BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.1.
Lata Latarr Bela Belak kang ang
Salah Salah satu satu ciri-c ciri-ciri iri dari dari makhlu makhluk k hidup hidup adalah adalah bernap bernapas. as. Bernap Bernapas as merup merupaka akan n proses penting yang menunjang aktivitas tubuh makhluk hidup. Bernapas atau disebut juga dengan respirasi adalah proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.Sistem pernapasan adalahsistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan bertujuan untuk mempertahankan mempertahankan homeostasis.P homeostasis.Pernap ernapasan asan mencakup mencakup dua proses yaitu pernapasan luar (eksterna) merupakan penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secarah keseluruhan, dan pernapasan dalam (interna) merupakan penggunaan O2 dan pembentukan CO2 oleh sel – sel serta pertukaran gas (paru) dan sebuah pompa ventilasi paru. Pernapasan dibagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada yaitu pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Sedangkan pernapasan perut yaitu pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktivitas otot-o otot-otot tot diafra diafragma gma yang yang membata membatasi si rongga rongga perut perut dan rongga rongga dada. dada. OrganOrgan-org organ an penyusun sistem pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Pada sistem pernapasan dapat juga terjadi gangguan atau kelainan. Kelainan dan gangguan pada sistem pernapasan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu terjadi gangguan pada proses pengikatan oksigen dan kelainan pada saluran pernapasan sehingga mengganggu aliran udara. Dala Dalam m tubu tubuh h makh makhlu luk k hidu hidup p juga juga terj terjad adii pros proses es pemb pembua uang ngan an sisasisa-sis sisaa metabolisme , yang biasa dikenal dengan sistem ekskresi. Dan salah satu bagian dari system ekskresi ekskresi adalah system urinaria. urinaria. Sistem Urinaria Urinaria merupakan merupakan proses terjadinya terjadinya penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh akan larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine. Dan zat yang diperlukan tubuh akan beredar kembali kedalam tubuh melalui pembuluh kapiler darah ginjal, masuk kedalam pembuluh darah dan selanjutnya beredar ke seluruh tubuh.Sistem urinaria ini merupakan suatu rangkaian organ yang terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra.
1
1.2.
Skenario
Bu Wahy Wahyu baru baru bekerj bekerjaa di PT Nusanta Nusantara ra yang yang berger bergerak ak pada pada jasa jasa pengir pengirima iman n barang. Pada awal bekerja, bu Wahhyu tidak mengeluh dengan pernafasannya, karena masih dapat bernafas dengan santai, sehingga dapat merasakan udara masuk ke rongga dada dan terasa pula udara keluar dengan mudah. Saat bekerja, Bu Wahyu menempati ruangan dipenuhi beberapa orang pekerja, tertutup dan berdebu. Bu Wahyu merasakan gangguan gangguan pernafasan pernafasan sejak 2 minggu minggu yang lalu, tetapi sejak 5 hari yang lalu mengalami mengalami batuk yang tidak berkurang. Batuk yang dirasakan mula-mula tidak disertai dahak, tetapi akhirnya berlanjut menjadi batuk berdahak. Saat ini Bu Wahyu, mengalami sesak napas dan dan dia mera merasa sa bada badany nyaa lemas lemas dan dan serin sering g berk berkem emih ih.. Dia Dia terl terlih ihat at pucat pucat dan dan hasi hasill pemeriksaan darah di laboratorium menunjukan kadar Hb nya di bawah normal. Menurut dokter keadaan ini dapat menyebabkan jaringan tubuh mengalami hypoxia.
1.3. 1.3. Rumu Rumusa san n Masa Masala lah h
Dari latar belakang dan scenario diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah, antara lain sebagai berikut: 1.Bagaimana mekanisme sistem pernapasan? 2.Bagaimana proses pembentukan urin? 3. Bagaimana hubungan sistem pernapasan dengan sistem urinaria?
1.4. 1.4.
Tuju Tu juan an Pemb Pembel elaj ajar aran an
Dari beberapa hal diatas, tujuan pembelajaran yang ingin kami capai, antara lain sebagai berikut: 1. Menjelaskan sistem respirasi 2. Menjelaskan proses pembentukan urin 3. Menjelaskan hubungan antara sistem pernapasan dan sistem urinaria
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. 2.1. Sist Sistem em Pern Pernap apas asan an
Sistem Sistem pern pernap apasa asan n dapa dapatt dise disebu butt juga juga deng dengan an sistem sistem respi respira rasi si yang yang bera berart rtii bernapas kembali. Sistem ini berperan berperan menyediakan menyediakan O 2 yang diambil dari atmosfer dan mengeluarkan CO 2 dari sel-sel (tubuh) menuju udara bebas. Proses bernapas berlangsung dalam beberapa langkah dan berlangsung dengan dukungan sistem saraf pusat dan sistem kardiovasku kardiovaskular. lar. Pada dasarnya dasarnya sistem pernapasan pernapasan terdiri terdiri atas rangkaian rangkaian saluran udara yang menghantarkan udara luar agar dapat bersentuhan dengan membrane kapiler alveoli yang memisahkan antara sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular. Organ-organ respiratori juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam keseim keseimban bangan gan asam basa, basa, pertah pertahana anan n tubuh tubuh melawa melawan n benda benda asing asing dan pengat pengatura uran n hormon hormonal al tekana tekanan n darah. darah. Respir Respirasi asi meliba melibatka tkan n proses proses ventila ventilasi si pulmo pulmonal nal,, respir respirasi asi eksternal, eksternal, respirasi internal internal dan respirasi respirasi selular. selular. Adapun Adapun anatomi anatomi saluran saluran pernapasan pernapasan terdiri terdiri dari rongga hidung dan nasal dimana membrane membrane mukosa mukosa nasal berfungsi berfungsi sebagai sebagai penyaring partikel kecil, penghangatan dan pelembaban udara yang masuk, resepsi odor. Faring, Faring, tabung tabung muskular muskular yang merentang merentang dari bagian dasar tulang tulang tengkorak tengkorak sampai esofag esofagus. us. Faring Faring terbag terbagii menja menjadi di nasofa nasofaring ring,, orofar orofaring ing dan laring laringofa ofaring ring.. Laring Laring,, penghubung antara faring dan trachea. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh Sembilan kartilago, tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan. Trakhea, tuba dengan panjang 10cm sampai 12cm dan diameter 2,5cm serta terletak di atas permukaan anterior esofagus. Percabangan bronkus dan paru-paru. Mekanisme pernapasan: - Insp Inspir iras asii Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang relaks akan memipih saat saat berk berkon ontr trak aksi si dan dan memp memperb erbes esar ar rong rongga ga tora toraks ks ke arah arah infe inferi rior or.. Otot Otot interk interkosta ostall ektern ekternal al mengan mengangka gkatt iga ke atas atas dan ke depan depan saat saat berkon berkontra traksi ksi sehing sehingga ga mempe memperbe rbesar sar rongga rongga toraks toraks ke arah arah anterio anteriorr dan superi superior. or. Dalam Dalam pernapasan aktif atau pernapasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid, pektoralis mayor, serratus anterior dan otot skalena juga akan memperbesar rongga toraks. - Eksp kspiras irasii
3
Pada ekspirasi dalam, otot interkostal internal menarik kerangka iga ke bawah dan otot otot abdome abdomen n berkon berkontra traksi ksi sehingg sehinggaa mendo mendoron rong g isi abdom abdomen en meneka menekan n diafragma.
2.2. 2.2. Sist Sistem em Urin Urinar aria ia
Sistem Sistem urina urinari riaa tersu tersusun sun dari dari orga organn-or orga gan n yang yang memp mempro rodu duks ksii urin urinee dan dan mengelu mengeluark arkann annya ya dari dari tubuh. tubuh. Sistem Sistem ini merupa merupakan kan salah salah satu sitem sitem utama utama untuk untuk mempertaha mempertahankan nkan homeostasis homeostasis (kekonstana (kekonstanan n lingkungan lingkungan internal). internal). Komponen Komponen seistem urinaria terdiri atas ginjal yang yang memproduksi urine; urine; dua ureter yang yang membawa urine ke dalam dalam sebuah sebuah vesica vesica urinar urinaria ia untuk untuk penamp penampung ungan an sement sementara ara;; dan urethr urethraa yang yang mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium uretra eksterna. Fungsi ginjal adalah mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak, mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, produksi hormon erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah, memproduksi hormon yang mengontrol tekanan darah dan.memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun ginjal). Ginja Ginjall berb berben entuk tuk seper seperti ti buah buah kacan kacang g bunc buncis is pada pada bebe bebera rapa pa spes spesies ies hewa hewan n Mammalia. Paling luar diselubungi oleh jaringan ikat tipis yang disebut kapsula renalis. Bagian ginjal yang membentuk membentuk cekungan disebut hilum. Pada hilum terdapat bundel saraf, arteri renalis, vena renalis, dan ureter. Ginjal dapat dibedakan dibedakan menjadi bagian korteks yakni lapisan sebelah luar warnanya coklat agak terang dan medulla yaitu lapisan sebelah dalam warnanya agak gelap. Pada korteks renalis banyak dijumpai corpusculum renalis Malphigi, Malphigi, capsula Bowmani yang terpulas gelap, sedangkan pada medulla banyak dijumpai loop of Henle. Henle . Tahap Pembentukan Urine : 1.
Filtrasi Glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler kapiler tubuh lainnya, lainnya, kapiler kapiler glumerulus glumerulus secara relatif bersifat impermiabe impermiabell terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang yang lebih lebih kecil kecil sepert sepertii elektro elektrolit lit,, asam amino, amino, glukos glukosa, a, dan sisa nitrog nitrogen. en. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus glomerulus ke kapsula bowman. bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan
4
masuk masuk ke kapsul kapsulaa bowman bowman’s ’s disebu disebutt filtra filtrat. t. Tekana Tekanan n filtra filtrasi si berasa berasall dari dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler. 2.
Reabsorpsi
Zat-za Zat-zatt yang yang difill difilltras trasii ginjal ginjal dibagi dibagi dalam dalam 3 bagian bagian yaitu yaitu : non elektroli elektrolit, t, elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi. 3.
Sekresi
Sekresi Sekresi tubular tubular melibatkan melibatkan transfor transfor aktif molekul-molekul molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen. Pada tubulus tubulus distalis, distalis, transfor transfor aktif natrium natrium sistem carier yang juga telibat telibat dalam sekres sekresii hidrog hidrogen en dan ion-io ion-ion n kalium kalium tubula tubular. r. Dalam Dalam hubung hubungan an ini, ini, tiap kali kali carier membawa natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion ion natr natrium ium yang yang diab diabso sorp rpsi si,, hidr hidrog ogen en atau atau kaliu kalium m haru haruss dise disekr kres esii dan dan sebaliknya. sebaliknya. Pilihan kation kation yang akan disekresi disekresi tergantung tergantung pada konsentrasi konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium). Pengetahuan tentang tentang pertukaran pertukaran kation dalam tubulus tubulus distalis distalis ini membantu kita memahami memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa mengapa bloker bloker aldosteron aldosteron dapat menyebabkan menyebabkan hiperkalem hiperkalemia ia atau mengap mengapaa pada pada awalny awalnyaa dapat dapat terjadi terjadi penuru penurunan nan kalium kalium plasma plasma ketika ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.
2.3 2.3.
Hom Homeost eostas asis is
Homeostasis adalah suatu keadaan komposisi kimia dan fisiokimia yang konstan pada medium internal organisme. Homeostasis merupakan manifestasi keberadaan sejumlah sejumlah faktor biologis yang konstan konstan seperti seperti indikasi indikasi kuantitatif, kuantitatif, karakteristik karakteristik suatu organisma organisma pada kondisi normal. Termasuk temperatur tubuh, tekanan osmotik pada
5
cairan, cairan, konsentrasi konsentrasi ion hidrogen, hidrogen, kandungan kandungan protein protein dan gula, konsentrasi konsentrasi ion dan ratio ion-ion aktif yang berhubungan dengan biologis dan sebagainya. Keberadaan mineral sebagai garam yang larut dalam medium sel, cairan interstitial, darah dan lymp, berperan langsung maupun tidak langsung dalam menjaga parameter-parameter biologis dalam keadaan konstan. Homeost Homeostasis asis diperta dipertahan hankan kan oleh oleh berbag berbagai ai proses proses pengat pengatura uran n yang yang melibat melibatkan kan semua sistem organ tubuh melalui pengaturan pengaturan keimbangan keimbangan yang sangat halus namun bersifat dinamis (dynamic dynamic steady state). state). Setpoint misalnya, tidak selalu sama, dan dapat berubah bergantung dari kebutuhan saat itu. Irama biologi, seperti irama sirkadian misalnya, merupakan contoh dari perubahan setpoint ini. Pengaturan juga tidak hanya mela melalu luii umpa umpan n balik balik,, teta tetapi pi dapa dapatt bersi bersifa fatt ke depa depan n ( feedforward control ) yang ang memungkinkan tubuh mengantisipasi perubahan yang akan datang. Bahkan besar respons juga dapat dimodulasi melalui up-regulation atau down-regulation jumlah dan/atau kinerja reseptor sel. Homeostasis ini pada dasarnya adalah untuk menstabilkan cairan di sekitar sel-sel organisme multisel yaitu cairan ekstrasel (CES), yang merupakan interface antara sel dan llingkungan luar.
6
BAB III PEMBAHASAN 3.1.
Mapping
3.2. 3.2. Sist Sistem em Pern Pernap apas asan an 3.2.1. Faktor Pengendali Pernafasan
Terdapat dua faktor pengendali pernafasan, antara lain: a. Kimi imia •
Pusat Pusat pernap pernapasan asan sangat sangat peka peka terhad terhadap ap reaksi reaksi alkali alkali darah darah harus harus dipertahankan
•
CO2 merupakan produk asam dari metabolisme merangsang pusat pernapasan mengirim impuls saraf yg bekerja atas otot pernapasan
b. Pengendalian saraf •
Pusat pernapasan
•
Medula oblongata yg mengeluarkan saraf eferen ke otot pernapasan diantarkan
oleh saraf frenikus ke diafragma
7
•
Sumsum impulsn impulsnya ya berjala berjalan n dr daerah daerah toraks toraks melalui melalui saraf interkostalis merangsang otot interkostalis kontraksi ritmik pada otot diafragma & interkostalis.
Gambar 3.1 Pengendalian Saraf
3.2.2. Saluran Pernapasan
Saluran-saluran sebaga jalannya udara dalam sistem pernapasan terdiri dari: 1. Rong Rongga ga hid hidun ung g Bermuara di vestibulum hidung. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang banyak memiliki pembuluh darah. Terdapat pula bulu-bulu hidung, untuk menyaring udara pernapasan. Lendir berguna untuk melembabkan udara, udara, dan konka untuk untuk menghangatk menghangatkan an udara pernapasan. pernapasan. Di dalam rongga hidung dan nasal terdapat : a. Septum nasal nasal , membagi membagi hidung hidung menjadi menjadi dua sisi , yaitu yaitu sisi kanan dan dan sisi kiri rongga hidung. b. Naris externalis dibatasi oleh kartilago nasal Kart Kartil ilag ago o
nasa nasall
late latera rall
terle erleta tak k
dibaw ibawah ah
jem jembata batan n
hidu idung
Ala besar dan ala kecil kartilgo nasal terletak di bawah jembatan hidung. c. Tulang hidung hidung (tulang (tulang nasal, nasal, tulang konka, konka, tulang vomer) vomer)
8
Tulang nasal membentuk membentuk jembatan jembatan dan bagian superior superior kedua sisi hidung. Vomer dan lempeng perpendicular tulang etmloid membentuk bagian posterior septum nasal. Lantai rongga nasal adalah palatum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan palatinum. Pada rongga hidung, hidung, bagian bagian respiratori respiratori di lapisi epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet. di bawah lamina basal terdapat kelenjar serosa dan mukosa mukosa yang bermuara pada permukaan permukaan epitel. jaringan jaringan kavernosa kavernosa vaskul vaskuler er terdap terdapat at ada bagian bagian dalam dalam mukosa mukosa respira respirator tori. i. di bawah bawah membran basal terdapat lamina propia yang di sebut sel sel limfosit. banyaknya pembuluh darah dalam jaringan kavernosa meghangatkan atau memanaskan udara yang di hirup. Sekret kelenjar menjaga agar permukaan tetap basah, lapisan mukosa melekat pada periosteum. Kedua lapisan ini bersama disebut muko-periosteum. 2. Faring Tabung muskularis berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esophagus. Faring terbagi menjadi : a. Naso Nasofa fari ring ng Bagian posterior rongga nasal dan menerima udara yang masuk dari dua lubang hidung. bagian nasofaring ini ke arah rongga nasal melalui dua naris interna ( koana ). b. Orofaring Merupakan Merupakan perpanjangan perpanjangan palatum palatum keras tulang dan terdapat terdapat tonsil langit langit dan tonsil tonsil lidah. lidah. Orofar Orofaring ing dipisah dipisahkan kan dari dari nasofa nasofarin ring g oleh oleh palatum lunak muscular, suatu perpanjangan palatum keras keras tulang. c. Lari Larigo gofa fari ring ng Meru Merupa paka kan n gerb gerban ang g sistem sistem respi respira rasi si selan selanju jutny tnya. a. Larin Laringo gofa fari ring ng mengeliling mengelilingii mulut mulut esophagus esophagus dan laringnyan laringnyang g merupakan merupakan gerbang gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya. 3. Laring ing Disebut juga kotak suara yang menghubungkan faring dengan trakea. Larin Laring g ters tersus usun un atas atas tula tulang ng rawan rawan yang yang beru berupa pa lemp lempen enga gan n yang membentuk jakun. Dan diatas laring ada katub epiglotis. Laring adalah temp tempat at pemb pemben entu tuka kan n suar suaraa dan dan melin melindu dung ngii jalan jalan napa napass terh terhad adap ap masuknya masuknya makanan makanan dan cairan. cairan. Di laring ini, terdapat bulu-bulu bulu-bulu getar
9
untuk untuk meny menyarin aring g debu debu dan kotora kotoran. n. Kartila Kartilago go dalam dalam laring laring dibagi dibagi menjadi : a. Kartila Kartilago go tidak tidak berpas berpasang angan an •
Kartila Kartilago go tiroid tiroid terlet terletak ak di bagian bagian proksi proksimal mal kelenja kelenjarr timus. timus. Biasanya berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki – laki akibat hormon yang disekresi saat pubertas.
•
Kartilago krikoid adalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal, terletak di bawah kartilago tiroid.
•
Epig Epiglo lotis tis adal adalah ah katu katup p kart kartila ilago go elast elastis is mele meleka katt pada pada tepi tepian an anterior kartilago tiroid.
b. Kartilago berpasangan •
Kartila Kartilago go ariten aritenoid oid terlet terletak ak diatas diatas dan di kedua kedua sisi sisi kartila kartilago go krikoid.
•
Kart Kartila ilago go korn kornik ikul ulata ata melek melekat at pada pada bagi bagian an ujun ujung g kart kartila ilago go aritenoid.
•
Kartilago kuneiform berupa batang – batang kecil yang membantu menopang jaringan lunak.
c. Dua pasang pasang lipatan lipatan lateral lateral membagi membagi rongga rongga laring laring •
Pasan Pasanga gan n bagi bagian an atas atas adal adalah ah lipata lipatan n vent ventri riku kula larr yang tidak tidak berfungsi saat produksi suara.
•
Pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati yang melekat pada kartilago tiroid dan kartilago aritenoid serta kartilago krikoid.
4. Trakea Adalah Adalah batang batang tenggor tenggoroka okan n berben berbentuk tuk pipa pipa dengan dengan panjan panjang g 10 cm sampai sampai dengan 12 cm dan berdiame berdiameter ter 2,5 cm serta serta terleta terletak k di atas atas permukaan anterior esophagus. Trakea terdiri dari 16-20 cincin kartilago tulang-tulang rawan. 5. Bron ronkus kus Merupakan percabangan trakea. Kedua cabang utama dari trakea disebut bronki primer atau bronki utama, memasuki hilus paru dan sambil berjalan ke bawah dan luar, bercabang menjadi bronki lobar. Paru kiri terdiri atas lobus atas dan bawah, sedangkan paru kanan terdiri atas lobus atas, tengah, dan bawah. Jadi, terdapat dua bronki lobar di kiri dan tiga
10
bronki lobar di kanan. Selanjutnya cabang dari bronki lobar disebut bronki segmental. Pada paru kiri terdapat lima segmen pada lobus atas dan lima segmen pada lobus bawah. Sedangkan pada paru kanan terdapat tiga segmen dalam lobus atas, dua dalam lobus tengah, dan lima dalam lobu lobuss bawa bawah. h. Bron Bronki ki segm segmen enta tall berc bercab aban ang g lagi lagi menja enjadi di bron bronki ki subsegmental. 6. Bron Bronkio kiolus lus Merupakan percabangan bronkus. Bronkiolus sudah berada dalam organ paru-paru. 7. Alve Alveol olus us Merupakan Merupakan kantung kantung berdinding berdinding tipisyang mengandng udara dan tempat tempat pertukaran gas.
3.2.3. Histologi Saluran Pernapasan
Pada saluran pernapasan, berbagai jalurnya diselubungi atau dilapisi oleh sel-sel epitel. Sel-sel itu terdiri dari : 1.
Supporting ce cell/sutentacular ce cells/sel pe penyangga •
Bentuk silindris tinggi, apex lebar, basis sempit
•
Inti ovoid, mempunyai striated border
•
Butir pigmen lipofuchsin berwarna kuning kecoklatan.
2.
Sel basal •
Berbentuk konical kecil, inti ovoid & gelap
•
Terletak dibasal antara pangkal-pangkal supporting cell
•
Mempunyai tonjolan sitoplasma yang bercabang
•
Sel berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii cadang cadangan an yang yang dapat dapat berdif berdifere erensi nsiasi asi
menjadi sel penyangga 3.
Sel Pembau •
Berbentuk spindle spindle terletak diantara sel penyangga.
•
Merupakan sel saraf bipolar dengan inti bulat dan sitoplasmanya
mempunyai
tonjolan
ke
permukaan
yang
merupakan
dendri dendrit/n t/neur eurofi ofibri brill dengan dengan ujung ujung membula membulatt ( bulb bulb like) like)
disebut disebut
Olfactory vesicle atau vesicular olfactoria yang mempunyai rambut
11
halus 10 helai helai yang yang disebut disebut olfactory hairs dan berfungsi penerima rangsang bau. •
Didalam Didalam lamina lamina propri propriaa aksonakson-aks akson on menya menyatu tu memben membentuk tuk
berkas kecil yang disebut Fila olfactoria yang kearah superior menembus area cribosa ossa ethmoidalis. •
Diantara sel-sel penyanga dibawah permukaan didapatkan juga
akhiran-akhiran bebas saraf-saraf yang merupakan reseptor-reseptor untuk rangsangan bukan bau. •
Didalam lamina propria didapatkan pembuluh limfa dan plexus
venosus. •
Pembuluh Pembuluh limfa berhubung berhubungan an dengan dengan cavitas cavitas subarachno subarachnoidea idea
melalui kapiler-kapiler yang berjalan bersama dengan fila olfactoria. •
Pada epitel epitel olfact olfactori oriaa ini dalam dalam lamina lamina propri propriaa didapa didapatka tkan n
kelenjar kelenjar serous serous yang berbentuk berbentuk tubulo-acin tubulo-acinous ous bercabang-ca bercabang-cabang bang,, disebut kelenjar-kelenjar dari Bowman. •
Kelenjar-kel Kelenjar-kelenjar enjar Bowman ini menghasilka menghasilkan n sekret sekret yang cair,
dialirkan kearah permukaan melewati saluran-saluran yang sempit. •
Sekret ini berguna untuk melembabkan permukaan, melarutkan
bahan-bahan pembentuk bau, membilas kembali cairan permukaan sehingga mencegah terjadinya rangsangan terus-menerus oleh suatu bau tunggal.
3.2.4. Kontrol Pernapasan
Otot pernapasan merupakan otot rangka, sehingga memerlukan rangsangan saraf agar berkontrak berkontraksi. si. Kontrol Kontrol saraf atas pernapasan pernapasan melibatkan melibatkan 3 komponen komponen terpisah yaitu : 1. Faktor yang bertanggung jawab menghasilkan irama inspirasi / ekspirasi bergantian 2. Faktor yang mengatur kekuatan ventilasi sesuai kebutuhan tubuh 3. Faktor yang yang memodifikasi aktivitas pernapasan pernapasan untuk tujuan lain Pola bernapas ritmik ditentukan oleh pusat pernapasan di batang otak (pons & medula). Pusat pernapasan di medula terdiri dari 2 kelompok neuron :
12
1. DRG ( Dorsal Respiratory Group) Group) Terdiri dari neuron neuron inspirasi yang yang memperlihatkan aktivitas pemacu dan secara repetitive repetitive menghas menghasilkan ilkan potens potensial ial aksi aksi spontan. spontan. DRG sebaga sebagaii penentu irama dasar ventilasi. 2. VRG (Ventral (Ventral Respiratory Group) Terdiri Terdiri dari neuron neuron inspirasi dan ekspirasi ekspirasi yang yang tetap inaktif selama selama bernapas tenang.
VRG diaktifkan oleh DRG sebagai mekanisme
overdrive selama selama periode periode tertentu. tertentu. VRG penting pada ekspirasi ekspirasi aktif. aktif. Pusat-pusat di Pons yaitu : a. Pneumotaksik : Mengirim impuls ke DRG yang membantu switch off neuron off neuron inspirasi sehingga durasi inspirasi dibatasi b. Apnustik Mencegah neuron inspirasi dari proses switch off sehingga off sehingga menambah dorongan inspirasi Pusat Pneumotaksik lebih dominan. - Apab Apabila ila tid tidal al volum volumee besar besar (> 1 lit liter) er),, Refleks Hering-Breuer. dipicu untuk mencegah pengembangan paru berlebihan.
Pusat pernapasan di batang otak dipengaruhi oleh rangsang kimia & nonkimia: 1. Rangsang Kimia Kemoresepto Kemoreseptorr perifer: perifer: glomus karotikum karotikum & glomus glomus aortikum aortikum = peka terhadap peningkatan PCO2 & penurunan PO2/pH darah. Kemoreseptor sentral: di bagian ventral medula Oblongata dekat pusat respirasi = peka terhadap peningkatan kadar ion H (penurunan pH) dalam cairan otak 2. Rangsang non-kimia a. Korteks serebri: menahan napas/ hiperventilasi b. Sistem limbik & hipotalamus: rangsang nyeri & emosi c. Proprioseptor di otot, tendo & sendi: gerakan sendi d. Baroresptor di sinus karotikus, arkus aorta, & atrium e. Suhu: suhu ventilasi f. Hormon epinefrin/ rangsang simpatisventilasi g. Iritasi mukosa sal pernapasan: refleks bersin, pola napas berubah h. Peregangan jaringan paru: refleks Hering-Breuer
13
Gambar 3.2 Pusat Pernapasan
3.2.5. Volume dan Kapasitas Paru
Macam volume udara dalam paru, antara lain: a. Volum Volumee tidal tidal (VT) adalah adalah volum volumee udara udara yang masuk masuk dan keluar keluar paru paru selama ventilasi normal biasa. Besarnya 500 ml. b. Volume cadangan inspirasi i nspirasi (VCI) adalah volume udara ekstra masuk ke paru- paru dengan inspirasi maksimum di atas inspirasi tidal. Besarnya 3000 ml. c. Volum Volumee cadang cadangan an ekspiras ekspirasii (VCE) (VCE) adalah volume volume ekstra udara udara yang yang dapat dapat dengan dengan kuat kuat dikelu dikeluark arkan an pada pada akhir akhir ekspir ekspirasi asi tidak tidak normal normal.. Besarnya 1000 ml. d. Volume Volume residual (VR) adalah adalah volume volume udara sisa dalam paruparu- paru setelah melakukan ekspirasi kuat. Besarnya 1200 ml pada laki- laki dan pada perempuan 1000 m. m.
Macam kapasitas dalam paru, antara lain: a. Kapasitas Kapasitas residual residual fungsional fungsional (KRF) adalah penambah penambahan an volume residual residual dan volume cadangan ekspirasi (KRF = VR+VCE). Nilai rata- ratanya 2.200 ml. b. Kapasitas inspirasi (KI) adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan inspirasi (KI= VT+VCI). Nilai rata- ratanya adalah 3.500 ml.
14
c. Kapasitas Kapasitas vital (KV) adalah adalah penambaha penambahan n volume volume tidal , volume volume cadangan inspirasi, dan volume cadangan ekspirasi (KT= VT+VCI+VCE). Nilai rata- ratanya 4.500 ml. d. Kapa Kapasit sitas as tota totall paru paru (KTP) (KTP) adal adalah ah juml jumlah ah tota totall udar udaraa yang dapa dapatt ditampung dalam paru- paru dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual (KTP= KV+VR). Nilai rata- ratanya adalah 5.700 ml.
3.3. 3.3. Sist Sistem em Urin Urinar aria ia
Sistem urinaria membantu mempertahankan mempertahankan homeostatis homeostatis (keseimbangan) dengan cara mengatur keseimbangan air dan mengeluarkan zat-zat yang merugikan dari darah. Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali kembali dan augmentasi. Filtrasi, Filtrasi, Proses pembentukan pembentukan urin diawali diawali dengan dengan penyaringa penyaringan n darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomer glomerulu uluss disebu disebutt filtra filtratt glomer glomerolu oluss atau atau urin urin prime primer, r, menga mengandu ndung ng asam amino amino,, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya Penyerapan kembali (reabsorbsi), bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filt filtra ratt dike dikelu luark arkan an bers bersam amaa urin urin.. Sete Setelah lah terj terjad adii reab reabso sorb rbsi si maka maka tubu tubulu luss akan akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolis me yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
15
Augmentasi adalah adalah proses proses penam penambah bahan an zat sisa dan urea urea yang yang mulai mulai terjad terjadii di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran saluran ginjal. ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan a kan tertekan sehingga timbul ti mbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
Gambar 3.3 Proses Pembentukan Urin
16
BAB IV KESIMPULAN
Dari Dari bebera beberapa pa penjela penjelasan san diatas, diatas, dapat dapat kami kami tarik tarik kesimp kesimpula ulan n bahwa bahwa sistem sistem pernapasan adalah sistem yang menyediakan O 2 yang yang diam diambi bill dari dari atmos atmosfe ferr dan dan mengelu mengeluark arkan an CO2 ke luar luar tubuh tubuh.. Siste Sistem m ini ini bert bertuju ujuan an untu untuk k memp mempert ertah ahan anka kan n kelangsungan hidup manusia, dimana sistem ini berperan mempertahankan keseimbangan asam basa dan homeostasis. homeostasis. Sistem Sistem ekskresi adalah adalah sistem pembuanga pembuangan n zat sisa hasil metabo metabolism lisme. e. Ginjal Ginjal merup merupaka akan n salah salah satu satu alat alat ekskre ekskresi, si, sistem sistem ekskre ekskresi si pada pada ginjal ginjal disebut sistem urinaria. Ginjal berfungsi dalam mekanisme penjaga homeostasis dimana mengatur keseimbangan asam basa dengan mengekskresikan urin yang asam atau basa . Maka apabila terjadi gangguan pada sistem pernapasan, sistem ekskresi akan bekerja untuk menunjang terjadinya homeostasis.
17
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Davis, G.K. and W. Mertz. Mertz. 1987. 1987. Copper Copper.. p. 301− 364. 364. In W. Mertz Mertz (Ed.) (Ed.) Trace Elements in Human and Animal Nutrition. Nutrition . Academic Press, Inc. San Diego, CA.
Fawcett, & Bloom. 2002. Buku 2002. Buku Ajar Histologi. Histologi. Jakarta : EGC
Guyton, 1994.,Pernapasan, “Pengangkutan Oksigen dan Karbondioksida di dalam Darah dan Cairan Tubuh,Pengaturan Pernapasan”, Pernapasan”, hal: 181-207 , Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed.7, Bag.II, Cet.I., , Jakarta : EGC
Muttaqin, Muttaqin, Arif. Buku Ajar Asuhan Keperawatanklien Gangguan Sistem Pernapasan. Pernapasan . Jakarta ; Salemba Medika
Kunta Kuntart rti. i.
2012 2012..
Fisiologi
Sistem
Pernafasan. Pernafasan.
Available
from
URL
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/ec14324e2d850338ac6892cc86ffd0e0 4d6d9af.pdf .
Pack, Philip E. 2007. Anatomi 2007. Anatomi dan Fisiologi. Fisiologi. Jakarta : EGC
Pearce, Evelyn C. 1995. Anatomi 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis., Paramedis., Jakarta : Gramedia.
Setiadi. 2007. Anatomi 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Pemula. Jakarta : EGC.
Wibowo, Daniel S. 2005. Anatomi 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Manusia. Jakarta : PT Grasindo.
18
: