Prof. Dr. M. Ali Ramdhani
[email protected] Pendidikan: S1: Institut Pertanian Bogor S2: Institut Teknologi Bandung S3: Institut Teknologi Bandung
Guru Besar UIN “Sunan Gunung Djati” Bandung bidang Analisa Keputusan
Latar Belakang Manajemen strategis pada prinsipnya merupakan pengambilan keputusan yang akan menentukan apakah suatu organisasi itu unggul, dapat bertahan hidup, atau menghadapi kematiannya. Tugas dari manajemen strategis adalah menggunakan sebaik-baiknya sumberdaya organisasi dalam lingkungan yang berubahubah.
Definisi Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Termasuk di dalamnya pengamatan lingkungan (eksternal maupun internal), perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi, serta pengendalian
Prinsip •
• Fairness
Transparency
•
GCG Accountability
Responsibility
•
Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai organisasi Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan organisasi terlaksana secara efektif Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan organisasi terhadap perundangundangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang berlaku
Dasar Manajemen Strategis
Dasar Perencanaan Strategi
Perencanaan Intuitif Antisipatif
Perencanaan Jangka Panjang Formal
Dasar pengalaman masa lalu, pertimbangan cara berfikir reflektif
Dasar prosedur, penelitian, melibatkan banyak orang, menghasilkan seperangkat rencana tertulis
Perencanaan Strategi
Metodologi Manajemen Strategik
FILOSOFI
VISI IDEAL
LINGKUNGAN REALISTIS STRATEGIS
MISI
ISU STRATEGIS
Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) •
Input – – – – – – –
• • • •
Man Money Material Matchine Method Market Milleu
Output Outcome Benefit Impact
Landasan Ideal
Filosofi/ Value
Visi
Misi
• • • •
Transparansi Akuntabilitas Pertanggungjawaban Kewajaran
(Transparency) (Accountability) (Responsibility) (Fairness)
Organisasi yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif untuk tingkat Jawa Barat 2010
Landasan Realistis Social Environment
Sociocultural forces
Economic forces
Task Environment Shareholder Suppliers
Governments
ENVIRONMENTAL SCANING
Special interest group
Internal Environment Structure, culture, resources
Customer Creditors
Communities Politicallegal forces
Employes/ labor unions
Competitors Trade association Technoligical forces
PENGANTAR
Dasar Pemikiran Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan membutuhkan Kerangka Dasar Pemikiran tentang:
MASALAH Masalah adalah kesenjangan dari apa yang senyatanya ada dengan seharusnya ada
MEMERLUKAN •Kajian kausalitas sebab akibat •Pengamatan keterkaitan aspek-aspek •Alternatif pemecahan •Tindakan yang akan diambil
MASALAH
Masalah Masalah adalah kesenjangan dari apa yang senyatanya ada dengan seharusnya ada
• • • • • • • •
Kesenjangan Perbedaan Penyimpangan Pelanggaran Penyelewengan Ketidaksesuaian Ketidak cocokan Ketidak harmonisan
• • • • • • • • • •
Direncanakan >< Pelaksanaan Diharapkan >< Kenyataan Diinginkan >< Didapatkan Kebijaksanaan >< Pelaksanaan Keputusan >< Pelaksanaan Hukum >< Praktek Perundang-undangan >< Praktek Peraturan >< Pelaksanaan Nilai/Norma >< Tindak/Perilaku Agama >< Tindak/Perilaku
DEFINISI: MASALAH ADALAH KETIDAKSESUAIAN ANTARA KONDISI YANG SENYATANYA DENGAN SEHARUSNYA
Penyimpangan dalam Grafik
yang seharusnya
Kondisi Kekinian • • • •
tetap → perubahan, pasti → ketidak pastian, statis → dinamika masa lalu bukan satu-satunya panduan yang dapat diandalkan untuk memproyeksikan masa yang akan datang.
MENYELESAIKAN MASALAH
Masalah akan selalu ada. Melatih orang memecahkan masalah dengan lebih baik, dapat sangat berpengaruh pada kemampuan mereka menghadapi masalah di semua lini kehidupan. Baik mengenai pekerjaan, keluarga, keuangan, dan lain sebagainya.
Hasil penelitian psikolog Thomas D’Zurilla & Arthur Nezu
ESENSI PEMECAHAN MASALAH LANGKAH PEMECAHAN MASALAH • Rumuskan masalah • Temukan alternatif solusi • Analisa tiap alternatif • Pilih alternatif “terbaik” • Laksanakan pilihan solusi • Evaluasi hasil
PENGEMBANGAN MENTAL
POKOK BAHASAN
Mempertajam analisis atas pokok-pokok pengembangan diri
A
Tukang Becak : “Mau ke mana?” Penumpang : “Ah, terserah deh ke mana aja.”
Apa yang selanjutnya terjadi? Kemungkinan 1 : Dibawa berputar-putar lalu kembali ke tempat semula Kemungkinan 2 : Dibawa ke sembarang tempat, dan mungkin Anda akan tersesat
B
Mengapa?
• Mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri sekaligus mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan; maka seratus kali berperang, seratus kali akan menang • Sebagaimana ia mengajari orang lain, demikianlah hendaknya ia berbuat. Setelah ia dapat mengendalikan dirinya sendiri dengan baik, hendaklah ia melatih orang lain. Sesungguhnya amat sukar untuk mengendalikan diri sendiri.
Membangun Kepercayaan Diri
HOREEE………..SUKSES…..
Banyak orang yang membuat kesalahan-kesalahan yang tidak perlu ketika terlalu tegang karena itu... “BE ABLE TO WORK UNDER PRESSURE!”
KITA ADALAH APA YANG KITA KERJAKAN BERULANG-ULANG, OLEH KARENA ITU KEUNGGULAN BUKANLAH SUATU PERBUATAN, MELAINKAN SEBUAH KEBIASAAN Aristotle
KEBIASAAN (titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan dan keinginan)
BELAJAR BERARTI MERUBAH KONSTRUKSI
KONSTRUKSI KEBIASAAN
KEBIASAAN
STRUKTUR KEBIASAAN
• Pengetahuan adalah padigma teoritis, tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa. • Keterampilan adalah bagaimana melakukannya. • Keinginan adalah motivasi untuk melakukan.
P
1. NATURAL: •
FISIK
•
PSICHOLOGIS
E
R
IQ
EQ
• KAPABILITAS
PQ
• PERSONALITY
SQ
TALENT
2. ARTIFISIAL:
I L A
K I N E R J A
K
ILMU
PENGALAMAN
BUDAYA
NILAI
• BEHAVIOR FROM THE HEAD
DLL
• BEHAVIOR FROM THE HEART
U
• BEHAVIOR FROM THE HAND
THE 7 HABITS OF HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE (Stephen R Covey)
1.
Be proactive; jadilah proaktif, orang yang digerakkan oleh nilai.
2.
Begin with the end in mind; mulai dengan akhir dalam pikiran, harus tahu tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
3.
Put first thing first; dahulukan yang harus didahulukan, berfikir prioritas.
4. 5.
Win-win; berfikir menang menang Seek first to understand than to be understood; berusaha mengerti dulu baru dimengerti.
6.
Synergize; wujudkan sinergi, kerjasama kreatif, keseluruhan lebih besar dari bagian-bagian.
7.
Sharpen the saw; asahlah gergaji, dengan selalu memperbaharui empat dimensi yaitu fisik, spiritual, mental dan emosional.
Pengenalan Diri
INTEGRATIVE THINKING - The Power of Positive Thinking - Winner and Loser Behavior
Integrative Thinking
EQ
IQ
PQ
SQ
KECERDASAN INTELEKTUAL
Uji kepedulian
FOKUS
Kapasitas Otak
Mari SENAM otak sebentar
Sebut warnanya BUKAN baca tulisannya!
MERAH
Sebut warnanya BUKAN baca tulisannya!
HITAM
Sebut warnanya BUKAN baca tulisannya!
HIJAU
Sebut warnanya BUKAN baca tulisannya!
BIRU
Sebut warnanya BUKAN baca tulisannya!
KUNING
Sebut warnanya BUKAN baca tulisannya!
PUTIH
ANDA DOMINAN OTAK YANG MANA?
KECERDASAN EMOSIONAL
Kecerdasan emosional (EQ)
Your attitude determine your altitude
• EQ (emotional intelligence) berperan 85-90% • EQ mempertahankan sukses • IQ (brain intelligence) berperan 10-15% • IQ hanya memberi tiket menuju sukses
pengendalian diri ketekunan semangat motivasi
Berani
Penakut
KEMAMPUAN & KEMAUAN BELAJAR
Semangat, Kerja Keras, dan Motivasi
Kerjasama
Kepercayaan
one for all – all for one
empati
mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain
Bersyukur
KECERDASAN FISIK
Kecerdasan fisik (PQ)
Senyum!!!
Menjaga Penampilan
Pada 3-30 detik pertama berjumpa, orang akan berpersepsi tentang:
Status sosioekonomik Anda
Tingkat keterpelajaran
Menyenangkan atau tidakkah Anda
KECERDASAN SPIRITUAL
Hakekat Manusia
Manusia adalah mahluk dua dimensi yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan emosi serta intelegensi yang baik dan penguasaan ruhiah vertikal (kecerdasan spiritual)
Definisi
KECERDASAN SPRITUAL (SQ) ADALAH KEMAMPUAN UNTUK MEMAHAMI MAKNA (MEANING) DAN NILAI (VALUE) TERTINGGI KEHIDUPAN SERTA TUJUAN (VISION) FUNDAMENTAL KEHIDUPAN. SQ MENJAWAB PERTANYAAN YANG PALING MENDASAR
* * * *
SIAPA KITA UNTUK APA KITA DILAHIRKAN MAU KEMANA KITA DAN KEPADA SIAPA KITA AKAN KEMBALI
Membangun Integritas Diri 1. Star principle Tujuan hidup hanya Tuhan Yang Maha Esa 2. Angel principle Integritas malaikat tanpa pamrih 3. Leadership principle Meneladani kepemimpinan nabi dan rasul 4. Learning principle Manusia pembelajar, berpedoman pada kitab suci 5. Vision principle Visi jauh ke depan (dunia dan akhirat) 6. Well organized principle Siap dan ikhlas menghadapi segala peran, kondisi, tantangan dan resiko
Orientasi Hidup
Hidup itu Singkat!!!
POSITIVE THINKING
• THE SECRET
PRINSIP 90/10 • Bagaimana prinsip 90/10 itu? - 10% dari hidup anda terjadi karena apa yang langsung anda alami. - 90% dari hidup anda ditentukan dari cara anda bereaksi. Apa maksudnya? Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri anda.
Contohnya: Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan hal ini akan membuang seluruh schedule anda. Kemacetan telah menghambat seluruh rencana anda. Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini. Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini. Bagaimana caranya? …. Dari cara reaksi anda!! Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi anda dapat mengontrol reaksi anda. Marilah kita lihat contoh berikut ini:
Kondisi 1 Anda makan pagi dengan keluarga anda. Anak anda secara tidak sengaja menyenggol cangkir kopi minuman anda sehingga pakaian kerja anda tersiram kotor. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja terjadi. Reaksi anda: Anda bentak anak anda karena telah menjatuhkan kopi ke pakaian anda. Anak anda akhirnya menangis. Setelah membentak, anda menoleh ke istri anda dan mengkritik karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu pinggir diujung meja. Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak anda masih menangis sambil menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak anda ketinggalan bis. Istri anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke mobil dan mengantar anak anda ke sekolah. Karena anda telat, anda laju mobil dengan kecepatan 70 km/jam padahal batas kecepatan hanya boleh 60 km/jam. Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600.000, - karena melanggar lalu lintas, akhirnya anda sampai di sekolah. Anak anda secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit. Setelah tiba di kantor dimana anda telat 20 menit, anda baru ingat kalau tas anda tertinggal di rumah.
Hari kerja anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan semakin buruk. Pikiran anda terganggu karena kondisi di rumah. Pada saat tiba di rumah, anda menjumpai beberapa gangguan hubungan dengan istri dan anak anda. Mengapa? … Karena cara anda bereaksi pada pagi hari. Mengapa anda mengalami hari yang buruk?* 1. Apakah penyebabnya karena kejatuhan kopi? 2. Apakah penyebabnya karena anak anda? 3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas? 4. Apakah anda penyebabnya? PENYEBABNYA adalah anda sendiri!! Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir kopi. Cara anda bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab hari buruk anda.
Kondisi 2 Cairan kopi menyiram baju anda. Begitu anak anda akan menangis, anda berkata lembut: "Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya." Anda ambil handuk kecil dan lari ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan mengambil tas, secepatnya anda menuju jendela ruang depan dan melihat anak anda sedang naik bis sambil melambaikan tangan ke anda. Anda kemudian mengecup lembut pipi istri anda dan mengatakan: "Sampai jumpa makan malam nanti.” Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menegur staff anda. Bos anda mengomentari semangat dan kecerahan hari anda di kantor. Apakah anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut?
2 (dua) skenario berbeda, dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri dengan kondisi berbeda.
Mengapa? Ternyata penyebabnya adalah dari cara anda bereaksi! Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang 90% tergantung dari reaksi anda sendiri. Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang mengatakan hal buruk tentang anda, jangan cepat terpancing. Biarkan serangan tersebut mengalir seperti air di gelas. Anda jangan membiarkan komentar buruk tersebut mempengaruhi anda. Jika bereaksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan anda: kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan
Bagaimana reaksi anda jika mobil anda mengalami kemacetan dan terlambat masuk kantor? Apakah anda akan marah? Memukul stir mobil? Memaki-maki? Apakah tekanan darah anda akan naik cepat? Siapa yang peduli jika anda datang telat 10 detik? Kenapa anda biarkan kondisi tersebut merusak hari anda? Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah anda akan cepat terselesaikan. Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan hidup dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita mengerti cara menggunakan prinsip 90/10.
Defining the Problem 0811211126
Kekuatan Informasi
Pembacaan Masalah Sistem nyata akan dilihat dan dibaca oleh manusia, dan membentuk image atau gambaran tertentu di dalam pikirannya. Namun image ini tidak persis sama dengan sistem nyata, karena manusia membacanya dengan menggunakan sudut pandang tertentu. Sudut pandang yang dimaksud di sini adalah visi atau wawasan yang dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni: – Sistem nilai yang diyakini/ dianut – Ilmu pengetahuan yang dimiliki – Pengalaman hidup.
Sudut Pandang
MASALAH
DUNIA DUNIA NYATA NYATA
SUDUT PANDANG
Informasi tidak lengkap
Penetapan Masalah Dalam penetapan masalah, umumnya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Elaborasi Penetapan masalah dimulai dengan yang sederhana dan secara bertahap dielaborasi hingga memperoleh masalah yang lebih representatif (akurat dan faktual). Penyederhanaan dilakukan dengan menggunakan sistem asumsi yang ketat, yang tercermin pada jumlah, sifat, dan relasi variabelvariabelnya. Tetapi asumsi yang dibuat tetap harus memenuhi persyaratannya, yaitu konsistensi, independensi, ekivalensi, dan relevansi 2. Analogi Penetapan masalah dilakukan dengan menggunakan norma, nilai, hukum, filosofi yang sudah dikenal secara luas. 3. Dinamis Penetapan masalah tidak bersifat mekanistik dan linier. Oleh karena itu dalam tahap pengembangannya mungkin saja dilakukan pengulangan.
Persepsi
REFLEK
CARA PANDANG
Berbicaralah berdasarkan data • Hindari pemutar-balikan fakta • Hindari pendapat (opini) • Hindari salah tafsir Analisalah persoalan Secara terperinci Sehingga sesuatu yang tidak nyata Menjadi nyata Dengan Menggunakan analisa statistik
Bantu membuat keputusan yang benar dan tepat
'Owning' the Problem
Symptom VS Problem
Banjir VS Jaringan Irigasi
Symptom
Macet VS Kapasitas Jalan
Symptom
Problem
Problem
Diagnosing the Problem
7 Tools
No
Nama
Fungsi
1
Check Sheet
Koleksi data dengan mudah
2
Histogram
Menangkap bentuk distribusi karakteristik objek
3
Pareto diagram
Penyempitan area masalah
4
Cause Effect Diagram
Penetapan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab masalah
5
Stratification
Memeriksa benar tidaknya penyebabpenyebab (discrete causes) yang diperkirakan
6
Scatter Diagram
Memeriksa benar tidaknya pengaruh penyebab kontinu yang diperkirakan
7
Control Chart
Menangkap perubahan dinamis dan observasi terhadap standar
Root Causes
Langkah 1
• Semua masalah tidak dipecahkan sekaligus, tetapi dipilih satu demi satu • Bila terdapat banyak masalah, pilih satu yang terpenting: Yang paling sering terjadi
•
•
Gunakan check sheet, Histogram, Pareto Diagram, Peta Kontrol Tetapkan target !!
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pilihan masalah
East West North
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr
Langkah 2
• Untuk masalah yang dipilih, buat dugaan sebab-sebab dari masalah.
• Brainstorming • Gunakan CE Diagram
Masalah
Langkah 3
• Seluruh analisis harus didasarkan pada fakta, jangan opini (prinsip “speak with fact”) • Untuk setiap dugaan, buktikan keterkaitannya secara empirik
• Pilih sebab yang bisa dikuantitatifkan • Buktikan hubungan sebab-akibat dengan scatter diagram
… ………….
… ……….
Langkah 4
• Setelah diketahui sebab mana yang terbukti benar menjadi penyebab masalah semula, tentukan rencana tindakan yang perlu diambil
Gunakan: 5 W +1H: • • • • • •
What Why Who When Where How
Langkah 5 • Laksanakan rencana dengan konsisten
Langkah 6 • Periksa apakah masalah sudah dipecahkan (menurun?)
• Gunakan lagi check sheet, histogram, Pareto Diagram sebelum dan sesudah tindakan • Apakah ada penurunan ?
90 80 70 60
70 60 50 East West North
50 40 30 20 10 0
East West North
40 30 20 10
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr
0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr
Langkah 7 • Pelihara agar tidak terjadi pengulangan masalah • Masalah akan berulang bila penanganan tidak terhadap masalah tapi pada “gejala”
• Tetapkan standard dan prosedur (baru) • Bila perlu standard dan prosedur lama diubah
Langkah 8 • Ulangi kembali seluruh langkah mulai langkah 1 dst untuk masalah berikutnya • Bisa terjadi masalah semula masih menjadi masalah dominan
Models
Model • Karakteristik umum dari sistem pendukung keputusan adalah adanya MODEL • Model adalah abstraksi atau penyederhanaan dari sistem nyata • Bentuk model: – Ikonik: replika sistem seperti foto, gambar, peta – Analog: representasi simbolik dari sistem misal grafik perubahan nilai saham – Matematik: menggunakan relasi matematik untuk menggambarkan sistem • Model banyak digunakan untuk memfasilitasi pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
Model Secara umum model digunakan untuk memberikan gambaran (description), memberikan penjelasan (prescription), dan memberikan perkiraan (prediction) dari realitas yang diselidiki
a+a=? Pendekatan dalam pembuatan model: – Simulasi – Optimasi – Heuristik
A B
10’ A+B2
10’ A+B
Keuntungan memakai model: • Kompresi waktu • Manipulasi lebih mudah dilakukan dibanding dengan manipulasi sistem • Biaya eksperimen pada model jauh lebih murah • Resiko rendah • Bisa memperkirakan resiko • Memungkinkan pengembangan alternatif-alternatif • Menjadi alat untuk belajar dan pelatihan
Review of Problem Solving Models
The Optimizing Model MASALAH
Perumusan Perumusan Kebutuhan Kebutuhanakan akan Keputusan Keputusan
MASALAH
Penyerderhanaan Penyerderhanaan masalah masalah
A1
Standar minimum x y z
A2 A3
Perumusan Perumusan Kriteria Kriteria
Identifikasi Identifikasi alternatif alternatif
1.
A1
x, y, z ?
?
2.
A2
x, y, z ?
3.
A3
x, y, z ?
Ada alternatif yang memuaskan ?
Bandingkan Bandingkanalternatifalternatifalternatif alternatifberdasarkan berdasarkankriteria kriteria yang yangtelah telahdisepakati disepakati
Ya
Tidak A4 A5 Cari Carialternatif alternatif lain lain
Pilihan memuaskan Penentuan Penentuan Pilihan PilihanTerbaik Terbaik
The Satisficing Model
A1 Pemilihan Pemilihan Alternatif Alternatifyang yang Disukai Disukai MASALAH Perumusan Perumusan Kebutuhan Kebutuhanakan akan Keputusan Keputusan
A1 ?
A2
Identifikasi Identifikasi Calon CalonAlternatif Alternatif Pembanding Pembanding
A3 Identifikasi Identifikasi Alternatif Alternatif
A1
atau atau A2
Pembandingan Pembandingan Alternatif Alternatif
Kriteria
A1
Perumusan PerumusanKriteria Kriteria Tambahan Tambahan
Implicit favorite Pemilihan Pemilihan Alternatif AlternatifIdaman Idaman
Model DEPHI
Masalah
Masalah disampaikan ke setiap anggota ahli
Daftar anggota ahli
Setiap ahli memberikan jawaban rekomendasi
Moderator mengumpulkan pendapat para ahli kemudian mendistribusikan di antara anggota
Tukar-menukar informasi di antara anggota
Para ahli memberikan komentar atas ide/ pendapat ahli lainnya. Mungkin terjadi ahli yang bersangkutan mengajukan jawaban baru
tidak ada konsensus
Dapat diambil keputusan
ada konsensus
Solusi
Model Nominal Group Technique Satu kelompok kecil menerima instruksi dari moderator serta menerima masalah
Partisipan menulis ide tentang penyelesaian masalah
Setiap partisipan mempresentasikan idenya dan ditulis/ didaftarkan pada papan tulis beserta penjelasannya (jika perlu)
Setiap ide didiskusikan, diperjelas, dan dievaluasi secara umum oleh seluruh anggota
Secara individu, setiap partisipan menyusun urutan ide sesuai dengan pendapatnya
Ide yang memperoleh urutan tertinggi ditetapkan sebagai keputusan kelompok
Creative Thinking
BERPIKIR KREATIF
Mengapa Perlu Berpikir Kreatif?
Karena banyak masalah di dunia nyata yang “tidak standar”
Apa yang dimaksud dengan Inovasi ?
• Penerapan kreatif untuk sesuatu yang baru. • Prinsip Inovasi: - Dimulai dari Peluang. - Bersifat Konseptual dan Perseptual - Sederhana dan Fokus - Dimulai dari Hal-hal yang kecil - Dikaitkan dengan Tujuan - Dihindari berbelit-belit, Rumit.
Inovasi merupakan alat spesifik yang memberikan kepada sumberdaya suatu kemampuan baru untuk menciptakan kesejahteraan, bahkan inovasi menciptakan sumberdaya.
Penciptaan Inovasi Nilai ?
Biaya
Inovasi Nilai
Nilai Pembeli
Upaya Bersamaan dalam Mengejar Differensiasi dan Biaya Rendah
BP: McDonal & Bob Sadino
Inovasi sebagai Penciptaan Nilai Tambah
Kreativitas + Inovasi = Nilai Tambah ?
Peluang Sumber Inovasi secara Sistematik: Hal yang tak Terduga (the unexpected)
Keberhasilan tak terduga, Sumber peluang inovasi paling kaya dengan resiko kecil, diperlukan adanya tekad dan kemauan kuat dari pimpinan organisasi untuk melihat kenyataan dan mengakui bahwa “kita salah” dan diperlukan reorientasi perencanaan. BP: Swalayan
Kegagalan tak Terduga, kegagalan memberikan tanda adanya perubahan sehingga memunculkan peluang baru. BP: Basic House Your First House Peristiwa Luar tak Terduga, memberikan peluang paling besar dan resiko paling kecil bagi perusahaan besar.
Peluang Sumber Inovasi secara Sistematik: Demographic
• • • • • • • • •
Age Gender Family size Income Occupation Education Religion Race Nationality
Make something different
What do u think about this ?
Problem Solving and Decision Making
Falsafah • Pada umumnya para pakar sependapat bahwa kata keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. • Pengambilan keputusan hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar dan yang salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang "hampir benar" dan yang "mungkin salah". • Keputusan didasarkan atas fakta dan nilai (facts and values). • Keputusan itu berbeda satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan ditimbulkannya
Kriteria • Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan diukur berdasarkan: – Rasionalisme, dengan tuntutan terhadap pertimbangan logis dari penyelesaian masalah. – Empirisme, dimana penyelesaian masalah dituntut untuk memiliki hubungan antara fakta. – Positivisme, penyelesaian suatu masalah dituntut untuk memiliki kapasitas meramalkan (predictive) dan memiliki konsentrasi pada aspek pragmatis dari sistem.
Kriteria Penilaian
• • • •
Faster, Better, Cheaper, “Simple”
Pendekatan
Political Behavior
Rational Analytics
Intuitive Emotional
Logika Umum
• Model Deduktif • Model Induktif
Pengambilan Keputusan
Simon menjelaskan proses pengambilan keputusan mengikuti tiga tahapan sbb:
Intelligence
Design
Choice
Identify the Problem
Formulate alternatives
Select one alternative
Proses Pengambilan Keputusan
Decision Making vs Problem Solving • Masalah: – Terjadi jika sistem tidak mencapai tujuan yang telah ditetapkan – Mencari opportunity baru
• Membedakan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sering sulit dilakukan • Tiga tahapan Simon dapat dianggap sebagai decision making kemudian mengimplementasikan keputusan adalah problem solving
Convergent and Divergent Problems
Convergent and Divergent Problems
Pilihan Hilda
Dhani
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pilih kegiatan berdasarkan preferensi individu/ kelompok Berikan nilai preferensi Lihat nilai substansi dari kegiatan Kumpulkan substansi yang sama/ mirip Bangkitkan kegiatan alternatif Berikan penilaian ulang Evaluasi setiap langkah
KONTEMPLASI