotesis sis tindak tindakan an yang yang dapat dapat diuji diuji di lapang lapangan. an. Guru Guru dapat dapat mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk “menjawab” hipotesis yang dikemukakan oleh karena itu, meskipun pada dasarnya “terpaksa” memperbolehkan “kelonggaran – kelonggaran” namun penerapan asas – asas dasar telaah taan kaidah tetap harus dipertahankan.
6.
Perm Permas asal alaha ahan n atau atau topi topik k yang yang dipi dipili lih h haru haruss bena benarr – benar benar nyat nyata, a, mena menari rik, k, mamp mampu u ditangani, ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. Peneliti harus merasa terpanggil untuk meningkatkan diri.
7.
Penelit Penelitii harus harus tetap tetap memper memperhat hatika ikan n etika etika dan tata tata krama krama penelit penelitian ian serta serta rambu rambu – rambu rambu pelaksanaan yang berlaku umum. Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsis kon sisten ten menaru menaruh h kepedul kepedulian ian tinggi tinggi terhada terhadap p prosed prosedur ur etika etika yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain melibatkan para siswa, PTK juga hadir hadir dalam dalam suatu suatu konteks konteks organi organisas sasion ional, al, sehing sehingga ga penyel penyeleng enggar garaann aannya ya pun harus harus mengindahkan tata krama kehidupan berorganisasi. Artinya, prakarsa PTK harus diketahui oleh oleh pimpin pimpinan an lembaga lembaga,, disosi disosiali alisas sasika ikan n kepada kepada rekan rekan – rekan rekan dalam dalam lembag lembagaa terkai terkait, t, dilakukan sesuai dengan tata krama penyusunan karya tulis akademik, di samping tetap mengedepankan kemaslahatan subjek didik.
8.
Kegi Kegiat atan an pene peneli liti tian an tind tindak akan an pada pada dasa dasarn rnya ya haru haruss meru merupa paka kan n gera geraka kan n yang yang berkel berkelanj anjuta utan n ( on – going going ), karena karena skope skope peningka peningkatan tan dan pengemb pengembang angan an memang memang menjadi tantangan sepanjang waktu. Meskipun kelas, sekaligus mata pelajaran merupakan cakupan cakupan tanggun tanggung g jawab jawab bagi seorang seorang guru, guru, namun namun dalam dalam pelaks pelaksana anaan an PTK sejauh sejauh mungkin harus digunakan classroom exceeding perspective dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan / atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan. Perspektif yang lebih luas ini akan terlebih – lebih lagi terasa urgensinya, apabila dalam suatu PTK, terlibat lebih dari seorang peneliti. Dapat juga dilakukan dilakukan kolaborasi kolaborasi di antara antara dua atau lebih guru dalam satu satu sekolah dan / atau guru dari sekolah lain, termasuk dosen LPTK.
PANDUAN PENYUSUNAN USULAN DAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH ) 1. Lata Latarr Bel Belak akan angg Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain: melalui melalui peningkatan peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan kependidikan lainnya, lainnya, pelatihan pelatihan dan pendi pendidik dikan, an, atau atau dengan dengan member memberika ikan n kesemp kesempata atan n untuk untuk menyel menyelesa esaika ikan n masala masalahhmasala masalah h pembel pembelaja ajaran ran dan non nonpem pembel belaja ajaran ran secara secara profes profesion ional al lewat lewat penelit penelitian ian tind tindak akan an seca secara ra terk terken enda dali li.. Upaya Upaya meni meningk ngkat atka kan n kuali kualita tass pendi pendidi dik k dan dan tena tenaga ga kependi kependidik dikan an lainny lainnyaa untuk untuk menyel menyelesa esaika ikan n masala masalah-m h-masa asalah lah yang yang dihada dihadapi pi saat saat menjalankan menjalankan tugasnya tugasnya akan memberi memberi dampak dampak positif positif ganda. ganda. Pertama, peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan pembelajaran yang nyata. Kedua, peningkatan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil belajar. Ketiga, peningkatan
keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Keempat, penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian. Upaya Upaya peningka peningkatan tan kemamp kemampuan uan meneli meneliti ti di masa masa lalu lalu cender cenderung ung diranc dirancang ang dengan pendekatan pendekatan research-development-dissemination (RDD). Pendekatan ini lebih menekankan perencanaan penelitian yang bersifat top-down dan bersifat kuat orientasi teor teorit itik ikny nya. a. Para Paradi digm gmaa demi demiki kian an dira dirasa saka kan n tida tidak k sesu sesuai ai denga dengan n perk perkem emba banga ngan n pemikiran baru, khususnya Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Pendekatan MPMBS menitikberatkan pada upaya perbaikan mutu yang inisiatifnya berasal dari motivasi internal pendidik dan tenaga kependidikan itu sendiri (an effort to dan bers bersif ifat at pragm pragmat atis is interna internally lly initi initiate ate endeavo endeavorr for quality quality improvem improvement ent ), dan naturalistik. MPMB MPMBS S mengi mengisy syar arat atka kan n pula pula adan adanya ya kemi kemitr traa aan n anta antarr jenj jenjan ang g dan dan jeni jeniss pendidikan, pendidikan, baik yang bersifat praktis maupun dalam tataran tataran konsep. konsep. Kebutuhan Kebutuhan akan kemitraan yang sehat dan produktif, yang dikembangkan atas prinsip kesetaraan sudah sangat mendesak. Kemitraan Kemitraan yang sehat antara LPTK dan sekolah adalah sesuatu yang yang penti penting, ng, lebihlebih-leb lebih ih lagi lagi dalam dalam era otonom otonomii daerah daerah dan desent desentral ralisa isasi si pendidi pendidikan kan.. Peneli Penelitia tianpun npun hendakn hendaknya ya dikelo dikelola la berdas berdasark arkan an atas atas dasar dasar kemit kemitraa raan n yang yang sehat sehat (kolaboratif), sehingga kedua belah pihak dapat memetik manfaat secara timbal balik (reciprocity of benefits). Melalui Melalui Penelitian Penelitian Tindakan Tindakan Kelas (PTK) masalah-mas masalah-masalah alah pendidikan pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan, sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang lebih baik, dapat diwujudkan secara sistematis. Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning kalangan gan dose dosen n di LPTK LPTK,, dan guru guru-s -sis iswa wa di seko sekola lah. h. PTK PTK learning culture culture) di kalan menawa menawarka rkan n peluang peluang sebaga sebagaii strate strategi gi pengem pengembang bangan an kinerj kinerja, a, sebab sebab pendeka pendekatan tan penelitian ini menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya sebagai peneliti, sebagai agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif.
2. Tujuan a. Meningkatkan mutu isi, masuka ukan, pro proses, dan hasil pen pendidik dikan dan pembelajaran di sekolah (SD, SMP, SMA dan SMK). b b.. Memb Memban antu tu gur guru u dan dan tena tenaga ga kep kepen endi didi dika kan n lai lainny nnya meng mengat atas asii masa masallah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. c. Meni Mening ngka katk tkan an sik sikap ap prof profes esio iona nall pend pendid idik ik dan dan ten tenag agaa kepe kepend ndid idik ikan an.. d. Menumb umbuhuh-kembangka gkan budaya aya akad kademik di lingk ngkunga ngan sekol kolah dan LPTK, LPTK, sehing sehingga ga tercip tercipta ta sikap sikap proakt proaktif if di dalam dalam melakuk melakukan an perbai perbaikan kan mutu mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan sustainable (sustainable). e. Meni Mening ngka katk tkan an kete ketera ramp mpil ilan an pend pendid idik ik dan dan tenag tenagaa kepen kependi didi dika kan n khusu khususn snya ya di sekolah dalam melakukan PTK. f. Meningkatkan kerjasama profesional di antara pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dan LPTK.
3. Bidang Bidang Kajia Kajiann Peneli Penelitia tiann Tindaka Tindakann Kelas Kelas
a. Masa Masala lah h belaj belajar ar sis siswa wa di di seko sekola lah h (ter (terma masu suk k di dala dalam m tema tema ini ini,, antar antaraa lain lain:: masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran, miskonsepsi). b. b. Desa Desain in dan dan str strat ateg egii pemb pembel elaj ajar aran an di di kel kelas as (ter (terma masu suk k dala dalam m tema tema ini ini,, anta antara ra lain: masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, partisipasi orangtua dalam proses belajar siswa). c. Alat Alat bantu bantu,, medi mediaa dan dan sumb sumber er belaj belajar ar (ter (terma masu suk k dala dalam m tem temaa ini ini,, aant ntar araa lai lain: n: masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat). d. Sis Sistem tem ases asesm men dan dan eval evalua uasi si pro proses ses dan dan hasi hasill pem pembel belajar ajaran an (ter (terma massuk dala dalam m tema tema ini, ini, anta antara ra lain lain:: masa masala lah h eval evaluas uasii awal awal dan hasi hasill pemb pembel elaj ajar aran an,, pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi). e. Peng Pengem emba bang ngan an prib pribad adii pese pesert rtaa didik didik,, pendi pendidi dik, k, dan dan tenag tenagaa kepen kependi didi dika kan n lainny lainnyaa (terma (termasuk suk dalam dalam tema tema ini antara antara lain: lain: peningka peningkatan tan kemand kemandiri irian an dan tanggungjawab peserta didik, peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik peserta didik dan orangtua dalam PBM, peningkatan konsep diri peserta didik). f. Masa Masallah kur kurikul ikulum um (ter (terma massuk dal dalam tema tema ini ini anta antarra lain: ain: impl implem emen enttasi asi KBK, urutan penyajian materi pokok, interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar).
4. Luaran Luaran Peneli Penelitia tiann Tindak Tindakan an Kela Kelass
Luaran umum yang diharapkan dihasilkan dari PTK adalah sebuah peningkatan atau perbaikan (improvement and theraphy), antara lain sebagai berikut. a. Penin Peningka gkata tan n ata atau u per perba baik ikan an terh terhad adap ap kine kinerj rjaa bel belaj ajar ar sisw siswaa di di seko sekola lah. h. b. b. Penin Peningka gkata tan n ata atau u per perba baik ikan an ter terhad hadap ap mutu mutu pros proses es pemb pembel elaj ajar aran an di di kel kelas as.. c. Penin Peningka gkata tan n ata atau u per perba baik ikan an terh terhad adap ap kual kualit itas as pengg pengguna unaan an medi media, a, ala alatt ban bantu tu belajar, dan sumber belajar lainnya. d. Peni Pening ngka kata tan n atau atau per perba baik ikan an terh terhad adap ap kua kuali lita tass pros prosed edur ur dan dan ala alatt eval evalua uasi si yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. e. Peni Pening ngka kata tan n atau atau perba perbaik ikan an terh terhad adap ap masa masala lahh-ma masa sala lah h pendi pendidi dika kan n anak anak di sekolah. f. Peni Pening ngka kattan dan dan per perbaik baikan an terh terhad adap ap kual kualiitas tas pene penera rapa pan n kuri kuriku kullum dan dan pengembangan kompetensi siswa siswa di sekolah.
5. Pengus Pengusul ul Pene Penelit litian ian Tindak Tindakan an Kela Kelass a. Semua Semua dosen dosen LPTK (keguru (keguruan an dan non keguruan) keguruan) negeri negeri maupun maupun swasta swasta dari dari semua semua program studi yang berkolaborasi dengan guru (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK) di sekolah/madrasah. b. Khus Khusus us untuk untuk dosen dosen LPTK LPTK non keguru keguruan an dapa dapatt mengu mengusu sulk lkan an PTK PTK denga dengan n cata catata tan n mereka harus berkolaborasi dengan guru bidang studi di sekolah. c. Para Para dose dosen n LPTK LPTK yang yang tida tidak k seda sedang ng teri terika katt Kontr Kontrak ak Kerj Kerjaa Penel Penelit itia ian n deng dengan an Direkt Direktora oratt Jender Jenderal al Pendidi Pendidikan kan Tinggi Tinggi dan Menris Menristek tek (dibukt (dibuktika ikan n dengan dengan Surat Surat Ketera Keterangan ngan dari Lemlit) Lemlit),, atau atau tidak tidak sedang studi lanjut lanjut (dibuktik (dibuktikan an dengan dengan Surat Keterangan Dekan).
6. Kolaborasi dalam Penelitian Tindakan Kelas a. Permasalahan penelitian tindakan kelas harus digali atau didiagnosis secara kolaboratif dan sistematis oleh dosen dan guru dari dari masalah yang nyata nyata dihadapi guru dan/atau siswa di sekolah. Masalah penelitian bukan dihasilkan dari kajian teoretik atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi masalah masalah lebih ditekankan pada permasalahan permasalahan aktual pembelajaran di kelas. b. Peneli Penelitia tian n ini bersif bersifat at kolabo kolaborat ratif, if, dalam dalam penger pengertia tian n usulan usulan harus harus secara secara jelas jelas menggambarkan peranan dan intensitas masing-masing anggota pada setiap kegiatan penelitian yang dilakukan, yaitu: pada saat mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir. c. Dalam PTK, kedudukan kedudukan dosen setara setara dengan guru, dalam dalam arti masing-mas masing-masing ing memp mempuny unyai ai pera peran n dan tangg tanggun ungj gjaw awab ab yang yang sali saling ng memb membut utuh uhkan kan dan sali saling ng melengkapi untuk mencapai tujuan.
7. Jangka Waktu dan Biaya Penelitian Usulan Usulan peneli penelitia tian n disusu disusun n untuk untuk kegiat kegiatan an selama selama 10 bulan bulan (persi (persiapan apan sampai sampai denga dengan n pela pelapor poran an hasil hasil). ). Biay Biayaa penel penelit itia ian n untuk untuk seti setiap ap usul usulan an maks maksim imum um Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah), yang rinciannya terdiri dari: a. Hono Honorrari arium Ket Ketua Pene Penelliti iti dan dan angg anggot otaa (ti (tidak dak meleb elebiihi dar dari 30% 30% total otal biay biayaa usulan). b. Biaya aya ope operasi asional ke kegia giatan pene penellitian di se sekolah (m (minimum 30% 30% da dari tot totaal biaya). c. Biaya aya pe perjalanan nan dis disesuaikan kan de denga ngan ke kebutuhan ri riil di di la lapan pangan, te termasuk biaya perjalanan anggota peneliti ke tempat penelitian. d. Lain-lain pengeluaran (dokumentasi, laporan, photocopy, dan lainnya).
8. Krit Kriter eria ia Sele Seleks ksii Usulan penelitian akan diseleksi secara ketat oleh Tim Pakar dari perguruan tinggi yang ditunjuk oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Ketenagaan Perguruan Perguruan Tinggi (Dit.PPTK (Dit.PPTK dan KPT). Kriteria Kriteria evaluasi evaluasi terhadap terhadap usulan usulan penelitian PTK mencakup : e. Perum Perumus usan an Mas Masal alah ah (te (teru ruta tama ma:: asal asal,, rel releva evans nsi, i, dan dan caku cakupan pan perm permas asal alah ahan) an).. f. Cara Pemecahan Masalah (terutama: rancangan tindakan, dan kontekstualitas tindakan, kriteria keberhasilan sebuah tindakan). g. Kema Kemanf nfaa aata tan n Hasi Hasill Penel Penelit itia ian n (ter (terut utam ama: a: pote potens nsii untuk untuk memp memper erba baik ikii atau atau mening meningkat katkan kan kualita kualitass isi, isi, proses proses,, masukan masukan,, atau atau hasil hasil pembel pembelaja ajaran ran dan/at dan/atau au pendidikan). h. Pros Prosed edur ur Penel Penelit itia ian n (ter (terut utam ama: a: prose prosedu durr diag diagno nosi siss masa masala lah, h, peren perenca cana naan an tindakan, prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur refleksi hasil penelitian). i. Kegia giatan Pen Penduku ukung (terutama: ma: jadwal wal penelitian, sarana penduk dukung pembelajar pembelajaran an masing-mas masing-masing ing anggota anggota penelitian penelitian dalam setiap setiap kegiatan kegiatan penelitian, penelitian, dan kelayakan pembiayaan).
6. Pemantauan Pemantauan Pelaksanaan Pelaksanaan Penelitian Penelitian Tindakan Tindakan Kelas Pemantauan Pemantauan terhadap pelaksanaan pelaksanaan penelitian penelitian akan dilakukan oleh Tim yang ditunj ditunjuk uk oleh oleh Dit.PPT Dit.PPTK K dan KPT, KPT, Ditjen Ditjen Dikti Dikti menjel menjelang ang penuli penulisan san lapora laporan n akhir akhir penelitia penelitian. n. Pelaksanaan Pelaksanaan pemantauan pemantauan akan dikoordinas dikoordinasikan ikan oleh Lembaga Lembaga Penelitian Penelitian masing-masing LPTK sebagai penanggungjawab kontrak penelitian di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Monitoring akan diselenggarakan dengan mempergunakan Format Pemantauan Penelitian Tindakan Kelas yang dikeluarkan oleh Dit.PPTK dan KPT (terlampir).
7. Tata Tata Cara Cara Pengaj Pengajuan uan Usul Usulan an Penel Peneliti itian an 10.1. 10.1.
10.2 10.2
10.3 10.4
Cara Cara Penga Pengaju juan an Usu Usula lan n Penel Penelit itia ian n a) Diaj Diajuk ukan an lewa lewatt Lemb Lembag agaa Penel Penelit itia ian, n, diket diketah ahui ui oleh oleh Kepal Kepalaa Sekol Sekolah ah yang yang bersangkutan. b) b) Juml Jumlah ah anggot anggotaa maks maksim imal al 2 (dua (dua)) oran orang g dari dari LPTK LPTK dan 3 (tig (tiga) a) orang orang dari dari guru, atau seorang dosen dosen dari LPTK dan 2 (dua) orang guru. c) Masing-ma -masing LPT LPTK maksimal bo boleh meng mengaj ajuukan kan 15 usul usulan an (penyi (penyimpa mpangan ngan/ke /keleb lebiha ihan n dari dari ketent ketentuan uan ini otomat otomatis is akan akan mengaki mengakibat batkan kan LPTK ybs akan didiskualifikasi). d) Sele Seleks ksii awal awal terh terhad adap ap usul usulan an dose dosen n dari dari LPTK LPTK dila dilaks ksan anak akan an oleh oleh masi masingngmasing masing Lemli Lemlitt dengan dengan memper memperhat hatika ikan n secara secara sungguh sungguh-su -sungg ngguh uh Panduan Panduan Penyusunan Penyusunan Proposal PTK dan Buku Petunjuk Pelaksanaan Pelaksanaan PTK yang disusun oleh Dit.PPTK dan KPT. Berita acara seleksi perlu dilampirkan. e) Seoran Seorang g peneli peneliti ti (dosen/gu (dosen/guru) ru) hanya hanya diperb diperbole olehkan hkan terliba terlibatt dalam dalam satu satu PTK atau RII, baik sebagai sebagai ketua maupun maupun anggota, sehingga sehingga tidak diperkenankan diperkenankan merangkap. Usul Usulan an dibu dibuat at dala dalam m rangk rangkap ap 3 (tig (tiga) a) deng dengan an samp sampul ul (cover) berwarna Biru Muda dan dikirimkan ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketena Ketenagaan gaan Pergur Perguruan uan Tinggi Tinggi,, Lt.4, Lt.4, Jalan Jalan Pintu Pintu 1, Senayan Senayan-Ja -Jakar karta ta oleh oleh masing-masing LPTK Pengusul. Usulan Usulan yang yang tidak tidak memen memenuhi uhi keten ketentua tuan n di atas atas akan didis didiskua kualif lifika ikasi si dan usula usulanny nnyaa tidak diperiksa. Usulan Usulan peneli peneliti tian an harus harus sudah sudah diterim diterimaa di Direkto Direktorat rat Pembi Pembinaa naan n Pendidik Pendidikan an Tenaga Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi paling lambat 27 Januari 2005 dalam dalam rangkap rangkap 3 (tiga) (tiga) dengan dengan kertas kertas HVS ukuran ukuran A-4 dan fonts 12 bertipe
Times New Roman.
Lampiran : A.1
Cover Biru Muda
CONTOH KULIT MUKA USULAN PENELITIAN
USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Logo Perguruan Tinggi
JUDUL PENELITIAN
Oleh : ......................................*) FAKULTAS .................................... INSTITUT /UNIVERSITAS ........... Bulan, Tahun
*) Tuliskan semua nama pengusul lengkap dengan gelar akademik
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH ) 1. Judul Penelitian
2. Ketua Penelitian 0 Nama Lengkap dan Gelar 1 Jenis Kelamin 2 Pangkat dan Golongan dan NIP 3 Fakultas/Jurusan 4 Institut/Universitas 5 Alamat rumah: Nomor telepon/HP: Email: 3. Jumlah Anggota Peneliti 4. Lama Penelitian
5. Biaya yang diperlukan a. Sumbe Sumberr dari dari Dik Dikti ti Dep Depdi dikna knass b. Sumber Sumber lain lain (sebut (sebutkan kan .... ....... .....) ..),, Jumlah
............... orang .................. bulan/dari bulan .............. sampai bulan ................... Rp Rp Rp (.........................................) ..........................................................
Mengetahui Dekan Fakultas
Ketua Peneliti,
Cap dan tanda tangan (....................................) NIP...............................
Tanda tangan (....................................) NIP............................... Menyetujui : Ketua Lemlit Cap dan tanda tangan (....................................) NIP...............................
SISTEMATIKA USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH ) A.
JUDUL PENELITIAN
Judul Judul hendakny hendaknyaa singkat singkat dan spesif spesifik ik tetapi tetapi cukup cukup jelas jelas menggam menggambar barkan kan masalah yang akan diteliti dan tindakan untuk mengatasi masalahnya.
B.
BIDANG KAJIAN Tuliskan bidang kajian penelitian
C.
PENDAHULUAN
Penel Penelit itia ian n dila dilakuk kukan an untuk untuk meme memeca cahka hkan n perm permas asal alah ahan an pend pendid idik ikan an dan dan pembelajaran. Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di sekolah, dan diagnosis dilakukan oleh guru dan/atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut. Setelah diidentifikasi masalah penelitiannya, maka selanjutnya perlu dianal dianalisi isiss dan didesk dideskrip ripsik sikan an secara secara cermat cermat akar akar penyeba penyebab b dari dari masala masalah h terseb tersebut. ut. Penting Penting juga digambarkan digambarkan situasi situasi kolaboratif kolaboratif antar anggota peneliti peneliti dalam mencari masalah masalah dan akar penyebab munculnya munculnya masalah masalah tersebut. tersebut. Prosedur yang digunakan digunakan dalam identifikasi masalah perlu dikemukakan secara jelas dan sistematis.
D.
PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Peru Perumu musa san n Mas Masal alah ah Rumuskan Rumuskan masalah masalah penelitian penelitian dalam bentuk suatu rumusan rumusan penelitian penelitian tindakan tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang yang menjad menjadii batasa batasan n peneli penelitia tian. n. Rumusa Rumusan n masala masalah h sebaik sebaiknya nya menggun menggunakan akan kalimat kalimat tanya dengan dengan mengajukan mengajukan alternatif alternatif tindakan tindakan yang akan dilakukan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator keberhasilan keberhasilan tindakan, dan cara pengukuran serta cara mengevaluasinya. 2. Peme Pemeca caha han n Mas Masal alah ah Uraikan Uraikan alternatif alternatif tindakan tindakan yang akan dilakukan dilakukan untuk memecahkan memecahkan masalah. masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, hendakn hendaknya ya sesuai sesuai dengan dengan kaidah kaidah peneli penelitia tian n tindak tindakan an kelas. kelas. Cara Cara pemeca pemecahan han masalah masalah ditentukan ditentukan berdasarkan berdasarkan pada akar penyebab penyebab permasalahan permasalahan dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah. 3. Tu Tuju juan an Pen Penel elit itia ian n Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, jelas, sehingga diukur tingkat pencapaian keberhasilannya. 4. Kontri Kontribus busii Hasil Hasil Penelit Penelitian ian
Urai Uraika kan n kon kontr trib ibus usii hasi hasill pene peneli liti tian an terh terhad adap ap kual kualit itas as pendi pendidi dikan kan dan/ dan/at atau au pembelajaran, sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendi pendidik dikan an di sekola sekolah h lainny lainnya. a. Kemuka Kemukakan kan inovas inovasii yang yang akan akan dihasi dihasilka lkan n dari dari penelitian ini.
E.
KAJIAN PUSTAKA
Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari mendasari usulan rancangan rancangan penelitian penelitian tindakan. tindakan. Kemukakan Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penel peneliti itian an terseb tersebut. ut. Uraian Uraian ini diguna digunakan kan untuk untuk menyus menyusun un kerangk kerangkaa berpik berpikir ir atau atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipo hipote tesi siss tinda tindaka kan n yang yang meng menggam gamba bark rkan an indi indika kato torr keber keberha hasi sila lan n tind tindaka akan n yang yang diharapkan/diantisipasi.
F.
RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
Uraika Uraikan n secara secara jelas jelas prosed prosedur ur peneli penelitia tian n yang yang akan dilaku dilakukan. kan. Kemuka Kemukakan kan objek, objek, waktu waktu dan lamany lamanyaa tindaka tindakan, n, serta serta lokasi lokasi penelit penelitian ian secara secara jelas. jelas. Prosed Prosedur ur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun harus diingat juga jadwal kegiatan belajar di sekolah. Dalam rencana pelaksanaan tindakan pada setiap tahapa tahapan n hendakny hendaknyaa digamb digambark arkan an perana peranan n dan intens intensita itass kegiat kegiatan an masing masing-ma -masin sing g anggota peneliti, sehingga tampak jelas tingkat dan kualitas kolaborasi dalam penelitian tersebut.
G.
JADWAL PENELITIAN
Buatlah Buatlah jadwal jadwal kegiata kegiatan n peneli penelitia tian n yang yang melipu meliputi ti perenc perencana anaan, an, persia persiapan, pan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil penelitian dalam bentuk Gantt chart . Jadwal kegiatan penelitian disusun selama 10 bulan.
H.
0 1 2 3
BIAYA PENELITIAN
Kemukak Kemukakan an besarn besarnya ya biaya biaya peneli penelitia tian n secara secara rinci rinci dengan dengan mengacu mengacu kepada kepada kegiatan penelitian. Rekapitulasi biaya penelitian: Honorarium ketua, anggota maksimal 30% Biaya operasional minimal 30 % Biaya pe pembelian AT ATK maksimal 30 30% Lain-lain pe pengeluaran 10 10%
I.
PERSONALIA PENELITIAN
Jumlah Jumlah personalia personalia penelitian penelitian maksimal maksimal 5 orang, yang terdiri terdiri dari : 1 orang Ketua Peneliti (dosen LPTK), 4 orang anggota peneliti yang dapat terdiri dari 1 orang dosen LPTK dan 3 orang guru dan/atau dan/atau tenaga kependidikan kependidikan lainnya lainnya di sekolah, sekolah, atau 4 orang guru/tenaga guru/tenaga kependidikan kependidikan di sekolah. Jumlah Jumlah guru minimal minimal 2 orang dan harus harus lebih lebih banyak banyak dari jumlah jumlah dosen. dosen. Uraika Uraikan n peran peran guru, jumlah jumlah waktu yang diguna digunakan kan dalam dalam setiap setiap bentuk bentuk kegiata kegiatan n penelit penelitian ian yang yang dilakuk dilakukan. an. Penelit Penelitian ian ini sekurang-kur sekurang-kurangnya angnya dilakukan dilakukan oleh oleh 3 orang orang peneliti, peneliti, yang 1 orang orang sebagai sebagai Ketua Ketua Peneli Peneliti ti (dosen (dosen LPTK) LPTK) dan 2 orang orang guru guru dan/ata dan/atau u tenaga tenaga kependi kependidik dikan an lainny lainnyaa di sekola sekolah. h. Rincil Rincilah ah nama nama person personali aliaa tim peneli peneliti, ti, golong golongan, an, pangkat pangkat,, jabata jabatan, n, dan lembaga tempat tugas, sama dengan yang tercantum tercantum dalam Lembar Pengesahan no.2.
Lampiran-lampiran 1. Daftar Daftar Pustaka Pustaka,, yang yang ditulisk dituliskan an secara secara kon konsis sisten ten menurut menurut model model APA, MLA atau Turabian. 2. Riwa Riwaya yatt Hidu Hidup p Ketua Ketua Penel Penelit itii dan Anggo Anggota ta Penel Penelit itii (Can (Cantu tumk mkan an peng pengal alam aman an penelitian yang relevan sampai saat ini).
Lampiran : A.2
Cover Biru Muda
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Logo Perguruan Tinggi
JUDUL PENELITIAN
Oleh : .....................................*)
dibiayai oleh : .......................................................................................... Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor ..........................................................................................
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (PPTK dan KPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional FAKULTAS ...................................... INSTITUT/UNIVERSITAS .............. Bulan, Tahun
*) Tuliskan semua nama peneliti lengkap dengan gelar akademik
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH ) 1. Judul Penelitian
2. Ketua Penelitian 0 Nama Lengkap dan Gelar 1 Jenis Kelamin 2 Pangkat dan Golongan dan NIP 3 Fakultas/Jurusan 4 Institut/Universitas 5 Alamat rumah: Nomor telepon/HP: Email: 3. Jumlah Anggota Peneliti 4. Lama Penelitian
5. Biaya yang diperlukan c. Sumb Sumber er dar darii Depd Depdik ikna nass d. Sumber Sumber lain lain (Seb (Sebutk utkan an ..... ........ ....) .) Jumlah
............... orang .................. bulan/dari bulan .............. sampai bulan ................... Rp Rp Rp (.........................................) .................................................................
Mengetahui Dekan Fakultas
Ketua Peneliti,
Cap dan tanda tangan (....................................) NIP...............................
Tanda tangan (....................................) NIP............................... Menyetujui : Ketua Lemlit
Cap dan tanda tangan (....................................) NIP...............................
SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH ) Lembar Lembar Judul Judul Penel Peneliti itian an ..... ........ ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ........ ........... ........... ........... ........ .. i Lembar Lembar Inde Indenti ntitas tas dan dan Penges Pengesahan ahan ...... .......... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ........ .......... .......... .......... .......... .......... ....... .. ii Abstrak Abstrak ............. .................... .............. ............. ............. .............. ............. ............. .............. .............. ............. ............. .............. .............. ............... ........ iii Daftar Daftar Isi ............. .................... .............. ............. ............. .............. ............. ............. .............. .............. ............. ............... .......................... ................. vi Daftar Daftar Tabel Tabel ...... ......... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ........ .......... .......... ........ ... v Daftar Daftar Gambar Gambar ...... .......... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ........ ........... ........... ........... ........ .. vi Daftar Daftar Lampiran Lampiran .............. ..................... ............. ............. .............. .............. ............. ............. .............. ............. ............. .............. .............. ....... vii I. Penda Pendahu hulu luan an .... ...... ..... ..... .... .... ..... ..... .... .... ..... ..... ..... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ... II. Kajian Kajian Pustak Pustakaa ...... .......... ....... ...... ....... ....... ....... ........ ......... .......... .......... .......... .......... ..... III. III. Pelaks Pelaksanaa anaan n Peneli Penelitia tian n ...... .......... ....... ...... ....... ....... ....... ........ ......... .......... .......... .......... .......... ..... IV. Hasil Penelitian Penelitian dan Pembahasan Pembahasan ............. .................... .............. ............................ ............................. ........ V. Simpul Simpulan an dan Saran Saran ...... .......... ....... ...... ....... ....... ....... ........ ......... .......... .......... .......... .......... ..... Daftar Pustaka ................................ Lampiran: Instrumen penelitian ................................................................ ........................ Personalia tenaga peneliti..................................................................... ........... Riwa Riway yat hidu hidup p masi asing-m ng-mas asin ing g per persona sonallia penelitian ........................................
Penjelasan Komponen Pokok Laporan Penelitian Tindakan Kelas 1 Abstrak Menguraikan Menguraikan dengan ringkas ringkas unsur-unsur unsur-unsur permasalahan, permasalahan, tujuan, tujuan, prosedur prosedur dan hasil penelitian 2 Pendahuluan Memuat unsur latar belakang masalah, data awal tentang permasalahan pentingnya masalah masalah dipecahkan, dipecahkan, identifikasi identifikasi masalah, masalah, analisis dan rumusan masalah, masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta definisi istilah bila dianggap perlu. 3 Kajian Pu Pustaka Menguraikan teori terkait dan temuan penelitian yang relevan yang memberi arah ke pelak pelaksan sanaan aan PTK dan usaha usaha peneliti peneliti memban membangun gun argumen argumen teorit teoritik ik bahwa bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, bukan untuk membuktikan teori. Bab ini diakhiri dengan pertanyaan penelitian dan/atau hipotesis tindakan. 4 Pela Pelaks ksan anaa aan n Pene Peneli liti tian an Mengandung Mengandung unsur: deskripsi deskripsi lokasi, waktu, mata pelajaran, pelajaran, karakteristik karakteristik siswa di sekolah sekolah sebagai subjek penelitian. penelitian. Kejelasan Kejelasan tiap siklus: rancangan, pelaksanaan, pelaksanaan, cara peman pemantau tauan an besert besertaa jenis jenis instru instrumen men,, usaha usaha valida validasi si hipote hipotesis sis dan cara cara reflek refleksi. si. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional dan feasible serta collaborative. 5 Hasi Hasill Pen Penel elit itia ian n dan dan Pem Pemba baha hasa san n Menyajikan uraian masing-masing masing-masing siklus dengan data lengkap, lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan dan kelem kelemah ahan an yang yang terj terjad adi. i. Perlu Perlu dita ditamb mbahk ahkan an hal hal yang yang mend mendas asar ar yait yaitu u hasil hasil perubahan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru sendiri, motivasi dan aktivitas belajar, situasi kelas, hasil belajar. Kemukakan grafik dan tabel secara optimal, hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistematik dan jelas. 6 Kesi Kesimp mpul ulan an dan dan Sar Saran an Meny Menyaj ajik ikan an simp simpul ulan an hasi hasill penel penelit itia ian n (pot (potre rett kema kemaju juan) an) sesu sesuai ai deng dengan an tuju tujuan an penelitian. Berikan saran tindak lanjut berdasarkan pembahasan hasil penelitian. 7 Daftar Pustaka Memuat semua sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian secara alphabetis. 8 Lampi ampirran-L an-Lam ampi pira ran n Memuat instrumen penelitian, personalia tenaga peneliti, riwayat hidup masing-masing peneliti, data penelitian, dan bukti lain pelaksanaan penelitian.
Lampiran : B1
Evaluasi Usulan Penelitian Tindakan Kelas : Kode Usulan Nama Pengusul Perguruan Tinggi Judul
No 1
Kriteria Masalah yang diteliti
: : : :
Kriteria Penilaian Acuan •
Masalah nyata,
Bobot 25
jelas mendesak Peneliti berwenang memecahkan masalah dilihat dari kemampuan, waktu, sarana, prasarana Rumusan masalah jelas Identifikasi penyebab masalah jelas •
•
•
2
3
Cara pemecahan masalah
Luaran Penelitian
Menunjukkan akar penyebab masalah Pilihan tindakan untuk memecahkan masalah dalam bentuk PTK/CAR Secara jelas tampak indikator keberhasilan Potensial memperbaiki proses dan hasil pendidikan/pembelajaran Peningkatan kualitas penggunaan metoda, media, alat dan sumber belajar Keterkaitan judul, permasalahan, kajian pustaka, dan metodologi, serta hasil yang diharapkan Permasalahan didukung data yang aktual 0 Orisinalitas pe penelitian (b (bukan merupakan pengulangan) Ketepatan dan kejelasan tahapan tiap siklus Kesesuaian •
10
•
•
20
•
•
4
Orientasi Penelitian
•
15
•
5
Prosedur
•
•
20
Score
Nilai
dengan langkah PTK Mencakup lebih dari satu siklus Ketepatan instrumen dan cara merekam hasil tindakan •
•
6
Umum
Judul jelas memperlihatkan masalah dan tindakan yang akan dilakukan Kesesuaian personalia Kewajaran biaya dan waktu penelitian •
10
•
•
Setiap kriteria diberi skor 1, 2, 4 dan 5 Sangat kurang skor 1 Kurang skor 2 Baik skor 4 Sangat baik skor 5 Nilai : Bobot x skor: ...................................................... Batas Penerimaan (Passing grade) : 350 Hasil penilaian : (Diterima / Ditolak) Alasan Penolakan : (uraikan secara singkat dan padat) ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .......................................................................................... ………………………………………………….. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ...................................................................................... …………………………………………………...... ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................ …………………………………………………................ ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................. …………………………………………………...............................
.........................., tanggal................................... Penilai
Lampiran B2 (........................................................)
FORMAT PENILAIAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Nama penelitian Perguruan Tinggi Bidang Studi Judul Penelitian
: : : : KRITERIA PENILAIAN
No A
Kriteria
Aspek yang Dinilai
ABSTRAK
Bobot 5
Terlihat jelas 3 unsur pokok: 1 latar be belakang,tujuan, 2 prosedur dan 3 hasil B
PENDAHULUAN
15 Terlihat unsur-unsur berikut 0 Latar Latar belakan belakang g (des (deskri kripsi psi masala masalah, h, data awal yang menunjukkan akar terjadinya masalah, deskripsi lokasi dan waktu, pentingnya masalah dipecahkan) 1 Rumu Rumusa san n masal asalah ah 2 Tujuan 3 Manfaat
Score
Nilai
C
D
KAJIAN TEORI/ PUSTAKA
PELAKSANAAN PENELITIAN
20 4 Ada Ada teor teorii-te teor orii terk terkai aitt yan yang g memberi arah/petunjuk kepada pelaksanaan PTK 5 Ada Ada usah usahaa-us usah ahaa penu penuli liss membangun argumen teoretik bahwa tindakan tertentu dimungkinkan bisa meningkatkan mutu KBM 6 Pertan Pertanyaa yaan n peneli penelitia tian/h n/hipo ipotes tesis is tindakan (kalau perlu) 15 7 Desk Deskri rips psii tahap tahapan an sikl siklus us penelitian. 8 Pengg Penggun unaan aan inst instru rume men, n, usah usahaa validasi hipotesis tindakan, dan cara refleksi 9 Tind Tindaka akan n yang yang dilak dilakuk ukan an bersi bersifa fat: t: 0 Rasional, artinya berbasis pada akar penyebab masalah 1 Feasible (dapat dilaksanakan-tidak ambisius), artinya tindakan tersebut terdukung oleh faktor-faktor waktu, biaya dan sarana/prasarana 1 Collaborative, artinya dosen memaksimalkan kerja sama dengan guru sebagai mitra setara. 10 Jumlah Jumlah siklus siklus lebih lebih dari dari satu satu
E
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Disajikan dalam bentuk siklus
25
dengan data lengkap: Siklus I Perencanaan: diuraikan TINDAKAN yang khas yang dilakukan terlihat bedanya dengan pembelajaran biasa. Pelaksanan: diuraikan pelaksanaan tindakan Pengamatan: disajikan hasil pengamatan dari berbagai instrumen. Hasil authentik disajikan Refleksi: berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan dan rencana berikutnya . MENGAPA BERHASIL (TIDAK), APA YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK SIKLUS BERIKUTNYA. •
•
•
•
Siklus II (idem) Siklus III (idem) Perlu ditambahkan hal-hal yang mendasar berikut ini: Disajikan hasil perubahan (kemajuan) pada diri peserta didik, lingkungan dan peneliti Tabel, grafik/statistik grafik/statistik deskriptif dioptimalkan Terdapat analisis data menyajikan perubahan pada peserta didik, lingkungan kelas/sekolah dan peneliti. Triangulasi dioptimalkan untuk memvalidasi potret proses dan hasil perubahan (kemajuan) Pembahasan Ada ulasan tentang perubahan yang dihasilkan dari tiap siklus dan keseluruhan siklus •
•
•
•
• •
F
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
10 •
Hasil riset (potret kemajuan)
sesuai dengan tujuan Ada saran untuk riset, tujuan riset, dan hasil riset (potret kemajuan) Ada saran untuk penerapan hasil (suggestion) 0 Penulisan sesuai aturan APA, MLA, Turabian secara konsisten. 1 Kelengkapan lampiran •
•
H
DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN
Jumlah Total Setiap kriteria diberi scor : 1. 2. Kurang sekali : skor 1 Kurang : skor 2 Baik : skor 4 Baik sekali : skor 5 Nilai : Bobot x skor
4.
10
100
5.
Jakarta, ................. Penilai ( .............................)
Lampiran C. Format Pemantauan PTK
FORMAT PEMANTAUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSROOM ACTION RESEARCH ) 0 a. Perg Pergur uruan uan Tin Tinggi ggi b. Fakultas c. Jurusan/Program Studi
1 0 1
Nama Peneliti Ketua Peneliti Anggota Peneliti
: ………………………………………………… :………………………………………………… :…………………………………………………
:………………………………………………… :1………………………………………………… 2………………………………………………… 3…………………………………………………
3. Judul Penelitian
……………………………………………… ………………………………………………… …………………………………………………
4. Biaya Penelitian
:Rp……………………………………………… (…………………………………………………)
5. Mitra Penelitian a. Sekolah b. Alamat
6. Pelaksanaan Penelitian a. Tanggal mulai b. Tanggal selesai c. Jumlah kelas yang digunakan d. Tingkatan kelas
:…………………………………………………... :…………………………………………………… …………………………………………………….
:………………………………………………… :………………………………………………… :………………………………………………… :………………………………………………….
7. Peranan Lemlit di PT a. Seleksi proposal penelitian b. Menyelenggarakan seminar proposal c. Memantau pelaksanaan penelitian d. Menyelenggarakan seminar hasil penelitian e. Menggandakan dan mengirimkan laporan penelitian f. Meminta artikel artikel kepada peneliti g. Memberikan layanan lain, sebutkan… ………………………………………….. 8. Kesesuaian pelaksanaan penelitian dengan usul:
Jenis
a. Mitra b. Bentuk kolaborasi c. Waktu pelaksanaan d. Bahan/
Kesesuaian
a. b. c. d.
Ya/Tidak *) Ya/Tidak *) Ya/Tidak *) Ya/Tidak *) *)
e. Ya/Tidak *) f. Ya/Tidak *) g. Ya/Tidak *) *)
Kekurangan
Sesuai/Menyimpang *) :…………………………………………………… Sesuai/Menyimpang *) :…………………………………………………… Sesuai/Menyimpang *) :…………………………………………………… Sesuai/Menyimpang
:……………………………………………………
*) Alat/Media e. Metode yg
:…………………………………………………… Sesuai/Menyimpang
*)
:…………………………………………………… digunakan f. Peneliti
Sesuai/Menyimpang *)
9. Masalah lain yang dihadapi peneliti (kesibukan guru, kesibukan dosen, keadaan peralatan/media,dsb)
….. ………………………………………………… ………………………………………………… …………………………………………………
…
10 Penilaian umum terhadap pelaksanaan penelitian a. Peneliti/Pelaksana: Kegiatan di kelas Kegiatan di laboratorium Komunikasi dengan mitra b. Temuan/hal yang baru/inovasi dalam proses penelitian: c. Keberhasilan yang dicapai: Indikasi keberhasilan (prestasi belajar siswa, motivasi belajar, sikap,dsb) Data pendukung
Baik/Tidak baik *) Baik/Tidak baik *) Baik/Tidak baik *) ………………………………………………… ………………………………………………… ……. •
•
d. Mitra Kondisi sarana/peralatan Kontribusi dalam pelaksanaan penelitian • •
………………………………………………… …. ………………………………………………… … ………………………………………………… … ………………………………………………… … Baik/Tidak baik *) Baik/Tidak baik *)
11. Rencana tindak lanjut ( follow follow up) a. Melanjutkan kegiatan penelitian tindakan kelas b. Diseminasi kepada guru lain c. Menulis hasil penelitian menjadi karya tulis ilmiah d. Memperbaiki buku ajar e. Lain, sebutkan………………………… 12. Rencana publikasi: a. Peneliti : b. Guru mitra:
•
• •
• •
Ya/Tidak *) Ya/Tidak *) Ya/Tidak *) Ya/Tidak *) ………………………………………………. .
: ………………………………………………… … ………………………………………………… ….
13. Cara pemantauan:
[ [ [ [ [
] ] ] ] ]
Wawancara Peninjauan ke lokasi penelitian Melihat data, foto, atau rekaman Laporan penelitian Lain-lain, sebutkan
14. Kesimpulan umum: a. Pelaksanaan penelitian telah selesai : a…………………% b. Bila belum 100 % selesai, tahapan b……………………………………………… penelitian yang akan diselesaikan, …. sebutkan: ……………………………………………… …. ……………………………………………… … 15. Gambaran umum dan saran ………………………………………………… penyelesaian/ perbaikan penelitian: ………………………………………………… …… ………………………………………………… … ………………………………………………… … ………………...............2005 Ketua Lembaga Penelitian Pemantau, ……………………………………,
(…………………………………….) Catatan : *) Coret yang tidak perlu.
(…………………………………….)
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION ACTION RESEARCH ) A. JUDU JUDUL L PENE PENELI LITI TIAN AN Judul Judul penelit penelitian ian hendakn hendaknya ya singkat singkat dan spesif spesifik ik tetapi tetapi cukup cukup jelas jelas mewaki mewakili li gambar gambaran an tentan tentang g masala masalah h yang yang akan diteli diteliti ti dan tindak tindakan an yang yang dipil dipilih ih untuk untuk menyelesaikan atau sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi
B. BIDA IDANG ILMU ILMU Tuliskan bidang ilmu (Jurusan) dari Ketua Peneliti.
C. PEND PENDAH AHUL ULUA UAN N Pene Peneli liti tian an
dila dilaku kuka kan n
untu untuk k
meme memeca cahk hkan an
perm permas asal alah ahan an
pend pendid idik ikan an
dan dan
pembelajaran. Dalam pendahuluan kemukakan: 1.
Latar Latar belakang belakang masala masalah h secara secara jelas dan siste sistemat matis, is, yang yang meliputi meliputi::
(a) Uraia Uraian n
tentan tentang g keduduka kedudukan n mata mata kuliah kuliah dalam dalam kuriku kurikulum lum (semes (semester ter,, mata mata kuliah kuliah yang yang ditunj ditunjang ang dan mata mata kuliah kuliah penunjan penunjang); g);
(b) Gambar Gambaran an umum isi mata kuliah kuliah
tersebut tersebut termasuk termasuk pembagian pembagian waktunya waktunya (lampirkan (lampirkan Analisis Analisis Instruksi Instruksional, onal, SAP, GBPP GBPP dari dari mata mata kuli kuliah ah yang yang bers bersang angku kuta tan) n);; (c) (c) Meto Metode de pemb pembel elaj ajar aran an yang yang digunakan saat ini. 2. Masalah yang dihadapi ditinjau dari hasil belajar yang dicapai mahasiswa mahasiswa
D. PERU PERUMUS MUSAN AN MASAL MASALAH AH Rumuskan Rumuskan masalah penelitian penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian penelitian tindakan tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan diambil dan hasil positif yang diantisipasi. Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi terjadi di kelas, penting dan mendesak mendesak untuk dipecahkan. dipecahkan. Setelah Setelah didiagnosis didiagnosis
(dii (diiden denti tifi fikas kasi) i) masa masala lah h pene peneli liti tiann annya ya,, sela selanj njut utny nyaa dideskripsikan akar penyebab dari masalah tersebut.
perl perlu u
diid diiden enti tifi fika kasi si
dan dan
E. CARA CARA PEMECA PEMECAHAN HAN MASALAH MASALAH Uraikan pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas (yang meliputi: perencanaantindakan-observasi/evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus). Cara pemec pemecaha ahan n masala masalah h telah telah menunj menunjukk ukkan an akar akar penyeba penyebab b permas permasala alahan han dan bentuk bentuk tindakan (action) yang ditunjang dengan data yang lengkap dan baik.
F. TINJ TINJAU AUAN AN PUST PUSTAK AKA A Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendas mendasari ari peneli penelitia tian n yang yang akan dilakuk dilakukan. an. Kemukak Kemukakan an teori, teori, temuan temuan dan bahan bahan p pene eneli liti tian an lain lain yang yang dipa dipaha hami mi seba sebaga gaii acua acuan, n, yang yang dija dijadi dika kan n landa landasa san n untuk untuk menunj menunjukk ukkan an ketepa ketepatan tan tentan tentang g tindak tindakan an yang yang akan dilakuk dilakukan an dalam dalam mengat mengatasi asi perma permasal salahan ahan peneli penelitia tian n terseb tersebut. ut. Uraian Uraian ini digunak digunakan an untuk untuk menyus menyusun un kerang kerangka ka ber berpi piki kirr atau atau kons konsep ep yang yang akan akan digun digunak akan an dalam dalam penel penelit itia ian. n. Pada Pada bagi bagian an akhi akhir r dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi.
G. TUJUAN TUJUAN PENELIT PENELITIAN IAN Kemukakan secara singkat tujuan penelitian yang ingin dicapai dicapai dengan mendasarkan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga tampak keberhasilannya.
H. KONTRI KONTRIBUSI BUSI HASIL HASIL PENELIT PENELITIAN IAN Uraikan kontr terhad adap ap kuali kualita tass pendi pendidi dika kan n dan/ dan/at atau au kontrib ibusi usi hasi hasill penel penelit itia iann terh pembelajaran, sehingga tampak manfaatnya bagi mahasiswa, dosen, maupun komponen pendidikan lainnya. Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini.
I. METO METODE DE PEN PENEL ELIT ITIA IAN N Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan obyek, latar waktu dan lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaantind tindak akanan-obs obser erva vasi si/e /eva valu luasi asi-re -refl flek eksi si,, yang yang bersi bersifat fat daur daur ulang ulang atau atau sikl siklis is. Tunjukkan Tunjukkan siklus-si siklus-siklus klus kegiatan kegiatan penelitian penelitian dengan menguraikan menguraikan tingkat tingkat keberhasila keberhasilan n yang yang dicapai dicapai dalam satu satu siklus siklus sebelu sebelum m pindah pindah ke siklus siklus lainny lainnya. a. Jumlah Jumlah siklus siklus disyaratkan lebih dari dua siklus.
J. JADW JADWAL AL PENE PENELI LITI TIAN AN
Buatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusu penyusunan nan lapora laporan n hasil hasil peneli penelitia tian n dalam dalam bentuk bentuk bar chart. Jadwal kegiatan penelitian disusun selama 10 bulan.
K. PERSON PERSONALIA ALIA PENELI PENELITIA TIAN N Jumlah personalia penelitian maksimal 3 orang. Uraikan peran dan jumlah waktu yang digunakan dalam setiap bentuk kegiatan penelitian yang dilakukan. Rincilah nama penel peneliti iti,, golonga golongan, n, pangkat pangkat,, jabata jabatan, n, dan lembag lembagaa tempat tempat tugas, tugas, sama sama sepert sepertii pada Lembar Pengesahan.
Lampiran-lampiran 1. Daft Daftar ar Pust Pustaka aka,, yang yang ditu dituli lisk skan an seca secara ra kons konsis iste ten n menu menuru rutt model model APA, APA, ML MLA A atau atau Turabian. 2. Riwayat Riwayat Hidup Ketua Ketua Peneliti Peneliti dan dan Anggota Penelit Penelitii (Cantumkan (Cantumkan pengalaman pengalaman penelit penelitian ian yang relevan telah dihasilkan sampai saat ini )
MODEL PEMBELAJARAN 1. PELAJARAN SENI TARI MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA
BAB I PENDAHULUAN 0
Latar Belakang Indones Indonesia ia memili memiliki ki keaneka keanekarag ragama aman n adat istiad istiadat, at, tata tata krama, krama, pergaul pergaulan, an, kesenian, bahasa, keindahan alam dan ketrampilan lokal yang merupakan ciri khas suatu suku bangsa. Keanekaragaman tersebut memperindah dan memperkaya nilai-nilai kehi kehidu dupan pan bang bangsa sa Indo Indones nesia ia.. Oleh Oleh karen karenaa itu, itu, keane keaneka kara raga gama man n ters terseb ebut ut perlu perlu diusah diusahaka akan n pengem pengemban bangan gan dan pelest pelestari arianny annyaa dengan dengan tetap tetap memper mempertah tahanka ankanny nnyaa melalui upaya pendidikan. Pengenalan keadaan lingkungan alam sosial dan budaya kepada peserta didik di sekolah memberikan kemungkinan besar untuk akrab dengan lingkungan dan terhindar dari keterasingan keterasingan terhadap terhadap lingkungan lingkungan serta serta dapat menolong dirinya dirinya sendiri sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu Kanwil Propinsi Bali bekerja terus untuk untuk menggal menggalii potens potensii daerah daerah Bali Bali yang yang dijadi dijadikan kan identi identitas tas daerah daerah dalam dalam wujud wujud muatan lokal didalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Di dalam dalam tahun tahun pelaja pelajaran ran 2007/20 2007/2008 08 kuriku kurikulum lum berbas berbasis is kompet kompetens ensii untuk untuk pelajaran muatan lokal di SMP Negeri 2 Xxx dipilih seni tari khususnya tari Bali sebagai bahan kajian pilihan yang diterapkan kepada semua siswa dari kelas VII sampai kelas IX sesuai dengan sarana dan pengajaran yang tersedia. Jumlah waktu efektifnya 2 jam pelajaran tiap minggu. Pelajaran seni tari Bali sebagai muatan lokal pilihan diberikan kepada semua siswa. Dimana muatan lokal yaitu bahan kajian dan pelajarannya ditetapkan di Daerah dan disesuaikan dengan lingkungan, sosial budaya serta kehidupan Daerah (Depdikbud, 1994:1). Di pilihnya tari Bali sebagai muatan lokal pilihan yang wajib diikuti oleh semua siswa SMP Negeri 2 Xxx dikarenakan guru yang mengajar Tari Bali ada 4 orang, sedangkan guru yang berkompeten dibidang seni yang lain tidak ada. Seni tari Bali diberikan secara klasikal yang lebih banyak praktek dibandingkan dengan teori. Karena semua siswa wajib mengikuti mata pelajaran tersebut, maka dalam satu kelas
sudah sudah tent tentu u ada ada sisw siswaa yang yang tida tidak k memp mempuny unyai ai baka bakatt dan dan mina minatt haru haruss ikut ikut dala dalam m pelajaran tersebut untuk mendapat nilai raport. Mutu pendidikan khususnya pendidikan seni tari Bali, tentunya tidak bisa lepas dari tiga faktor, yaitu sekolah sebagai tempat terlaksananya pendidikan, guru sebagai pelaksana dan siswa sebagai peserta pendidikan. Ketiga faktor tersebut menjadi kurang berarti meskipun sudah disiapkan dengan baik, jika penyampaian materi pelajaran guru meng menggu guna naka kan n meto metoda da atau atau cara cara yang yang kura kurang ng tepa tepat. t. Untu Untuk k menc mencap apai ai tuju tujuan an pembelajaran, maka pada setiap akhir program pembelajaran dilakukan evaluasi. Salah satu hasil evaluasi tersebut adalah prestasi belajar seni tari siswa. Namun dewasa ini prestasi belajar yang diperoleh siswa terutama dalam mata pelajaran seni tari khususnya di SMP Negeri 2 Xxx masih tergolong rendah. Berd Berdas asar arka kan n peng pengal alam aman an pene peneli liti ti seba sebaga gaii guru guru di SMP SMP Nege Negeri ri 2 Xxx, Xxx, ditemukan bahwa pengajaran lebih banyak di lakukan dengan metode demontrasi dan imitasi dari guru pengajar sehingga menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak kreatif. Selama ini peneliti juga mengamati siswa kelas VIII D tahun pelajaran 2007/2008 pada waktu kelas VII, memiliki nilai rata-rata pelajaran seni tari paling rendah di bandingkan dengan kelas paralel yang lain. Disamping itu aktivitas siswanya sangat pasif, yaitu tidak ada kreativitas siswa untuk memahami materi yang diberikan. Berba Berbagai gai meto metoda da pemb pembel elaj ajar aran an tela telah h seri sering ng digun digunak akan an sepe sepert rtii disk diskus usi, i, demonstrasi demonstrasi,, tanya tanya jawab dan lain-lain. lain-lain. Penerapan metoda pembelajara pembelajaran n seperti seperti itu kemungkinan belum dapat mencapai tujuan yang diharapkan, hal ini disebabkan karena kemampuan guru, keadaan siswa dan fasilitas/sarana yang belum memadai. Terbukti jika proses belajar berlangsung sering siswa yang sudah mahir merasa jenuh dan bosan. Maka dari itu perlu ada usaha lain yang dilakukan oleh guru agar proses pembelajaran berlangsung baik dengan menerapkan tutor sebaya dalam proses pembelajaran. Implem Implement entasi asi tutor tutor sebaya sebaya dalam pembelaj pembelajara aran n seni seni tari tari Bali Bali dihara diharapkan pkan memb member erik ikan an situ situas asii belaj belajar ar yang yang lebi lebih h lelu leluas asaa bagi bagi sisw siswaa untuk untuk berk berkre reas asii dan dan berkreativitas, lebih percaya diri dan menimbulkan keberanian pada siswa karena di dalam mentransfer pengetahuan didapat dari teman sendiri. Dalam situasi seperti itu akan akan dapa dapatt menc mencip ipta takan kan pros proses es bela belaja jarr yang yang lebi lebih h baik baik,, sehi sehing ngga ga diha dihara rapka pkan n meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar seni tari Bali.
1
Identi ntifikasi Masal salah. ah. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat di identifikasi masalah masalah tersebut yaitu : - Kuri Kurikul kulum um pen pendi didi dika kan n seri sering ng ber berga gant nti. i. - Leta Letak k geogr geograf afis is seko sekola lah h yang yang ber berbuk bukit it.. - Dukun Dukunga gan n dari dari orang orang tua tua sis siswa wa mas masih ih kur kuran ang. g. - Antusi Antusias as sis siswa wa mengi mengikut kutii pelaj pelajara aran n sangat sangat rendah rendah.. - Metode Metode mengaj mengajar ar masih masih bersum bersumber ber pada guru guru saja saja.. - In put put siswa siswa teru terutam tamaa dalam dalam bidan bidang g seni seni tari tari Bali Bali sanga sangatt kurang kurang.. - Sarana Sarana dan dan prasara prasarana na di sekol sekolah ah belum belum memadai memadai dengan dengan mata mata pelaj pelajara aran n tari Bali Bali.. - Kemamp Kemampuan, uan, mina minatt dan bakat bakat siswa siswa dalam dalam bidang bidang seni seni tari tari Bali Bali berbedaberbeda-beda beda.. Denga Dengan n teri teride dent ntip ipik ikas asin inya ya masa masala lah-m h-mas asal alah ah ters tersebu ebut, t, maka maka sala salah h satu satu diantaranya dipilih metoda tutor sebaya dalam proses pembelajaran.
2
Rumusan Ma Masalah. Berd Berdas asar arka kan n lata latarr bela belaka kang ng masa masala lah h yang yang tela telah h diur diurai aika kan n maka maka dapa dapatt dirumuskan masalahnya sebagai berikut : a. Apaka Apakah h Impl Implem ement entas asii tuto tutorr seba sebaya ya dapat dapat meni meningk ngkat atkan kan aktiv aktivit itas as sisw siswaa dala dalam m proses belajar tari puspawresti pada siswa kelas VIII D semester ganjil SMP Negeri 2 Xxx. b. b. Apaka Apakah h Impl Implem ement entas asii tuto tutorr seba sebaya ya dapat dapat meni mening ngkat katkan kan pres presta tasi si belaj belajar ar tari tari puspawresti pada siswa kelas VIII D semester ganjil SMP Negeri 2 Xxx. c. Bagaimana Bagaimana respon respon siswa siswa kelas kelas VIII D semester semester ganjil ganjil SMP Negeri Negeri 2 Xxx Xxx terhadap terhadap Implementasi tutor sebaya.
3
Tujuan Penelitian Bert Bertol olak ak dari dari rumu rumusa san n masa masala lah h di atas atas,, maka maka tuju tujuan an yang yang ingi ingin n dica dicapa paii sehubungan deangan tindakan yang akan diberikan adalah sebagai berikut: a. Untuk mengeta mengetahui hui peningkatan peningkatan aktivi aktivitas tas siswa siswa dalam dalam proses belaja belajarr tari puspawr puspawresti esti pada siswa kelas VIII D semester semester ganjil SMP Negeri 2 Xxx melalui Implementasi Implementasi tutor sebaya. b. Untuk Untuk menget mengetahui ahui peningkat peningkatan an presta prestasi si belajar belajar tari tari puspawr puspawrest estii pada siswa siswa kelas kelas VIII D semester ganjil SMP Negeri 2 Xxx melalui Implementasi tutor sebaya. c. Untuk Untuk mengeta mengetahui hui respon respon siswa siswa kelas kelas VIII D semeste semesterr ganjil ganjil SMP Negeri Negeri 2 Xxx terhadap Implementasi tutor sebaya.
4
Manfaat Pe Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 0 Bagi Bagi sisw siswaa deng dengan an pro prose sess pem pembe bela laja jara ran n yang yang men mengg ggun unak akan an tem teman an sen sendi diri ri seba sebaga gaii tutor akan memberikan kesempatan yang leluasa pada siswa untuk bertanya, mentransfer dan menyer menyerap ap materi materi pelaja pelajaran ran sehing sehingga ga dapat dapat memban membantu tu siswa siswa untuk untuk menguas menguasai ai tari tari puspawresti. 1 Bagi guru hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam mencari metoda pembelajaran untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif kondusif dan efektif dalam proses proses belajar belajar mengajar sehingga sehingga dapat meningkatkan meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam bidang seni tari Bali dengan menerapkan tutor sebaya. 2 Bagi Bagi pen penel elit iti, i, mel melal alui ui pen penel elit itia ian n ini ini pene peneli liti ti mem mempe pero role leh h wawa wawasa san n dan dan peng pengal alam aman an dalam merancang serta menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan tutor sebaya. 3 Bagi Bagi seko sekola lah, h, bil bilaa dala dalam m PTK PTK ini ini ada ada pen penga garu ruh h yan yang g efek efekti tip p untu untuk k men menin ingk gkat atka kan n prestasi belajar siswa terutama dalam bidang pelajaran seni tari Bali, maka diharapkan agar guruguru-gu guru ru yang yang lain lain term termot otiv ivas asii untu untuk k meng menggun gunak akan an meto metode de tuto tutorr seba sebaya ya dala dalam m pembelajaran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bebe Bebera rapa pa teor teorii yang yang digu diguna nakan kan sebag sebagai ai land landas asan an berpi berpiki kirr untuk untuk menj menjaw awab ab permasalahan yang diajukan adalah: Seni tari, prestasi belajar, model pembelajaran, tutor sebaya.
2.1 Seni Tari Tari Seni Seni tari tari terd terdir irii dari dari dua dua kata kata yait yaitu u seni seni dan dan tari tari.. Seni Seni meru merupa paka kan n sega segala la perbuatan manusia yang timbul dari perasaanya dan bersifat indah. Dalam buku Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa seni yaitu : “Kecakapan batin (akal) yang luar luar bias biasaa yang yang dapat dapat meng mengad adaka akan n atau atau menc mencip ipta taka kan n sesu sesuat atu u yang yang luar luar bias biasa. a.““ ( Poerwadarmi Poerwadarminta, nta, 1976:917). 1976:917). Sedangkan tari dinyatakan dinyatakan bahwa: “Gerakan badan, tangan, dsb, yang berirama dan biasanya diiringi oleh bunyi-bunyian seperti musik, gambel gambelan“ an“.. (Poerw (Poerwadar adarmin minta, ta, 1976:10 1976:1020) 20).. Ada bebera beberapa pa penger pengertia tian n seni seni tari tari dari dari berbaga berbagaii ahli ahli tari tari yaitu yaitu : pertam pertama, a, seni seni tari tari adalah adalah:: “Ekspr “Ekspresi esi jiwa jiwa manusi manusiaa yang yang diwujudkan melalui gerak – gerak ritmis yang indah“. (Soedarsono, 1972:4). Kedua Seni tari tari adalah: adalah: “Ungka “Ungkapan pan nilainilai-nil nilai ai keindah keindahan an dan keluhu keluhuran ran lewat lewat gerak gerak dan sikap“. (Wardhana, 1990:8). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seni tari adalah Ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan melalui gerak ritmis yang indah dari keseluruhan tubuh yang ditata dengan irama lagu pengiring sesuai dengan lambang, watak dan tema tari. Pada awalnya seni tari khususnya tari Bali merupakan tarian untuk kepentingan upacara agama hindu, tapi dalam perkembangan selanjutnya banyak berubah fungsi. Adapun fungsi tari Bali yaitu: 0 “Tari Wal Wali yai yaitu tari yan yang dil dilakukan di pur pura dan dan dit ditempat-tempat yan yang ada ada hubungannya dengan upacara keagamaan“. (Artika, 1989:22). 1 “Tari ari Beba Beballi yai yaitu tu tar tarii yan yang g ber berfung fungsi si seba sebaga gaii pen pengi giri ring ng upa upaca cara ra di pur pura-pu a-pura ra atau atau di luar pura“. (Artika, 1989:22). 2 “Tari ari Bal Baliih-ba h-bali liha han n yai yaitu tu segal egalaa tar tarii yan yang g mem mempu puny nyai ai unsu unsurr-un -unsur sur dan dan dasa dasarr sen senii tari yang luhur dapat dipentaskan sewaktu-waktu, baik sehubungan dengan upacara adat maupun agama“. (Artika, 1989:23). Dalam penyajian seni tari, yang harus diperhatikan adalah peraturan dan norma tari tari Bali Bali yang yang sangat sangat pentin penting g artiny artinyaa untuk untuk mencap mencapai ai penampi penampilan lan yang yang sempur sempurna. na. Istilah yang dipergunakan untuk menjelaskan peraturan dan norma di atas adalah TRI WI yaitu: a. Wiraga Wiraga adalah adalah seorang seorang penari penari Bali harus menguas menguasai ai perbendahar perbendaharaan aan gerak tari yang yang berhubungan dengan postur tubuh penari dan gerak yang dipertunjukkan. b. Wiram Wiramaa adalah adalah penari penari harus menger mengerti ti tentang tentang musik, musik, melodi, melodi, ritme, ritme, dan tempo tempo dikuasai dalam pertunjukan. c. Wirasa Wirasa adalah adalah rasa atau perasaan perasaan yang yang berkaita berkaitan n dengan gerak gerak tubuh tubuh dan perasaa perasaan, n, yaitu yaitu kemampuan penari mengungkap mengungkapkan kan rasa sedih, sedih, gembira, gembira, lucu, takut yang merupakan perpaduan antara mimik dan panto mimik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seni tari Bali berguna untuk melatih, mengembangkan potensi, bakat seni dan mendorong kreativitas untuk dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari baik untuk diri sendiri maupun untuk lingkungan. Untuk itu seni tari Bali yang diberikan di kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 2 Xxx adalah tari puspa wresti. Tari Puspawresti berasal dari kata Puspa dan Wresti. Wresti. Puspa artinya bunga, Wresti Wresti artinya artinya persembahan. persembahan. Jadi tari Puspawresti Puspawresti yaitu yaitu
tari persembahan persembahan bunga yang ditujukan ditujukan pada para tamu. Ditinjau Ditinjau dari segi fungsi Tari Puspawresti berguna untuk menyambut tamu yang sedang berkunjung kesuatu Daerah Daerah Tari Puspawresti lebih mudah dipelajari karena gerak-gerak dasarnya tidak rumit. Tari puspawresti disajikan secara kelompok.
2.2 Prestasi Belajar Belajar Salah satu tugas dari guru adalah mengadakan suatu proses evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, salah satunya adalah prestasi belajar siswa. Imformasi ini sangat berguna untuk memperjelas sasaran dalam pembelajaran. Presta Prestasi si belaja belajarr adalah adalah suatu suatu kemamp kemampuan uan aktual aktual yang yang dapat dapat diukur diukur secara secara langsung langsung dengan tes. Prestasi belajar belajar adalah prestasi yang diperoleh diperoleh disekolah disekolah dan di luar sekolah. Prestasi belajar di sekolah adalah hasil yang diperoleh anak-anak berupa nilai mata pelajaran: (Sunartana, 1997:55). Menurut Bloom (1971:7) Prestasi belajar merupak merupakan an hasil hasil perubah perubahan an tingka tingkah h laku laku yang yang meliput meliputii tiga tiga ranah ranah yaitu: yaitu: kog kognet netif, if, afektif, afektif, dan psikomotor psikomotor.. Gambaran Gambaran prestasi prestasi belajar belajar siswa siswa dapat dinyatakan dinyatakan dengan angka dari 0 sampai dengan 10 (Arikunto, 1998:62). Disamping itu prestasi belajar dapat dapat dioper dioperasi asikan kan dalam dalam bentuk bentuk indika indikator tor-- indika indikator tor berupa berupa nilai nilai raport raport,, angka angka kelulusan dan predikat keberhasilan (Saifudin Azwar, 1996:44). Berdasarkan Berdasarkan definisi-defin definisi-definisi isi di atas dapat disimpulkan disimpulkan bahwa prestasi prestasi belajar belajar adalah adalah : kemamp kemampuan uan aktual aktual yang yang dapat dapat diukur diukur setela setelah h mengal mengalami ami proses proses belaja belajar r praktek tentang pengetahuan dan ketrampilan tertentu, nilai-nilai yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari proses belajar di sekolah. Hasil yang diperoleh siswa dalam satu mata pelajaran dinyatakan dalam bentuk nilai yang disebut dengan prestasi belajar.
2.3 Model Pembelajaran Pembelajaran Model pembelajaran mencakup suatu pendekatan yang menyeluruh. Misalnya, problem based model of instruction (model pembelajaran berdasarkan permasalahan) yang meliputi kelompok kecil, siswa bekerja sama memecahkan masalah yang telah disepakati. Model pembelajaran pembelajaran ini dapat menggunakan menggunakan sejumlah sejumlah keterampil keterampilan an metodologi metodologiss dan prosedural prosedural,, sepe sepert rtii meru merumu musk skan an masa masala lah, h, menge mengemu muka kaka kan n pert pertan anya yaan an,, mela melakuk kukan an pene peneli liti tian, an, berdis berdiskus kusi, i, mencip menciptak takan an karya karya seni seni dan melakuk melakukan an presen presentas tasi. i. Mod Model el pembel pembelaja ajaran ran berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting dalam mengajar di kelas, praktek atau mengawa mengawasi si anak-a anak-anak. nak. Pengguna Penggunaan an model model pembel pembelaja ajaran ran terten tertentu tu memungk memungkink inkan an guru guru dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan bukan tujuan pembelajaran yang lain (Wasis, 2002:1).
2. METODE TEHNIK MENCARI PASANGAN
BAB I PENDAHULUAN
0
Latar Belakang Masalah. Tercapainya Tercapainya tujuan Pendidikan Pendidikan di Indonesia tidak dapat terlepas dari peran guru , sisw siswaa , masy masyar arak akat at maup maupun un lemb lembaga aga terk terkai aitt lain lainny nya. a. Sebag Sebagai ai sala salah h satu satu upaya upaya peningkatan kwalitas pendidikan menuju tercapainya tujuan tersebut perlu disampaikan suatu upaya upaya perbaikan sistim sistim pembelajar pembelajaran an inovatif inovatif yang merangsang merangsang siswa untuk untuk mencin mencintai tai yang yang akhirn akhirnya ya mau mempel mempelaja ajari ri secara secara seksam seksamaa terhad terhadap ap suatu suatu mata mata pelajaran. Mata pelajaran sejarah dalam konsep umum seringkali dipandang sebagai mata pelajaran pelajaran hafalan hafalan yang membosankan hal tersebut tersebut dapat kita ihat dari adanya ketidak ketidak tuntasan tuntasan siswa siswa kelas X saat ulangan harian pada masing-mas masing-masing ing kompetensi kompetensi dasar, sehingga sehingga para guru sejarah sejarah harus mulai mengembangkan mengembangkan sistim pembelajaran pembelajaran inofativ inofativ untuk membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran sejarah. Hal tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang diberi jud judul ul “ ME METO TODE DE TEHN TEHNIK IK ME MENC NCAR ARII PASA PASANG NGAN AN SEBA SEBAGA GAII UPAY UPAYA A MENI ME NING NGKA KATA TAN N MOTIV OTIVAS ASII HASI ASIL BELA BELAJA JAR R SISW ISWA PADA ADA MATA ATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 2 XXX “
1
Identifikasi masalah. Identifikasi masalah merupakan interpretasi guru : a. Siswa mengalami kesulitan belajar yang disebabkan oleh metode yang disampaikan oleh guru. b. Kesulitan belajar siswa nampak pada menurunnya menu runnya motivasi belajarnya c. Menurunnya motivasi siswa menyebabkan hasil penilaian siswa yang diperoleh kurang maksimal
C. Perumusan Masalah. Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut berikut :
1. Apakah Metode tehnik mencari pasangan dapat meningkatkan motivasi hasil belajar siswa ? 2. Seberapa jauh metode tehnik mencari pasangan dapat meningkatkan motivasi hasil belajar siswa ?.
2
Tujuan dan kegunaan penelitian. 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode tehnik berpasangan. b. Untuk mengetahui mengetahui seberapa jauh penggunaan metode tehnik berpasangan terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 2. Kegunaan Penelitian. a. Untuk meningkatkan Prestasi belajar siswa khususnya kelas X. b. Mengembangkan metode pembelajaran Cooperatif Learning sehingga pembelajaran sejarah tidak monoton. c. Memberikan motivasi guru untuk menerapkan metode pemelajaran terpadu d. Menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional.
3
Ruang lingkup pe penelitian. Ruang lingkup penelitian ini di dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Daerah penelitian penelitian atau atau populasi populasi di dalam penelit penelitian ian ini adalah siswa siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Xxx. 2. AspekAspek-asp aspek ek yang yang dite ditelit litii adala adalah h: a. Metode tehnik mencari pasangan b. Motivasi hasil belajar belajar siswa.
4
Strategi pendekatan Metodologi . 1. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatip / Inferensial dengan daerah generalisasi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Xxx. 2. Masalah yang akan diteliti adalah apakah Metode tehnik mencari pasangan dapat meningkatkan motivasi hasil belajar siswa.
5
Hipotesis. Menurut Sutrino Hadi (1982) Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan.. Ha : Metode ode Tehnik mencari pasangan dapat meningkatk atkan motivasi hasill belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMA Negeri 2 Xxx. Ho : Metode mencari pasangan tidak dapat meningkatkan motivasi hasil belajar siswa siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMA Negeri 2 Xxx.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian tehnik mencari pasangan. Tehnik Tehnik menurut kamus WJS Poerwodarmi Poerwodarminto nto adalah Metode Metode atau sistim dalam mengerjakan sesuatu ( 1158 ) Sedangkan Tehnik mencari pasangan ( make-A Match) menurut menurut Loma Curan 1994 : adalah suatu suatu cara untuk memberi memberi kesempatan kesempatan pada siswa siswa untuk mencari pasangannya sesuai dengan topik yang digunakan saat itu dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Guru Guru meny menyia iapk pkan an beber beberapa apa kart kartu u yang yang beri berisi si beber beberap apaa kon konse sep p atau atau topi topik k yang yang cocock untuk sesi review. Satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2. Setiap Setiap siswa siswa mendapa mendapatt satu satu kart kartu u 3. Setiap Setiap siswa siswa memikirka memikirkan n jawaban jawaban dari dari kartu kartu yang dipegangnya. dipegangnya. 4. Seti Setiap ap sisw siswaa menc mencar arii pasa pasang ngan an yang yang memp mempun unya yaii kart kartu u yang yang coco cocok k deng dengan an kartunya. 5. Setiap Setiap siswa siswa dapat mencocoka mencocokan n kartunya kartunya sebelum sebelum batas batas waktu waktu diberi diberi poin 6. sisiw sisiwaa memprese mempresenta ntasik sikan an hasil hasil jawaban jawabannya nya.. Menu Menuru rutt Anit Anitaa Lie Lie tahun tahun 1999 dalam dalam buku buku Coop Cooper erat atii Lear Learni ning ng : menyebutkan menyebutkan bahwa tehnik mencari mencari pasangan pasangan merupakan merupakan salah satu bentuk tehnik pembe lajaran gotong royong dengan berpusat pada aktivitas siswa serta menghilangkan dominasi guru danmenggunakan berbagai macam metode secara terpadu.
2.2. Metode Mengajar. Menurut Prof.DR. Winarno Surakhmad :metode adalah cara yang sebaik baiknya mencapai tujuan. Sedangkan mengajar adalah suatu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistimatis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik. Perubahan yang dimaksud itu menunjukkan pada suatu proses yang harus dilalui. Tanpa proses itu perubahan tidak mungkin terjadi jika tanpa proses tujuan tak dapat dicapai dan proses yang dinaksud disni adalah proses pendidikan atau proses educatif. educatif. Dalam Dalam strate strategi gi pembel pembelaja ajaran ran kompone komponen n yang yang paling paling domina dominan n adalah adalah pendeka pendekatan tan dan metode pembelajaran Atas dasar pendekatan dan metode inilah, guru menyusun strategi dan langkah langkah penyampaian materi pembeajaran untuk mencapai tujuan.
Pela Pelaks ksan anaa aan n pemb pembel elaj ajar aran an atau atau pros proses es pemb pembel elaj ajar aran an meru merupa paka kan n pros proses es transaksion transaksional al untuk mengembangkan mengembangkan potensai potensai siswa siswa secara secara aktif dan kreatifse kreatifseoipti oiptimal mal mungkin agar terwujud aktivitas dan kreativitas siswa selama proses pembelajaran perlu mempertahankan motivasi belajarnya. Untuk itu proses pembelajaran dibuat penggalan penggalan kegiatan yaitu pendahuluan , inti dan penutup Kegiatan pendahuluan untuk menarik perhatian siswa sehingga mereka termotivasi secara aktif dan kreatif pada kegiatan berikutnya, maka yang perlu dilakukan antara lain : menunjukkan essensi tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran , mendiskripsikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan menunjukkan manfaat apa yang dapat dipetik dari usahanya dalam mempelajari atau menunjukkan manfaat apa yang dapat dipetik dari usahanya dalam mempelajari materi itu bagi kepentingannya sehari-sehari.
2.3. Penilaian Penilaian Hasil Hasil Belajar Belajar Penilaian atau evaluasi adalah seluruh alat atau sarana yang digunakan disekolah untuk mengukur kinerja siswa secara formal, baik berupa kuis, tes, evaluasi tertulis dan pemberian nilai/grades ( Slavin,1994,486 ). Dida Didala lam m Kuri Kuriku kulu lum m berb berbas asis is Komp Kompet eten ensi si dije dijela lask skan an tent tentan ang g evalu evaluas asii yait yaitu u penentuan nilai suatu progrtam dan penentuan pencapaian tujuan suatu program. Penil Penilai aian an adal adalah ah pros proses es memb member erik ikan an atau atau mene menent ntuka ukan n nila nilaii kepa kepada da oby obyek ek tert tertent entu u berdasarkan sustu criteria tertentu. Sedangkan proses pemberian nilai dapat saja berbentuk interpretasi yang diakhiri dengan dengan Judgem Judgement ent.. Keduany Keduanyaa merupak merupakan an tema tema penilai penilaian an yang yang memban membandin dingka gkan n antara antara criteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itulah maka kegiatan penila penilaian ian selala selalauada uada oby obyek ek atau atau progra program, m, ada criter criteria ia dan ada interp interpret retasi asi// Judgem Judgement ent ( Nana Sudjana, 2004 ; 3 ). Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan criteria tertentu. Jika dihubungkan dengan pandangan diatas, dimana penilaian selalu ada obyek yang dinilai dalam konteks ini tentunya yang dimaksud dengan obyek disini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa seringkali dihubungkan dengan perubahan tingkah laku yang dalam arti luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik . Lebih jauh penilaian hasil belajar dilaksanakan untuk memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang telah ditetapkan sebelumnya. Sekali lagi penilain penilain dalam pembelajaran pembelajaran merupakan merupakan bagian integral integral dari proses belajar mengajar itu sendiri dimana hubungan dengan metode dan tujuan pembelajaran sangat erat.
C. METODE INTEGRASI PERMAINAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Latar Belaka Belakang ng Masalah Masalah Ungkapan “Tak kenal maka tak sayang” terbukti dalam pelaksanaan tugas penulis sebagai Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Khususnya kalau sudah masuk pada bahan (materi) pembelajaran yang baru mereka kenal, setelah mereka memasuki jenjang pendidikan di SMP. Salah satu dari beragam bahan ajar yang kurang diminati siswa dalam pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga Olahraga dan Kesehatan adalah nomor olahraga (permainan) (permainan) bola basket. basket. Mayoritas Mayoritas siswa siswa menolak dan menghindari menghindari materi materi permainan permainan bola basket, alasannya siswa menganggap bahan ajar di permainan bola basket itu sulit, dan kurang menarik bila dibanding dengan bahan ajar yang ada di nomor olahraga lain. Untuk meny menyik ikap apii perm permas asal alaha ahan n ters tersebu ebutt Meny Menyik ikap apii perm permas asal alah ahan an ters terseb ebut ut,, seka sekali ligu guss mengemban amanah bahwa tugas seorang guru memberikan pencerahan kepada siswa. Guru tersebut harus memiliki beragam kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar agar tujuan tujuan pembel pembelaja ajaran ran dapat dapat tercap tercapai. ai. Dan Salah Salah satu satu satu satu tuntut tuntutanny annyaa adalah adalah memiliki kreasi dan daya inovatif seorang guru dalam mengembangkan model-model pembe pembelaj lajara aran n yang yang menari menarik k siswa. siswa. Sehingga Sehingga permai permainan nan bola bola basket basket yang yang semula semula dianggap sulit menjadi menarik. Tidak hanya menarik tetapi yang utama adalah mampu meningkatkan derajat kebugaran siswa seperti yang tertuang dalam tuntutan kurikulum. Menciptakan model pembelajaran yang menarik bagi siswa tidak mudah, perlu kecermatan dari guru dalam menentukan dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bahan pelajaran yang akan diberikan (diajarkan) sehingga tercipta proses belajar mengajar yang efektif. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar. Berdas Berdasark arkan an pengala pengalaman man di lapang lapangan, an, khu khusus susnya nya dalam dalam pembel pembelaja ajaran ran PJOK PJOK perso persoala alan n belaja belajarr yang yang sering sering dijump dijumpai ai adalah adalah siswa siswa sulit sulit meneri menerima ma materi materi yang yang disampaikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena siswa tidak menyukai bahan ajar tersebut, pelajaran yang disampaikan menjemukan, sulit dipahami dan terkesan kurang menarik. Oleh karena karena itu semakin baik suatu suatu model pembelajaran pembelajaran yang dipergunakan, maka maka sema semaki kin n mudah mudah tuju tujuan an pemb pembel elaj ajar aran an dapa dapatt terc tercap apai ai.. dalam dalam memb member erik ikan an pelajaran, makin efektif digunakan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Model pembe pembelaj lajara aran n efekti efektiff yang yang diguna digunakan kan dalam dalam proses proses pembel pembelaja ajaran ran bergan bergantun tung g pada
bermacam-macam faktor antara lain: tujuan yang akan dicapai, kemampuan guru dalam menggunakan menggunakan model pembelajaran pembelajaran,, kemampuan kemampuan siswa, siswa, besarnya besarnya kelompok yang akan diajar, waktu, dan fasilitas yang tersedia. Penggunaan model pembelajaran yang efektif akan sangat membantu dalam proses pembel pembelaja ajaran. ran. Suatu Suatu model model pembel pembelajar ajaran an dalam dalam proses proses pembel pembelaja ajaran ran memil memiliki iki hubungan yang erat dengan tujuan proses tersebut. Guru sebagai pengajar memiliki peranan penting dalam mengorganisasi dan mengatur lingkungan belajar siswa sebaik baiknya sehingga tercipta kegiatan belajar yang ideal. Dala Dalam m memi memili lih h suat suatu u mode modell pemb pembel elaj ajar aran an untuk untuk meni meningk ngkat atkan kan pros prosen enta tase se ketuntasan hasil belajar siswa tersebut, guru dituntut merancang model pembelajaran yang lebih tepat serta penerapan bahan ajar yang variatif. dan dari kenyataan tersebut Salah satu upaya yang yang perlu dilakukan upaya untuk menumbuhkan minat dan menarik simpat simpatii siswa siswa untuk untuk mencin mencintai tai bahan bahan ajar ajar permai permainan nan bola bola basket basket adalah adalah dengan dengan mengin menginteg tegras rasika ikan n bentuk bentuk permai permainan nan terseb tersebut ut dengan dengan permai permainan nan pengant pengantar. ar. Oleh Oleh karena itu mewujudkannya Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitia penelitian n dengan judul “ Pengintegrasian Permainan Pengantar Sebagai Langkah
Strategis dalam Meningkatkan Kemauan Belajar Bola Basket Siswa Kelas VII Semester Ganjil di SMP Negeri 1 Xxx”
Penelitian Penelitian ini diharapkan diharapkan dapat membentuk membentuk suasana yang lebih santai dan menarik dala dalam m pemb pembel elaj ajar aran an bola bola bask basket et.. Adapu Adapun n pemil pemilih ihan an mate materi ri ajar ajar dala dalam m bentu bentuk k perma permaina inan n pengant pengantar ar ini didasa didasarka rkan n pada pada keterk keterkait aitanny annyaa dengan dengan konsepkonsep-kon konsep sep pembelajaran permainan bola basket yang sedang menjadi bahan kajian yang ada dalam kelas tersebut. Sehingga sistem pembelajarannya tetap mengacu pada batasan kajian yang yang diberi diberikan kan sesuai sesuai SKKD, SKKD, serta serta dapat dapat merang merangsan sang g pesert pesertaa didik didik untuk untuk lebih lebih menyukai permainan ini.
B. Rumu Rumusa sann Masal Masalah ah Berdas Berdasark arkan an latar latar belakan belakang g di atas, atas, maka maka rumusa rumusan n masala masalah h pada pada peneli penelitia tian n ini adalah: 1. Apakah Penginteg Pengintegrasia rasian n permainan permainan pengantar pada pembelaj pembelajaran aran permainan permainan bola basket dapat meningkatkan penguasaan teknik dasar permainan basket siswa kelas VII SMP Negeri 1 Xxx ? 2. Apakah Penginteg Pengintegrasia rasian n permainan permainan pengantar pada pembelaj pembelajaran aran permainan permainan bola basket basket dapat memberikan memberikan dampak positif terhadap pemahaman meningkatkan meningkatkan hasil belajar teknik dasar permainan basket siswa kelas VII SMP Negeri 1 Xxx ?
C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian pen elitian ini adalah: 1. Untu Untuk k meng menget etah ahui ui apak apakah ah Peng Pengin inte tegr gras asia ian n perm permai aina nan n peng pengan anta tarr pada pada pembe pembelaj lajara aran n pembel pembelaja ajaran ran permai permainan nan bola bola basket basket dapat dapat mening meningkat katkan kan penguasaan teknik dasar permainan basket siswa kelas VII SMP Negeri 1 Xxx. 2. Untu Untuk k meng menget etah ahui ui apak apakah ah Peng Pengin inte tegr gras asia ian n perm permai aina nan n peng pengan anta tarr pada pada pembe pembelaj lajara aran n permai permainan nan bola bola basket basket dapat dapat member memberikan ikan dampak dampak positif positif
terhadap pemahaman teknik dasar permainan basket siswa kelas VII SMP Negeri 1 Xxx.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah : a. Sebag bagai bahan han pertimbangan gan atau masu asukan kan penuli ulis dalam penyusuna unan strate strategi gi (pener (penerapan apan,, metode, metode, model model dan langkah langkah-la -langk ngkah) ah) pembel pembelaja ajaran ran PJOK PJOK selanjutnya. b. Memberikan gambaran yang jelas, tentang bentuk pengintegrasian permainan pengantar ke permainan bola basket sebagai langkah alternatif untuk merangsang peserta didik agar menyukai permainan bola basket. c. Memb Member erik ikan an gam gamba bara ran n kepa kepada da pes peser erta ta did didik ik,, bahw bahwaa perm permai aina nan n bola bola bask basket et bisa dipraktikkan dengan mudah dan sederhana. d. Diha Diharrapka apkan n dapa dapatt dija dijadi dika kan n mas masukan ukan bagi bagi inst nstans ansi peme pemerrint intah, ah, cq Dina Dinass Pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan; dan e. Semo Semoga ga dap dapat at mem membe beri rika kan n sumba sumbang ng sar saran an yan yang g posi positi tiff bagi bagi par paraa guru guru-g -gur uru u PJOK di lapangan. f. Ingi ngin mengetahu ahui dan dan sekal kaligus seba sebag gai bahan han masukan bagi para guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk memilih model pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran keterampilan cabang olahraga, khususnya keterampilan bermain bolabasket. g. Ingi ngin memberikan sumbangan gan pem pemikir kiran dalam rangka menin ningkat katkan kem kemampu ampuan an gur guru Pend Pendid idiikan kan Jas Jasmani mani,, Olah Olahrraga aga dan dan Kese Keseha hata tan n dala dalam m meningkatkan keterampilan teknik dasar suatu cabang olahraga dan menumbuhkan semangat serta gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. h. Ingi ngin memberikan masuka ukan yang berarti kepada lembaga khusu ususnya Departemen Pendidikan Nasional, tentang model pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan para siswa yang diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
E. Ruang Lingkup Penelitian Pene Peneli liti tian an ini ini terb terbat atas as pada pada peng penggu guna naan an pemb pembel elaj ajar aran an Penj Penjas asor orke kess deng dengan an menggunakan menggunakan bentuk pengintegrasian pengintegrasian permainan pengantar pengantar terhadap terhadap penguasaan penguasaan teknik teknik dasar salah satu permainan, permainan, yaitu yaitu permainan permainan bolabasket. bolabasket. Dengan ruang lingkup lingkup penelitian penelitian ini antara lain sebagai berikut : 1. Bentuk la latihan ya yang ak akan di digunakan da dalam pe penelitian in ini adalah permainan pengantar. 2. Teknik dasar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah teknik dasar permainan bolabasket, antara lain: teknik melempar dan menangkap bola, menggiring bola, dan menembak ke ring basket. 3. Hal-hal yang ingin ditingkatkan melalui permainan pengantar bola bola basket basket adalah adalah unsur unsur kognit kognitif if berupa berupa penget pengetahu ahuan, an, peningka peningkatan tan kerjas kerjasama ama,, sportifitas, dan perilaku siswa (penilaian afektif), serta penguasaan teknik dasar bermain bolabasket (penilaian psikomotor).
4.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua komponen antara lain : a. Penilaian ko kognitif me menggunakan pe penilaian be berupa pengetahuan, penerapan saat praktik berlangsung dan pemberian tugas b. Penilaian afektif menggunakan penilaian pengamatan selama siswa melakukan kegiatan olahraga. Aspek-aspek yang dinilai antara lain unsur perilaku, kerjasama dan sportivitas. c. Penilaian psikomotor menggunakan penilaian proses dan produk. Butir-butir tes terdiri dari: tes melempar dan menangkap bolabasket, menggiring bola basket dan menembak bolabasket ke ring basket.
E. Batasan Istilah 0 Pengintegrasian : Upaya memasukkan satu komponen tertentu pada komp kompon onen en yang yang lain lain,, sehi sehing ngga ga khas khasan anah ah pene penera rapa pan n baha bahan n ajar ajar yang yang semu semula la dianggap susah menjadi lebih sederhana dan mudah diterapkan. 1 Permainan penganta ntar : bah bahan ajar ajar ya yang penekan kanan materinya nya ada pada model model atau atau bentuk bentuk-be -bentu ntuk k pembel pembelaja ajaran ran yang yang sederh sederhana ana dan menggem menggembir birakan akan deng dengan an medi mediaa bola bola bask basket et sehi sehing ngga ga menar menarik ik bagi bagi pese pesert rtaa didi didik k menuj menuju u ke permainan yang sebenarnya. 2 Lang Langka kah h stra strattegis egis : takt taktik ik atau atau met metod odee pembe pembellajar ajaran an yan yang g diter diterap apka kan n oleh oleh seorang guru atau pelatih untuk diujicobakan kepada peserta didik dalam bentuk bentuk tertentu. 3 Meningk ngkatkan kem kemauan uan bel belajar : adanya nya motivasi yang timbul dari diri seseorang karena dorongan atau keinginan yang kuat setelah mendapat rangsangan (stimulus) dari orang lain dengan beragam cara. 4 Pembelajaran bola basket : proses/kegiatan belajar mengajar materi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sub aspek Permainan dan Olahraga.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Pembelajaran 1) Peng Penger erti tian an Pem Pembe bela laja jara rann Membicaraka Membicarakan n tentang tentang pembelajaran tida tidak k bisa bisa dile dilepas paskan kan dari dari isti istila lah h kurikulum dan pengertiannya. Secara singkat hubungan keduanya dapat di jabarkan sebagai berikut: pembelajaran pembelajaran merupakan merupakan wujud dari pelaksanaan (implementasi) (implementasi) kurikulum, atau pembelajaran ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya.
D. METODE PENCAPAIAN KONSEP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Latar Bela Belaka kang. ng. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengem mengembang bangkan kan kemamp kemampuan uan dan kepriba kepribadia dianny nnya. a. Pendidi Pendidikan kan ini memega memegang ng perana peranan n pentin penting g dalam dalam membin membinaa manusi manusiaa yang yang memili memiliki ki penget pengetahua ahuan n dan ketram ketrampil pilan, an, serta serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap segala hal, sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam kehidupan manusia. Bentuk kongkret dari pendidikan yang dilakukan oleh manusia tersebut tampak dalam aktivitas belajar mengajar sebagaimana Sudjana (1989) mengatakan bahwa proses belajar belajar mengajar mengajar merupakan merupakan suatu suatu kegiatan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan pendidikan yang telah ditetapkan. ditetapkan. Keberhasil Keberhasilan an tujuan tujuan pendidikan pendidikan nasional nasional sebagaimana sebagaimana diamanatkan diamanatkan dalam Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh komponen – komponen pilar pendidikan yang meliputi motivasi belajar siswa, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan tujuan pembelajaran. Keempa Keempatt pilar pilar sebaga sebagaima imana na terseb tersebut ut di atas, atas, kompone komponen n proses proses pembel pembelaja ajaran ran meru merupa paka kan n komp kompon onen en yang yang meme memega gang ng pera perana nan n pent pentin ing g dala dalam m menc mencap apai ai tuju tujuan an pembel pembelaja ajaran. ran. Proses Proses pembel pembelaja ajaran ran ini menunj menunjuk uk pada pada kegiat kegiatan an di mana mana didala didalamny mnyaa terdapat terdapat integrasi integrasi dan interaksi interaksi komponen-komp komponen-komponen onen pembelajaran pembelajaran yaitu guru, siswa, materi dan metode pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan, perlu memilih strategi strategi pembelajaran pembelajaran yang efektif efektif dan efisien. efisien. Pengelolaan Pengelolaan proses pembelajara pembelajaran n yang efektif merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang bermuara akan meningkatkan prestasi belajar siswa (Chabibah, 2006 : 24). Terkait dengan proses pembelajaran, guru memiliki memiliki peran sentral sentral berhasil tidaknya suatu proses proses pembelajaran pembelajaran,, sebab guru dalam po posi sisi si ini ini bert bertin indak dak sebag sebagai ai peran peranca cang ng atau atau desai desaine nerr seka sekali ligus gus penge pengelo lola la pros proses es pembelajaran pembelajaran sedemikian sedemikian hingga hasil dari proses pembelajaran pembelajaran tersebut tercapai. Namun demikian, peran guru dalam mendesain dan mengelola proses belajar mengajar di kelas
seri sering ngkal kalii diha dihada dapka pkan n pada pada kondi kondisi si-k -kon ondi disi si dima dimana na ranc rancang angan an pemb pembel elaja ajara ran n yang yang didesainnya tidak berjalan dengan lancar sesuai harapan. Tidak berkembangnya salah satu faktor dalam proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar yaitu guru, murid, materi dan metode pembelajaran sudah barang tentu berpengaruh berpengaruh pada proses pembelajaran pembelajaran yang dilaksanakan dilaksanakan di dalam kelas. Bahkan kondisi kondisi tersebut akan berpengaruh pula pada hasil pembelajaran terutama tampak pada hasil belajar siswa.
Kondisi demikian terjadi pula pada kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Mulok Pembukuan di kelas VIII A SMP Negeri 2 Xxx, dimana dari kondisi awal kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 Xxx untuk mata pelajaran Mulok Pembukuan menunjukkan hasil belajar siswa rendah dan belum mencapai mencapai kriteria kriteria ketuntasan ketuntasan belajar belajar (SKM) dimana dari 20 siswa, 16 orang siswa atau 80 % siswa kelas VIII A hasil belajarnya kurang dari 65 sebagai batas SKM. Hasil refleksi diri menunjukkan bahwa rendahnya prestasi belajar ters terseb ebut ut dian dianta tara rany nyaa adal adalah ah sika sikap p pasi pasiff sisw siswaa dala dalam m pros proses es pemb pembel elaj ajar aran an,, pros proses es pembelajaran yang monoton dan kurang bervariasi, dominasi guru masih sangat besar sehingga siswa kurang mandiri sehingga mempengaruhi prestasi belajar. Dari refleksi tersebut, akar permasalahan yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi pada intinya adalah penggunaan metode pembelajaran yang dalam hal ini guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan penugasan sehingga kurang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode yang dapat mendorong keaktifan siswa dalam proses belajar meng mengaj ajar ar dan dan mengu mengura rangi ngi domin dominas asii guru guru dala dalam m penga pengaja jara ran n deng dengan an hara harapa pa dapat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk tujuan tersebut dalam penelitian ini diterapkan metode pembelajaran kooperatif dengan model pencapaian konsep.
B. Ident Identif ifik ikas asii Masal Masalah. ah. Berdasarkan kondisi sebagaimana tersebut di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Siswa cenderung cenderung bersikap bersikap pasif dalam proses pembelajara pembelajaran. n. 2. Proses Proses pembelaj pembelajaran aran yang yang monoton monoton dan kurang kurang bervariasi bervariasi.. 3. Domina Dominasi si guru guru masih masih lebi lebih h besar. besar. 4. Sisw Siswaa jar jaran ang g ber berta tany nya. a. 5. Siswa belum maksim maksimal al dalam menjelaskan menjelaskan kembali kembali konsep konsep yang yang diterima diterima.. 6. Hasil Hasil belajar belajar siswa siswa relati relatiff rendah rendah dan belum belum mencapai mencapai KKM.
C. Pembata Pembatasan san dan Perum Perumusan usan Masala Masalah. h. Bertolak dari luasnya permasalahan yang diteliti, serta adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada penggunaan model pencapaian konsep pada mata pelajaran Mulok Pembukuan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Xxx.
Berdasarkan Berdasarkan identifikasi identifikasi masalah dan batasan batasan masalah masalah tersebut, tersebut, maka rumusan rumusan masalah masalah dalam dalam peneli penelitia tian n ini adalah adalah “Bagai “Bagaiman manaka akah h mening meningkat katkan kan hasil hasil belaja belajarr siswa siswa melalu melaluii penggunaan model pencapaian konsep pada mata pelajaran Mulok Pembukuan pada siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Xxx ?”
D. Tuju Tujuan an Penel Penelit itia ian. n. Mengac Mengacu u pada uraian uraian permas permasala alahan han di atas, atas, tujuan tujuan yang yang ingin ingin dicapa dicapaii dalam dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Xxx mata pelajaran Mulok Pembukuan melalui penggunaan model pencapaian konsep.
E. Manfaat Manfaat Hasil Hasil Peneli Penelitian tian.. Dengan melakukan penelitian tentang penggunaan model pencapaian konsep pada mata pelajaran Mulok Pembukuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Xxx, diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat antara lain : 1. Untuk Untuk siswa, siswa, hasil penelit penelitian ian ini sebaga sebagaii media media mening meningkat katkan kan aktivita aktivitass belaja belajar r untuk lebih menguasai dan memahami materi pelajaran melalui penguasaan konsepkonsep pokok pelajaran yang diajarkan di kelas terutama mata pelajaran Mulok Pembukuan. 2. Untu Untuk k penel penelit iti, i, hasi hasill penel penelit itia ian n ini ini dapat dapat menj menjad adii info inform rmas asii dan dan gaga gagasa san n untu untuk k pengembangan dan peningkatan ketrampilan mengorganisasi, memformulasi, dan mengkondisi mengkondisikan kan kegiatan kegiatan belajar belajar mengajar mengajar di kelas terutama terutama untuk mata pelajaran pelajaran Mulok Pembukuan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. 3. Untu Untuk k Sekol Sekolah ah,, hasi hasill penel penelit itia ian n diha dihara rapk pkan an dapa dapatt memb member erii info inform rmas asii dan dan atau atau sebagai acuan untuk pengembangan teknologi pembelajaran terutama pembelajaran mata pelajaran Mulok Pembukuan di SMP Negeri 2 Xxx
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Land Landasa asann Teo Teori ri.. 1. Belajar Belajar,, Pembela Pembelajara jarann dan Presta Prestasi si Belaj Belajar. ar. Belajar merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting dalam usahanya mempertahanka mempertahankan n hidup dan mengembangkan mengembangkan dirinya dalam kehidupan bermasyar bermasyarakat. akat. Belajar Belajar menjadi menjadi kebutuhan kebutuhan yang penting karena dengan semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong pembaharuan dalam segala aspek kehidupan manusia, menuntut manusia untuk mengejar pembaharuan dan kemajuan itu. Upaya untuk mengejar hal tersebut harus dilakukan sendiri melalui suatu proses yang disebut belajar. Pengertian Pengertian belajar sebagaimana sebagaimana terdapat terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Indonesia (1994 : 14) adalah suatu upaya yang dilakukan manusia dengan jalan berusaha memperoleh kepan kepanda daia ian n atau atau ilmu ilmu.. Menu Menuru rutt Dimy Dimyat atii (1984 (1984 : 124 124), ), bela belaja jarr adal adalah ah pros proses es yang yang melibatkan manusia secara orang perorang sebagai suatu persatuan organisme, sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dari pengertian belajar yang terakhir tampak bahwa dalam belajar terdapat suatu proses proses perubahan dalam diri manusia sebagai subjek belajar tersebut. tersebut. Lebih lanjut Kamus Besar Bahasa Bahasa Indonesia Indonesia (1994 : 14) mengartikan mengartikan bahwa belajar sebagai sebagai suatu perubahan perubahan tingkah tingkah laku laku manusi manusiaa atau atau tanggap tanggapan an yang yang diseba disebabkan bkan oleh oleh pengal pengalama aman.s n.seba ebagai gai suatu suatu proses perubahan tingkah laku manusia sebagai subjek belajar. Peruba Perubahan han yang yang dierol dieroleh eh indivi individu du atau atau manusi manusiaa sebaga sebagaii subjek subjek belaja belajarr dapat dapat dipero diperoleh leh atau atau dicapa dicapaii melalu melaluii suatu suatu proses proses belaja belajarr atau atau pembel pembelaja ajaran ran.. Pembel Pembelaja ajaran ran mengandung arti perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari pengal pengalama aman n (Syah, (Syah, 1995 : 89). 89). Menuru Menurutt Gagne Gagne pembel pembelaja ajaran ran merupak merupakan an sepera seperangka ngkan n peristiwa yang mempengaruhi subjek didik sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi secara langsung. Proses dalam belajar dapat dilakukan manusia (individu) diberbagai tempat dan berbagai berbagai waktu. Pengorganisasian Pengorganisasian secara sistemati sistematiss memperhati memperhatikan kan kedua hal tersebut tersebut secara secara formal formal dilaku dilakukan kan dalam dalam suatu suatu wadah wadah lembag lembagaa pendidi pendidikan kan yang yang secara secara khu khusus sus mengatur dan mengorganisasikan kegiatan belajar sedemikain hingga proses dan tujuan pembelajaran dapat terlaksana dan tercapai. Dalam Dalam proses proses pembel pembelaja ajaran ran yang yang dilaku dilakukan kan dalam dalam wadah wadah lembaga lembaga pndidik pndidikan an formal yang dalam hal ini adalah sekolah, terdapat suatu aktivitas belajar dan mengajar, menyampaikan dan memberikan informasi – pengetahuan antara pendidik (pengajar/guru) dan pese pesert rtaa didi didik k (sis (siswa) wa).. Pros Proses es dan dan tuju tujuan an dari dari kegi kegiat atan an belaj belajar ar menga mengaja jarr seca secara ra keseluruhan didesain oleh guru memperhatikan kondisi yang ada baik itu kondisi peserta didik, kemampuan pendidik dan lingkungan tempat proses tersebut berada.
Bertol Bertolak ak dari dari pengert pengertian ian pengaja pengajaran ran yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh guru guru dalam dalam proses proses pemb pembel elaj ajara aran n yakn yaknii sepe sepera rang ngka katt peris peristi tiwa wa yang yang dapat dapat memp mempen engar garuhi uhi objek objek didi didik k sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi (Gagne, 1988), Sunaryo (1989 : 67) mengatakan bahwa guru perlu memiliki kemampuan membuat perencanaan pengajaran berupa desain pembelajaran. Desain yang dirancang oleh guru diarahkan agar siswa sebagai peserta didik dapat mencapai tingkat belajar yang seoptimal mungkin yang ditandai dengan tercapainya prestasi belajar siswa. Presta Prestasi si belaja belajarr menuru menurutt Kamus Kamus Besar Besar Bahasa Bahasa Indones Indonesia ia (1994 (1994 : 787) adalah adalah pengua penguasaa saan n penget pengetahu ahuan an atau atau ketram ketrampil pilan an yang yang dikemb dikembang angkan kan oleh oleh mata mata pelaja pelajaran ran,, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan guru. Prestasi belajar siswa ini merupakan implementasi hasil belajar siswa sebagai hasil proses pembelajaran yang diterimanya. Anonim (2003 : 29) mengatakan bahwa hasil belajar dalan tinjauan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah pernyataan unjuk kerja yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengalami pembelajaran dalam ko mpetensi tertentu. Terkait dengan prestasi belajar siswa, dalam KBK tahun 2004, hasil belajar siswa diukur berdasarkan berdasarkan standar standar yang dikenal dengan Kriteria Kriteria ketuntasan Minimal (KKM). KKM ini dinyatakan dalam bentuk persentase berkisar antara 0 – 100. Dalam menentukan KKM dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas indikator dan kemampuan sumber daya pendukung. Dari standar KKM yang menunjukkan batas batas minima minimall pencapa pencapaian ian ketunt ketuntasa asan n yang yang dicapa dicapaii siswa siswa,, maka maka prest prestasi asi belaja belajarr siswa siswa diukur berdasarkan kemampuan siswa mencapai standar ketuntasan tersebut yang berarti bahwa bahwa nilai nilai prosen prosentas tasee ketunt ketuntasa asan n siswa siswa merupa merupakan kan hasil hasil belaja belajarr siswa siswa yang yang tinggi tinggi rendahnya menunjukkan prestasi belajar yang dicapai siswa untuk mata pelajaran tertentu.
2. Metode Metode Pembel Pembelajar ajaran an Koopera Kooperatif tif.. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan proses aktif bagi siswa dan guru urituk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada akhirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu (Anonim, 2003 : 12).
E. METODE PRAKTIS PEMBELAJARAN ( PBL ) BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Usaha peningkatan sumber daya manusia sedang marak dilakukan di negara ini. Salah Salah satu satu perwuj perwujudan udannya nya adalah adalah melalui melalui peningk peningkata atan n kualit kualitas as pendidi pendidikan kan yang yang diusah diusahaka akan n oleh oleh pemeri pemerinta ntah h sedemi sedemikia kian n rupa rupa sehing sehingga ga terjad terjadii penyem penyempur purnaa naan n dan perubahan kurikulum beberapa kali. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan demikian, implementasi kurikulum dapat menumbuhkan tanggung jawab dan partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum public (public policy), serta memberanikan diri berperan serta dalam berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun di masyarakat. Guru sebagai fasilitator seperti yang diharapkan oleh KBK dituntut untuk dapat mengat mengatur, ur, mengar mengarahka ahkan n dan mencip menciptak takan an suasan suasanaa kegiata kegiatan n belaja belajarr mengaj mengajar ar yang yang kondusif sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan KBK. Oleh karenanya, guru dituntut pula untuk lebih professional, inovatif, perpsektif dan pro aktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. p embelajaran. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memerankan bagian yang sangat penting. Selain digunakan sebagai media untuk berkomunikasi juga digunakan untuk menguasai menguasai teknologi teknologi yang perkembangannya perkembangannya menuntut menuntut kita untuk mempelajari mempelajarinya nya lebih dalam. Pembelajaran bahasa Inggris harus mencakup 4 ketrampilan berbahasa speaking ), yaitu : membaca (reading ), ), menyimak (listening ), ), berbicara ( speaking ), dan menulis (writing ) secara terpadu. Membaca adalah salah satu ketrampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa untuk memahami isi suatu wacana.
Identifikasi Masalah teacher centered centered situation situation) tida Pembelajara Pembelajaran n secara secara konvensional konvensional (teacher tidak k dapa dapatt mengajak siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, yang diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran pembelajaran dengan mudah. Oleh karena itu, guru hendaknya merubah kegiatan pembelajaran menjadi modern (students students centered centered situation situation) yang dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar menemukan sendiri, bekerjasama dan meng mengkom komuni unika kasi sikan kan hasi hasill bela belaja jarn rnya ya sert sertaa memb membua uatt sisw siswaa sema semaki kin n aktif aktif dan kooperatif.
Membaca (reading ) adalah salah satu ketrampilan dari 4 ketrampilan berbahasa yang harus dikuasai dalam pengajaran bahasa Inggris. Namun yang terjadi didalam kelas ketika diberikan diberikan kegiatan kegiatan membaca membaca teks dan siswa diminta diminta untuk memahami isi teks melalui pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru sangatlah jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa sebab antara lain; (1) Teks yang diberi diberikan kan adalah adalah teks teks bahasa bahasa Inggri Inggriss yang yang merupa merupakan kan bahasa bahasa asing asing di Indone Indonesia sia,, sehingga pemahaman siswa akan kata perkata (Vocabulary Vocabulary mastery) yang digunakan untuk untuk menge mengeta tahui hui isi isi baca bacaan an sang sangat atla lah h jauh jauh dari dari yang yang dihar diharap apkan kan.. (2) (2) Kare Karena na vocabulary vocabulary mastery pada siswa sangat minim membuat siswa tidak dapat memahami secara langsung informasi informasi-infor -informasi masi baik yang tersurat tersurat maupun yang tersirat tersirat didalam didalam bacaan bacaan.. (3) Dengan Dengan hanya hanya membaca membaca teks teks siswa siswa tidak tidak merasa merasa senang senang sebaga sebagaima imana na tujuan pada kegiatan membaca. Ada beberapa hal yang terjadi pada siswa sehubungan dengan 3 alasan tersebut diantaranya adalah; siswa tidak membaca teks secara keseluruhan, siswa tidak mau berusaha mencari arti didalam kamus, siswa tidak menjawab pertanyaan baik mengenai inform informasi asi yang yang tersir tersirat at maupun maupun tersur tersurat at dengan dengan tepat tepat namun namun mereka mereka mengam mengambil bil jawaban hanya dengan menjodohkan kalimat yang sama tanpa memahami maksudnya. Jika hal ini dibiarkan berlarut maka dikhawatirkan keinginan siswa untuk meningkatkan kemampuan kemampuan penguasaan penguasaan kosa kata (vocabulary mastery) akan berkurang dan mungkin mungkin hilang, hilang, siswa siswa tidak tidak mau berusa berusaha ha untuk untuk menemu menemukan kan inform informasi asi yang yang ada didala didalam m bacaan, kerjasama antar kelompok tidak bisa maksimal maksimal karena kegiatan yang dilakukan siswa siswa tidak tidak memoti memotivas vasii siswa siswa untuk untuk menyel menyelesa esaika ikan n bersam bersamaa dengan dengan rasa rasa senang, senang, keadaan kelas yang teacher-cen teacher-centered tered membuat komunikasi didalam kelas sangat tidak akti aktiff dan dan memb membua uatt sisw siswaa takut takut atau atau malu malu bert bertan anya ya tent tentang ang perm permas asal alaha ahan n yang yang dihadapinya didalam kegiatan membaca. Hal ini juga berpengaruh pada pendekatan pada siswa untuk selalu suka belajar. Gejala-gejala tersebut dapat terlihat dari observasi yang dilakukan oleh peneliti bersama teman kolaborator pada saat pra siklus yang menjadikan landasan bagi peneliti untuk melaksanaka melaksanakan n siklus-si siklus-siklus klus berikutnya berikutnya guna mencapai mencapai tujuan tujuan pembelajar pembelajaran. an. Gambaran hasil kegiatan Pra siklus adalah sebagai berikut: No Keterangan Bagus Sedang Kurang 1 Sis Siswa akt aktif mem membaca baca Teks Teks √ 2 Sis Siswa menja enjawa wab b pert pertan anya yaan an tenta entang ng pem pemaham ahaman an isi isi √ bacaan √ 3 Sis Siswa Mem Memaham ahamii Kos Kosa kat kata 4 Sis Siswa meny enyeles elesai aika kan n tug tugas as √ 5 Sisw Siswaa akt aktif if menc mencar arii kos kosaa kat kataa dik dikam amus us √ √ 6 Sisw Siswaa akti aktiff bert bertan anya ya kepa kepada da tema teman n ata atau u gur guru u 7 Sis Siswa Mem Memaham ahamii pen pengu guca capa pan n pronunciation √ (pronunciation) 8 Sisw Siswaa mera merasa sa sen senang ang deng dengan an pro prose sess pemb pembel elaj ajara aran n √ Tabel 1 : Hasil kegiatan pra siklus
Sementara hasil evaluasi dari kegiatan pra siklus ini sangat tidak memuaskan dan tergambar sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
NAMA KELOMPOK KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 KELOMPOK 4 KELOMPOK 5 KELOMPOK 6 RATA-RATA
NILAI 55 55 60 60 50 50 55
Tabel 2 : Hasil evaluasi pra siklus Penerapan Project Based learning (PBL), yang merupakan pembelajara pembelajaran n yang terfokus pada konsep inti dan prinsip displin, melibatkan siswa di dalam pemecahan masalah, penyelidikan dan tugas-tugas lain yang bermanfaat, membuat siswa bekerja secara secara otonom otonomii untuk untuk membent membentuk uk pengeta pengetahuan huan mereka mereka dan menghas menghasil ilkan kan suatu suatu produk tertentu, dapat dilakukan melalui berbagai media dan teknik salah satunya adalah dengan bercerita.
Rumusan Masalah Permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah kesulitan siswa untuk untuk berp berper eran an akti aktiff dala dalam m kegia kegiata tan n pemb pembel elaj ajar aran, an, teru teruta tama ma dala dalam m penc pencapa apaia ian n ketrampilan berbahasa membaca. 1. Adapun Adapun rumusan rumusan masalahn masalahnya ya adalah: adalah: Bagaiman Bagaimanaka akah h aktivi aktivita ta siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris melalui model PBL dengan menggunakan teknik bercerita? 2. Baga Bagaim iman anak akah ah hasi hasill penc pencap apai aian an ketr ketram ampi pila lan n berb berbah ahas asaa membaca melalui model PBL dengan menggunakan teknik bercerita?
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut: 1. Mendis Mendiskri kripsi psikan kan aktivi aktivitas tas siswa siswa dalam dalam pencapa pencapaian ian ketram ketrampil pilan an berbah berbahasa asa membaca pada pembelajaran bahasa Inggris melalui model PBL dengan menggunakan teknik bercerita. 2. Mendiskrips Mendiskripsikan ikan hasil hasil pencapaia pencapaian n ketrampila ketrampilan n berbahasa berbahasa membaca membaca melalui melalui model PBL dengan menggunakan teknik bercerita
Manfaat penelitian Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat terutama bagi guru untuk: 1. Memberikan Memberikan inspirasi inspirasi kegiatan kegiatan yang yang menyenangkan menyenangkan yang dapat dilakukan dilakukan dalam pembelajaran bahasa Inggris. 2. Membukt Membuktika ikan n pencap pencapaia aian n ketram ketrampil pilan an berba berbahas hasaa membac membacaa yang yang dapat dapat dicapai dengan teknik bercerita. 3. Meningkatkan Meningkatkan efektifit efektifitas as pembelajara pembelajaran n bahasa Inggris. Inggris.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research, yaitu penelitian yang dila dilakuk kukan an oleh oleh guru guru dike dikela lasn snya ya atau atau dise disekol kolah ah temp tempat at dia dia menga mengaja jarr deng dengan an penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Tujuan Tujuan PTK adalah adalah untuk untuk memper memperbai baiki ki dan mening meningkat katkan kan kualita kualitass prakte praktek k pemb pembel elaj ajara aran n seca secara ra berk berkes esin inam ambu bunga ngan n sehi sehingg nggaa meni meningk ngkat atka kan n mutu mutu hasi hasill inst instru ruks ksio iona nal; l; menge mengemb mbang angka kan n ketra ketramp mpil ilan an guru guru;; meni meningk ngkat atka kan n rele relevan vansi si;; mening meningkat katkan kan efisie efisiensi nsi;; pengola pengolahan han instr instruksi uksiona onall serta serta menumb menumbuhka uhkan n bud budaya aya meneliti pada komunitas guru. PTK PTK meng menggam gambar barka kan n seba sebaga gaii suat suatu u pros proses es yang yang dina dinami miss meli meliput putii aspek aspek perencanaan, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi refleksi yang merupakan merupakan langkah langkah berurutan berurutan dalam dalam satu satu siklus siklus atau atau daur daur yang yang berhubu berhubungan ngan dengan dengan siklus siklus beriku berikutny tnya. a. Akar Akar pelaks pelaksana anaan an PTK digamb digambark arkan an dalam dalam bentuk bentuk spiral spiral tindak tindakan an (adapt (adaptasi asi Hopkin Hopkins, s, 1993) sebagai berikut: Siklus 1 Observasi
Perencanaan Identifikasi masalah
Refleksi Perencanaan ulang
Tindakan
Siklus 2
J.
B.
Ketrampilan Berbahasa Membaca
Ketrampilan berbahasa Membaca sangat dibutuhkan untuk dapat memahami isi suatu wacana. Secara umum tujuan membaca diklasifikasikan: (a) Mendapatkan informasi umum dari teks. (b) Mendapatkan informasi khusus dari teks. (c) Membaca untuk kesenangan. In general, general, the purpose of reading reading is classified classified into; (a) getting getting general information from the text; (b) getting specific information from the text; and (c) reading for pleasure or for interes (Williams:1984). In class classroo room m pract practic ice, e, we divi divide de the the readi reading ng acti activi viti ties es into into three three interrelate interrelated d stages. i.e. pre reading activities, activities, whilst reading activities, activities, post reading activities (Williams: 1984, Wallace ;1988, Wallace ;1972
Tujuan Pembelajaran Umum Membaca 0 Menemukan in informasi te tertentu 1 Mend Mendap apat atka kan n gamb gambar aran an um umum ten tenta tang ng isi isi baca bacaan an 2 Mene Menem mukan ukan piki pikirran utam utamaa yang yang tersu ersurrat 3 Mene Menem mukan ukan piki pikirran utam utamaa yang yang tersi ersirrat 4 Mene Menemu muka kan n sem semua ua info inform rmas asii rinc rincii yang yang ters tersur urat at 5 Mend Mendap apat atka kan n infor nforma masi si yang ang tersi ersira ratt 6 Mena Menafs fsir irka kan n makna makna kata kata fra frase se dan dan kalim kalimat at berd berdas asar arka kan n konte konteks ks 7 Mendapatkan rasa senang Kegiatan pengajaran membaca di dalam kelas dibagi menjadi 3 tahap yang berhubungan yaitu: 1. Kegiatan pre reading, Tujuannya memperkenalkan dan menumbuhkan ketertarikan topik. Memotivasi siswa dengan menjelaskan tujuan membaca. Mempersiapkan beberapa perbendaharaan kata sehubungan dengan teks. 2. Kegiatan whilst reading, membaca teks 0 Scan Scan,, memb membac acaa untu untuk k mend mendap apat at info inform rmas asii tert terten entu tu 1 Skim Skim,, memb membac acaa untu untuk k mend mendap apat atka kan n inti inti dari dari baca bacaan an 2 Read Read betw betwee een n the the lines nes, mem memba baca ca dian dianttara ara bari bariss 3 Read Read inte intens nsiively vely for for det detail ail inf inform ormati ation, on, mem membaca baca int intensi ensiff unt untuk mendapatkan informasi detil 4 Det Detect ect refer eferen ence cess, men mende dete teks ksii ref refer eren enssi 5 Deduc Deducin ing g mea meani ning ng from from conte context xt,, meng mengam ambi bill kes kesim impu pula lan n dar darii tex text. t. 3. Post reading, evaluasi pemahaman bacaan sehubungan dengan tugas-tugas. C.
Model Pembelajaran Project Based Learning Pembelajaran Projec adalah pembelajaran pembelajaran yang terfokus terfokus Projectt Based Based Learni Learning ng adalah pada konsep inti dan prinsip displin, melibatkan siswa di dalam pemecahan masalah, penyelidikan dan tugas-tugas lain yang bermanfaat, membuat siswa bekerja secara
otonom otonomii untuk untuk membent membentuk uk penget pengetahu ahuan an mereka mereka dan menghas menghasilk ilkan an suatu suatu produk produk tertentu. Regie stites of SRI, International, 1998 Several points should be kept in mind when considering the finding research that compare the relative impacts of PBL and more traditional learning activities on student achievement: Pro Proje ject ct-b -bas ased ed learn earnin ing g is typi typica call llyy impl implem emen entted in the cont contex extt of comprehensive comprehensive educational educational reforms and therefore it is difficult difficult to isolate the effects of PBL on student learning. Project-based Project-based learning and closely closely related related instruction instructional al strategies strategies (such as probl problem em based based learn learnin ing g and the the proj projec ectt appro approac ach) h) are are impl impleme ement nted ed differently in different context and therefore it is difficult to compare results across cases. Project based learning is linked to a theory of learning (constructivism) that entails a shift in learning objectives (stressing higher order thinking skills and performance-based, authentic assessments) and therefore standardized achievement tests may not be the best measures of PBL’ impact. Di dalam kelas, PBL memberikan kesempatan luas kepada guru untuk menjalin hubungan dengan siswa. Guru dapat menjadi pembina, fasilitator dan rekan kerja. Pembah Pembahasa asan n penyele penyelesai saian an produk, produk, perenc perencanaa anaan n dan pemecah pemecahan an masala masalah h adalah adalah pokok bahasan yang dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Produk yang diselesaikan oleh siswa dapat digunakan sebagai bahan untuk berkomunikasi antar guru, untuk dijadikan perbandingan dan kajian ulang tentang teknik pengajaran sehingga dapat diharapkan akan menghasilkan suatu kesimpulan tentang teknik pengajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. PBL membantu pengembangan: Kemampuan kerja secara berkelompok. Kecak Kecakap apan an hidup hidup / life contohnyaa memimp memimpin in kerja kerja kelomp kelompok ok dan life skill skill,, contohny membuat rencana kerja. Pemaks Pemaksim imal alan an pengg pengguna unaan an tekn teknol olog ogii / medi mediaa apa apa saja saja untuk untuk mele meleng ngkap kapii tampilan produk. Kemampuan kognitif, contohnya membuat keputusan, memberikan penilaian, pemecahan masalah. Kemampuan pengaturan diri, pengaturan tempat kerja, penyusunan tugas dan pengaturan waktu. Sikap, menyukai belajar dan ketertarikan untuk belajar lebih lanjut. Kecakapan, pengendalian diri, keinginan untuk berprestasi. Hasil dari PBL adalah hasil yang produktif, karena PBL dapat memperkenalkan ketrampilan professional dan strategi disiplin. Menyatukan penerapan ketrampilan yang dihubungkan dengan perencanaan, penyelesaian, pemantauan dan penilaian di dalam penyelidikan penyelidikan intellectu intellectual al / penelitian penelitian ilmiah. ilmiah. Mengembangkan Mengembangkan kemampuan untuk berinisiatif, berusaha dan mandiri. Mengembangkan kemampuan metakognitif, contohnya contohnya pemantauan pemantauan dan evaluasi evaluasi terhadap terhadap diri sendiri. Membuat pembelajaran pembelajaran
lebih lebih berart berartii dengan dengan menyat menyatuka ukan n konsep konsep antar antar mata mata pelaja pelajaran ran.. Menghub Menghubung ungkan kan kemampuan kognitif, sosial dan pengaturan diri. D.
Pelajaran Bahasa Inggris Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang dianggap penting diajarkan untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya, serta pengembangan hubungan antar bangsa. Salah satu teknik yang dapat dilaksanakan untuk melaksanakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) adalah dengan model PBL.
E.
Bercerita Cerita, tuturan yang membentangkan bagaimana sesuatu terjadi, peristiwa, hal atau kejadian dsb; karangan yang mengisahkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang dsb. Dongengan; cerpen; cerita pendek. Bercerita adalah salah satu kegiatan yang menarik terutama bagi siswa Sekolah Dasar. Dasar. Bercer Bercerita ita dapat dapat dijadi dijadikan kan sebagai sebagai salah salah satu satu media media pembel pembelaja ajaran ran dengan dengan model PBL untuk mencapai ketrampilan berbahasa membaca. Berbagai cara dapat dilakukan untuk menyelipkan ilmu, pesan moral dan sebagainya dengan bercerita. Pengg Penggun unaa aan n gerak gerakan an tang tangan an (ges (gestu ture re), ), pera peraga gaan an expr expres essi si,, peng pengul ulan anga gan n kata kata,, penambahan lagu dan pemeranan tokoh dapat dilakukan pada saat bercerita untuk pencapaian ketrampilan berbahasa membaca.
F.
Hipotesis Tindakan 1. Jika Jika Pembelaja Pembelajaran ran didalam didalam kelas kelas menggun menggunakan akan model model pembelaja pembelajaran ran PBL, maka siswa akan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan aktif menyelesaikan tugas-tugas. 2. Jika tekni eknik k ber bercer cerita dite diterrapka apkan n dida didala lam m kegi kegiat atan an pemb pembel elaj ajar aran an,, maka aka ketrampilan berbahasa membaca siswa akan meningkat.
E. METODE STAD ABSTRAK XXXX (2007). Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Penerapan Metode STAD Pada Siswa Kelas X. 6 SMA 1 Xxx tahun 2007. Penelitian Penelitian ini dilatarbelak dilatarbelakangi angi pada kenyataan kenyataan bahwa sebagian sebagian besar siswa merasa kesulitan belajar fisika. Hasil belajar Fisika masih jauh dari harapan yaitu di bawah nilai KKM 60. Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengu penguku kura ranny nnyaa meru merupa paka kann mater materii dasar dasar yang yang erat erat pengg pengguna unaann annya ya deng dengan an kehidu kehidupan pan seharisehari-har hari.R i.Renda endahnya hnya hasil hasil belaja belajarr fisika fisika disebab disebabkan kan karena karena kurang kurang moti motiva vasi si dan dan sema semang ngat at belaja belajarr un untuk tuk mengu menguasa asaii mate materi ri.. Kare Karena na mera merasa sa suli sulitt menghafal rumus, mengakibatkan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru juga merupakan penentu keberhasilan pembelajaran standar kompete kompetensi nsi tersebut tersebut.... Untuk Untuk mening meningkat katkan kan keberha keberhasil silan an siswa siswa dalam dalam mencapa mencapaii komp kompete etensi nsi yang yang dihar diharap apka kann perl perluu dite ditera rapk pkan an Metod Metodee yang yang lebi lebihh menun menuntut tut aktivitas,kerjasama dan motivasi siswa. Dengan menerapkan metode STAD (Student Teams Achievement Division) diharapkan kerja kelompok mampu menumbuhkan sem semanga ngat belaja ajar sis siswa,S a,Sehin hingga sisw siswaa semakin sem semangat gat mengi ngikuti uti pembel pembelaja ajara ran.M n.Meto etode de STAD STAD meru merupa paka kann Pemb Pembel elaja ajara rann Koop Koopera erati tiff yang yang pada pada dasarnya adalah belajar bersama dalam kelompok , sehingga dalam proses belajar perlu adanya penekanan pada kerja kelompok . Namun pada akhirnya siswa tetap berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. . Pene Peneli liti tian an ini ini bertuj bertujuan uan un untuk tuk memb memberi erika kann tamba tambahan han infor informa masi si dan dan pemikiran tentang salah satu dari sekian banyak metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Keberhasilan penerapan model, pemilihan media ,strategi, maupun pendekatan pembelajaran tentunya dipengaruhi oleh oleh berbagai berbagai faktor faktor.. Namun Namun peneli penelitia tiann ini setidak setidaknya nya memberi memberikan kan gambar gambaran an bagaimana bagaimana seorang guru berusaha untuk meningkatka meningkatkann hasil belajar belajar siswa melalui proses pembelajaran yang berkualitas. Kata kunci : hasil belajar, metode STAD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata Mata pelaja pelajaran ran Fisika Fisika merupa merupakan kan salah salah satu satu mata mata pelaja pelajaran ran yang yang ada pada pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tidak sedikit anak yang merasa kesulitan dalam mempelajari Fisika. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari tahun ke tahun. Berdas Berdasark arkan an pengalama pengalaman n guru guru mengaj mengajar, ar,
ternya ternyata ta dari hasil test test Fisika Fisika
cenderung memperoleh hasil yang masih rendah. Sebagai guru baik di kelas X, XI maupun XII selalu selalu merasa merasa kurang puas dengan hasil hasil belajar siswa, siswa, dari setiap setiap hasil ulangan cenderung sebagian besar siswa siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Minimal (KKM) yaitu nilai 60, sehingga belum mencapai ketuntasan klasikal. Baru setelah diadakan ulangan perbaikan, ketuntasan klasikal tercapai, dan itupun mesti dilakukan ber berul ulang ang kali kali,, bahka bahkan n pada pada bebe bebera rapa pa mate materi ri yang yang dian diangga ggap p lebi lebih h suli sulitt ulan ulangan gan perbaikan ( remedial ) perlu diulang lagi. Padahal untuk melakukan ulangan perbaikan perlu perlu tambah tambahan an waktu, waktu, yang yang terkad terkadang ang harus harus dilaku dilakukan kan siang siang hari, hari, setela setelah h pulang pulang sekolah. Mengingat terbatasnya waktu berdasar pembagian jumlah jam pelajaran pada kurikulum yang digunakan sekarang, sangat tidak memungkinkan untuk memberikan ulanga ulangan n perbai perbaikan kan di pagi hari hari ( pada jam-ja jam-jam m efekti efektif), f), karena karena akan akan mengham menghambat bat materi-materi berikutnya. Sehingga penulis merasa perlu mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan di atas.
Dari fakta hasil pre test yang diperoleh bahwa empat siswa dari 42 ( 9,5% ) siswa kelas X . 6 SMA 1 Xxx memiliki nilai mencapai KKM, sedangkan sisanya 38 siswa ( 90,5% ) masih belum mencapai KKM. Hal itu disebabkan beberapa faktor antara lain kurang motivasi belajar dan semangat untuk memahami suatu konsep. Dari hasil hasil wawanca wawancara ra di kelas, kelas, sebagi sebagian an besar besar siswa siswa merasa merasa malas malas belaja belajarr dan belum belum maksim maksimal al dalam dalam belaja belajarr Fisika Fisika,, karena karena mengang menganggap gap Fisika Fisika identi identik k dengan dengan banyak banyak rumus. Mereka menganggap belajar Fisika susah menghafalnya. Padahal belajar Fisika sebena sebenarny rnyaa tidak tidak selalu selalu harus harus menghaf menghafal, al, sebaga sebagaii guru guru lebih lebih menekan menekankan kan “Jangan “Jangan menghafal rumus, rumus dapat di analisa dan dinalar”. Belajar Fisika lebih menekankan penalaran dalam pemahaman konsep melalui pembe pembelaj lajara aran. n. Belaja Belajarr Fisika Fisika harus harus mau berfik berfikir, ir, sering sering disosi disosiali alisas sasika ikan n dengan dengan kreativitas dan pemecahan masalah. Tanpa adanya rasa keingintahuan yang kuat atau motivasi tinggi hal tersebut tidak dapat tercapai. Agar siswa tidak merasa sulit belajar Fisika, supaya pemahaman konsep lebih mudah dan siswa tidak jenuh karena merasa harus menghafal banyak rumus. Melalui peman pemanfaa faatan tan bebera beberapa pa alat alat labora laborator torium ium yang yang ada ( penggar penggaris, is, microm micromete eterr sekrup sekrup,, jangka sorong, neraca, kubus, balok, silinder, neraca pegas ), dengan metode STAD ( Student Teams-Achievement Divisions) diharapkan siswa kelas X . 6 SMA 1 Xxx mampu melakukan penalaran dan mau berfikir berfikir untuk memudahkan pemahaman standar kompetensi menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya, sehingga diperoleh diperoleh hasil hasil belaja belajarr yang yang lebih lebih baik. baik. Metode Metode STAD STAD dihara diharapkan pkan tepat tepat untuk untuk pembel pembelajar ajaran an besaran fisika dan pengukurannya karena pada standar kompetensi ini siswa betul-betul dituntut dapat melakukan sendiri pengukuran besaran-besaran dengan berbagai alat
ukur secara benar dan teliti, sehingga setiap siswa dipastikan pernah mengukur dan membaca skala yang tertera tertera pada alat ukur dengan bantuan dan kerjasama kerjasama teman dalam satu kelompok. Metode STAD merupakan merupakan salah satu model pembelajaran pembelajaran yang dikembangkan dikembangkan berdasarkan teori Psikologi sosial. Dalam teori ini sinergi yang muncul dalam kerja kooperatif menghasilkan motivasi yang lebih daripada individualistik dalam lingkungan kompet kompetit itif. if. Kerja Kerja koo kooper perati atiff mening meningkat katkan kan perasa perasaan an positi positiff satu satu dengan dengan lainny lainnya, a, mengurangi keterasingan dan kesendirian , membangun hubungan dan menyediakan pand pandan anga gan n posit positif if terh terhada adap p oran orang g lain lain.. Mo Mode dell STAD STAD ini ini memp mempuny unyai ai bebe bebera rapa pa kelebihan antara lain didasarkan pada prinsip bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri, serta adanya penghargaan kelompok yang mampu mendorong para siswa siswa untuk kompak, setiap siswa mendapat mendapat kesempatan kesempatan yang sama untuk menunjang menunjang timnya timnya mendapat mendapat nilai yang maksimum maksimum sehingga termotiva termotivasi si untuk belajar. belajar. Model STAD memiliki dua dampak sekaligus pada diri para siswa yaitu dampak instruksional dan dampak sertaan. Dampak instruksional yaitu penguasaan konsep dan ketrampilan, kebergantungan positif, pemrosesan kelompok, dan kebersamaan. Dampak sertaan yaitu kepekaan kepekaan sosial, toleransi toleransi atas perbedaan, dan kesadaran akan perbedaan. perbedaan. Kelemahan yang yang mung mungki kin n diti ditimb mbul ulka kan n dari dari pene penera rapa pan n meto metode de STAD STAD ini ini adal adalah ah adan adanya ya p per erpa panj njan anga gan n wakt waktu u kare karena na kemu kemung ngki kina nan n besa besarr tiap tiap kelo kelomp mpok ok belu belum m dapa dapatt menyel menyelesa esaika ikan n tugas tugas sesuai sesuai waktu waktu yang yang ditent ditentukan ukan sampai sampai tiap tiap anggota anggota kelomp kelompok ok memahami kompetensinya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan menerapkan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar fisika, untuk standar kompetensi menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya pada siswa kelas X . 6 SMA 1 Xxx Tahun Pelajaran 2007 ?
C. Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah di atas diterapkan metode STAD, kelebihan metode ini antara lain : 1. Siswa lebih mampu mendengar, menerima, menerima, dan menghormati serta menerima
orang
lain. 2. Siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya juga perasaan orang lain. 3. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain. 4. Siswa mampu meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti. 5. Mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil guna dan berdaya guna, kreati kreatif, f, bertan bertanggu ggung ng jawab, jawab, mampu mampu mengakt mengaktual ualisa isasik sikan, an, dan mengopt mengoptima imalkan lkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi.
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa dengan menerapkan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa kelas X . 6 SMA 1 Xxx Tahun pelajaran 2007.
E. Manfaat Penelitian
Dalam proses pembelajaran melibatkan siswa dan guru, sehingga siswa dan guru memegang peranan penting. Tanpa adanya perbaikan dari kedua belah pihak tidak mungkin hasil pembelajaran meningkat, begitu juga dengan peran serta sekolah. Pelak Pelaksa sana naan an pene peneli liti tian an tind tindaka akan n kela kelass ini ini diha dihara rapka pkan n dapat dapat memb member erik ikan an perbaikan bagi pembelajaran di kelas X . 6 SMA 1 Xxx. Manfaat penelitian ini antara lain : 1.
Bagi Siswa : a.
Mendapatkan
pengalaman
belajar
dengan
pemanfaatan
alat
laboratori laboratorium. um. Secara bergantian bergantian setiap setiap anak melakukan melakukan pengukuran pengukuran panjang panjang dengan penggaris, micrometer, sekrup, dan jangka sorong, pengukuran massa dengan neraca. b.
Mendapatkan pengalaman belajar yang lebih memudahkan siswa
dalam pemahaman materi dengan tutor sebaya siswa yang paham terlebih dulu menjelaskan siswa lain yang belum paham, siswa yang paham dulu bertanggung jawab membuat semua anggota kelompoknya menjadi paham semua. c.
Mendapatkan
pengalaman
belajar
berkelompok
yaitu
dengan
menyelesaikan pengisian dan perhitungan data secara berkelompok.
2. Bagi Guru : a. Menda Mendapa patk tkan an penga pengala lama man n meng mengaj ajar ar meng menggun gunak akan an alat alat labo labora rato tori rium um,, yait yaitu u memanfaatkan alat yang ada semaksimal mungkin agar setiap anak dapat dan pernah menggunakan micrometer sekrup, jangka sorong dan neraca.
b. b. Menda Mendapa patk tkan an penga pengala lama man n menga mengaja jarr yang yang lebi lebih h memu memuda dahk hkan an sisw siswaa dala dalam m memahami materi yaitu dengan memberi kesempatan siswa untuk mengamati dan memahami konsep secara secara langsung langsung dengan pengamatan pengamatan menggunakan menggunakan alat laboratorium. c. Mendapa Mendapatka tkan n pengala pengalaman man mengajar mengajar dengan dengan siswa siswa berkelomp berkelompok, ok, yaitu yaitu dengan dengan membuat setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap anggota lainnya untuk untuk mema memaham hamii mate materi ri deng dengan an tuto tutorr seba sebaya ya sisw siswaa yang yang suda sudah h paha paham m menjelaskan siswa lain yang belum paham. 3. Bagi Se Sekolah Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, pencapaian prestasi belajar meningkat.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A.
Landasan Teori 1.
Pembelajaran Fisika
Mata pelajaran Fisika …. Dst F. METODE LAYANAN KONSELING BAB I PENDAHULUAN 0
Latar Belakang Masalah Manu Manusi siaa
memb membut utuh uhka kan n
pendi pendidi dikan kan dala dalam m
kehid kehidupa upann nnya ya..
Pendi Pendidi dika kan n
merupa merupakan kan usaha usaha agar manusi manusiaa dapat dapat mengem mengembang bangkan kan potens potensii diriny dirinyaa melalu melaluii proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan mencerdaskan kehidupan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.
Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan yang terrencana yang dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai komponen. Keha Kehadi dira ran n sisw siswaa di sekol sekolah ah untu untuk k meng mengik ikut utii kegia kegiata tan n pemb pembel elaj ajar aran an merupa merupakan kan salah salah satu satu faktor faktor keberha keberhasil silan an belaja belajarr siswa. siswa. Itula Itulah h sebabn sebabnya ya maka maka kehadiran di sekolah menjadi salah satu syarat untuk mengikuti ulangan atau ujian. Dalam kenyataan sehari – hari ada siswa SMP Negeri 3 Xxx yang tidak masuk masuk (absen (absen). ). Penyebab Penyebab ketida ketidak k hadira hadiran n siswa siswa di sekola sekolah h dapat dapat dikate dikategor gorika ikan n dalam 3 jenis, yaitu 1) Ketidak hadiran karena sakit 2) Ketidak hadiran karena keperluan tertentu 3) Ketidak hadiran tanpa alasan (alpa) Ketidak hadiran untuk kategori 1 dan 2 sepanjang tidak dalam jumlah yang banyak, masih dapat diterima atau dimaklumi. Siswa yang sakit bila dipaksakan tetap masuk malah bisa membahayaka membahayakan n kesehatan kesehatan yang bersangkutan. bersangkutan. Demikian Demikian juga ketida ketidak k hadira hadiran n karena karena ada alasan alasan tertentu tertentu –seper –seperti ti
khitan khitanan an misaln misalnya– ya– adalah adalah
merupakan ketidak hadiran siswa yang dapat diterima oleh pihak sekolah. Ketidak hadiran untuk kategori 1 dan 2 biasanya dibuktikan dengan surat dari orang tua / wali atau surat keterangan dari dokter. Ketidak hadiran kategori ketiga yaitu ketidak hadiran tanpa alasan, sangat berpo berpoten tensi si menimb menimbulk ulkan an masala masalah h bagi bagi kegiat kegiatan an pembel pembelaja ajaran ranaa siswa. siswa. Dalam Dalam keadaan ini, ketidak hadiran siswa tanpa ada surat keterangan dari orang tua. Oleh karena itu tak dapat diketahui apakah siswa tersebut memang tidak berangkat dari
rumah, rumah, atau atau sebena sebenarny rnyaa dari dari rumah rumah berang berangkat kat sekola sekolah h namun namun tidak tidak sampai sampai di sekolah. 1
Perumusan Masalah Bert Bertol olak ak dari dari lata latarr bela belaka kang ng masa masala lah h di atas atas,, maka maka rumu rumusa san n masa masala lah h penel peneliti itian an ini adalah adalah “Apakah “Apakah pember pemberian ian layanan layanan kon konsel seling ing perora perorangan ngan dapat dapat menuru menurunkan nkan tingkat tingkat ketidak ketidak hadiran hadiran siswa kelas kelas VII
SMP Negeri Negeri 3 Xxx tahun
pelajaran 2007/2008”. 2
Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah adalah untuk mengetahui mengetahui apakah apakah ketidak hadiran hadiran siswa kelas kelas VII SMP Negeri 3 Xxx tahun pelajaran 2007/2008 dapat menurun setelah pelaksanaan layanan konseling perorangan.
3
Manfaat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberi bermanfaat, yaitu 1. Bagi siswa, siswa, diharapkan dapat mendorong mendorong dan memotivasi memotivasi siswa terutama terutama yang tingkat ketidak hadirannya tinggi untuk selalu berusaha masuk sekolah. 2. Bagi Bagi guru guru pembim pembimbin bing, g, dihara diharapka pkan n dapat dapat mening meningkat katkan kan layanan layanan kon konsel seling ing,, terutama konseling perorangan dalam upaya menurunkan tingkat ketidak hadiran siswa. 3. Bagi guru mata pelajaran, pelajaran, diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan apresiasinya apresiasinya terhadap terhadap pelayanan konseling perorangan yang dilaksanakan guru pembimbing, sehingga guru mata pelajaran dapat memberikan kesempatan yang seluas – luasnya pada
sisw siswaa yang yang akan akan memi memint ntaa / meng menghad hadir irii pert pertem emua uan n kon konse seli ling ng denga dengan n guru guru pembimbing. 4. Kepala Kepala Sekolah Sekolah,, diharapka diharapkan n sebaga sebagaii bahan masukan masukan dalam dalam upaya pembinaan pembinaan dan pen pengem gemban banga gan n kual kualit itas as pela pelaya yana nan n kons konsel elin ing, g, teru teruta tama ma laya layana nan n kon konse seli ling ng perorangan, yang pada akhirnya berimbas pada keberhasilan belajar siswa.
1 2 0
Karakteristik Siswa SMP
0
Pengertian
BAB II KAJIAN TEORI
SMP (Sekol (Sekolah ah Lanjut Lanjutan an Tingka Tingkatt Pertam Pertama) a) adalah adalah merupa merupakan kan sekola sekolah h dalam kelompok pendidikan dasar setelah SD (Sekolah Dasar). Dalam PP No. 28 Tahun 1990 (1992 : 19) pasal 1 disebutkan :
1. Pendid Pendidika ikan n dasar dasar adalah adalah pendidik pendidikan an umum yang lamanya lamanya sembil sembilan an tahun, disele diselengga nggarak rakan an selama selama enam enam tahun tahun di Sekolah SekolahDas Dasar ar dan tiga tiga tahun tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. 2. Sekolah Dasar adalah bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan program enam tahun. 3. Sekola Sekolah h Lanjut Lanjutan an Tingkat Tingkat Pertama Pertama adalah adalah bentuk bentuk satuan satuan pendidik pendidikan an dasar yang menyelenggarakan program tiga tahun.
Sementara yang disebut dengan siswa menurut PP No. 28 Tahun 1990 Pasal 1, ayat 4 (1992 : 19) adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar di jalur pendidikan sekolah. Dengan Dengan kutipan kutipan
di atas kiranya kiranya dapat dapat dijelask dijelaskan an bahwa siswa siswa SMP
adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar SMP, sekolah yang berada satu tingkat tingkat setelah setelah SD. Siswa SMP pada umumnya umumnya berusia berusia antara 12 sampai sampai dengan 15 tahun. (DepDikbud, 1993 : 1), kalaupun ada yang lebih tua dari usia itu, jumlah mereka tidaklah seberapa. 1
Ciri – ciri Siswa SMP Seba Sebaga gaim iman anaa dije dijela lask skan an pada pada hala halama man n sebe sebelu lumn mnya ya,, bahw bahwaa pada pada umumny umumnyaa siswa siswa SMP beru berusia sia antar antaraa 12 sampai sampai dengan dengan 15 tahun. tahun.
Apabila Apabila
dikaitkan dengan masa perkembangan, maka siswa SMP sudah bukan berada
pada masa kanak – kanak lagi. Tentang penamaan masa perkembangan pada rentang usia 12 sampai dengan 15 tahun, ada beberapa pendapat yang berbeda satu dengan yang lain. WHO, sebagaimana sebagaimana dikutip dikutip Sunarto dan Agung Hartono (1994 : 46) menetapkan batas usia 10 sampai 20 tahun sebagai batasan usia remaja. Sementara Elizabeth B. Hurlock, sebagaimana dikutip Andi Mappiare (1982 : 24) menetapkan menetapkan usia 10 sampai 13 atau 14 tahun sebagai masa pubertas pubertas atau pre adolescence, dan usia 13 atau 14 sampai 17 tahun sebagai masa remaja remaja awal. Kemudian Andi Mappiare (1982 : 25) merangkum pendapat ahli – ahli psikologi perkembangan dari Indonesia sebagai berikut : … Beberapa ahli di Indonesia, dalam menentukan usia remaja, langsung maupun tidak, banyak dipengaruhi oleh Hurlock di atas. MA Prayitno … menyebutkan rentangan usia 13 – 21 tahun sebagai masa remaja. Singgih Dirgagunarsa dan suami … menetapkan bahwa usia antara 12 – 22 tahun sebagai masa remaja. Susilowindradini,… berpatokan pada literatur Amerika dalam menentukan masa pubertas (11/12 – 15/16 tahun). Selanjutnya beliau menguraikan tentang masa remaja awal atau Early adolescence (13 – 17 tahun)… Deng Dengan an meng mengac acu u pada pada bebe bebera rapa pa pend pendap apat at di atas atas,, maka maka pene peneli liti ti berkesimpulan bahwa siswa SMP yang sebagian besar berusia antara 12 sampai dengan 15 tahun berada pada masa pubertas dan masa remaja awal, dimana antara masa pubertas dengan masa remaja awal ada periode yang bertumpang tindih. Dengan demikian maka siswa siswa SMP memiliki memiliki ciri – ciri ciri sebagai individu yang sedang mengalami masa pubertas dan remaja awal. 0
Masa Pubertas Kata ‘pubertas” berasal dari kata Latin, yang berarti usia menjadi orang (Andi Mappiar Mappiare, e, 1982 : 27). Suatu periode periode dimana dimana anak dipersiapkan dipersiapkan untuk untuk
mampu mampu menjad menjadii indivi individu du yang yang dapat dapat melaks melaksanak anakan an tugas tugas biolog biologis is berupa berupa melanjutkan keturunannya atau berkembang biak. 1
Masa Remaja Awal Andi Mappiare (1982: 31) mengatakan bahwa manakala usia anak telah genap 12 / 13 tahun maka mulailah ia menginjak suatu masa kehidupan yang dikatakan remaja awal. Masa ini akan berakhir pada usia 17 / 18 tahun. Apabila masa pubertas berakhir pada usia 13/ 14 tahun menurut Elizabeth B. Hurloc Hurlock, k, atau atau pada usia usia 15 tahun tahun menuru menurutt Susilo Susilo Windra Windradin dini, i, sement sementara ara masa remaja awal dimulai pada 12 / 13 tahun, maka memang ada periode yang tumpang tindih antara masa pubertas dengan masa remaja awal. Pada paruhan akhir masa pubertas, atau paruhan awal masa remaja awal awal terd terdap apat at geja gejala la yang yang dise disebu butt geja gejala la “neg “negat atif if phase phase”. ”.
Hurl Hurlock ock
sebagaimana dikutip Andi Mappiare (1982 : 32) menjelaskan cukup lengkap tentang gejala negative phase antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0
Keing Keingin inan an untuk untuk menye menyern rndi diri ri Berkur Berkurang ang kemamu kemamuan an untu untuk k beker bekerja ja Kurangn Kurangnya ya koordi koordinas nasii fungsi fungsi – fungsi fungsi tubuh tubuh.. Kejemuan , Kege egelisahan Perte Pertent ntan angan gan sosi sosial al Penenta Penentanga ngan n terhadap terhadap kewib kewibawa awaan an orang orang dewasa dewasa Kepe Kepeka kaan an pera perasa saan an Kura Kurang ng perc percay ayaa .
Ciri khas remaja awal Disamping ciri – ciri dan gejala – gejala negative phase yang dimi dimili liki ki bers bersam amaa (mas (masaa pub puber erta tass dan dan rema remaja ja awal awal)) ters terseb ebut ut di atas atas,,
terdapa terdapatt pula pula ciri ciri – ciri ciri khas remaja remaja awal. awal. Ciri Ciri – ciri tersebut tersebut adalah adalah (Susilo Windradini, 1990: 146) : 0
Status an anak re remaja da dalam pe periode ini ini tidak menent entu Dalam
hal
ini
status
remaja
pada
saat
ini
cukup
membingungka membingungkan. n. Suatu saat ia ia diperlakuka diperlakukan n seperti anak – anak. Namun disaat lain ia dituntut bertindak jangan seperti anak – anak. 1
Dalam masa ini anak remaja em emosional Banyak perasaan yang dialami remaja, antara lain rasa marah, takut, cemas, iri, sedih,..
2
Anak re remaja aja da dalam ma masa ini ini tidak st stabil ke keadaanny nnya.
3
Anak – anak remaja punya banyak masalah
1
Tata tertib siswa
0
Pengertian Tata tertib Siswa Tata tertib adalah peraturan yang harus ditaati dan dilaksanakan. (Menuk Hardaniwati dkk, 2003: 683). Lebih lanjut KBBI (2001: 1148) menjelaskan tata tertib sebagi disiplin. Dengan demikian demikian tata tata terti tertib b siswa siswa dapat didefinisi didefinisikan kan sebagai sebagai “peraturan “peraturan disiplin disiplin yang harus ditaati ditaati dan dilaksanaka dilaksanakan n oleh siswa baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah”.
1
Tujuan Diterapkannya Tata Tertib Siswa
Tujuan diadakannya tata tertib siswa adalah dalam rangka menciptakan iklim iklim dan budaya sekolah yang menunjang menunjang kegiatan kegiatan pembelajaran pembelajaran yang efektif. efektif. (SMP N 3 Xxx : 2007)
2
Pelanggaran Tata Tertib Siswa Suatu Suatu aturan aturan disusu disusun n adalah adalah untuk untuk dapat dapat ditaat ditaatii atau atau dilaks dilaksana anakan. kan. Nam Namun un demi demiki kian an hampi hampirr tida tidak k dapa dapatt dihi dihind ndar ari, i, dia dia anta antara ra seki sekian an bany banyak ak individu, ada saja individu yang melanggar aturan yang telah ditetapkan tersebut. Demikian juga terhadap tata tertib sekolah, dalam pengamatan peneliti di SMP Negeri 3 Xxx, ada siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib yang telah ditetapkan. Pelanggaran itu
3
Keti Ketida dak k Had Hadir iran an Sisw Siswaa Seba Sebaga gaii Sala Salah h Satu Satu Pela Pelang ngga gara ran n Tat Tataa Ter Terti tib b Ketidak hadiran siswa siswa dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu yaitu ketidak hadiran karena sakit, ketidak hadiran karena ada permintaan ijin dari wali siswa, serta ketidak hadiran tanpa alas an yang jelas. Ketidak hadiran jenis pertama dan kedua dibuktikan dengan surat yang dikirim oleh orang tua atau wali siswa. Ketidak hadiran karena alasan sakit bisa juga dibuktikan dengan adanya surat kete ketera rang ngan an dari dari dokt dokter er yang yang meny menyat atak akan an bahw bahwaa sisw siswaa saki sakit, t, dan dan harus harus beristirahat dalam jangka waktu tertentu. Ketidak hadiran siswa jenis ketiga, adalah ketidak hadiran yang tanpa adanya surat keterangan baik dari dokter, maupun dari orang tua / wali siswa.
Ketidak hadiran jenis inilah yang termasuk dalam kategori k ategori pelanggaran tata tertib sekolah. 2
Pelayanan Ko Konseling
0
Pengertian Pe Pelayanan Ko Konseling Departe Departemen men Pendidi Pendidikan kan Nasion Nasional al (2007: (2007:5) 5) mendef mendefini inisik sikan an pelaya pelayanan nan konseling :
Pelayanan Konseling adalah …..dst
G. METODE INKUIRI
1.1 Latar Latar Belakang Belakang
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Dalam GBPP GBPP pendidi pendidikan kan dasar dasar (Depdi (Depdikbu kbud, d, 199 1994) 4) dijela dijelaska skan n bahwa bahwa tujuan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah : 0 mema memaha hami mi kons konsep ep IPA, IPA, (2) (2) memi memili liki ki ketr ketram ampi pila lan n pros proses es,, (3) (3) bersikap ilmiah, (4) mempu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam semesta dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta (5) memupuk rasa cinta terhadap alam semesta dan menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa Tujuan Tuju an kuri kuriku kule lerr ini ini menca mencaku kup p hakek hakekat at IPA IPA dan dan juga juga kait kaitan anny nyaa denga dengan n kehidup kehidupan an sehari sehari-har -hari. i. Pembel Pembelaja ajaran ran IPA harus harus mengga menggamba mbarka rkan, n, dijiwa dijiwai, i, serta serta diarahkan untuk mencapai tujuan kurikuler ini. Perangkat pembelajaran, perencanaan pembe pembelaj lajara aran, n, dan kegiat kegiatan an pembel pembelaja ajaran ran IPA SMP harus harus mengac mengacu u pada pada tujuan tujuan pembe pembelaj lajara aran n IPA dan memper memperhat hatikan ikan karakt karakteri eristi stik k siswa siswa SMP sebagai sebagai pebela pebelajar jar.. Demikian pula ketrampilan-ketrampilan yang harus dikuasai untuk mencapai tujuan di atas harus benar-benar dilatihkan di kelas melalui kegiatan pembelajaran. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, siswa kelas 3 SMP pada taraf berpi berpikir kir operasi operasional onal formal formal,, pola pola berpik berpikir ir yang yang ditunj ditunjukk ukkan an adalah adalah siste sistemat matis is dan meliputi proses-proses yang komplek (Amin, P dan K : 1987). Operasionalnya tidak lagi terbatas semata-mata pada penggunaan objek/benda-benda yang kongkrit tetapi dapat pula digunakan pada operasional lainnya. Anak telah dapat memecahkan semua macam problem yang hanya dapat dipecahkan melalui penggunaan operasional operasional logika logika yang lebih tinggi tingkatannya Dari teori perkembangan kognitif Piaget di atas jika guru telah melaksanakan proses pembelajaran menggunakan metode yang proporsional, tujuan pembelajaran IPA yang yang dirinc dirincii menjad menjadii tujuan tujuan pembel pembelaja ajaran ran umum umum dan lebih lebih rinci rinci lagi lagi serta serta lebih lebih oper operas asio ional nal menj menjadi adi tuju tujuan an pembel pembelaj ajara aran n khus khusus us lebi lebih h muda mudah h dica dicapai pai,, namun namun kenyataannya dalam setiap kali pelaksanaan pembelajaran pencapaian tujuan tersebut masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat dari hasil belajar siwa sangat rendah atau belum mencapai target ketuntasan. Berdasarkan pemantauan hasil evaluasi ulangan harian mata pelajaran biologi pada konsep Kelangsungan Hidup Organisme kelas 3 F semester I tahun pelajaran 2004 – 2005 pada subkonsep Adaptasi setelah dilakukan analisis hasil ulangan harian masih belum mencapai target ketuntasan belajar secara klasikal. Yang dimaksud dengan ketuntasan belajar secara klasikal yaitu jika 85 % dari sejumlah siswa dalam satu kelas telah memperoleh memperoleh nilai 6,5 atau lebih. Sedangkan analisis hasil ulangan harian mata pelajaran biologi pada konsep Kelangsungan Hidup Organisme kelas 3 F semester I tahun pelajaran 2004 – 2005 pada subkonsep Adaptasi hanya mencapai ketuntasan belajar klasikal 56,8 %, yaitu 25 siswa dari 44 siswa di kelas 3 F telah mencapai ketuntasan belajar individual. Dengan Dengan demiki demikian an dapat dapat dikata dikatakan kan bahwa bahwa sebagi sebagian an besar besar siswa siswa mengal mengalami ami kesulitan untuk memahami konsep Kelangsungan hidup organisme. Hal ini diduga
karena pendekatan, metode, model pembelajaran, maupun strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat juga kemampuan guru serta sarana pembelajaran yang meliputi media, alat peraga, dan buku pegangan siswa yang terbatas sehingga mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pada mata pelajaran biologi yang dapat dilihat dari belum tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Selama ini dalam proses pembelajaran di kelas, guru mengajar seperti hanya menyuapi makanan kepada siswa. Siswa selalu menerima suapan itu tanpa komentar, tanpa tanpa akti aktiff berp berpik ikir ir,, sisw siswaa mende mendeng ngar ar tanp tanpaa krit kritik ik apaka apakah h penge pengeta tahua huan n yang yang diterimany diterimanyaa dalam pembelajaran pembelajaran tersebut tersebut benar atau tidak. tidak. Dalam interaksi interaksi belajar belajar mengajar ini guru berperan sangat penting, gurulah yang aktif sedangkan siswa bersifat pasif pasif sehingga sehingga semua semua kegiatan kegiatan berfokus berfokus pada guru. Jika permasalah permasalahan an ini tidak segera diatasi, maka sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas 3 F untuk tahun 2004 – 2005 pada mata pelajaran biologi. Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan adanya peningkatan pemahaman siswa kelas 3 F terhadap konsep kelangsungan hidup organisme yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar atau meningkatnya ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Adapun target peningkatan yang hendak dicapai sekurangkurangnya 85 % dari jumlah siswa dalam satu kelas dapat mencapai nilai sekurangkurangnya 6,5.
1.2 Identifikasi Identifikasi dan dan Rumusan Masalah Masalah Data hasil refleksi awal diantaranya menunjukkan bahwa permasalahan yang merupakan kasus kelas adalah hasil belajar siswa sangat rendah. Hal itu ditunjukkan oleh nilai ulangan harian pada konsep kelangsungan hidup organisme subkonsep adaptasi mahluk hidup setelah dianalisis belum mencapai ketuntasan belajar klasikal, siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, dan masih banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pada mata pelajaran biologi terutama pada konsep kelangsungan hidup organisme. Faktor eksternal juga dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa baik di kelas maupun di rumah. Hasil wawancara awal dengan beberapa siswa terutama yang hasil belajarnya kurang faktor eksternal yang mempengaruhi aktifitas belajar siswa antara lain faktor ekonomi lemah sehingga siswa kurang memiliki buku-buku referensi, faktor lingkungan yang kurang menunjang yaitu banyaknya pengangguran akibat putus sekolah, hiburan malam, maraknya playstation, bilyard, dsb. Dari sekian banyak permasalahan yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pada mata pelajaran biologi maka peneliti hanya membatasi pada permasalahan secara umum yang akan dipecahkan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu :
“Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa kelas 3 F SMP Negeri 1 Xxx terhadap konsep Kelangsungan Hidup Organisme ?”.
Jawaban atau tindakan pemecahan permasalahan di atas dapat diatasi apabila subpermasalahan-subpermasalahan lebih khusus di bawah ini telah terpecahkan : 0 Baga Bagaim iman anaa meni meningk ngkat atkan kan aktif aktifit itas as sisw siswaa dala dalam m kegi kegiat atan an pemb pembel elaj ajar aran an IPA IPA mela melalu luii pendekatan inkuiri terpimpin ?
1 Baga Bagaim iman anaa meni mening ngka katk tkan an has hasil il bela belaja jarr sis siswa wa pada pada keg kegia iata tan n pemb pembel elaj ajar aran an IPA IPA melalui pendekatan inkuiri terpimpin ?
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas 3-F SMP Negeri 1 Xxx – Xxx terhadap terhadap konsep Kelangsungan Kelangsungan Hidup Organisme Organisme melalu melaluii pendekat pendekatan an inkuir inkuirii terpim terpimpin pin yang yang ditunj ditunjukk ukkan an dengan dengan peningka peningkatan tan hasil hasil belajar atau peningkatan ketuntasan belajar klasikal sekurang-kurangnya 85 %. Tujuan khusus adalah : 1. Meningkatkan Meningkatkan aktifi aktifitas tas siswa siswa dalam dalam kegiatan kegiatan pembelaja pembelajaran ran IPA melalui melalui pendekatan inkuiri terpimpin. 2. Meningkatkan Meningkatkan hasil hasil belaja belajarr siswa siswa pada kegiatan kegiatan pembel pembelajaran ajaran IPA IPA melalui melalui pendekatan inkuiri terpimpin.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi Bagi guru guru pelaku pelaku penelit penelitian ian tinda tindakan kan kelas kelas dapat dapat : memberikan pengalaman merancang pembelajaran dan pengelolaan kelas dalam kegiatan pembelajaran biologi menggunakan pendekatan inkuiri terpimpin. meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. 2. Bagi siswa siswa melalui melalui peneliti penelitian an tindakan tindakan kelas ini ini diharapkan diharapkan mereka mereka dapat aktif aktif melaksanakan pembelajaran serta menemukan konsep-konsep sendiri berdasarkan pengamatan serta diskusi. 3. Bagi Sekolah Sekolah merupak merupakan an salah satu satu upaya upaya untuk pelaya pelayanan nan pendidikan pendidikan pada pada masyarakat. 4. Bagi pengembangan pengembangan ilmu ilmu peneliti penelitian an tindakan tindakan kelas kelas ini diharapkan diharapkan dapat dapat menyediakan alternatif kegiatan pembelajaran. •
•
1.5 Ruang Ruang Lingkup Lingkup Penlitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan keterbatasan pelaksanaan penelitian : 1. Materi Materi pembelaja pembelajaran ran yang yang digunakan digunakan dalam dalam penelit penelitian ian ini adalah pokok bahasan Kelangsungan Hidup Organisme, subpokok bahasan Perkembangbiakan Mahluk Hidup yang merupakan salah satu materi pada mata pelajaran biologi kelas 3 SMP semester I. 2. Penelitian Penelitian ini merupaka merupakan n penelitian penelitian tindakan tindakan kelas kelas yang direncan direncanakan akan terdiri terdiri atas 3 siklus, tiap siklus tediri tahapan perencanaan (planing), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observasi), dan refleksi. 3. Penelitian Penelitian tindakan tindakan kelas kelas ini ini hanya hanya dilakukan dilakukan di kelas kelas 3 F SMP SMP Negeri Negeri 1 Xxx semester I tahun pelajaran 2004-2005 yang berjumlah 44 siswa.
1.6 Penjelasan Penjelasan Istilah Istilah
Berikut ini diberikan uraian definisi istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini. Discovery : Suatu kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Inkuiri : pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa bukan dari mengingat suatu fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Pembelajaran metode inkuiri terpimpin adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru dan siswa, siswa melakukan kegiatan : merumuskan masalah, membuat hipotesis, merencanakan kegiatan, melakukan percobaan, mengumpulkan data, membuat kesimpulan dibawah bimbingan guru. Ketuntasan belajar individual : siswa telah memperoleh skor 65 % atau lebih dari skor maksimal yang diujikan. Ketuntasan belajar klasikal : sejumlah 85 % siswa atau lebih dari d ari jumlah siswa du kelas telah mencapai ketuntasan k etuntasan belajar individual. Pendekatan : suatu cara yang dianggap terbaik untuk mencapai sesuatu. Dalam PBM : suatu cara yang digunakan agar siswa dapat memahami suatu konsep pengetahuab dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 0 Metode : perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran secara teratur, bersifat prosedural melalui langkah-langkah yang teratur dan bertahap mulai dari penyusunan, perencanaan pembelajaran, penyajian pembelajaranm dan penilaian hasil pembelajaran. 1 Model Pembelajaran : Skenario kegiatan pembelajaran di kelas. 2 Strategi : Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya yang ada untuk melakukan kebijakan tertentu dalam perang dan damai. 3 Strategi pembelajaran : 0 sesuatu sesuatu yang patut patut dikerjakan dikerjakan untuk untuk melancarkan melancarkan kegiatan kegiatan pembelajaran 1 Proses-pro Proses-proses ses mental mental dan taktik taktik yang digunakan digunakan siswa untuk untuk memfasilitasi belajar, termasuk memori dan metakognitif sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan sendiri.
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) TAMAN KANAK-KANAK CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) TAMAN KANAK-KANAK
INTEGRASI OUTDOOR LEARNING DAN INDOOR LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK DI TK XXXXX BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan. Pembelajaran di taman kanak-kanak bersifat spesifik didasarkan pada tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni. Kemandirian anak sebagai salah satu aspek perkembangan Bidang Pengembangan Pembiasaan Program Pembelajaran Taman Kanak-kanak Kurikulum 2004 mempunyai peran penting, karena aspek kemandirian dimaksudkan untuk membina anak agar dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup (life skill), serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidup anak. Melalui pemberian rangsangan, stimulasi dan bimbingan, diharapkan akan meningkatakan perkembangan perilaku dan sikap melalui pembiasaan yang baik, sehingga akan menjadi dasar utama dalam pembentukan pribadi anak sesuai dengan nilai-nilai yang ada dimasyarakat. Pembelajaran kemandirian anak yang diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui kegiatan-kegiatan konkrit yang dekat dengan kehidupan anak sehari-hari mempunyai peranan penting. Namun keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang mengembangkan aspek kemandirian anak sering meresahkan guru Kelompok A-1 TK XXXXXXX. Berdasarkan pengamatan mulai awal masuk sekolah sampai pertengahan semester I Tahun Pelajaran 2006/2007 menunjukkan bahwa kemandirian murid Kelompok A-1 masih kurang. Kondisi ini diindikasikan dengan anak tidak mau menerima tugas dari guru, dalam mengerjakan tugas tidak tuntas, anak kurang percaya diri mampu mengerjakan tugas sendiri dan selalu meminta bantuan guru, gu ru, serta kurang antusias dalam kegiatan belajar b elajar mengajar. Penulis perlu mengatasi masalah tersebut dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1.2 Identifikasi Masalah Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu : (1) berpusat pada peserta didik; (2) mengembangkan kreatifitas peserta didik; (3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan
kinestetika; (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam. (Puskur 2004 dalam Majid, 2005) Supaya proses belajar itu menyenangkan, guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga anak didik memperoleh pengalaman nyata. Model pembelajaran dengan jenis kegiatan bervariasi serta pendekatan belajar sambil bermain, bermain seraya belajar dapat menumbuhkan motivasi, percaya diri dan tanggung jawab anak didik untuk melakukan tugas yang diberikan guru secara mandiri. Agar kemandirian anak dalam pembelajaran dapat meningkat, maka diusulkan penerapan integrasi outdoor learning dan indoor learning pada Kelompok A-1 TK XXXXXXX. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini, dikemukakan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah integrasi outdoor learning dan indoor learning dapat meningkatkan kemandirian anak pada Kelompok A-1 TK XXXXXXX. 1.4 Tujuan Tujuan penelitaian tindakan kelas ini, sebagai berikut : Untuk mengetahui bagaimana integrasi outdoor learning dan indoor learning dapat meningkatkan kemandirian anak pada Kelompok A-1 TK XXXXXXX. 1.5 Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitaian tindakan kelas ini sebagai berikut : Integrasi outdoor learning dan indoor learning dapat meningkatkan kemandirian anak pada Kelompok A-1 TK XXXXXXX. 1.6 Manfaat Penelitian a. Manfaat bagi anak didik : • Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, berkesan dan bermakna. • Memberikan pengalaman belajar yang nyata dengan kegiatan outdoor learning dan indoor learning. • Meningkatkan kemandirian anak. b. Manfaat bagi guru : • Meningkatkan kreatifitas guru dalam menemukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian anak. • Meningkatkan peranan guru dalam mendampingi anak didik melakukan kegiatan pembelajaran, sebagai usaha mengatasi masalah kemandirian anak. c. Manfaat bagi sekolah : • Memberikan masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan inovatif di taman kanak-kanak. • Memberikan inspirasi untuk menggali dan mewujudkan model-model pembelajaran yang inovatif dengan mengoptimalkan potensi lingkungan sekitar taman kanak-kanak. • Sebagai sarana pengembangan dan peningkatan profesionalisme guru. Definisi Istilah .... dst.
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BAHASA INDONESIA CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BAHASA INDONESIA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI MELALUI LATIHAN PENULISAN PROPOSAL ABSTRAK
Pada dasarnya menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam menulis, seseorang dapat menuangkan ide/gagasan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata (Tarigan, 1982:21). Ketepatan mengungkapkan ide/gagasan tersebut harus didukung oleh ketepatan bahasa yang digunakan. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa. Oleh karena itu, latihan menulis harus terus menerus dilaksanakan di sekolah. Masalah dalam penelitian ini adalah, apakah kemampuan menulis siswa kelas XI SMA Negeri melalui latihan penulisan proposal dapat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri dalam menulis yang baik dan benar. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara bersiklus. Pelaksanaan penelitian ini diadakan tiga siklus dan tiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Subjek penelitian adalah 47 orang siswa kelas XI IPA2. Lokasi penelitian adalah SMA Negeri. Teknik pengumpulan data menggunakan tes awal, tes akhir, serta observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum menggunakan metode survei, siswa kelas XI IPA2 SMA Negeri belum terampil menulis proposal. Pada tahap ini hanya 59,53 % siswa bernilai ≥ 65. Setelah metode survei digunakan pada siklus I, persentase keberhasilan siswa mencapai 63,93 %. Selanjutnya, pada siklus II juga terjadi peningkatan persentase nilai siswa, yakni menjadi 66,42%. Bahkan, pada siklus III persentase nilai siswa sudah mencapai 100%. Dengan demikian, pada siklus III ini siswa telah terampil menulis proposal melalui metode survei.
Kata-Kata Kunci: Peningkatan, Proposal, Survei .... dst.
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BAHASA INGGRIS CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) BAHASA INGGRIS Penggunaan Teknik PPP (Presentation Practice Production) untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri Abstrak xxxxxx. Penggunaan Teknik Presentation-Practice-Production (PPP) untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri Latar belakang Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan mengingat betapa pentingnya upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar melalui berbagai cara atau strategi pembelajaran yang optimal, dimana guru memegang peranan yang sangat penting dalam menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Kami sebagai g uru Bahasa Inggris yang sudah mengabdi selama 15 tahun lebih merasakan bahwa dalam satu kelas hanya siswa-siswi yang pintar saja yang mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris yang jumlahnya hanya sekitar 3 - 4 orang siswa. Untuk mengatasi hal tersebut dilaksanakanlah Penelitian P enelitian Tindakan Kelas ini yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas XI IPA 1 SMA tahun pelajaran 2007/2008. Populasi dalam penelitian pene litian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri yang berjumlah 35 orang. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar siswa, jurnal, kuesioner, dan lembar observasi. Dari hasil penelitian ini terungkap bahwa kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris melalui teknik PPP bisa ditingkatkan. Nilai rata-rata prestasi belajar bahasa Inggris khususnya dalam keterampilan berbicara bila dipersentasekan berada pada interval 75% - 80%. Kata Kunci : Pengajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan Tehnik Presentation Practise Production. .... dst.
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPS EKONOMI CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPS EKONOMI PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MASALAH EKONOMI INTERNASIONAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP SISWA KELAS XII-IS SMA NEGERI SEMESTER I MELALUI PENERAPAN METODE BERVARIASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa tumbuh kembang pada siswa merupakan masa penting dalam membentuk kepribadian siswa tersebut, maka dari itu pendidikan merupakan suatu bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terciptanya kepribadian yang utama, pendidikan juga merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang bertujuan untuk membentuk kedewasaan anak dan mengetahui sifat dasar yang ada pada diri d iri anak atau manusia, sifat dasar yang ada pada manusia terdiri atas tiga komponen yang harus di bangun untuk membentuk kepribadian pada diri manusia yaitu Ruh, Jasmani dan Akal. Tujuan pendidikan nasional sendiri secara makro bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat d an tangguh. Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perubahan dalam sistem pendidikan harus dilakukan secara terencana dan menyeluruh, dan sistem pendidikan yang konvensional menuju sistem pendidikan yang berorientasi kompetensi. Sistem pendidikan yang hanya berbasis pada input dan proses dipandang kurang dinamis, kurang efisien, dan mengarah pada stagnasi pedagogik, sehingga mengakibatkan sistem pendidikan sulit beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan aspirasi serta kebutuhan masyarakat. Sedangkan guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai mahkluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran. Cara mengajar yang menggunakan teknik yang beraneka ragam disertai dengan pengertian yang mendalam dari pihak guru akan memperbesar minat siswa dan akan mempertinggi pula hasil belajarnya. Dengan mengajak, merangsang dan memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut serta menggunakan pendapat, belajar mengambil keputusan, bekerja dalam kelompok, membuat laporan dan lain-lain, akan membawa siswa pada suasana belajar yang sesungguhnya bukan pada suasana diajar saja. Berdasarkan dari semua itu, maka perlu dicari langkah-langkah penyelesaian agar siswa tidak merasa enggan dengan mata pelajaran
tersebut. Dari harapan dan kenyataan tersebut diatas penulis ingin mencoba untuk membahas dan meneliti melalui judul “Peningkatkan Prestasi Belajar Masalah Ekonomi Internasional Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Siswa Kelas XII-IS Semester I Melalui Penerapan Metode Bervariasi”. B. Identifikasi Masalah Berikut masalah yang terlihat dari paparan latar belakang diatas: 1. Masa tumbuh kembang pada siswa merupakan masa penting dalam membentuk kepribadian siswa tersebut. 2. Tujuan pendidikan nasional sendiri secara makro bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom 3. Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perubahan dalam sistem pendidikan harus dilakukan secara terencana dan menyeluruh, dan sistem pendidikan yang konvensional menuju sistem pendidikan yang berorientasi kompetensi. 4. Penerapan metode yang bervaraiasi untuk meningkatkan prestasi belajar Ekonomi pada siswa kelas XII-Ilmu Sosial. C. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah sebagaimana disebutkan diatas timbullah permasalahan yang jika dirumuskan berkisar pada pertanyaan sebagai berikut : “Adakah Peningkatan Prestasi Belajar Ekonomi Pokok Bahasan Masalah Ekonomi Internasional Melalui Penerapan Metode Bervariasi Pada Siswa Kelas XII-Ilmu Sosial Semester I”. D. Batasan Masalah Penelitian Penelitian ini di batasi hanya pada 1. Kelas XII-IS.1 semester I yang berjumlah 31 siswa 2. Pokok bahasan Masalah ekonomi internasional 3. Meningkatkan prestasi dan minat serta pemahaman siswa terhadap pokok bahasan yang di sajikan. 4. Karena dilaksanakan dengan biaya mandiri penelitian dilakukan selama 2 bulan E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini adalah : 1. Memberikan gambaran tentang penerapan metode bervariasi yang tepat untuk menjadikan siswa lebih tertarik dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar. 2. Untuk mengetahui peranan pengajaran metode bervariasi terhadap pemahaman peserta didik pada pokok bahasan mata pelajaran Ekonomi. 3. Untuk mengetahui apakah pengajaran dengan penerapan metode bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi pokok bahasan masalah ekonomi internasional. F. Manfaat Penelitian Hasil dan pelaksanaan classroom action research yang dilakukan ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan maupun instansi di bawah ini : 1. Bagi guru : Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan ini, guru dapat lebih terampil
menggunakan pembelajaran bervariasi, guru akan terbiasa melakukan penelitian kecil yang tentu sangat bermanfaat bagi perbaikan proses belajar mengajar. 2. Bagi siswa : Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa yang bermasalah di kelas ini agar berusaha meningkatkan aktivitas belajaranya sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. 3. Bagi sekolah : Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang banyak dalam rangka memperbaiki pembelajaran didalam kelas, peningkatan kualitas sekolah dan bermanfaat bagi sekolah-sekolah lain. 4. Bagi kurikulum : Hasil penelitian ini akan memberikan masukan bahwa dengan memberikan pembelajaran bervariasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bertanya, sehingga dapat mengembangkan kurikulum dalam menggunakan metode pengajaran. .... dst.
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPS SEJARAH CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPS SEJARAH PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI.IPS.2 SMA NEGERI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Digulirkannya Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) secara yuridis berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006, mata pelajaran sejarah mengalami pasang surut, karena jam pelajarannya dikurangi menjadi 1 jam pelajaran pada kelas I dan II. Di perparah lagi kelas III hanya program ilmu sosial yang belajar 3 jam pelajaran sedangkan program ilmu alam tidak belajar sama sekali, pada hal siswa yang program ilmu pengetahuan alam banyak memilih program ilmu sosial pada mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Pemberlakuan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) membawah dampak bagi pengajaran sejarah dengan berkurangnya jam pengajaran sejarah sedangkan materi pengajaran sangat padat, sama saja makanan besar mangkuk kecil.. Dari kerangka dasar ini guru sejarah harus dapat menyiasati pengajaran sejarah dengan tidak mengubah hakikat pembelajaran pengajaran sejarah. Pengajaran sejarah merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan antara guru dan siswa secara timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dan kondusif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa dapat tumbuh menuju ke dewasaan yang optimal, karena dalam pengajaran dapat mengembangkan tiga kemampuan (kompetensi) antara lain: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Sejarah sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa merupakan gambaran masa lalu manusia sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap. Masa lalu itu terdiri dari urutan waktu dan fakta yang dilengkapi dengan tafsiran dan penjelasan sehingga memberi pengertian tentang apa yang telah berlalu itu. Dari gambaran masa lalu tersebut manusia dapat belajar urutan masa lalu, kini dan masa yang akan datang. Peristiwa –peristiwa sejarah di masa lalu harusnya menjadi cermin bagi generasi sekarang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Materi ini yang tertuang dalam pengajaran sejarah di sekolah menengah atas. Siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar karena banyak yang tidak memiliki buku teks dan penunjang sejarah untuk mengajar apalagi jumlah jam yang hanya 1 jam pelajaran seminggu, meskipun di SMA Negeri berdasarkan kesepakatan antara kelompok kerja guru sejarah dengan sekolah dijadikan 2 jam pelajaran seminggu tetap juga menjadi problematika pengajaran ini. Nilai pelajaran yang masih rendah ditandai dengan banyaknya nilai siswa di bawah KKM. Pengajarannya kurang diminati siswa dengan penyajian yang monoton, materi pelajaran yang gersang dengan tidak dikemas secara apik, baik dari segi metode maupun media pengajaran, suasana kelas yang kering kerontang dengan tidak
banyaknya siswa yang mau bertanya dalam proses pengajaran, siswa kurang berani mengemukakan gagasan dalam kegiatan belajar, kurang peduli di kelas dengan tidak mempunyai catatan apalagi untuk memiliki buku teks dan penunjang, suasana kelas yang tidak bergairah untuk meningkatkan hasil belajar sejarah dengan tidak adanya reward dari guru yang mengajar. Merujuk permasalahan di atas, diperdapat suatu gambaran bahwa penyebabnya adalah sebagian siswa kurang tertarik untuk belajar sejarah dibandingkan dengan eksakta karena pembelajaran yang tidak membangkitkan minat siswa untuk belajar. Pelajaran ini lebih banyak hafalan untuk memahami suatu materi pelajaran meskipun didukung dengan afektif pembelajaran ini. Bertolak dari pengalaman mengajar dan permasalahan yang dijumpai di kelas dengan kurang tertarik belajar sejarah diupayakan dengan suatu tindakan guru untuk mengatasi permasalahan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar dengan meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar. Model pembelajaran partisipasi dapat mengatasi kesulitan belajar diharapkan pembelajaran lebih bermakna, sehingga siswa senang dan puas dalam belajar. Pembelajaran sejarah akan lebih meransang siswa untuk belajar dengan menggunakan media hand out. Upaya ini akan dapat mengembangkan motivasi untuk belajar kea rah yang lebih baik. Alternatif penelitian tindakan kelas ini sebagai upaya untuk pemecahan masalah dalam mengatasi kebekuan dan kebuntuan pengajaran sejaran yang kurang diminati siswa B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang serius yang perlu segera diatasi dan ditangani. Penulis melihat permasalahan dan faktor penyebabnya yang dapat dirinci masalah tersebut menjadi masalah penelitian tindakan kelas ini antara lain:
Dari segi siswa 1). kurangnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah yang ditunjukkan nilai siswa yang masih banyak di bawah KKM K KM 2) siswa kurang bersemangat dalam belajar 3). kurang respon dalam belajar 4). tidak mau mencatat materi esensial pelajaran sejarah, Dari segi guru 1). Terbatas dalam menggunakan model mengajar yang menarik minat siswa 2). Terbatas dalam menggunakan media pengajaran yang menarik 3). Kurang berinovasi dalam pembelajaran 4). Kurang berupaya untuk memperbaiki proses pengajaran 5). Lebih cenderung mengejar target kurikulum dibandingkan proses pengajaran 6). Perubahan yang mendasar dengan kurikulum KTSP yang baru dimulai tahun ajaran 2006/2007 Untuk itu penulis mencari akar permasalahannya dari pengalaman mengajar sejarah dan mengatasi kesulitan dalam proses belajar, sehingga diharapkan adanya perbaikan proses pengajaran tercapainya hasil belajar yang maksimal. Bertitik tolak dari rincian permasalahan di atas, dilakukankanlah tindakan dengan menggunakan partisipasi belajar dan dirumuskanlah masalah penelitian tindakan kelas ini
sebagai berikut : “Dapatkah ditingkatkan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan model pembelajaran partisipasi siswa di Kelas XI IPS.2 SMA Negeri ? . C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengungkapkan: 1. Perbaikan proses pembelajaran sejarah yang selama monoton dan membosankan dan meningkatkan hasil belajar pengajaran sejarah. 2. Gambaran apakah pembelajaran sejarah dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran partisipasi siswa. 3. Peningkatan prestasi belajar yang diiringi kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar sejarah dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna. 4. Penggunaan model pembelajaran partisipasi belajar untuk menampilkan pembelajaran yang menyenangkan D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa a. Untuk meingkatkan prestasi belajar sejarah b. Meningkatkan proses belajar sejarah dengan tidak banyak mencatat tetapi memahami konsep-konsep 2. Bagi guru a. Dapat berinovasi dalam mengajar dengan berkreasi dalam pembelajaran sejarah b. Dapat berkreasi untuk memperbaiki citra proses pengajaran dan hasil belajar sejarah 3. Bagi sekolah a. Meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah ditunjukkan dengan hasil belajar, uji kompetensi dan ujian block b. Meningkatkan standar kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS.2 c. Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan prestasi belajar. .... dst.
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPS SOSIOLOGI CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) : LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) IPS SOSIOLOGI PENERAPAN PENDEKATAN KOLABORATIF MURDER DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PARA SISWA KELAS XI IPS1 SMAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu pengajaran yang hanya mengutamakan prinsip individual tidak akan menguntungkan siswa maupun masyarakat. Kehidupan sebagian besar siswa dipengaruhi oleh orang lain maupun teman-temannya. Di mana ada orang hidup bersama-sama, tentu di sana ada kontak sosial. Hubungan sosial antara sesama manusia merupakan suatu keharusan, sebab dengan kontak sosial orang akan dapat mengembangkan kepribadiannya dengan lebih sempurna. Dengan kegiatan-kegiatan ini maka dalam setiap kegiatan mengajar guru dituntut agar sanggup menciptakan suasana sosial yang membangkitkan kerja sama diantara para siswa dalam mewujudkan materi pelajaran supaya dapat diserap lebih efektif dan efisien. Kerja sama antar para siswa sejatinya telah menjadi tuntutan kurikulum pendidikan, termasuk Kurikulum 2004. Disadari atau tidak, Kurikulum 2004 menghadirkan tantangan baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. Perubahan orientasi pendidikan dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian menuntut para guru untuk lebih kreatif dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Guru dituntut mampu menggeser penekanan kegiatan pembelajaran dari “apa bahan yang akan dipelajari siswa” ke “bagaimana membelajarkan kompetensi dan memperkaya pengalaman belajar siswa”. Dalam pembelajaran Sosiologi misalnya, pembelajaran ditekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami lingkungan sekitarnya secara ilmiah. Pendidikan Sosiologi diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Selanjutnya siswa diharapkan dapat mengembangkan dan menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Salah satu cara untuk mengembangkan menge mbangkan sikap sosial siswa khususnya dalam pelajaran Sosiologi dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan kolaboratif MURDER dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Santyasa, pembelajaran kolaboratif dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktek-praktek pembelajaran. Sebagai teknologi untuk pembelajaran (technology for instruction), pembelajaran kolaboratif melibatkan partisipasi aktif para siswa dan meminimisasi perbedaan-perbedaan antar individu. Pembelajaran kolaboratif telah menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang bertemu, yaitu: (1) realisasi praktek, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktivitas kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata; (2) menumbuhkan
kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran bermakna (Santyasa,2006: 5). Dengan melihat kondisi yang ada di lingkungan SMAN 2 yang pada dasarnya tidak ada masalah dalam sarana belajar, keadaan siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pelajaran Sosiologi perlu dicarikan solusi-solusi terutama metode-metode mengajar yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan pengamatan peneliti selama mengasuh pelajaran Sosiologi, tampak bahwa para siswa memang “kurang bergairah” dalam belajar Sosiologi. Akibatnya yaitu mereka kurang mampu untuk memecahkan soal-soal Sosiologi sehingga hasil belajarnya pun kurang memuaskan. . Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut yakni dengan menggunakan pendekatan kolaboratif dalam pembelajaran Sosiologi khususnya pendekatan kolaboratif MURDER yang terdiri atas empat poin penting yaitu mood, understand, recall, detect, elaborate, review. Langkah-langkah pembelajaran kolaboratif MURDER adalah sebagai berikut. (1) Para siswa dalam kelompok dibagi menjadi dua pasangan dyad, yaitu dyad-1 dan dyad2 dan memberikan tugas pada masing-masing pasangan. (2) Setelah penataan suasana hati, salah satu anggota dyad-1 menemukan jawaban tugastugas untuk pasangannya dan anggota yang lain menulis sambil mengoreksi jika ada kekeliruan. Hal yang sama juga dilakukan oleh pasangan dyad-2. (3) Setelah pasangan dyad-1 dan pasangan dyad-2 selesai mengerjakan tugas masingmasing, pasangan dyad-1 memberitahukan jawaban yang ditemukan oleh mereka kepada pasangan dyad-2, demikian pula pasangan dyad-2 memberitahukan jawaban yang ditemukan oleh mereka kepada pasangan dyad-1, sehingga terbentuklah laporan lengkap untuk seluruh tugas hari itu. (4) Masing-masing pasangan dyad dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi, dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulan. (5) Laporan masing-masing pasangan dyad terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif. (6) Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan berikutnya, dan didiskusikan. Dengan cara ini diharapkan para siswa diharapkan akan lebih aktif dalam belajarnya sehingga hasil belajar Sosiologi merekapun akan dapat ditingkatkan. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dalam penelitian tindakan kelas ini dicoba untuk menerapkan pendekatan kolaboratif MURDER dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Sosiologi para siswa kelas XI IPS1 SMAN 2 tahun pelajaran 2007/2008. Dengan metode ini diharapkan akan terjadi interaksi antar siswa sehingga mereka bisa lebih bergairah dan antusias dalam mengikuti pelajaran Sosiologi yang akan bermuara pada peningkatan penguasaan konsep-konsep Sosiologi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah pendekatan kolaboratif MURDER dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas XI IPS1 SMAN 2 tahun pelajaran 2007/2008 dalam pembelajaran Sosiologi ? 2. Apakah pendekatan kolaboratif MURDER dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Sosiologi bagi siswa kelas XI IPS1 SMAN 2 tahun pelajaran 2007/2008 ?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : .... dst.
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) MATEMATIKA Contoh Karya Tulis Ilmiah ( KTI )
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) MATEMATIKA METODE TUTOR SEBAYA DALAM KERJA KELOMPOK DAPAT MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MENENTUKAN NILAI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SUATU SUDUT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II TEKSTIL SMKN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Bidang pendidikan pendidikan menjadi menjadi ujung tombak peningkatan peningkatan sumber daya manusia. manusia. Karena itu, begitu begitu penting pentingnya nya suatu suatu bangsa bangsa atau atau negara negara untuk untuk memper memperhat hatika ikan n bidang bidang pendid pendidika ikan n terutama menyangkut personal dan pembiayaannya. Hal ini adalah tugas yang teramat berat untuk diselesaikan dalam waktu singkat. Apalagi mengingat segala keterbatasan yang ada, baik segi profesionalismenya maupun sarana penunjang pendidikan. Ditambah lagi keadaan negara Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan. Itu sebabnya walaupun telah lama tertua tertuang ng dalam dalam amanat amanat tujuan tujuan pemban pembanguna gunan n nasion nasional al yaitu yaitu mencer mencerdas daskan kan kehidu kehidupan pan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maj maju ber berdasa dasark rkan an panc pancas asil ilaa dan dan UUD 1945 1945,, yang ang mem memungk ungkin inka kan n war wargany ganyaa meng mengem emba bang ngka kan n diri diri seba sebaga gaii manu manusi siaa Indo Indone nesi siaa seut seutuh uhny nya. a. Akan Akan teta tetapi pi,, pada pada kenyataannya negara kita masih tertinggal dibanding negara-negara lain didunia. Itu karena selama selama ini dunia pendidikan pendidikan kita belum mendapat prioritas prioritas dalam pembangunan pembangunan nasional. nasional. Baru pada akhir-akhir ini terlihat beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memacu pendidikan dari segala sektor, baik negeri maupun swasta demi tercapainya tujuan Pendidikan Nasional. maka untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tersebut di atas, salah satu bagian yang harus diperhatikan dalam komponen pendidikan itu adalah guru. Ditangan gurulah gurulah generasi generasi muda dapat berkembang berkembang seiring seiring dengan kemajuan kemajuan ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi. 1 Guru yang inovatif dan kreatif akan mampu membangun daya imajinasi dan kreatifitas siswanya siswanya yang secara otomatis otomatis memberikan memberikan pengaruh positif pada peningkatan peningkatan minat dan prestasi belajar siswa. Sebagai guru yang mengajar mata pelajaran Matematika, kesulitan
yang dialami siswa merupakan cerita lama yang tidak pernah berakhir karena sebagian besar sudah beranggapan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit, tidak menarik, menarik, dan membosankan membosankan dengan begitu begitu banyak pekerjaaan pekerjaaan rumah yang diberikan diberikan oleh guru. Kondisi di atas diperparah lagi dengan munculnya kesan dari siswa bahwa semua guru matematika kejam dan pemarah. Hal inilah yang berpengaruh besar terhadap kurangnya minat dan motivasi belajar siswa sehingga berakibat rendahnya prestasi belajar matematika siswa secara keseluruhan. Untuk mengatasi kondisi ini, minimal mengurangi kelemahankelem kelemah ahan an dala dalam m pemb pembel elaj ajra ran n mate matema mati tika ka dise disekol kolah ah maka maka perl perlu u dila dilaku kukan kan upaya upaya perbaikan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Upaya perbaikan tersebut, tersebut, antara antara lain dengan memperbaiki memperbaiki metode mengajar mengajar sehingga sehingga metode baru ini nanti akan mampu menciptakan kondisi yang lebih baik bagi siswa untuk belaja belajarr mengem mengemban bangkan gkan aspek aspek kog kognit nitif, if, afekti afektif, f, dan psikom psikomoto otorr pada proses proses belaja belajar r matematika. Apalagi jika diperhatikan dalam satu kelas terdapat perbedaan kemampuan antara satu dan lainnya. Inilah yang mendasari penulis untuk memberikan salah satu solusi dala dalam m bent bentuk uk tuli tulisa san n yait yaitu u ” Meto Metode de Tu Tuto torr Seba Sebaya ya dala dalam m kerj kerjaa kelo kelomp mpok ok dapa dapatt mening meningkat katkan kan minat minat dan presta prestasi si belaja belajarr siswa siswa dalam dalam menent menentuka ukan n nilai nilai perban perbandin dingan gan Trigono Trigonomet metri ri suatu suatu sudut sudut pada pembel pembelajar ajaran an Matema Matemati tika ka kelas kelas II Teksti Tekstill di SMKN SMKN .... dst.
BAB I PENDAHULUAN * A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara Negara yang yang memili memiliki ki komitm komitmen en kuat dan konsist konsisten en untuk untuk memper mempertah tahanka ankan n Negara Negara Kesatuan Republik Indonesia. Komit Komitmen men yang yang kuat dan konsist konsisten en terhad terhadap ap prinsi prinsip p dan semang semangat at kebangs kebangsaan aan dalam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus. Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung hak-hak asasi manusia, hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemeri pemerinta ntahan han,, dan organi organisas sasi-o i-orga rganis nisasi asi non pemeri pemeritah tahan an perlu perlu dikena dikenal, l, dipaha dipahami, mi, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi serta demi peningkatan martabat kemanusian, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan. Mata Mata Pela Pelaja jara ran n Pend Pendid idik ikan an Kewa Kewarg rgan aneg egar araa aan n meru merupa paka kan n mata mata pela pelaja jara ran n yang yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Pendidikan Kewarganegar Kewarganegaraan aan (Citizensh (Citizenship ip Education) Education) merupakan merupakan mata pelajaran pelajaran yang memfok memfokusk uskan an pada pada pemben pembentuk tukan an diri diri yang yang beragam beragam dari dari segi segi agama, agama, sosiososio-kul kultur tural, al, bahasa, usia, dan suku bangsa. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (KBK 2004 dan Standar Isi 2006) ditegaskan bahwa : * I. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan : Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya * II. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
Standar isi Pendidikan Kewarganegaraan SMA/SMK/MA : 1. Memahami Memahami hakekat hakekat Bangsa dan Negara Negara kesatuan kesatuan Republik Republik Indonesia Indonesia 2. Mengana Menganali lisis sis sikap positif positif terhadap terhadap penegakan penegakan hokum, peradil peradilan an nasion nasional, al, dan tindakan anti korupsi 3. Meganalisis Meganalisis pola-po pola-pola la dan partisi partisipasi pasi aktif aktif dalam dalam pemajuan, pemajuan, penghormat penghormatan an serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun luar negeri 4. Mengana Menganali lisis sis peran peran dan hak wargane warganegar garaa dan system system pemerin pemerintah tahan an Negara Kesatuan Repbulik Indonesia 5. Meng Mengana anali lisi siss buday budayaa poli politi tik k demokr demokras asi, i, kon konst stit itus usi, i, keda kedaul ulat atan an Negar Negara, a, keterbukaan dan keadilan di Indonesia 6. Mengevaluasi Mengevaluasi hubungan Internasion Internasional al dan sistem sistem hokum hokum internasi internasional onal 7. Mengeva Mengevalua luasi si sikap berpoli berpolitik tik dan bermas bermasyar yaraka akatt madani madani sesuai sesuai dengan pancasila dan UUD 1945 8. Meng Mengaal aalis isis is pera peran n Indon Indones esia ia dala dalam m poli politi tik k dan dan hub hubun ungan gan Inte Intern rnas asio iona nal, l, regional dan kerjasama Global lainnya 9. Menganalisi Menganalisiss sistem sistem hokum internasi internasional, onal, timbulny timbulnyaa konflik interna internasional sional,, dan mahkamah internasional. Dari Standar Isi dan Standar Kompetensi tersebut diatas, penulis memilih butir ketiga yaitu meganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia Indonesia maupun di luar negeri, sebagai landasan landasan judul penelitian penelitian tindakan kelas ini. Berdas Berdasark arkan an hasil hasil pengam pengamata atan n dan pengala pengalaman man selama selama ini, ini, siswa siswa kurang kurang aktif aktif dalam dalam kegiata kegiatan n belaja belajar-m r-meng engaja ajar. r. Anak cender cenderug ug tidak tidak begitu begitu tertar tertarik ik dengan dengan pelaja pelajaran ran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Dari Dari masa masala lah-m h-mas asal alah ah yang yang dike dikemu muka kaka kan n diat diatas as,, perl perlu u dica dicari ri stra strate tegi gi baru baru dala dalam m pembel pembelaja ajaran ran yang yang meliba melibatka tkan n siswa siswa secara secara aktif. aktif. Pembel Pembelaja ajaran ran yang yang mengut mengutama amakan kan pengua penguasaa saan n kompet kompetens ensii harus harus berpus berpusat at pada siswa siswa (Focus (Focus on Learne Learners) rs),, member memberika ika pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa. Disi Disini nila lah h guru guru ditu ditunt ntut ut untu untuk k mera meranc ncan ang g kegi kegiat atan an pemb pembel elaj ajar aran an yang yang mamp mampu u meng mengem emba bang ngka kan n komp kompet eten ensi si,, baik baik dala dalam m rana ranah h kogn kognit itif if,, rana ranah h afek afekti tiff maup maupun un psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan suasana
yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelaja pelajaran ran PKn. Dalam Dalam hal ini penulis penulis memili memilih h model model “pembe “pembelaj lajara aran n berbas berbasis is masala masalah h (PROBL (PROBLEM EM BASED BASED LEARNI LEARNING) NG) dalam dalam mening meningkat katkan kan kemamp kemampuan uan memeca memecahka hkan n masalah HAM dalam mata pelajaran PKn. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangs merangsang ang untuk untuk berfik berfikir ir kriti kritiss dalam dalam memecah memecahkan kan masala masalah h yang yang ada. Tugas Tugas guru guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka. Menurut Menurut E. Mulyana Pembelajaran Pembelajaran aktif dengan menciptakan menciptakan suatu kondisi dimana siswa dapat berperan aktif, sedangkan sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. fasilitator. [1] Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan kegiatan belajar belajar mengajar mengajar (KBM). (KBM). Dalam hal ini pembelajaran pembelajaran dengan Problem Based Learning sebagai salah satu bagian dari pembelajaran CTL (Contextual Teachi Teaching ng and Learni Learning) ng) merupa merupakan kan salah salah satu satu altern alternati atiff yang yang dapat dapat diguna digunakan kan guru guru disekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk mengkaji penerapan pembelajaran model “Problem Based Learning” dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn * B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah Apakah pembelaj pembelajara aran n model model Problen Problen Based Learnin Learning g dapat dapat meningkat meningkatkan kan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam masalah PKn? 2. Bagaim Bagaimana ana penerapan penerapan pembel pembelaran aran model model Problem Problem Based Learni Learning ng di kelas kelas dalam mata pelajaran PKn? 3. Seja Sejauh uh mana manaka kah h pend pendek ekat atan an model odel Probl roblem em Bas Based Lear Learni ning ng dapa dapatt meningkatkan hasil belajar siswa? * C. PEMECAHAN MASALAH PKn sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan “How to Develop Better Civics Behaviours” membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial. PKn merupakan salah satu dari lima tradisi pendidikan IPS yakni citizenship transmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga aspek PKn (Citizenship Education), yakni aspek akademis, aspek kurikuler dan aspek sosial budaya. Secara akademis PKn dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang memusatkan
telaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya kewarganegaraan individu dengan menggunakan ilmu politik dan pendidikan sebagai landasan kajiannya [2]. Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional, guru yang profesional dituntut menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain : 1. Kemampuan menguasai bahan ajar 2. Kemampuan dalam mengelola kelas 3. Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar 4. Kemampuan untuk melakukan penilaian baik proses maupun hasil Selanjutnya UNESCO dalam Soedijarto (2004 : 10-18) mencanangkan empat pilar belajar dalam pembelajaran (termasuk model Problem Based Learning) : 1. Learning to Know ( penguasaan ways of knowing or mode of inquire) 2. Learning to do ( controlling, monitoring, maintening, designing, organizing) 3. Learning to live together 4. Learning to be [3] Berdasarkan uraian analisis permasalahan diatas, pendekatan model Problem Based Learning apabila diterapkan di kelas akan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn. * D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan Penelititan Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn khususnya kelas X Ak pada SMKN 3 Jakarta, sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih menyenangkan dan menimbulkan kreatifitas. * E. MANFAAT HASIL PENELITIAN Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Memperbai baiki proses belajar mengajar dala alam pelajaran PKn di Sekolah Menengah Kejuruan. 2. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan kewarganegaraan di Sekolah Menengah Kejuruan. 3. Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan 4. Mencip ciptakan kan rasa senang belaja ajar Pen Pendidik dikan Kew Kewargan ganegaraan sela selama ma pela pelaja jara ran n berl berlan angs gsun ung g denga dengan n adany adanyaa “The “The Invo Involv lvem emen entt of Participaton melalui Problem Based Learning.”
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR •A. KAJIAN TEORI * 1. Hakekat Pembelajaran PKn * a. Pengertian belajar Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan ( reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada diriny dirinyaa sebagai sebagai hasil pengalama pengalaman n (Learn (Learning ing is a change change of behavi behaviour our as a result result of experie experience nce), ), demiki demikian an pendapa pendapatt John John Dewey, Dewey, salah salah seoran seorang g ahli ahli pendid pendidika ikan n Amerik Amerikaa Serikat dari aliran Behavioural Approach. Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, megarah kepada kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afe (afekt ktiv ivee doma domain in)) maupu maupun n aspe aspek k psik psikom omot otor orik ik (psy (psycho chomo moto tori ricc doma domain in). ). Bela Belaja jar r merupak merupakan an suatu suatu proses proses usaha usaha yang yang dilakuk dilakukan an oleh oleh indivi individu du untuk untuk memper memperole oleh h suatu suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan[4] Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu : 1. Learni Learning ng to Know, Know, yaitu yaitu suatu suatu proses proses pembelaj pembelajara aran n yang yang memungkin memungkinkan kan siswa siswa menguas menguasai ai tekhni tekhnik k menemu menemukan kan pengeta pengetahua huan n dan bukan bukan semata semata-ma -mata ta hanya memperoleh pengetahuan. 2. Lear Learni ning ng to do adal adalah ah pemb pembel elaja ajara ran n untu untuk k menc mencap apai ai kema kemamp mpua uan n untuk untuk melaksanakan melaksanakan Controlli Controlling, ng, Monitoring, Monitoring, Maintening, Maintening, Designing, Designing, Organizing. Organizing. Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang kongkret tidak hanya terbatas terbatas pada kemampuan kemampuan mekanistis mekanistis,, melainkan melainkan juga meliputi kemampuan berkomunika berkomunikasi, si, bekerjasama bekerjasama dengan orang lain serta mengelola mengelola dan mengatasi mengatasi koflik 3. Lear Learni ning ng to live live toge togeth ther er adal adalah ah memb membek ekal alii kema kemamp mpua uan n untu untuk k hidu hidup p bers bersam amaa denga dengan n oran orang g lain lain yang yang berb berbed edaa deng dengan an penuh penuh tole tolera rans nsi, i, sali saling ng pengertia dan tanpa prasangka. 4. Lear Learni ning ng to be adala adalah h kebe keberh rhas asil ilan an pemb pembel elaj ajar aran an yang yang untuk untuk menca mencapa paii tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua dan ketiga. Tiga pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahua yang mampu memecahkan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya beha behasi sill denga dengan n memu memuas aska kan n akan akan menu menumb mbuh uhkan kan perca percaya ya diri diri pada pada sisw siswaa sehing sehingga ga menjad menjadii manusi manusiaa yang yang mampu mampu mengen mengenal al diriny dirinya, a, berkep berkeprib ribadi adian an
mantap mantap dan mandir mandiri, i, memil memiliki iki kemant kemantapa apan n emosio emosional nal dan intele intelektu ktual, al, yang yang dapat dapat menge mengend ndal alik ikan an diri diriny nyaa denga dengan n kons konsis iste ten, n, yang yang dise disebut but emot emotio iona nall intelegence (kecerdasan emosi). 5. Pengert Pengertian ian Pendi Pendidik dikan an Kewarg Kewarganeg anegara araan an Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diperhatikan dalam pelajaran pelajaran PKn dalam rangka “nation “nation and character building” : Pertama : PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai disiplin ilmu ilmu yang yang releve releven, n, yaitu: yaitu: ilmu ilmu politi politik, k, hukum, hukum, sosiol sosiologi ogi,, antrop antropolo ologi, gi, psokol psokoliog iogii dan disiplin ilmu lainnya yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan kajian-kajian terhadap proses pengembangan konsep, nilai dan perilaku demokrasi warganegara. Kedua Kedua : PKn meng mengem emba bangk ngkan an daya daya nala nalarr (sta (state te of mind) mind) bagi bagi para para pese pesert rtaa didi didik. k. Pengembangan karakter bangsa merupakan proses pengembangan warganegara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada pengembangan kecerdasan warga warga negara negara (civic (civic intele intelegenc gence) e) sebaga sebagaii landas landasan an pengemb pengembang angan an nilai nilai dan perila perilaku ku demokrasi. Ketiga Ketiga : PKn sebagai sebagai suatu suatu proses proses pencer pencerdas dasan, an, maka maka pendeka pendekatan tan pembel pembelajar ajaran an yang yang digunak digunakan an adalah adalah yang yang lebih lebih inspir inspirati atiff dan partis partisipa ipatif tif dengan dengan menekan menekankan kan pelati pelatihan han penggun penggunaan aan logika logika dan pealara pealaran. n. Untuk Untuk menfas menfasil ilita itasi si pembel pembelajar ajaran an PKn yang yang efekti efektif f dikembangkan bahan pembelajaran yang interaktif yang dikemas dalam berbagai paket seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali dari ligkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung (hand of experience). Keempat: kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap dan perilaku perilaku demokratis demokratis dikembangkan dikembangkan bukan semata-mat semata-mataa melalui melalui ‘mengajar ‘mengajar demokrasi” demokrasi” (tea (teachi ching ng demo democr crac acy) y),, teta tetapi pi mela melalu luii mode modell pemb pembel elaj ajar aran an yang yang seca secara ra langs langsung ung menerapkan cara hidup secara demokrasi (doing democracy). Penilaian bukan semata-mata dimaksudkan dimaksudkan sebagai alat kedali mutu tetapi juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga lebih dapat berhasil dimasa depan. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas. * B. KERANGKA BERPIKIR * 1. Meningkatkan hasil belajar PKn melalui model Problem Based Learning Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan penerapan pengetahuan pengetahuan dan keterampila keterampilan n yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka rangka mewuju mewujudka dkan n manusi manusiaa yang yang berkual berkualita itas, s, bertan bertanggun ggung g jawab jawab bagi diri diri sendir sendir,, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hasil Hasil belaja belajarr PKn adalah adalah hasil hasil belaja belajarr yang yang dicapa dicapaii siswa siswa setela setelah h mengik mengikuti uti proses proses pembelajara PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman keyaki keyakinan nan (agama (agama dan golonga golongan) n) serta serta keraga keragaman man tingkat tingkat kemamp kemampuan uan intele intelektua ktuall dan emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri. Untuk meningkatkan hasil belajar PKn, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan model pembelajara interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil hasil belaja belajar. r. Agar Agar hasil hasil belaja belajarr PKn mening meningkat kat diperl diperluka ukan n situas situasi, i, cara cara dan strate strategi gi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar. Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan melibatkan siswa secara secara totalitas totalitas adalah pembelajaran pembelajaran dengan Problem Problem Based Learni Learning. ng. Pembel Pembelaja ajaran ran dengan dengan model model Proble Problem m Based Based Learni Learning ng adalah adalah suatu suatu model model pembel pembelaja ajaran ran dimana dimana sebelu sebelum m proses proses belaja belajarr mengaj mengajar ar didala didalam m kelas kelas dimulai dimulai,, siswa siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencat mencatat at permas permasala alahan han yang yang muncul muncul,, serta serta mendis mendiskus kusika ikan n permas permasala alahan han dan mencar mencarii pemecahan masalah dari permasalahan tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir kritis kritis dan kreatif dalam memecahkan memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda diantara mereka. Dari Dari uraian uraian diatas diatas dapat dapat diduga diduga bahwa bahwa pembel pembelajar ajaran an dengan dengan model model Proble Problem m Based Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa dibandingkan dengan pendekatan tradisional (metode ceramah). * 2. Pendekatan dan penerapan model Problem Based Learning dalam mata pelajaran PKn Pembelajaran model Problem Based Learning berlangung secara alamiah dalam bentuk kegiata kegiatan n siswa siswa bekerj bekerjaa dan mengal mengalami ami,, menemu menemukan kan dan mendis mendiskus kusika ikan n masala masalah h serta serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa megerti apa makna belajar, apa manfaatya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide. Dalam pembelajaran model Problem Based Learning tugas guru mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pngetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Dari pembahasan diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, diaman sisw siswaa dapa dapatt memb memban angun gun sendi sendiri ri peng penget etah ahuan uanny nya, a, mene menemu muka kan n penge pengeta tahua huan n dan dan keterampilannya sendiri melalui proses bertanya, kerja kelompok, belajar dari model yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang diperolehnya antara harapan dengan kenyataan sehing sehingga ga pening peningkat katan an hasil hasil belaja belajarr yang yang didapat didapat bkan hanya hanya sekedar sekedar hasil hasil mengha menghapal pal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata (pemecahan kasus-kasus) yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran (diskusi kelompok dan diskusi kelas) * C. HIPOTESIS TINDAKAN Dengan demikian dapat diduga bahwa: 1. Pembel Pembelaja ajaran ran dengan dengan model model Problem Problem Based Learning Learning dapat meningk meningkatk atkan an hasil belajar mata pelajaran PKn siswa kelas X Ak SMKN 3 Jakarta. 2. Pedekatan Pedekatan model model Problem Problem Based Based Learnin Learning g dapat meningkatka meningkatkan n kemampuan kemampuan siswa dalam pembelajaran efektif, aktif dan kreatif.
BAB III Pelaksanaan Penelitian A. Perencanan Penelitian
1. Desain penelitian Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan. Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan guru, catatan siswa, rekaman tape recorder, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa. Prosedur penelitian terdiri terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan, observasi,dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklussiklus berikutnya. Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat mata pelajaran PKn dengan pendekatan Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) untuk melihat perubahan tingkah laku siswa, untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan diatas.
Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi, nilai tugas seta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil. Instrument yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, o bservasi, catatan lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.
2. Tempat Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Jakarta pada siswa kelas I AK, dengan deng an jumlah siswa 37 orang, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 34 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berlangsung dengan pokok bahasan “Peran Serta dalam Penghormatan dan Penegakan HAM”.
3. Waktu Penelitian Penelitian direncanakan selama 4 (empat) bulan dimulai pada pertengahan bulan Agustus sampai dengan pertengahan bulan Desember 2007.
4. Prosedur Penelitian Siklus I * A. Perencanaan 2 Identifika Identifikasi si masalah masalah dan penetapan penetapan alter alternative native pemecahan pemecahan masalah. masalah. 3 Mere Merenc ncan anak akan an pemb pembel elaj ajar aran an yang yang akan akan dite ditera rapk pkan an dala dalam m pros proses es bela belaja jar r mengajar. 4 Menetapkan Menetapkan standar standar kompetensi kompetensi dan kompetensi kompetensi dasar. 5 Memil Memilih ih bahan bahan pela pelajar jaran an yang yang sesu sesuai ai 6 Mene Menent ntuk ukan an scen scenar ario io pemb pembel elaj ajar aran an deng dengan an pend pendek ekat atan an kont kontek ekst stua uall dan dan pembelajaran berbasis masalah. (PBL). 7 Mempersiapka Mempersiapkan n sumber, sumber, bahan, dan alat alat Bantu Bantu yang yang dibutuhka dibutuhkan. n. 8 Meny Menyus usun un lem lemba barr kerja kerja sis siswa wa 9 Mengem Mengembang bangkan kan format format evalua evaluasi si 10 Mengembangkan Mengembangkan format format observasi observasi pembelajara pembelajaran. n. * B. Tindakan 11 Menerapkan Menerapkan tindakan tindakan yang mengacu mengacu pada skenario skenario pembelajar pembelajaran. an. 12 Siswa membaca membaca materi materi yang terdapa terdapatt pada buku sumber. sumber. 13 Siswa Siswa menden mendengar garkan kan penjelasa penjelasan n guru guru tentan tentang g materi materi yang terdapat terdapat pada buku sumber. 14 Siswa mendengar mendengarkan kan penjelasan penjelasan guru tentang tentang materi yang dipelajar dipelajari. i. 15 Siswa berdisku berdiskusi si membahas membahas masalah (kasus) (kasus) yang sudah sudah dipersiapkan dipersiapkan oleh guru. guru. 16 Masing-mas Masing-masing ing kelompok kelompok melaporka melaporkan n hasil diskusi diskusi.. 17 Siswa mengerjakan mengerjakan lembar lembar kerja kerja siswa siswa (LKS). (LKS).
* C. Pengamatan 18 Melakuk Melakukan an observ observasi asi dengan memakai memakai format format observas observasii yang yang sudah sudah disiap disiapkan kan yaitu dengan alat perekam, catatan anekdot untuk mengumpulkan data. 19 Menlai hasil hasil tindakan tindakan dengan menggunakan menggunakan format format lembar kerja kerja siswa (LKS). (LKS). D. Refleksi 20 Melakuk Melakukan an evalua evaluasi si tindak tindakan an yang yang telah telah dilaku dilakukan kan melipu meliputi ti evaluas evaluasai ai mutu, mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. 21 Mela Melaku kuka kan n pert pertem emua uan n untu untuk k memb membah ahas as hasi hasill eval evalus usii tent tentan ang g scen scenar ario io pembelajaran dan lembar kerja siswa. 22 Memperbaiki Memperbaiki pelaksanaan pelaksanaan tindakan tindakan sesuai sesuai hasil evaluasi, evaluasi, untuk untuk digunakan pada siklus berikutnya. Siklus II * A. Perencanaan 23 Identifika Identifikasi si masalah masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi teratasi dan penetapan penetapan alternative pemecahan masalah. 24 Menentukan Menentukan indikato indikatorr pencapaian pencapaian hasil hasil belajar. belajar. 25 Pengemb Pengembang angan an program program tindak tindakan an II. * B. Tindakan Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan maslah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1. Guru melakukan appersepsi Siswa Siswa yang diperken diperkenalkan alkan dengan dengan materi materi yang yang akan dibahas dibahas dan tujuan tujuan yang yang ingin ingin dicapai dalam pembelajaran. Siswa Siswa mengamati mengamati gambar-gam gambar-gambar bar / foto-fot foto-foto o yang sesuai sesuai dengan dengan materi materi.. Siswa Siswa bertan bertanya ya jawab jawab tent tentang ang gamba gambarr / foto. foto. Siswa Siswa menceritakan menceritakan unsure-u unsure-usur sur Hak Asasi Manusia Manusia yang ada ada pada gambar. gambar. Siswa Siswa mengumpulkan mengumpulkan bacaaan bacaaan dari dari berbagai berbagai sumber, sumber, melakuka melakukan n diskusi diskusi kelompok kelompok belajar, memahami materi dan menulis hasil diskusi untuk dilaporkan. Pres Present entas asii hasil hasil disk diskus usi. i. Siswa Siswa menyele menyelesaikan saikan tugas pada lembar lembar kerja kerja siswa. siswa.
* C. Pengamatan (Observasi) 26 Mela Melaku kuka kan n obse observ rvas asii ses sesua uaii den denga gan n for forma matt yan yang g sud sudah ah disi disiap apka kan n dan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. 27 Meni Menila laii hasi hasill tind tindak akan an ses sesua uaii deng dengan an for forma matt yan yang g suda sudah h dike dikemb mban angk gkan an.. * D. Refleksi
28 Mela Melaku kuka kan n eval evalua uasi si ter terha hada dap p tind tindak akan an pad padaa sikl siklus us II II berd berdas asar arka kan n data data yan yang g terkumpul. 29 Memb Membah ahas as has hasil il eva evalu luas asii tent tentan ang g scen scenar ario io pem pembe bela laja jara ran n pada pada sik siklu luss II. II. 30 Memper perbaik aiki pelaksa ksanaa naan tindakan kan sesuai uai den dengan hasil evaluas uasi untuk digunakan pada siklus III 31 Evaluasi tindakan II Indika Indikator tor keberha keberhasil silan an yang yang dicapa dicapaii pada pada siklus siklus ini dihara diharapkan pkan mengal mengalami ami kemaju kemajuan an minimal 10% dari siklus I. Siklus III (bila diperlukan). Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu dengan berhasilnya siswa memecahkan masalah melalui ” Pembelajaran berbasis masalah ” dengan meng mengad adak akan an disk diskus usii kelo kelomp mpok ok bela belaja jar, r, dima dimana na para para sisw siswaa dila dilati tih h untu untuk k bera berani ni mengeluarkan mengeluarkan pendapat dan / atau berbeda pendapat tentang masalah Hak Asasi Manusia, Manusia, khususnya : 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Hak Hid Hidup (pasal 9 UU no 39/1999) Hak Hak Wani Wanita ta (pasa pasall 45 - 51 UU no no 39/1 39/199 999 9) Hak An Anak (p (pasal 52 - 66 UU UU no 39/1999) HAka HAka Ber Berkel kelua uarg rgaa dan dan Mel Melan anju jutk tkan an Ket Ketuu uuna nan n ( pas pasal al 10 UU UU no. no. 39/ 39/19 1999 99)) Hak Hak Men Menge gemb mban angk gkan an Diri Diri (pas (pasal al 11 - 16 16 UU UU no no 39/ 39/19 1999 99)) Hak Hak Mem Mempe pero role leh h Kea Keadi dila lam m (pa (pasa sall 17 17 - 19 UU no 39/1 39/199 999) 9) Hak Hak Ata Atass Keb Kebeb ebas asan an Prib Pribad adii (pa (pasa sall 20 20 - 27 UU no 39/1 39/199 999) 9) Hak Hak At Atas Rasa Rasa Aman Aman ( pas pasal al 28 - 35 35 UU UU no no 39/ 39/19 1999 99)) Hak Hak Ata Atass Kes Kesej ejah ahte tera raan an (pas (pasal al 36 - 42 42 UU UU no no 39/ 39/19 1999 99)) Hak Hak Tur Turut ut Sert Sertaa dal dalam am Peme Pemeri rint ntah ah (pas (pasal al 43 - 44 44 UU UU no no 39/ 39/199 1999) 9)
Belajar PKn serasa lebih menyenagkan, meningkatkan motivasi / minat siswa, kerjasama dan partisipasi siswa semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam catatan anekdot dan jurnal harian, serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap PKn. Bila 70% siswa telah berhasil , permasalahan kasus-kasus bentuk-bentuk HAM dari pasal 9 uu no 39 tahun 1999 s/d pasal 66 uu no 39 tahun 1999 melalui metode Problem Based Learning, maka tindakan tersebut diasumsikan sudah berhasil.