A. Peng Penger erti tian an Fraktur Fraktur adalah adalah diskon diskontin tinuit uitas as atau kepata kepatahan han pada pada tulang tulang baik baik bersifa bersifatt terbuk terbukaa atau tertutup. Fraktur Radius ulna terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, yang dapat diabsorpsi (Sjamsuhidajat, 200! Patah tulang terbuka disebut juga dengan "ompound fra"ture tersebur memiliki beberapa definisi dari masing#masing literatur. Salah satu pengertian yang dikemukakan tersebut adalah keadaan patah tulang yang terjadi dengan adanya hubungan antara jaringan tulang yang patah tersebut dengan lingkungan eksternal dari kulit, sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Sjamsuhidajat, 200$!. Fraktur Fraktur antebra"hii antebra"hii adalah terputusny terputusnyaa kontinuita kontinuitass tulang radius ulna, pada anak biasanya tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih berhubungan satu sama lain. %ambaran klinis fraktur antebra"hii pada orang de&asa biasanya tampak jelas karena fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang.
'. )*+ )*+S S FRARA-R R a. Fraktur Fraktur komplit komplit / patah patah pada pada seluruh seluruh garis garis tengah tengah tulang tulang dan dan biasanya biasanya mengalam mengalamii pergeseran. b. Fraktur tidak komplit / patah hanya pada sebagian dari garis garis tengah tulang. ". Fraktu Frakturr tertu tertutup tup / kuli kulitt tidak tidak robek robek d. Fraktu Frakturr terbuk terbukaa / fraktu frakturr dengan dengan luka luka pada kulit atau membra membrane ne mukosa mukosa sampai sampai kepatahan tulang. e. %reensti"k %reensti"k / fraktur fraktur dengan dengan salah salah satu sisi tulang tulang patah, patah, sedangka sedangkan n sisi yang yang lain membengkak. f. -rans -ransersa ersall / fraktur fraktur sepanj sepanjang ang garis garis tenga tengah h tulang. tulang. g. ominutif ominutif / fraktur fraktur dengan dengan tulang tulang pe"ah menjadi menjadi beberapa beberapa fragmen. fragmen. h. 1epresi 1epresi / fraktur fraktur dengan dengan fragmen fragmen patahan patahan terdorong terdorong kedepan. kedepan. i. ompresi ompresi / fraktur fraktur dimana dimana tulang tulang mengalami mengalami kompresi kompresi (tulang (tulang belakang!. belakang!. j. Patologik / terjadi pada tulang oleh ligament tendo atau daerah perlekatannya.
2. )-+3%+ a. -rauma b. %erakan pintir mendadak. ". ont ontra raks ksii otot otot e4t e4tre reme me d. eadaa eadaan n patolog patologik ik / osteopo osteoporos rosis, is, neopl neoplasm asmaa e.
5.
PA-F+S+3%+ a. Fraktur kaput radius sering terjadi akibat jatuh dan tangan menyangga dengan siku ekstensi. 6ila terkumpul banyak darah dalam sendi siku (hemarthosis! harus diaspirasi untuk mengurangi nyeri dan memungkinkan gerakan a&al. b. 6ila fraktur mengalami pergeseran dilakukan pembedahan dengan eksisi kaput radii bila perlu. Paska operasi lengan dimobilisasi dengan bebat gips posterior dan sling. Fraktur pada batang radius dan ulna (pada batang lengan ba&ah! biasanya terjadi pada anak#anak. 6aik radius maupun ulna keduanya dapat mengalami patah. Pada setiap ketinggian, biasanya akan mengalami pergeseran bila kedua tulang patah. ". 1engan adanya fraktur dapat menyebabkan atau menimbulkan kerusakan pada beberapa bagian. erusakan pada periosteum dan sumsum tulang dapat mengakibatkan keluarnya sumsum tulang terutama pada tulang panjang. Sumsum kuning yang keluar akibat fraktur terbuka masuk ke dalam pembuluh darah dan mengikuti aliran darah sehingga mengakibatkan emboli lemak. Apabila emboli lemak ini sampai pada pembuluh darah yang sempit dimana diameter emboli lebih besar daripada diameter pembuluh darah maka akan terjadi hambatan aliran darah yang mengakibatkan perubahan perfusi jaringan. d. erusakan pada otot atau jaringan lunak dapat menimbulkan nyeri yang hebat karena adanya spasme otot di sekitarnya. Sedangkan kerusakan pada tulang itu sendiri mengakibatkan perubahan sumsum tulang (fragmentasi tulang! dan dapat menekan persyaratan di daerah tulang yang fraktur sehingga menimbulkan gangguan syaraf ditandai dengan kesemutan, rasa baal dan kelemahan.
lasifikasi fraktur terbuka menurut Stanley (20''!, meliputi/ %rade + 3uka ke"il kurang dan ' "m, terdapat sedikit kerusakan jaringan, tidak terdapat tanda#tanda trauma yang hebat pada jaringan lunak, biasanya bersifat simpel, tranersal, oblik pendek atau komunitif.
%rade ++
3aserasi kulit melebihi ' "m tetapi tidak terdapat kerusakan jaringan yang hebat atau aulsi kulit. -erdapat kerusakan yang sedang dan jaringan.
%rade +++ kerusakan yang hebat pada jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur neoaskuler dengan kontaminasi yang hebat. 1ibagi dalam 5 sub tipe/ tipe +++A yaitu jaringan lunak "ukup menutup tulang yang patah, tipe +++6 disertai dengan kerusakan dan kehilangan jaringan lunak, tulang tidak dapat di "oer soft tissue, tipe +++7 disertai "idera arteri yang memerlukan repair segera. Debridement merupakan suatu tindakan eksisi yang bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis maupun debris yang mengahalangi proses penyembuhan luka dan potensial terjadi atau berkembangnya infeksi sehingga merupakan tindakan pemutus rantai respon inflamasi sistemik dan maupun sepsis. -indakan ini dilakukan sejak a&al mungkin, dan dapat dilakukan tindakan ulangan sesuai kebutuhan (Smelt8er 9 6are (2002!.
$. :A*+F)S-AS+ 3+*+ 6erikut adalah manifestasi klinik dari fraktur antebra"hii menurut :ansjoer (2000! / '.
2.
5.
Fraktur 7olles a. Fraktur metafisis distal radius dengan jarak ;< 2, "m dari permukaan sendi distal radius b. 1islokasi fragmen distalnya ke arah posterior=dorsal ". Subluksasi sendi radioulnar distal d. Aulsi prosesus stiloideus ulna. Fraktur Smith Penonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen distal di sisi olar pergelangan, dan deiasi ke radial (garden spade deformity!. Fraktur %alea88i -ampak tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat diraba tonjolan ujung distal ulna.
$.
Fraktur :ontegia -erdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (lebih sering! dan tipe fleksi. Pada tipe ekstensi gaya yang terjadi mendorong ulna ke arah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe fleksi, gaya mendorong dari depan ke arah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi ke posterior.
. P):)R+SAA* P)**A*% Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk menentukan ada=tidaknya dislokasi. 3ihat kesegarisan antara kondilus medialis, kaput radius, dan pertengahan radius. Pemeriksaan penunjang menurut 1oenges (2000!, adalah / '.
Pemeriksaan rontgen
2.
S"an 7-=:R+
5.
reatinin
$.
>itung darah lengkap
.
Arteriogram
?. P)*A-A3ASA*AA* 6erikut adalah penatalaksanaan fraktur antebra"hii menurut :ansjoer (2000!/ '. Fraktur 7olles Pada fraktur 7olles tanpa dislokasi hanya diperlukan imobilisas dengan pemasangan gips sirkular di ba&ah siku selama $ minggu. 6ila disertai dislokasi diperlukan tindakan reposisi tertutup. 1ilakukan dorsofleksi fragmen distal, traksi kemudian posisi tangan olar fleksi, deiasi ulna (untuk mengoreksi deiasi radial! dan diputar ke arah pronasio (untuk mengoreksi supinasi!. +mobilisasi dilakukan selama $ # ? minggu. 2. Fraktur Smith 1ilakukan reposisi dengan posisi tangan diletakkan dalam posisi dorsofleksi ringan, deiasi ulnar, dan supinasi maksimal (kebalikan posisi 7olles!. 3alu diimobilisasi dengan gips di atas siku selama $ # ? minggu. 5. Fraktur %alea88i 1ilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips di atas siku, posisi netral untuk dislokasi radius ulna distal, deiasi ulnar, dan fleksi. $. Fraktur :ontegia 1ilakukan reposisi tertutup. Asisten memegang lengan atas, penolong melakukan tarikan lengan ba&ah ke distal, kemudian diputar ke arah supinasi penuh. Setelah itu, dengan jari kepala radius di"oba ditekan ke tempat semula. +mobilisasi gips sirkuler dilakukan di atas siku dengan posisi siku fleksi @0 dan posisi lengan ba&ah supinasi penuh. 6ila gagal, dilakukan reposisi terbuka dengan pemasangan fiksasi interna Open Reduction Internal Fixatie (R+F! (plate#s"re&!. Pada kasus ini menggunakan dua metode operasi yaitu dengan debridement dan menggunakan internal fixasi karena dengan metode konservatif sudah tidak mungkin dapat dilakukan, hal ini dikarenakan fragmen fraktur sulit untuk
menyambung dengan baik. Selain itu, penyambungan tulang fragmen langsung lebih baik dari pada tanpa operasi (:uttaBin, 200@!. C. :P3+AS+ :enurut 3ong (2000!, komplikasi fraktur dibagi menjadi / '. +mmediate "ompli"ation yaitu komplikasi a&al dengan gejala a. Syok neurogeni" b. erusakan organ syaraf 2. )arly "ompli"ation a. erusakan arteri b. +nfeksi ". Sindrom kompartemen d. *ekrosa askule e. Syok hipoolemik 5. 3ate "ompli"ation a. :al union b. *on union ". 1elayed union
1. Proses Penyembuhan Tulang
ebanyakan patah tulang sembuh melalui osifikasi endokondial ketika tulang mengalami "edera, fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut, namun tulang mengalami regenerasi sendiri. Ada beberapa tahapan dalam penyembuhan tulang / a!
+nflamasi 1engan adanya patah tulang, tulang mengalami respon yang sama dengan bila ada "edera di lain tempat dalam tubuh. -erjadi perdarahan dalam jaringan yang "edera dan terjadi pembentukan hematoma pada tempat patah tulang. jung fragmen tulang mengalami deitalisasi karena terputusnya pasokan darah. -empat "edera kemudian akan diinasi oleh makrofag (sel darah putih besar!, yang akan membersihkan daerah tersebut. -erjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri. -ahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri.
b!
Proliferasi Sel 1alam sekitar hari, hematoma akan mengalami organisasi. -erbentuk benang#benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk reaskularisasi dan inasi fibroblast dan osteoblast.
Fibroblast dan osteoblast (berkembang dan osteosit, sel endotel, sel periosteum! akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. "!
Pembentukan kalus Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang ra&an tumbuh men"apai sisi lain sampai "elah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang ra&an dan tulang serat imatur. 6entuk kalus dan olume yang dibutuhkan untuk menghubungkan defek# se"ara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang.
d!
sifikasi Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam 2#5 minggu patah tulang melalui proses penulangan endokondrial.
e!
Remodeling -ahap akhir perbaikan tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling memerlukan &aktu berbulan#bulan sampai bertahun#tahun tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus D stres fungsional pada tulang.
E. -)RAP+ 1A* P)*A-A3ASA*A* )P)RAA-A* Agar hasil tindakan memberikan hasil yang ma4imal.G%oalG dari tindakan bedah orthopaedi adalah ma4imum rehabilitasi penderita se"ara utuh (H:a4imum rehabillitation of patients as a &holeG!. -indakan yang harus diperhatikan agar ektremitas dapat berfungsi sebaik#baiknya maka penanganan pada trauma ektremitas meliputi $ hal ($ R! yaitu / a. R)7%*+-+* ntuk dapat bertindak dengan baik, maka pada trauma ektremitas perlu diketahui kelainan yang terjadi akibat "edernya. 6aik jaringan lunak maupun tulangnya dengan "ara mengenali tanda#tanda dan gangguan fungsi jaringan yang mengalami "edera. Fraktur merupakan akibat dari sebuah kekerasan yang dapat menimbulkan kerusakan pada tulang ataupun jaringan lunak sekitarnya.
1ibedakan antara trauma tumpul dan tajam. Pada umumnya trauma tumpul akan memberikan kememaran yang HdiffuseG pada jaringan lunak termasuk gangguan neuroaskuler yang akan menentukan ektremitas. b. R)17-+* Adalah tindakan mengembalikan ke posisi semula, tindakan ini diperlukan agar sebaik mungkin kembali ke bentuk semula agar dapat berfungsi kembali sebaik mungkin . Penyembuhan memerlukan &aktu dan untuk mempertahankan hasil reposisi(retaining! penting dipikirkan tindakan berikutnya agar rehabilitasi dapat memberikan hasil sebaik mungkin. ". R)-A+*+*% Adalah tindakan imobilisasi untuk memberi istirahat pada anggota gerak yang sehat
mendapatkan
kesembuhan.
+mobilisasi
yang tidak
adeBuat
dapat
memberikan dampak pada penyembuhan dan rehabilitasi. d. R)>A6+33+-AS+ Adalah mengembalikan kemampuan dari anggota=alat yang sakit="edera agar dapat berfungsi kembali. Falsafah lama mengenai rehabilitasi ialah suatu tindakan setelah kuratif dan hanya mengatasi kendala akibat seBuaele atau ke"a"atanI padahal untuk mengembalikan fungsi sebaiknya rehabilitasi, yang menekankan pada fungsi, akan lebih berhasil bila dapat dilaksanakan se"ara dini, men"egah timbulnya ke"a"atan. e. 1+S3AS+ 1islokasi sendi perlu dilakukan reposisi segera karena akibat dari penundaan akan dapat menimbulkan keadaan aaskuler nekrosis dari bonggol tulang yang menyebabkan nyeri pada persendian serta kekakuan sendi. 1alam fase sho"k lokal (antara #20 menit! dimana terjadi relaksasi dari otot sekitar sendi dan rasa baal (hypestesia! reposisi dapat dilakukan tanpa narkose, le&at dari fase sho"k lokal diperlukan tindakan dengan pembiusan untuk mendapatkan relaksasi &aktu melakukan reposisi. Apabila tidak berhasil maka perlu dipikirkan terjadi Hbutton hole rupturG dari kapsul (simpai! sendi yang dapat HJmen"ekikG sirkulasi perdarahan daerah bonggol sendi, hal ini memerlukan tindakan reposisi terbuka. ntuk mendapatkan lingkup gerak sendi yang baik, maka selama dilakukan imobilisasi diberikan latihan isometrik kontraksi otot guna men"egahGdisuse AthrophyG.
@. *S)PAS>A* )P)RAA-A* a. Pengkajian Regio anteba"hii 1e4tra 3ook / -ampak luka, terdapat penonjolan abnormal tulang, oedem (
Regio 3ook Feel :oe
Kertebra serikal / -idak tampak kelainan, tidak ada deformitas, krepitasi / *yeri tekan (#! / %erak dapat digerakkan
1eferensial 1iagnosis Fraktur Radius lna 1e4tra, kom plit displa"ed / • # *yeri yang sangat pada gerakan aktif maupun pasif # -erdapat pembengkakan # 1eformitas (
•
•
pemendekan tulang. Fraktur Radius ulna sinistra, inkomplit / 1islokasi siku / -idak terdapat gejala / # rasa sendi yang keluar. Akan tetapi terdapat gejala dislokasi yang lain yang berupa / # trauma nyeri # *yeri yang sangat # %erak terbatas. 7oles fraktur / # -idak ada tanda dinner fork deformity # Smith fraktur
# #
%alea88i fraktur :onteggia fraktur
'. '. 2. 5. $.
1iagnosa epera&atan A. Pre#perasi *yeri b.d spasme otot, kerusakan akibat fraktur. etidakmampuan beraktiitas b.d fraktur dan "idera jaringan sekitar. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d fraktur terbuka kerusakan jaringan lunak. %angguan pola tidur b.d nyeri. 6. Post perasi '. *yeri b.d luka operasi. 2. Risiko tinggi terjadi komplikasi post operasi b.d immobilisasi. 5. etidakmampuan beraktiitas b.d pemasangan gips dan fiksasi. $. Risiko tinggi terjadi infeksi b.d luka post operasi. . urang pengetahuan klien tentang perubahan tingkat aktiitas yang boleh dilakukan dan pera&atannya saat di rumah. ?. %angguan harga diri b.d perubahan peran dan perubahan bentuk fisik atau tubuh.
2.
Peren"anaan epera&atan A. Pre#perasi '. *yeri b.d spasme otot, kerusakan akibat fraktur. -ujuan dan kriteria hasil / Setelah dilakukan tindakan kepera&atan selama 2 L 2$ jam / *yeri berkurang atau terkontrol • lien mengatakan nyeri berkurang. • )kspresi &ajah tenang. • +nterensi '. bserasi tanda#tanda ital (-1, S, *, P! R= Peningkatan tanda#tanda ital menunjukkan adanya nyeri. 2. aji keluhan nyeri klien / lokasi, intensitas, karakteristik. R= :enentukan tindakan yang tepat sesuai kebutuhan klien. 5. 6eri posisi yang nyaman sesuai anatomi tubuh manusia. R= Posisi sesuai anatomi tubuh membantu relaksasi sehingga mengurangi rasa nyeri. $. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam. R= *afas dalam mengendorkan ketegangan syaraf. . Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips. R= :enghilangkan nyeri dan men"egah kesalahan posisi tulang yang "edera.
?. 6eri therapi analgetik sesuai program medik. R= Analgetik menghambat pembentukan prostaglandin pada otak dan jaringan perifer.
2. etidakmampuan beraktiitas b.d fraktur dan "idera jaringan sekitar. ebutuhan hygiene, nutrisi dan eliminasi. • lien dapat melakukan aktiitas se"ara bertahap sesuai kemampuan • klien dan sesuai program medik. +nterensi/ '. aji tingkat kemampuan beraktiitas klien. R= :enentukan interensi yang sesuai dengan kebutuhan klien. 2. bserasi tanda#tanda ital (-1, S, *, P! R= Sebagai data dasar dalam melakukan tindakan kepera&atan. 5. 6antu klien dalam pemenuhan kebutuhan yang tidak dapat dilakukan sendiri. R= erjasama antara pera&at dan klien mengefektifkan ter"apainya hasil dari tindakan kepera&atan. $. 1ekatkan alat#alat yang dibutuhkan. R= lien dapat memenuhi kebutuhan yang dapat dilakukan sendiri dengan "epat. . 3ibatkan keluarga dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. R= :embantu memenuhi kebutuhan klien.
5. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d fraktur terbuka kerusakan jaringan lunak. +nfeksi tidak terjadi • -idak ada kemerahan, pus, peradangan • 3eukosit dalam batas normal • -anda#tanda ital stabil. •
+nterensi/ '. bserasi tanda#tanda ital (S, -1, *, P! R= Peningkatan tanda#tanda ital menunjukkan adanya infeksi. 2. aga daerah luka tetap bersih dan kering.
R= 3uka yang kotor dan basah menjadi media yang baik bagi perkembangbiakan bakteri. 5. -utup daerah luka dengan kasa steril. R= asa steril menghambat masuknya kuman ke dalam luka. $. Ra&at luka fraktur dengan teknik aseptik. R= :en"egah dan menghambat perkembangbiakan bakteri. . 6eri therapi antibiotik sesuai program medik. R= Antibiotik menghambat hidup dan berkembang biaknya bakteri.
6. Post-Operasi 1. *yeri b.d luka operasi *yeri berkurang sampai dengan hilang. • )kspresi &ajah tenang. • +nterensi/ '. bserasi tanda#tanda ital (-1, S, *, P! R= Peningkatan tanda#tanda ital menunjukkan adanya nyeri. 2. aji keluhan, lokasi, intensitas dan karakteristik nyeri. R= :enentukan tindakan yang tepat sesuai kebutuhan klien. 5. Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. R= *afas dalam dapat mengendorkan ketegangan sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. $. 6eri posisi yang nyaman pada tulang yang fraktur sesuai anatomi. R= Posisi anatomi membuat rasa nyaman dan melan"arkan sirkulasi darah. . Anjurkan klien untuk imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring. R= :engurangi nyeri dan men"egah kesalahan posisi tulang. ?. 6eri therapi analgetik sesuai program medik. R= :enghambat dan menekan rangsang nyeri ke otak.
2. etidakmampuan beraktiitas b.d pemasangan gips atau fiksasi. ebutuhan hygiene, nutrisi, dan eliminasi terpenuhi. • lien dapat melakukan aktiitas se"ara bertahap sesuai kemampuan •
klien dan sesuai program medik. Ren"ana -indakan /
'. bserasi tanda#tanda ital (S, *, -1, P! R= Sebagai data dasar untuk menentukan tindakan kepera&atan. 2. 2!
aji tingkat kemampuan klien dalam beraktiitas se"ara
mandiri. R= :enentukan tindakan kepera&atan sesuai kondisi klien. 5. 6antu klien dalam pemenuhan kebutuhan hygiene nutrisi, eliminasi yang tidak dapat dilakukan sendiri. R= erjasama antara pera&at dan klien yang baik mengefektif#kan pen"apaian hasil dari tindakan kepera&atan yang dilakukan. $. 1ekatkan alat#alat dan bel yang dibutuhkan klien. R= lien dapat segera memenuhi kebutuhan yang dapat dilakukan sendiri. . 3ibatkan keluarga dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. R= erjasama antara pera&at dan keluarga klien akan membantu dalam men"apai hasil yang diharapkan. ?. Anjurkan dan bantu klien untuk mobilisasi fisik se"ara bertahap sesuai kemampuan klien dan sesuai program medik. R= :obilisasi dini se"ara bertahap membantu dalam proses penyembuhan.
3. Resiko tinggi terjadi komplikasi post operasi b.d immobilisasi. omplikasi setelah operasi tidak terjadi. •
Ren"ana -indakan / '. aji keluhan klien R= :engetahui masalah klien. 2. bserasi tanda#tanda ital (-1, *! R= ntuk mendeteksi adanya tanda#tanda a&al komplikasi. 5. Anjurkan klien mobilisasi se"ara bertahap R= :eningkatkan pergerakan sehingga dapat melan"arkan aliran darah. $. olaborasi dengan dokter. R= :engetahui dan mendapatkan penanganan dengan tepat.
4. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d luka post operasi.
• •
+nfeksi post operasi tidak terjadi. lien tidak mengalami infeksi tulang.
Ren"ana -indakan / '. bserasi tanda#tanda ital (-1, *, S, P! R= Peningkatan tanda#tanda ital menunjukkan adanya infeksi. 2. Ra&at luka operasi dengan tehnik aseptik. R= :en"egah dan menghambat berkembang biaknya bakteri. 5. -utup daerah luka dengan kasa steril. R= asa steril menghambat masuknya kuman dalam luka. $. aga daerah luka tetap bersih dan kering. R= 3uka yang kotor dan basah menjadi media yang baik bagi perkembangbiakan bakteri. . 6eri terapi antibiotik sesuai program medik. R= Antibiotik menghambat hidup dan berkembang biaknya bakteri.
5. urang pengetahuan tentang perubahan tingkat aktiitas yang boleh
dilakukan dan pera&atan di rumah b.d kurang informasi. lien dapat mengetahui aktiitas yang boleh dilakukan dan • pera&atan saat di rumah. Ren"ana -indakan / '. aji tingkat pengetahuan klien tentang penatalaksanaan pera&atan di rumah. R= :engukur sejauh mana tingkat pengetahuan klien. 2. Ajarkan dan anjurkan klien untuk melakukan latihan pasif dan aktif se"ara teratur. R= 1engan latihan aktif dan pasif diharapkan men"egah terjadinya kontraktur pada tulang. 5. 6erikan kesempatan pada klien untuk dapat bertanya. R= >al kurang jelas dapat diklarifikasikan kembali. $. Anjurkan klien untuk mentaati terapi dan kontrol tepat &aktu. R= :en"egah keadaan yang dapat memperburuk keadaan fraktur. . Anjurkan klien untuk tidak mengangkat beban berat pada tangan yang fraktur. R= :en"egah stres tulang.
1AF-AR PS-AA
6runner and Suddarth (2002!. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. )disi E olume 5, akarta. Penerbit 6uku edokteran )%7.
6la"k, oy"e : ('@@C!. Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Continuity of Care. th edition, 5 rd olume. Philadelphia. .6 Saunders 7ompany.
7arpenito, 3ynda ual ('@@C!. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada raktek Klinis. )disi keenam, akarta. Penerbit 6uku edokteran )%7.
1oengoes, :arilynn. ) (2000!. !encana Asuhan Keperawatan " edoman untuk erencanaan dan endokumentasian erawatan asien. )disi 5, akarta. Penerbit 6uku
edokteran )%7.
)elyn. 7. Pear"e ('@@@!. Anatomi dan #isiologi untuk aramedis. 7etakan ke#22, akarta. Penerbit P-. %ramedia Pustaka mum.
Pri"e, Sylia. A ('@@!. atofisiologi " Konsep Klinis roses$proses enyakit . )disi $ buku 2. akarta. Penerbit 6uku edokteran )%7.