PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang Fungsi utama Bank Sentral adalah mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan keuangan disuatu Negara secara luas, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Di Indonesia tugas Bank Sentral dipegang oleh Bank Indonesia.
II.
Rumusan Masalah a. Sejarah Bank Indonesia b. Pengertian Bank Indonesia c. Tujuan Bank Indonesia d. Tugas atau kegiatan Bank Indonesia e. Hubungan dengan Pemerintah f. Hubungan dengan dunia Internasional g. Peran dan Fungsi Bank Sentral
III.
Tujuan Penulisan Dalam rangka untuk menambah pengetahuan tentang Bank dan Lembaga Keuangan dan mengetahui tentang Bank Sentral di Negara Indonesia pada umumnya serta pada khusunya untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran Perbankan disekolah. Selain itu tujuan penulisan makalah ini untuk menambah nilai pada mata pelajaran Perbankan disekolah.
KEPEMIMPINAN BANK INDONESIA
GUBERNUR DEPUTI GUBERNUR SENIOR DEPUTI GUBERNUR (4 s/d 7 ORANG)
Dewan terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh Deputi Gubernur Senior sebagai wakil-wakil dan Deputi Gubernur yang sekurang-kurangnya 4 orang atau s ebanyakbanyaknya 7 orang. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama 5 tahun. Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila mengundurkan diri, terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, tidak hadir dalam tiga bulan berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dipertanggungjawabkan, tidak mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur. Gubernur, Deputi Gubernur Senior dan Deputi Gubernur diusulkan d an diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden berdasarkan rekomendasi dari Gubernur Bank Indonesia. (Pasal 41 UU No. 3 Tahun 2004 yang mengubah UU No. 23 Tahun 1999 1 999 tentang Bank Indonesia)
Pengertian Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI dulu disebut De Javasche Bank) adalah bank sentral Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Bank Indonesia atau BI adalah Pusat dari segala Bank di Indonesia, karena BI bisa mencetak uang yang kita gunakan sehari hari. Kita mungkin belum banyak tahu tentang Bank Indonesia secara keseluruhannya, yang kita tahu mungkin dari segi pembuatan uang saja. Untuk itu kita sekarang coba untuk mengenal Bank Indonesia dari awal berdirinya.
Sejarah Bank Indonesia Sejarah Bank Indonesia di awali Pada 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Kemudian pada tahun 1953 Bank Indonesia mengalami perubahan dengan perubahan perubahan nama De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia yang memiliki tiga tugas penting yaitu di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaraan juga melanjutkan tugas bank secara komersil dari DJB terdahulu. Kemudian pada tahun 1968 Bank Indoesia mengalami perubahan lagi dengan mengeluarkan UU Bank Central yang berfungsi mengatur semua bank yang ada di Indonesia dalam melayani masyarakat. Bank Indonesia juga membantu pemerintah dalam mendorong pembangunan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperlancar produksi Pada tahun 1999 Indonesia mengalami krisis moneter yang berakibat tidak stabilnya ekonomi itu membuat Bank Indonesia tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Perubahan lagi dilakukan pada Tahun 2004,Undang-Undang 2004,Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan governance. governance. Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.
Tujuan Bank Indonesia Tujuan bank Indonesia tertuang pada UU RI Nomor 23 Tahun 1999 Bab III Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah. Maksud kestabilan yang diinginkan yaitu :
Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa. Kestabilan rupiah terhadap mata uang Negara lain. l ain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Tugas Bank Indonesia I.
II.
III.
Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 1. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memerhatikan memerhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkannya. 2. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan menggunakan cara-cara yang termasuk, tetapi tidak terbatas pada operasi terbuka dipasar uang, menetapkan tingkat diskonto dan cadangan wajib minimum, serta mengatur kredit atau pembiyaan. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 1. Melaksanakan dan memberi persetujuan dan izin atas penyelenggaraan penyelenggaraan jasa atas sistem pembayaran. pembayaran. 2. Mewajibkan penyelenggara penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatannya. 3. Menetapkan penggunaan alat pembayaran. 4. Mengatur sistem kliring antar bank, baik dalam mata uang rupiah maupun asing. 5. Menyelenggarakan Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank. 6. Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan di keluarkan, bahan yang digunakan dan tanggal mulai berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. 7. Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran, termasuk memberi pergantian dengan nilai yang sama. Mengatur dan mengawasi bank 1. Menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip-prinsip kehati-hatian. 2. Memberi dan mencabut izin usaha. 3. Memberi izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank. 4. Memberi persetujuan atas kepemilikan dan da n kepengurusan bank. 5. Memberi izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan usaha tertentu. 6. Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia. 7. Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu bila diperlukan. 8. Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagian atau seluruh kegiatan transaksi tertentu apabila menurut penilaian bank Indonesia terhadap suatu transaksi patut diduga merupakan tindak pidana dibidang perbankan. 9. Mengatur dan mengembangkan informasi antar bank. 10. Mengambil tindakan terhadap suatu bank sebagaimana diatur dalam UU tentang Perbankan yang berlaku apabila menurut penilaian bank Indonesia dapat mebahayakan kelangsungan kelangsungan usaha bank yang bersangkutan dan atau membahayakan perekonomian nasional. 11. Tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga l embaga pengawasan pengawasan sektor jasa keuangan yang independen dan dibentuk dengan undang-undang. undang-undang.
Hubungan dengan pemerintahan Diatur dalam UU No. 23 Tahun 1999 yaitu :
Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah. Menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan, menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah. Pemerintah wajib menerima pendapat Bank Indonesia dan atau mengundang bank bank Indonesia yang berkaitan dengan tugas atau kewenangan Bank Indonesia. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai rancangan APBN. Dalam menerbitkan surat-surat uang Negara pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi kepada bank Indonesia. Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat-surat utang Negara yang diterbitkan pemerintah. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah.
Hubungan dengan Dunia Internasional 1) Dapat melakukan kerjasama dengan bank sentral Negara lain dan organisasi Lembaga Internasional. 2) Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota Internasional atau lembaga multilateral adalah bank, maka bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama Negara Republik Indonesia sebagai anggota.
Peran dan Fungsi Bank Sentral (BI)
Sebagai Agen Fiskal Pemerintah (Fiscal Agent of Government).
Bank Sentral berfungsi sebagai penasihat dan memberikan bantuan untuk mengelola berbagai masalah transaksi keuangan pemerintah. Misalnya, memberi pinjaman kepada pemerintah dan memberikan fasilitas untuk penyimpanan aset-aset keuangan milik pemerintah.
Sebagai Bank bagi Bank (The Banker’s Bank).
Bank Sentral memiliki peran khusus dalam sistem moneter yaitu sebagai sumber peminjaman bagi bank-bank dan menjadi sumber terakhir bagi bank-bank tersebut dalam mendapatkan pinjaman ketika bank yang bersangkutan mengalami kesulitan likuiditas (lender of the last resort).
Sebagai Penentu Kebijakan Moneter (Monetary Policy Maker ). ).
Untuk menjalankan fungsinya, Bank Sentral umumnya memiliki sifat monopoli untuk mengeluarkan uang dan wewenang istimewa untuk mengatur dan mengendalikan jumlah uang beredar serta tingkat suku bunga.
Melakukan Pengawasan, Evaluasi, dan Pembinaan Perbankan.
Bank Sentral berperan dalam mengawasi, mengevaluasi, dan membina kegiatan perbankan sebagai lembaga perantara keuangan. Berkenaan dengan fungsinya tersebut, Bank Sentral diberi kewenangan untuk melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank, yang antara lain adalah penilaian terhadap rasio kecukupan modal (Capital Asset Ratio/CAR), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), dan jaminan pemberian kredit.
Penanganan Transaksi Giro.
Bank Sentral berperan dalam mengefisienkan kegiatan – kegiatan transaksi yang menggunakan alat pembayaran giro dalam jumlah besar, antarbank, antar wilayah, bahkan antar negara.
Melakukan Riset-Riset Ekonomi (Economic Research).
Bank Sentral berperan sebagai lembaga untuk melakukan Riset-riset ekonomi yang berkaitan dengan masalah dan perkembangan sektor moneter. Hal ini berkaitan dengan tujuan Bank Sentral, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral melakukan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.