BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat elastic. Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk ke dalam jantung,. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas CO 2. Pembuluh ini terdapat katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh kearah sebaliknya. Darah vena berwarna lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada jaringan. Lokasi pengambilan darah vena umumnya didaerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau daerah dekat pergelangan tangan. Pemeriksaan Laboratorium yang dirancang untuk tujuan tertentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit,
memantau
pengobatan,
dan
juga
sebagai
panduan
untuk
mempermudah Dokter dalam menentukan jenis pemeriksaan bagi pasien. Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Specimen darah untuk pemeriksaan hematologi (pemeriksaan hemoglobin) dapat diperoleh dari darah vena. Dalam melakukan pemeriksaan laboratorium ada bermacam-macam pemeriksaan Hematology yaitu, pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan hematokrit, pemeriksaan laju endapan darah, dan pemeriksaan jumlah sel seperti sel leukosit, sel eritrosit dan sel eosinofil. Mahasiswa melakukan praktikum ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana cara yang benar dalam melakukan pengambilan sampel spesimen (flebotomy) Darah Vena dengan menggunakan sistem Spuit dan Vacumtainer.
1
1.2 Tujuan
-
Mengetahui daerah vena yang baik
-
Mengetahui mengapa pembendungan tidak boleh lama
-
Mengetahui kenapa pengisapan darah tidak boleh lama
1.3 Manfaat
Dengan melakukan percobaan ini, kita dapat mengetahui bagaimana cara pengambilan spesimen
darah
melalui
vena
menggunakan spuit
dan
vacumtainer .
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Darah Darah berasal dari kata" kata" haima " , yang berasal dari akar kata hemo hemo atau hemato. hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh, ia berfungsi mengalirkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel, dan menjadi benteng pertahanan terhadap virus dan infeksi. Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yangmengandung elektrolit. Darah berperan sebagai medium pertukaran antar sel yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar, serta memiliki sifat protektif terhadap organisme dan khususnya terhadap darah sendiri. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah)dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitusekitar sepertiga belas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Darah manusia bewarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya terikatn ya molekul-molekul oksigen. 2. Pengertian Pembuluh Darah Vena Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat elastic. Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk ke dalam jantung,. Pada umumnya darah dar ah vena banyak mengandung gas CO2. Pembuluh ini terdapat katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh kearah sebaliknya. Darah vena berwarna lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada jaringan. Lokasi pengambilan darah vena umumnya didaerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau daer ah dekat pergelangan tangan. Sekarang ini,banyak penyakit yang timbul dan merajalela dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi penyakit infeksi tetap menjadi primadona penyakit yang paling sering menyerang manusia. Penyakit infeksi yang timbul sering
3
diakibatkan mikroorganisme yang bersifat patogen. Dalam pemeriksaan penyakit infeksi, dan anamnesa guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain dalam menegakkan diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang menjadi penyebab suatu penyakit adalah dengan dengan cara pemeriksaan spesimen Yang
harus
pengambilan/
diperhatikan
penyimpanan/
dalam
pengolahan
pengiriman
spesimen.
spesimen
adalah
cara
Adapun
tujuan
dari
pemahamancara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan
hasil
yang
akurat
dalam
pemeriksaan
secara
makroskopis/mikroskopis dan specimen tidak rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium. 3. Syringe 3 ml
4. Tabung Vacutainer Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (BectonDickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai. Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterio r. Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dapat dihindari.
4
5. Prosedur Plebotomi antara lain :
Persipan Flebotomy Persiapan Pasien Posisi Pasien Pemilihan daerah Punksi Vena Pemasangan Touniquet Desinfeksi daerah Punksi Pengambilan Darah Vena menggunakan Spuit/Syringe 3 ml 6. Kompetensi minimal seorang Flebotomy antara lain :
Flebotomis mampu berkomunikasi dgn pasien untuk menjelaskan tujuan pengambilan darah, apa yang akan dilakukan dan bgm caranya, menjelaskan tujuan dan cara persiapan pasien .
Mampu mengerjakan tugas2 administrasi. Harus mengerti dan mematuhi prosedur keselamatan pasien dan dirinya.
Harus dapat menyiapkan bahan dan alat 2 yg akan digunakan serta memilih antikoagulansia. fl ebotomi venipuncture dan Harus memahami prosedur dan tehnik flebotomi skinpuncture yang benar.
Melakukan labelisasi pada tabung / wadah sampel secara benar. Mampu melakukan tranportasi sampel secara benar serta tepat waktu ke laboratorium.
Harus mampu menangani komplikasi akibat pelaksaan flebotomi secara benar dan cepat. 7. Perilaku profesional flebotomi adalah seseorang dlm melaksanakan tugas dan pekerjaannya mempunyai kompetensi dan keahlian yang tinggi dalam pengambilan darah berpedoman pada perilaku profesional dan bertindak berdasarkan aspek etika moral, etika hukum hukum dan etika profesi.
5
Ada 3 macam aspek etika yang harus dipatuhi yaitu : etika moral, et ika hukum dan etika profesi. -
Etika moral :
Merupakan norma2 yang memberikan pedoman dalam berperilaku yang boleh dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan berdasarkan moral dan hati nurani. -
Etika hukum :
merupakan aturan yang dibuat oleh negara berlaku umum dalam masyarakat dan bersifat mengikat, mempunyai kekuatan hukum berdasarkan suatu Peraturan Perundangan Perundangan (hukum) yang berlaku. -
Etika profesi :
merupakan aturan yang dibuat organisasi profesi sbg pedooman moral utk mengatur anggotanya serta bertujuan menjaga mutu profesi, memelihara harkat dan martabat profesi. Sanksi dapat berupa teguran, skorsing atau pemecatat. Etika eti k pr ofes of esi i profesi yg sudah dalam bentuk tertulis secara sistematis sbg kode eti .
6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN 3.1 Prinsip
Prinsip percobaan ini adalah pengambilan spesimen dengan metode tusukan vena, dimana jarum diarahkan 30° dan disesuaikan arah pada pembuluh vena mediana cubiti (bagian pangkal siku) serta posisi jarum menghadap keatas, dengan menggunakan jarum spuit 3 cc/ml dan Vacumtainer 3 ml. Pembendungan pembuluh darah vena dilakukan agar pembuluh darah tampak jelas dan dengan mudah dapat ditusuk sehingga didapatkan sempel darah. 3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah :
Touniquet Jarum 23 G Spuit/Syringe 3 cc/ml Needle 23 G Sarung Tangan 3.2.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah :
Alkohol 70% Kapas Steril dengan alkohol 70% Kapas Kering Bulat Plester
7
3.3 Cara Kerja
Dalam praktikum ini cara kerja harus harus sesuai dengan prosedur kerja seorang flebotomy antara lain : 1. Persipan Flebotomy Isi Formulir permintaan
Nama pasien lengkap
Jenis kelamin, Usia
Alamat, No telp, No Hp
Dokter yang meminta
Tanggal / Jam pengambilan
Jenis tes
Nama pengambil bahan No MR Ruang Persiapan Punksi
Pilih Tabung vacum yang sesuai Beri label pada tabung Persiapkan alat dan bahan sebelum punksi Prosedur Higiene Flebotomy
Cuci Tangan Gunakan sarung Tangan Strategi Komunikasi
Mengucapkan salam Melakukan pendekatan secara profesional Melakukan wawancara utk konfirmasi data pasien secara singkat dan lengkap
8
Memberi penjelasan tentang tujuan dan proses pengambilan bahan pemeriksaan
Memberi penyuluhan kesehatan Mengucapkan terimakasih. 2. Persiapan Pasien
Dalam keadaan tenang, rilek dan kooperatif Diberi motivasi : sakit sedikit, proses cepat Apakah perlu puasa 3. Posisi Pasien Duduk atau berbaring dengan nyaman
Pada posisi duduk lengan diletakkan di atas meja atau tempat tidur, dapat menggunakan bantal untuk memberikan posisi nyaman
Pada posisi berbaring lengan diulurkan lurus dari bahu sampai pergelangan tangan
Idealnya posisi pasien saat pengambilan sampel darah harus dicatat Perbedaan posisi dapat mempengaruhi hasil 4. Pemilihan daerah Punksi Vena
Vena yang tepat umtuk pengambilan darah : v. mediana cubiti (terbaik) v. cephalica v. basilica (besar, elastis, bentuk lurus dan rangsang sakit kurang)
Vena pada ekstremitas bawah tidak dianjurkan karena sering menimbulkan komplikasi 5. Pemasangan Touniquet
2-3 inchi di atas vena yang akan dipungsi 2 o
(5-10 cm/ 4 – 5 jari di atas vena yang akan dipungsi)
Pemasangan jangan terlalu kencang Pemasangan tidak lebih dari 1 menit
9
Bila pungsi vena tertunda, sebaiknya dilepas terlebih dulu dan dipasang kembali sebelum dilakukan pungsi 6. Desinfeksi daerah Punksi
Menggunakan kapas atau kasa yang mengandung alkohol 70 % Cara pembersihan harus diperhatikan Ditunggu sampai alkohol kering sebelum dilakukan pungsi 7. Pengambilan Darah Vena menggunakan Spuit/Syringe 3 ml
Pegang spuit menggunakan tangan kanan Periksa jarum, pegang spuit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada pangkal jarum
Tegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri di atas pembuluh darah supaya pembuluh darah tidak bergerak ber gerak
Kedalaman jarum masuk pembuluh darah sekitar 1 – 1 – 1,5 1,5 cm. Tusukkan ujung jarum pada vena yang dikehendaki dengan sudut 15-30 derajat dan posisi jarum menghadap keatas.
Bila darah sudah tampak mengalir kedalam spuit, fiksasilah Lepas torniquet segera setelah darah mengalir, lalu isi spuit sejumlah yang dikehendaki.
Letakkan kapas kering pada tempat pungsi, jarum ditarik pelan-pelan, pasien disuruh menekan kapas dalam beberapa menit
Lepaskan jarum dari sempritnya dan alirkan kedalam tabung yang tersedia melalui dindingnya 8. Pengambilan Darah Vena menggunakan Vacumtainer
Pegang jarum pada bagian tutup yang berwarna dengan satu tangan, kemudian putar dan lepaskan bagian berwarna ber warna putih dengan tangan lainnya
Pasangkan jarum pada holder, biarkan tutup yang berwarna tetap pada jarum
Bila posisi pungsi telah siap, lepaskan tutup jarum yang berwarna. Lakukanlah pungsi vena seperti biasa
10
Masukkan tabung ke holder. Tempatkan jari telunjuk dan tengah pada pinggiran holder dan ibu jari pada dasar dasar tabung mendorong tabung sampai ujung holder.
Lepaskan tourniquet saat darah mulai mengalir ke tabung Bila kevakuman habis maka pengaliran darah akan terhenti secara otomatis.
11
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Setelah dilakukan prosedur kerja diperoleh hasil antara lain :
Pengambilan Darah Vena dengan syringe 3 ml No
Nama
Diperoleh Darah
1
Agus Setiawan
3 ml
2
Dwi Rusmita Rahayu
3 ml
4.2 Pembahasan
Pembendungan yang terlalu lama akan mempengaruhi hasil pemeriksaan karena akan terjadi hemokonsentrasi.Vena yang ditusuk adalah vena mediana cubiti, penusukkan harus tepat pada vena agar tidak menimbul hematum. Pengisapan darah yang terlalu dalam akan menyebabkan darah membeku dalam spuit, segera pisahkan darah ke dalam tabung sesuai dengan jenis pemeriksaan. Pemilihan jarum juga tergantung ukuran vena dan jumlah darah yang diperlukan, dalam praktikum ini dipilih jarum dengan ukuran 23 G. Dalam
percobaan
ini
Pengambilan
darah
dilakukan
masing-masing
mahasiswa, darah yang saya peroleh dari Dwi Rusmita Rahayu. Pada saat pengambilan darah, yang menjadi flebotomis adalah saya sendiri Agus Setiawan, pengambilan darah dilakukan secara bergantian. Proses pengambilan darah dilakukan berdasarkan ketentuan Prosedur Flebotomi dan menggunakan alat yang steril.
12
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu:
Vena yang ditusuk adalah vena mediana cubiti. Penusukkan harus tepat pada vena agar tidak menimbul hematum.
Pembendungan yang terlalu lama akan mempengaruhi hasil pemeriksaan karena akan terjadi hemokonsentrasi.
Pengisapan darah yang terlalu dalam akan menyebabkan darah membeku dalam spuit, segera pisahkan darah ke dalam tabung sesuai dengan jenis pemeriksaan. 5.2 Saran
Pada percobaan selanjutnya darah yang diperoleh langsung diperiksa atau dicentrifuge untuk menambah pengetahuan praktikan dalam membedakan plasma darah dan sel darah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anomim 2010. Pengertian Darah Pengertian Darah Vena.http://www.wikipedia.com. Vena.http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 26 Desember 2010. Anomim 2010. Pengertian Darah Pengertian Darah Manusia.http://www.wikipedia.com. Manusia.http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 26 Desember 2010. Anonim. 2009. Cara Pengambilan, Cara Pengambilan, Penyimpanan dan Pengiriman Specimen . http://www.scribd.com. Diakses pada tanggal 26 Desember 2010. Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan, 1996. Pemeriksaan laboratorium Alimul Hidayat,A.Aziz,Uliyah,Musrifatul,(2004), Buku Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia Manusia,Jakarta:EGC ,Jakarta:EGC Tri Ratnaningsih,dr,Mkes,SpPK(K),2009.Bagian patologi Klinik Fak.Kedokteran UGM. Flebotomi. Flebotomi. Jogjakarta Rikawati,S.ST,2010. Kompetensi Kompetensi Frofesional Flebotomi.Samarinda:Analis Flebotomi.Samarinda:Analis Group
14
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit, leukosit dan eritrosit. Darah merupakan cairan yang paling penting bagi manusia karena darah yang mengedarkan berbagai zat dan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Tanpa darah yang cukup, manusia akan mengalami gangguan kesehatan dan bahkan kematian. Pembuluh darah kapiler (dari bahasa Latin capillaris) capillaris) ialah pembuluh ialah pembuluh darah terkecil di tubuh, berdiameter berdiameter 5-10 mikrometer, yang menghubungkan arteriola dan venula, venula, dan memungkinkan pertukaran air, pertukaran air, oksigen, oksigen, karbon karbon dioksida, dioksida, serta nutrien serta nutrien dan zat kimia sampah antara darah antara darah dan jaringan dan jaringan di sekitarnya. Darah mengalir dari jantung dari jantung ke arteri, ke arteri, yang bercabang dan menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. menjadi kapiler. Pemeriksaan Laboratorium yang dirancang untuk tujuan tertentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit,
memantau
pengobatan,
dan
juga
sebagai
panduan
untuk
mempermudah Dokter dalam menentukan jenis pemeriksaan bagi pasien. Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Specimen darah untuk pemeriksaan hematologi (pemeriksaan hemoglobin) dapat diperoleh dari darah vena. Dalam melakukan pemeriksaan darah macam
pemeriksaan
Hematology
dilaboratorium ada bermacam-
yaitu,
pemeriksaan
hemoglobin,
pemeriksaan hematokrit, pemeriksaan laju endapan darah, dan pemeriksaan jumlah sel seperti sel s el leukosit, sel eritrosit er itrosit dan sel eosinofil serta pemeriksaan golongan darah. Pada praktikum kali ini akan dilakukan pemeriksaan golongan darah, pengambilan Darah menggunakan menggunakan autoclik pada ujung jari.
15
1.2 Tujuan
-
Mengetahui letak pengambilan darah kapiler
-
Mengetahui hasil penggolongan darah
-
Mengetahui bagaimana memeperoleh sampel yang baik
1.3 Manfaat
Dengan melakukan percobaan ini, kita dapat mengetahui bagaimana cara pengambilan spesimen darah kapiler serta mengetahui cara menggolongkan darah dengan menggunakan Antigen-A dan Antigen-B.
16
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetian Flebotomi Istilah Plebostome atau Flebotomi dikenal sejak jaman Hippocrates. Flebotomi adalah keterampilan yang dimiliki dan dikerjakan oleh tenaga kesehatan termasuk flebotomist. Seorang yang mengambil spesimen darah disebut plebotomist. Seorang plebotomis dalam melakukan pengambilan darah kapiler harus melengkapi unsur-unsur peralatan dan bahan yang digunakan serta mengikuti Prosedur Plebotomi secara benar. 2. Pengertian Darah Darah berasal dari kata" kata" haima " , yang berasal dari akar kata hemo hemo atau hemato. hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh, ia berfungsi mengalirkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel, dan menjadi benteng pertahanan terhadap virus dan infeksi. Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yangmengandung elektrolit. Darah berperan sebagai medium pertukaran antar sel yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar, serta memiliki sifat protektif terhadap organisme dan khususnya terhadap darah sendiri. 3. Pengertian Pembuluh darah kapiler Pembuluh darah kapiler (dari bahasa Latin capillaris) capillaris) ialah pembuluh ialah pembuluh darah terkecil di tubuh, berdiameter berdiameter 5-10 μm, μm, yang menghubungkan arteriola dan venula, venula,
dan
memungkinkan
pertukaran air, oksigen, pertukaran air, oksigen, karbon
dioksida,
serta nutrien serta nutrien dan zat kimia sampah antara darah antara darah dan jaringan dan jaringan di sekitarnya. Darah mengalir dari jantung dari jantung ke arteri, ke arteri, yang bercabang dan menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. menjadi kapiler. Setelah terjadinya perfusi jaringan, kapiler bergabung dan melebar menjadi vena, menjadi vena, yang mengembalikan darah
ke
jantung.
Dinding
kapiler
adalah endotel selapis adalah endotel
tipis
sehingga gas sehingga gas dan molekul dan molekul seperti oksigen, air, protein, air, protein, dan lemak dan lemak dapat mengalir melewatinya dengan dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik. Ibnu an-
17
Nafis adalah tokoh pertama yang menteorikan adanya pembuluh darah ka piler dan teorinya itu dibuktikan oleh Marcello oleh Marcello Malpighi. Tugas pembuluh darah kapiler adalah mengalirkan oksigen, zat makanan, hormon dan zat-zat lain yang terkandung dalam darah dan yang diperlukan untuk hidup ke segenap sel di seluruh bagian tubuh. Jika jarak sel lebih dari 50 mikrometer jauhnya dari jalur yang dilalui seutas pembuluh kapiler (1 mikrometer = seperseribu milimeter), maka sel itu tak dapat menikmati layanan yang disediakan oleh pembuluh kapiler tersebut. Dengan kata lain, sel-sel yang berjarak 50 mikrometer atau lebih jauhnya dari pembuluh kapiler takkan mendapat jatah ‘makanan’, dan akan mati kelaparan. Inilah mengapa tubuh manusia diciptakan dengan jaringan pembuluh darah kapiler yang melingkupi seluruh bagian tubuh. Manusia sehat memiliki sekitar 5 miliar pembuluh kapiler. Jika seluruhnya dibentangkan, panjang keseluruhan pembuluh ini akan mencapai sekitar 950 kilometer. Ini kurang lebih sejauh panjang pulau Jawa. Pada sejumlah hewan menyusui, terdapat sekitar 3.000 pipa kapiler dalam satu sentimeter persegi jaringan otot. Jika Anda mampu menggulung sepuluh ribu utas pembuluh kapiler terkecil dalam tubuh manusia, maka bundelan yang dihasilkan akan setebal arang pensil. Ketebalan atau garis tengah sehelai pembuluh kapiler ini berkisar antara 35 mikrometer, atau 0,003-0,005 milimeter. Andaikan tebal rambut kita adalah sepersepuluh milimeter, maka kita perlu membelah sehelai rambut menjadi 20 atau 30 helai searah panjangnya panjangnya untuk mendapatkan mendapatkan rambut setipis pembuluh kapiler tersebut. Darah mengalir melewati jaringan pembuluh darah yang panjang dan rumit. Semakin mendekati ujungnya, garis tengahnya semakin menyempit, sehingga membentuk pembuluh darah yang halus (kapiler). Jika darah hendak melewati saluran yang semakin menyempit di ujungnya tanpa tersumbat atau terhambat, darah pastilah harus cair (encer). Syarat ini telah terpenuhi berkat rendahnya tingkat kekentalan air, yang membentuk 95% bagian dari plasma
18
darah. Menurut profesor Michael Denton, pakar biologi molekuler Universitas Otago, Selandia Baru, jika air sedikit saja lebih kental dari yang sekarang, maka sistem peredaran darah akan menjadi sama sekali tidak berguna. 4. Penggolongan Darah Sistem penggolongan darah ABO ditentukan oleh ada tidaknya antigen-A dan antigen-B dalam permukaan eritrosit seseorang. Antigen-antigen ini akan bereaksi dengan antibodi yang sesuai sehingga dapat terjadi penggumpalan (aglutinasi). Antigen-A akan bereaksi dengan anti-A dan antigen-B akan bereaksi dengan anti-B. Antibodi yang menyebabkan penggumpalan (aglutinasi) disebut aglutinin sedangkan antigennya biasa disebut aglutinogen. a glutinogen. Seseorang dapat membentuk salah satu atau kedua antigen maupun antibodi tersebut. Berdasarkan hal ini maka golongan darah seseorang dengan sistem ABO digolongkan atas golongan A, B, AB dan O. Tabel berikut ini menggambarkan macam antigen dan antibodi dalam darah seseorang yang bergolongan A, B, AB, dan O. (Suryo, 2003) Antigen dan antibodi dalam darah seseorang dapat ditunjukkan berikut ini:
Golongan darah A mempunyai antigen A dan antibodi anti-B Golongan darah B mempunyai antigen B dan antibodi anti-A Golongan darah AB mempunyai antigen A dan antigen B tetapi tidak mempunyai antibodi anti-A dan anti-B
Golongan darah 0 tidak mempunyai antigen A dan dan anti gen B tetapi mempunyai antibodi anti-A dan anti-B Golongan darah A, B, AB dan O mempunyai arti sangat penting dalam transfusi darah kerena adanya interaksi antigen-antibodi dari pemberi darah (donor)
dengan
penerima
darah
(resipien)
yang
dapat
menimbulkan
penggumpalan (aglutinasi). Penggumpalan terjadi bila antigen-A bertemu dengan anti-A dan antigen-B bertemu dengan anti-B.
19
BAB 3 METODE PELAKSANAAN 3.1 Prinsip
Prinsip percobaan ini adalah pengambilan spesimen dengan metode tusuk lancet pada ujung jari atau telinga. Alat yang digunakan adalah lancet yaitu jarum kecil yang steril dan tajam. Sebelum diambil darah, bagian yang akan diambil darah dibersihkan dengan kapas steril kemudian lancet bisa digunakan langsung atau dimasukkan kedalam alat sehingga pasien tidak bisa melihat bentuk jarum secara langsung. 3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah :
Lancet (Lancing Device) Jarum Lancet (Blood Lancet) Object Glass Alat Pengaduk Sarung Tangan 3.2.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah :
Alkohol 70% Kapas Steril dengan alkohol 70% Kapas Kering Bulat
20
3.3 Reagen
Reagen yang digunakan dalam praktikum pengambilan darah kapiler yaitu :
Antigen – Antigen – A A Antigen – Antigen – B B 3.4 Cara Kerja
Dalam praktikum ini cara kerja harus harus sesuai dengan prosedur kerja seorang flebotomy antara lain : 1. Persipan Flebotomy Isi Formulir permintaan
Nama pasien lengkap
Jenis kelamin, Usia
Alamat, No telp, No Hp
Dokter yang meminta
Tanggal / Jam pengambilan
Jenis tes
Nama pengambil bahan No MR Ruang Persiapan Punksi
Beri label pada Objek glass Persiapkan alat dan bahan sebelum punksi Prosedur Higiene Flebotomy
Cuci Tangan Gunakan sarung Tangan Strategi Komunikasi
21
Mengucapkan salam Melakukan pendekatan secara profesional Melakukan wawancara utk konfirmasi data pasien secara singkat dan lengkap
Memberi penjelasan tentang tujuan dan proses pengambilan bahan pemeriksaan
Memberi penyuluhan kesehatan Mengucapkan terimakasih. 2. Persiapan Pasien
Dalam keadaan tenang, rilek dan kooperatif Diberi motivasi : sakit sedikit, proses cepat 3. Posisi Pasien Dalam Pengambilan Darah kapiler posisi pasien yaitu duduk seperti biasa karena yang diambil yaitu yaitu pada ujung jari atau cuping telinga. 4. Pemilihan daerah Punksi Kapiler
Pada bayi baru lahir dilakukan di ibu jari kaki atau tumit. Anak-anak di jari ke 3 dan 4 Orang dewasa di jari 3 dan 4 serta cuping telinga. Untuk meningkatkan vaskularisasi dihangatkan dengan kain hangat 3 menit. 5. Cara Pengambilan Darah Kapiler
Bersihakan dengan alkohol 70% Tunggu kering Lakukan tusukan dengan lancet steril Usap tetesan darah pertama dengan kapas kering
22
Lakukan tekanan perlahan 1 cm diatas tusukan Setelah selesai tekan dengan kapas sampai perdarahan berhenti 3.5 Interprestasi Hasil
Penggolongan Darah ABO dengan Antigen-A dan Antigen-B. •
Teteskan antigen-A pada darah di sisi kiri objek glass
•
Kemudian diaduk agar darah tercampur merata dengan antigen
•
Apabila ada penggumpalan (aglutinasi) berarti darah tersebut bergolongan darah A
•
Teteskan antigen-B pada darah di sisi kanan objek glass
•
Kemudian diaduk agar darah tercampur merata dengan antigen
•
Apabila ada penggumpalan (aglutinasi) berarti darah tersebut bergolongan darah B
•
Apabila kedua sisi darah menggumpal berarti darah bergolongan AB
•
Apabila kedua sisi darah tidak ada yang menggumpal berarti darah bergolongan O
23
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Setelah dilakukan prosedur kerja diperoleh hasil antara lain : No
Nama
Golongan Darah
1
Agus Setiawan
B
2
Dwi Rusmita Rahayu
O
4.2 Pembahasan
Dalam pengambilan darah kapiler beberapa faktor yang memepngaruhi hasil yaitu cara penusukan jari yang tidak terlalu dalam, sehingga jari harus ditekan-tekan menyebabkan darah bercampur dengan cairan intestinal dan darah akan menjadi encer dan saat penusukan masih ada sisa alkohol 70% yang belum kering, sehingga akan mempengaruhi kadar hemoglobin. Darah kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki. Sampling darah sangat dipengaruhi pemeriksaan, untuk itu hindari darah yang beku dan bercampur cairan jaringan serta hindari teknik pengambilan yang kurang baik. Dalam
percobaan
ini
Pengambilan
darah
dilakukan
masing-masing
mahasiswa, darah yang saya peroleh dari Dwi Rusmita Rahayu. Pada saat pengambilan darah, yang menjadi flebotomis adalah saya sendiri Agus Setiawan, Seti awan, pengambilan darah dilakukan secara bergantian. Proses pengambilan darah dilakukan berdasarkan ketentuan Prosedur Flebotomi dalam pengambilan darah kapiler dan menggunakan alat yang steril. Setelah mendapatakan tetesan darah pada objek glass, kemudian diberi antigen diperoleh darah Dwi Rusmita Rahayu bergolongan darah O.
24
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu:
Darah kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki
Dalam percobaan ini Pengambilan darah dilakukan masing-masing mahasiswa, darah yang saya peroleh dari Dwi Rusmita Rahayu. Setelah mendapatakan tetesan darah pada objek glass, kemudian diberi antigen diperoleh darah Dwi Rusmita Rahayu bergolongan darah O.
Jangan menekan jari, telinga atau tumit yang ditusuk untuk mendapatkan darah karena akan bercampur dengan cairan jaringan. 5.2 Saran
Pada percobaan selanjutnya agar dilakukan yang selain penggolongan darah, yaitu seperti pemeriksaan hemoglobin dan sebagainya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anomim 2011. Pengertian Darah Pengertian Darah kapiler.http://www.wikipedia.com. kapiler.http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 1 Januari 2011. Anomim 2011. Pengertian Darah Pengertian Darah Manusia.http://www.wikipedia.com. Manusia.http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 1 Januari 2011. Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan, 1996. Pemeriksaan laboratorium Alimul Hidayat,A.Aziz,Uliyah,Musrifatul,(2004), Buku Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia Manusia,Jakarta:EGC ,Jakarta:EGC Tri Ratnaningsih,dr,Mkes,SpPK(K),2009.Bagian patologi Klinik Fak.Kedokteran UGM. Flebotomi. Flebotomi. Jogjakarta Suryo. (2003). Genetika Manusia. Manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Michael Denton. 1998, Nature’s 1998, Nature’s Destiny:How The Laws of Biology Reveal Purpose in the Universe, Universe, New York: The Free Press
26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (contagious disease). Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri corynebacterium diphtheria yaitu kuman yang menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil, Nasofaring (bagian antara hidung dan faring atau tenggorokan) dan laring. Penularan difteri dapat melalui hubungan dekat, udara yang tercemar oleh carier atau penderita yang akan sembuh, juga melalui batuk dan bersin penderita. Penderita difteri umumnya anak-anak, usia dibawah 15 tahun. Dilaporkan 10 % kasus difteri dapat berakibat fatal, yaitu sampai menimbulkan kematian. Selama permulaan pertama dari abad ke-20, difteri merupakan penyebab umum dari kematian bayi dan anak-anak muda. Penyakit Pen yakit ini juga dijmpai pada daerah padat penduduk dingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, menjaga kebersihan diri sangatlah penting, karena berperan dalam menunjang kesehatan kita. Lingkungan buruk merupakan sumber dan penularan pen yakit. Sejak diperkenalkan vaksin DPT (Dyptheria, Pertusis, Tetanus), penyakit difteri jarang dijumpai. Vaksi imunisasi difteri diberikan pada anak-anak untuk meningkatkan system kekebalan tubuh agar tidak terserang penyakit tersebut. Anak-anak yang tidak mendapatkan vaksi difteri akan lebih rentan terhadap penyakit yang menyerang saluran pernafasan ini. Pada praktikum ini spesimen diambil dengan menggunakan lidi kapas steril pada tengorokan. Pada pemeriksaan ini dicari adanya kuman Coryne Bacterium Diftheriaea dan Diftheriaea dan dilakukan pengecatan Neisser pengecatan Neisser pada pada sampel Difteri . 1.2 Tujuan
-
Mengetahui prinsip pengecatan menurut Neisser. menurut Neisser.
-
Mengetahui cara pengambilan sampel difteri
-
Mengetahui penyebab Difteri
27
1.3 Manfaat
Dengan praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan sampel difteri dan pengecatan sampel difteri.
28
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Difteri adalah suatu penyakit infeksi toksik akut yang menular, disebabkan
oleh
corynebacterium
diphtheriae
dengan
ditandai
pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau mukosa, biasanya ditenggorok dan paling sering pada bulan-bulan dingin pada daerah beriklim sedang. Dengan adanya imunisasi aktif pada masa anak-anak dini.
Penyakit
akibat
terjangkit
bakteri
yang
bersumber
dari
corynebacterium diphtheriae (c. diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian atas murosasaluran pernafasan dan kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan ialah sakit letak dan demam secara tiba-tiba disertai tumbuhnya membrane kelabu yang menutupi tansil serta bagian saluran pernafasan. Difteri adalah suatu penyakit bakteri akut terutama men yerang tansil, faring, laring, hidung, adakalanya menyerang selaput lendir atau kulit serta kadang-kadang konjungtiva atau vagina. 2. Patofisiologi a. Etiologi Penyebabnya adalah bakteri corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah yang dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri. Biasanya bakteri berkembang biak pada atau at au disekitar permukaan selaput s elaput lendir le ndir mulut atau tenggorokan dan menyebabkan peradangan beberapa jenis bakteri ini menghasilkan teksik yang sangat kuat, yang dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan otak. Masa inkubasi 1-7 hari (rata-rata 3 hari). Hasil difteria akan mati pada pemanasan suhu 60oc selama 10 menit, tetapi tahan hidup sampai beberapa minggu dalam es, air, susu dan lender yang telah mengering.
29
b. Manifestasi Klinis Masa tunas 3-7 hari khas adanya pseudo membrane, selanjutnya gejala klinis dapat dibagi dalam gejala umum dan gejala akibat eksotoksin pada jaringan yang terkena. Gejala umum yang timbul berupa demam tidak terlalu tinggi lesu, pucat nyeri kepala dan anoreksia sehingga tampak penderita sangatlemah sekali. Gejala ini biasanya disertai dengan gejala khas untuk setiap bagian yang terkena seperti pilek atau nyeri menelan atau sesak nafas dengan sesak dan strides, sedangkan gejala akibat eksotoksin bergantung kepada jaringan yang terkena seperti iniokorditis paralysis jaringan saraf atau nefritis. 3. Klasifikasi : 1. Difteria hidung Gejalanya paling ringan dan jarang terdapat (hanya 2%). Mulamula hanya tampak pilek, tetapi kemudian secret yang keluar tercampur sedikit yang berasal dari pseudomembren. Penyebaran pseudomembran dapat pula mencapai foring dan dan laring. 2. Difteria faring dan tonsil (difteria fausial) Paling sering dijumpai (I 75%). Gejala mungkin ringan. Hanya berupa radang pada selaput pada selaput lendir dan tidak membentuk pseudomembran, dapat sembuh sendiri dan memberikan imunitas pada penderita. Pada penyakit yang lebih berat, mulainya seperti radang akut tenggorok dengan suhu yang tidak terlalu tinggi dapat ditemukan pseudomembran yang mula-mula hanya berapa bercak putih keabuabuan yang cepat meluas ke nasofaring atau ke laring, nafas berbau dan timbul pembengkakan kelenjar regional sehingga leher tampak seperti leher sapi (bull neck). Dapat terjadi salah menelan dan suara serak serta stridor inspirasi walaupun belum terjadi sumbatan faring. Hal ini disebabkan oleh paresisi palatum mole. Pada pemeriksaan
30
darah dapat terjadi penurunan kadar haemoglobin dan leukositosis, polimorfonukleus, penurunan jumlah eritrosit dan kadar albumin, sedangkan pada urin mungkin dapat ditemukan albuminuria ringan. 3.
Diftheria Laring dan trachea Lebih sering sebagai penjalaran difteria faring dan tonsil (3 kali lebih banyak dari pada primer mengenai laring. Gejala gangguan jalan nafas berupa suara serak dan stridor inspirasi jelas dan bila lebih berat dapat timbul sesak nafas hebat. Slanosis dan tampak retraksi suprastemal serta epigastrium. Pembesaran kelenjar regional akan menyebabkan bull neck. Pada pemeriksaan laring tampak kemerahan sembab, banyak secret dan permukaan ditutupi oleh pseudomembran. Bila anak terlihat sesak dan payah sekali maka harus segera ditolong dengan tindakan trake ostomi sebagai pertolongan pertama.
4.
Diftheria Faeraneus Merupakan keadaan yang sangat jarang sekali terdapat. Tan Eng Tie (1965) mendapatlan 30% infeksi kulit yang diperiksanya megandung
kuman
diphtheria.
Dapat
pula
timbul
di
daerah
konjungtiva, vagina dan umbilicus.
31
BAB 3 METODE PELAKSANAAN 3.1 Prinsip
Spesimen diambil dengan menggunakan lidi kapas steril pada tengorokan. Pada pemeriksaan ini dicari adanya kuman Coryne Bacterium Diftheriaea. 3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Objek glass Pipet Tempat pengecatan 3.2.2 Bahan
Lidi kapas steril Oil imersi Sarung tangan Masker Stick 3.3 Reagen
Reagen yang digunakan antara lain adalah :
Cat Neisser A Cat Neisser B Cat Neisser C 3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Persipan Flebotomy -
Isi Formulir permintaan
32
-
Persiapan pengecatan
Beri label pada Objek glass Beri tanda pengecatan sampel -
Prosedur Higiene Flebotomy
Cuci Tangan Gunakan sarung Tangan -
Cara pengambilan sampel difteri
Diambil lidi kapas steril Bersihkan stick dengan kapas alkohol 70% Pasien diminta untuk membuka mulutnya Ditahan lidah pasien menggunakan stick agar terlihat tonsil yang akan diusap dengan kapas lidi.
Diusap permukaan tonsil dengan lidi kapas steril secara bergantian antara tonsil kanan dan kiri.
Kemudian hasil usapan lidi di usapkan pada objek glass untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya -
Cara pengecatan Neisser
Preparat object glass ditaruh dijembatan pengecatan Dituangi campuran capuran cat Neisser A 2 bagian dan Neisser B 1 bagian, selama 20 detik. Campuran ini harus harus selalu dibuat baru.
Cat dibuang dan dituangi dengan cat Neisser C segera dibuang dan dituang lagi dengan cat Neisser C dibiarkan 20 detik.
Cat dibuang, dibiarkan kering dengan sendirinya atau dikeringkan diantara 2 kertas saring.
Jangan dikeringkan didekat api Pada pengecatan ini preparat sama sekali tidak boleh dicuci. -
Cara pemeriksaan dengan mikroskop
Setelah preparat kering sampel diberi oil imersi Diperiksa menggunakan mikroskop dengan lensa 100x Dicari bakteri penyebab difteri
33
3.5 Interprestasi Interprestasi Hasil
Bakteri
golongan
diphteri,
poolkarelnya
berwarna
biru
violet-hitam,
sedangkan badan bakteri berwarna coklat atau kuning. Pengecatan pada Neisser A dan B butir-butir polkarrel bakteri diphteri akan berwarna violet hitam, pada pemberian Neisser C warna butir-butir akan mengambil warna dari Neisser C yaitu kuning atau cokelat.
34
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Pada praktikum kali ini pengambilan spesimen pada saluran pernapasan (swap tenggorokan), pada umumnya untuk mencari kuman Coryne Bacterium Diptheriae yang pada ujungnya terdapat butir-butir metakoroniatik dengan pengecetan Neisser. No
Nama
Perolehan Sampel
Bakteri Diphteri
1
Agus Setiawan
Berhasil
Negative
2
Umratul Ulya
Berhasil
Negative
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini mahasiswa bergantian dalam pengambilan sampel difteri menggunakan lidi kapas steril. Spesimen diambil dengan menggunakan lidi kapas steril pada tengorokan. Pada pemeriksaan ini dicari adanya kuman Coryne Bacterium Diftheriaea. Cara pengambilan sampel difteri yaitu diambil lidi kapas steril, kemudian Bersihkan stick dengan kapas alkohol 70%, lalu Pasien diminta untuk membuka mulutnya, kemudian Ditahan lidah pasien menggunakan stick agar terlihat tonsil yang akan diusap dengan kapas lidi setelah itu diusap permukaan tonsil dengan lidi kapas steril secara bergantian antara tonsil kanan dan kiri. Kemudian hasil usapan lidi di usapkan pada objek glass untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya. Kemudian dilakukan pengecatan Neisse r, lalu dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop untuk mencari kuman Coryne Bacterium Diftheriaea.
35
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Pengecatan pada Neisser A dan B butir butir Babes Ernst (poolkarre[) bacteri diphteri akan berwarna violet hitam karena butir-butir itu mengambil warna lain dari pada warna yang diberikan. Cat tadi oleh butir butir itu dipegang kuat terhadap air, sehingga pada pemberian cat Neisser C warna butir-butir itu tetap violet hitam. Badan bacteri tidak dapat memegang. cat Neisser A dan B terhadap air, sehingga pada pemberian Neisser C badan bacteri melepaskan warna violet-hitam karena di lunturkan .oleh air yang ada di dalam Neisser C. Kemudian langsung akan mengambil warna dari Neisser C, kuning atau coklat. -
Cara pengambilan sampel difteri
Diambil lidi kapas steril Bersihkan stick dengan kapas alkohol 70% Pasien diminta untuk membuka mulutnya Ditahan lidah pasien menggunakan stick agar terlihat tonsil yang akan diusap dengan kapas lidi.
Diusap permukaan tonsil dengan lidi kapas steril secara bergantian antara tonsil kanan dan kiri.
Kemudian hasil usapan lidi di usapkan pada objek glass untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya
Difteri adalah suatu penyakit infeksi toksik akut yang menular, disebabkan oleh corynebacterium diphtheria, biasanya pada tenggorokan. Paling sering terjadi pada anak-anak. 5.2 Saran
Pada percobaan selanjutnya sebaiknya menggunakan cara pengecatan lain selain Neisser yaitu seperti pengecatan Halter, pengecatan burry gins dan lainlain.
36
DAFTAR PUSTAKA
Soemarno. 1962. Penuntun 1962. Penuntun Praktikum Bacteriologi. Bacteriologi. CV. KARYONO : Yogyakarta Carpentino, Lynda Juall.2001.Buku Saku : Diagnosa : Diagnosa keperawatan edisi: 8 Peneterjemah Monica Ester.EGC.Jakarta Doengoes, E Marlynn,dkk.1999. Rencana Marlynn,dkk.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Keperawatan edisi 3 penterjemah Monica Ester.EGC.Jakarta Pengertian Difteri. Difteri. http//www.wikipedia.com diakses pada tanggal 24 Januari 2011. Samarinda
37