BAB I PENDAULUAN
1.1
Latar Belakang Belakang Penamba Penambangan ngan menghasik menghasikan an sisa sisa hasil hasil ekstra ekstraksi ksi minera minerall yang yang biasa biasa disebut disebut tailing tailing.. Limbah Limbah tailing tailing ini merupak merupakan an campur campuran an air, air, tanah tanah dan zat kimia kimia pengeks pengekstra trak k mineral mineral.. Karena adanya zat kimia ini, tailing dikategorikan limbah B3 dan sangat berpotensi untuk merusak lingkunagn dimana tailing itu dibuang baik itu dibuat dam, dibuang ke sungai, maupun ke lautan. Penamba Penambangan ngan emas emas banyak banyak menimbu menimbulka lkan n masala masalah h di Indone Indonesia sia,, terutam terutamaa tambang tambang-tamb tambang ang berk berkap apas asit itas as besar besar yang yang tidak tidak tundu tunduk k pada pada atur aturan an meng mengena enaii tail tailin ing g yaitu yaitu KepenL!"3#$"%%&. 'ehingga logam berat maupun zat kimia berbahaya lainnya dapat mengontaminasi lingkungan maupun mahluk hidup didalamnya. Banyak Banyak perusa perusahaa haan n tamban tambang g yang melaku melakukan kan pelagg pelaggara aran n dalam dalam pengelo pengelolaa laan n limbah limbah tailingnya, salahsatunya P( )e*mont )usa (enggara pada tahun "%%& silam, namun ada pula perusahaan tambang yang cukup baik dalam mengelola limbah tailingnya seperti P( +)(+ +)(+ yang membuat bata dari sisa tailing. akalah ini disusun untuk mengetahui sebanyak mungkin inormasi mengenai limbah tailing, mulai dari bagaima tailing itu diproduksi sampai bagaimana mengolah limbah tailing agar tidak merusak lingkungan sekitar.
1." umusan umusan asala asalah h 1.".1 einisi e inisi limbah (ailing 1."." ampak Limbah (ailing (ailing 1.".3 Pengelolaan Limbah (ailing (ailing 1."./ Peraturan mengenai Limbah (ailing (ailing 1.".0 engetahui Pengelolaan limbah (ailing di P( +)(+ +)(+ P( P ( )24)( 1.3 (u5ua (u5uan n (u5uan disusunnya makalah ini secara umum yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan lingkungan Laut Pesisir, namun scara khusus memiliki tu5uan 6 1.3.1 engetahui Pengelolaan limbah (ailing di P( +)(+ +)(+ P( )24)( 1.3." 7ntuk mengetahui penanganan terbaik untuk limbah tailing
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
".1
einisi (ailing
(ailing adalah limbah limbah batuan atau tanah halus sisa-sis sisa-sisaa dari pengerusan dan pem p em i sa ha n 8e st ra k si 9 mi n er al ya n g be rh ar arg g a 8t em b ag a , e ma s, pe ra k9 de ng an ba ha n tambang. (ailing terdiri dari 0%: praksi pasir halus dengan diameter sekitar %,%&0 ; %,/ mm dan 0% : terdiri dari praksi lempung dengan diameter kurang dari %,%&0 mm. Bahan tam Bahan tamban bang g bai baik k it itu u bat batuan uan,, pas pasir ir ma maupu upun n ta tanah nah set setela elah h dig digali ali dan dikeruk, dike ruk, lal lalu u est estrak rak bumi 8mi 8minera nerall berb berbahay ahaya9 a9 yang pers persenta entaseny senyaa sang sangat at keci kecill dipisahkan le*at proses pengerusan, bahan tambang yang begitu banyak disirami dengan zat-zat kimia 8cianida, mercury, +rsenik9 lalu bi5ih emas tembaga atau perak d is is ar ar in in g o le le h < ar ar bo bo n = il il te te r, r, p ro ro se se s p em e m is is ah ah an a n d an an p en en ya y a ri ri ng ng an a n m in in er er al al i ni ni menyisakan Lumpur dan air cucian bahan tambang yang disebut tailing , mineral ber b er h ar arg g a d ia m b il , se d an gk an ta il in g a ka n t er b a* a b er sa ma za t -z a t k im ia ya ng mengandung logam berat$be berat$beracun racun lainnya. (ail ailing ing mer merupa upakan kan ha hasil sil akhir akhir dar darii sua suatu tu ope opera rasi si penam penamban bangan gan.. 'et 'etela elah h miner mi neral al die dieks kstra traksi ksi dar darii bi bi5i 5ih h den dengan gan le leach aching ing,, l lota otasi si dsb dsb,, tai tailin ling g bia biasa sanya nya dikentalkan sebelum di discharge ke pembuangan 2.2
S i f a t Ta i l i n g
'iat tailing sangat tergantung kepada asal ore, proses mineralisasi, apakah teroksidasi atau tidak dsb. Berikut diberikan beberapa contoh ukuran dari tailing yang berasal dari input dengan density yang berbeda yaitu, batubara, emas - perak dan timah hitam - seng dimana densitas tailing yang terendah adalah batubara dan yang terberat adalah timah hitam. isini perl isini perlu u men mendapat dapat per perhati hatian an bah* bah*aa ukur ukuran an part partikel ikel seb sebenar enarnya nya sang sangat at tergan ter gantu tung ng apa apakah kah l locc occul ulant ant dig diguna unakan kan dal dalam am pro proses sesss eks ekstr traks aksii dan apa apakah kah dispersant digunakan dalam proses hydrometer untuk tu5uan size analysis 2.3
Metode Pembuangan Tailing
! am am pi pi r s em em ua ua t a il il in in g d ip ip om om pa pa a ta ta u d is is a lu lu rk rk an an s ec ec ar ar a g ra ra >i >i ta ta si si k e pem p em b u a ng an ta il in g s eb ag a i sl ur ry de ng a n k ad ar a ir y an g ti ng g i. ' lu rr y d i d is ch a rg rgee ke tempat penampungan$pembuangan melalui satu titik 8beberapa titik9
Buangan dari prosesing plant dapat dibuang ke daerah pantai tailing 8sub aerial deposition9 atau 5ika curah hu5an tinggi dan e>aporasi rendah atau ditemukannya pal un g la ut ya ng dala m ma ka su b a?ue ou s de po si ti on dap at dig un ak an
(ailing am
(ailing dam dapat dibangun dengan banyak cara, baik menggunakan earth and rock ill dam 8biasanya menggunakan *aste9 dengan prinsip sama seperti membuat dam pen yi mpa n ai r ata u me gg un ak an ta ili ng it u se ndi ri . Ker ugi an 5i ka pemb an gu na n dam seperti pembangunan dam penyimpan air maka akan diperlukan biaya yang tinggi pad a a*a l ope ra si un tu k pemb ang unan dam da n kec en der un gan o>e r sa e . 2.
Si!tem Pembuatan Dam "
a9 'istem upstream ilakukan secara progressi>e sesuai dengan kema5uan proses produksi. (ipe longsoran yang mungkin ter5adi adalah longsoran busur. 'angat tergantung dengan bes ar bu ti ran dar i ta ili ng kar ena 5i ka ukur an ta ili ng te rla lu hal us , me to de in i ti dak dapat digunakan b9 'istem do*n stream ' is te m i ni m en un tu t p em ba ng un an d ra in y an g h ar us h at i- ha ti p ad a s et ia p pem bangu na n dam ta hap be ri ku tn ya. c9 'istem centerline etode ini baru bisa di5alankan 5ika kandungan material kasar cukup besar dan d ip er lu ka n c yc lo ne u nt uk m em is ah ka nn ya . et od e i ni r el at i t id ak u mu m
d9 'istem gabungan upstream dan do*n stream ari segi material yang dibutuhkan 5uga akan berbeda-beda tergantung sistem yang digunakam. 'istem up stream menggunakan material yang paling sedikit sedangkan metode do*n stream menggunakan material yang paling banyak +gar rembasan dapat dikontrol lebih baik, maka dibuat internal drainage zone. Pada sistem upstream menggunakan stater dike dan blanket drain sebagai drainage zone. 7ntuk do*n stream drainage zone dibangun dalam bentuk miring se5a5ar dengan permukaan dan digabung dengan blanket drain. 'edangkan untuk certerline ber upa te gak lu rus dan bla nket dra in .
Ban#a$ tailing dam dibangun dengan %&in!i% dam %en#im%an ai& $a&ena dengan ala!an ,
(ailing mengandung lempung$liat tinggi. Lingkungan yang basah 8curah hu5an tinggi9. Keinginan untuk mengurangi rembasan. Konsultant hanya berpengalaman dalam perencanaan dam air
Bebe&a%a metode #ang tida$ umum #aitu"
2.'
etode pembuangan tailing yang dikentalkan 8paste9. (ailing yang sudah kental diletakkan pada tempat terbuka atau dibuang ke laut dalam. Kerugian 5ika dibuang ke tempat terbuka adalah sangat sukar untuk mengontrol erosi dan run o ibuang ke sungai 8=reeport, Bougain>ille9 ibuang ke laut 8Batu hi5au9 @abungan dari cara di atas
Bentu$ Tailing Dam
(tailing! dam in )*ina+
(+
2.,
ing yke$(urkeys )est Biasanya digunakan di daerah terrain yang lat, tidak ada run o dari daerah tangkapan air. Pembangunannya dapat ditumpuk.
Batuan hasil galian yang disebut bi5ih dan berasal dari kegiatan penambangan mengandung mineral tembaga. 'eper5uta bagian dari bi5ih tersebut mengandung mineral emas dan perak. ineral-mineral berharga tersebut diproleh melalui suatu pro se s pen gol aha n di dal am pa br ik pe ngol ah an ya ng di se bu t de ng an ko ns en tr ato r . 7ntuk mengekstraksi mineral, konsentrator menerapkan prosedur isika dan bukan kimia. 2mpat tahapan utama dalam proses pengolahan bi5ih di konsentrator meliputi crushing 8peremukan9 grinding 8penggerusan9, lotation 8pengapungan9 guna memisahkan mineral dengan batuan sisa dan penempatan tailing. 'irkuit crushing memperkecil ukuran bi5ih, yang dikirim dari kegiatan penambangan dengan metode pen amb an gan te rb uka , me n5a dik an bu ti ran bi5 ih bergari s te ng ah ra ta -r at a 10 sentimeter. +ir laut dan $atau air ta*ar kemudian ditambahkan ketika bi5ih yang sudah diremukkan memasuki sirkuit grinding. 'emi +utogenous @rinding 8'+@9 ill digunakan pada sirkuit grinding untuk menumbuk bi5ih sementara bola besi yang ada di dalam '+@ ill menggerus bi5ih sampai ukurannya mengecil, tidak lebih besar dari butiran pasir.
'irkuit grinding mencampur partikel bi5ih halus tersebut dengan air sehingga men5adi slurry atau lumpur yang kemudian dipompakan ke tangka lotasi$pengapungan. i bagian lotasi ini reagen organik dalam 5umlah yang sangat kecil ditambahkan bersamakapur ke dalam slurry untuk membantu proses pemisahan mineral berharga. eagen secara selekti bereaksi dengan permukaan mineral ber harga se hi ng ga men 5a dik anny a be rs i at me no la k air 8hy dr opho ic 9. in era l in i mengandung tembaga, emas dan perak yang kemudian meleka pada gelembung udara yang terbentuk di bagian lotasi dan selan5utnya gelembung udara tersebut bergera k dar i das ar ta ng ki ke ba gi an ata s ta ngk i lo ta si. i ne ra l in i kem ud ia n diambil sebagai konsentrat. Konsentrat inilah yang selan5utnya dikapalkan dan diangkut ke se5umlah smelter 8pabrik peleburan9 di berbagai pen5uru dunia. i tempat ini konsentrat dilebur dan diolah lagi untuk memperoleh mineral dalam ben tu k mu rni. Partikel halus seperti pasir bercampur air yang tersisa di dalam tangki lotasi setelah mineral berharga tersebut diambil itulah yang disebut tailing. 'ecara teori tailing sudah tidak mengandung mineral berharga lagi dan tidak ada konsentrasi bah an ki mia ber ba hay a yan g da pa t me ng gan ggu li ngk un ga n.
2.-
Ba$u Mutu Tailing di Indone!ia
'ecara teknis baku mutu tailing di Indonesia diatur dalam Keputusan enteri Lingkungan !idup yang terus diperbarui. Baku utu terbaru tentang tailing diatur dalam KepenL!"3C$"%%&. )ilai baku mutu tersebut dapat dilihat di Bab IA pada graik perbandingan kandungan kimia tailing P( ))( dengan baku mutu dari Kepen L!. alam KepenL!"3C$"%%& 5uga diatur tentang pengetatan persyaratan
dan sistem penga*asan melalui ke*a5iban tambahan yang harus dipenuhi oleh P( )) ( dal am pe ng elo la an ta il in g yan g dih asi lk an . Pen geta ta n pe rs ya ra ta n da n sistem penga*asan adalah sebagai berikut6 a. Pengurangan 5umlah tailing yang dapat ditempatkan ke hulu )garai Laut 'enunu melalui sistem 'ubmarine (ailing Placement 8'(P9 sebesar C.%%%.%%% metrik ton kering per tahun. Pada izin sebelumnya P(. ))( diperbolehkan untuk menempatkan tailing ke asar Laut sebesar 0C./%%.%%% metrik ton kering per tahun, di dalam izin yang baru P(. ))( hanya diperbolehkan menempatkan tailing di dasar laut sebesar 0%./%%.%%% metrik ton kering per tahun. b. 7ntuk meminimalkan dampak pembuangan tailing terhadap lingkungan, P(. ))( *a5ib melakukan upaya-upaya dan ka5ian untuk pengelolaan tailing secara keseluruhan, diantaranya mendorong penerapan 3 8educe, euse, dan ecycling9. c. Dangka *aktu berlaku izin diperketat dari tiga tahun men5adi dua tahun. Perketatan 5angka *aktu pemberlakuan izin ini untuk memudahkan ka5iulang terhadap kiner5a pengelolaan tailing dan penaatan izin yang diberikan kepada P(. ))( secara keseluruhan. Duga untuk melakukan ka5ian-ka5ian sebagaimana tersebut pada butir b di atas. d. KL! akan membentuk tim pemantau independen untuk melakukan pem ant aua n te rh ad ap keg ia ta n pe ne mp at an ta il in g di ba *ah la ut P(. ))(. Pembentukan tim pemantau independen dengan melibatkan berbagai pihak dilakukan guna men5amin kredibilitas dan akuntabilitas hasil pemantauan tersebut. 'erta mendorong penerapan prinsip transparansi dalam pen gel ol aan li ngk un ga n.
BAB III
PEMBAASAN
3./
Ino0a!i dalam Pengelolaan Tailing
7nit Bisnis Pertambangan 2mas 87BP29 +)(+ di Pongkor, Kecamatan )anggung, Kabupaten Bogor, Da*a Barat sangatlah beruntung. Lantaran siat mineral yang terdapat di sana membuatnya men5adi tambang ba*ah tanah, dampak lingkungan dari perubahan bentang alam men5adi minimal. !utan yang ada di atas tambangnya hampir tidak tersentuh. 'udah se5ak a*al operasi, sekitar #%: dari total tailing hasil sampingan produksinya dimasukkan kembali ke dalam tanah, untuk mengisi ruang-ruang yang kosong akibat penggalian.
)amun, untuk menempatkan /%: tailing yang ada, tetap diperlukan luasan lahan tertentu. +)(+ sendiri telah mengelolanya dengan sangat baik, melampaui ekspektasi regulasi dengan bukti Peringkat !i5au P4P2 yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan !idup dan Kehutanan 8KL!K, dahulu KL!9 selama 3 tahun terakhir. Permasalahannya kemudian adalah apakah dimungkinkan untuk memanaatkan tailing tersebut sehingga dampak lingkungan penempatannya 5uga bisa lebih diminimalkan lagi. Pertanyaan ini kemudian membuat +)(+ melakukan beragam u5i coba se5ak beberapa tahun yang lampau untuk memastikan pemanaatan tailing benar-benar bisa diterima sebagai
cara yang baik untuk lingkungan. (oksisitas tailing adalah salah satu tantangan terbesar, di samping durabilitas, stabilitas atau soliditasnya bila hendak di5adikan bahan baku material konstruksi, seperti batako, paving block , genteng, bahkan semen. Pemerintah Indonesia sendiri melalui PP )o.1%1$"%1/ tentang Pengelolaan Limbah B3 menempatkan tailing sebagai limbah spesiik karena relati rendahnya tingkat toksisitasnya, sehingga memberikan ruang pemanaatan limbah tambang ini berikut prosedur penanganannya seperti Unconfined Compressive Strength (UCS) atau uji kekuatan tekan dan Toxicity Characteristic Leaching rocedure (TCL)atau uji perlucutan toksik atas berbagai produk material konstruksi tersebut! 'ecara teknis, stabilisasi$solidiikasi 8s$s9 adalah teknik yang menggunakan siat kimia dan isik semen sebagai pengikat 8binder 9 untuk mengintegrasikan berbagai elemen selama reaksi hidrasi. 'olidiikasi ter5adi ketika padatan tailing dicampur dengan pengikat yang mempunyai siat po""olan.
Kandungan oksida dari limbah tailing khususnya untuk kandungan 'i4" E +l"43 E =e"43 adalah di atas C%:, alias di atas persentase yang disyaratkan untuk bahan pencampur beton, yaitu minimum 0%: 8+'( <-#1C9. +rtinya, limbah tailing yang dihasilkan 7BP2 Pongkor mempunyai siat po""olanic dan dapat digunakan sebagai bahan pencampur beton atau
perkerasan lainnya menggunakan semen. 'etelah "C hari didapat bah*a untuktailing yang disolidiikasi dengan #%: semen mempunyai kuat tekan sebesar 30 egapascal 8pa9, dan untuk tailing yang disolidiikasi dengan 0%: semen mempunyai kuat tekan sebesar /% pa, yang artinya sesuai dengan kebutuhan konstruksi pada umumnya. 'etelah melakukan beragam u5i coba, +)(+ akhirnya mengumumkan kepada seluruh pemangku kepentingannya bah*a kini +)(+ telah dapat menghasilkan beragam material konstruksi yang bukan sa5a solid, stabil, dan berdaya tahan lama, namun 5uga telah lolos dari seluruh u5i toksisitas. 'ebagai material kontruksi yang memenuhi seluruh persyaratan lingkungan dan teknis, maka produk yang dihasilkan kemudian diberi nama yang sesuai, yaitu green fine aggregate 8@=+9. 'elain @=+, yang 5uga dihasilkan adalah semen geopolimer. i manapun, semen ini bahan dasarnya banyak yang merupakan limbah hasil produksi, sehingga pengu5ian apakah bisa dibuat dengan memanaatkan tailing adalah suatu keniscayaan bagi 7BP2 +)(+. Prosesnya sendiri menggunakan suhu rendah, berbeda dengan semen Portland yang diproduksi oleh kebanyakan pabrik semen, sehingga 5auh lebih hemat energi. Karena suhu rendah itu dapat diperoleh dari matahari, maka pengurangan emisi karbondioksida dari 5enis semen ini dihitung hingga mencapai F%:, alias memotong emisi hingga men5adi 1%: sa5a untuk setiap satuan berat semen yang dihasilkan.
4lahan tailing emas P( +ntam men5adi beragam bahan baku bangunan. =oto6 Indra )ugraha Proses pembuatannya 5uga sangat sederhana, sehingga dapat mengikutsertakan masyarakat kebanyakan. !anya membutuhkan peralatan yang sederhana dan pelatihan yang 5uga sederhana bagi peker5anya. engan siat pembuatan yang demikian, hasilnya bisa 5auh lebih baik. Beberapa literatur menyebutkan bah*a semen geopolimer tahan hingga 1% kali lipat usia semen Portland, seluruh siat bisa dimodiikasi sesuai kebutuhan dengan mudah. Biaya pembuatannya lebih hemat, dan *aktu pembuatan yang 5auh lebih singkat memastikan bah*areturn on investment -nya 5auh lebih tinggi daripada pembuatan semen pada umumnya. i berbagai negara, semen geopolimer telah di5ual secara komersial, dan sangat berhasil menggusur pasar semen Portland, terutama di pasar-pasar yang telah mensyaratkan sustainable construction, termasuk green building . #lue Crete adalah salah satu merk semen geopolimer yang paling terkenal di seluruh dunia, yang di5ual sebagai lo$ carbon footprint cement dan terus dinyatakan sebagai salah satu %& hot products oleh editor ma5alah 'reen #uilder se5ak "%1%. !asil u5i coba itu secara teknis telah membuat perubahan besar. Tailing tidak lagi hanya ditumpuk di tailing dam yang terus meninggi dan atau meluas, melainkan bisa dikurangi >olumenya. (entu, hal ini tergantung dari >olume pemanaatannya. Bila 7BP2 +)(+ hanya bisa memanaatkan sebagian dari tailing yang diproduksinya setiap hari, maka itu hanya akan mengurangi >olume yang ditempatkan di dam. Kalau seluruhtailing yang diproduksi harian itu bisa dimanaatkan, maka tailing yang ditempatkan pada dam tidak akan bertambah >olumenya. Bahkan, bila pemanaatannya melampaui produksi tailing per hari, maka >olume tailing yang telah ditempatkan pada dam bisa dikurangi hingga benar-benar habis suatu hari nanti.
3.2
Dam%a$ Ling$ungan1So!ial1E$onomi Pengelolaan Tailing
'ecara lingkungan, semakin besar tailing yang bisa dimanaatkan, dampaknya akan semakin baik. i sini paradigma bah*a $aste is only an untapped resource perlu dipegang eraterat. 2kologi tidak mengenal limbah apapun, lantaran proses produksi-distribusi-konsumsinya sempurna. !anya ekonomi manusia sa5a yang tidak selaras dengan ekologi lalu mengenalkan Bumi pada beragam limbah. engan berhasilnya u5i coba ini, maka tak ada lagi hambatan bagi
7BP2 +)(+G5uga bagi perusahaan tambang di manapun yang menghasilkan tailing Guntuk kembali tunduk kepada siklus alam yang nirlimbah.
(ailing dari pertambangan. =oto 6 tailing ino alam proses u5i coba yang skalanya sekitar 1%: sa5a dari seluruh tailing yang dihasilkan perhari, dampak sosialnya benar-benar sudah dirasakan oleh masyarakat Pongkor. Pertama-tama, dampak ketenagaker5aan. PongkorGdan tambang manapunGadalah sebuah magnet ekonomi yang menarik banyak orang untuk datang, terutama untuk terlibat dalam penambangan emas artisanal dan ekonomi turunannya. Lantaran yang dilakukan oleh mereka itu tidak sesuai dengan ketentuan hukum, maka berulang kali aparat pemerintah menertibkannya. (entu sa5a, hal ini menimbulkan krisis ketenagaker5aan, ekonomi, dan sosial.
)amun,
dengan pilot project pemanaatan limbah ini, sebagian dari masalah tersebut bisa diselesaikan.
Lebih dari 1/% mantan penambang artisanal kini beker5a di pabrik pengolahantailing . Ini mengubah status ker5a mereka yang tadinya ada di dalam sektor ekonomi ilegal men5adi legal.
Kedua, dengan seluruh hasil dari material konstruksi disalurkan untuk program sosial +)(+, maka beragam asilitas umumG5alan, rumah ibadah, sekolah, puskesmas adalah beberapa di antaranyaGdisekitar lokasi pertambangan mendapatkan manaat yang besar. @airah konstruksi inrastruktur untuk kepentingan masyarakat banyak meningkat dengan pesat. 'elain itu, rumah penduduk yang berasal dari golongan tak mampu 5uga mendapatkan bantuan. Lantaran biaya produksi sangat rendah dan kelompok masyarakat rentan mendapatkannya secara gratis, maka konstruksi tiba-tiba men5adi 5auh lebih murah. 'ebuah rumah tipe 3# bisa dibangun hanya dengan biaya belasan 5uta rupiah sa5a, tentu tanpa memperhitungkan harga tanahnya. Ini sangat membantu masyarakat tak mampu yang membutuhkan rumah sehat.
Pertanyaannya kemudian, kalau secara lingkungan dan sosial manaatnya memang telah bisa dirasakanGdan dibayangkan bila >olume pengolahannya dibuat men5adi 5auh lebih besar, setidaknya hingga 1%%: >olume tailing harianGapakah benar akan ada ekonomi hi5au yang bisa ditumbuhkan. 'angat 5elas 5a*abannya adalah bisa. Pemanaatantailing sebagai bahan baku telah menekan biaya produksi men5adi sangat rendah, dan bisa men5adi lebih rendah lagi dengan meningkatnya skala operasi.
(etapi, yang men5adikannya hi5au itu bukanlah murahnya,
melainkan penguranganGbahkan secara potensial penghilanganGlimbah yang memba*a dampak lingkungan dan sosial positinya. 3.3
Menuu E$onomi Si&$ula& Indu!t&i Ni&limba*
Penting diingat bah*a prinsip internali"ation of externalities tidak memberi ruang bagi perusahaan tambang untuk mengelak dengan mengatakan bah*a tidak ada dana untuk
diin>estasikan pada usaha pemanaatan tailing ini. +kumulasi dana pengelolaan eksternalitas harus dipergunakan salah satunya untuk in>estasi pemanaatan tailing sebagai sebuah bagian atau unit usaha tertentu untuk bukan sa5a meningkatkan kiner5a lingkungan, namun 5uga meningkatkan intensitas dan kualitas ekonomi hi5au dari perusahaan tambang. Lebih 5auh, untuk memastikan bah*a ini benar-benar men5adi penge5a*antahan ekonomi hi5au, maka model bisnis pengelolaan tailing 5uga harus inklusi, bila kelak akan di5adikan badan usaha tersendiri. 'angat baik bila masyarakat dilibatkan bukan sa5a men5adi tenaga ker5a, melainkan 5uga men5adi pemilik badan usaha tersebut melalui kepemilikan saham. en5adikan masyarakat lokal sebagai bagian dari rantai nilaiGbaik sebagai pemilik, pemasok, peker5a maupun pen5ual produksiGadalah cara terbaik agar manaat ekonomi sirkular pengelolaan tailing ini bisa semakin tinggi.
od++, kolam endapan tailing =reeport yang saat ini sudah lebih tinggi dari Kota imika. =oto6 Hoga Pribadi !al ini tidakah mudah, tentu sa5a. @odaan untuk men5adikannya bisnis komersial biasaG *alaupun tetap memba*a dampak positi bagi lingkungan dan sosialGdapat mengurangi manaat total bagi pemangku kepentingan. Bagaimanapun, dalam tahapan u5i coba ini belum sepenuhnya dihitung secara detil kiner5a ekonomi yang mungkin dicapai, pun belum menemukan model bisnis yang optimal bagi +)(+ dan masyarakat setempat. Penggunaan alat
perencanaan yang menggabungkan manaat ekonomi dan sosial seperti social return on investment 8'4I9 akan bisa membuat gambaran itu men5adi lebih 5elas. (antangan berikutnya, bagaimana membuat ekonomi sirkular pengelolaan tailing men5adi norma di Indonesia. an hal terakhir ini membutuhkan kepastian sikap dan ketegasan Pemerintah I dalam menerapkan prinsip-prinsip Pembangunan Berkelan5utan yang telah diratiikasi dan PP )o.1%1$"%1/ yang telah mengatur pengelolaan tailing menu5u ekonomi sirkular. 'ecara teknis, +)(+ sepenuhnya bersedia berbagi resep rahasiaJ-nya, seperti yang telah ditun5ukkan kepada puluhan perusahaan tambang dan industri lainnya yang telah mengun5ungi asilitas pengelolaan tailing di Pongkor. +pa urusan industri lain datang ke Pongkor 'etelah berhasil mendapatkan solusi teknologis atas tailing, 7BP2 +)(+ kemudian melan5utkan penelitiannya untuk limbah PL(7 8fly ash dan bottom ash9, industri kelapa sa*it, kertas, sponge, stone crusher , semen, ba5a, pupuk dan tekstil. 'eluruhnya bisa memanaatkan teknologi yang sama untuk membuat material konstruksi dengan toksisitas di ba*ah ambang batas. !anya limbah dari industri tekstil sa5a yang masih terlampau dekat dengan ambang batasG*alau sudah di ba*ahnyaGsementara yang lain bisa dibuat 5auh di ba*ahnya. Ini berarti kita sudah melihat kemungkinan sen5akala limbah dan ekonomi linear, 5uga kita bisa menyambut a5ar ekonomi sirkular di berbagai industri itu. (api, bagaimanapun, ini bukanlah sekadar masalah pemanaatan teknologi, yang kini sudah dibuktikan memang eksis dan mumpuni untuk menghilangkan beragam limbah industri. Pemerintah I perlu mendorong, memasilitasi dan memaksa seluruh perusahaan tambang dan industri lainnya untuk mengarah ke sana. Kehadiran enteri Lingkungan !idup dan Kehutanan di 7PB2 +)(+ di Pongkor pada tanggal F +pril "%1# untuk meresmikan pabrik pengolah tailing seharusnya dapat men5adi momentum yang tepat untuk perubahan tersebut, karena ekonomi sirkular pengelolaan limbah itu telah disaksikan secara langsung.
3.
Se$ila! Tentang Kon!t&u$!i dan Monito&ing Inf&a!t&u$tu& Tailing PT. NNT
Penempatan (ailing di asar Laut Proyek tambang Batu !i5au P( ))( menerapkan 'istem Penempatan (ailing di asar Laut yang telah dirancang bangun dan dikelola serta dipantau secara berkesinambungan. Pada "%%# ter5adi kebocoran pipa tailing sehingga operasinal '( dialihkan melaui pipa cadangan. Perbaikan pada pipa utama dimulai se5ak "%%&. Konstruksi tailing P( ))( mulai diker5akan pada 1FF& dan mulai beroperasi tahun "%%%. Pada "%%" P( ))( membangun pipa cadangan. 'ecara umum pipa tailing terbagi men5adi dua 5enis berdasarkan lokasinya yaitu onshore 8di darat9 dan oshore 8di laut9. 7ntuk pipa onshore terletak antara
pan5angnya sekitar # km. Pipa ini memilki diameter F% cm yang terbuat dari logam. Perletakan pipa onshore adalah beton pada setiap 5arak " meter serta sambungan pipa setiap # meter. onitoring pipa onshore melalui pengamatan eternal setiap dua 5am dan setiap minggu dilakukan maintenance. 'edangkan pengamatan internal dilakukan setiap shut do*n process dua kali setiap tahun. Pipa oshore terletak di pantai (eluk 'enunu. Pipa tersebut berbahan !P2 8high density poly ethylene9 yang semula memiliki ketebalan F% milimeter. 7ntuk konstruksi baru pada "%%& digunakan pipa dengan ketebalan 1%% milimeter. onitoring pipa oshore dilakukan untuk mengukur ketebalan pipa menggunakan metode smart PI@ 8pipeline integrity gauging tool9 yang dilakukan setiap shut do*n process utnuk seluruh pipa dan pada sambungan dilakukan setiap minggu karena pipa tersebut selalu mengalami pengikisan. 'elain itu 5uga dilakukan pengamatan menggunakan 4A 8remotely operated >ehicle9 setiap tiga bulan.
BAB I PENUTUP
/.1
Kesimpulan
Pengelolaan limbah tailling emang harus tunduk terhadap peraturan perundang-undanga di negeri ini, bisa kita lihat pada pembahasan penngelolan limbah tailling di P(. +ntam melakukan ino>asi dlam mengelola limbah taillingnya yaitu dengan merubah tailing men5adi batu bata setelah toicitasnya diturunkan namun ada perusahaan yang kurang baik dalam mengelola limbah tailing yakni P(. )e*mont pada tahun "%%&, pipa enngaliran limbah tailing mengalami kebocoran sebelum mencapai zona pembuangan sehingga ter5adi kerusakan lingkungan disekitar pipa bocor tersebut. /."
'aran
!endaknya dilakukan pengecekan yang berkala agar pipa tidak mengalami kebocoran sehingga lingkungan tidak tercemari oleh limbah tailling dan melakukan pera*atan secara berkala.
+=(+ P7'(+K+
Isya +sari diakses 1% +pril "%1& M http6$$learnmine.blogspot.co.id$"%13$%#$tailinglimbah-pertambangan.html