BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang mulai diperbincangkan bagi dunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap Negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbarukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara didunia terutama Indonesia. Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta per barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1 juta per barel sehingga terdapat kekurangan yang harus dipenuhi melalui impor. Menurut data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar barel. Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru, diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade kedepan. Untuk
mengurangi
ketergantungan
terhadap
bahan
bakar
minyak
pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbarui sebagai altenatif pengganti bahan bakar minyak. Salah satu sumber energi alternatif adalah biogas. Biogas ini merupakan gas yang terbentuk atau terbuat dari endapan limbah organik yang menghasilkan zat gas dimana gas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar (gas) dan sebagai Pembangkit Tenaga Listrik. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dan dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses – proses dan tahapan penguraian. Proses ini merupakan
1
peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil. Alasan mendasar menggunakan energi alternatif Biogas ini adalah, karena semakin tingginya pertumbuhan serta padatnya jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan jumlah kebutuhan energi, sehingga masyarakat harus membuat energi alternatif seperti Biogas agar dapat terus menggunakannya, karena Biogas merupakan salah satu energi terbarukan (energi yang tidak akan habis) yang sangat mudah dalam proses pembuatannya dan hemat biaya. Jumlah usaha peternakan yang ada di Indonesia ini sangatlah banyak, sehingga sangat membantu dalam hal membuat Biogas, dimana kotoran hewan (ternak atau tidak ternak), serta kotoran manusia adalah bahan dasar sebagai pembuatan Biogas. Untuk proses menghasilkan Biogas menjadi bahan bakar maupun sebagai Pembangkit Listrik, masyarakat harus mengikuti penyuluhan tentang pemrosesan Biogas agar hasil yang didapat lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan Biogas? 2. Cara pembuatan biogas 3. Konversi biogas menjadi energi listrik 4. Komponen yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga biogas 5. Mengetahui prinsip kerja biogas 6. Kelebihan dan kekurangan dari biogas
1.3 Tujuan 1. Mengetahui manfaat dari biogas 2. Memahami cara pembuatan biogas 3. Mengetahui cara biogas menghasilkan tenaga listrik 4. Mengetahui komponen apa saja yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga biogas. 5. Mengetahui prinsip kerja dari biogas 6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari biogas.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemanfaatan dari Biogas Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya, kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen yang disebut juga anaerobik digestion. Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 %) berupa metana. Material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraikan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material organik, yang akan didegradasi menjadi asam-asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asidifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana. Setelah material organik berubah menjadi asam-asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium. Perkembangan proses anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah/limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Manfaat hasil dari proses anaerobik digestion ini dapat diaplikasikan untuk menghasilkan listrik.
3
Biogas ini sangat bermanfaat dan dapat membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Karena banyaknya sampah – sampah dari rumah tangga, industri ternak maupun pertanian, hanya dibuang ke tempat penampungan sampah tanpa memanfaatkan limbah atau sampah tersebut. Justru sampah atau limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatifengan memanfaatkan keadaan krisis energi seperti pada saat ini, Biogas ini harus mulai diperkenalkan dan diaplikasikan kepada masyarakat, sebagai salah satu upaya membantu pemerintah dalam mengimpor bahan bakar fosil. Selain menghasilkan gas dan membangkitkan listrik, biogas juga memiliki manfaat lainnya Pembangkit Listrik Tenaga Biogas juga sangat bermanfaat bagi pencegahan global warming, contohnya metana hasil fermentasi
sampah,
bila
tidak
dimanfaatkan akan menyebabkan menumpuknya gas metana di atmosfer, yang dapat menyebakan efek rumah kaca, dengan pembangkit listrik tenaga biogas, metana yang bersifat mudah terbakar bisa dimanfaatkan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik, bisa juga digunakan untuk keperluan memasak dan bahan bakar kendaraan (BBG). Dengan menanam modal pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas kita mengganti uang dengan manfaat dan meletakkan pemakaian yang efektif. Menggunakan
Sistem
Pembangkit
Listrik
Tenaga
Biogas
akan
menghindarkan daripenyakit. Dilengkapi dengan tambahan alat filtrasi (filter bertekanan) Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dapat mereduksi tingkat COD dan BOD. COD (chemical oxygen demand) dan BOD (biological oxygen demand). Pembangkit Listrik Tenaga Biogas mengurangi sebagian pencemaran zat atau bahan biologis (kadar zat organik dikurangi sampai 60-70%). Manfaat lain dari biogas ini salah satunya dampak bagi lingkungan, dengan adanya biogas lingkungan tidak tercemar karena biogas adalah energi ramah lingkungan, sehingga lingkungan tetap sehat. Dampak lain adalah berkurangnya masalah pemerintah dalam hal krisis energi seperti berkurangnya bahan bakar minyak.
4
2.2 Proses Pembentukan Biogas Pembentukan biogas terjadi melalui proses fermentasi, proses tersebut pada umumnya merubah bahan organik dengan bantuan mikroorganisme anaerobik menjadi komposisi senyawa CH4, CO2, H2, NH3, dan H2S. Proses penguraian bahan organik dalam digester (reaktor organik) terjadi melalui tiga tahapan, yaitu: tahap hidrolisis, tahap pengasaman (asidifikasi), dan tahap metanogenesis. Tahap hidrolisis merupakan penguraian bahan organik kompleks yang mudah larut (karbohidrat, protein, dan lemak) menjadi senyawa yang lebih sederhana. Tahap pengasaman (asidifikasi) adalah tahap dimana senyawa sederhana yang diproses dari tahap hidrolisis menjadi senyawa asam, seperti asam asetat, asam propionate, asam butirat, dan asam laktat dan produk sampingan berupa alkohol, CO2, hydrogen, dan amonia. Tahap terakhir adalah metanogenesis yang memproses hasil senyawa asam menjadi metan, karbondioksida, dan air dengan bantuan bakteri metanogen.
Komponen hasil tahap metanogenesis merupakan
penyusun dari biogas.
Gambar 1.1 Pembentukan biogas
Proses pembentukan biogas yang maksimal harus didukung dengan parameter-parameter kondisi bahan organik dan kondisi lingkungan yang sesuai. Parameter-parameter tersebut adalah jenis bahan organik, derajat keasaman, keseimbangan, suhu, laju pengumpanan, zat toksik, pengadukan, starter, dan 5
waktu retensi. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi tingkat fermentasi oleh mikroorganisme. Adapun kondisi lingkungan yang harus dikontrol adalah derajat keasaman yang harus berada pada pH 6.5-7.5 dan suhu lingkungan diantara 32 o37o . Banyaknya kandungan gas metana pada biogas mengakibatkan biogas dapat dijadikan sumber energi. Pada beberapa literatur sering disebutkan nilai energi yang berbeda dari limbah, hal ini berkaitan erat dalam kondisi lingkungan setempat dan karakteristik subtraksi yang tidak selalu sama. Nilai fisik pada biogas untuk menjadi sumber energi dapat terlihat pada Tabel berikut ini Tabel 1.1 Jumlah biogas dari bahan baku
Tabel 1.2 Komposisi limbah dan biogas yang dihasilkan.
Jumlah energi yang terdapat dalam biogas tergantung pada konsentrasi metana.
Semakin tinggi kandungan metana, maka semakin besar kandungan
energi (nilai kalori) biogas. Sebaliknya, semakin kecil kandungan metana, semakin kecil pula nilai kalori. Selain itu, kualitas biogas juga dapat ditingkatkan dengan cara menghilangkan hidrogen sulfur, kandungan air, dan karbondioksida.
6
karena, hidrogen sulfur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi. Jika biogas mengandung senyawa ini, maka gas yang ditimbulkan menjadi berbahaya. Sementara itu, kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbulkan korosif. Kandungan hidrogen sulfur, air, dan karbondioksida dapat dihilangkan dengan menggunakan alat atau bahan desulfurizer, yang dibutuhkan untuk menyalakan generator tanpa terkena korosi.
2.3 Instalasi Biogas Instalasi biogas adalah tempat untuk menampung bahan baku biogas (kotoran sapi) yang akan mengalami proses fermentasi dengan bantuan bakteri anaerob untuk menghasilkan biogas. Instalasi biogas mempunyai 3 unit utama, yaitu: 1. Unit Fermentasi 2. Unit Pemurnian 3. Unit Penampungan Unit fermentasi adalah tempat utama penghasil biogas dimana digester adalah tempat terjadinya proses digestifikasi yaitu proses terbentuknya gas metana dengan bantuan bakteri anaerob atau tanpa udara. Karena berdasarkan reaksi kimia metana dengan oksigen akan menghasilkan ledakan dimana persamaan kimianya adalah sebagai berikut: CH4 + 2O2 ---> CO2 + 2H2O. Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (Karbondioksida) dan dua molekul H2O (air). Jadi jika tanpa udara akan menghasilkan gas CH4 dan CO2 yang volumenya lebih besar dari H2, N2 dan asam sulfida. Proses fermentasi membutuhkan waktu 7 sampai 10 hari untuk menghasilkan methan (CH4). Dimana rumus kimia pembentukan CH4 adalah sebagai berikut: CXHYOZ + (x – y/4 - z/2) H2O ---> (x/2 - y/8 + z/4) CO2 + (x/2 + y/8 – z/4) CH4.
7
Unit pemurnian adalah tower bentuk slinder yang memiliki saluran masuk air dan gas serta saluran keluarnya. Cairan yang masuk disebut weak liqoon, cairan ini didistribusikan lewat bagian atas. Tempat yang diperlukan untuk penampungan kotoran ternak yaitu digester, salah satu contohnya dalah tipe fixed dome plant. Fixed dome plant memiliki bentuk separuh mangkuk dengan rangka berbentuk lingkaran. Dinding digester tipe fixed dome plant dibuat dari batu bata yang dilapisi dengan adonan semen, pasir dan kerikil (1:2:4) dengan ketebalan 1 cm. Kemudian dinding digester dilapisi lagi dengan plesteran adonan semen dan pasir (1:4) dengan ketebalan 2 cm. Perlu diketahui bahwa batu bata yang dipergunakan mempunyai ukuran 23 x 11 x 5.5 cm. Sehingga dinding digester mempunyai ketebalan = 5.5 + 2 + 1 = 8.5 cm. Sebelum pembuatan instalasi biogas, maka harus ditentukan kapsitas fixed dome plant yang akan dibuat. Perhitungan kapasitas alat didasarkan pada jumlah ternak dan faeces yang dihasilkan dengan rumus perhitungan [4] sebagai berikut:
Dimana; Vf = volume cairan (m3/d) mo = massa kotoran (kg/d) ρm = kepadatan bahan kering dalam cairan (50kg/m3) Vd = Vf x tr, dimana; Vd = volume digester (m3) tr = waktu pembentukan biogas
8
Gambar 2.1 Fixed Dome Plant Selain itu pembuatan instalasi biogas harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Digester yang akan dibangun harus terletak di tempat yang terkena sinar matahari secara langsung. 2. Dekat dengan sumber bahan baku yaitu faeces, jadi sebaiknya dekat dengan kandang ternak. 3. Dekat dengan sumber air dan persediaan yang cukup untuk bahan pengencer kotoran ternak. 4. Harus ada pencampuran secara rutin, sehingga bakteri berinteraksi dengan kotoran. 5. Instalasi biogas yang dibangun harus mempunyai keadaan optimum
2.4 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Tahap pertama adalah dari masuknya sampah organik padat (pupuk, kotoran) yang diangkut oleh rel berjalan (conveyor) ke tangki penyimpanan kotoran, sampah cair yang awalnya datang ke tangki utama, kemudian di tangki utama inilah sampah dicampur, setelah dicampur suhunya akan menjadi hangat (kadang-kadang dingin) untuk itu diperlukan suhu ideal. Biasanya tangki penyimpanan mempunyai daya tampung untuk 2-3 hari. Sampah padat dapat diisi juga ke tangki itu untuk dicampur atau dimasukan kedalam digester melalui keran pengisian. Selanjutnya sampah organik cair dipompa ke Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dengan pompa atau jalur pipa dari tempat penyulingan sampah organik 9
cair, stasiun pompa kotoran (SPS) dipisahkan dengan lokasi digester. Dari tangki pencampuran dan keran biomasa (pupuk, kotoran atau tempat penyulingan air kotor) disalurkan ke Digester (reaktor Organik). Unutk Tangki Reaktor Organik harus dibuat dari beton yang tahan terhadap asam dan gas. Reaktor panas dipisahkan dengan pemisahan panas ini dilakukan tergantung pada tempat Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dan kondisi iklim, bahkan didalam Digester suhu memegang peranan penting, hal ini dapat diatasi dengan cara yang biasanya disebut suhu mesophilic (+30-41°), dalam beberapa hal suhu termophilic digunakan (kira-kira 55°). Selanjutnya biomasa didalam Digester diaduk, pengadukan ini dilakukan dengan beberapa cara dan bergantung dari jenis bahan baku, kelembabannya dan ciri-ciri yang lain yang digunakan. Pengadukan ini biasanya dilakukan oleh slopped mixer, mesin pengaduktipe “paddle giant” atau pengaduk tipe submersed, semua tipe pengaduk ini dibuat dari baja tahan karat bahkan alat pengaduk ini dapat berupa mesin hidraulik, namun lapisan pompa mesin pengaduk biomasa dapat dimasuki oleh beberapa jenis bakteri, bioreactor dibangun dengan beton atau kubah beton dan punya umur pemakaian 25-30 tahun. Pemanasan Digester dilakukan oleh air panas dengan suhu yang masuk kirakira 60° dan suhu keluaran kira-kira 40°. Sistem Pemanas dialirkan melalui jaringan pipa, yang dapat dipasang langsung ke dinding reaktor atau dapat ditempelkan ke bagian dalam sisi dinding Digester. Jika Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dilengkapi dengan unit co-generation, pemanasan digester dapat dilakukan oleh generator yang mendinginkan air, generator yang mendinginkan air mempunyai suhu 90° dan sebelum panas ini disalurkan ke sistem pemanas Digester, panas ini dicampur dengan air dengan suhu 40° sehingga sistem pemanas menerima air dengan suhu 60°. Air yang sebelumnya digunakan dapat dikembalikan dan dapat didaur ulang. Pada waktu musim dingin Pembangkit Listrik Tenaga Biogas memerlukan panas 70% dari alat pendingin generator dan memerlukan 10% pada musim panas. Jika Pembangkit Listrik Tenaga Biogas hanya digunakan untuk produksi gas air panas dapat diambil dari boiler. Rata-rata waktu Penyimpanan biomasa dalam bioreactor (tergantung pada material yang digunakan ) sampai 20 hingga 40 hari, selama waktu ini bahan
10
organik melakukan metabolisasi (dimodifikasi) oleh microorganisme, pakan ternak dari jagung disimpan dalam rentang waktu 70 hingga 160 hari, waktu penyimpanan ditetapkan dari ukuran digester. Proses fermentasi dilakukan oleh bakteri anaerob, yang dimasukan ke digester sepanjang
pengoperasian
Pembangkit
Listrik
Tenaga
Biogas.
Selanjutnya bakteri anaerob tidak perlu dimasukan ke digester. Memasukan Bakteri anaerob dilakukan dari 3 cara berikut ini yaitu: 1. Memasukan inti sari bakteri anaerob 2. Menambahkan pupuk baru, atau 3. Memasukan biomasa pada saat pengoperasian Pembangkit Listrik tenaga Biogas. Biasanya metode ke 2 dan 3 yang paling murah yang digunakan orangorang. Bakteri Anaerob dimasukan ke dalam pupuk yang berasal dari perut hewan dan tidak berbahaya bagi manusia atau hewan, karena Bioreaktor ditutup hingga kedap udara oleh sebab itu Bioreaktor atau fermenter dapat ditempatkan dekat dengan lahan pertanian atau lahan produksi.Sebagai hasil akhir didapatkan Biogas dan Pupuk Organik (dalam bentuk padat maupun cair). Biogas terdapat di gasholder, di dalam gasholder, tekanan dan biogas dicampur sama rata. Membran EPDM pada Gasholder tahan akan daya renggang yang besar dantahan terhadap perubahan bentuk (menggelembung). Bahan yang terdapat pada membran memiliki daya tahan terhadap cahaya matahari, endapan dan penguapan didalam Bioreaktor. Bioreaktor ditutup, hingga kedap udara menutupi gasholder.Ruang udara diantara gasholder dan sisi depan yang miring dipompa dengan udarauntuk menekan dan menyekat panas, kadangkadang Gasholder memiliki banyak penutup ruangan,penutup dapat dilindungi oleh
sabuk
di atas
kubah
beton
ataumeletakan pemisah di tangki
beton,kapasitas gasholder 0.5 – 1 x pengoperasian perhari. Dari gasholder biogas terus dialirkan ke gas co-generation unit, disini panas dan listrik dapat diproduksi, 1m3 dari biogas memproduksi 2 Kwh energi listrik dan 2 Kwh energi panas, pembangkit Biogas yang besar dilengkapi dengan system proteksi terhadap kegagalan operasi, (pengoperasian mesin dan kegagalan
11
pada saat pembakaran biogas). Sistem
biogas dilengkapi dengan ventilasi,
pengekstrak embun dan desulphurization unit. Sistem secara keseluruhan dioperasikan oleh unit kendali otomatis. Unit kendali bekerja mengoperasikan stasiun pompa, pencampur (pengaduk), sistem panas, otomatis gas dan generator, setelah bakteri anaerob mengurai biomasa. Hasilnya siap untuk dipakai sebagai pupuk, pupuk organik cair dipisahkan oleh unit pemisah dan tersedia di tangki. Di Jerman (amoniak cair) digunakan sebagai pupuk dengan amoniak tinggi (NH4). Pupuk padat tersedia secara terpisah, dari tangki penyimpan, Pupuk organik cair dipompa ke tangki pengangkutan untuk lebih jauh didistribusikan atau dijual. Bila perusahaan tidak perlu listrik tetapi gas untuk mengisi kendaraan, Pembangkit Biogas menyediakan dengan sistem pengolahan gas dan stasiun pengisian metana. Sistem pengolahan gas dilengkapi dengan alat pemisah CO2 dari biogas dan berdasarkan penyerapan dan teknologi pemisah. Kandungan CO2 dapat dikurangi dari 40% menjadi 10% (bahkan 1% jika mungkin diperlukan). Pilihan ini sangat menarik dengan mempertimbangkan dengan seksama bahan bakar disel harganya tinggi. Untuk sementara, tipe sampah organik menggunakan cara pengoperasian sesuai yang tersebut di atas. Sebagai contoh ini tidak dapat dikerjakan dengan 1 jenis bahan mentah seperti air sisa penyulingan dan butiran anggur. dalam hal ini menggunakan dua sistem tingkatan dengan menggunakan reaktor hidrolisis tambahan. Pembangkit Listrik Tenaga Biogas sendiri memakai energi 10-15% pada waktu musim dingin dan 3-7% di waktu musim panas. Untuk mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas besar hanya membutuhkan 1 orang untuk kerja 2 jam/hari.
12
Gambar 2. Skematik PLT Biogas
Gambar 2.2 Proses Biogas
2.5 Proses Produksi Biogas Proses Produksi Biogas ini melalui 4 tahapan dalam fermentasi, seperti dalam gambar berikut ini,
Gambar 2.1 Metabolisme Produk dalam fermentasi anaerob
Bakteri menguraikan sampah organik di lingkungan anaerob. Biogas itu sendiri adalah hasil menengah metabolisme itu. Proses
pembusukan
dapat
13
dibagi menjadi 4 tahapan (lihat gambar 3) setiap tahapan terdiri dari bakteri yang berbeda. Berikut tahapannya : 1.Di tahap yang pertama bakteri aerob memperbaiki zat high-molecular (protein, karbohidrat, lemak, selulosa) dengan memakai bantuan enzim low-molecular sebagai bahan campurannya, monosaccharida, asam amino , asam lemak dan air adalah hasil akhirnya. Oleh bakteri hidrolisis, Enzim bertugas menguraikan komponen substrate ke molekul kecil water-soluble. Polimer berubah menjadi monomer (memisahkan molekul). Proses ini disebut hidrolisis. 2. Kemudian, pembusukan dilakukan oleh bakteri acid-forming. Pemisah molekul masuk kedalam sel bakteri dimana transformasi lebih lanjut dilakukan. Proses ini secara parsial dibantu oleh bakteri anaerob yang mengurai sisa oksigen, oleh karena itu lingkungan anaerob cocok untuk bakteri metana. Tahapan Produksi: ✔ asam (asam cuka, asam semut, asam butyric, asam propionic, asam caproic, asam laktat) ✔ alkohol dan ketone (metanol, ethanol, propanol, butanol, gliserin dan aseton), ✔ gas (karbon dioksida, karbon, hidrogen sulfida dan amoniak). Tahap ini disebut oksidasi. 3. Selanjutnya bakteri acid-forming membentuk susunan awal metana, (asam cuka, karbon dioksida dan hidrogen), produk ini tersusun dari asam organik. dalam cara ini suhu kandang sangat penting. 4. Langkah ini adalah langkah terakhir dalam pembentukan metana, karbon dioksida dan air. 90% hasil pembentukan metana diproduksi di tingkatan ini, 70% dari asam cuka. jadi formasi asam cuka 3 tahap ini adalah faktor yang menetapkan kecepatan pembentukan metana.
14
Gambar 2.3 Tahapan proses produksi metana
2.6. Kelebihan dan Kekurangan Biogas 2.6.1. Kelebihan Biogas 1. Kebersihan lingkungan 2. Bio-Gas 3. Bio-fertilizer (pupuk alami) 4. Mengirit biaya investasi (untuk sebuh perusahaan baru). 5. Menghasilkan Tenaga listrik 6. Menghasilkan panas 7. Mengahasilkan bahan bakar untuk kendaraan 2.6.2 Kekurangan Biogas 1. Bau tak sedap 2. Susah dalam perawatannya
15
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 1. Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organic oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). 2. Pada pembangkit ini memanfaatkan gas untuk memutar turbin. 3. Pembangkit ini mempunyai banyak keuntungan, diantaranya: dapat mengurangi sampah yang ada dilingkungan, bahan baku mudah untuk dicari, dan zat sisa dari pembangkit ini dapat digunakan sebagai pupuk. 4. Kekurangan dari pembangkit ini yaitu dapat menimbulkan bau yang tak sedap dan susah dalam perawatan/ pembersihannya. 5. Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
3.2 Saran Hendaknya
teknologi
anaerobic
ini
terus
disempurnakan
untuk
mendapatkan kuantitas dan kualitas biogas yang lebih baik dan mengantisipasi krisis energy dimasa yang akan datang. Sisipositif yang dapat kita ambil dari pengembangan teknologi anaerobic adalah bahwa tidak ada sesuatu pun yang tidak bermanfaat di bumi ini bahkan sebuah sampah sekalipun. Dengan teknologi
16
anaerobik, selain memperoleh biogas, manfaat lainnya adalah akan diperoleh pupuk organic dengan kualitas yang tinggi, yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain yang tidak bias digantikan oleh pupuk kimia. Oleh karena itu jangan disia-siakan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Johansyah. 2011. “Makalah Biogas” (Online) http://www.ekologimanusia.blog/2011/makalah-biogas. Diakses maret 2014.
Ardiansyah dan pratama, roky. 2009. Pembangkit Listrik Tenaga Terbarukan (Biogas). Bengkulu : Universitas Bengkulu.
Alfin, Bonard. 2011 (November). “Pembangkit Listrik Tenaga Biogas,” listrik . hal. 1. (Online) http://www.marwanard.blogspot.com//makalah-deskriptif, diakses april 2014.
18