PT.
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)
KABUPATEN KARAWANG
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN BUKU INVENTARISASI LINGKUNGAN HIDUP
DAN KAJIAN EKOREGION KABUPATEN KARAWANG
Laporan Pendahuluan Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kegitan ini dilakukan untuk menjalanankan amanat dalam undang – undang
No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang mencakup perencanaan, pemanfaatan, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum yang dilaksanakan melalui tahapan inventarisasi lingkungan hidup, penetapan wilayah ekoregional dan penyusunan penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) yang dimana tahapan ini termasuk ke dalam perencanaan, menurut Bab III UU No.32/2009 tersebut, RPPLH adalah acuan perlindungan dan pengelolaan yang berhierarki mulai dari tingkat Nasional, yang menjadi acuan RPPLH tingkat Provinsi yang kemudian menjadi acuan tingkat Kabupaten/Kota. Menurut Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009, Ekoregion didefinisikan sebagai wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup. Ekoregion merupakan geografi ekosistem yang mempunyai pola susunan berbagai ekosistem dan proses di antara ekosistem tersebut yang terikat dalam suatu satuan geografis. Inventarisasi yang di hasilkan oleh informasi dan data dalam ekoregional yang tercantu dalam pasal 6 yang berisikan potensi dan ketersediaan, jenis yang dimanfaatkan, bentuk penguasaan, pengetahuan pengelolaan, bentuk kerusakan, dan konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan. Selain inventarisasi, dalam pasal 7 ekoregional juga mempertimbangkan kesamaan, mulai dari karakteristik bentang alam, daerah aliran sungai, iklim, flora dan fauna, sosial budaya, ekonomi, kelembagaan masyarakat, dan yang dianggap sebagai atribut ekoregional. Inventarisasi sumber daya alam yang di anggap sebagai inventarisasi permasalahan, berdasarkan atribut dan permasalahannya itulah di susun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)., dimana dalam pasal 10, RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah.
I- 1
Laporan Pendahuluan Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
Rencana perlindungan hidup dan pengelolaan lingkungan hidup (RPPLH) merupakan perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu (UU No.32/09). Penyusunan RPPLH memiliki beberapa faktor yang harus di perhatikan, yaitu adanya potensi, masalah dan upaya. Hubungan antara inventarisasi, penetapan ekoregion dan penyusunan RPPLH memang harus di pertegas dimana inventarisasi lingkungan hidup menjadi dasar penetapan wilayah ekoregion juga menjadi dasar inventarisasi lingkungan hidup, menurut bab III, dan hal ini mestinya tidak menjadi persoalaan bagi penyusunan RPPLH Kabupaten Karawang, karena menurut pasal 9 penyusunan RPPLH kabupaten/kota didasarkan pada RPPLH Provinsi, inventarisasi tingkat pulau/kepulauan dan inventarisasi tingkat ekoregion yang dimana semuanya masih dalam tahap proses penyiapan dan yang harus melaksanakan inventarisasi tingkat ekoregion harus di tegaskan. Sumberdaya alam yang tersedia di Kabupatem Karawang beraneka ragam tetapi tidak semuanya tersedia dan menjadi sandaran perkembangan dan kehidupan di Kabupaten Karawang. Inventarisasi lingkungan yang meliputi potensi, jenis, penguasaan dan tingkat kerusakann sumberdaya alam di Kabupaten Karawang perlu difokuskan pada sumberdaya alam yang paling tinggi potensi dan manfaatnya bagi Kabupaten Karawang. Salah satu potensi yang paling berpengaruh dari sudut inventarisasi lingkungan yaitu air, karena air merupakan penentu kualitas kehidupan dan perkembangan masyarakat Kabupaten Karawang. Ada tiga unsur pokok yang di gunakan sebagai delineator, yaitu iklim, jenis biota terutama jenis vegetasi dan bentuk serta jenis permukaan lahan, tetapi yang menjadi penentu atau delineator utamanya tergantung pada dua hal yaitu skala atau besar wilayah (hirarki) dan tujuan melakukan pewilayahan tersebut yang berkaitan juga dengan institusi dan kewenangan. 1.2
Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Tujuan Tujuan dari kegiatan Studi Ecoregion Kabupaten Karawang adalah sebagai berikut : 1.
Untuk analisis dalam menetapkan daya dukung dan daya tampung lingkungan;
I- 2
Laporan Pendahuluan Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
2.
Dasar dalam memberikan arah untuk penetapan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (RPPLH) dan perencanaan pembangunan yang sesuai dengan karakter wilayah;
3.
Memperkuat kerjasama dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup yang mengandung persoalan pemanfaatan, pencadangan SDA maupun persoalan LH yang sifatnya lintas batas administrasi;
4.
Sebagai acuan untuk pengendalian pembangunan terutama pengendalian pemanfaatan berbagai sumber daya alam (terkait dengan produktivitas sebuah ekosistem dalam pengelolaan SDA yang optimal);
5.
Acuan
untuk
pengendalian
dan
pelestarian
jasa
ekosistem
yang
mempertimbangkan keterkaitan antar ekosistem dalam suatu ekoregion, sehingga
dapat
dicapai
produktivitas
optimal
untuk
mendukung
pembangunan yang berkelanjutan. 1.2.2 Sasaran Sasaran yang ingin dicapai melalui penetapan kawasan ecoregion adalah sebagai berikut : 1.
Tersusunnya
laporan
pelaksanaan
penyusunan
Buku
Inventarisasi
Lingkungan Hidup dan Kajian Wilayah Ekoregion Kabupaten Karawang dengan inventarisasi sumber data untuk penetapan ekoregion. 1.3
Dasar Hukum/Kebijakan a. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; b. Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Wilayah; c. Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.; d. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara
Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
I- 3
Laporan Pendahuluan Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
1.4
Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Kabupaten Karawang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia yang memiliki luas wilayah 1942,39 km2. Ibukotanya adalah Karawang. Kabupaten ini berbatasan dengan : 1. Sebelah Barat
: Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor,
2. Sebelah Utara
: Laut Jawa,
3. Sebelah Timur
: Kabupaten Subang,
4. Sebelah Tenggara
: Kabupaten Purwakarta,
5. Sebelah Selatan
: Kabupaten Cianjur.
Secara geografis wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 070-02-107040 B dan 50-56-60-34 LS, termasuk daerah dataran yang relative rendah, mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0 - 1.279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 - 2 %, 2 - 15 %, 15 - 40 % dan diatas 40 %. Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dan tabel 1.1. Tabel 1.1 Luas Kawasan Kabupaten Karawang No
KECAMATAN
LUAS (Ha)
No.
KECAMATAN
LUAS (Ha)
1.
KEC. BANYUSARI
5577.44
19.
KEC. PANGKALAN
9781.78
2.
KEC. BATUJAYA
7550.58
20.
KEC. PEDES
6778.12
3.
KEC. CIAMPEL
11724.8
21.
KEC. PURWASARI
3166.04
4.
KEC. CIBUAYA
12360.9
22.
KEC. RAWAMERTA
5121.18
5.
KEC. CIKAMPEK
3693.98
23.
KEC. RENGASDENGKLOK
3952.6
6.
KEC. CILAMAYA KULON
7109.7
24.
KEC. TEGALWARU
10682.3
7.
KEC. CILAMAYA WETAN
8182.15
25.
KEC. TELAGASARI
5295.23
8.
KEC. CILEBAR
7582.29
26.
KEC. TELUK JAMBE BARAT
7350.99
9.
KEC. JATISARI
5541.67
27.
KEC. TELUK JAMBE TIMUR
4456.87
10.
KEC. JAYAKERTA
4185.14
28.
KEC. TEMPURAN
10093.9
11.
KEC. KARAWANG BARAT
4012.65
29.
KEC. TIRTAJAYA
10777.8
12.
KEC. KARAWANG TIMUR
2754.1
30
4768.1
13.
KEC. KLARI
7507.18
KEC. TIRTAMULYA Grand Total
14. 15. 16.
KEC. KOTA BARU KEC. KUTAWALUYA KEC. LEMAHABANG
3379.68 5361.84 5174.68
17. KEC. MAJALAYA 18. KEC. PAKISJAYA Sumber: BPS Kabupaten Karawang
3401.86 6913.56
194,239.11
I- 4
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
GAMBAR 1.1 PETA ADMIN KABUPATEN KARAWANG
I- 5
Laporan Pendahuluan Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
GAMBAR 1.2 PETA INSERT EKOREGION KARAWANG TERHADAP EKOREGION JAWA BARAT JABAR
I- 6
Laporan Pendahuluan Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan Dalam melakukan pekerjaan penyusunan inventarisasi ekoregion Kabupaten Karawang berdasarkan potensi dan ketersediaaan sumber daya alam meliputi kegiatan antara lain : 1.
Persiapan dan survey lapangan
2.
Laporan Pendahuluan
3.
Dialog partisipatif dengan stakeholder
4.
Koleksi dan kompilasi data dasar dan peta dengan intepretasinya
5.
Identifikasi kondisi lingkungan dan kebijakan/perencanaan
6.
Analisis dan perumusan hasil kajian
7.
Laporan Kemajuan
8.
Diskusi dan dialog pakar serta pemaparan dalam bentuk diseminasi
9.
Laporan Akhir
1.5
Metoda Penentuan Batas Ekoregion Ada beberapa metoda untuk menentukan batas ekoregion, antara lain yang
dikutip disini adalah sebagai berikut: a. Metoda Gestalt Metoda ini bertolak dari penelisikan secara menyeluruh, tidak per bagian atau perunsur, terhadap seluruh wilayah. Metoda gestalt menarik batas secara intuitif berdasarkan tangkapan visual dari lapangan, potret udara atau citra satelit. Metoda ini tidak mempertimbangkan faktor misalnya lereng, karakter tanah dan batuan, vegetasi secara sendiri-sendiri, tetapi apa yang tertangkap secara visual sekaligus. Metoda ini tentu lebih cepat tetapi memerlukan wawasan dan keahlian yang mencukupi untuk bisa menentukan ekoregion berbasis intuisi. b. Metoda Tumpang Letak (overlay) Metoda ini menggunakan berbagai peta tematik yang kemudian ditumpang letakkan dan kemudian dari tumpang letak tersebut ditentukan batas ekoregion. Pemilihan peta tematik telah didasarkan pada suatu konsep mengenai tema apa yang menentukan ekoregion. Metoda ini bukan memerlukan tematik memang bisa ditumpang tindihkan karena itu skala dan formatnya mesti sama. Selain itu juga dibutuhkan kerangka dan konsep yang mendasari penentuan batas ekoregion dan juga keahlian untuk melakukan tumpang letak tersebut.
I- 7
Laporan Pendahuluan Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
c. Metoda Faktor Kendali Untuk suatu kondisi alam yang rumit tumpang letak tidak bisa membuahkan klasifikasi yang jelas. Karena batas ekoregion juga tidak bisa ditentukan dari begitu banyak peta tematik oleh karena itu karena itu muncul pemikiran untuk memilih faktor kendali (controlling factors). Ini yang juga disebut deliniator. Deliniator tersebut antara lain: sebaran flora fauna, karakter tanah (tanah, soil), daerah aliran sungai, fisiografi. Faktor kendali tersebut dipilih dan ditentukan berdasarkan tujuan penentuan ekoregion. 1.6
Keluaran Studi Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya laporan
pelaksanaan penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup dan Kajian Wilayah koregion Kabupaten Karawang dengan inventarisasi sumber data untuk penetapan ekoregion dengan hasil kajian memuat : 1. Atlas ekoregion Karawang berskala 1:50.000 memuat : a. Peta batas ekodistrik dengan perincian blok ekologi dan tapak ekologi untuk masing-masing karakter, potensi dan masalahnya. b. Peta tematik dan analisis yang menunjang deliniasi, karakterisasi, identifikasi potensi dan permasalah wilayah ekodistrik pedataran Alluvial CilamayaCipanas, ekodistrik perbukitan sedimen Cilamaya- Cipanas, ekodistrik alluvial Cidurian-Citarum dan ekodistrik perbukitan sedimen Cidurian-Citarum yang akan dirinci kedalam blok ekologi dan tapak ekologi. c. Peta wilayah pesisir pantai dan laut yang menjadi batas kewenangan Kabupaten Karawang. 2. Dokumen tentang: uraian tentang karakter, potensi dan permasalahan dari ekodistrik diatas yang telah dirinci kedalam blok ekologi dan tapak ekologi disertai foto- foto rona lingkungan hidup terkini. 3. Dokumen tentang: uraian tentang karakter, potensi dan permasalahan dari wilayah pesisir pantai dan laut yang menjadi kewenangan Kabupaten Karawang. 4. Dokumen tentang: rekomendasi untuk penyusunan RPPLH. 5. Peta Ekoregion Kabupaten Karawang ukuran A0 (Bingkai akrilik berwarna).
I- 8
Laporan Pendahuluan Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
1.7
Kedudukan Laporan dalam Sistematika Pelaporan Terkait dengan pelaporan pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan KAK,
pelaporan dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu: 1.
Laporan Pendahuluan. Laporan ini berisi rencana kerja yang akan dilakukan oleh pihak pelaksana pekerjaan mencakup metodologi, rencana survey, serta pelaksanaan tahapan pekerjaan.
2.
Laporan Interim. Laporan ini berisi kemajuan pelaksanaan kajian, mencakup data hasil survey beserta pengolahannya sementara, serta analisis perencanaan yang diterapkan. Pada laporan ini juga ditampilkan rencana kerja selanjutnya, kendala dan hambatan yang dihadapi beserta alternative pemecahan yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya.
3.
Laporan Draft akhir. Laporan ini merupakan konsep laporan akhir masterplan system
persamapahan
yang
masih
memerlukan
perbaikan
dan
penyempurnaan. Laporan ini masih terbuka untuk perbaikan yang akan disempurnakan pada penyampaian laporan akhir. 4.
Laporan Akhir. Laporan ini berisi semua hasil akhir yang disyaratkan dalam KAK. Laporan akhir ini diserahkan sebelum berakhir kontrak pekerjaan selama 90 hari kalender setelah penandatanganan kontrak kerja., disertai dengan laporan ringkas (executive summary), serta album gambar yang berisi gambar/foto/peta sebagaian bagian pendukung dari pelaporan.
1.8
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Untuk lebih mematangkan perencanaan yang diajukan serta sebagai upaya
mengefektifkan dan mengefisienkan alokasi waktu dan sumberdaya yang dilibatkan, berdasar program rencana kegiatan kajian seperti telah diuraikan diatas, maka pada bagian ini akan dibahas mengenai rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan. Uraian jadwal pelaksanaan kajian ini berdasarkan pembagian alokasi waktu pertahapan pekerjaan seperti telah dijelaskan sebelumnya. Pada bagian sebelumnya telah ditunjukkan durasi pelaksanaan pekerjaan untuk masing-masing tahapan, akan tetapi belum dapat dilihat posisi waktu pelaksanaan pekerjaan dalam time frame kegiatan secara keseluruhan.Manfaat lain yang diperoleh dengan kedua model schedule tersebut adalah untuk pelaksanaan Quality Assurance atau penerapan system jaminan mutu.
I- 9
Laporan Pendahuluan Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
Lebih jelas mengenai penjadwalan dari pelaksanaan kegiatan Penyusunan Deliniasi ekoregion Kabupaten Karawang, dapat dilihat pada table dibawah. Tabel 1.2 Desain Alokasi Rencana Kerja Pertahapan A
Studi Pendahuluan
1 2 3 4
Persiapan dan Mobilisasi Personil Pengumpulan Data Sekunder Tinjauan Lapangan Penyusunan Rencana Kerja dan Laporan Pendahuluan
B
Survey, Investigasi dan Analisa Data
1 2 3 4
Survey Sekunder Survey Primer Penyusunan peta tematik pendukung kajian ekoregion Kab. Karawan Kajian Lingkungan
C
Tahap Perencanaan
1 2 3 4 5
Analisis kondisi lingkungan eksisting Kajian faktor terkait ekoregion Kabupaten Karawang Analisis Deskriptif Analisis Evaluasi Analisis Development
D
Pelaporan
1 2 3 4 5 6 7
Laporan Pendahuluan Diskusi Laporan Pendahuluan Laporan Antara Draft Laporan Utama Diskusi Draft Laporan Utama Final Laporan Utama Album peta
Waktu Pelaksanaan 7 hari 7 hari 7 hari 8 hari Waktu Pelaksanaan 7 hari 15 hari 7 hari 7 hari Waktu Pelaksanaan 4 hari 7 hari 14 hari 3 hari 5 hari Waktu Pelaksanaan 2 hari 2 hari 7 hari 7 hari 2 hari 14 hari 5 hari
Sumber : Kompilasi Data, Tahun 2015
Berdasarkan uraian tahapan pelaksanaan diatas, untuk lebih mengefektifkan penjadwalan dan alokasi waktu maka disusun tabel predecessor dan successor dari masing-masing tahapan tersebut seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini:
I- 10
Laporan Pendahuluan Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
Tabel 1.3 Predecessor Dan Successor Tahapan Pekerjaan A 1
Studi Pendahuluan Persiapan dan Mobilisasi Personil
Kode A1
Predecessor -
Successor A2
2
Pengumpulan Data Sekunder
A2
A1
A3
3
Tinjauan Lapangan
A3
A2
A4
4
Penyusunan Rencana Kerja dan Laporan Pendahuluan
A4
A3
B
B
Survey, Investigasi dan Analisa Data
1
Survey Sekunder
B1
A3
B4
2 4
Survey Primer Penyusunan peta tematik ekoregion Kabupaten Karawang
B2 B4
A3 A3, B1, B2
B4 C
6
Kajian Lingkungan
B6
A3
C
C 2
Tahap Perencanaan Analisis koregion lingkungan eksisting
C1
B4, B5, B6
C2
3
Kajian faktor terkait ekoregion Kabupaten Karawang
C2
B4, B5, B6
C4, C5, C6
4 5
Analisis Deskriptif Analisis Evaluasi
C3 C4
C2 C3
C5, C6 D
6
Analisis Development
C5
C3
D
D
Pelaporan
1
Laporan Pendahuluan
D2
A
B
2 3
Diskusi Laporan Pendahuluan Laporan Antara
D3 D4
A B
B C
4
Draft Laporan Utama
D5
C
-
5
Diskusi Draft Laporan Utama
D6
C
-
6 7
Final Laporan Utama Album peta
D7 D10
C C
-
Sumber : Kompilasi Data, Tahun 2015
Tabel diatas menunjukkan runtutan serta keterkaitan antara satu tahapan terhadap tahapan lainnya. Kolom predecessor menunjukkan pekerjaan yang dapat dilakukan hanya apabila tahapan yang ditunjukkan telah selesai, sedangkan kolom successor menunjukkan keterkaitan suatu tahapan dengan tahapan selanjutnya yang harus dikerjakan setelah tahapan tersebut terselesaikan. Berdasarkan analisis tabel predecessor-successor untuk masing-masing tahapan pada rangkaian rencana pekerjaan ini untuk lebih dapat mengoptimalkan pengalokasian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam menyusun rencana jadwal pelaksanaan terlebih dahulu dilakukan analisis jalur kritis pekerjaan dengan menggunakan critical path methode (CPM). Lebih jelas mengenai analisis kritis jalur pekerjaan dapat dilihat pada gambar dibawah diikuti oleh kurva-s rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan.
I- 11
Laporan Pendahuluan Penyusunan Buku Inventarisasi Lingkungan Hidup Dan Kajian Ekoregion
Gambar 1.3 Critical Path Methode Untuk Pekerjaan Penyusunan Ekoregion Lingkungan Kabupaten Karawang, 2015 JALUR KRITIS PEKERJAAN / CRITICAL PATH METHOD (CPM) PENYUSUNAN MASTERPLAN SISTEM PERSAMPAHAN KABUPATEN SUBANG, 2013
A (2)
5 (7) 0
START
8
3
0
1
1 (3) 0
3
3 (2)
12
3
2 (4)
28
5
C (1)
8
4 (3)
13
4
B (4)
6 (7)
12
6
35
7
8 (7)
13
28
35
7 (15)
5
2 5
9 (7)
42
8
56
49
8
10 (7) 42
D (7)
57
10
11
E (1) 56
49
67
12
11 (10)
77
13
12 (10)
57
67
84
91
14
14 (7) 77
98
15
15 (7) 84
16 (7)
16
91
13 (7)
98
17 (10)
18 (7) H (7) 105
17
112 F (7)
105
18
113 G (1)
112
I (3)
19
120
END
20 113
J (3)
120
K (5)
Keterangan: 1. Kode pekerjaan sesuai tabel Successor-Predecessor 2. Info anak panah: jenis pekerjaan (durasi) Contoh: H (7), pekerjaan H (durasi 7 hari) 3. Jalur kritis adalah jalur dengan garis tebal
Sumber : Masterplan Sistem Persampahan,Tahun 2013
Tabel 1.4 Jadwal Rencana Kegiatan 1 No A 1 2 3 4 B 1 2 4 6 C 2 3 4 5 6 D 1 2 3 4 5 6 7
Kegiatan
1
2
2 3
4
1
2
3 3
4
1
2
3
4
Studi Pendahuluan Persiapan dan Mobilisasi Personil Pengumpulan Data Sekunder Tinjauan Lapangan Penyusunan Rencana Kerja dan Laporan Pendahuluan Survey, Investigasi dan Analisa Data Survey Sekunder Survey Primer Penyusunan peta tematik ekoregion Kabupaten Karawang Kajian Lingkungan Tahap Perencanaan Analisis ekoregion lingkungan eksisting Kajian faktor terkait ekoregion Analisis Deskriptif Analisis Evaluasi Analisis Development Pelaporan Laporan Pendahuluan Diskusi Laporan Pendahuluan Laporan Antara Draft Laporan Utama Diskusi Draft Laporan Utama Final Laporan Utama Album peta
Sumber : Kompilasi Data, Tahun 2015
I- 12