BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan lokal untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk perubahan sosial. Sekarang ini menata diri dan memberdayakan masyarakat nampaknya masih menjadi pilihan yang patut kita pertimbangkan untuk terus kita lakukan. Yang diharapkan
dapat
mendorong
kesadaran
dan
pemahaman
kritis
masyarakat
tentang berbagai aspek yang senantiasa berkembang dalam kehidupan masyarakat. Mendorong digunakannya kearifan-kearifan budaya sebagai alat dalam mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat dan negara yang lebih demokratis maupun dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Organisasi masyarakat merupakan kekuatan yang memperjuangkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Dalam melakukan perjuangan kepentingan masyarakat, organisasi masyarakat tidak akan henti – hentinya sampai kapanpun. Sebab, musuh – musuh masyarakat juga tidak akan henti – hentinya dalam melakukan penindasan terhadap masyarakat. Landasan
filosofis
dari
kebutuhan
untuk
melakukan
pengorganisasian
masyarakat adalah pemberdayaan. Karena pada dasarnya masyarakat sendiri yang seharusnya berdaya dan menjadi penentu dalam melakukan perubahan perubahan sosial. Perubahan sosial yang dimaksud adalah perubahan yang mendasar dari kondisi ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan. Dalam konteks masyarakat, perubahan sosial juga menyangkut multidemensional. multidemensional. Dalam demensi ekonomi seringkali ‘dimimpikan’ ‘dimimpikan’ terbentuknya kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh warga masyarakat. Model
pemberdayaan
masyarakat
dikembangkan
untuk
memfasilitasi
terwujudnya kedaulatan rakyat yang mampu mengatasi permasalahan-permasalahan masyarakat secara partisipatif, aspiratif dan berkelanjutan untuk kepentingan masyarakat. Meskipun demikian, dalam kenyataannya upaya tersebut belum begitu menggembirakan. Program pemberdayaan, belum sepenuhnya diikuti dengan menguatkan kelompok atau institusi yang benar-benar dapat menyalurkan aspirasi dan mengembangkan inisiatif dan 1
keikutsertaan masyarakat dalam proses kebijakan masih belum jelas dan masih ditempatkan sebagai sasaran program yang kadang-kadang tersisihkan oleh desakan kepentingan kelompok tertentu yang berorientasi pada suatu tujuan.
1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1
Tujuan Umum
Dapat memberi gambaran tentang pengorganisasian dan peengembangan masyarakat serta pemberdayaan komunitas. 1.2.2
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang berkaitan dengan kebidanan di puskesmas. b. Untuk mengetahui potensi masyarakat untuk mengenal masalahnya. c. Untuk mengetahui upaya atau pendekatan yang dilakukan puskesmas untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan bagaimana bentuk pertisipasi masyarakat tersebut. d. Untuk mengetahui masalah dan kendala yang dihadapi dalam upaya partisipasi. e. Untuk mengetahui upaya pemecahan masalah untukmeningkatkan partisipasi. f. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. g. Untuk mengetahui alasan menjadi kader. h. Untuk mengetahui alasan bertahan menjadi kader. i.
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi menjadi seorang kader?
j.
Untuk mengetahui perhatian tenaga kesehatan terhadap kader?
k. Untuk mengetahui harapan dan keinginan sebagai kader untuk kader yang baru?
2
keikutsertaan masyarakat dalam proses kebijakan masih belum jelas dan masih ditempatkan sebagai sasaran program yang kadang-kadang tersisihkan oleh desakan kepentingan kelompok tertentu yang berorientasi pada suatu tujuan.
1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1
Tujuan Umum
Dapat memberi gambaran tentang pengorganisasian dan peengembangan masyarakat serta pemberdayaan komunitas. 1.2.2
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang berkaitan dengan kebidanan di puskesmas. b. Untuk mengetahui potensi masyarakat untuk mengenal masalahnya. c. Untuk mengetahui upaya atau pendekatan yang dilakukan puskesmas untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan bagaimana bentuk pertisipasi masyarakat tersebut. d. Untuk mengetahui masalah dan kendala yang dihadapi dalam upaya partisipasi. e. Untuk mengetahui upaya pemecahan masalah untukmeningkatkan partisipasi. f. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. g. Untuk mengetahui alasan menjadi kader. h. Untuk mengetahui alasan bertahan menjadi kader. i.
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi menjadi seorang kader?
j.
Untuk mengetahui perhatian tenaga kesehatan terhadap kader?
k. Untuk mengetahui harapan dan keinginan sebagai kader untuk kader yang baru?
2
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa masalah kesehatan yang berkaitan dengan kebidanan di Puskesmas? 2. Bagaimana potensi masyarakat untuk mengenal masalahnya? 3. Bagaimana upaya atau pendekatan yang dilakukan puskesmas untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan bagaimana bentuk pertisipasi masyarakat tersebut? 4. Apa masalah dan kendala yang dihadapi dalam upaya partisipasi? 5. Bagaimana upaya pemecahan masalah untukmeningkatkan partisipasi? 6. Bagaimana karakteristik masyarakat di wilayah kerja Puskesmas? 7. Apa alasan menjadi kader? 8. Mengapa bertahan menjadi kader? 9. Apa masalah yang dihadapi menjadi seorang kader? 10. Bagaimana perhatian tenaga kesehatan terhadap kader? 11. Apa harapan dan keinginan sebagai kader untuk kader yang baru?
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Persiapan Sosial
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak berpartisipasi atau peran serta masyarakat sejak
awal
kegiatan,
sampai
dengan
perencanaan
program,
pelaksanaan
hingga
pengembangan program kesehatan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan-persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program-program kesehatan yang akan dilakukan.
a.
Tahap Pengenalan Masyarakat. Dalam tahap awal ini kita harus datang ketengah-tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka buruk sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan.
b. Tahap Pengenalan Masalah. Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalahmasalah
yang
memang
benar-benar
menjadi
kebutuhan
masyarakat.
Beberapa
pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun skala prioritas penanggulangan masalah adalah : 1. Beratnya Masalah. Seberapa jauh masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat. 2. Mudahnya Mengatasi. 3. Pentingnya Masalah bagi Masyarakat, yang paling berperan disini adalah subyektivitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur budaya setempat. 4. Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah,misalnya perbaikan gizi, akan lebih mudah dilaksanakan diwilayah yang banyak balitanya.
c. Tahap Penyadaran Masyarakat. Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka tentang tahu dan mengerti masalah-masalah kesehatan yang mereka hadapi sehingga dapat berpartisipasi 4
dalam penanggulangannya serta tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada. Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka men yadarkan masyarakat: a.
Lokakarya Mini Kesehatan.
b.
Musyawarah Masyarakat Desa. (MMD).
c.
Rembuk Desa.
2.2 Konsep Partisipasi
Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan. Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah
suatu
keterlibatan mental dan emosi serta
fisik
peserta
dalam
memberikan respon terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya. Bentuk partisipasi yang nyata yaitu : 1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan 2. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas 3. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program 4. Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya
5
Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut : 1. Keterlibatan peserta didik dalam segala kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. 2. Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin. Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Ada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu kreatifitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif karena siswa lebih berperan serta lebih terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.
a. Bentuk - Bentuk Partisipasi Menurut Effendi, partisipasi ada dua bentuk, yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal. 1. Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan. 2. Partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak mustahil untuk mempunyai prakarsa dimana setiap anggota / kelompok masyarakat berpartisipasi secara 6
horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. menurut Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini merupakan tanda permulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri
b.
Prinsip-prinsip partisipasi Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106-107) adalah: 1. Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan. 2. Kesetaraan
dan
kemitraan
setiap orang mempunyai
(Equal
Partnership)
:
Pada
keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta
dasarnya mempunyai
hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam setiap proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak. 3. Transparansi :Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog. 4. Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : Berbagai pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi. 5. Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility : Berbagai pihak mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya. 6. Pemberdayaan (Empowerment : Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
7
7. Kerjasama : Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan program namun ada juga yang sifatnya dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Angell (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan partisipasi yangtumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu: 1. Usia Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia lainnya. 2. Jenis kelamin Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan[ adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik. 3. Pendidikan Dikatakan
sebagai
berpartisipasi. Pendidikan dianggap
salah dapat
satu syarat mutlak memengaruhi
sikap
hidup
untuk seseorang
terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat. 4. Pekerjaan dan penghasilan
8
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian. 5. Lamanya tinggal Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal dalamlingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut.
2.3 Kaderisasi
Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan
sebuah
organisasi
dapat
bergerak
dan
melakukan
tugas-tugas
keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan.
Fungsi kaderisasi antara lain : 1. Melakukan rekrutmen anggota baru. Penanaman awal nilai organisasi agar anggota baru bisa paham dan bergerak menuju tujuan organisasi. 2. Menjalankan proses pembinaan, penjagaan, dan pengembangan anggota. Membina anggota dalam setiap pergerakkannya. Menjaga anggota dalam nilai-nilai organisasi dan memastikan anggota tersebut masih sepaham dan setujuan. Mengembangkan skill dan knowledge anggota agar semakin kontributif. 3. Menyediakan sarana untuk pemberdayaan potensi anggota sekaligus sebagai pembinaan dan pengembangan aktif. Kaderisasi akan gagal ketika potensi anggota mati dan anggota tidak terberdayakan.
9
4. Mengevaluasi dan melakukan mekanisme kontrol organisasi. Kaderisasi bisa menjadi evaluator organisasi terhadap anggota. Sejauh mana nilai-nilai itu terterima anggota, bagaimana dampaknya, dan sebagainya.(untuk itu semua, diperlukan perencanaan sumber daya anggota sebelumnya).
Peran kaderisasi: 1. Pewarisan nilai-nilai organisasi yang baik Proses transfer nilai adalah suatu proses untuk memindahkan sesuatu (nilai) dari satu orang keorang lain (definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia). Nilai-nilai ini bisa berupa hal-hal yang tertulis atau yang sudah tercantum dalam aturan-aturan organisasi (seperti Konsepsi, AD ART, dan aturan-aturan lainnya) maupun nilai yang tidak tertulis atau budaya-budaya baik yang terdapat dalam organisasi (misalnya budaya diskusi) maupun kondisi-kondisi terbaru yang menjadi kebutuhan dan keharusan untuk ditransfer. 2. Penjamin keberlangsungan organisasi Organisasi yang baik adalah organisasi yang mengalir, yang berarti dalam setiap keberjalanan waktu ada generasi yang pergi dan ada generasi yang datang (ga itu-itu aja, ga ngandelin figuritas). Nah, keberlangsungan organisasi dapat dijamin dengan adanya sumber daya manusia yang menggerakan, jika sumber daya manusia tersebut hilang maka dapat dipastikan bahwa organisasinya pun akan mati. Regenerasi berarti proses pergantian dari generasi lama ke generasi baru, yang termasuk di dalamnya adanya pembaruan semangat. 3. Sarana belajar bagi anggota Tempat di mana anggota mendapat pendidikan yang tidak didapat di bangku pendidikan formal.Pendidikan itu sendiri berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam proses mendewasakan manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan. Pendidikan di sini mencakup dua hal yaitu pembentukan dan pengembangan. Pembentukan karena dalam kaderisasi terdapat output-output yang ingin dicapai, sehingga setiap individu yang terlibat di dalam dibentuk karakternya sesuai dengan output. Pengembangan karena setiap individu yang terlibat di dalam tidak berangkat 10
dari nol tetapi sudah memiliki karakter dan skill sendiri-sendiri yang terbentuk sejak kecil, kaderisasi memfasilitasi adanya proses pengembangan itu. Pendidikan yang dimaksudkan di sini terbagi dua yaitu dengan pengajaran (yang dalam lingkup kaderisasi lebih mengacu pada karakter) dan pelatihan (yang dalam lingkup kaderisasi lebih mengacu pada skill). Dengan menggunakan kata pendidikan, kaderisasi mengandung konsekuensi adanya pengubahan sikap dan tata laku serta proses mendewasakan. Hal ini sangat terkait erat dengan proses yang akan dijalankan di tataran lapangan, bagaimana menciptakan kaderisasi yang intelek untuk mendekati kesempurnaan pengubahan sikap dan tata laku serta pendewasaan.
11
BAB III PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
3.1 Wawancara Kapus dan Kader Puskesmas Medan Area Selatan
3.1a Wawancara Pegawai Puskesmas
Fitri
CI
: Masalah apa yang berkaitan dengan kebidanan di puskesmas ini buk?
: Yang pertama itu adalah cakupan penanganan K4 yang masih rendah, cakupan persalinan itu juga masih rendah, permasalahan ASI eksklusif, kemudian juga ada permasalahan di kunjungan. Yang dimana ada kunjungan bayi balita, petugas yang turun kelapangan, kita tahu puskesmas yang sebesar ini kita punya bidan hanya 4, padahal 4 itu tidak bisa keluar semuanya, pasti harus ada yang memegang poli, harus ada yang stay disini minimal 1, harus ada juga yang ke posyandu sehingga kita harus membagi itu sangan susah. Itulah permasalahan dalam hal kebidanan, pencapaian yang rendah masih seperti itu 2016, 2017
Fitri
CI
: Bagaimana potensi masyarakat untuk mengenal masalahnya buk?
: Kalau masyarakat mengenal masalah itu kita mengadakan pertanyaan la ya, pertanyaan kepada masayarakat dalam bentuk survey, ada namanya survey mawas diri. Di situ masyarakat bilang “Buk kami itu kurang sarana atau informasi” gitukan, “jadi informasi apa yang ibu mau?” kita bilang, contohnya tentang kesehatan “Kami mau lah buk di kasih spanduk, stiker, leaflet biar kami tau gitu informasinya yang jelas tentang kesehatan untuk kebidana gitukan seperti itulah. Jadi akhirnya kita melakukanlah survai itu kemaren, di tahun ini memang dilakukan survey di bulan 2 ini dan dapatlah hasilnya yang di butuhkkan masyarkat itu seperti permasalahan posyandu, 12
jadi kitalah yang melakukan pembenahan di situ, posyandunya mau kita apakan, oh berarti makan tambahan yang kurang, mungkin sarana prasarana, oke mungkin kita kasih leaflet, spanduk, kita coba kasih semua kemudian kita evaluasilah, maka yang dibutuhkan dia itu uda kita kasih, apakah ada perubahan, posyandunya semakin banyak dan dating.
Gusti
: Bagaimana upaya atau pendekatan yang dilakukan puskesmas untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan bagaimana bentuk partisipasi masyarakat tersebut buk?
CI
: Selain yang kita bilang tadi, kita kan ada gotongroyong setiap hari jumat, kita coba berbaur dengan masyarakat, terus orang kelurahan juga punya acara gotongroyong setiap hari sabtu, kitakan punya WA mereka, jadi ketika kita tanyak “Pak/buk dimana posnya untuk gotongroyong?” disitulah kita coba datang kesana. Kemudian di PSN, kan ada Pemberantasan Sarang Nyamuk, kita turun ke rumah-rumah kita kasih tau jadwal hari jumat kita turun kelapangan, jadi kita bersama-sama kita berpartisipasilah kita liat jentik nyamuk itu dimana aja yang ada, kan masyarakat cuma tau nyamuk itu adanya di paret, jadi disitu kita beritahu bahwa nyamuk itu tinggalnya di air yang tidak bergerak, misalnya di belakang kulkas, dispenser, jadi partisipasi masyarakat nampaknya di situ.
Gusti
CI
: Apa masalah dan kendala yang dihadapi dalam upaya partisipasi buk?
: Pasti biaya ya, kalau kita gotongroyong ya masyarakat juga pingin ada minum, ada snack, jadi kita harus siap-siapkan 50-60 ribu untuk itu. Kalau sekali gak papa, tapi kalau 4 kali dalam sebulan,nah itu lah planning harus kita siap-siapkan dana puskesmas untuk kesitu, karna kita mau merangkul mereka, meraka mau bekerja, kenapa kita gak usahakan gituloh, sebenernya tenaga mereka yang lebih banyak yakan, jadi kalau mereka nyangkul-nyangkul gitu ya kita kasih lah sedikit makanan. Kemudian yang 13
kedua masalah waktu, kan banyak juga orang pekerja, tidak semua bisa, tapi kita selalu mencoba untuk menghalo halokan.
Lidia
: Bagaimana upaya pemecahan masalah untuk meningkatkan partisipasi buk?
CI
: Nah seperti yang saya bilang tadi, kita harus adakan feedback seperti kalau gotongroyong kita buat makanannya,. Agar masyarakat semakin mau ikut serta dengan program puskesmas.
Lidia
CI
: Bagaimana karakterristik Masyarakat di wilayah kerja puskesmas buk
: Kalau karakteristik itu ada 4 kelurahan, 3 kelurahan chinesse itu juga mempersulit kita untuk mendatangkkan perubahan, satu kelurahan yang memang domisialnya di suka ramai satu ini itulah memang tumpuan kita , di sini lah kita banyak bergerak tapi ya tetap yang tiga kelurahan itu kalau tidak datang ke posyandu ya kita datang kerumah-rumahnya, tapi memang kalau kita datang harus pakaian seragam lah lengkap dengan atribut, dengan harus di dampingi kader ya, kalau gak kita akan sulit untuk melakukan tindakan.
3.1b Wawancara Kader 1
Jessia
: Buk saya mau nanya nama, usia, alamat, pekerjaan, jumlah anak ibu?
Bu Iin
: Nama : Iin Mutiara Sari, Usia : 35 tahun, Alamat : Jln. Medan Area Selatan, Gg. Buana No.4, Pekerjaan : Ibu rumah tangga, Jumlah anak: 2
Jessia
: Alasan ibu menjadi kader?
14
Bu Iin
: Agar mendapat ilmu juga lebih dekat dengan masyarakat kan kalo kader ini perwakilan dari puskesmas untuk bisa merangkul ibu-ibu yang sedang hamil, yang mempunyai batita dan balita agar mendapat penyuluhan biar bertambah pengetahuan mereka
Jessia
: Mengapa ibu bertahan menjadi kader?
Bu Iin
: Supaya anak-anak di daerah sini lebih sehat dan mendapat imunisasi
Jessia
: Masalah apa yang ibu hadapi selama menjadi kader?
Bu Iin
: Kendala nya disini kalau sudah lewat dari 9 bulan tidak ada yang mau posyandu bahkan untung menimbang saja malas kecuali ada vit A, baru kami panggil mereka datang
Jessia
: Perhatian tenaga kesehatan terhadap kader bagaimana bu?
Bu Iin
: Ya, perhatian
Jessia
: Harapan dan keinginan ibu sebagai kader untuk kader yang baru?
Bu Iin
: Lebih dekat dengan masyarakat harus tau masyarakat
3.1c Wawancara Kader 2
Marisa
: Saya mau nanya nama, usia, alamat, pekerjaan, jumlah anak ibu?
Bu Ea sartia
: Nama : Ea sartia, Usia : 50 tahun, Alamat : Jln. Medan Area Selatan, Gg. Buana No.4, Pekerjaan : Ibu rumah tangga, Jumlah anak : 3
Marisa
: Alasan ibu menjadi kader?
15
Bu Ea
: Agar mendapat ilmu juga lebih dekat dengan masyarakat kan kalo kader ini perwakilan dari puskesmas untuk bisa merangkul ibu-ibu yang sedang hamil, yang mempunyai batita dan balita agar mendapat penyuluhan biar bertambah pengetahuan mereka
Marisa
: Mengapa ibu bertahan menjadi kader?
Bu Ea
: Karena tidak mempunyai kesibukan lainnya
Marisa
: Masalah apa yang ibu hadapi selama menjadi kader?
Bu Ea
: Kendala nya disini kalau sudah lewat dari 9 bulan tidak ada yang mau posyandu bahkan untung menimbang saja malas kecuali ada vit A, baru kami panggil mereka datang
Marisa
: Perhatian tenaga kesehatan terhadap kader bagaimana bu?
Bu Ea
: Ya, perhatian
Marisa
: Harapan dan keinginan ibu sebagai kader untuk kader yang baru?
Bu Ea
: Lebih dekat dengan masyarakat dan makin kompak dengan masyarakat
16
3.2 Wawancara Kapus dan Kader Puskesmas Sukaramai 3.2a Wawancara CI Kebidanan
Melisa
: bagaimana karakteristik yang berkaitan dengan kesehatan ?
CI
: maksudnya karakteristiknya ?
Melisa
: sikap masyarakat kak apakah mereka peduli dengan kesehatannya kak gitu kak.
CI
: Ada yang peduli ada yang tidak peduli.
Melisa
: Yang peduli itu yang bagaimana kak?
CI
: Kalo yang peduli terlalu sering berobat, walaupun tidak sakit, datang dia berobat
Melisa CI
: Ada yang sama sekali ga mau berobat kak? : Ada yang ga mau, walaupun dia tau dia sakit ga datang dia berobat, bahkan kita sampai kunjungan rumah ke rumahnya , dan sampai kita bilang itu efek samping dari misalkan dia hipertensi kan efek samping dari kita tidak minum obat jika hipertensi tetap ga datang.
Melisa
: Kira kira lebih besar yang mana kak?
CI
: Lebih besar yang peduli lah.
Melisa
: Lebih banyak yang peduli kak?
CI
: Iya
Melisa
: Permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan kebidanan?
CI
: Contohnya?
Melisa
: Contohnya ga mau kunjungan gitu kak.
17
CI
: Semua ibu hamil dan ibu bersalin kalau di wilayah kerja kita ini masih tetap di bawah kontrol oleh tenaga kesehatan, walaupun tidak ke puskesmas tapi mereka berkunjungnya ke klinik dan ke bidan praktek swasta
Melisa
: Maksdunya masalah apa yang sering kak di dalam kebidanan. Misalnya ibunya banyak yang datang anemia ibu hamil atau banyak yang letak nya ga bagus biasanya yang paling sering masalah yang dihadapai ibu hamil apa kak?
CI
: Kayaknya sepanjang ini ga ada masalah yang kita hadapi, ANC yang normal aja semua kayaknya. Kalo masalah hb nya, kitakan setiap datang ibu hamil kita lakukan pemeriksaan masih batas-batas normal lah 10,8 gitu dia kan 11.
Melisa
: Jadi masalah kesehatan biasanya ga ada ya kak normal semua untuk tahun ini kak?
CI
: Iyaaaa
Melisa
: Kalo yang ibu hamil sering datang ke puskesmas ini kak?
CI
: Sering, banyak, 1 bulan mencapai 60 70 kunjungan.
Melisa
: Potensi masyarakat untuk mengenal masalah kak? Bagaimana kak ? Apakah mereka tau kalau mereka sakit itu sebuah masalah kesehatan kak?
CI
: Tau, itu yang saya bilang tadi bahkan yang tidak perlu minum obat dia ke puskesmas
Melisa
:Yang ga peduli itu kak biasanya yang dari mungkin dari keluarga bagaiman kak? Mungkin karna taraf pendidikannya yang rendah makan ya di ga peduli
CI
: Iyaa, taraf pendidikannya rendah dan yang tidak mempunyai pekerjaan
18
Melisa
: Kirakira selain berobat, mereka punya potensi lain ga kak? Misalnya ngebantu puskesmas atau mungkin melakukan kegiatan penyuluhan atau gmna.
CI
: Itukan kerjaan kader, Kalo kader mau
Melisa
: Mungkin dibagian pelayanan ada penyuluhan masalah kebidanan ?
CI
: Maksdunya? Kader yang menyuluh atau saya yang menyuluh atau masyarakat yang menyuluh?
Melisa
: Penyuluhan tentang masalah kehamilan kan biasanya ada terjun ke lapangan , dari situ ibu hamilnya kira kira potensinya dia peduli ga? Mksdnya setelah mendapat arahan dari bidan apakah lebih mendengar keluarganya kalo misalnya disuruh mertuanya gini ga boleh kak, misalnya suntik TT kan kak potensinya gmna kak?
CI
: Setelah kita jelaskan mereka mau
Melisa
: Ternyata mau ya kak
CI
: Makanya banyak sekarang kunjungan ibu hamil kan,padahal kalo sebulan itu sasaran kita minimal 50 sampai 60 sasaran yang harus setiap bulan, ini melebihi kayaknya, kadang kadang ada pasien ini terlalu rajin sebulan bisa dia 3 kali berkunjung
Melisa
: Mungkin anak pertama itu kak?
CI
: Enggak, bukan Cuma anak pertama, anak kedua anak ketiga bisa dia berkunjung seperti itu . ceritanya kayaknya orang itu suka dengan kami.
CI dan Mahasiswa : hehehe Melisa CI
: Baru ini kayak gitu ya kak? : Iyaaa, memang udah banyak kali,apa karna ada pembagian roti itu kan, setiap datang kan saya kasih roti, roti ibu hamil.
19
Melisa
: Upaya atau pendekatan yang dilakukan puskesmas untuk meningkatkan partisipasi masyarakat? Dan apa bentuk partisipasinya kak?
CI
: Kunjungan rumah,penyuluhan,perawatan kesehatan masyarakat kita langsung terjun
Melisa
: Perawatan kesehatannya biasanya dalam bentuk apa kak?
CI
: Misalnya pasiennya sakit, tidak bisa datang ke puskesmas kami yang merawat kerumah
Melisa
: Itu biasanya laporan ada yang sakit darimana kak?
CI
: Biasanya keluarganya yang melaporkan, kadang juga kepling yang melaporkan
Melisa
: Berarti itu setiap hari ya kak? Pelayanan perawatan kesehatnnya ?
CI
: iyaa
Melisa
: Masalah dan kendala yang dihadapi dalam upaya partisipasi apakah ada kak?
CI
: Maksudnya?
Melisa
: Tadi yang dari upaya yang tadikan kan kak, seperti kunjungan rumah, penyuluhan itu kak apakah ada masalah kak?
CI
: Oh, Tidak ada
Melisa
: Mungkin ada rumahnya yang kejauhan kak?
CI
: Jauh pun harus kita jangkau, uang nya pun tak ada, uang jalannya, kewajiban dilakukan
Melisa
: Atau mereka tidak mau ikut berpartisipasi kak?
CI
:Mauu
20
Melisa
: Berarti ga ada yang ga mau ya kak?
CI
: Iyaa
Melisa
: Mungkin banyak yang mau berobat kan tadi kak, sedangkan jumlah obatnya di puskesmas habis stocknya bulan itu kak mungkin ada masalah kayak gitu ya kak?
CI
: Tidak ada. Obat selalu ada walaupun dari pemerintah kurang, puskesmas selalu membeli, dibeli sendiri, dengan uang kami yang di..
Melisa
: Itu kan berarti masalah kak?
CI
: Itu kan ga jadi masalah.
Melisa
: Engga, maksudnya kendala kak.
CI
: Kendala misalnya kalau kami tidak menyediakan itu itukan masalah kami kepada pasien, tapi ini kan kami menyediakan sendiri, inisiatif sendiri.
Melisa
: Berarti ada bantuan materi dari petugas?
CI
: Iyaa
Melisa
: Kalau upaya pemecahan masalah untuk meningkatkan partisipasi itu kak?
CI
: Kalau tidak ada masalah berarti tidak ada pemecahan.
Melisa
: Dari awal dilakukan program pemerintah misalnya home visit, germas kan baru baru aja ini kak , itu partisipasi masyarakat memang langsung berpartisipasi kak?
CI
: Karna kita sudah dari dulu kita home visit, bukan karna germas yang baru ini,bukan, sudah dari dulu, udah memang itu kegiatan kita rutinitas, jadi bukan hal baru bagi kami.
21
Melisa
: Makanya masyarakat udah dekat dengan petugasnya ya kak?
CI
: Iyaa
3.2b Wawancara Kader 1
Ika &Mei : Selamat siang bu. Ika
:Nama ibu siapa ya bu ?
Kader
: Bu Indri
Ika
:Umurnya bu?
Bu Indri
:Umurnya 44 tahun
Ika Bu Indri
:Ibu Sukunya apa bu? :Kalo suku, suku banten
Ika
:Agama Islam ya kan bu
Ika
:Pekerjaan ibu selain jadi kader bu?
Bu Indri Ika Bu Indri Ika Bu Indri
:Ee…Ibu rumah tangga :Anak ibu berapa bu? :Anak 1 :Alamat ibu ? :Jalan denai gang 1 no 23. Suami ibu ga ditanya? Hehe. Engga bu ibu ajaa
hehehe Ika Bu Indri Meiarti
:Alasan ibu mau jadi kader bu? :Memang udah dari dulu gitu, menyenangi aja. :Ibu senang sama pekerjaan ini gitu? 22
Bu Indri Meiarti
:He eh :Apakah karena ada keluarga ibu pernah jadi kader, misalnya mama ibu?
Bu Indri
:Iyaa dulu mama pernah jadi kader, udah itu udah tamat ibu sekolah SMA
,ibu lanjutii. Ika Bu Indri
:Ibu betah ga dengan dengan pekerjaan ini? :Ya betah lah, dari yang ga ada uangnya sampai jadi ada, udah itu banyak
pengalaman, tau tentang kesehatan, apalagi ya macem macem lah. Meiarti
:Masalah apa bu yang ibu alami selama menjadi kader? Misalnya kalo dari
masyarakatnya itu sendiri bu. Bu Indri
:Kalo dari masyarakat, kalo sekarang udah ngerti gitu yak an. Udah mau
bawa anaknya ke posyandu. Kalo jaman dulu kita buju bujuk. Ika Bu Indri
:Caranya gimana bu? :Ya kita ajak lah, kita kasitau tentang tujuan imunisaasi , melakukan
penyuluhan .tentang kesehatan.Sekarangkan udah ada jadwaln ya untuk posyandu , jadi masyarakatnya udah mengetahui kapan jadwal imunisasi . Meiarti Bu Indri
: Ada juga yang masyarakat yang ga hadir bu? : Ada juga , kalo anaknya sakit atau lagi bepergian kan ga mungkin
mereka pada datang ke posyandu Ika Bu Indri
: Ada ga bu masyarakat yang sama sekali ga mau ikut posyandu ? : Ada,ya karna anaknya waktu pertama kali disuntik demam , mereka ga
mau lagi dan ga dikasi suaminya kalo anaknya disuntik lagi Meiarti
: Bagaimana solusi untuk kader menghadapi masalah tersebut bu?
23
Bu Indri
: Udah dikasi penyuluhan ,udah dikasi informasikan . Kadang ada juga
suaminya yang mau melabrak karena anaknya demam , rewel . Kadang kan setelah disuntik itu bengkak Ika Bu Indri Meiarti Bu Indri Meiarti
: Padahal itu fisiologiskan bu ? : Hmm : Terus kalo ada masalah seperti itu gimana para kader menanggulanginya ? : Ya kami ga terlalu perduli kami, dijelaskan ga terima , yaudah : Jadi untuk selanjutnya ga ke posyandu lagilah ya bu?
Bu Indri
: Enggak , kadang mau datang cuma timbang aja gamau suntik
Ika
:Kalo anak itu ga disuntik ga jadi masalahitu bu?
Bu Indri
: Yang rugikan dia sendiri kan, kita udah jelasin apa kegunaan imunisasi ,
namun dia gamau kan dia juga yang merasakan . Kalo ada apa-apa ya kita tinggal bilang salah siapa gitu kami udah ngasih penyuluhan , ga datang kami panggil Meiarti
: Perhatian tenaga kesehatan terhadap kader itu gimana bu ?
Bu Indri
: Ya ikut juga mereka penyuluhan , berpartisipasi
Ika
: Kalo posyandu mereka ada ?
Bu Indri
: Ya adalah , kan ga mungkin kami yang nyuntik , kalo pelayanan kan
mereka Meiarti
: Selain mereka memberikan pelayanan , apa perhatian yang diberikan
mereka lagi bu?Kayak menghalo-halokan ibu agar lebih giat lagi memberitahu masyarakat Bu Indri
: Ya iya itu pastilah , karna kalo duduk aja gaada kerjaan kan gaenak juga
gaada yang dikerjain . Ika
: Ada perhatian khusus ga bu dari Puskesmas ke ibu selain yang tadi? mungkin
karna ngebantu tenaga kesehatan ? 24
Bu Indri
:Kalo saya karna kader , mereka sangat menyenangi saya,kalo ada apa-apa
saya yang disuruh kayak PSN ( Pemberantasan sarang nyamuk). Perhatian Puskesmas terhadap kader banyak juga , kayak tiap tahun kami diajak jalan-jalan .Perhatian mereka ada Meiarti
:Dari segi materi bu?
Bu Indri :Kalo materi itu uang posyandu kan dari Pemko tapi kalo uang pribadi dari mereka kan kita ga tau . Pokoknya kalo ada uang keluar ini ini ,mereka berikan Ika
: Selain jalan-jalan , mungkin ada lagi bu?
Bu Indri
: Ya orang itu sering buat sosialisasi sama kader, nambah pengetahuan .
Kalo misalnyaada yang baru mereka terus ngundang semua kader . Misalnya disini satu puskesmas ada 4 kelurahan Meiarti
: Kader yang baru itu siapa yang mengajak bu ?
Bu Indri
:Kita , kader yang lama
Ika
: Inikan ibu kader yang lama , misalnya ada kader yang baru harapan dan
keinginan ibu untuk kader yang baru ini gimana bu? Bu Indri
: Ya lebih bagus dari kitalah , pertama kita ajari kayak mana caranya ,kita
ajaklah kalo ada sosialisasi Meiarti
: Ada kriteria khusus ga bu untuk jadi kader?
Bu Indri
:Gaada , pokoknya kalo dia mau , dia mampu
Ika
: Mampu itu bu dalam hal gimana bu ?
Bu Indri
: Ya ada waktunya kan gitu ,bisa kerja sama Karena kalo kader kan ga
mengharapkan uang , belum tentu uang itu dikeluarkan orang itu . Harus selalu ada disetiap dibutuhkan Ika
: Kalo pemilihan kader , ada tahap-tahapnya gab u?
25
Bu Indri
: Gaada tahap-tahap pemilihan kader , siapa yang mau ayok. Misalnya ada
yang mau dan kebutulan kita masih ada yang kosong kita masukkan aja . Mau jadi kader PKK ,posyandu kita selipkan lah mereka Meiarti
: Ada data khusus ga bu yang dibuat kader?Misalnya absen
Bu Indri
: Ada tiap lingkungan itu ada 5 kader. Disini 12 jadi 60
Meiarti
:Jadi yang baru dilaporkan ke kader yang lama ya bu ?
Bu Indri
: Iya, gaada kriteria untuk jadi kader , pokoknya dia mau , mampu karna
kan gaada honornya Ika
: Kegiatan apa aja yang dilakukan diposyandu bu ?
Bu Indri : Diposyandu itu , pendaftaran , penimbangan , 5 meja itu , pencatatan ,penyuluhan , pelayanan . Ika
: Ada ga bu kegiatan tambahan yang dilakukan di posyandu ?
Bu Indri
: Gaada ,paling kalo ada perintah dari puskesmas gini , ayok kaya tadi
PSN , kayak ada kasus DBD gitu kan perlu dilaporkan Meiarti
: Ada gab u ibu menemukan masalah atau kendala didalam posyandu itu ?
Bu Indri : Banyak jugalah ,karna sekarang balita berkurang karna KB kan , misalnya mesti 100 sementara tiap lingkungan ga sampek 50 pun gaada . Karna gaada balita nya Karna sukses KB itu Meiarti
: Jadi masalah juga kan bu ?He’eh
Bu Indri
: Iyalah , misalnya harus sekian tapi balitanya gaada kan jadi masalah
juga Ika
: Biasanya bu setiap melakukan kegiatan kana da sasaran nya bu . Kira-kira
berapa persen bu , misalnya dari 100 kira kira berapa bu ?
26
Bu Indri
: Kalo persennya 80 % adaa , tapikan permintaan mereka 100 setiap
posyandu , sementara di lingkungan 30 , 40 ada yang 17 . Meiarti
: Kader kalo diposyandu itu ngapain aja bu , kana da 5 meja , misalnya 4
meja kader 1 meja bidan. Itu kayakmana bu? Bu Indri : 5 kader , satukan petugas puskesmas . Tapi kan yang megang bayi kan kader . Jadi 6 kadernya . Si ibu kadang takut megangnya Ika
:Selain itu bu , mungkin kader ada menyampaikan info ?
Bu Indri
:Ada ,itulah penyuluhan , misalnya anaknya kurang sehatn kita kasilah
penyuluhan ,misalnya gizinya kurang dikasi lah informasi . langsung konseling pokoknya Meiarti
: Bu kalo posyandu wajib kader ada 5 orang atau gimana bu ?
Bu Indri
: Dibilang wajib ya wajib , tapikan kadang 1 berhalangan , ya tetap jalan 5
meja itu itu waluoun anggotanya kurang Meiarti & Ika
: Terimakasih ya bu untuk Informasinya
Bu Indri
: Sama-sama nak
3.2.c Wawancara Kader 2
Fitria
: Selamat pagi buk, perkenalkan Saya Fitria Amelia mahasiswi Poltekkes Jurusan
Kebidanan. Nama ibu ? Kader 2
: Nama Saya Sri Dewi Wahyuni
Fitria
: Usia ibu berapa ?
Kader 2
: 33 tahun
Fitria
: Agama ibu?
Kader 2
: Islam
Fitria
: Boleh tau pekerjaan ibu atau kegiatan sehari-hari?
Kader 2
: Inilah, saya jualan.
Fitria
: Alamat tetap ibu? 27
Kader 2
: Jl. A.R. Hakim Gg. Kantil No. 2
Fitria
: Ibu dari suku ?
Kader 2
: Saya suku Banjar
Fitria
: Kalau boleh Saya tau kenapa ibu mau menjadi kader? Alasannya?
Kaer 2
: Pertama, hanya diajak saja karena dulu masih sedikit yang berminat menjadi
kader. Kedua, kemarin saya belum bekerja jadi punya waktu luang Fitria
: Sudah berapa lama ibu menjadi kader?
Kader 2
: Dari tahun 2006 (11 tahun)
Fitria
: Selama ibu menjadi kader apakah ada masalah yang ibu alami?
Kader 2
: Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada.
Fitria
: Mungkin ada pihak keluarga yang marah ke ibu karena bayinya demam setelah
diimunisasi? Kader 2
: Oh tidak ada
Fitria
: Kemudian, bagaimana perhatian pihak puskesmas terhadap ibu?
Kader 2
: Kalau khusus tidak ada, tapi kalau menyeluruh paling kami diajak jalan-jalan ke
Sri Mersing satu puskesmas ini. Fitria
: Sejak kapan bu?
Kader 2
: Baru tahun ini
Fitria
: Yang ditanggung pada kegiatan tsb itu biaya makan dan transport semuanya
ditanggung bu? Kader 2
: Makan tidak, kita bawa makanan masing-masing
Fitria
: Kegiatan yang dilakukan disana apa aja bu?
Kader 2
: Ada acara lomba-lomba sekalian pemberian hadiah
Fitria
: Lomba apa aja bu?
Kader 2
: Ada lomba nyanyi, ada lomba joget. Sama ada pertanyaan-pertanyaan seputar
posyandu Fitria : Harapan ibu sendiri untuk kader yang baru apa buk? Kader 2
: Harapan saya semoga kader-kader yang baru bisa bekerja sama, bukan hanya
datang trus nimbang aja tapi tidak pande buat laporan. Maunya sama-sama gitu, jangan hanya satu orang aja yang ngerjain laporan
28
Fitria : Ada tidak bu partisipasi pihak puskesmas untuk menangani hal tsb? Sudah pernah disampaikan keluhannya bu? Kader 2
: Sebenernya pihak puskesmas uda melatih mereka bagaimana cara membuat
laporan yang benar, Cuma ya kadang gitu, udalah kau aja orang kau uda biasa gitu Fitria : Nah kalau kader mengalami kendala-kendala seperti itu bagaimana tanggapan pihak puskesmas bu? Kader 2
: Karena ga ada laporan khusus jadi Cuma sebatas itu jadi hanya tersirat aja
Fitria : Jadi tidak ada laporan khususnya ya bu? Kader 2
: Tidak ada, seperti pembuatan laporan tadi, karena tidak ada yang melapor jadi
kegiatan seperti itu terus. Fitria : Masalah selain itu ada lagi ga kira-kira bu? Kader 2
: Masalahnya karena kami kan lingkungannya mayoritas Chinese, jadi
kebanyakan dari mereka tidak datang posyandu Fitria : Jadi penanganan yang dilakukan pihak kader apa bu? Kader 2
: Kadang kami ke rumahnya bawa timbangan, kadang ada yang sekolah Cuma
minta laporan berapa timbangannya bulan ini? Itu aja. Karena mereka 3 tahun sudah sekolah Fitria : Kegiatan yang dilakukan kader saat posyandu apa saja bu? Kader 2
: Ada yang nimbang, nyatat, kadang kasi penyuluhan kan
Fitria : Hasilnya biasanya bagaimana bu? Misalnya ada ga sasaran dari puskesmas jumlah bayi yang ikut posyandu? Kader 2
: Seringnya tidak terpenuhi karena mayoritas Chinese jadi kita sedikit kesulitan.
Jadi banyak balitanya 50, paling yang ikut posyandu Cuma 15-20 Fitria : Kendala-kendala yang iibu hadapi saat home visit apa kira2 bu? Kader 2
: Kendalanya kalau kita sendiri, cuma kalau ditemani ibu kepling, pihak
puskesmas baru biasanya di persilahkan masuk sama warga Fitria : Kegiatan ibu selama menjadi kader selain posyandu apa saja bu? Kader 2
: Kadang ada pelatihan-pelatihan
Fitria : Jadwalnya kapan saja bu ? Kader 2
: Tidak tentu, tapi kalau akhir tahun ini sebulan sekali
Fitria : Dimana saja biasanya bu? 29
Kader 2
:Dikantor camat pernah, di puskesmas pernah, di kelurahan lain pernah
Fitria : Nah ibu seneng ga menjadi kader? Kader 2
: Ya seneng, dari tahun 2006 ya kan, walaupun uang transport nya kurang tapi
lumayan terbantu juga la, nambah pengetahuan kesehatan juga
30
3.3 Dokumentasi Pegawai dan Kader 3.3a Dokumentasi Pegawai Puskesmas Medan Area Selatan
31
3.3b Dokumentasi Kader 1 Puskesmas Medan Area Selatan
32
3.3c Dokumentasi Kader 2 Puskesmas Medan Area Selatan
33
3.3d Dokumentasi Pegawai Puskesmas Suka Ramai
34
3.3e Dokumentasi Kader 1 Puskesmas Suka Ramai
35
3.3f Dokumentasi Kader 2 Puskesmas Suka Ramai
36
BAB IV KESIMPULAN
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak berpartisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan-persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program program kesehatan yang akan dilakukan. Partisipasi Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala
demokrasi
dimana orang diikutsertakan
dalam
suatu
perencanaan
serta
dalam
pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan. Kaderisasi Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan.
37