Bab 6 Trouble Shooting dan 7 OSI Layer A. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu menggunakan tools jaringan yang ada. 2. Mahasiswa memahami perintah-perintah dasar konfigurasi jaringan. 3. Mahasiswa memahami konsep layering.
B. LANDASAN TEORI 1. Konsep OSI Layer Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan Internasional Organization for Standardization (OSI) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model “Model tujuh lapis OSI” (OSI seven layer model).
Gambar 6.1 Model 7 OSI Layer Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibiltas antar pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya dapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak saling berkomunikasi. Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut: Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkanoleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat Trouble shooting dan OSI Layer | 1
berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan. a. Manfaat • Membuat peralatan vendor yang berbeda dapat saling bekerjasama • Membuat stadarisasi yang didapat dipakai vendor untuk mengurangi kerumitan perancangan • Standarisasi interfaces • Kerjasama dan komunikasi teknologi yang berbeda • Memudahkan pelatihan network
Gambar 1.2 OSI Model (Data&Layer)
Layer Physical
Ini adalah layer yang paling sederhana berkaitan dengan electrical (dan optical) koneksi antar peralatan. Data biner dikodekan dalam bentuk yang dapat ditransmisi melalui media jaringan, sebagaicontoh kabel, transceiver dan konektor yang berkaitan dengan layer Physical. Fungsi Physical Layer adalah Bertanggungjawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem. Contoh device: * Repeater * Multiplexer * Hubs (Passive and Active) * TDR * Oscilloscope * Amplifier
Layer Data Link
Trouble shooting dan OSI Layer | 2
Layer ini menyediakan transfer data yang lebih nyata. Sebagai penghubung antara media network dan layer protocol yang lebih high-level. Fungsi :
Mengkomuninasikan bit ke bytes dan byte ke frame Menerima perangkat media berupa MAC Addressing Deteksi error dan recovery error Menyediakan transmisi phisik dari data Menangani notifikasi error, topologi jaringan, flow control Memastikan pesan-pesan akan terkirim melalui alat yang sesuai di LAN menggunakan hardware address (MAC) Media Access Control (MAC), 24 bit vendor code dan 24 bit serial numbernya
Contoh device: * Bridge * Switch * ISDN Router * Intelligent Hub * NIC * Advanced Cable Tester
Layer Network
Tugas utama dari layer network adalah menyediakan fungsi routing sehingga paket dapat dikirim keluar dari segment network lokal ke suatu tujuan yang berada pada suatu network lain. IP, Internet Protocol, umumnya digunakan untuk tugas ini. Protocol lainnya seperti IPX, Internet Packet eXchange. Beberapa fungsi yang mungkin dilakukan oleh Layer Network :
Membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu Mendeteksi Error Memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak Mengendalikan aliran Contoh device: * Brouter * Router * Frame Relay Device * ATM Switch * Advanced Cable Tester
Layer Transport
Layer transport data, menggunakan protocol seperti UDP, TCP dan/atau SPX (Sequence Packet eXchange, yang satu ini digunakan oleh NetWare, tetapi khusus untuk koneksi berorientasi IPX). Layer transport adalah pusat dari mode-OSI. Layer ini menyediakan transfer yang reliable dan transparan antara kedua titik akhir, layer ini juga menyediakan multiplexing, kendali aliran dan pemeriksaan error serta memperbaikinya.
Trouble shooting dan OSI Layer | 3
Melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi (reassembling) dari upper layer menjadi sebuah arus data yang sama.
Menyediakan layanan tranportasi data ujung ke ujung. Membuat sebuah koneksi logikal antara host pengirim dan tujuan pada sebuah internet work Bertanggungjawab menyediakan mekanisme multiplexing Multiplexing = teknik untuk mengirimkan dan menerima beberapa jenis data yang berbeda sekaligus pada saat yang bersamaan melalui sebuah media network. Contoh device: * Gateway * Advanced Cable Tester * Brouter
Layer Session
Layer Session, sesuai dengan namanya, sering disalahartikan sebagai prosedur login pada network dan berkaitan dengan keamanan. Layer ini menyediakan layanan kedua layer diatasnya. Melakukan koordinasi komunikasi antara entiti layer yang diwakilinya. Fungsi: • Bertanggungjawab untuk membentuk, mengelola, dan memutuskan session-session antar-layer diatasnya. • Kontrol dialog antar peralatan / node. • Koordinasi antar sistem-sistem dan menentukan tipe komunikasinya (simplex,halfdulplex, full duplex) • Menjaga terpisahnya data dari banyak aplikasi yang menggunakan jaringan. Contoh device: * NetBIOS * Names Pipes * Mail Slots * RPC
Layer Presentation
Layer presentation dari model OSI melakukan hanya suatu fungsi tunggal translasi dari berbagai tipe pada syntax sistem. Sebagaicontoh, suatu koneksi antara PC dan mainframe membutuhkan konversi dari EBCDIC character-encoding format ke ASCII dan banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Kompresi data (dan enkripsi yang mungkin) ditanganioleh layer ini. Fungsi Presentation Layer : Bertannggungjawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi,translasi data, enkripsi dan konversi. Trouble shooting dan OSI Layer | 4
Contoh : * format gambar: jpg, gif, png, dsb
Layer Application
Layer Application adalah penghubung utama antara aplikasi yang berjalan pada satu komputer dan resources network yang membutuhkan akses padanya. Layer Application adalah layer dimana user akan beroperasi padanya, protocol seperti FTP, telnet, SMTP, HTTP, POP3 berada pada layer Application. Contoh : Telnet, HTTP, FTP, WWW Browser, SMTP Gateway / Mail Client (eudora, outlook, thebat)
Command line
2. Trouble shooting hardware dan software Trouble shooting hardware Perangkat keras (hardware) merupakan salah satu element dari sistem komputer, suatu alat yang bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung, yang mendukung proses komputerisasi. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan perangkat keras. Merupakan perangkat yang dapat kita lihat dan dapat kita sentuh secara fisik, seperti perangkat perangkat masukan, perangkat pemroses, maupun perangkat keluaran. Peralatan ini umumnya cukup canggih. Dia dapat bekerja berdasarkan perintah yang ada padanya, yang disebut juga dengan instruction set. Dengan adanya perintah yang dimengerti oleh mesin, maka perintah tersebut melakukan berbagai aktifitas kepada mesin yang dimengerti oleh mesin tersebut sehingga mesin bisa bekerja berdasarkan susunan perintah yang didapatkan olehnya terdapat beberapa komponen dasar komputer yang wajib dimiliki agar beroprasi dengan baik perangkat keras yang wajib dimiliki adalah: 1. Monitor : perangkat keras yang berguna untuk memvisualisasikan output dari proses yang tejadi di PC. 2. Keyboard : alat input terpenting yang digunakan untuk memasukan karakter huruf, angka, maupun perintah-perintah khusus ke komputer. 3. Motherboard :tempat melekatnya berbagai komponen komputer. Motherboard sebagai media komunikasi antara CU, memori, BIOS, CMOS, perangkat video, perangkat suara, perangkat penyimpan data, Chipset, dll. 4. Memory : dimanfaatkan untuk menyimpan data secar sementara atau dlam jangka waktu yang lama. RAM adalah jenis perangkat yang sangat menentukan kerja komputer. Pada saat pertama kali komputer dinyalakan proses yang terjadi adalah inisialisasi semua perangkat dan selanjutnya iformasi ini disimpan di RAM. 5. RAM : memiliki banyak fungsi, akan tetapi yang terpenting adalah menyimpan hasil eksekusi program dan sistem driver dari perangkat keras yang digunakan.
Trouble shooting dan OSI Layer | 5
6. Hardisk : media penyimpanan yang dibangun dari satu atau lebih piringan metal yang diatur secara horizontal terhadap poros putaranpiring tersebut. Teknik dalam Troubleshooting Terdapat dua macam teknik dalam mendeteksi permasalahan dalam komputer, yaitu teknik Forward dan teknik Backward. Untuk lebih mengenal kedua teknik tersebut, ada baiknya kita bahas terlebih dahulu definisi dari masing-masing teknik tersebut. 1. Teknik Forward Sesuai dengan namanya, maka dalam teknik ini segala macam permasalahan dideteksi semenjak awal komputer dirakit dan biasanya teknik ini hanya digunakan oleh orang-orang dealer komputer yang sering melakukan perakitan komputer. Pada teknik ini hanya dilakukan pendeteksian masalah secara sederhana dan dilakukan sebelum komputer dinyalakan (dialiri listrik). Untuk mempermudah silakan simak contoh berikut : • Setelah komputer selesai dirakit, maka dilakukan pemeriksaan pada semua Hardware yang telah terpasang, misalnya memeriksa hubungan dari kabel Power Supply ke soket power pada Motherboard. • Untuk casing ATX, kita periksa apakah kabel Power Switch sudah terpasang dengan benar. 2. Teknik Backward Hampir sama dengan teknik sebelumnya, teknik Backward adalah teknik untuk mendeteksi kesalahan pada komputer setelah komputer dinyalakan (dialiri listrik). Teknik lebih banyak digunakan karena pada umumnya permasalahan dalam komputer baru akan timbul setelah “jam terbang” komputernya sudah banyak dan ini sudah merupakan hal yang wajar. Dapat kita ambil beberapa contoh sebagai berikut : • Floppy Disk yang tidak dapat membaca disket dengan baik. • Komputer tidak mau menyala saat tombol power pada casing ditekan. Tabel Pendeteksian Masalah Setelah penjelasan sederhana dari kedua teknik tersebut penulis akan membahas lebih dalam lagi ke teknik Backward, karena bagi pengguna komputer rumahan tentunya teknik ini lebih banyak akan digunakan ketimbang teknik Forward. Untuk lebih mempermudah dalam pendeteksian masalah pada komputer Anda, silakan simak tabel berikut :
Analisa Pengukuran
Trouble shooting dan OSI Layer | 6
Pada tahapan ini, pendeteksian masalah dengan cara mengukur tegangan listrik pada komponen nomor 1 sampai 3. Gunakan alat bantu seperti multitester untuk mengukur tegangan yang diterima atau diberikan komponen tersebut. Contoh : Mengukur tegangan listrik yang diterima oleh Power Supply, lalu mengukur tegangan yang diberikan oleh Power Supply ke komponen lainnya.
Analisa Suara Pada tahapan ini pendeteksian masalah menggunakan kode suara (beep) yang dimiliki oleh BIOS dan dapat kita dengar lewat PC Speaker. Pastikan kabel PC Speaker sudah terpasang dengan baik. Kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 4 dan 5. Untuk mempermudah pengenalan kode suara tersebut, silakan simak keterangan berikut : Bunyi beep pendek satu kali, artinya sistem telah melakukan proses Boot dengan baik. Bunyi beep pendek 2 kali, artinya ada masalah pada konfigurasi atau seting pada CMOS. Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 1 kali, artinya ada masalah pada Motherboard atau DRAM. Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 2 kali, artinya ada masalah pada monitor atau VGA Card. Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 3 kali, artinya ada masalah pada Keyboard. Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 9 kali, artinya ada masalah pada ROM BIOS. Bunyi beep panjang terus-menerus, artinya ada masalah di DRAM. Bunyi beep pendek terus-menerus, artinya ada masalah penerimaan tegangan (power). Pada beberapa merk Motherboard akan mengeluarkan bunyi beep beberapa kali apabila temperatur processornya terlalu tinggi (panas). Catatan : kode bunyi beep diatas berlaku pada AWARD BIOS, untuk jenis BIOS yang lain kemungkinan memiliki kode bunyi beep yang berbeda.
Analisa Tampilan Pada tahapan ini pendeteksian masalah cenderung lebih mudah karena letak permasalahan dapat diketahui berdasarkan pesan error yang ditampilkan di monitor. Kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 6 sampai 9. Contoh : Pada saat komputer dinyalakan tampil pesan Keyboard Error, maka dapat dipastikan letak permasalahan hanya pada Keyboard.
Trouble shooting dan OSI Layer | 7
Cara Cepat Mengenali Truobleshooting • Apabila terjadi masalah dan sistem masih memberikan tampilan pesan pada monitor atau disertai dengan bunyi beep 1 atau 2 kali, maka kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 6 sampai 9, yaitu pada Keyboard, Card I/O, Disk Drive dan Disket. • Apabila terjadi masalah dan sistem memberikan kode bunyi beep lebih dari 2 kali, maka kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 4 dan 5, yaitu RAM, VGA Card dan Monitor. • Sedangkan untuk masalah yang tidak disertai pesan pada monitor atau kode bunyi beep, kemungkinan besar letak permasalahan ada di komponen nomor 1 dan 2, yaitu Power Suplly dan Motherboard.
Trouble shooting software
Beberapa hal yag harus diperhatikan untuk menaggapai masalah komputer yang lamabat : 1. Spyware dan virus merupakan salah satu penyebab pc yang lambat, karena yag paling mudah menyusupi dan banyak user yag berinteraksi dengannya (secara tidak langsung), spywae berasal dari banner-banner dan iklan-iklan di sutau halaman web yang mulai beraksi ketika mengakses halaman/banner tersebut melalui sebuah browser yang memiliki celah keamanan yag tidak bagus, sehinggan spyware ini sagat dekat dengan IE. Beberapa cara untuk menghapus spyware : Indentifikasi dan analisa process yang sedang berjalan dengan windows task manager. Identifikasi dan non aktifkan service yang bersangkutan melalui management console. Identifikasi dan non aktifkan service yang ada di startup item dengan sistem configuration utilty. Cari dan hapus entry di registry yang ada pada startup. Identifikasi dan hapus file yang mencurigakan. Install dan gunakan spyware detection dan removal. 2. Processor Overheating. Kebanyakan prosesor mudah menghasilkan panas, sehingga membutuhkan pendingin khusus dan jenis fan khusus, sehingga pada saat temperatur prosesor meningkat melampaui batas, sistem akan melambat dan proses akan berjalan lambat. Kipas prosesor yang gagal disebabkan karena : Debu yang menghambat perputaran kipas secara smooth. Fan motor rusak. Bearing fan ada yang doll sehingga fan “jiggling”. Jiggling adalah jika fan yang sedang berputar ada bunyi krek-krek secara cepat disebabkan bearing fan sudah mulai doll. 3. RAM yang buruk. Beberapa situasi dapat juga karena pengaruh ram yag buruk, hal ini dikarenakan oleh :
Trouble shooting dan OSI Layer | 8
4.
5.
6.
7.
8.
9.
RAM timing lebih lambat dari spesifikasi mesin yang optimal. RAM yang memiliki nilai minor haya bisa dilihat setelah melalui beberapa test. RAM terlalu panas. Hardisk yang fail. Jika harddisk sering mengalami failure, ini juga akan memperburuk performa komputer dan jenis fail ini bayak penyebabnya, bisa sifatnya mekanis, lektronik, bahkan firmwarenya yang tidak update, harddisk ini akan menyebabkan: Akses time yang lambat. Jumlah bad sector yang terus meningkat saat di scandisk. Ada bluescreen yang tidak terjelaskan. Gagal Boot. Bios Settings. Biasanya bios yag belum dicustom settingnya akan mengalamu proses perlambatan beberapa detik, khususnya pada saat booting, untuk itu kita haus mengustom bios setting agar performa kerja proses boot bisa dipercepat, secara umum settingan bios yang harus diperhatikan adalah : Boot langsung ke harddisk. Disable IDE drive yag tidak terpakai. Set speed latency RAM. Matikan IO/IRQ perangkat onboard yang tidak dipakai. Gunakan Fast POST. Disk type/controller compatibility. Biasanya motherboard sekarang sudah memiliki kontroler yang baik untuk paralel ATA disk, namun kita harus memperhatikan kabel IDE nya, karena kabel ini memiliki beberapa spesifikasi tertentu, ada yang udma 33, 66, dan 100, kalau kita lihat secara fisik, bentuk kabelnya memiliki serabut yang halus halus dan banyak, sedangkan yang udma 33 serabutnya sedikit, jadi gunakanlah kabel yang memiliki spesifikasi yang tinggi untuk disk kita. Windows Services, beberapa service yang harus diperhatikan dan dimatikan juka kita tidak membutuhkannya adalah : FTP Indexing Service. Remote Registry Telnet Remote Access Remote Desktop Process yang invisible. Terkadang, tanpa kita ketahui ada saja program yang berjalan di memeory, padahal kita sudah tidak menggunakannya lagi atau bahkan kita sudah menguninstallnya namun programnya masih ada yang berjalan, untuk itu kita harus memperhatikan process apa saja yag sedang berlangsung di komputer kita dengan melihat task manager, dan kita bisa end taskkan atau kill, lalu kita bisa hapus .exe nya. Disk Fragmentation Sebagaimana karakteristik file dalam sebuah komputer pasti mengalami proses file tersebut di add, di edit, atau di hapus, hal tersebut dapat menyebabkan fragmentasi di beberapa areal sektor harddisk,
Trouble shooting dan OSI Layer | 9
untuk itu kita perlu merapikan data di komputer kita, yaitu dengan mendefragnya. jika kita menggunakan windows xp, kita bisa menggunakan defrag.exe dan meletakannya di schedule agar dapat berjalan pada waktu yang kita tentukan. 10. Background applications. Kalau kita perhatikan di systray saat kita klik arrow kirinya akan berderetlah icon yang banyak, semakin banyak icon yang terpasang di systray itu menyebabkan komputer semakin lambat merespons proses, karena memory banyak yang terpakai untuk proses itu, sehinggan untuk itu kita perlu mematikannya atau menonaktifkan yang tidak diperlukan yaitu dengan mengakses registry : HKEY_LOCAL_MACHINE\Software\Microsoft\Windows\Curren tVersion\Run dan HKEY_LOCAL_MACHINE\Software\Microsoft\Windows\Curren tVersion\RunOnce Hapuslah key yang tidak diperlukan.
C. PERCOBAAN 1. Trouble shooting pada Hardware Periksa aliran listrik ke komputer : Kabel Power, Power suply periksa kembali sudah terpasang dengan baik dan benar dan tidak ada masalah Pastikan pemasangan komponen-komponen komputer dengan benar : Pastikan tidak ada komponen yang kendor dalam pemasanganya. Pastikan Kabel Monitor terpasang dengan benar : Kabel monitor terhubung dengan monitor secara benar Analisa suara komputer “beep” : Periksa dan analisa suara yang keluar pada pc speaker dengan berbagai kode berikut. Berikut ini adalah kode analisa suara troubleshooting tersebut : -Bunyi ‘beep’ pendek 1 kali, artinya sistem telah melakukan proses Boot dengan baik. -Bunyi ‘beep’ pendek 2 kali, artinya ada masalah pada konfigurasi atau seting pada CMOS. -Bunyi ‘beep’ panjang 1 kali dan pendek 1 kali, artinya ada masalah pada Motherboard atau DRAM. -Bunyi ‘beep’ panjang 1 kali dan pendek 2 kali, artinya ada masalah pada monitor atau VGA Card. -Bunyi ‘beep’ panjang 1 kali dan pendek 3 kali, artinya ada masalah pada Keyboard. -Bunyi ‘beep’ panjang 1 kali dan pendek 9 kali, artinya ada masalah pada ROM BIOS. -Bunyi ‘beep’ panjang terus-menerus, artinya ada masalah di DRAM. -Bunyi ‘beep’ pendek terus-menerus, artinya ada masalah penerimaan tegangan (power).
2. Trouble shooting pada Software a. Menentukan IP pada setiap class dg cisco 1. Membuat beberapa jaringan kelompok pada cisco.
Trouble shooting dan OSI Layer | 10
2. Mensetting IP masing-masing komputer pada tiap jaringan kelompok. Pertama setting kelompok pada Lab 1 yang dimana IP pada setiap kelompok jaringan telah ditentunkan pada subnettingnya.
3. Mensetting IP pada jaringan Lab 2.
4. Mensetting IP pada jaringan Lab 3.
Trouble shooting dan OSI Layer | 11
5. Kita lakukan mengirim data pada 1 jaringan kelompok Lab1, dimana proses pengiriman ini sukses karena dalam satu jaringan kelompok.
6. Melakukan pengiriman pesan yang berbeda jaringan kelompok, antara Lab 1 dengan Lab 2 dan hasilnya failed. Karena Lab 1 dengan Lab 2 berbeda kelompok jaringannnya. Itu pada pengaturan subnet mask.
b. Memakai router dalam cisco
Trouble shooting dan OSI Layer | 12
Gambar 10.11 VLAN dengan Router
a. Merubah IP di PC dan tambahkan gateway di masing-masing pc. PC A : # ifconfig eth0 192.168.1.2 netmask 255.255.255.0 # route add default gw 192.168.1.1
PC B : # ifconfig eth0 192.168.2.2 netmask 255.255.255.0 # route add default gw 192.168.2.1
Melakukan tes koneksi antara PC A dan PC B, catat hasilnya.
b. Menambahkan setting di Switch untuk kabel yang terhubung ke Router (trunk) Switch#conf t Switch(config)#interface fastEthernet 0/4 Switch(config-if)#switchport mode trunk Switch(config-if)#exit Switch(config)#
c. Setting router, agar bisa dilakukan interkoneksi antar VLAN.
Konfigurasi pada satu interface di Router
--- System Configuration Dialog ---
Trouble shooting dan OSI Layer | 13
Continue with configuration dialog? [yes/no]: no Press RETURN to get started! Router> Router>enable Router#conf t Router(config)#interface fastEthernet 0/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#exit
Penambahan sub-interface, ini sesuai dengan banyaknya VLAN yang akan ditangani.
Berhubung pada gambar 10.11 hanya ada 2 VLAN, maka perlu dibuat 2 sub-interface saja.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0.10 Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10 Router(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 Router(config-subif)#exit Router(config)#interface fastEthernet 0/0.11 Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 11 Router(config-subif)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 Router(config-subif)#exit Router(config)#^Z
d. Cek konfigurasi Router# show run
(untuk melihat semua konfigurasi dasar di router)
Router# show ip interface brief
( untuk melihat ip di masing2 interface)
Router# show ip route
( untuk melihat tabel routing)
a. Melakukan tes koneksi dari PC A ke PC B dengan perintah ping dan traceroute, catat hasilnya dan bandingkan dengan perintah ping sebelum dilakukan seting pada router. c. Memakai Tools Troubleshooting di jaringan 1. Jalankan perintah “dmesg | grep eth”, catat dan analisa hasilnya. Jika tidak ada keluaran konfirmasikan ke dosen/asisten praktikum. 2. Lepaskan kabel jaringan, lakukan perintah mii-tool 3. Pasangkan lagi kabel jaringan dan lakukan perintah mii-tool 4. Catat hasil dari perintah “lspci” sebelum dan sesudah melepas kabel
Trouble shooting dan OSI Layer | 14
5. jalankan perintah ”arp –a” dan catat hasilnya , buka beberap terminal baru lagi dan jalankan perintah ”ping no_ip_tujuan” ke beberapa komputer sebelah (tanya nomor IP tersebut ke teman). Pada terminal pertama lakukan perintah arp –a sekali lagi . Catat hasilnya dan bandingkan dengan hasil arp yang pertama, analisa hasilnya 6. Jalankan perintah ”ifconfig”, catat hasilnya. 7. Jalankan perintah route –n, catat hasilnya. 8. Pastikan anda terhubung ke internet, mintalah tolong ke dosen/asisten praktikum jika belum bisa terhubung ke internet. 9. Jalankan perintah ”traceroute” dan ”mtr” ke : o 202.9.85.3 o www.eepis-its.edu o video-ta.eepis-its.edu Catat hasilnya 10. Buka halaman http://www.eepis-its.edu dengan web browser, kemudian sebelum koneksi selesai, buka terminal dan catat hasil koneksi dengan perintah “netstat -natu” 11. Jalankan perintah netconfig, isikan data berikut ip: 192.168.1.xx (xx mulai 1-254, koordinasikan dengan teman anda agar tidak ada yang memakai nomor yang anda ambil. Isikan juga netmask :255.255.255.0 yang lain dikosongi terlebih dahulu dan tekan tombol OK. 12. Selanjutnya jalankan perintah ifconfig catat hasilnya. Bandingkan dengan ketika anda menjalankan perintah ifconfig pada nomor 6, apa hasilnya ? 13. Jalankan perintah netstat, catat hasilnya
d. Konfigurasi IP Address di Jaringan 1. Login ke komputer Linux masing-masing user : student password : student 2. Selanjutnya login ke root dengan menjalankan command su pada terminal dengan password 123456
3. Cek apakah kabel sudah terkoneksi ke komputer masing-masing, jalankan command miitool, jika sudah terkoneksi terdapat hasil sbb :
3. Lihat no IP komputer masing-masing menggunakan perintah ifconfig, catat hasilnya
Trouble shooting dan OSI Layer | 15
4
Ganti IP dari masing-masing komputer menjadi network 172.16.x.x/255.255.0.0 tidak boleh ada yg sama : a. Lakukan dengan perintah “ifconfig”
b. Lakukan dengan mengedit di file /etc/network/interfaces
c. Selesai melakukan edit di file /etc/network/interfaces lakukan perintah restart dengan menjalankan perintah /etc/init.d/networking restart
Trouble shooting dan OSI Layer | 16
5 6 7
Lakukan cek koneksi dengan menggunakan perintah ping no_ip_tujuan pada masingmasing PC di jaringan, tuliskan hasilnya pada laporan Rubah setting IP tersebut menjadi DHCP menggunakan perintah dhclient. Dan catat kembali hasil no_IP setelah menjalankan dhclient. Bagi peserta praktikum menjadi beberapa kelompok dimana 1 kelompok memiliki 5 keanggotaan. Kemudian setting PC yang ada dengan list IP beikut ini: • 192.168.15.x/255.255.255.0 • 192.168.16.x/255.255.255.0 • 192.168.17.x/255.255.255.0 • 192.168.18.x/255.255.255.0 • 192.168.19.x/255.255.255.0 • 192.168.20.x/255.255.255.0 Kemudian lakukan ping ke semua IP diatas.
Trouble shooting dan OSI Layer | 17