LAPORAN PRAKTIKUM MENENTUKAN FASA DAN NOL LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK INSTALASI LISTRIK
Dosen Pembimbing: Torib Hamzah, S.Pd., M.Pd Sumber, SST., MT Edy Sumitro, SST
Disusun oleh : Rizki Andriyanto P27838017006
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangan zaman tentunya semakin banyak alat-alat elektronik dan alat-alat listrik yang lebih canggih, oleh sebab itu instalasi listrik sangat dibutuhkan dimana saja. Setiap tempat seperti, rumah, gedung, dan lain – lain selalu mempunyai instalasi listrik. Dalam perancangan instalasi listrik harus diperhatikan dengan cermat. Ketidaktelitian dalam melakukan instalasi listrik dapat mengakibatkan hal yang fatal. Dalam praktikum ini mahasiswa diharapkan memahami apa itu yang di maksud dengan fasa, nol dan ground.
1.2 Batasan Masalah Dapat memahami apa itu yang dimaksud dengan fasa, nol dan ground.
1.3 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dan yang dimaksud dengan fasa ? 2. Apa pengertian dan yang dimaksud dengan nol ? 3. Apa pengertian dan yang dimaksud dengan ground ? 1.4 Tujuan Adapun tujuan dari diadakan praktikum ini adalah : 1. Mahasiswa mampu membedakan tegangan fasa dan nol dengan menggunakan testpen. 2. Mahasiswa mampu menganalisa mengapa pada saat tubuh diberi tegangan listrik tidak dirasakan adanya sengatan listrik. 3. Mahasiswa mampu menerapkan dan mengetahui jenis-jenis isolator listrik.
1.5 Manfaat 1.5.1 Manfaat Teoritis. 1. Mahasiswa mampu membedakan dan memahami apa itu fasa dan nol. 2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dari isolator listrik.
1.5.2 Manfaat Praktis Mahasiswa mampu menerapkan isolator listrik pada fasa untuk menghindari bahaya oleh fasa saat melakukan instalasi listrik.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fasa dan Nol Dalam ilmu listrik, khususnya arus atau voltase bolak-balik, fasa adalah selisih waktu dua besaran (arus atau voltase) bolak-balik melewati satu titik dengan arah yang sama, dan dengan menggunakan nilai yang sama dari bentuk gelombangnya. Bila dua arus atau voltase bolak-balik yang sama frekuensinya secara serempak pada satu titik mempunyai nilai nol dengan arah yang sama, maka dikatakan arus itu sefase (in fasa). Dalam keadaan lain, dikatakan kedua arus itu tidak sefase (out of fasa) Sedangkan nol pada dasarnya adalah kabel acuan tegangan nol atau netral, yang biasanya disambungkan ke tanah di pembangkit tenaga listrik (di kantor PLN misalnya), dapat dibandingkan seperti kutub negatif pada sistem listrik arus searah, jadi jika listrik ingin dialirkan ke lampu misalnya, maka satu kaki lampu harus dihubungkan ke kabel fasa dan kaki lampu yang lain dihubungkan ke kabel netral, jika dipegang, kabel netral biasanya tidak menimbulkan efek strum yang berbahaya, namun karena ada kemungkinan perbedaan tegangan antara acuan nol di kantor PLN dengan acuan nol di lokasi kita, ada kemungkinan si pemegang merasakan kejutan listrik.
2.1.1 Listrik 1 Fasa Listrik 1 fasa adalah instalasi listrik yang menggunakan dua kawat penghantar yaitu 1 kawat fasa dan 1 kawat 0 (netral). Pengertian sederhananya adalah listrik 1 fasa terdiri dari dua kabel yaitu 1 bertegangan dan 1 netral. Umumnya listrik 1 fasa bertegangan 220 volt yang digunakan oleh kebanyakan orang. Biasanya listrik 1 fasa digunakan untuk listrik perumahan, namun listrik PLN yang ada di jalanan itu memiliki 3 fasa, tetapi yang masuk ke rumah penduduk hanya 1 fasa karena masyarakat tidak memerlukan daya besar untuk penggunaan di
rumah. Gambar 2.1 Gelombang Listrik 1 Fasa 2.1.2 Listrik 3 Fasa Listrik 3 fasa adalah instalasi listrik yang menggunakan tiga kawat fasa dan satu kawat 0 (netral) atau kawat ground. Menurut istilah Listrik 3 Fasa terdiri dari 3 kabel bertegangan
listrik dan 1 kabel netral. Umumnya listrik 3 fasa bertegangan 380 V yang banyak digunakan industri atau pabrik. Listrik 3 fasa adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3 penghantar yang mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut fasa sebesar 120o. Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar, yaitu : 1. Hubungan bintang (“Y” atau star). 2. Hubungan delta.
Gambar 2.2 Gelombang Listrik 3 Fasa Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3 fasa ini, yaitu : 1. Tegangan antar fasa (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan istilah voltage line to line). 2. Tegangan fasa ke netral (Vpn : voltage phase to neutral atau voltage line to neutral). Keuntungan Listrik 3 fasa yaitu : Menyediakan daya listrik yang besar ( biasanya pada industri menengah dan besar ). Industri atau hotel memerlukan daya listrik yang besar sehingga memerlukan line yang banyak. Tapi pada output terakhir untuk pemakaian hanya memerlukan satu fasa ( memilih salah satu dari 3 fasa ). Listrik 3 fasa biasanya diperlukan untuk menggerakkan motor industri yang memerlukan daya besar. Karena menggunakan tegangan yang lebih tinggi maka arus yang akan mengalir akan lebih rendah untuk daya yang sama. Sehingga untuk daya yang besar, kabel yang digunakan bisa lebih kecil. 2.2 Isolator Listrik Tidak semua bahan dapat mengalirkan arus listrik, hal tersebut tidak berarti bahwa arus listrik tidak mengalir dalam rangkaian tertutup. Hal ini disebabkan karena hambatan jenis penghantar terlalu besar sehingga sulit menghantarkan arus listrik. Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hampir seluruh bahan non logam adalah isolator. Contoh isolator adalah asbes, kayu kering, gelas, plastik, karet dan lain-lain.
Gambar 2.3 Solasi Bakar yang Digunakan Sebagai Isolator 2.3 Kabel NYA Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar atau kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam sesuai dengan peraturan PUIL. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.
Gambar 2.4 Kabel NYA 2.4 TestPen Testpen merupakan jenis penghantar listrik yang dapat berfungsi ganda yaitu selain dapat digunakan untuk memasang/membuka sekrup juga dapat dipakai untuk mengetahui adanya aliran listrik dalam suatu penghantar.
Gambar 2.5 TestPen
Seperti yang terlihat pada gambar, obeng ini pada bagian dalam dari pegangannya terdapat lampu yang akan menyala apabila ujung mata obeng disentuhkan pada penghantar listrik yang berfasa. Selain daripada itu pada batang obeng diberi isolasi yang menutupi bagian tangkai sampai batas ujung matanya dengan maksud agar pemakainya tidak tersentuh aliran listrik.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan 1. Testpen 2. Sumber tegangan PLN (stop kontak) 3. Tang kombinasi 4. Kabel NYA
3.2 Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Tentukan fasa dan ground pada sumber tegangan dengan menggunakan testpen, jika pada saat dimasukkan pada salah satu lubang stop kontak testpen menyala maka bagian tersebut adalah fasa, sedangkan bagian yang dimasukkankan testpen namun tidak menyala maka bagian tersebut adalah ground. 3. Pasang ujung kabel NYA yang sudah dikupas pada bagian positif stop kontak. 4. Siapkan bahan isolator (kardus) sebagai alas bagi tubuh sebelum memulai memegang kabel yang sudah dikupas. 5. Pegang ujung kabel NYA yang sudah dikupas serta sudah terhubung dengan stop kontak. Jangan sampai badan memegang lantai, menempel tembok, atau bersentuhan dengan orang lain. 6. Tempelkan testpen pada bagian tubuh, misalnya tangan atau kaki. Jika tespen menyala, maka fasa sudah dapat ditentukan.
3.3 Hasil Praktikum Dalam pengertian fasa yaitu tegangan bolak balik dari pembangkit listrik yang jika di test menggunakan testpen maka akan nyala dan dapat menyebabkan seseorang terkena sengatan listrik jika tidak menggunakan isolator dalam melakukan instalasi atau perbaikan listrik khususnya yang mempunyai fasa.
BAB 4 ANALISIS DAN KESIMPULAN 4.1 Analisis Dalam melakukan instalasi listrik setidaknya kita mengenal fasa, nol, dan ground. Fasa yaitu sumber tegangan dari pembangkit listrik yang jika di test menggunakan testpen maka akan testpen akan menyala, dan jika tersentuh oleh badan atau anggota tubuh lainnya maka akan terjadi sengatan listrik atau yang biasa disebut “kesetrum”, untuk menghindari hal tersebut maka di perlukan adanya isolator untuk menetralisir listrik di dalam tubuh kita. Sedangkan nol yaitu suatu instalasi listrik yang tidak mempunyai tegangan, yang berfungsi sebagai kutub negatif dari sumber tegangan. Sedangkan ground adalah listrik yang di netralkan ke bumi untuk menghilangkan tegangan biasanya di gunakan untuk keamanan dalam rangkaian listrik atau alat alat elektronika.
4.2 Kesimpulan Dalam praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa saat tangan atau anggota tubuh menyentuh fasa dan posisi tubuh kita tidak menyentuh ground tetapi menggunakan isolator sebagai alas maka kita tidak akan tersetrum, jika di test menggunakan testpen yang di tempelkan di tubuh kita maka testpen akan menyala. Jika kita menyentuh menyentuh ground maka kita akan tersetrum.
DAFTAR PUSTAKA [1]. Winarko, Joko Prasetyo.2010.”Kelistrikan”. http://prasetyojokowinarko-kelistrikan.blogspot.co.id/ Diakses pada :26 September 2017. [2]. Wae, Kirun.2013.”Perbedaan Listrik 1 Phase dengan 3 Phase”. http://projectmedias.blogspot.co.id/2013/11/perbedaan-listrik-1-phasa-dengan-3-phasa.html Diakses pada :26 September 2017.