BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan
SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya yakni SOSRODJOJO. Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah. Bisnis SOSRO sampai dengan saat ini sudah dijalankan oleh tiga Generasi SOSRODJOJO yakni : Generasi Pertama (Pendiri Grup Sosro) : Bapak Sosrodjojo (Alm.) 1. Generasi Kedua 1. Bapak Soemarsono Sosrodjojo (Alm.) 2. Bapak Soegiharto Sosrodjojo 3. Bapak Soetjipto Sosrodjojo 4. Bapak Surjanto Sosrodjojo Sejak awal tahun 1990, bisnis ini telah mulai dikelola oleh cucu Bapak Sosrodjojo atau dapat juga disebut dengan Generasi Ketiga. Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di daerah Jawa Tengah. Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling) ke beberapa pasar di kota Jakarta. Strategi promosi awal yang dilakukan yaitu dengan cara datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi Teta pi cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu. Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan jal anan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang. Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor, dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya. Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol, dan pada tahun 1974 didirikan PT SINAR SOSRO yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia. Model botol untuk kemasan Tehbotol Sosro mengalami tiga kali perubahan yakni : PT SINAR SOSRO
1
1. Botol Versi I Dikeluarkan pada tahun 1970 dengan merek TEHCAP BOTOL SOFT DRINKSOSRODJOJO 2. Botol Versi II Dikeluarkan pada tahun 1972 dengan merek TEH CAP BOTOL (dengan penulisan ”CAP” lebih kecil, sehingga orang lebih membaca TEH BOTOL), selain itu Penulisan Soft Drink dihilangkan, dan tulisan TEH BOTOL diganti dengan warna merah putih yang menggambarkan produk asli Indonesia. Penulisan Sosrodjojo juga disingkat menjadi SOSRO dalam logo bulat merah. 3. Botol Versi III Pada tahun 1974, terjadi perubahan design botol yang ke-III. Design botolnya tidak seperti botol versi I & II. Dengan bentuk botol yang baru dan perubahan pada penulisan merk TEHBOTOL SOSRO pada kemasannya. Design botol ke-III ini diperkenalkan seiring dengan didirikannya pabrik PT. SINAR SOSRO yang pertama di daerah Cakung, Jakarta. Pengembangan bisnis minuman teh selanjutnya dilakukan oleh dua perusahaan 1. PT. SINAR SOSRO, perusahan yang memproduksi Teh Siap Minum Dalam Kemasan. Produk-produknya adalah Tehbotol Sosro, Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A. Prim -A. PT. GUNUNG SLAMAT, perusahaan yang memproduksi Teh Kering Siap Saji. Produk-produknya adalah Teh Celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh Poci, Teh Terompet, Teh Sadel, Teh Sepatu dan Teh Berko. PT. GUNUNG SLAMAT mendapatkan penghargaan sebagai Top Brand Award 2008 untuk kategori Teh Celup.
2.
2.
Perkembangan Bisnis PT Sinar Sosro dari awal berdiri hingga sekarang Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan, maka sejak Tanggal 27 November 2004, PT SINAR SOSRO dan PT GUNUNG SLAMAT bernaung dibawah perusahaan induk (holding company) yakni PT ANGGADA PUTRA REKSO MULIA (Grup Rekso) yang berkantor Pusat di : Gedung Graha Rekso Jl. Boulevard Artha Gading Kav A1, Sentra Bisnis Artha Gading – Gading – Kelapa Kelapa Gading – Gading – Jakarta Jakarta Utara, 14240. Secara singkat Berikut perjalanan PT Sinar Sosro hingga sekarang : 1940 : Sosrodjojo mulai merintis teh wangi cap botol botol 1953 : PT. Gunung Slamat didirikan 1965 : Promosi cicip rasa 1969 : muncul gagasan menjual teh dalam kemasan botol botol 1974 : mendirikan PT. Sinar Sosro 2000 : Pabrik ke 7 di Bali mulai beroperasi beroperasi 2004 : Mendirikan Mendirikan PT. Puri Tirta Kencana 2011 : Sosro mulai melebarkan melebarkan sayap ke bidang makanan
PT SINAR SOSRO
2
1.2 Struktur Organisasi PT. Sinar Sosro
Gambar 1.1 Struktur Organisasi 1.3 Visi dan Misi
VISI
Mengutamakan agar produk-produknya dapat sampai pada konsumen dimanapun mereka berada MISI
Meningkatkan jaringan distribusi (baik Nasional atau Internasional) dengan memasarkan produk baru dibidang minuman
1.4 Bidang Usaha Perusahaan
PT. Sinar Sosro adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang minuman ringan, dengan produk-produknya, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Teh Botol Sosro Fruit Tea Sosro Sosro Joy Green Tea The Celup Sosro Happy Jus Country Choice Tebs Air Mineral Prim-a
Teh Botol Sosro
PT SINAR SOSRO
3
Teh botol Sosro merupakan produk teh siap minum dengan botol kemasan yang pertama di Indonesia sejak tahun 1974. Inovasi produk teh botol sosro telah memiliki banyak pilihan kemasan produk, seperti: kemasan botol beling, kemasan kotak, kemasan kantong, kemasan PET. Selain itu, pada tanggal 20 Agustus 2008 produk Teh botol Sosro mengeluarkan inovasi terbaru yaitu Teh botol Sosro Less Sugar. Bahan baku yang digunakan pada produk Teh Botol Sosro adalah teh hijau yang dicampur dengan bunga melati dan bunga gambir, air, dan gula industri. Fruit Tea Sosro Tahun 1997, PT. Sinar Sosro mengeluarkan produk untuk kalangan remaja, yaitu Fruit Tea Sosro (minuman teh berbasis buah-buahan). Pada tahun 2004 produk tersebut memperoleh penghargaan Indonesia Best Brand Award sebagai kategori Minuman Nonkarbonasi paling potensial. Bahan baku yang digunakan pada produk Fruit Tea adalah air, teh hitam dan konsentrat sari buah asli, dan gula industri. Happy Jus Sinar Sosro memproduksi produk Minuman Jus tahun 2005. Produk ini banyak diminati oleh anak-anak, karena memiliki vitamin A, C, E dan Kalsium. Selain itu Happy Jus memiliki variasi rasa buah yang disukai anak-anak. Produk Happy Jus terdiri dari Happy Jus kemasan PET dengan varian rasa Apelberry dan Anggur. Happy Jus dalam kemasan genggam dengan rasa: Apel, Jeruk, Anggur, Cherry-B, dan Apel berry. Country Choice Country Choice merupakan real juice yang mengandung banyak manfaat untuk gizi dan nutrisi. Country Choice adalah produk dalam kategori jus yang diproduksi PT. Sinar Sosro pada akhir tahun 2008. Produk tersebut dikemas secara praktis dan hemat dengan varian rasa: Goji berry: Rich Antioxidant (Jus Goji pertama di Indonesia ). Guava : High Antioksidan, Orange : Highvit C & Calcium, Apple : High Fiber, Apple pulp: High folat, Mango: High Vit A, C, E Gold Fruit. Favorit Flavor. Tebs TEBS merupakan Minuman Teh berkarbonasi yang dikemas dengan kemasan botol beling. PT. Sinar Sosro mengeluarkan produk TEBS pada bulan November tahun 2004. TEBS memiliki manfaat bagi tubuh karena berbahan baku Ekstrak Teh, Konsentrat Sari Buah dan Ekstrak Rosella. TEBS Maroon diproduksi pada tahun 2011 dengan bahan baku Teh Hitam dengan Ekstrak Bunga Rosella. TEBS Regular diproduksi berbahan baku Ekstrak Teh Hitam dengan dicampur konsentrat buah Air Mineral Prim-a Sinar Sosro mulai megeluarkan produk air minum dalam kemasan sekitar tahun 90an. Produk air minum yang pertama kali dikeluarkan PT. Sinar Sosro adalah Air Sosro. Namun seiring berjalannya waktu, Produk air mineral merek Air Sosro tersebut berganti nama yaitu, Prim-A. Air minum Prim-A terdiri dari kemasan galon, cup, dan botol plastik. PT SINAR SOSRO
4
1.5 Pasar Sasaran
1. Segmentasi Produk ini dijual pada semua kalangan dan lapisan masyarakat Karakteristik Demografi Konsumen : Usia : Anak – anak (usia 9 sampai 12 tahun), Remaja (usia 13 sampai 18 tahun) dan Dewasa.
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Pekerjaan : Semua orang yang mempunyai pekerjaan
Pendidikan : Semua golongan masyarakat
2. Target Pasar : Seluruh masyarakat Indonesia. Place : Supermarket, minimarket bahkan warung kecil dan gerobak. Geografis : wilayah pemasaran untuk konsumen adalah seluruh wilayah Indonesia baik di kota – kota besar maupun daerah daerah. Dan memfokuskan pada konsumen yang melakukan perjalanan yang membutukan minuman praktis. 1.6 Perumusan Strategi Penjualan
1. Perumusan strategi penjualan PT. Sinar Sosro lebih kepada penciptaan produk yang baru, inovatif dan produk yang lebih sempurna yang membuatnya mempunyai keunikan dari pada melawan langsung produk pesaingnya. 2. Membuat tag line agar dapat tersimpan di benak konsumen “Apapun makanannya, minumannya teh Botol Sosro”. Strategi yang diambil adalah dengan melakukan strategi promosi dengan mengontrak sebagian besar artis untuk menjadi bintang iklan. 3. Menciptakan inovasi baru mengenai produk minuman yakni ter rasa buah dengan produknya Fruit tea, yang mempunyai varian rasa yang unik, mulai dari jambu, strawberi dan Sembilan rasa lain yanag merupakan keunggulan fruit tea. 4. Membuat kemasan mudah dibawa yakni kemasan kecil pas di genggam tangan. 5. Marketing Mix
Produk : rasa teh asli yang kini bervariasi denganditambahkan aroma buah – buahan dan daun teh melati
Harga
: antara Rp 2000,00 hingga Rp 15000,00.
Place
: Supermarket, minimarket bahkan warungkecil dan gerobak.
Promotion : Melalui media televise, internet dan social media, Baliho, promosi buy2 get 1serta event-event tertentu
PT SINAR SOSRO
5
Data Penjualan PT. Sinar Sosro Periode 2012-2016
1.7 Perencanaan Sumber Daya Manusia (Kebutuhan Tenaga Kerja)
Perencanaan sumberdaya manusia berarti mengistimasi secara sitematik permintaan (kebutuhan) dan suplai tenaga kerja organisasi di waktu yang akan datang. Ini memungkinkan departemen personalia dapat menyediakan tenaga kerja organisasi di waktu yang akan datang dan dapat menyediakan tenaga kerja secara lebih tetap sesuai dengan kebutuhan organisasi. Perencanaan PT. Sinar Sosro ini dilakukan manager Personalia dan Umum. Perencanaan dan pelaksanaan training yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro berdasarkan aturan yang telah ditetapkan oleh departemen HRD Nasional dengan proses pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Salah satu tujuan dari pengembangan karyawan yang di lakukan oleh PT. Sinar Sosro Cabang. Ungaran Semarang adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta motivasi para karyawannya sehingga akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan itu sendiri. Semua kegiatan penerimaan tenaga kerja atau rekrutmen dilakukan sesuai kebutuhan perusahaan. Personal And General Affair Manager atau Personal and General Affair Officer akan menghubungi pimpinan departeman yang membutuhkan calon tenaga kerja untuk konfirmasi kesempatan kerja yang ada. Konfirmasi ini akan dipakai untuk perencanaan proses seleksi penerimaan tenaga kerja/karyawan. 1.8 Persaingan
Sebelum sosro hadir, ada sebuah perusahaan asing yang ingin mengeluarkan produk teh dalam botol seperti yang dilakukan sosro saat ini. Saat itu sebuah perusahaan menyewa jasa sebuah biro riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan prospek produk tersebut di Indonesia. Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat sang biro pun menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di Indonesia. Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat sehingga
PT SINAR SOSRO
6
kehadiran teh dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan. Namun Sosrodjojo berpikir sebaliknya. Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti supir dan pejalan kaki. Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios sepanjang jalan. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya (penggunaan kulkas pada saat itu belum lazim). Dari sisi penguasaan pasar, Bambang Bhakti, pengamat pemasaran, menaksir PT. Sinar Sosro menguasai 90% industri minuman teh dalam kemasan di lingkup domestik. Di industri minuman dalam kemasan, teh sendiri mengambil porsi 30%, sementara sisanya dikuasai air mineral (40%) dan carbonated softdrink (20%). Semenjak diluncurkan pada tahun 1970, produk teh botol sosro baik rasa, kemasan logo maupun penampilan tidak mengalami perubahan sama sekali. Bahkan ketika perusahaan multinational Pepsi dan Coca cola masuk melalui produk teh Tekita dan Frestea, Sosro tetap tak bergeming. Alihalih merubah produknya, dengan cerdas sosro justru melakukan counter branding dengan mengeluarkan produk S-tee dengan volume yang lebih besar. Strategi ini ternyata lebih tepat, kedua perusahaan multinasional itu pun tak berhasil berbuat banyak untuk merebut hati konsumen Indonesia. Dalam melakukan pengembangan brand PT. Sinar Sosro menerapkan beberapa strategi. diantaranya adalah : 1. Line Extension dengan mengeluarkan produk Fruit Tea dengan pangsa pasar generasi muda, dan juga peluncuran produk Tebs untuk menarik minat pelanggan yang mengkonsumsi minuman berkarbonasi. Kedua produk ini dapat meraih sukses di pasar, terutama untuk produk Fruit Tea yang kemudian mulai menggerogoti pasar dari minuman berkarbonasi. Akibat dari itu, maka kemudian produk ini diikuti oleh Coca Cola yang merasa terancam dengan mengeluarkan produk Fruitcy. Kesuksesan produk ini adalah karena kekuatan saluran dist ribusi dari PT. SInar Sosro, dan den gan produk Fruit Tea dan Tebs sekali lagi PT. Sinar Sosro menghadirkan inovasi dan menjadi pioneer dengan menyajikan produk teh dengan rasa buah dan produk teh yang mengandung soda. 2. Brand Extension dengan meluncurkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek PRIMA. Walaupun dengan dukungan saluran distribusi yang baik namun PRIMA tidak dapat merebut pasar AMDK yang sudah dikuasai oleh AQUA. Brand equity Sosro sudah sangat kuat di masyarakat. Di Bandung Selatan ada produk yang mirip TBS, baik dari segi rasa maupun kemasan. Namanya, Teh Bintang, keluaran PT Bevera Makmur Cemerlang (BMC) yang beroperasi dari daerah Holis-Cimahi. Dari sisi desain hampir mirip, di atas kanan tulisan Teh Bintang ada gambar bintang berwarna merah PT SINAR SOSRO
7
yang memuat tulisan “SOBO”. Sementara di sebelah kirinya ada tulisan label “Halal”. Adapun di bagian bawah tercantum tulisan “Tanpa Bahan Pewarna.” Kendati model botolnya tidak sama, sekilas hampir mirip karena ukurannya sama. Keberadaan dan penetrasi pasar Teh Bintang ini diakui salah seorang tim penjualan Sinar Sosro cukup merepotkan dan menggerogoti pasarnya. Terutama di kawasan Bandung Selatan. Banyak warung di daerah Soreang dan sekitarnya yang menjual Teh Bintang ini. Sayangnya, ketika dikonfirmasi ke BMC, perusahaan yang dikembangkan Rudy Sumawidjaja sejak 1994 ini keberatan memaparkan kinerjanya. Yang jelas, ia mengklaim pertumbuhan Teh Bintang cukup bagus, sanggup menghidupi 200 karyawan, dan mampu bersaing dengan pemain pemain teh botol kecil yang jumlahnya cukup banyak di Bandung, seperti Teh Putri Gunung dan Teh Gincu. Akan tetapi, hal ini tidak mampu menggoyahkan posisi Teh Botol Sosro dari pasaran karena didukung oleh distribusi market yang luas, loyalitas konsumen, jumlah persediaan botol di pasaran, dan lain-lain. Pesaing lain yang mengancam posisi Teh Botol Sosro adalah Freshtea dari PT. Coca Cola. Untuk menjangkau segmen konsumen yang lebih besar lagi, di akhir tahun 2002 Coca-Cola menyediakan Freshtea dalam kemasan kotak yang diistilahkan sebagai kemasan santai. Bambang Chriswanto, National Corporate Affairs Manager PT Coca-Cola Amatil Indonesia mengatakan, tujuan pihaknya menyediakan Freshtea dalam kemasan santai tak lain ingin memberikan alternatif pilihan bagi konsumen terutama konsumen yang memiliki karakteristik aktif dan kerap melakukan perjalanan.“Awalnya kita memang hanya menyediakan Freshtea dalam kemasan isi ulang atau botol. Namun seiring dinamika kebutuhan konsumen yang memiliki karakteristik seperti disebutkan di atas, kami melihat bahwa konsumen perlu diberi alternatif,” katanya. Dari 10 pabrik yang memproduksi Freshtea, baru pabrik di Cibitung, Bekasi, yang menghasilkan kemasan santai dengan kapasitas produksi 1000 kemasan per menit. Bambang mengatakan, respon konsumen terhadap Freshtea dalam kemasan santai cukup baik, yang terefleksi pada pertumbuhan penjualan yang cukup tinggi kendati belum bisa menyamai penjualan Freshtea dalam kemasan isi ulang. Namun ini katanya semata-mata hanya masalah waktu. “Soalnya, kemasan isi ulang lebih dulu hadir ketimbang kemasan santai. Ke depan, bukan tidak mungkin keduanya akan sama besarnya,” kata Bambang. Boleh dikata, kini Coca Cola bersaing head to head dengan Sosro yang mengusung teh botol dan Fruit Tea. Distribusi atau ketersediaan (availability) menjadi kunci sukses pemasaran. Sosro dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat mengakar. Survei AC Nielsen beberapa waktu lalu menemukan availability Sosro mencapai 100 persen. Namun Coca-Cola juga tidak kalah kuat dalam saluran distribusi. Database Coca-Cola diketahui memiliki ratusan ribu warung pinggir jalan yang siap menjajakan produk Coca-Cola termasuk Freshtea. 1.9 Keuangan
Sumber pendanaan awal PT Sinar Sosro di dapat dari investasi awal oleh Bpk. Sosrodjoyo sekaligus sebagai pendiri PT Sinar Sosro. Untuk pendanaan selanjutnya PT Sinar Sosro berasal dari penerbitan saham dan pinjaman dari pihak eksternal perusahaan. Hal ini didasarkan pada laporan posisi keuangan PT Sinar Sosro pada tahun 2014 (lampiran 1). Laporan posisi keuangan menunjukkan modal PT Sinar Sosro sebesar PT SINAR SOSRO
8
Rp 2.991.729.101.712. Sedangkan jumlah kewajiban adalah sebesar 5.234.655.914.665 yang terbagi atas kewajiban lancar sebesar Rp. 1.924.434.119.144 dan kewajiban jangka panjang sebesar Rp. 3.310.221.795.521. Berdasarkan rincian komposisi sumber pendanaan PT Sinar Sosro lebih banyak dari pihak eksternal daripada berasal dari saham yang dikeluarkan oleh perusahaan, dikarenakan perusahaan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas kredit daripada menerbitkan saham, sehingga perusahaan tidak harus membayar dividen pada investor melainkan hanya membayar bunga saja. Pada perusahaan PT SINAR SOSRO tidak terjadi sistem sentaralisasi pada devisi keuangan. Hal ini terjadi karena, diinginkannya pantauan penuh dari devisi tersebut. Selain itu, tidak memiliki perusahaan cabang, sehingga dengan sistem ini tidak banyak memakan biaya. 1.10
Distribusi
Proses pemasaran dalam system pemasaran yaitu dengan cara mengirim atau memasarkan produk yang telah released ke kantor pemasaran yang kemudian didistribusikan langsung kepada konsumen. Salah satu contoh penjualan perusahaan PT s inar sosro Bandung: Bagian sirkulasi adalah devisi dari PT. Sinar Sosro Cabang Bandung. Bagian ini juga terbagi menjadi beberapa bagian lagi seperti bagian penjualan, bagian administrasi umum, dan bagian distribusi. Bagian distribusi adalah bagian yang berhubungan dan bertanggung jawab langsung terhadap produksi dan pendistribusisn teh botol sosro untuk sampai ke tangan konsumen. Maka dari itu yang bertindak sebagai produsen dari PT.Sinar Sosro adalah bagian cabang bandung karena secara langsung terjun dalam Produksi sampai pendistribusiannya. Tetapi bagian ini tetap bertanggung jawab kepada PT. Sinar Sosro Pusat Saluran 3 tingkat. Produk PT. Sinar Sosro sudah merambah pasar Internasional seperti* : Asia
: Saudi Arabia, Yemen, Dubai, Abu Dhabi, Qatar, Somalia, Palestina, Singapura, Cambodia, East Malaysia, West Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Hong Kong, Taiwan, China, Jepang, Korea, Maldives, East Timor dan Mongolia.
Amerika : Amerika Serikat, Mexico dan Kanada. Eropa
: UK, Jerman dan Belanda.
Afrika
: Uganda dan Nigeria.
Australia dan Kepulauan Pasifik : Sydney, Perth, Melbourne, American Samoa, Kiribati Island, Solomon Island, Fiji, Tonga dan Papua New Guinea. (Cat : *data per tahun 2013) 1.11
Proses Produksi
Daun teh diambil dari perkebunan pribadi milik Rekso Group yang tedapat di Jawa Barat (Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangalengan) lalu diolah menjadi teh kering. Kemudian teh diseduh di PT Gunung Slamet (Slawi, Tegal) dan diproses menjadi teh
PT SINAR SOSRO
9
botol di PT. Sinar Sosro (Ungaran). Salah satu proses produksi di Pabrik Ungaran yang menjadi pokok tinjauan kali ini adalah : a. Teh Botol 1. Proses Pemasakan Teh Manis Cair Air tanah, sebagai bahan baku utama, diambil dari kedalaman ± 200 m di bawah tanah kemudian disterilkan melalui proses Water Treatment . Air yang mengalami proses water treatment mengalami tiga perlakuan yaitu air disaring dengan pasir kuarsa di tanki 1, kemudian dialirkan ke tanki 2 yang berisi karbon, setelah itu dimasukkan ke tanki 3 yang berisi softener. Setelah melalui proses Water Treatment , air dimasak hingga 100oC. Air panas tersebut dialirkan ke tanki teh untuk menyeduh teh wangi yang telah dimasukkan ke dalam tanki teh. Air panas juga dialirkan ke tanki yang berisi gula untuk melarutkan gula menjadi sirup gula. Setelah diseduh, teh dialirkan ke tanki filtrox untuk memisahkan ekstrak teh dari ampas teh. Dari tanki filtrox ekstrak teh dialirkan ke tanki pencampuran. Pada saat yang sama, sirup gula juga dialirkan ke tanki pencampuran. Hasil campuran antara ekstrak teh dan sirup gula menjadi teh manis cair yang siap diisi ke dalam botol melalui mesin filler. 2. Proses Pencucian Botol Botol-botol kosong yang telah kembali dari pasar harus dicuci terlebih dahulu. Krat-krat botol kosong dilewatkan melalui roller yang terhubung dengan conveyor untuk diangkat oleh mesin crater ke lintasan conveyor menuju bottle washer. Botol-botol yang telah melewati mesin crater menuju bottle washer harus disortir oleh operator pos I untuk mengambil botol-botol yang pecah atau gumpil, botol-botol yang terlalu kotor dan sampah seperti sedotan yang ikut terangkat. Kemudian botol-botol dicuci pada mesin BottleWasher dimana botol-botol tersebut direndam pada air caustic dengan suhu hingga 90oC untuk membunuh bakteri sekaligus membersihkan botol. Pada saat akan dikeluarkan dari mesin Bottle Washer , botol-botol disemprot dengan hot water untuk membilas botol dari sisa-sisa air caustic. Setelah itu, botol-botol bergerak melalui conveyor menuju mesin EBI optiscan. Mesin E.B.I scan berfungsi untuk mendeteksi benda asing yang masih menempel di bagian dalam dinding botol. Kemudian botol-botol melewati pos II, dimana operator pos II bertugas untuk mengambil botol-botol gumpil dan kusam yang terlewat dari pos I dan mesin Bottle Washer . Botol-botol yang telah melalui pos II akan menuju ke filler, sementara itu teh manis cair dialirkan melalui pipa menuju pasteurizer. Pasteurizer berfungsi untuk memanaskan kembali teh manis cair untuk membunuh bakteri yang terikut pada saat dialirkan melalui pipa. Kemudian, botol botol diisi dengan teh manis cair oleh mesin filler dan ditutup dengan Crown. Kemudian botol-botol yang telah terisi teh dan ditutup Crown akan melewati mesin video jet untuk diberikan barcode tanggal dan jam produksi. Setelah itu, produk jadi tersebut melalui pos III untuk disortir apakah tutup Crown telah rapat dan baik, produk yang tidak terkena barcode. Seteleh melewati pos III, produk kemudian diangkat melalui mesin Decrater ke Crate. Produk yang telah jadi harus diinkubasi selama tiga hari sebelum dipasarkan.
PT SINAR SOSRO
10
1.12
Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governace)
Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah penulis lakukan tentang Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Pelaksanaan Audit Internal Pada PT. Sinar Sosro Bandung, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain : 1. Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Sinar Sosro Bandung sudah sangat baik. Hal ini dilihat dari terpenuhinya penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance seperti : a. semakin baiknya transparansi mengenai prosedur pengendalian perusahaan (transparency) karena sudah mencerminkan kelancaran dari suatu perusahaan menyediakan informasi keuangan secara tepat waktu, jelas, akurat dan mudah di akses oleh pihak-pihak yang berkepentingan. b. Mulai efektifnya fungsi pengawasan serta tanggungjawab dewan komisaris (Accountability) karena sudah memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan nilai-nilai perusahaan dan memiliki penghargaan serta sanksi. c. Praktek-praktek ketidakjujuran dalam mengelola perusahaan sudah mulai berkurang (Responsibility) hal ini di buktikan dengan perusahaan selalu memberikan laporan pajak yang benar, peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan sekitarnya serta perusahaan bersaing dengan sehat. d. Tidak ada lagi ketergantungan pada pendanaan eksternal karena adanya peran para Stokholders (Independency), e. serta konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak keluarga Sosrodjojo sudah mulai terbatas karena perusahaan telah memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, gender dan kondisi fisik dan perusahaan telah memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pihak yang berkepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan ( fairness). 2. Pelaksanaan Audit Internal pada PT. Sinar Sosro Bandung telah dilaksanakan dengan sangat baik. Hal ini di tunjukan dengan tercapainya sasaran auditor internal seperti Independence, Kompetensi audit internal, Program audit internal , Laporan Audit Internal dan tindak Lanjut Audit Internal yang telah dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mewujudkan suatu keputusan yang berkualitas bagi perusahaan. 3. Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Sinar Sosro Bandung mempunyai peranan dalam menunjang pelaksanaan audit internal. Dari hasil analisis penelitian membuktikan dengan adanya penerapan Good Corporate Governance pada PT. Sinar Sosro Bandung yang berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan keinginan perusahaan secara otomatis maka pelaksanaan audit internal dapat lebih baik dan berkualitas. PT SINAR SOSRO
11
1.13
Tanggung Jawab Perusahaan ( Corporate Social Responsibility )
Tanggung jawab Sosial Perusahaan kecil atau besar kepada lingkungan maupun konsumen atau bisa juga disebut Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya dalam perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang dimiliki. Salah satu perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosial PT. Sinar Sosro. SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia.Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling) ke beberapa pasar di kota Jakarta. Awalnya, datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu. Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang. Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor, dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya. Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol, dan pada tahun 1974 didirikan PT SINAR SOSRO yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia.
PT SINAR SOSRO
12
BAB II ANALISIS SWOT 2.1 Analisis Faktor Eksternal
Kekuatan (Strength) Kekuatan yang menjadi keunggulan sosro dibandingkan yang lain adalah produk ini telah dikenal banyak orang dan telah di percaya sehingga produk ini memiliki jaringan yang luas dari semua jenis kalangan.Di samping itu Sosro juga terus mengeluarkan inovasi-inovasi baru sehingga ia tidak stuck di tempat.Selain dari segi external seperti diatas segi internalnya pun juga sangat baik yaitu sistem pengendalain yang bagus dan cash flow yang berjalan cukup lancar sehingga tidak mempengaruhi faktor produksi.
Kelemahan Disamping keunggulan yang dimilikinya ada juga sisi kelemahannya yaitu penjualan tidak bisa di targetkan secara spesifik karena banyaknya pesaing yang mulai muncul belakangan ini.Dari internal pun ternyata ada kelemahannya yaitu semua posisi kepemimpinan selalu berasal dari keluarga Sosrodjojo sehingga tidak ada kesempatan bagi staff yang ada untuk menjabat posisi-posisi tinggi.
PT SINAR SOSRO
13
2.2 Analisis Faktor Internal
Peluang (Oportunity) Peluang yang terbuka lebar adalah dengan mengembangkan sayapnya untuk lebih merambah ke pasar international seperti yang telah dilakukan belakangan dan juga bisa memfokuskan ke negara-negara tetangga sesama penyuka teh ,sehingga peluang untuk berkembang dinegara itu besar, serta inovasi-inovasi yang dilakukan Sosro bisa lebih baik dan lebih baru tak kala para pesaingnya hanya berinovasi itu-itu saja.Dan dalam pasar nasional pun teh ini bisa menjadi tuan rumah, dan juga pasti akan dapat di teruskan ke generasi- generasi selanjutnya karena cita rasanya yg khas akan negara sendiri
PT SINAR SOSRO
14
Ancaman (Threat) Ancaman yang paling signifikan adalah merajalelanya minuman bersoda yang mulai mengambil pasar teh di Indonesia.Di samping itu banyak juga yang meniru sistem penjualan PT Sinar Sosro dan tidak sedikit yang bersaing menggunakan caracara yang tidak sehat.Selain itu juga mulai bermunculan produk teh-teh palsu yang menimbulkan image buruk terhadap teh dalam kemasan seperti penggunaan bahan pengawet dan sebagainya,hal ini membuat konsumen berpikir lagi untuk mengkonsumsi teh dalam kemasan
PT SINAR SOSRO
15
2.3
ANALISIS PORTER
The threat of a substitute product Pada industry teh botol konsumen dapat barang subtitutenya sangat mudah , dan seorang penjual dapat menjual dapat menjual berbagai macam produk teh botol sejenis. Dan perbedaan antara merek satu dengan yang lainnya hanya sedikit saja, dan hampir tidak ada switching cost diantara satu dan lainnya. Oleh karena itu yang perlu diperhatikan pada produk ini harga dan kualitasnya Contoh: Teh botol Sosro dengan Teh Kita, pelanggan tidak sulit mendapatkan kedua merek ini dijual secara bersamaan, tetapi diferensiasi teh Kita dengan switching cost yang sama tetapi pelanggan mendapatkan botol yang lebih besar dan isi yang lebih banyak sedikit dibanding Sosro dan cara ini tidak mudah diikuti teh sosro karena sudah banyaknya botol yang diproduksi oleh Sosro dalam iklannya apabila teh Sosro diseluruh dunia dikumpulkan botolnya sudah bisa mengelilingi bumi jadi dengan threat produk seperti ini sulit untuk di imbangi oleh Sosro karena harus mengganti botolnya diseluruh dunia.
The threat of the entry of new competitors Masuknya pendatang baru dalam suatu usaha industri selain membawa kapasitas produk baru juga ingin menguasai pangsa pasar (market leader) serta ingn mengambil alih sumber daya yang besar yang dimilik oleh pesaingnya. Untuk ancaman competitor baru pada industry ini rendah karena dibutuhkan modal yang besar dalam industry minuman teh dimulai dari pembelian baahan baku sampai kebutuhan membeli mesin – mesin pengolah agar dapat menciptakan kualitas yang baik. Barrier entry untuk produk teh dapat dilihat: A.
Skala ekonomi
Skala ekonomis yaitu Turunnya biaya produksi perunit apabila perusahaan memproduksi produk dalam jumlah yang besar. Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa dengan memaksa mereka masuk ke sekala besar atau skala kecil dengan dengan tingkat biaya produksi yang tidak mengutungkan. Sehingga harga yang dikeluarkan menjadi lebih tinggi sosro dengan kapasitas produksi 300.000.000 pertahun dan memilki harga jual produk lebih murah dibandingkan ultrajaya yang mempunyai kapasitas produksi 40.000 pertahun (indocommercial,juli 2002). B.
Kebutuhan modal
Untuk memproduksi minuman the mebutuhkan modal yang besar,karena untuk menciptakan produk yang berkualitas membutuhkan riset dan alat produksi yang berkualitas. Sehingga pendatang baru membutuhkan modal yang besar dan selain itu harus memiliki diffensiasi dari produk yang lama.
PT SINAR SOSRO
16
BAB III STRATEGI
3.1 Strategi Korporat
Strategi Distribusi
Distribusi Sosro mencakup hamper seluruh wilayah nasional mulai dari Batam, Jabodetabek, Jabar, Jatim, hingga Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan the dalam kemasan botol Sosro diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei Darussalam dan Amerika Serikat. Sosro dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat mengakar. Keputusan mengenai pergudangan dan pengendalian persediaan juga merupakan keputusan distribusi. Sosro juga secara konsisten selalu memperkenalkan kategori-kategori produk baru mereka dengan cara mengembangkan lebih dari satu sub merk produk untuk mengicar pangsa pasar dan konsumen yang berbeda-beda serta memperluas jangkauan pemasaran.
3.2 Strategi Bisnis
Sosro sudah menjadi pemimpin pasar dalam kategori the siap minum dalam kemasan botol. PT. Sinar Sosro telah berhasil menjaga kualitas produk hingga mendapat anggapan baik oleh konsumen. Berikut adalah strategi bisnis yang digunakan :
Pihak Sosro selalu memantau outlet-outlet Sosro dari pengaruh pesaing yang berniat menggantikan Teh Botol Sosro. Pengembangan proses yang dilakukan oleh Sosro adalah denngan mengintegrasikan supply chain, seperti memiliki kebun the sendiri. Proses distribusi produk dilakukan dengan bekerjasama dengan banyak agen penjualan untuk memperluas cakupan distribusi dari Sosro. Pengambilan bahan baku the untuk PT. Sinar Sosro bekerjasama dengan para petani dari perkebunan Teh Gunung Rosa di Cianjur, Perkebunan Teh Gunung Cempaka di Cianjur, Perkebunan Teh Gunung Satria di Garut, Perkebunan Teh Daerah Neglasari di Garut, Perkebunan Teh Daerah Sambawa di Tasikmalaya dan Perkebunan Teh Daerah Cukul di Pangalengan
3.3 Strategi Fungsional
Strategi Pemasaran
Kekuatan Pemasaran PT. Sinar Sosro terletak pada focus perusahaan untuk terus mengembangkan merek yang kuat dengan berbagai macam produk yang sudah PT SINAR SOSRO
17
beredar dipasaran. Ketersediaan menjadi kunci sukses pemasaran. Brand Sosro telah berhasil mengembangkan merek Teh Botol Sosro menjadi merekk brand equity yang kuat.
Strategi Tekonologi
Dalam proses produksi dengan penghasilan produk yang berkualitas tinggi,PT. Sinar Sosro menerapkan sistem yang modern dan mutakhir untuk proses pengemasan,logistic dan IT yang sudah ada.
Strategi Harga
Pertama kali mengenalkan teh siap minum dalam kemasan botol, Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan menetapkan harga tidak lebih dari biaya parker pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.
Stretegi Produk
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan disajikan dingin. Karena pada awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk meminum teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran.
Strategi SDM
Dalam peningkatan Sumber Daya Manusia, PT. Sinar Sosro membagi pekerjaan sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan. Setiap personil diberikn tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Perusahaan juga menerapkan sistem training untuk karyawan baru guna menciptakan sumber daya yang sesuai dan kreatuf untuk keberhasilan perusahaan kedepannya.
PT SINAR SOSRO
18
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI STRATEGI 4.1 Implementasi Strategi
Identifikasi target pasar adalah merupakan langkah awal yang dibutuhkan dalam perencanaan dan pengembangan strategi pemasaran. Dalam situasi dimana konsumen menghadapi banyak pilihan, maka kesuksesan pemasaran produk akan banyak dit entukan oleh kesesuaian produk. Target dari teh botol ini adalah yang menyukai rasa asli teh (non fruity) dan praktis, para supir atau pejalan kaki. Diberikanlah kemasan botol yang praktis dan disediakan di kios – kios yang ada di pinggir jalan. 4.1.1
Siapa yang mengimplementasikan
Impementasi dilakukan oleh manajemen puncak, manajer dan supervisor. Teh Botol Sosro didistribusikan ke pelosok – pelosok daerah. Konsumen menjadi tidak sulit membeli teh botol sosro karena mudah di cari dan harganya terjangkau.
Marketing Mix
4.1.2
Product : rasa teh asli yang kini bervariasi dengan ditambahkan aroma buah – buahan dan daun teh melati.
Harga : antara Rp 3000,00 hingga Rp 5000,00.
Place : Supermarket, minimarket bahkan warung kecil dan gerobak.
Apa yang di lakukan
Dalam pengimplementasian strategi, PT Sinar Sosro merumuskan program yang akan dicapai dan program berjalan seperti yang diharapkan. 1. Targetting
Identifikasi target pasar adalah merupakan langkah awal yang dibutuhkan dalam perencanaan dan pengembangan strategi pemasaran. Dalam situasi dimana konsumen menghadapi banyak pilihan, maka kesuksesan pemasaran produk akan banyak ditentukan oleh kesesuaian produk. Target dari teh botol ini adalah yang menyukai rasa asli teh (non fruity) dan praktis, para supir atau pejalan kaki. Diberikanlah kemasan botol yang praktis dan disediakan di kios – kios yang ada di pinggir jalan. Jadi jika ada yang haus, ya tinggal minum sosro. Plus ditempatkan dalam boks es, sehingga menjadi dingin. Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan menetapkan harga tidak lebih dari biaya parker pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia. PT SINAR SOSRO
19
2. Positioning
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing dengan competitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro. 4.2 Pengendalian dan Evaluasi Strategi
Evaluasi pada saat produksi PT. Sinar Sosro dilakukan oleh Departemen Produksi dan PEM (Production Engineering Maintenance) yang membawahi karyawan produksi, sparepart, dan bengkel. Departemen ini bertugas untuk memastikan pelaksanaan operasional produksi secara efisien dan memenuhi target produksi yang ditetapkan. Pengendalian dan evaluasi strategi bagi perusahaan sangatlah penting dan tidak bisa dipisahkan. Pengendalian dan evaluasi strategi merupakan usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui dimana kelemahan dari strategi yang sudah diterapkan. Selain itu, pengendalian dan evaluasi strategi digunakan perusahaan untuk memaksimalkan strategi diperusahaan tersebut. Sehingga dalam penerapan dan berjalannya strategi dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan hasil pengamatan dan evaluasi. Tujuan final dari pengendalian dan evaluasi strategi adalah untuk mencapai tujuan perusahaan agar lebih cepat, efisien dan akurat. Faktor dalam pengendalian dan evaluasi strategi disetiap perusahaan tidaklah sama. Perbedaan ini disebabkan oleh strategi perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya dalam menggunakan strategi berbeda. Sehingga faktor-faktor yang akan dihadapi otomatis juga berbeda. Namun, secara umum proses pengendalian dapat digolongkan menjadi tiga tahapan. Tahapan ini diantaranya ialah mengukur hasil kinerja, membandingkan hasil kinerja dengaN standart kinerja yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Setelah itu, dari perbandingan antara hasil pengukuran dengan standar yang ditetapkan perusahaan akan memberikan sebuah informasi. Langkah terakhir yaitu aksi apa yang akan dilakukan sebagai tindak lanjut dari pengendalian dan evaluasi.
Strategi pembangunan industri makanan dan minuman PT Sinar Sosro tersebut dalam segi evaluasi diuraikan, yaitu: PT SINAR SOSRO
20
1. Harus memperhitungkan jumlah output , apakah bertambah atau berkurang dan memperhatikan input apakah ada kenaikan setelah adanya peningkatan produksi. 2. Pengembangan komoditas harus sesuai dengan kondisi pasar dan selera konsumen saat ini.misalnya saat ini kata organik sangat terkenal, dan hampir semua masyarakat Indonesia beralih ke makanan yang berbau organik dan dari peluang ini PT Sinar Sosro harusnya bisa membuat minuman dari dauh-daun teh pilihan organik agar terjadi modifikasi produk dan produk itu bisa diterima di pasar. 3. Perusahaan PT Sinar Sosro harus lah memperhatikan investor dan bagaimana sistem berjasama yang dianut. 4. Pengembangan Sumber Daya Alam di PT Sinar Sosro bisa dilakukannya misalnya dengan training atau pelatihan-pelatihan bagi karyawan.
5. PT Sinar Sosro harusnya bisa mengembangkan kemitraan usaha dengan perusahaan-perusahaan makanan lainnya, dengan tujuan agar modal/investor akan lebih banyak,sehingga jika modal banyak jumlah input yang dihaliskan akan semakin banyak. 6. Strategi dan kebijakan industry makanan dan minuman yang disusun juga masih menitikberatkan pada aspek teknologi dan ekonomi mikro, sedangkan aspek lain masih belum memadai atau belum jelas. Oleh karena itu, strategi dan kebijakan tersebut masih perlu disempurnakan. SDA dan lingkungan hidup. 4.2.1 Pengawasan yang di lakukan
Pengawasan pada saat produksi PT. Sinar Sosro dilakukan oleh Departemen Quality Control yang melakukan pengawasan secara langsung terhadap analisa kimia, analisa mikrobiologi, incoming material, proses produksi dan pengolahan limbah yang bertujuan untuk memastikan sistem mutu dan pelaksanaan operasional unit produksi telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Pengawasan mutu melalui pemeriksaan di unit produksi terhadap 3 unit, yaitu: · Unit Water Treatment Pada unit water treatment yang dianalisa setiap awal shift, dilakukan pengujian terhadap standar mutu air meliputi kadar chlorine, kesadahan dan tingkat kekeruhan. · Unit Boiler Pemeriksaan pada unit Boiler meliputi pH, kadar gula, sulfit, silica, conductivity dan kadar besi · Unit Kitchen Pada unit kitchen, dilakukan pemeriksaan mutu meliputi kesadahan sirup gula dan Teh Cair manis (TCM), kadar tanin Teh Cair Pahit (TCP) dan Teh Cair Manis (TCM), serta pH Teh Cair Manis (TCM)
PT SINAR SOSRO
21
4.3
PROMOTION STRATEGY
Kesuksesesan sosro dalam merebut hati konsumen Indonesia sesungguhnya dilihat dari aspek pemasaran cukup unik. Sosro,dalam beberapa hal, telah mengabaikan hukum-hukum umum yang terdapat di ilmu pemasaran. Misalnya saja mengenai perlunya riset pasar sebelum meluncurkan produk. Konon kabarnya sebelum sosro hadir, ada sebuah perusahaan asing yang ingin mengeluarkan produk teh dalam botol sepert i yang dilakukan sosro saat ini. Kala itu sang perusahaan menyewa jasa sebuah biro riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan prospek produk tersebut di Indonesia. Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat sang biro pun menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di Indonesia. Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat sehingga kehadiran teh dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan. Sosrodjojo, pendiri perusahaan PT Sinar Sosro, justru berpikir sebaliknya. Awalnya ide kemasan botol berasal dari pengalaman tes cicip (on place test) di pasar-pasar tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Pada demonstrasi pertama teh langsung diseduh di tempat dan disajikan pada calon konsumen yang menyaksikan. Namun cara tersebut memakan waktu lama sehingga calon konsumen cenderung meninggalkan tempat. Kemudian pada uji berikutnya teh telah diseduh dari pabrik dan kemudian dimasukkan ke dalam tong-tong dan dibawa dengan mobil. Akan tetapu cara ini ternyata membuat banyak teh tumpah selama perjalanan karena saat itu struktur jalan belum sebaik sekarang. Akhirnya sosro mencoba untuk memasukkannya pada kemasan-kemasan botol limun agar mudah dibawa. Beranglkat dari itu merekaberpikir bahwa penggunaan kemasan botol adalah alternatif yang paling praktis dalam menghadirkan kenikmatan teh lansung ke konsumen. Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti supir dan pejalan kaki sosro . PT Sinar Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kioskios sepanjang jalan. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya (penggunaan kulkas pada saat itu belum lazim). Kini PT Sinar Sosro telah menjadi perusahaan minuman yang besar dan otomatis strategi pemasaran yang dipakai pun semakin besar pula. Promosinya kini bukan menggunakan metode cicip rasa tetapi kini banyak iklan-iklan sosro yang terlihat di berbagai stasiun televisi, internet, majalah, surat kabar, radio, dan berbagai acara-acara besar maupun kecil.
PT SINAR SOSRO
22
4.3 Peta Strategi Peta strategi adalah metode yang didasarkan pada metode BSC yang menghubungkan 4 perspektif dalam diagram sebab - akibat cause – and – effect diagram:
C.
Switching cost ( biaya peralihan ) pemasok
Swithing cost dalam industri teh relative rendah karena pemasok menawarkan harga bahan baku yang relative bersaing dengan kualitas yang sama, maka apabila produsen ingin berpindah dari satu pemasok ke pemasok yang lain maka tidak memerlukan biaya switching cost. D.
Akses kesaluran distribusi
Apabila akses saluran industri telah dimiliki oleh perusahaan mapan, perusahaan baru tersebut harus membujuk saluran itu agar menerima produknya dengan harga yang lebih rendah, periklanan, dll (porter, 1997. P4). Saat ini distribusi teh sosro hampir mencangkup seluruh wilayah nasional bahkan diekspor ke Australia, Vietnam, Brunai Darussalam, dan Amerika Serikat. E.
Kebijakan pemerintah
Peraturan pemerintah yang memerintahkan semua produk harus memiliki lisensi dan pembatasan hak akses produk. PT SINAR SOSRO
23
The bargaining power of customers
Factor yang mempengaruhi kekuatan pembeli untuk produk teh antara lain switching cost yang rendah mengingat harga yang ditawarkankan antara produk teh yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda sehingga kemungkinan pembeli untuk berpindah besar. Konsumen lebih konsumtif didalam memilih product yang dipiliihnya karena mereka lebih mengutamakan kualitas dari product yang dibelinya. Kelompok pembeli juga sering membeli dalam jumlah yang besar sehingga pembeli menginginkan mendapat potongan harga serta pelayanan dari pihak perusahaan. Produk yang dibeli adalah produk standar (tidak ada differensiasi), biaya peralihan produk dari yang satu ke yang lainnya rendah, dan pembeli mendapatkan informasi yang lengkap dari produk yang ingin dibelinya.
The bargaining power of suppliers
Terdapat banyak sekali pemasok bahan baku teh sehingga membuat harga barang baku teh menjadi sangat kompetitif. Hal ini membuat kekuatan tawar menawar pemasok dengan industri minum teh rendah, karena bahan baku teh dipasaran mempunyai harga dan kualitas yang rata-rata bersaing. Dengan banyaknya pemasok bahan baku teh akan membuat industri minuman teh dapat memilih pemasok bahan baku dengan harga murah dan kualitas yang baik.
The intensity of competitive rivalry
Teh sosro memiliki pesaing antara lain, ultra jaya, teKita, fruit Tea, Fresh Tea dan kepala jenggot yang dimana masing-masing perusahaan bersaing secara kompetitif (ketat). Persaingan ini terjadi ditingkat harga, promosi / iklan, dan hadiah yang diberikan, hal ini ditunjukan untuk menarik minat para konsumen agar mau membeli produknya masing – masing.
PT SINAR SOSRO
24
BAB V KESIMPULAN
Pada masa kini, seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, petumbuhan dan perkembangan perekonomian telah memasuki era globalisasi. Hal ini menyebabkan kompetisi dalam dunia bisnis menjadi semakin tajam. Konsumen yang merupakan orientasi dalam suatu bisnis merupakan kunci utama untuk memenangkan persaingan. Apalagi konsumen masa kini pun semakin kritis dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Dalam hal ini PT. Sinar Sosro mampu menjaga kualitas produknya dan selalu menjaga ketersediaan produknya dipasaran dengan melakukan strategi-strategi yang tepat untuk dapat bersaing. Bahan baku yang digunakan pun dipilih dari teh yang berkualitas karena Sosro juga memiliki perkebunan teh sendiri. Sejak diluncurkannya produk pertama pada tahun 1970, produk Teh Botol Sosro baik rasa, kemasan logo maupun penampilan tidak mengalami perubahan sedikitpun. Namun selalu mengevaluasi dan menciptakan produk produk baru untuk konsumennya.
PT SINAR SOSRO
25