PERSETUJUAN PANDUAN MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI DAN RENOVASI BANGUNAN DI RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI
Penyiapan dokumen sebagai regulasi merupakan hal pokok di rumah sakit karena merupakan acuan dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit Widodo Ngawi. Dalam Panduan yang telah disusun oleh Tim K3 RS,
dengan
disertai disert ai
penjelasan penjela san
cara
implementasinya. Untuk dapat terjadinya keseragaman bentuk dan susunan panduan sesuai dengan pedoman penyusunan dokumentasi dokumentasi akreditasi rumah sakit, maka perlunya perlunya untuk diperiksa diperiksa dan dan disetujui sebelum diimplementasikan.
PERSETUJUAN PANDUAN MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI DAN RENOVASI BANGUNAN DI RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI
Penyiapan dokumen sebagai regulasi merupakan hal pokok di rumah sakit karena merupakan acuan dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit Widodo Ngawi. Dalam Panduan yang telah disusun oleh Tim K3 RS,
dengan
disertai disert ai
penjelasan penjela san
cara
implementasinya. Untuk dapat terjadinya keseragaman bentuk dan susunan panduan sesuai dengan pedoman penyusunan dokumentasi dokumentasi akreditasi rumah sakit, maka perlunya perlunya untuk diperiksa diperiksa dan dan disetujui sebelum diimplementasikan.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN DAFTAR ISI BAB I.
DEFINISI -----------------------------------------------------------------------------------
BAB II.
RUANG LINGKUP -----------------------------------------------------------------------
BAB III.
TATA LAKSANA ------------------------------------------------------------------------
BAB IV.
DOKUMENTASI -------------------------------------------------------------------------
BAB I LATAR BELAKANG
Pekerjaan konstruksi bangunan di rumah sakit merupakan kompleksitas kerja yang melibatkan bahan bangunan, peralatan, tenaga kerja dan penerapan teknologi yang dapat merupakan merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja bahkan mengakibatkan kematian dan kerugian material, sesuai dengan Undang-undang No. I Tahun 1970. Kontruksi bangunan rumah sakit merupakan kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan yang dilakukan di rumah sakit. Diantara tahapan yang ada yaitu pekerjaan penggalian, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan baja dan pembongkaran. pembongkaran. Tahapan ini menghimpun bahan bangunan, tenaga kerja, proses kerja konstruksi dan kondisi tempat kerja mengandung potensi bahaya. Pekerjaan penggalian meliputi pemindahan tanah galian yang seringkali merupakan campuran antara tanah dan kerikil-kerikil besar. Penyebab kecelakaan pada pekerjaan galian yaltu pekerja terperangk
dan terkubur di dalam tanah galian akibat
melaui
metode
perencanaan
dan
pengendalian
serta
prosedurnya.
Pada
pekerjaan
pembongkaran yang perlu mendapat perhatian adalah bahaya runtuh bangunan, tertimpa, terperosok kemudian pekerjaan pada ketinggian. Dari uraian di atas, maka pekerjaan konstruksi atau pembangunan dan renovasi gedung rumah sakit merupakan pekerjaan yang mengandung potensi bahaya dan dalam memberi perlindungan keselamatan kerja kepada para pekerja dan pasien yang ada di rumah sakit, maka diperlukan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan Permenaker No. l/Men/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi bangunan dan Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Nomer : 176/Men/1986 dan Menteri Pekerjaan Umum No. 104/kpts/1986 tentang K3 tempat kegiatan konstruksi bangunan serta Keputusan Menteri Kesehatan No. 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang standard kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit.
BAB II DEFINISI 6.1
LATAR BELAKANG Pekerjaan konstruksi bangunan di rumah sakit merupakan kompleksitas kerja yang melibatkan bahan bangunan, peralatan, tenaga kerja dan penerapan teknologi yang dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja bahkan mengakibatkan kematian dan kerugian material, sesuai dengan Undang-undang No. I Tahun 1970. Kontruksi bangunan rumah sakit merupakan kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan yang dilakukan di rumah sakit. Diantara tahapan yang ada yaitu pekerjaan penggalian, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan baja dan pembongkaran. Tahapan ini menghimpun bahan bangunan, tenaga kerja, proses kerja konstruksi dan kondisi tempat kerja mengandung potensi bahaya. Pekerjaan penggalian meliputi pemindahan tanah galian
8. Alat bor, dll Pekerjaan pemborgkaran atau demolition adalah pekerjaan yang dilakukan dalam rangka penghancuran bangunan, sebagian bangunan yang mempengaruhi seluruh integritas struktur melaui metode perencanaan dan pengendalian serta prosedurnya. Pada pekerjaan pembongkaran yang perlu mendapat perhatian adalah bahaya runtuh bangunan, tertimpa, terperosok kemudian pekerjaan pada ketinggian. Dari uraian di atas, maka pekerjaan konstruksi atau pembangunan dan renovasi gedung rumah sakit merupakan pekerjaan yang mengandung potensi bahaya dan dalam memberi perlindungan keselamatan kerja kepada para pekerja dan pasien yang ada di rumah sakit, maka diperlukan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan Permenaker No. l/Men/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi bangunan dan Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Nomer : 176/Men/1986 dan Menteri Pekerjaan Umum No. 104/kpts/1986 tentang K3 tempat kegiatan konstruksi bangunan serta Keputusan
6.
Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3;
7.
Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sarana angkutan;
Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 yang menjamin Keselamatan dan Keamanan pasien, keluarga pasien/pengunjung dan karyawan selama berada di lingkungan rumah sakit. Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah B3 ini disusun dengan tujuan untuk memberikan petunjuk berupa peraturan-peraturan, dan petunjuk tehnis dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, untuk terciptanya kondisi kerja dengan selamat, aman, sehat dan tertib. B. TUJUAN 1.
UMUM
Melakukan penanganan B3 dan limbahnya yang diperlukan dalam pelayanan medis yang dikeluarkan akibat dari proses pelayanan medis di Rumah Sakit sesuai dengan Peraturan Pemerintah No : 74/Tahun 2001, tentang
f. Untuk mencegah dan atau mengurangi risiko dampak B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia dan makhlukhidup lainnya. 1.1
KETENTUAN UMUM A. Ketentuan Umum
1.
Lingkungan Rumah Sakit adalah semua area didalam dan diluar gedung yang merupakan tempat kegiatan dan aktifitas rumah sakit sesuai batas wilayah dan area yang ada;
2.
Direktur adalah : Pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di Rumah Sakit.
3.
Masyarakat Rumah Sakit adalah : semua orang yang berada di dalam area Rumah Sakit tanpa terkecuali.
4.
Tempat
pelayanan
kesehatan
adalah
tempat
yang
digunakan
untuk
6. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi darizat, uap atau gas dalam udara yang dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan gangguan kesehatan yang berarti. 7.
Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai kelengkapan laboratorium, misal ruang asam, glove box, fumehood , meja kerja, exhaust fan, dan sebagainya.
BAB II RUANG LINGKUP
1.
Sebagai panduan menyangkut pengelolaan bahan berbahayadan beracun dan limbahnya bagi pegawai rumah sakit.
2.
Sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya dan beracun peralatan,dan pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan kegiatan dengan menggunakan bahan kimia. 1) Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup tentang: 1.
ldentifikasi B3
2.
Pengadaan B3
3.
Penyimpanan B3
BAB III TATA LAKSANA
A. Tatalaksana
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang meliputi : Standart prosedur operasional (SPO) untuk identifikasi B3, pengadaan B3, penyimpanan B3, pemasangan simbol danlabel B3, penggunaan B3, penanganan B3, dan Standar Prosedur Operasional (SPO) penanganan tumpahan dan terpapar B3, hingga proses pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) kepada pihak ke Ill yang telah memperoleh izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan peraturan perundangundangan lingkungan hidup yang berlaku di Indonesia.
f. amat sangat beracun (extremely toxic); g. sangat beracun (highly toxic); h. beracun (moderately toxic); i. berbahaya (harmful); j. korosif (corrosive); k. bersifat iritasi (irritant); l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment); m. karsinogenik (carcinogenic); n. teratogenik (teratogenic); o. mutagenik (mutagenic). 2.
Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam lampiran PP. No. : 74 Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara identitikasi dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi:
Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan farmasi sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Barang / Jasa di rumah sakit. 5.4.3. Tata Laksana Penyimpanan dan Pengemasan B3 A. Tata LaksanaTempat Penyimpanan B3
Beberapa hal yang berkaitan dengan persyaratan lokasi atau tempat penyimpanan bahan berbahaya dan beracun adalah sebagai berikut: a. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang. b. Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter; c. Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus: 1) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lain nya;
a. Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas b. Penyusunan tidak melebihi batas maksimum agar tidak roboh dan rapi c. Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat d. Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan ditempatkan yang aman, tidak lembab, danaman dan sumber panas (listrik, api terbuka dll) 3) Program
“House
keeping”
secara
periodik
(Kebersihan,Kerapihan
dan
Keselamatan) 4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan 5) Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harusmenggunakan APD 6) Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan,bahan, peralatan dan sistem, segera lapor bila ada kondisiyang tidak aman kepada ata san. 7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan simbol dan /label B3 serta Material Safety Data Sheet (MSDS)
e. Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari yang ada isinya 4) Kesiapan penanggulangan a) DiIakukan oleh petugas yang ahli dalampenanggulangan bahaya gas medic di rumah sakit b) Tersedia alat pemadam kebakaran (APAR) c) Tersedia P3K dan antidotumt d) Tersedia alat komunikasi 5) Lokasi a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa tiupan angin kuat b) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat 6) Penanganan tehnis pada bongkar muat Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dari tingkat
E. Penyimpanan B3 Gas Mampat
a. Pewadahan dan penandaan Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar & akurat sesuai dengan jenis dari tingkat bahaya b. Kondisi ruangan 1) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir 2) Pengaturan suhu / panas / cahaya •
suhu sejuk dan kering
•
hindari cahaya langsung matahari
•
hindarkan instalasi listrik dan sumber panas
•
Hindarkan kenaikan suhu
3) Pengaturan udara
G. Penyimpanan B3 Beracun
a. Pewadahan dan penandaan Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan penandaan B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dari tingkat bahaya b. Kondisi ruangan Bahan dan konstruksi bangunan 1) Tahan terhadap B3 yang disimpan 2) Kedap air 3) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar 4) Tertutup rapat dan dapat dikunci 5.4.4. Tata Laksana Penggunaan B3
1. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
2. Ruang Iingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum pertolongan pertama yang berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dampak dan Risiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran bahan kimia, bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas, sarana dan Iingkungan rumah sakit. 3. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut:
a. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga. b. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan semenjakia
meninggalkan
rumah
kediaman
sampai
menuju
ketempat
pekerjaannya, selama jam kerja, maupun sekembalinya dan tempat kerja menuju
4) Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima laporan tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3 sebagaimana
dimaksud
wajib
segera
mengambil
langkah-langkah
penanggulangan yang diperlukan. 5) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk: a) Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat; dan atau b) Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar; yang diakibatkan oleh B3. 5.4.6. Tata Laksana Penanganan Tumpahan B3 1. Ketentuan Umum mengatasi Tumpahan
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harusdibersihkan karena dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaa n
i) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun detergen atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya. j) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material Safety Data Sheet” (MSDS). Langkah selanjutnya setelah pembersihan tumpahan B3: a) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk penanganan lebih lanjut. b) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman. c) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia. d) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/ sangat berbahaya, selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu pelindung.
5.4.8. Panduan Penanganan Terpapar B3 Pada Mata
1) Penanggulangan bila terjadi kontaminasi bahan-bahan berbahaya (B3) pada pekerja, bila terkena mata, yaitu : a. Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi dengan posisi kepala menengadahdan miring ke arah mata yang terkontaminasi. b. Membersihkan segera bahan kimia yangmengenai mata dengan sejumlah air yang dingindan bersih selama ± 15 - 20 menit. c. Memastikan air yang di siram menjauhi mukadan tidak mengenai mata sebelahnya. d. Memastikan tidak ada bahan kimia yangtertinggal ketika menyiram di sekitar kulit, alis dankelopak mata. e. Memastikan pekerja yang terkontaminasi tidakmenggosok matanya. f. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Pegawai dan Instalasi Gawat
6)
Kantong plastik warna ungu (2 buah)
7)
Sekop dan pengikis (1 buah)
8)
Wadah Iimbah benda tajam (1 buah)
9)
Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong)
10) Larutan deterjen 11) Tanda bahaya dan isolasi ( yellow tape)untuk mengkarantina daerah berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows) b. “I nfectiousspill” kit terdiri dari : 1)
Gaun pelindung (1 buah)
2)
Gloves (2 pasang)
3)
Masker penutup wajah ( face shieIds) dan mata ( googles) (@1 buah)
4)
Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot
5)
Air bersih (1 botol)
12) Tanda bahaya dan isolasi ( yellow tape)untuk mengkarantina daerah berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows) d. “Chemicalspill kit ” terdiri dari : 1)
Gaun pelindung (1 buah)
2)
Gloves (2 pasang)
3)
Masker penutup wajah ( face shield ) dankacamata pelindung ( googles) (@1 buah)
4)
Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot
5)
Air bersih (1 botol)
6)
Disinfektan cair (1 botol)
7)
Kantong plastik (2 buah)
8)
Sekop dan pengikis (1 buah)
9)
Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong)
Peringatan tetang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat penting dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih tetap diperlukan. Pengertian yang berkaitan dengan simbol B3: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan/ataukonsentrasinya dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. 2. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasiB3. 3. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dari jenis
25 cm
25 cm
Gambar 9 Bentuk Dasar Simbol B3
b. Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun (B3) harus dengan cat yang dapat berpendar (fluorenscence). Jenis simbol B3.
b. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing ), sebagaimana gambar 11 di bawah ini.
Gambar 11 Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat Pengoksidasi ( Oxidizing ).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
dapat melepaskan banyak
atau menimbulkan api ketika
c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab: e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0°C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35°C; f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0°C – 21°C; g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dan 24% volume dan/atau pada titik nyala ( flash point ) tidak Iebih dan 60°C (140°F) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode “ClosedUp Test ”: h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25°C dan 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan teradinya kebakaran melalui gesekan,
a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD5O (amat sangat beracun, sangat beracun dan beracun); dan/atau b) Sifat bahaya toksisitas akut. e. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful ), sebagaimana gambar 14 di bawah ini.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut : a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan; b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan,mengantuk atau pusing; c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau d) lritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata. g. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana gambar
Gambar 17 Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi Iingkungan ( dangerous
for the envir onment ) Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau
jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut: a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker; b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio; c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genetica; d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik; e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau f) gangguan saluran pernafasan. j. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan ( pressure gas), sebagaimana gambar 19.
b. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan mudah dilihat; c. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dan sisa-sisa bahan berbahaya dan beracun; dan d. Kemasan yang telah dibersihkan danB3 dan akan dipergunakan kembali untuk mengemas B3 harus diberi label “KOSONG” 2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3. Simbol yang dipasang pada kendaraan pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan sebagal berikut: a. Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya, dan tahan lama; b. Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan klasifikasi B3 yang diangkutnya;
-
Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpanan kemasanB3 yang tidak terhalang;
-
Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3.
6) Ketentuan pemasangan label Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah telepas dari kemasannya. a) Bentuk, warna dan ukuran. Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam, sebagaimana
Tabel 25 Pengisian Label B3 No Jenis Farmasi 1 Nama B3; Komposisi, No.CAS/No UN; Produsen
Penjelasan Pengisian Nama dagang B3/Nama bahan kimia. Komposisi atau formulasi bahan kimia. lnformasi lengkap mengenai penghasil.
2 Simbol
Disesuaikan dengan kiasifikasi B3.
3 Kata peringatan
Pilih salah satu “bahaya” atau “awas” sesuai dengan tingkat risiko.
Gambar 21 Kemasan B3 dengan Simbol dan Label
G. Panduan pembuangan Iimbah B3
Limbab B3 yang terdapat didalam TPS LB3 dikirim ke pihak ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3 dari Kementerian Lingkungan
g. Jika limbah asam dan Basah harus dinetralkan dahulu sebelum di salurkan ke IPAL (instalasi pengolahan air Iimbah). Untuk zat-zat logam berbahaya harus diendapkan dahulu, sehingga tidak membahayakan bagi kinerja IPAL rumah sakit. h. Limbah sisa gas yg mudah terbakar harus diamankan.
8. Panduan Penanganan Pembuangan Limbah B3
b. Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 di lokasi pengolahan limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan limbah B3 berdasarkan PeraturanPemerintah No. 101 Tahun 2014, dengan ketentuan sebagat berikut: 1. Penyimpanan selama 90 hari sejak limbah B3 dihasilkan, untuk limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg perhari atau lebih. 2. Penyimpanan selama 180 hari sejak Iimbah B3 di hasilkan, untuk limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg per hari untuk limbah B3 kategoril.
(1) Lembar asli (pertama) disimpan oleh pengangkut Iimbah B3 setelah ditandatangani oleh pengirimlimbah B3; (2) Lembar kedua yang sudah ditandatangani oleh pengangkut limbah B3, oleh pengirim limbah B3dikirimkan kepada instansi yang bertanggung jawab; (3) Lembar ketiga yang sudah ditandatangani oleh pengangkut disimpan oleh pengirim limbah B3;
(4) Lembar keempat setelah ditandatangani oleh pengirim limbah B3 oleh pengangkut diserahkankepada penerima limbah B3; (5) Lembar kelima dikirimkan oleh penerima kepada instanisi yang bertanggung jawab setelah ditandatangani oleh penerima limbah (6) Lembar keenam dikirim oleh pengangkut kepada Bupati/Walikota atau Kepala Daerah yang bersangkutan dengan pengirim, setelah ditandatangani oleh penerima limbah B3; (7) Lembar ketujuh setelah ditandatangani olehpenerima oleh pengangkut dikirimkan kepadapengirimlimbah B3; (8) Lembar kedelapan sampai dengan lembarkesebelas dikirim oleh pengangkut kepada pengirimIimbah B3 setelah ditandatangani oleh pengangkutterdahulu dan diserahkan kepada pengangkutberikutnya.
MANIFEST LIMBAH B3 KEPDAL NOMOR 02 TAHUN 1995 TENTANG DOKUMEN LB3
Kode manifest
BAGIAN YANG HARUS DIISI OLEH PENGHASIL (Harus terisi semua)
BAGIAN YANG HARUS DIISI OLEH PENGANGKUT (Cek kesesuaian Nomor kendaraan dengan rekomendasi dan izin)
BAGIAN YANG HARUS DIISI OLEH PENERIMA LIMBAH (Cek tanggal penerimaan limbag
Gambar 22 Contoh Dokumen Waste Manifest
BAB IV DOKUMENTASI