I. TOPIK II. TUJUAN
: Pengelolaan sampah domestik di kota Palangka Raya : 1. Untuk Untuk mengetahui mengetahui upaya masyarakat dalam pengelolaan sampah domestik di kota Palangka Raya. 2. Untuk mengetahui partisipasi atau kesadaran anggota masyarakat dalam pengelolaan sampah tersebut.
III. DASAR TEORI Kondisi Lingkungan merupakan peyebab terbesar dari timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Sanitasi merupakan istilah untuk kesehatan lingkungan dari bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme dengan berbagai macam faktor berupa hewan-hewan seperti tikus, kecoa, lalat, anjing, maupun kucing. Sumber timbulnya penyakit sanitasi pada umumnya adalah sampah domestik yang tidak ditangani secara benar. Pengelolaan sampah di kota Palangka Raya dilakukan oleh petugas dari pemerintah daerah dengan mengikutsertakan partisipasi dari masyarakat di lingkungan sekitar. Diperlukan adanya pengawasan secara teratur mengenai kinerja petugas kebersihan dan sanitasi kota, termasuk membuka diri terhadap keluhan-keluhan yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. Sampah domestik dapat menjadi masalah yang selalu mengintai kesehatan masyarakat, namun dapat pula dijadikan sebagai sumber daya yang menguntungkan. Hal ini tergantung dari sistem dan kinerja pengelolaan sampah. Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara di dalam UU No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sampah domestik mencakup sebagai berikut ; 1.
Sampah organik, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
2.
Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan produk produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sampah domestik berperan langsung dalam menunjang penularan penyakit, penyakit
yang menular secara langsung, dan media transmisi penyakit. Sampah domestik memerlukan pengelolaan. Manfaat dari pengelolaan sanitasi secara baik dan benar adalah menghindari angka pertumbuhan ekonomi semu, meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, dan produktivitas masyarakat, menurunkan angka kemiskinan, dan menjaga lingkungan hidup. Penanganan masalah sampah oleh aparat pemerintah daerah dengan mengikutsertakan partisipasi dan kesadaran semua masyarakat yang
diperlukan adanya pengawasan secara teratur mengenai kinerja petugas kebersihan dan sanitasi, termasuk membuka diri terhadap keluhan-keluhan yang berkaitan dengan pengelolaan
sampah.
Sampah
domestik
dapat
dijadikan
sumber
daya
yang
menguntungkan tergantung dari sistem dan kinerja pengelolaan sampah tersebut, seperti pengelolaan sampah organik menjadi pupuk dan pengelolaan sampah anorganik sebagai media kerajinan tangan.
IV. PROSEDUR KERJA 1. Melakukan survei pada TPS yang telah ditentukan. 2. Melakukan peninjauan dan pengamatan terhadap sampah domestik dan pengelolaannya. 3. Mengadakan sesi wawancara kepada petugas dan warga sekitar tentang pengelolaan sampah domestik disekitar TPS. 4. Mencatat hasil wawancara di data hasil pengamatan.
V. HASIL PENGAMATAN DATA YANG DIKUMPULKAN TPS
TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH No.
Materi Pengamatan
Keterangan
1
Alamat TPS yang di Observasi
TPS Dermaga Flamboyant Jl. Ahmad Yani
2
Jarak TPS dengan jalan umum
Di pinggir badan jalan
3
Jarak TPS dengan ruwah warga
5-10 m
4
Daya tampung sampah di TPS
Kurang dari 4 m3
5
TPS mampu menampung sampah domestik
70-100 rumah
6
Kondisi fisik TPS
Sangat Baik
7
Kondisi sampah pada TPS
Sebagian kecil sampah tercecer
PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN PAMPAH No.
Materi Pengamatan
Keterangan
1
Semua warga sekitar TPS yang membuang sampah di TPS
Sebagian besar warga membuang sampah di TPS
2
Alasan warga tidak membuang sampah di TPS
Malas dan kesadaran warga kurang warga
3
Sampah yang di buang
Dibungkus dengan kantung plastic
4
Warga paling sering membuang sampah di TPS pada waktu
Sore
5
Ada pungutan / iuran yang dibayar oleh warga sekitar TPS untuk kebersihan dan pengangkutan sampah
Ada, setiap bulan Rp 25.000
6
Warga setempat yang bertugas menjaga kebersihan dan pengaturan sampah di TPS
Tidak ada
MATERI SAMPAH DOMESTIK No.
Keterangan
Materi Pengamatan
1
Bahan sampah terdiri dari
Sisa makanan, sisa sayuran, kertas, plastic, beling, logam, dan bekas perabotan rumah tanngga
2
Bahan sampah yang paling dominan
Sisa sayuran, sisa makanan dan plastic
3
Kondisi air pada sampah
Kering dan basah
4
Kondisi bahan-bahan organik sampah
Belum busuk
5
Pemulung di area TPS
Ada pemulung
6
Pemanfaatan sampah oleh pemulung
Di jual dan pakan ternak babi
7
Hewan mencari makan di TPS
Jarang
8
Hewan yang sering mencari makan di TPS
Anjing dan ayam
9
Kondisi sampah di TPS akibat adanya pemulung
Berserakan dan kotor
PENGELOLAAN SAMPAH OLEH PETUGAS PEMERINTAH DAERAH No.
Materi Pengamatan
Keterangan
1
Petuga pemungut sampah
Ada
2
Petuga pemungut sampah datang setiap
Satu hari sekali
3
Waktu pemungutan sampah oleh petugas
03.00 WIB – selesai
4
Sampah terangkut
Semua sampah terangkut
5
Alasan sampah tidak terangkut
Daya tampung truk yang tidak muat
6
Kondisi TPS setelah sampah di angkut
Masih ada sampah yang tercecer
7
Sampah tidak terangkut
Tidak ada
8
Lokasi penampungan samapah yang diangkut petugas
Ke lokasi TPA jalan Tjilik Riwut km 14
9
Sampah yang diangkut digunakan untuk
Ditampung di tempat khusus
Petugas pengangkut sampah menggunkan alat
Berupa Sarung tangan, sepatu, dan masker Tetapi jarang digunakan
10
KESAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH DI TPS No.
Materi Pengamatan
Keterangan
1
Warga di sekitar TPS khawatir resiko akibat sampah di TPS
Tidak ada
2
Alasan warga tidak khawatir dengan sampah di TPS
Sampah selalu diangkut tepat waktu, kondisi TPS selalu bersih setelah diangkut
VI.
PEMBAHASAN Tempat Penampungan Sampah (TPS) yang diamati pada praktikum ini berada di
wilayah Dermaga Flamboyan, Palangka Raya. Posisi TPS berada dipinggir badan jalan dan jarak TPS dengan rumah warga terdekat adalah lebih dari 5 meter. Daya tampung yang dimiliki oleh TPS ini kurang dari 4
3
m
dan mampu menampung sampah rumah
tangga 70 - 100 rumah. Kondisi lingkungan disekitar TPS sangat baik, tetapi masih ada sebagian kecil sampah yang tercecer. Petugas datang setiap hari ke TPS pada pukul 03.00 WIB – selesai untuk mengangkut sampah yang ada. Sampah yang diangkut akan dibawa petugas menuju
tempat penampungan khusus yang berada di dalam kota.
Apabila ada sampah ada yang tidak diangkut dikarenakan sampah sulit untuk diangkut. Warga setiap bulan membayar iuran Rp 25.000,-
untuk kegiatan kebersihan dan
mengangkut sampah ini. Partisipasi warga dalam pengelolaan sampah sudah sangat baik, sebagian besar warga yang membuang sampahnya ke TPS pada sore hari. Sampah yang dibuang oleh warga pada umumnya merupakan sampah rumah tangga yaitu sisa makanan, sisa sayuran, plastic dan botol beling. Sampah rumah tangga pada umunya telah dibungkus sebelum dibuang dengan kondisi airnya yang kering dan basah. Sampah yang dibuang memiliki kondisi yang belum busuk. Sampah yang berupa sisa-sisa makanan, terkadang menarik perhatian hewan-hewan disekitar TPS, sehingga kadang dapat ditemui hewan seperti anjing dan ayam yang sedang mencari makan disekitar lingkungan TPS. Selain itu juga terdapat pemulung yang sedang mencari nafkah dengan memanfaatkan sampah
di TPS. Akibat aktivitas pemulung kondisi sampah di TPS seringkali berserakan dan kotor. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Agus mengenai kesan masyarakat terhadap pengelolaan sampah di TPS diketahui bahwa masyarakat tidak merasa khawatir dengan adanya
TPS karena berkat adanya TPS membuat sebagian besar
warga tidak lagi membuang sampahnya sembarangan apalagi membuang sampah ke sungai. Alasan warga tidak merasa khawatir dikarenakan sampah seelalu diangkut tepat waktu dan kondisi TPS selalu bersih setelah diangkut. Pengelolaan sampah yang sudah cukup baik ini berdampak pada lingkungan yang bersih.
VII. DISKUSI -
Bagaimana pengelolaan sampah domestik di kota Palangka Raya ? Jawab : Pengelolaan sampah domestik di kota Palangka Raya yang dilakukan oleh petugas dari pemkot sudah baik, petugas setiap hari selalu datang ke TPS untuk mengangkut sampah di TPS sampai bersih. Sampah di TPS kemudian dibawa ke penampungan khusus.
-
Bagaimana partisipasi dan kesadaran anggota masyarakat dalam pengelolaan sampah domestik di lingkungan ? Jawab : Sebagian besar anggota masyarakat telah memiliki kesadaran untuk membuang sampah di TPS pada sore hari, walaupun demikian masih belum ada partisipasi dari masyarakat dalam mengelola sampah dommerik di lingkungan.
-
Berapa rasio yang sesuai antara TPS dengan kepadatan penduduk agar sanitasi lingkungan tetap terjaga ? Jawab : Agar sanitasi lingkungan tetap terjaga sanitasi rasio antara TPS dengan kepadatan penduduk di wilayah ini satu TPS dapat menampung 70 sampah domestik rumah tangga.
-
Adakah dampak negatif ataupun ataupun manfaat dari sampah di TPS bagi warga disekitarnya ? Jawab : Dampak negatif dari sampah di TPS bagi warga sekitar adalah menjadi sarang tumuhnya bakteri dan lalat yang dapat menimbulkan penyakit.
Sedangkan manfaat dari sampah di sekitar di TPS bagi warga sekitar adalah menjadi tempat mencari nafkah bagi pemulung. -
Sebutkan dan jelaskan beberapa gangguan kesehatan (sakit) yang bersumber dari sampah domestik ! Jawab : beberapa gangguan kesehatan (sakit) yang bersumber dari sampah domestik adalah sebagai berikut ; 1. Penyakit diare, kolera dan tifus dapat menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai yang menjadi sarang nyamuk. 2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit). Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya
masuk
ke
dalam
pencernaaan
binatang
ternak
melalui
makanannya yang berupa sisa makanan/sampah. -
Apakah lokasi yang diobservasi disertai perumahan warga dan jalan jalan yang melintasnya, lengkapi dengan nama komplek / kampung / nama jalan. Jawab : Iya, Lokasi yang menjadi tempat obsevasi kami berada di wilayah Dermaga Flamboyan, Jl. A. Yani.
VIII. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum “Pengelolaan Sampah Domestik dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Upaya pengelolaan sampah di kota Palangka Raya yang dilakukan oleh petugas dari pemkot sudah cukup baik. Petugas setiap hari mengangkut sampah yang di buang warga ke TPS. Sedaangkan, anggota masyarakat masih belum memiliki upaya dalam pengelolaan sampah domestik dengan membuang sampah di TPS. 2. Kesadaran anggota masyarakat dalam pengelolaan sampah domestik sudah baik dengan sebagian besar masyarakat membuang sampah di
TPS pada sore hari.
Meskipun belum ada partisipasi aktif dari warga dalam mengelola sampah domestik.