MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
disusun oleh: Wandito Gayuh Utomo (P2!"#$"% Anthon Wiyanto P&ayo'a (P2!"#"% Aditya P&ia'un' P&a)o*o (P2!"#+"%
PROGRAM MAGISTER MANAGEMENT UNI,ERSITAS JEN-ERAL SOE-IRMAN PURWOKERTO 2#!$
PEN-AHULUAN
Lata& B./a)an'
Dalam rangka meningkatkan kualitas derajat kesehatan masyarakat, banyak dibangun rumah sakit. Pendirian rumah sakit tentu sudah diatur mengenai persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendirikan dan membangun suatu rumah sakit. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah bagaimana pengelolaan limbah medis dari suatu rumah sakit tersebut. Tidak sedikit rumah sakit yang berdiri kurang memenuhi syarat dalam pengelolaan limbah rumah sakit ini. Hal ini penting untuk diperhatikan dalam tujuan utama didirikan rumah sakit, yaitu upaya untuk meningkatan derajat kesehatan masyarakat. Limbah rumah sakit yang tidak dikelola dengan baik justru dapat menyebabkan penularan atau penyebaran suatu penyakit. Penting setiap rumah sakit mengerti dan dapat mengelola limbah rumah sakit dengan baik. Limbah rumah sakit atau limbah medis adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Limbah medis sangat penting untuk dikelola dengan benar, hal ini mengingat limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan beracun. Sebagian limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori ineksius. Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimia!i, limbah armasi, logam berat, limbah genoto"ic dan !adah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik. Sedangkan limbah ineksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit. Limbah ineksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, biakan kultur, bahan atau perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular atau media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit. #eberapa resiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara lain: penyakit menular $hepatitis,diare, campak, %&DS, inluen'a(, bahaya radiasi $kanker, kelainan organ genetik( dan resiko bahaya kimia.
Penaganan limbah medis sudah sangat mendesak dan menjadi perhatian &nternasional. &su ini telah menjadi agenda pertemuan internasional yang penting. Pada tanggal ) %gustus *++ telah dilakukan pertemuan High Leel eeting on /nironmental and Health South-/ast and /ast-%sian 0ountries di #angkok. Dimana salah satu hasil pertemuan a!al Thematic 1orking 2roup $T12( on Solid and Ha'ardous 1aste yang akan menindaklanjuti tentang penanganan limbah yang terkait dengan limbah domestik dan limbah medis. Selanjutnya pada tanggal *)-*3 4ebruari *++) dilakukan pertemuan pertama $T12( on Solid and Ha'ardous 1aste di Singapura membahas tentang pengelolaan limbah medis dan domestik di masing masing negara.
PEMBAHASAN
A0 P.n'.&tian
Limbah $menurut PP 56 7*, 7338( adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi. Sedangkan limbah rumah sakit menurut Permenkes 9& nomor: 7*+;/5
penanganan
bahan-bahan
terkontaminasi
dan
peralatan,
serta
penyediaan dan pemeliharaan sarana sanitasi yang masih buruk. Limbah benda tajam adalah semua benda yang mempunyai permukaan tajam yang dapat melukai ; merobek permukaan tubuh. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat citotoksik. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup
B0 Ka&a)t.&i*ti) Lim1ah Rumah Sa)it
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. %pabila dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bah!a jenis sampah dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan kompleks. Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah medis dan non medis baik padat maupun cair. Limbah medis adalah yang berasal dari pelayanan medis, pera!atan, gigi, eterinari, armasi atau sejenis, pengobatan, pera!atan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, ineksius berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. #entuk limbah medis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut: 7. Lim1ah 1.nda taam Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intraena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. #enda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioakti. *. Lim1ah in3.)*iu* Limbah ineksius mencakup pengertian sebagai berikut:
Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular $pera!atan intensi(
Limbah
laboratorium
yang
berkaitan
dengan
pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang pera!atan;isolasi penyakit menular. >. Lim1ah a&in'an tu1uh Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi. . Lim1ah *itoto)*i)
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 7+++ oc 8. Lim1ah 3a&ma*i Limbah armasi ini dapat berasal dari obat-obat kadalu!arsa, obatobat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesiikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan. ?. Lim1ah )imia Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, eterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset. . Lim1ah &adioa)ti3 Limbah radioakti adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis@ dapat berbentuk padat, cair atau gas. Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik isik, kimia dan biologi. ). Lim1ah P/a*ti) Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis. Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non medis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor;administrasi kertas, unit pelayanan $berupa karton, kaleng, botol(, sampah dari ruang pasien, sisa
makanan
buangan@
sampah
dapur
$sisa
pembungkus,
sisa
makanan;bahan makanan, sayur dan lain-lain(. Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik isik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada $laboratorium, klinik dll(. Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersiat patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung
bahan-bahan
organik
dan
anorganik,
yang
tingkat
kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti #6D, 06D, TTS, pH, mikrobiologik, dan lainlain. elihat karakteristik yang ditimbulkan oleh buangan;limbah rumah sakit seperti tersebut diatas, maka konsep pengelolaan lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen didalamnya yang dikenal sebagai Sistem anajemen Lingkungan $/nironmental anagemen System( dan diadopsi &nternasional 6rgani'ation or Standar $&S6( sebagai salah satu sertiikasi internasioanal di bidang pengelolaan lingkunan dengan nomor seri &S6 7++7 perlu diterapkan di dalam Sistem anajemen Lingkungan 9umah Sakit. 0 P.n'a&uh Lim1ah Rumah Sa)it 1a'i Lin')un'an dan K.*.hatan
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti:
7. 2angguan kenyamanan dan estetika 4 berupa !arna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutroikasi dan rasa dari bahan kimia organik. *.
. 2angguan;kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan oleh irus, senya!a nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan osor.
. 2angguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, irus, senya!a-senya!a kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan 0d yang berasal dari bagian kedokteran gigi. 8. 2angguan genetik dan reproduksi eskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa senya!a dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioakti. -0 P.n'./o/aan Lim1ah Rumah Sa)it
7. Lim1ah 5adat Antuk
memudahkan
mengenal
jenis
limbah
yang
akan
dimusnahkan, perlu dilakukan penggolongan limbah. Dalam kaitan dengan pengelolaan, limbah medis dikategorikan menjadi 8 golongan sebabagi berikut : Golongan A :
Dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari kamar bedah.
#ahan-bahan kimia dari kasus penyakit ineksi.
Seluruh
jaringan
tubuh
manusia
$terineksi
maupun
tidak(,
bangkai;jaringan he!an dari laboratorium dan hal-hal lain yang berkaitan dengan swab dan dreesing. Golongan B : Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan benda-benda tajam lainnya. Golongan C : Limbah dari ruang laboratorium dan postpartum kecuali yang termasuk dalam golongan %. Golongan D : Limbah bahan kimia dan bahan-bahan armasi tertentu. Golongan E : Pelais ad, dan stomach.
Bed-an
Disosable,
urinoir,
incontinence-
Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah medis perlu dilakukan pemisahan
penampungan,
pengangkutan,
dan
pengelolaan
limbah
pendahuluan. a0 P.mi*ahan
Golongan A Dressing bedah yang kotor, swab dan limbah lain yang terkontaminasi dari ruang pengobatan hendaknya ditampung dalam bak penampungan limbah medis yang mudah dijangkau bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi sampah.
hendaknya
dimasukkan
dengan incinerator. #isa
juga
digunakan autocla#ing,tetapi kantung harus dibuka dan dibuat sedemikian rupa sehingga uap panas bisa menembus secara eekti. $0atatan: Autocla#ing adalah pemanasan dengan uap di ba!ah tekanan dengan tujuan sterilisasi terutama untuk limbah ineksius(. $" %imbah dari unit lain : Limbah hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. #ila tidak mungkin bisa menggunakan cara lain, misalnya dengan membuat sumur dalam yang aman. Semua jaringan tubuh, plasenta dan lain-lain hendaknya ditampung pada bak limbah
medis
atau
kantong
lain
yang
tepat
kemudian
dimusnahkan
hendaknya
dimusnahkan
dengan incinerator. Perkakas
laboratorium
yang
terineksi
dengan incinerator. &ncinerator harus dioperasikan di ba!ah penga!asan bagian sanitasi atau bagian laboratorium. Golongan B Syringe, jarum
dan cartridges hendaknya
dibuang
dengan
keadaan
tertutup. Sampah ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda tajam yang
bilamana penuh $atau dengan interal maksimal tidak lebih dari satu minggu( hendaknya diikat dan ditampung di dalam bak sampah klinis sebelum diangkut dan dimasukkan denganincinerator. 10 P.nam5un'an
Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan. Sementara menunggu pengangkutan untuk diba!a ke incinerator atau pengangkutan oleh dinas kebersihan $atau ketentuan yang ditunjuk(, sampah tersebut hendaknya : 7( Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat. *( Di lokasi;tempat yang strategis, merata dengan ukuran yang disesuaikan dengan rekuensi pengumpulannya dengan kantong berkode !arna yang telah ditentukan secara terpisah. >( Diletakkan pada tempat kering;mudah dikeringkan, lantai yang tidak rembes, dan disediakan sarana pencuci. ( %man dari orang-orang yang tidak bertanggungja!ab@ dari binatang, dan bebas dari inestasi serangga dan tikus. 8( Terjangkau oleh kendaraan pengumpul sampah $bila mungkin( Sampah yang tidak berbahaya dengan penanganan pendahuluan $jadi bisa digolongkan dalam sampan klinis(, dapat ditampung bersama sampah lain sambil menunggu pengangkutan. 60 P.n'an')utan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan internal bera!al dari titik penampungan a!al ke tempat pembuangan atau ke incinerator $pengolahan on-site(. Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong. ( udah dibersihkan dan dikeringkan ( Sampan tidak menempel pada alat angkut 8( Sampan mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali
#ila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ke tempat lain : 7( Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut. Dan harus dilakukan upaya untuk men-cegah kontaminasi sampah lain yang diba!a. *( Harus dapat dijamin bah!a sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi kebocoran atau tumpah. *.
Lim1ah ai&
Limbah rumah sakit mengandung bermacam-macam mikroorganisme, bahan-bahan organik dan an-organik. #eberapa contoh asilitas atau Anit Pengelolaan Limbah $APL( di rumah sakit antara lain sebagai berikut:
a.
Pum Swa $pompa air kotor(.
*(
Stabili)ation Pond $kolam stabilisasi( * buah.
>(
#ak
(
Control room $ruang kontrol(
8(
&nlet
?(
&ncinerator antara * kolam stabilisasi
(
*utlet dari kolam stabilisasi menuju sistem klorinasi.
b.
lama berkontak dengan oksigen dari udara $aerasi(.
Pum Swa $pompa air kotor(
*(
*+idation Ditch $pompa air kotor(
>(
Sedimentation an $bak pengendapan(
(
Chlorination an $bak klorinasi(
8(
Sludge Drying Bed $ tempat pengeringan lumpur, biasanya 7-* petak(.
?(
Control oom $ruang kontrol(
c. %naerobic /ilter reatment System Sistem pengolahan melalui proses pembusukan anaerobik melalui ilter;saringan, air limbah tersebut sebelumnya telah mengalami retreatment dengan setic tan 'incha00 tan". Proses anaerobic 0ilter treatment biasanya akan menghasilkan e00luent yang mengandung 'at-'at asam organik dan senya!a anorganik yang memerlukan klor lebih banyak untuk proses oksidasinya. 6leh sebab itu sebelum e00luent dialirkan ke bak klorida ditampung dulu di bak stabilisasi untuk memberikan kesempatan oksidasi 'at'at tersebut di atas, sehingga akan menurunkan jumlah klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi nanti. Sistem Anaerobic reatment terdiri dari komponen-komponen antara lain sebagai berikut : 7(
Pum Swa $pompa air kotor(
*(
Setic an 'inha00 tan"
>(
Anaerobic 0ilter .
(
Stabili)ation tan $bak stabilisasi(
8(
Chlorination tan $bak klorinasi(
?(
Sludge drying bed $tempat pengeringan lumpur(
(
Control room $ruang kontrol(
Sesuai dengan debit air buangan dari rumah sakit yang juga tergantung dari besar kecilnya rumah sakit, atau jumlah tempat tidur, maka kontruksi Anaerobic /ilter reatment Systemdapat disesuaikan dengan kebutuhan tersebut, misalnya : 7(
Bolume setic tan
*(
Cumlah anaerobic 0ilter
>(
Bolume stabili)ation tan
(
Cumlah chlorination tan
8(
Cumlah sludge drying bed
?(
Perkiraan luas lahan yang diperlukan Secara singkat pengelolaan pengelolaan dan pembuangan limbah
medis adalah sebagai berikut : 7. P.n'um5u/an ( P.mi*ahan -an P.n'u&an'an % Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang kontinyu yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan : kelancaran penanganan dan penampungan sampah, pengurangan olume dengan perlakuan pemisahan limbah #> dan non #> serta menghindari penggunaan bahan kimia #>, pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk eisiensi biaya, petugas dan pembuangan. *. P.nam5un'an Penampungan sampah ini !adah yang memiliki siat kuat, tidak mudah bocor atau berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak oerload. Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam !arna seperti telah ditetapkan dalam Permenkes 9& no. 3)?;en.
>. P.n'an')utan Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan internal bera!al dari titik penampungan a!al ke tempat pembuangan atau ke incinerator
$pengolahan on-site(. Dalam
pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus. Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar $o00-site(. Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor. . P.n'o/ahan dan P.m1uan'an etoda yang digunakan untuk megolah dan membuang sampah medis tergantung pada aktor-aktor khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat. Teknik pengolahan sampah medis $medical !aste( yang mungkin diterapkan adalah :
&ncinerasi
Sterilisasi dengan uap panas; autoclaing $pada kondisi uap jenuh bersuhu 7*7 0(F
Sterilisasi dengan gas $gas yang digunakan berupa ethylene o"ide atau ormaldehyde(
Desineksi 'at kimia dengan proses grinding $menggunakan cairan kimia sebagai desinektan(
&naktiasi suhu tinggi
9adiasi $dengan ultraiolet atau ionisasi radiasi seperti 0o?+
icro!ae treatment
2rinding dan shredding $proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah(
Pemampatan;pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi olume yang terbentuk.
5.
In6in.&ato&
#eberapa hal yang perlu diperhatikan apabila incinerator akan digunakan di rumah sakit antara lain: ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan olume sampah medis yang akan dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu, serta perangkap untuk
melindungi
incinerator
dari
bahaya
kebakaran.
$toksik menjadi non toksik, ineksius menjadi non ineksius(, lahan yang dibutuhkan relati tidak luas, pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim, dan residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah. Sedangkan
kerugiannya
adalah
tidak
semua
jenis
sampah
dapt
dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution control berupa cyclon $udara berputar( atau bag ilter $penghisap debu(. Hasil pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan dari incinerator dan ditimbun dilahan yang rendah. Sedangkan gas;pertikulat dikeluarkan melalui cerobong setelah melalui sarana pengolah pencemar udara yang sesuai.
KESIMPULAN
depo,
pengangkutan,
pemilahan,
pemotongan,
pengolahan,
dan
pembuangan akhir. Pembuangan akhir ini bisa berupa sanitary ill, secured landill, dan open dumping. encegah limbah 9S memasuki lingkungan dimaksudkan
untuk
mengurangi keterpajanan $e"posure( masyarakat. Tindakan ini bisa mencegah bahaya dan risiko ineksi pengguna limbah. Tindakan pencegahan lain yang mudah, jangan mencampur limbah secara bersama. Antuk itu tiap 9S harus berhati-hati dalam membuang limbah medis. %da beberapa kelompok masyarakat yang mempunyai resiko untuk mendapat gangguan karena buangan rumah sakit. Pertama, pasien yang datang ke 9umah Sakit untuk memperoleh pertolongan pengobatan dan pera!atan 9umah Sakit.
terjadinya limbah $end-o-pipe approach( memba!a konsekuensi ekonomi biaya tinggi.
-A7TAR PUSTAKA
%riin, ., *++), GPengaruh Limbah 9umah Sakit Terhadap
Sekretariat
Cenderal
Shoyan, ., *+7+, GCenis Limbah 9umah Sakit Dan Dampaknya Terhadap