LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA
PEMBUATAN LARUTAN
Disusun oleh:
1. Aan Harianto (061440410765)
2. Agrivina Abel Novira (061440410766)
3. Delvi Karlini (061440410770)
4. Muhammad Affif Arsyadie (061440410776)
5. Muhammad Hanif Fatin (061440410777)
6. Yenni Komala Sari (061440410787)
Kelas : 1EGA
JURUSAN TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2014
PEMBUATAN LARUTAN
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu :
Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dari padatan dan cairan.
Membuat larutan dengan cara yang tepat dan benar.
Menggunakan peralatan dengan tepat dan benar.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan :
Kaca arloji
Spatula
Pengaduk
Gelas kimia 100ml, 250ml
Labu takar 100ml, 250ml
Botol aquadest
Corong gelas
Bola karet
Pipet ukur
Pipet tetes
Masker,kacamata,sarung tangan.
Bahan-bahan yang digunakan:
NaOH 2M
HNO3 1M
Tioasetamida 1M (CH3CSNH2)
CaCl2 0,1M
(CH3COO)2Pb+3H2O 0,1M
CrCl3 0,1M
MnSO4 + H2O 0,1M
Al2(SO4)3 + 18 H2O 0,1M
K3[Fe(CN)6] 0,5M
Aquadest
III. DASAR TEORI
Satu tipe campuran yang paling sering dijumpai adalah larutan.
Dialam, sebagian besar reaksi berlangsung dalam larutan air. Suatu larutan
adalah campuran homogen dari molekul, atom maupun ion dari dua zat atau
lebih. Umumnya larutan terdiri dari zat terlarut(solut) dan zat pelarut
(solven). Kuantitas relatif suatu zat tertentu dalam suatu larutan disebut
konsentrasi.
Konsentrasi dari larutan dapat berupa :
% w/w =persen berat/berat = gram zat terlarut
100 gram larutan
% w/v = persen berat/volume = gram zat terlarut
100 ml larutan
M = Molaritas = mol zat terlarut
Liter larutan
N = Normalitas = ekivalen zat terlarut
Liter larutan
m = molalitas = mol zat terlarut
kg pelarut
Larutan dapat dibuat dari zat asalnya yaitu :
a. Padatan
jumlah zat terlarut (solut) yang dibutuhkan = M x V x Bm
M : molaritas larutan , mol/liter
V : volume larutan, liter
Bm : berat molekul zat, gr/mol
Jika larutan yang akan dibuat dalam % w/v maka, jumlah zat yang diperlukan
: % w/v x V.
b. Cairan
Jika larutan yang dibuat dari zat asalnya cairan, umumnya senyawa asam,
basa, anorganik, maka volume zat yang dibutuhkan ditemukan dari
persamaan:
V1 x M1 = V2 x M2 atau V1 x N1 = V2 x M2
Keterangan :
V1 = volume awal
M1 = molaritas awal
N1 = normalitas awal
V2 = volume akhir
M2 = molaritas akhir
N2 = normalitas akhir
Molaritas awal didapat dari :
Untuk % V/V:
M = % x p x 1000
BM
Pada umumnya larutan yang dimaksud adalah campuran yang terbentuk
cair, meskipun ada juga yang berfase gas maupun padat. Larutan yang
terbentuk gas adalah udara yang merupakan campuran dari berbagai jenis gas
seperti nitrogen dan oksigen. Sedangkan yang berbentuk padat adalah emas
dengan perak atau logam lain.
Dua senyawa dapat bercampur lebih mudah bila gaya tarik antara
molekul solut dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini ditentukan
oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul. Bila gaya tarik antara
molekulnya termasuk dalam kelompok yang sama (misalnya:air dan etanol),
maka keduanya akan saling melarutkan. Sedangkan bila kekuatan gaya tarik
antara molekulnya berbeda jenisnya ( misalnya: air dan heksana), maka tidak
saling melarutkan.
Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah
pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh. Kelarutan suatu
zat dapat ditentukan dengan menimbang zat yang akan ditentukan kelarutannya
kemudian dilarutkan, misalnya dalam 100 ml pelarut. Jumlah zat yang
ditimbang harus dipertimbangkan dapat membentuk larutan lewat jenuh yang
ditandai masih terdapat zat yang tidak larut didasar wadah setelah
dilakukan pengocokan dan didiamkan. Setelah terjadi kesetimbangan antara
zat padat yang terlarut dan yang tidak larut lalu disaring dan ditimbang
selisih berat awal dan berat padatan yang tidak larut merupakan kelarutan
zat tersebut dalam 100 ml pelarut.
Larutan jenuh adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam
jumlah maksimal, sehingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Pada
keadaan ini terjadi kesetimbangan antara solut yang larut dan yang tak
larut atau kecepatan pelarutan sama dengan kecepatan pengendapan.
Larutan tak jenuh adalah suatu larutan yang mengandung jumlah solut
lebih sedikit daripada larutan jenuhnya. Sedangkan larutan lewat jenuh,
mengandung solut lebih banyak daripada yang ada dalam larutan jenuhnya pada
suhu yang sama.
Suatu larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dapat dijadikan larutan
yang konsentrasinya rendah, dengan menambahkan pelarut. Selama penambahan
pelarut jumlah zat terlarut tidak berubah, tetapi hanya mengurangi
perbandingan zat terlarut dengan pelarut. Pengenceran sering dilakukan di
laboratorium untuk mendapatkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah.
Satuan konsentrasi yang biasanya diencerkan adalah molar, normal, dan
persen.
Suatu larutan dikatakan ideal jika didasarkan pada kekuatan relatif
dari gaya tarik antara molekul solut dan solvennya masing-masing. Dalam
suatu larutan ideal, sifat komponen yang satu akan mempengaruhi sifat
komponen lainnya, sehingga sifat-sifat fisik larutan yang dihasilkan
seperti titik uap, titik didih dan titik beku adalah rata-rata dari sifat
kedua komponennya murni. Larutan ideal sendiri sebenarnya hanya bersifat
hipotesis.
Karena larutan adalah campuran molekul (atom atau ion dalam beberapa
hal), biasanya molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan
dibandingkan dalam pelarut murni.
IV. KESELAMATAN KERJA
Untuk mengambil larutan zat pekat (misalnya asam dan basa kuat)
gunakan sarung tangan, masker, dan kacamata.
Sebelum larutan pekat dimasukkan ke dalam labu ukur, terlebih dahulu
isi labu ukur dengan air aquades
Lakukan pengenceran di lemari asam.
V. LANGKAH KERJA
Untuk zat asal padatan(pelarutan)
1. Menghitung jumlah zat yang diperlukan
2. Menimbang zat tersebut dengan menggunakan kaca arloji
3. Memasukkan zat ke dalam gelas kimia, menyemprot zat yang tertinggal
dan membilasnya dengan air demineral
4. Aduk hingga semua zat terlarut dalam air
5. Memindahkan larutan ke dalam labu ukur yang sudah dipasang corong
6. Membilas zat yang tertinggal dengan air demineral
7. Menambahkan air dengan hati-hati sampai tanda
8. Menutup labu ukur dan mengocok sambil dibolak balik sampai homogen
9. Memindahkan ke dalam botol zat, diberi label identitas zat(nama zat/
rumus kimia, konsentrasi, tanggal)
Untuk zat asal cairan(pengenceran)
1. Menghitung molaritas zat asal berdasarkan keterangan pada botol zat
2. Menhitung volume zat yang dibutuhkan berdasarkan rumus pengenceran
3. Mengisi air demineral 1/3 bagian ke dalam labu ukur yang akan
digunakan sesuai dengan volumenya
4. Mengambil zat tersebut dengan menggunakan pipet ukur
5. Masukkan ke dalam labu melalui dindingnya
6. Menambahkan air sampai tanda batas
7. Menutup dan mengocok sambil dibolak balik sampai homogen
8. Memasukkan ke dalam botol zat, beri label
VI. DATA PENGAMATAN
"Zat Yang "Sifat Fisik "Perubahan "Jumlah "Konsent"Volume "
"Digunakan "Dan Kimia " "Zat Yang"rasi "Larutan"
" " " "Dibutuhk"Larutan"Yang "
" " " "an "Yang "Dibuat "
" " " " "Dibuat " "
"HCl "Bau: tajam "Suhunya "50,1 ml "6M "100 ml "
" "Warna: bening "berubah " " " "
" "Bentuk: cair "menjadi " " " "
" "%:37% "panas " " " "
" "Bm:36,95 g/mol" " " " "
" "Spgr:1,16 g/ml" " " " "
"NH4Cl "Bau: tidak "Agak sulit "10,698 "2M "100 ml "
" "berbau "larut dalam"gr " " "
" "Warna: bening "air dan " " " "
" "Bentuk: "suhunya " " " "
" "padatan "berubah " " " "
" "Bm: 53,49 "menjadi " " " "
" "g/mol "dingin " " " "
" "Spgr : - " " " " "
"CaCl2 + 2H2O"Bau: tidak "Mudah larut"0,7351 "0,1M "50ml "
" "berbau "dalam "gr " " "
" "Warna: bening "aquadest " " " "
" "Bentuk : "dan tidak " " " "
" "padatan "terjadi " " " "
" "Bm : 147,02 "perubahan " " " "
" "gr/mol " " " " "
" "Spgr : - " " " " "
"MnSO4 + H2O "Bau: tidak "- "0,8451 "0,1M "50 ml "
" "berbau " "gr " " "
" "Warna: bening " " " " "
" "Bentuk: " " " " "
" "padatan " " " " "
" "Bm : 169,02 " " " " "
" "gr/mol " " " " "
" "Spgr : - " " " " "
"BaCl2 + 2H2O"Bau: tidak "- "1,2212 "0,1 M "50 ml "
" "berbau " "gr " " "
" "Warna: bening " " " " "
" "Bentuk : " " " " "
" "padatan " " " " "
" "Bm : 244,24 " " " " "
" "gr/mol " " " " "
" "Spgr : - " " " " "
VII. PERHITUNGAN
1. HCl 6 M
Diketahui :
M = 6 M
V1 = 100 ml = 0,1 L
BM = 36,45 gr/mol
% = 37%
p = 1,18 gr/ml
Ditanya : V2….?
Jawab :
M2 = % x p x 1000 = 0,37 x 1,18 gr/ml x 1000 = 11,97 mol/ml
BM 36,45 gr/mol
V1.M1 = V2.M2
100 ml. 6 mol/ml = V2. 11,97 mol/ml
V2 = 600 mol
11,97 mol/ml
= 50,12 ml
2. NH4Cl 2 M
Diketahui :
M = 2 M
BM = 53,49 gr/mol
V = 100 ml = 0,1 L
Ditanya : gr NH4Cl….?
Jawab :
Gram = M x V x BM
= 2 mol/L x 0,1 L x 53,49 gr/mol
= 10,698 gram
3. CaCl2 + 2H2O 0,1 M
Diketahui :
Volume = 50 ml = 0,05 L
BM = 147,02 gr/mol
M = 0,1 M
Ditanya : gr CaCl2 + 2H2O….?
Jawab :
Gram = M x V x BM
= 0,1 mol/L x 0,05 L x 147,02 gr/mol
=0,7351 gram
4. MnSO4 + H2O 0,1 M
Diketahui :
M = 0,1 M
Volume = 0,05 L
BM = 169,02 gr/mol
Ditanya : gr MnSO4 + H2O…?
Jawab :
Gram = M x V x BM
= 0,1 mol/L x 0,05 L x 169,02 gr/mol
= 0,8451 gram
5. BaCl2 + 2H2O 0,1 M
Diketahui :
M = 0,1 M
Volume = 0,05 L
BM = 244,24 gr/mol
Ditanya : gr BaCl2 + 2H2O….?
Jawab :
Gram = M x V x BM
= 0,1 mol/L x 0,05 L x 244,24 gr/mol
= 1,2212 gram
VIII. PERTANYAAN
1. Tuliskan 4 nama zat dan rumus kimianya dari zat asalnya padatan dan
cairan, serta sifat fisik dan kimianya !
Jawab:
a. HCl (asam klorida)
Berbentuk cairan
Warna bening
Berbau tajam
p = 1,18 gr/ml
BM = 147,02 gr/mol
b. NH4Cl (amonium klorida)
Berbentuk padatan
Jika berbentuk padatan berwarna putih dan berwarna bening jika telah
menjadi larutan
Tidak berbau
BM = 53,49 gr/mol
c. CaCl2 + 2H2O (kalsium klorida hi
Berbentuk padatan
Jika berbentuk padatan berwarna putih dan berwarna bening setelah
menjadi larutan
Tidak berbau
BM = 147,02 gr/mol
d. MnSO4 + H2O (mangan (II) sulfat)
Berbentuk padatan
Warna bening
Tidak berbau
BM = 169,02 gr/mol
e. BaCl2 + 2H2O (Barium Klorida)
Berbentuk padatan
Berwarna bening
Tidak berbau
BM = 244,24 gr/mol
2. Hitung molaritas larutan yang mengandung 10 gram NaCl (Mr = 58,44)
dalam 200 ml larutan !
Diketahui:
Gram = 10 gram
Mr = 58,44
V = 200ml = 0,2 L
Penyelesaian :
Gr= M x V x Mr
M = gr = 10 gr = 0,856 mol/L
V x Mr 0,2 L x 58,44 gr/mol
IX. ANALISIS PERCOBAAN
Pembuatan larutan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu padatan dan
cairan. Jika membuat larutan dari asal padatan maka, kita harus terlebih
dahulu mengetahui berapa banyak zat yang diperlukan dalam gram. Sedangkan,
membuat larutan dari asal cairan, kita harus terlebih dahulu mengetahui
berapa molaritas dan volume dari zat tersebut. Setelah semua itu diketahui,
percobaan pembuatan larutan bisa dilakukan dengan langkah-langkah
selanjutnya.
Suatu larutan jika diencerkan, molaritas atau konsentrasi dari zat
terlarut dalam larutan tersebut akan berkurang. Sifat larutan yang
dihasilkan pun tidak akan sama persis lagi dengan zat pelarut karena
perbedaan konsentrasi yang timbul.
Dalam percobaan ini larutan yang dibuat dari padatan maupun cairan,
memiliki bentuk fisik dan sifat kimia yang berbeda-beda. Misalnya HCl,
larutan ini berbau tajam baik sebelum maupun sesudah dihomogenkan dengan
aquadest. Selain itu juga HCl mengalami peningkatan suhu. Sedangkan NH4Cl
zat ini tidak berbau tetapi setelah dihomogen kan dengan aquadest, NH4Cl
mengalami penurunan suhu dan sukar larut dalam aquadest.
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1) Untuk membuat larutan dari zat asalnya cairan, maka harus mencari
volume zat yang dibutuhkan terlebih dahulu yang ditentukan dengan
persamaan :
V1.M1 = V2.M2 atau V1.N1 = V2.M2
Dengan molaritas awal (M1) didapat dari :
Untuk % v/v = M = % x p x 1000
BM
Untuk % w/v = M = % x 1000
BM
2) Untuk membuat larutan dari zat asalnya padatan maka harus mencari
jumlah zat terlarut yang dibutuhkan yaitu dengan rumus :
gr = M x V x BM
tetapi jika larutan yang akan dibuat dalam % m/v maka rumusnya :
% w/v x v
3) Dalam melakukan percobaan sangat diperlukan ketelitian agar larutan
yang dibuat sesuai. Serta dalam melakukan percobaan diharuskan untuk
menggunakan atau memakai barang-barang yang dibutuhkan dengan tepat
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
4) Dalam percobaan ini didapatkan hasil :
HCl : berwarna bening, berbau tajam, berbentuk cair, berat molekul
36,95 gr/mol, density 1,18 gr/ml, 37%
NH4Cl : berwarna bening, tidak berbau, berbentuk padatan, berat
molekul 53,49 gr/mol
CaCl2 + 2H2O : berwarna bening, tidak berbau, berbentuk padatan, berat
molekul 147,02 gr/mol
MnSO4 + H2O : berwarna bening, tidak berbau, berbentuk padatan, berat
molekul 169,02 gr/mol
BaCl2 + 2H2O : berwarna bening, tidak berbau, berbentuk padatan, berat
molekul 244,24 gr/mol
XI. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet. Kimia Analisis Dasar : 2014-2015. Politeknik Negeri
Sriwijaya
Modul Penuntun Pratikum Kimia Terapan : 2014-2015. Politeknik Negeri
Sriwijaya
XII. GAMBAR ALAT
Kaca arloji spatula
Pengaduk Gelas kimia
Labu ukur Botol aquadest
Corong gelas Bola karet
Pipet ukur Pipet tetes