MAKALAH Pendidikan Agama Islam
Oleh :
SMK NEGERI 1 PUNGGING Tahun Ajaran 2015-2016
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam ini dengan sebuah pembahasan tentang “Malaikat Selalu Bersamaku”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada guru pembimbing pelajaran Pendidikan Agama Islam Yang terhormat Ibu Ulfah Rina Wahyuni, S.Pd dimana atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar k ami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta referensi pembelajaran maupun inpirasi terhadap pembaca. Wassalamu’alaikum.Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................................... BAB I : PENDAHULUAN ……..………………………………………….........…..
A. Latar Belakang .................................................................................................. B. Rumusan Masalah ............................................................................................. C. Tujuan
...............................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN ……….....…………………………………………….....
A. Iman Kepada Malaikat ..................................................................................... B. Tugas – Tugas Malaikat ................................................................................... C. Jumlah Malaikat .............................................................................................. BAB III : PEN UTUP
…..…………..........................……………………...………..
A. Kesimpulan ....................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ...….…………………………………………………..............
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Iman kepada Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabi-Nya. Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa Nabi Muhamma d SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an masalah malaikat disebutkan lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat .
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perilaku beriman kepada malaikat? 2. Apa saja tugas – tugas malaikat? 3. Berapa jumlah malaikat yang wajib diimani maupun yang tidak?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menambah pengetahuan tentang malaikat Allah 2. Untuk menambah wawasan tentang pengertian Iman terhadap malaikat Allah 3. Untuk mengetahui tugas – tugas malaikat Allah 4. Untuk mengetahui jumlah malaikat Allah baik yang wajib diimani maupun yang tidak
BAB II PEMBAHASAN
A.
Iman Kepada Malaikat
Perlu diketahui, malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur (cahaya). Dan Allah menciptakan malaikat terdapat empat malaikat yang mulia, yaitu: israfil, mikail, jibril dan izrail. Kepada keempat malaikat yang empat itulah kemudian Allah menyerahkan segala urusan para makhluk yang berada didalam semesta ini. Kemudian kepada m alaikat jibril Allah memberi tugas sebagai penyampai wahyu dan risalah. Pada malaikat mikail Allah memberi tugas sebagai pengatur hujan dan membagi rizki. Kepada malaikat Izrail Allah memberi tugas sebagai pencabut nyawa dan pada malaikat Israfil Allah memberinya tugas sebagai peniup sangkakala. Dalam suatu riwayat Ibnu Abbas ra. Berkata: bahwasanya malaikat isrofil memehon kepada Allah SWT agar diberinya kekuatan untuk membawa langit tujuh. Kemudian Allah mengabulkannya dan memberinya kekuatan lagi untuk menguasai angin. Allah juga memberinya kekuatan untuk mencabut gunung. Kemudian A llah memberinya kekuatan memegang binatang buas dan Allah memberinya rambut yang lebat yaitu mulai dari bawah kedua telapak kakinya hingga kepalanya. Sedangkan beberapa mulut dan lisannya ditutup dengan beberapa hijab yang sama membaca tasbih kepada Allah disetiap lisannya dengan seribu bahasa. Kemudian dari isrofil itulah Allah menciptakan sejuta malaikat yang sama membaca tasbih kepada Allah SWT sampai hari kiamat. Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitab-Nya dan menyampaikan perintah dan larangannya. Mereka adalah utusan Allah kepada para Rosul-Nya. Oleh kar ena itu, barang siapa yang tidak me ngimani mereka maka ia kafir terhadap kitab-kitab dan para rosul-Nya.
Seperti dijelaskan ayat di bawah ini bahwa sudah menjadi keharusan bagi setiap umat Islam yang mengaku beriman, untuk meyakini keberadaan malaikat.
Terjemahan :
“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-
orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah Malaikat-malaikat-Nya…”[1] Sebab itu pula, iman kepada malaikat didahulukan daripada iman kepada kitab dan rosul-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-qur'an dan hadist. Imam Al-jalil alhadhrowi berkata dalam kitab syu'ab al-iman, "ketahuilah semoga Allah memberikan rahmat padamu bahwa iman kepada malaikat itu wajib seperti iman kepada para rosul. Ora ng yang menentang iman kepada malaikat adalah kafir dan Allah tidak menerima keimanannya. Karena ia telah mendustai kitab-kitab dan para rosul-Nya". Antara malaikat satu dengan yang lainnya memiliki beberapa perbedaan, seperti kedudukan dan bahwa Allah SWT menciptakan malaikat bersayap. Jumlah sayap mereka pun berbeda-beda tergantung dengan kehendak Allah SWT. Kedudukan dan status malaikat serta kemampuan cepat atau lambat serta perpindahan mereka dari satu tempat ke tem pat yang lain juga berbeda – beda.
B. Tugas – Tugas Malaikat
Berikut tugas – tugas 10 malaikat yang wajib diimani, yaitu : 1. Jibril, malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para Nabi. Para malaikat yang bertugas menyampaikan ilham kepada manusia, jin dan hewan berada di bawah kepemimpinannya. Bahkan di antara malaikat yang sepuluh, malaikat Jibril adalah yang paling mulya. Beliau adalah Ar-Ruhul Qudus yang telah membimbing dan menguatkan Nabi Isa dalam menjalankan tugas kenabian. Jibril pula yang menyampaikan firman kepada Nabi Muhammad dan mengajari beliau SAW. Dan Jibril tidak pernah ‘salah alamat’. Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia
(Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi (Allah) Yang mempunyai ‘Arsy, yang dita’ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. [QS. At -Taqwir: 19-21]
2. Mikail, malaikat yang mengurus rizqi semua makhluq Allah. 3. Ridwan, malaikat penjaga surga. 4. Malik, malaikat penjaga neraka. Beliau membawahi banyak malaikat yang bermuka garang. Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orangorang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu’min itu tidak ragu -ragu dan supaya orang-
orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang- orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. [QS. Al-Muddatstsir: 31] 5. Raqib, malaikat pencatat amal baik. 6. ‘Atid, malaikat pencatat amal buruk.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. [QS. Qaaf: 16-18] 7. Munkar, malaikat yang menanyai di alam qubur. 8. Nakir, malaikat yang menanyai di alam qubur. 9. Izrail, malaikat pencabut nyawa. Beliau juga punya bawahan yang sangat banyak. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. [QS Al-An'am: 61] 10. Israfil, malaikat peniup sangkakala tanda kiamat dan berbangkit. Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). [QS. Az-Zumar (39): 68].
C. Jumlah Malaikat
Jumlah Malaikat secara rinci hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu. Akan tetapi hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ali R.A. Dari Ali R.A. ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh
ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari.” (HR. Ibnu Majah).
Dari hadis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah Malaikat sangatlah banyak, yaitu lebih dari 70.000 Malaikat. Karena dalam hadis tersebut Malaikat sebanyak 70.000 hanya bertugas / bersholawat untuk orang-orang yang silaturahim. Belum Malaikat yang bertugas membagi rezeki, yang mengawasi gerak-gerik kita, yang menjaga 'Arsy, dan lain-lain. Namun demikian, hanya 10 Malaikat yang umat Islam di wajibkan untuk mengimaninya dan mengetahuinya
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa : 1.
Malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya).
2.
Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan m enyampaikan perintah dan larangannya.
3. Perilaku beriman kepada malaikat, seperti : berkata j ujur, menepati janji dan menjaga amanah. B. SARAN
Untuk mewujudkan budaya dzikir dalam kehidupan sehari-hari merupakan sesuatu hal yang tidak mudah, karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya berdikir dan berdoa setiap hari maka diperlukan pengarahan dan pembelajaran praktek budaya dzikir dan berdoa di masyarakat khususnya setelah sholat fardhu. Selain itu kita pun harus menyadari bahwa berdzikir sangatlah penting terutama dalam menjaga hubungan antara hamba dengan Tuhannya, agar budaya berdzikir dan berdoa dapat diterapkan dengan baik yakni dengan memahami makna dan manfaat dari dzikir yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://asiyahtikxempat.blogspot.co.id/2011/04/contoh-makalah-iman-kepada-malaikat.html https://prezi.com/uljss9msb8tn/malaikat-selalu-bersamaku/ - _=_ http://aldaselyna.blogspot.co.id/2015/02/malaikat-selalu-bersamaku.html http://www.slideshare.net/rahmanauliasari/iman-kepada-malaikat-16214272
Membuka Relung Hati - Beragam cara ditempuh oleh manusia untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta yaitu Allah Swt. Cara tersebut ada yang melalui jalan merenung atau bertafakkur
atau berżikir. Ada pula seseorang menjadi dekat dengan Allah Swt. yang disebabkan oleh musibah yang menimpanya. Demikianlah Allah Swt. membuka cara atau jalan bagi manusia yang ingin dekat dengan-Nya. Membuka Relung Hati Sebagai orang yang beriman, tentu saja kita harus mampu menempuh cara apa pun agar dekat dengan Allah Swt. Kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya tentu saja akan mengantarkannya mendapatkan berbagai fasilitas hidup, yaitu kesenangan dan kenikmatan yang tiada tara. Bukankah seorang anak yang dekat dengan orang tuanya atau seorang pegawai bawahan dengan bosnya akan memberikan peluang atas segala kemudah an yang akan dicapainya.
Membuka Relung Hati. Sumber: Kemdikbud
Jalan lain utuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. adalah melalui żikir. Żikir artinya mengingat Allah Swt. dengan menyebut dan memuji nama-Nya. Syarat yang sangat fundamental
yang diperlukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. melalui żikir adalah kemampuan dalam menguasai nafsu. Selanjutnya menyebut nama Allah Swt. (al- Asmā’u al - Husnā) berulangulang di dalam hati dengan menghadirkan rasa rendah hati (tawaddu’) yang disertai rasa takut karena merasakan keagungan- Nya. Żikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Berżikir pun tidak perlu menghitung berapa jumlah bilangan yang harus diżikirkan, yang penting adalah żikir harus benar -benar menghujam di dalam kalbu.
Selain melalui żikir, mendekatkan diri kepada Allah Swt. dapat pula dilakukan melalui perbuatan atau amaliah sehari-hari, yaitu dengan selalu meniatkan bahwa yang kita lakukan adalah sematamata hanya karena taat mematuhi aturan main-Nya. Misalnya, kita berbuat baik kepada tetangga bukan karena ia baik kepada kita, tetapi semata-mata karena Allah Swt. menyuruh kita untuk berbuat demikian. Kita bersedekah bukan karena kasihan, tetapi semata-mata karena Allah Swt. memerintahkan kita untuk mengeluarkan sedekah membantu meringankan beban orang yang sedang dalam kesulitan. Hal ini mestinya dapat kita lakukan karena bukankah pada waktu kecil dulu kita mampu patuh melaksanakan perintah dan nasihat orang tua? Mengapa sekarang kita tidak sanggup patuh pada perintahperintah Allah Swt? Jika śalat dapat kita kerjakan karena semata -
mata taat mematuhi perintah Allah Swt., rasanya mustahil bila kita tidak dapat bersikap demikian pada perbuatan-perbuatan lainnya! Mengkritisi Sekitar Kita
Manusia adalah makhluk yang sering lupa dan sering berbuat kesalahan. “ Al-Insanu mahallul khatā wa an-nisyan.” Demikian bunyi sebuah hadis yang artinya, “manusia itu tempatnya salah dan lupa.” Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda, “ Kullu Bani Adama khataun wa khairul khata at-taibμna.” (Setiap keturunan Adam as. pasti melakukan kesalahan, dan orang yang baik adalah yang kembali dari kesalahan/dosa). Berdasarkan kedua hadis tersebut, manusia memiliki sifat dan k arakter yang sering berbuat kesalahan dan lupa. Artinya, tidak ada seorang pun yang terbebas dari kesalahan dan lupa. Namun demikian, tidaklah benar jika dikatakan bahwa tidak mengapa seseorang melakukan kesalahan dengan dalih bahwa hal tersebut merupakan sifat manusia. Sebagai seorang yang beriman, kita dituntut untuk selalu melakukan refleksi dan perenungan terhadap apa yang telah kita perbuat. Ketika seseorang terlanjur melakukan kesalahan, bersegeralah ia untuk kembali ke jalan yang benar dengan bertaubat dan tidak mengulanginya lagi. Demikian pula sifat lupa, ia kadang menjadi sebuah nikmat dan juga bencana. Lupa bisa menjadi nikmat manakala seseorang terlupa dengan kejadian sedih yang pernah menimpanya. Dapat dibayangkan, betapa sengsaranya jika seseorang tidak dapat melupakan kisah sedih yang pernah dialaminya! Lupa juga dapat menjadi bencana, yaitu ketika dengan lupa tersebut mengakibatkan kecerobohan dan kerusakan. Banyak di antara manusia karena lupa melakukan sesuatu mengakibatkan ia melakukan kesalahan yang dapat merugikan dirinya dan orang lain.
Mengkritik Dengan Hati
Dikritik adalah bagian ujian kesabaran bagi kita. Sebaliknya, mengkritik adalah pengujian kedewasaan bagi kita dalam menyampaikan ketidaksetujuan kepada orang lain. Mengkritik akan menjadi indah bila disampaikan dengan .... Jum'at, 20 Desember 2013
Mengkritik akan menjadi indah bila disampaikan dengan fikiran yang jernih, hati yang bersih, cara yang tepat dan dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan. Dikritik adalah bagian ujian kesabaran bagi kita. Sebaliknya, mengkritik adalah pengujian kedewasaan bagi kita dalam menyampaikan ketidaksetujuan kepada orang lain. Mengkritik akan menjadi indah bila disampaikan dengan fikiran yang jernih, hati yang bersih, cara yang tepat dan dengan semangat membangun. Bila hati selalu hadir ketika mengritik maka kata-kata yang diucapkannya tidak akan menyakitkan, cara penyampaiannya penuh etika, waktu penyampaiaannya pada saat yang tepat dan suasana penyampaiaannya penuh persaudaraan dan kasih sayang. Jika kritik disampaikan dengan santun dan yang dikritik selalu menerimanya dengan lapang dada, maka tidak akan ada lagi permusuhan di sekitar kita gara-gara kritikan. Jadilah orang yang senang dikritik, dan sampaikan kritik Anda kepada orang lain dengan kebersihan hati. Menerapkan Perilaku Mulia 169
Mengenakan busana yang sesuai dengan syari’at Islam bertujuan agar manusia terjaga kehormatannya. Ajaran Islam tidak bermaksud untuk membatasi atau mempersulit gerak dan langkah umatnya. Justru dengan aturan dan syari’at tersebut, manusia akan terhindar dari berbagai kemungkinan yang akan mendatangkan bencana dan kemudaratan bagi dirinya. Berikut ini beberapa perilaku mulia yang harus dilakukan sebagai pengamalan berbusana sesuai syari’at Islam, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. 1. Sopan-santun dan ramah-tamah Sopan-santun dan ramah-tamah merupakan ciri mendasar orang yang beriman. Mengapa demikian? Karena ia merupakan salah satu akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. sebagai teladan dan panutan. Rasulullah adalah orang yang santun dan lembut perkataannya serta ramah-tamah perilakunya. Hal itu ia tunjukan bukan saja kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, tetapi
kepada orang lain bahkan kepada orang yang memusuhinya sekalipun. 2. Jujur dan amanah Jujur dan amanah adah sifat orang-orang beriman dan saleh. Tidak akan keluar perkataan dusta dan perilaku khianat jika seseorang benar-benar beriman kepada Allah Swt. Orang yang membiasakan diri dengan hidup jujur dan amanah, maka hidupnya akan diliputi dengan kebahagiaan. Betapa tidak, banyak orang yang hidupnya gelisah dan menderita karena hidupnya penuh dengan dusta. Dusta adalah seburuk-buruk perkataan. 3. Gemar beribadah Beribadah adalah kebutuhan ruhani bagi manusia sebagaimana olah raga, makan, minum, dan istirahat sebagai kebutuhan jasmaninya. Karena ibadah adalah kebutuhan, maka tidak ada alasan orang yang beriman untuk melalaikan atau meninggalkannya. Malahan, ia akan dengan senang hati melakukannya tanpa ada rasa keterpaksaan sedikitpun. 4. Gemar menolong sesama Menolong orang lain pada hakikatnya menolong diri sendiri. Bagi orang yang beriman, menolong dengan niat ikhlas karena Allah Swt. semata akan mendatangkan rahmat dan karunia yang tiada tara. Berapa banyak orang yang gemar membantu orang lain hidupnya mulia dan terhormat. Namun sebaliknya, bagi orang-orang yang kikir dan enggan membantu orang lain, dapat dipastikan ia akan mengalami kesulitan hidup di dunia ini. Tolonglah orang lain, niscaya pertolongan akan datang kepadamu meskipun bukan berasal dari orang yang kamu tolong! 5. Menjalankan amar makruf dan nahi munkar Maksud amar makruf dan nahi munkar adalah mengajak dan menyeru orang lain untuk berbuat kebaikan dan mencegah orang lain melakukan kemunkaran/ kemaksiatan. Hal ini dapat dilakukan dengan efektif jika ia telah memberikan contoh yang baik bagi orang lain yang diserunya. Tugas mulia tersebut haruslah dilakukan oleh setiap orang yang beriman. Ajaklah orang lain berbuat kebaikan dan cegahlah ia dari kemunkaran!