LAPORAN PENDAHULUAN STROKE
A. Konsep Dasar Penyakit Stroke 1. Stroke a. Defi Defini nisi si Stro Stroke ke adal adalah ah gang ganggu guan an fung fungsi si otak otak baik baik itu itu seba sebagi gian an atau atau
menyeluruh akibat tersumbatnya aliran darah atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak, sehingga menyebabkan sel-sel otak kekurangan darah, oksigen, atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat menyebabkan kema kematia tian n sel-s sel-sel el otak otak dala dalam m wakt waktu u yang yang sing singka katt (Dour (Dourma man, n, 20! 20!". ". Sedangkan #rice (200$", stroke merupakan gangguan sirkulasi otak yang dapa dapatt timb timbul ul seku sekund nder er dari dari pros proses es pato patolo logi giss pada pada pemb pembul uluh uh dara darah h misa misaln lnya ya trom trombu bus, s, embo embolu luss atau atau peny penyak akit it %ask %askul uler er dasa dasarr sepe sepert rtii artero arteroskl sklero erosis sis dan arterit arteritis is yang yang mengga menggangg nggu u aliran aliran darah darah cerebra cerebrall sehingga suplai nutrisi dan oksigen ke otak menurun, kondisi ini dapat menyebabkan ter&adinya infark. b. 'lasifikasi " enur enurut ut pato patolo logi gi anat anatom omi, i, strok strokee dibe dibeda daka kan n men& men&ad adii dua, dua, stro stroke ke haemoragik dan stroke non haemoragik. a" Stroke Stroke haemoragik disebabkan disebabkan oleh pecahnya pecahnya pembuluh pembuluh darah otak pada daerah tertentu dan biasanya ter&adi saat melakukan akti%itas, wala walaup upun un bisa bisa &uga &uga ter& ter&ad adii saat saat isti istira raha hat. t. #ada #ada pasi pasien en stro stroke ke haemoragik umumnya ter&adi penurunan kesadaran (utta)in, 200*". b" Stroke non haemoragik dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral. #ada stroke ini tidak ter&adi perdarahan namun ter&adi ter&adi iskemia iskemia yang menimbulkan menimbulkan hipoksia dan selan&utnya selan&utnya dapat timbul timbul edema edema sekund sekunder er.. 'esadar 'esadaran an umum umum pada pada pasien pasien stroke stroke non haemoragik biasanya baik (utta)in, 200*". Secara Secara patoge patogenit nitas as menuru menurutt +arwoto arwoto dkk, dkk, (200" (200" Stroke Stroke iskemi iskemik k (Stroke on aemoragik" dapat dibagi men&adi/ (" (" Stro Stroke ke trom trombo boti tik, k, yait yaitu u strok strokee iskem iskemik ik yang yang diseb disebab abka kan n oleh oleh karena karena trombosis trombosis di arteri karotis interna. #ermulaan ge&ala sering ter& ter&ad adii pada pada wakt waktu u tidur tidur,, atau atau sedan sedang g istri istrirah rahat at kemu kemudi dian an berkembang dengan cepat, lambat laun atau secara bertahap sampai
mencapai mencapai ge&ala maksimal dalam beberapa &am, kadang-kadang kadang-kadang dalam beberapa hari (2-! hari", kesadaran biasanya tidak terganggu dan ada kecend kecenderun erungan gan untuk untuk membai membaik k dalam dalam beberap beberapaa hari, hari, minggu atau bulan. (2" Stroke Stroke embolik, yaitu stroke stroke iskemik yang disebabkan disebabkan oleh karena karena emboli yang pada umunya berasal dari &antung. #ermulaan ge&ala terlihat terlihat sangat sangat mendadak mendadak dan berkembang berkembang sangat cepat, kesadaran biasanya tidak terganggu, dan ada kecenderungan untuk membaik dalam beberapa hari, minggu atau bulan. 2" Stroke Stroke berdasarkan berdasarkan per&alanan per&alanan penyakitn penyakitnya ya menurut menurut +arwoto arwoto dkk, (200" adalah/ a) Tran ransien sient t Ischemic Ischemic Attack (TIA) +1 adalah adalah defisit defisit neurol neurologi ogiss yang yang timbul timbul karena karena iskemi iskemiaa otak otak sepintas dan menghilang lagi tanpa sisa dalam waktu kurang dari 2 &am. b) Reversi rsible Iscemic Neurological Deficit (RIND) 3D adalah defisit neurologis yang timbul karena iskemia otak yang berlangsung selama 2 &am - 2 &am. c) Stroke in Evolution (Progressing (Progressing Stroke) Stroke) Stroke Stroke in e%olut e%olution ion adalah adalah defisit defisit neurol neurologi ogiss karena karena ganggu gangguan an peredaran darah otak yang berlangsung progresif dan bertambah buruk dengan ge&ala yang belum menetap. #roses dapat berlangsung dalam beberapa &am sampai beberapa hari. d) om!leted Stroke d Stroke 4ompleted stroke adalah defisit neurologis yang sudah menetap. 2. Etiologi a. 5aktor 5aktor #redis #redispos posisi isi enurut Smeltzer (2002", faktor resiko yang dapat menyebabkan stroke non hemoragik yaitu/ " 5aktor 5aktor 3esiko +erkend +erkendali ali 6ebe 6eberap rapaa fakto faktorr resik resiko o terke terkend ndali ali yang yang meny menyeb ebab abka kan n stro stroke ke non non hemoragik sebagai berikut/ a" ipertensi. b" Diabetes ellitus. c" #eny #enyak akit it kard kardio io%a %ask skul uler er,, embo emboli lism smee sere serebr bral al yang yang bera berasa sall dari dari &antung, penyakit arteri koronaria, gagal &antung kongestif, hipertrofi %entrikel kiri, abnormalitas irama (khususnya fibrasi atrium".
mencapai mencapai ge&ala maksimal dalam beberapa &am, kadang-kadang kadang-kadang dalam beberapa hari (2-! hari", kesadaran biasanya tidak terganggu dan ada kecend kecenderun erungan gan untuk untuk membai membaik k dalam dalam beberap beberapaa hari, hari, minggu atau bulan. (2" Stroke Stroke embolik, yaitu stroke stroke iskemik yang disebabkan disebabkan oleh karena karena emboli yang pada umunya berasal dari &antung. #ermulaan ge&ala terlihat terlihat sangat sangat mendadak mendadak dan berkembang berkembang sangat cepat, kesadaran biasanya tidak terganggu, dan ada kecenderungan untuk membaik dalam beberapa hari, minggu atau bulan. 2" Stroke Stroke berdasarkan berdasarkan per&alanan per&alanan penyakitn penyakitnya ya menurut menurut +arwoto arwoto dkk, (200" adalah/ a) Tran ransien sient t Ischemic Ischemic Attack (TIA) +1 adalah adalah defisit defisit neurol neurologi ogiss yang yang timbul timbul karena karena iskemi iskemiaa otak otak sepintas dan menghilang lagi tanpa sisa dalam waktu kurang dari 2 &am. b) Reversi rsible Iscemic Neurological Deficit (RIND) 3D adalah defisit neurologis yang timbul karena iskemia otak yang berlangsung selama 2 &am - 2 &am. c) Stroke in Evolution (Progressing (Progressing Stroke) Stroke) Stroke Stroke in e%olut e%olution ion adalah adalah defisit defisit neurol neurologi ogiss karena karena ganggu gangguan an peredaran darah otak yang berlangsung progresif dan bertambah buruk dengan ge&ala yang belum menetap. #roses dapat berlangsung dalam beberapa &am sampai beberapa hari. d) om!leted Stroke d Stroke 4ompleted stroke adalah defisit neurologis yang sudah menetap. 2. Etiologi a. 5aktor 5aktor #redis #redispos posisi isi enurut Smeltzer (2002", faktor resiko yang dapat menyebabkan stroke non hemoragik yaitu/ " 5aktor 5aktor 3esiko +erkend +erkendali ali 6ebe 6eberap rapaa fakto faktorr resik resiko o terke terkend ndali ali yang yang meny menyeb ebab abka kan n stro stroke ke non non hemoragik sebagai berikut/ a" ipertensi. b" Diabetes ellitus. c" #eny #enyak akit it kard kardio io%a %ask skul uler er,, embo emboli lism smee sere serebr bral al yang yang bera berasa sall dari dari &antung, penyakit arteri koronaria, gagal &antung kongestif, hipertrofi %entrikel kiri, abnormalitas irama (khususnya fibrasi atrium".
d" 'ole 'olest stero eroll ting tinggi gi.. e" 7besitas. f" #eni #ening ngka kata tan n keken kekental talan an darah darah.. g" 'ons 'onsum umsi si alko alkoho hol. l. 2" 5aktor 3esiko +idak +erkendali 6eberapa faktor resiko tidak terkendali yang menyebabkan stroke non hemoragik yaitu/ a" 8sia, merupakan merupakan faktor faktor resiko independen independen ter&adinya ter&adinya stroke. stroke. b" 5aktor keturunan9genetik. b. 5aktor #resipitasi enurut :umantobing dalam ;iwit (202" penyebab stroke non hemoragik yaitu/ " 1ter 1terom omaa (enda (endapa pan n lema lemak" k",, yait yaitu u peny penyum umba bata tan n yang yang bisa bisa ter&a ter&adi di di sepan&ang arteri menu&u otak. #enyumbatan bisa ter&adi di sepan&ang &alur pembuluh darah arteri yang menu&u ke otak, yaitu pada dua arteri karoti karotiss intern internaa dan dua arteri arteri %erteb %ertebral ralis. is. 1rteri1rteri-art arteri eri ini merupa merupakan kan cabang dari lengkung aorta &antung. Suatu arteroma bisa terbentuk di pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran aliran darah. darah. 'eadaan 'eadaan ini sangat serius serius karena karena arteri arteri karoti karotiss dalam dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. 2" #era #erada dang ngan an atau atau infek infeksi si yang yang dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n meny menyem empi pitn tnya ya pembuluh darah yang menu&u menu&u ke otak. !" 7bat-ob 7bat-obatan atan,, seperti seperti kokain kokain dan amfeta amfetamin min,, &uga &uga bisa bisa memper mempersemp sempit it pembuluh darah ke otak. " #enuru #enurunan nan tekana tekanan n darah darah secara secara tiba-ti tiba-tiba ba sehing sehingga ga mengha menghamba mbatt alian alian darah ke otak. al ini sering ter&adi pada orang yang kehilangan darah yang sangat banyak karena cedera atau pembedahan. <" +romb rombos osis is pada pada pemb pembul uluh uh dara darah h yang yang meng mengal alami ami oklu oklusi si sehin sehingg ggaa menyebabk menyebabkan an iskemia åan otak yang dapat menimbulka menimbulkan n edema dan kongesti di daerah sekitarnya. $" =mbo =mboli li,, yait yaitu u enda endapa pan n lema lemak k yang yang terle terlepa pass dari dari dind dindin ing g arter arterii dan dan terbaw terbawaa aliran aliran darah darah lalu menyum menyumbat bat arteri arteri yang yang lebih lebih kecil. kecil. Stroke Stroke 3.
semacam ini disebut sebagai stroke emboli serebral. Patogenesis nfark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. :uasnya infark tergantun tergantung g pada faktor-faktor faktor-faktor seperti lokasi, besar pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang
disuplai. Suplai darah ke otak dapat berubah (semakin lambat atau semakin cepat" pada gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan dan spasme %askuler atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan &antung". 1therosklerosis sering9cenderung sebagai faktor penting terhadap gangguan cerebro%askuler, trombus dapat berasal dari plak artherosklerosis atau darah beku pada area yang stenosis dimana aliran darah akan lambat atau ter&adi turbulensi. +rombus yang pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. +rombus mengakibatkan iskemia åan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan sehingga ter&adi edema dan kongesti di sekitar area. 1rea edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. =dema dapat berkurang dalam beberapa &am atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema klien mulai menun&ukkan perbaikan. 7klusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti trombosis. >ika ter&adi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan ter&adi abses atau ensefalitis, atau &ika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. al ini akan menyebabkan perdarahan serebral, &ika aneurisma pecah atau ruptur (utta)in, 200*". . !ani"estasi Klinik enurut Smeltzer (2002", tanda dan ge&ala yang bisa ditemukan pada penderita stroke adalah/ a. ?angguan fungsi motorik (emiplegia, #araplegia, +etraplegia" " emiplegia9emiparalisis ter&adi apabila lesi menduduki kawasan piramidal sesisi. #ada batang otak daerah piramidal sesisi dilintasi akar saraf ke , @, @ dan A. a" #aralise er%us (7kulomotorius" (" #aralise musculus rectus medialis, didapatkan bola mata di%ergen, bola mata tidak bisa digerakkan ke arah nasal, bayangan kontra lateral dari gambar sebenarnya (bila melihat ke arah yang sehat". (2" #aralise musculus rectus superior, didapatkan bola mata &atuh ke bawah (ptosis", abduksi minimal bola mata yang paralitik tidak dapat digerakkan ke atas, bayangan pada sisi kontralateral bila bola mata
menatap benda yang terletak lebih tinggi dari bidang mata, bila bola mata digerakkan ke atas9ke samping bayangan akan men&auh dari gambar sebenarnya. (!" #aralisis musculus rectus inferior, didapatkan bola mata tidak dapat digerakkan ke bawah dan samping, posisi bola mata terangkat dan berputar ke dalam. b" #aralise er%us @ (1bdusen" paralise musculus rectus lateralis, maka akan didapatkan bola mata pada lesi akan bersikap kon%ergensi, bola mata tidak dapat digerakkan ke lateral, bayangan &atuh di sebelah lateral dari benda sebenarnya (bila melihat ke arah lesi". c" ?angguan er%us @ (5asialis" umumnya lesi ter&adi pada capsula interna, ada dua tipe gangguan yaitu/ (" +ipe central, didapatkan mata dan mulut tidak dapat kontraksi, dahi kontraksi. (2" +ipe perifer, didapatkan daerah pipi, mata, dahi tidak kontraksi dan separuh wa&ah lumpuh. d" ?angguan er%us A (ipoglosus" sering ter&adi pada perifer, maka atrofi otot lidah dengan cepat ter&adi. 2" +etraplegia adalah kelumpuhan "!!er #otoric Neuron (8" akibat lesi pada medulla spinalis pada umumnya ter&adi tetraplegia maupun paraplegia spastik. :esi pada medulla spinalis pada segmen 4< mengakibatkan kelumpuhan "!!er #otoric Neuron pada otot-otot dibawah segmen 4< yaitu, otot kedua lengan (4$-4*", otot thoraks dan otot abdominal, serta otot tungkai bawah. 'ondisi ini disebut tetraplegia9)uadriplegia. :esi pada 4< &uga akan merusak lintasan asenden dan desenden lain sehingga motorneuron &uga ikut rusak, maka tingkat kelumpuhan ini bersifat $o%er #otoric Neuron (:" karena lintasan somatosensorik dan lintasan autonomy neuro%egetatif asenden dan desenden terputus. 1kibatnya pasien akan mengalami gangguan sensibilitas (tidak dapat merasakan apa-apa" dan tidak bisa merasakan 616 atau 61'. !" #araplegia adalah lesi pada medulla spinalis pada tingkat segmen torakal9lumbal atas, sehingga didapatkan tanda hipertonia pada otot
abdomen, reflek dinding perut meningkat, kelumpuhan kedua tungkai secara lengkap. b. ?angguan fungsi sensibilitas " 1nestesia9ipestesia adalah
berkurangnya
perasaan
raba
dan
diklasifikasikan men&adi/ a" emihipestesia, merupakan ge&ala utama stroke. +er&adi karena lesi yang menduduki seluruh krus posterior pada capsula interna sesisi. b" ipestesia 1lternans, hipestesia pada belahan wa&ah ipsilateral terhadap lesi yang berkaitan dengan hipestesia anggota badan kontralateral
terhadap
lesi.
#enyebabnya
adalah
lesi
pada
spinotalomik dan traktus spinalis ner%us trigeminus pada medulla oblongata. c" ipestesia tetraplegia, hipestesia pada seluruh tubuh, kecuali pada kepala dan wa&ah. Disebabkan lesi yang memotong medulla spinalis pada segmen ser%ikal. 6ila lesi pada medulla spinalis di segmen +, maka disebut hipestesia paraplegia. d" ipestesia inguinal, disebabkan lesi yang merusak cauda ekuina. 2" ?anggua sensori (ndera" a" ata, didapatkan diplopia dan strabismus. b" #engecap, didapatkan disfagia, disatria. c" 'ulit, didapatkan anestesia. c. ?angguan fungsi %egetatif dimana penderita tidak dapat merasakan 616 atau 61'. d. ?angguan fungsi luhur, ditemukan papa pasien yang mengalami lesi pada sub kortek cerebri dimana akan merusak B1scending 3eticular 1cti%ating SystemC dan menyebabkan gangguan memori. e. >ika dilihat dari bagian hemisfer yang terkena, tanda dan ge&ala dapat berupa/ " a" b" c"
Stroke hemisfer kanan emiparese sebelah kiri tubuh. #enilaian buruk. empunyai kerentanan terhadap
sisi
kolateral
kemungkinan ter&atuh ke sisi yang berlawanan tersebut. 2" Stroke yang hemisfer kiri a" engalami hemiparese kanan. b" #erilaku lambat dan sangat hati-hati. c" 'elainan bidang pandang sebelah kanan. d" Disfagia global.
sehingga
e" 1fasia. f" udah frustasi. #. Pe$eriksaan Pen%n&ang enurut utta)in (200*", pemeriksaan penun&ang pada stroke
adalah/ a. #emeriksaan Diagnostik " 1ngiografi Serebral embantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan arterio%ena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau malformasi %askular. 2" :umbal #ungsi +ekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menun&ukkan adanya hemoragi pada sub araknoid atau perdarahan pada intrakranial. #eningkatan ¨ah protein menun&ukkan adanya proses inflamasi. asil pemeriksaan likuor merah biasanya di&umpai pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya likuor masih normal (antokrom" sewaktu hari-hari pertama. !" 4+ Scan #emindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya åan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti. asil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang pemadatan terlihat di %entrikel atau menyebar ke permukaan otak. " 3 3 ( #agnetic Resonance Imaging " menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi dan besar9luas ter&adinya
perdarahan otak.
asil pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat hemoragik. <" 8S? Doppler 8ntuk mengidentifikasi adanya penyakit arterio%ena (masalah sistem karotis". $" ==? #emeriksaan ini bertu&uan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari åan yang infark sehingga menurunnya impuls listik dalam åan otak. b. #emeriksaan :aboratorium
" #emeriksaan darah rutin dan darah lengkap, untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri. 2" #emeriksaan kimia darah, pada stroke akut dapat ter&adi hiperglikemia. ?ula darah dapat mencapai 2<0 mg di dalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali. '. Penatalaksanaan
a. #ada 5ase 1kut 8ntuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut/ &) $ife Saving a" Air%a', upayakan &alan napas terbebas sumbatan. b" reathing fungsi napas mungkin ter&adi gangguan oleh karena pusat pernapasan atau karena komplikasi infeksi saluran napas. c" ardiovascular , mempertahankan fungsi &antung dan pembuluh darah. d" Drug*medication, harus die%aluasi obat-obat yang telah diberikan. e" Electrol'te terutama natrium, kalium, kalsium yang akan menggangu9memperberat berbagai fungsi organ. f" +luid status*balance, keadaan gangguan cairan akan memberi pengaruh pada gin&al, &antung, dan fungsi organ lain. 7leh karena itu pantau dengan baik bila perlu lakukan koreksi balance cairan. g" ,lucose level , kadar glukosa yang terlalu rendah sering memberikan ge&ala neurologik fokal, sedangkan kalau terlalu tinggi akan memperburuk lesi sehingga akan memperburuk status neurologik. h" -'!ertension, merupakan isu penting dalam pengelolaan stroke. +ekanan darah tidak perlu diturunkan tergesa-gesa kecuali pada -'!ertension Emergenc' (systole
E 220 mmg 9 diastole E!0
mmg" itu pun penurunan tekanan darah maksimal 20 F. #ada -'!ertension Non Emergenc' tekanan darah dipantau dulu baru kemudian diturunkan perlahan-lahan. i" Intake diperlukan guna mempertahankan metabolisme tubuh. &uga diartikan sebagai Infeksi yang harus dicegah dan ditangani seefektif mungkin karena akan mempengaruhi prognosis stroke. 2" indarkan peningkatan Intra ranial Pressure (4#". !" indarkan pemberian makanan lewat oral.
" ntubasi mungkin diberikan dan pemberian oksigen. <" #emberian nutrisi dengan sonde mungkin diperlukan dan sangat tepat karena menghindari 4#. $" #emasangan kateter pada pasien yang mengalami inkontinensia uri. " 4egah komplikasi akibat immobilisasi (dekubitus, kontraktur, !ressure sore, dll". *" ;aspada dengan pemberian cairan intra %ena terlalu lama karena dikhawatirkan dapat ter&adi peningkatan 4#. G" edikamentosa/ control blood !ressure, antikoagulansia, hindarkan sedati%a 0" 4iptakan lingkungan terapuetik. 3encanakan kebutuhan istirahat sebaik mungkin, misalnya kapan pasien harus minum obat. " 6antu Activit' Dail' $ivings (1D:" 2" 4egah ter&adinya regresi intelektual dan disorientasi b. +indakan 'onser%atif " @asodilator meningkatkan aliran darah serebral (1DS" secara percobaan, tetapi maknanya/ pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan. 2" Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papa%erin intra arterial. !" 1nti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang ter&adi sesudah ulserasi alteroma. (;iwit, 202" c. +indakan #embedahan +u&uan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral/ " =ndosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di leher. 2" 3e%askularisasi terutama merupakan
tindakan
pembedahan
dan
manfaatnya paling dirasakan oleh pasien +1. !" =%aluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut. " 8gasi arteri karotis komunis di leher khususnya aneurisma. (;iwit, 202" d. 5ase 3ehabilitasi 3ehabilitasi stroke adalah proses dimana pasien dengan stroke men&alani perawatan untuk membantu mereka kembali ke kehidupan.
+u&uan dari rehabilitasi bagi penderita stroke adalah untuk membantu para penderita agar dapat mempela&ari keterampilan dan keluasan yang hilang akibat stroke. 3ehabilitasi ini dicapai melalui pendekatan pasien secara holistik oleh tim rehabilitasi yang terdiri dari dokter spesialis kedokteran fisik H rehabilitasi, terapi fisik (fisioterapi", terapi okupasi , terapi wicara, konseling psikologi, petugas sosial medis. (;irawan, 202" " +erapi 7kupasi 1dalah bagian dari rehabilitasi medik yang berperan dalam/ a" embantu pasien melakukan gerakan motorik halus. b" elatih pasien dalam melakukan akti%itas sehari-hari seperti misalnya pindah dari duduk ke berdiri, mandi, berpakaian, makan dll. c" elatih pasien melakukan gerakan adaptif dengan berbagai alat bantu dan membantu pasien dalam proses kembali beker&a (back to %ork ". (;irawan, 202" 2" +erapi ;icara 1dalah bagian dari rehabilitasi medik yang berperan dalam/ a" embantu pasien untuk berkomunikasi untuk membantu komunikasi misalnya dengan latihan pengucapan kata (artikulasi" atau komunikasi dengan alat bantu. 4aranya/ (" Dukung pasien dan keularga untuk menghilangkan frustasi yang berhubungan dengan kesulitan berkomunikasi. (2" :akukan dengan membentuk bibir men&adi seperti huruf I7J. (!" :akukan dengan membuat bentuk seperti tersenyum. (" :akukan secara bergantian bibir membentuk huruf I7J dan bibir seperti tersenyum, sehingga seolah-olah mengucapkan I7J K I=J. (<" embuka mulut lebar-lebar, kemudian lakukan gerakan pada lidah ke arah kiri dan kanan. ($" +utup bibir seakan-akan mengucapkan IeemmJ. (" 8capakan ma ma ma ma dengan cepat. (;irawan, 202" b" embantu pasien dengan gangguan menelan (disfagia" dengan latihan 9 maneu%er khusus untuk mempermudah proses menelan. 8&i reflek faring sebelum memberikan makanan dan cairan dengan cara/ (" #osisikan pasien dalam keadaan duduk, apabila belum ada keseimbangan duduk, perlu diberikan tun&angan bantalan agar dapat mempertahankan posisi duduk dengan baik. (2" 6erikan sendok teh (
(!" #erhatikan apakah pasien mampu menutup bibir saat mencoba menelan. (" :ihat atau lakukan dengan meletakan &ari pada laring, rasakan apakah ter&adi ele%asi laring yang menun&ukan ter&adinya proses menelan. onitor apakah ter&adi keterlambatan menelan atau ter&adi proses menelan yang inkomplit. (<" inta pasien untuk menyuarakan huruf Ia..J monitor suara yang terdengar kering atau basah (suara yang basah dicurigai adanya gangguan menelan". (;irawan, 202" !" 'onseling #sikologi a" embantu memberikan support mental bagi pasien saat pasien mengalami depresi. b" elakukan tes intelektual (tes L" bila diperlukan. (;irawan, 202" " #etugas Sosial edis a( elakukan e%aluasi tempat tinggal dan peker&aan pasien dan memberikan
edukasi
untuk
mengatur
tempat
tinggal
yang
mempermudah pasien melakukan akti%itas sesuai kondisi pasien. )( embantu mencarikan donatur bila ada pasien yang memerlukan biaya. *( 1pabila diperlukan, membantu pasien untuk mendapatkan ketrampilan sesuai dengan kondisi pasien, agar dapat digunakan untuk mata pencaharian. (;irawan, 202".
+. Proses Kepera,atan 1. Pengka&ian enurut utta)in, (200*" anamnesa pada stroke meliputi identitas
klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, dan pengka&ian psikososial. a. ldentitas 'lien eliputi nama, umur (kebanyakan ter&adi pada usia tua", &enis kelamin, pendidikan, alamat, peker&aan, agama, suku bangsa, tanggal dan &am masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosis medis. b. 'eluhan 8tama
Sering men&adi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi, dan penurunan tingkat kesadaran. c. 3iwayat 'eperawatan Sekarang Serangan stroke sering kali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan akti%itas. 6iasanya ter&adi nyeri kepala, mual, muntah bahkan ke&ang sampai tidak sadar, selain ge&ala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. 1danya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran disebabkan perubahan di dalam intrakranial. 'eluhan perubahan perilaku &uga umum ter&adi sesuai perkembangan penyakit, dapat ter&adi letargi, tidak responsif, dan konia. d. 3iwayat 'eperawatan Dahulu 1danya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes melitus, penyakit &antung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, %asodilator, obatobat adiktif, dan kegemukan. #engka&ian pemakaian obat-obat yang sering digunakan klien, seperti pemakaian obat antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta, dan lainnya. 1danya riwayat merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral. #engka&ian riwayat ini dapat mendukung pengka&ian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengka&i lebih &auh dan untuk memberikan tindakan selan&utnya. e. 3iwayat keperawatan keluarga 6iasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus, atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu. f. #engka&ian psiko, sosio dan spiritual #engka&ian psikologis klien stroke meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang &elas mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku klien. #engka&ian mekanisme koping yang digunakan klien &uga penting untuk menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-harinya, baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. 1pakah ada dampak yang timbul pada klien yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmarnpuan untuk melakukan akti%itas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh". 1danya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. #ola persepsi dan konsep diri menun&ukkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak kooperatif. Dalam pola penanganan stres, klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi. Dalam pola rata nilai dan kepercayaan, klien biasanya &arang melakukan ibadah spiritual karena tingkah laku yang tidak stabil dan kelemahan9kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh. 7leh karena klien harus men&alani rawat inap, maka apakah keadaan ini memberi dampak pada status ekonomi klien karena biaya perawatan dan pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit. Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. 6iaya untuk pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan dapat mernengaruhi keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat memengaruhi stabilitas emosi serta pikiran klien dan keluarga. #erawat &uga memasukkan pengka&ian terhadap fungsi neurologis dengan dampak gangguan neurologis yang akan ter&adi pada gaya hidup indi%idu. #erspektif keperawatan dalam mengka&i terdiri atas dua masalah, keterbatasan yang diakibatkan oleh defisit neurologis dalam hubungannya dengan peran sosial klien dan rencana pelayanan yang akan mendukung adaptasi pada gangguan neurologis di dalam sistem dukungan indi%idu. g. #emeriksaan 5isik Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhankeluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengka&ian anamnesis. #emeriksaan fisik sebaiknya dilakukan secara
per sistem (6-6$" dengan fokus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan 6! (6rain" yang terarah dan dihubungkan dengan keluhan-keluhan dari klien. " 6 (6reathing" #ada inspeksi didapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan. 1uskultasi bunyi napas tambahan seperti ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien stroke dengan penurunan tingkat kesadaran koma. #ada klien dengan tingkat kesadaran compos mentis, pengka&ian inspeksi pernapasannya tidak ada kelainan. #alpasi thoraks didapatkan tactil fremitus seimbang kanan dan kiri. 1uskultasi tidak didapatkan bunyi napas tambahan. 2" 62 (6lood" #engka&ian pada sistem kardio%askular didapatkan ren&atan (syok hipo%olemik" yang sering ter&adi pada klien stroke. +ekanan darah biasanya ter&adi peningkatan dan dapat ter&adi hipertensi masif (tekanan darah E200 mmg". !" 6! (6rain" Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologis, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat", ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori". :esi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya. #engka&ian 6! (6rain" merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan pengka&ian pada sistem lainnya. a" #engka&ian +ingkat 'esadaran 'ualitas kesadaran klien merupakan parameter yang paling mendasar dan parameter yang paling penting yang membutuhkan pengka&ian.
+ingkat
keter&agaan
klien
dan
respons
terhadap
lingkungan adalah indikator paling sensitif untuk disfungsi sistem persarafan. 6eberapa sistem digunakan untuk membuat peringkat perubahan dalam kewaspadaan dan keter&agaan. #ada keadaan lan&ut tingkat kesadaran klien stroke biasanya berkisar pada tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa. >ika klien
sudah mengalami koma maka penilaian ,lasgo% oma Scale (?4S" sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien dan bahan e%aluasi untuk pemantauan pemberian asuhan. b" #engka&ian 5ungsi Serebral #engka&ian ini meliputi status mental,
fungsi
intelektual,
kemampuan bahasa, lobus frontal, dan hemisfer. (" Status ental 7bser%asi penampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara, ekspresi wa&ah, dan akti%itas motorik klien. #ada klien stroke tahap lan&ut biasanya status mental klien mengalami perubahan. (2" 5ungsi ntelektual Didapatkan penurunan dalam ingatan dan memori, baik &angka pendek maupun &angka pan&ang. #enurunan kemampuan berhitung dan kalkulasi. #ada beberapa kasus klien mengalami brain damage yaitu kesulitan untuk mengenal persamaan dan perbedaan yang tidak begitu nyata. (!" 'emampuan 6ahasa #enurunan kemampuan bahasa tergantung daerah lesi yang memengaruhi fungsi dari serebral. :esi pada daerah hemisfer yang dominan pada bagian posterior dari girus temporalis superior (area ;ernicke" didapatkan disfasia rese!tif yaitu klien tidak dapat memahami bahasa lisan atau bahasa tertulis. Sedangkan lesi pada bagian posterior
dari girus frontalis
inferior
(area
6roca"
didapatkan disfagia eks!resif yaitu klien dapat mengerti, tetapi tidak dapat men&awab dengan tepat dan bicaranya tidak lancar. Disatria (kesulitan berbicara", ditun&ukkan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung &awab untuk menghasilkan bicara. A!raksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipela&ari sebelumnya", seperti terlihat ketika klien mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya. (" :obus 5rontal 'erusakan fungsi kognitif dan efek psikologis didapatkan &ika kerusakan telah ter&adi pada lobus frontal kapasitas, memori, atau
fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat ditun&ukkan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan kurang moti%asi, yang menyebabkan klien ini menghadapi masalah frustrasi dalam program rehabilitasi mereka. Depresi umum ter&adi dan mungkin diperberat oleh respons alamiah klien terhadap penyakit katastrofik ini.
asalah
psikologis
lain
&uga
umum
ter&adi
dan
dimanifestasikan oleh emosi yang labil, bermusuhan, frustrasi, dendam, dan kurang ker&a sama. (<" emisfer Stroke hemisfer kanan didapatkan hemiparese sebelah kiri tubuh, penilaian buruk dan mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan ter&atuh ke sisi yang berlawanan tersebut. #ada stroke hemifer kiri, mengalami hemiparese kanan, perilaku lambat dan sangat hati-hati, kelainan bidang pandang sebelah kanan, disfagia global, afasia, dan mudah frustrasi. c" #engka&ian Saraf 'ranial enurut utta)in, (200*" pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan saraf kranial -A. (" Saraf . 6iasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi penciuman. (2" Saraf . Disfungsi persepsi %isual karena gangguan &aras sensori primer di antara mata dan korteks %isual. ?angguan hubungan %isual-spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih ob&ek dalam area spasial" sering terlihat pada klien dengan hemiplegia kiri. 'lien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke bagian tubuh. (!" Saraf , @, dan @. >ika akibat stroke mengakibatkan paralisis, pada satu sisi otot-otot okularis didapatkan penurunan kemampuan gerakan kon&ugat unilateral di sisi yang sakit. (" Saraf @. #ada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis saraf trigeminus,
penurunan
kemampuan
koordinasi
gerakan
mengunyah, penyimpangan rahang bawah ke sisi ipsilateral, serta kelumpuhan satu sisi otot pterigoideus internus dan eksternus.
(<" Saraf @. #ersepsi pengecapan dalam batas normal, wa&ah asimetris, dan otot wa&ah tertarik ke bagian sisi yang sehat. ($" Saraf @. +idak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi. (" Saraf A dan A. 'emampuan menelan kurang baik dan kesulitan membuka mulut. (*" Saraf A. +idak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius. (G" Saraf A. :idah simetris, terdapat de%iasi pada satu sisi dan fasikulasi, serta indra pengecapan normal. d" #engka&ian Sistem otorik Stroke adalah penyakit "!!er #otoric Neuron (8" dan mengakibatkan
kehilangan
kontrol
%olunter
terhadap
gerakan
motorik. 7leh karena "!!er #otoric Neuron bersilangan, gangguan kontrol motor %olunter pada salah satu sisi tubuh dapat menun&ukkan kerusakan pada "!!er #otoric Neuron di sisi yang berlawanan dari otak. (" nspeksi 8mum. Didapatkan hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi" karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. emiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh adalah tanda yang lain. (2" 5asikulasi. Didapatkan pada otot-otot ekstremitas. (!" +onus otot. Didapatkan meningkat. (" 'ekuatan otot. #ada penilaian dengan tingkat kekuatan otot pada sisi sakit didapatkan nilai 0-. (<" 'eseimbangan dan koordinasi didapati mengalami gangguan karena hemiparase dan hemiplegia. e" #engka&ian Sistem Sensorik Dapat ter&adi hemihipestesia. ketidakmampuan
untuk
#ada
menginterpretasikan
persepsi
terdapat
sensasi.
Disfungsi
persepsi %isual karena gangguan &aras sensori primer di antara mata dan korteks %isual. f" #engka&ian 3efleks enurut arsono (200<", pemeriksaan dengan rangsangan untuk mengetahui fungsi neuromuscular. (" 3efleks 6iceps
enempatkan ibu &ari diatas tendon biceps, dengan menggunakan refleks hammer ketuk tepat diatas tendon biceps. ormalnya lengan bawah ada refleks untuk ekstensi (2" 3efleks +riseps Dengan menggunakan refleks hammer ketuk tendon triceps diatas siku. ormalnya lengan bawah ekstensi (!" 3efleks #atella #asien duduk dengan posisi menggantung, dengan refleks hammer ketuk tendon patella, normalnya ekstensi tungkai bawah. (" 3efleks Superficial 6uat rangsangan pada daerah perut pasien, dimulai dari daerah lateral kemudian memutar. ormalnya akan ter&adi bilateral movement dan abdominal contact (<" 4ornea 3efleks Dengan menggunakan kassa yang dipilin, sentuh corneoscleral . ormalnya kelopak mata akan menutup ($" 3efleks #alatum dan 5aringeal Sentuh åan lunak pada palatum dan laring. ormalnya akan ter&adi kontraksi palatum (" 6rachioradialis 3efleks #asien duduk dengan tangan dalam keadaan diantara supinasi dan pronasi diatas paha pasien. 'etuk brachioradialis (tepat diatas pergelangan tangan" dengan refleks hammer. ormalnya tangan fleksi atau lengan bawah pronasi (*" 1chilles 3efleks 'aki pasien digantung, satu tangan memegang u&ung kaki pasien lalu ketuk tendon achilles (tepat diatas tumit bagian belakang" dengan refleks hammer. ormalnya akan ter&adi plantar fleksi. " 6 (6ladder" Setelah stroke klien mungkin mengalami inkontinensia urin sementara
karena
konfusi,
ketidakmampuan
mengomunikasikan
kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan kandung kemih karena kerusakan kontrol motorik dan postural. 'adang kontrol sfingter urine eksternal hilang atau berkurang. Selama periode ini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan teknik steril. nkontinensia urina yang berlan&ut menun&ukkan kerusakan neurologis luas. <" 6< (6owel"
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut. ual sampai muntah disebabkan oleh peningkatan produksi asam lambung sehingga menimbulkan masalah pemenuhan nutrisi. #ola defekasi biasanya ter&adi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus. 1danya inkontinensia al%i yang berlan&ut menun&ukkan kerusakan neurologis luas. $" 6$ (6one" Stroke adalah penyakit "!!er #otoric Neuron dan mengakibatkan kehilangan kontrol %olunter terhadap gerakan motorik. 7leh karena neuron motor atas menyilang, gangguan kontrol motor %olunter pada salah satu sisi tubuh dapat menun&ukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi" karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. emiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain. #ada kulit, &ika klien kekurangan 7 2 kulit akan tampak pucat dan &ika kekurangan cairan maka turgor kulit akan buruk. Selain itu, perlu &uga dika&i tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menon&ol karena klien stroke mengalami masalah mobilitas fisik. 1danya kesulitan untuk berakti%itas karena kelemahan, kehilangan sensori atau paralise9 hemiplegi, serta mudah lelah menyebabkan masalah pada pola akti%itas dan istirahat. h. #ola 'onseptual ?ordon enurut ?usty (20" pengka&ian pola konseptual ?ordon pada stroke yaitu / " #ola #ersepsi dan anagemen 'esehatan enggambarkan persepsi, pemeliharaan
dan
penanganan
kesehatan. #ersepsi terhadap arti kesehatan, dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tu&uan, serta pengetahuan tentang praktek kesehatan. #ada pasien stroke ditemukan sensorik dan motorik menurun atau hilang, perubahan persepsi dan orientasi. 2" #ola utrisi dan etabolik enggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola makan, diet, fluktuasi 66 dalam $ bulan terakhir,
#ada pasien stroke ditemukan nausea, %omiting, disfagia. !" #ola =liminasi en&elaskan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit, kebiasaan defekasi, ada tidaknya masalah defekasi, masalah miksi misalnya oliguria atau disuri, penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi, karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih. #ada pasien stroke ditemukan perubahan kebiasaan 616 dan 61'. isalnya inkontinentia uri, anuria, distensi kandung kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang. " #ola :atihan dan 1kti%itas enggambarkan pola latihan, akti%itas, fungsi pernafasan dan sirkulasi. #entingnya latihan9gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama lain 'emampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan 0/ mandiri, / dengan alat bantu, 2/ dibantu orang lain, ! / dibantu orang dan alat / tergantung dalam melakukan 1D:, pada pasien stroke ditemukan kesulitan akti%itas akibat kelemahan, hilangnya rasa, paralisis, hemiplegi, mudah lelah. <" #ola 'ognitif dan #erseptual en&elaskan persepsi sensori dan kognitif. #ola persepsi sensori meliputi pengka&ian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan
kompensasinya
terhadap
tubuh.
Sedangkan
pola
kognitif
didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama ter&adi dan atau baru ter&adi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan nama (orang atau benda yang lain". +ingkat pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-0, pemakaian alat bantu dengar, melihat, kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan, pendengaran, persepsi sensori (nyeri", penciuman dll. #ada pasien stroke ditemukan gangguan penglihatan (penglihatan kabur", dispalopia, lapang pandang menyempit, hilangnya daya sensori pada bagian yang berlawanan dibagian ekstremitas dan kadang-kadang pada sisi yang sama di muka. $" #ola stirahat dan +idur enggambarkan pola tidur, istirahat dan persepsi tentang energi.
>umlah &am tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih. #ada pasien stroke ditemukan mudah lelah dan susah tidur. " #ola 'onsep Diri dan #ersepsi Diri enggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan. 'emampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. anusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia &uga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual. 1danya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri, dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif atau pasif, isyarat non %erbal, ekspresi wa&ah, merasa tak berdaya, gugup9relaks. #ada pasien stroke ditemukan emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk mengekspresikan diri. *" #ola #eran dan ubungan enggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien. #ada pasien stroke ditemukan gangguan dalam bicara, ketidakmampuan berkomunikasi. G" #ola 3eproduksi9Seksual enggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau dirasakan dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit seksual, pemeriksaan genital 0" #ola #ertahanan Diri ('oping dan +oleransi Stres " enggambarkan kemampuan untuk menangani
stress
dan
penggunaan system pendukung. #asien stroke mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan " #ola 'eyakinan dan ilai enggambarkan dan men&elaskan pola nilai, keyakinan termasuk spiritual. enerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya. 2. Diagnosa Kepera,atan -an nter/ensi Kepera,atan
enurut urarif dan 'usuma, (20!" , masalah yang lazim muncul pada pasien dengan stroke adalah/ a. ?angguan perfusi åan otak berhubungan dengan penurunan suplai darah ke åan serebral. . 6atasan karakteristik/ a" ?angguan status mental. b" #erubahan perilaku. c" #erubahan respon motorik. d" #erubahan reaksi pupil. e" 'esulitan menelan. f" 'elemahan atau paralisis ekstrermitas. g" 1bnormalitas bicara. 2. +u&uan/ a"
empertahankan tingkat kesadaran, kognitif, dan fungsi motorik.
b"
enun&ukkan kestabilan ++@ dan tidak ada peningkatan tekanan intra kranial (+'".
c"
enun&ukkan berkurangnya defisit9kerusakan.
!. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ! 2 &am, masalah klien teratasi dengan kriteria hasil/ a"
+ekanan sistole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
b"
+idak ada hipertensi ortostatik
c"
'omunikasi &elas
d"
enun&ukkan konsentrasi dan orientasi
e"
#upil seimbang dan reaktif
f"
6ebas dari akti%itas ke&ang
g"
+idak mengalami nyeri kepala
. nter%ensi/ a" onitor ++@ b" onitor analisa gas darah (1?D", ukuran pupil, keta&aman, kesimetrisan dan reaksi
c" onitor adanya diplopia, pandangan kabur, nyeri kepala d" onitor le%el kebingungan dan orientasi e" onitor tonus otot pergerakan f" onitor tekanan intrkranial dan respon nerologis g" 4atat perubahan pasien dalam merespon stimulus h" onitor status cairan i" #ertahankan parameter hemodinamik &" +inggikan kepala !0-
empertahankan posisi dan fungsi optimal dengan tidak adanya kontraktur
b"
empertahankan kekuatan dan fungsi area yang sakit
c"
enun&ukkan perilaku akti%itas yang lebih baik
d"
empertahankan integritas kulit
!. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ! 2 &am, masalah klien teratasi dengan kriteria hasil/ a"
'lien meningkat dalam akti%itas fisik
b"
engerti tu&uan dari peningkatan mobilitas
c"
em%erbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah
d"
emperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi
. nter%ensi/ a" 'a&i kekuatan otot klien b" 'a&i kemampuan klien dalam pergerakan c" 1n&urkan untuk melatih perubahan posisi setiap 2 &am d" :akukan pemberian bantal pada bahu dan siku, serta gan&alan kaki e" 1n&urkan pasien untuk melatih ekstremitas yang sakit dengan ekstremitas yang sehat f" :atih klien dalam program 37 pasif g" onitoring %ital sign sebelum9sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan h" 1&arkan pasien atau keluarga tentang teknik ambulasi i" :atih pasien dalam pemenuhan kebutuhan 1cti%ity Daily :i%ings (1D:s" secara mandiri sesuai kemampuan &" Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan 1D:s pasien k" 6erikan alat bantu &ika klien memerlukan. l" 1&arkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan &ika diperlukan m" 'olaborasi dengan ahli terapi fisik untuk latihan klien n" 'olaborasi pemberian stimulasi elektrik seperti +=S unit o" 'olaborasi pemberian antispasmodik c. Defisit perawatan diri mandi, berpakaian, makan, eliminasi berhubungan dengan ge&ala sisa stroke, penurunan kesadaran .
6atasan karakteristik/ 'etidakmampuan untuk mandi, berpakaian, makan, toileting
2.
+u&uan/
a" #asien mampu melakukan akti%itas perawatan diri sesuai kemampuan b" #asien dapat menun&ukkan perubahan gaya hidup untuk merawat diri
!.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ! 2 &am, masalah klien teratasi dengan kriteria hasil/
a"
'lien terbebas dari bau badan
b"
enyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan 1D:s
c"
Dapat melakukan 1D:S dengan bantuan
.
nter%ensi/
a) onitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri. b) onitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan. c) Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self.care/ d) Dorong klien untuk melakukan akti%itas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki. e) Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya. f) 1&arkan klien9 keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya &ika pasien tidak mampu untuk melakukannya. g) 6erikan akti%itas rutin sehari- hari sesuai kemampuan. h) #ertimbangkan usia klien &ika mendorong pelaksanaan akti%itas sehari-hari. i) 'olaborasi dengan ahli okupasi d. 3isiko
kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
hemiparesis9hemiplegia, penurunan mobilitas .
6atasan karakteristik/
a" 5aktor mekanik (misalnya/ alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint" b" mmobilitas fisik c" #erubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan" d" #erubahan pigmentasi
e" #erubahan sirkulasi f" #erubahan turgor (elastisitas kulit" 2.
+u&uan/
a" empertahankan åan kulit b" 0ound -ealing 1 primer dan sekunder !. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ! 2 &am, masalah klien teratasi dengan kriteria hasil/ a" ntegritas kulit yang baik bisa dipertahankan b" elaporkan adanya gangguan sensasi atau nyeri pada daerah kulit yang mengalami gangguan c" enun&ukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit
dan
mencegah ter&adinya cedera berulang d" ampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami e" Status nutrisi adekuat f" Sensasi dan warna kulit normal .
nter%ensi/
a" 1n&urkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar b" indari kerutan pada tempat tidur c" >aga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering d" obilisasi pasien (ubah posisi pasien" setiap dua &am sekali e" onitor kulit akan adanya kemerahan f" 7leskan lotion atau minyak9baby oil pada derah yang tertekan g" onitor akti%itas dan mobilisasi pasien h" onitor status nutrisi pasien i" emandikan pasien dengan sabun dan air hangat &" 'a&i lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan k" 'olaborasi ahli gizi pemberian diet +'+#, %itamin l" 4egah kontaminasi feses dan urin m" 6erikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka e. 3isiko aspirasi berhubungan dengan penurunan reflek primitif .
6atasan 'arakteristik/
a" #eningkatan tekanan dalam lambung b" =le%asi tubuh bagian atas c" #enurunan tingkat kesadaran d" #eningkatan residu lambung e" enurunnya fungsi sfingter esofagus f" ?angguan menelan g" #enekanan reflek batuk dan gangguan reflek h" #enurunan motilitas gastrointestinal 2. +u&uan/ a) Res!irator' Status 1 2entilation %entilasi tidak mengalami gangguan b) As!iration control asupan asupan oral dan secret tanpa aspirasi c) S%allo%ing Status peningkatan kemampuan menelan !. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ! 2 &am, masalah klien teratasi dengan kriteria hasil/ a"
'lien dapat bernafas dengan mudah, tidak irama, frekuensi pernafasan normal
b"
#asien mampu menelan, mengunyah tanpa ter&adi aspirasi, dan mampu melakukan oral hygiene
c"
>alan nafas paten, mudah bernafas, tidak merasa tercekik dan tidak ada suara nafas abnormal
. nter%ensi/ a" onitor tingkat kesadaran, reflek batuk dan kemampuan menelan b" onitor status paru c" #elihara &alan nafas d" :akukan suction &ika diperlukan e" 4ek nasogastrik sebelum makan f" indari makan kalau residu masih banyak g" #otong makanan kecil kecil h" aluskan obat sebelumpemberian i" aikkan kepala !0-<0 setelah makan
f.
?angguan komunikasi %erbal atau tulis berhubungan dengan gangguan neuromuskuler, kelemahan . 6atasan karakteristik/ a" +idak ada kontak mata b" +idak dapat bicara c" 'esulitan menyususn kalimat d" 'esulitan memahami pola kumunikasi yang biasa e" 'esulitan menggunakan ekspresi wa&ah f" Disorientasi orang, ruang dan waktu g" enolak bicara 2. +u&uan/ a" ampu mengekspresikan perasaan b" ampu menggunakan bahasa isyarat !. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ! 2 &am, masalah klien teratasi dengan kriteria hasil/ a" 'omunikasi penerimaan, interpretasi, dan ekspresi pesan meningkat b" ampu mengkoordinasi gerakan dalam menggunakan isyarat c" ampu memana&emen kemampuan fisik yang dimiliki d" ampu mengkomunikasikan kebutuhan dengan lingkungan sosial . nter%ensi/ a" 'a&i tipe disfungsi, misalnya klien tidak mengerti tekan unntang kata-kata atau masalah berbicara atau tidak mengerti bahasa sendiri b" 6edakan afasia dengan disatria c" 'atakan untuk mengikuti perintah sederhana d" #erintahkan
klien
untuk
menyebutkan
nama
benda
yang
diperlihatkan e" #erdengarkan bunyi sederhana seperti Csh...sh..C f" Suruh klien untuk menulis nama atau kalimat pendek, bila tidak mampu menulis suruh klien untuk membaca kalimat pendek g" #ilih metode komunikasi alternatif misalnya menulis, menggambar atau gerakan
h" 1ntisipasi dan bantu kebutuhan klien i" 'olaborasi ke ahli terapi bicara g.
?angguan harga diri berhubungan dengan biophysikal, psikososial, perubahan persepsi kognitif
.
6atasan karakteristik/ a"
Depersonalisasi bagian tubuh
b"
#erasaan negatif tentang tubuh
c"
Secara %erbal menyatakan perubahan gaya hidup
d"
#erubahan aktual struktur dan fungsi tubuh
e"
'ehilangan bagian tubuh
f"
6agian tubuh tidak berfungsi
2. +u&uan/ .
ampu menyatakan pada orang terdekat mengenai situasi dan perubahan yang sedang ter&adi
2.
ampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi
!.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ! 2 &am, masalah klien teratasi dengan kriteria hasil/ a"
od' image positif
b"
ampu mengidentifikasi kekuatan personal
c"
endiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
d"
empertahankan interaksi sosial
.
nter%ensi/ a" 'a&i secara %erbal dan non%erbal respon klien terhadap tubuhnya
b" onitor frekuensi mengkritik dirinya c" >elaskan tentang pengobatan, perawatan, kema&uan dan prognosis penyakit d" Dorong klien mengungkapkan perasaannya e" dentifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu f" 5asilitasi kontak dengan indi%idu lain dalam kelompok kecil
3. E/al%asi