LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS PADA LANSIA A. Definisi Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respons terhadap pengaruh factor eksogen dan atau factor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa eflorensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, vesikel, skuama, likenifikasi ) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis . (NANDA NIC-NOC. 2015) B. Etiologi Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh : detergen, asam, basa, oli, semen ), fisik ( contoh : sinar, suhu ), mikroorganisme ( bakteri, jamur ): dapat pula dari dalam ( endogen ), misalnya dermatitis atopik. (NANDA NIC-NOC. NIC-NOC. 2015) C. Klasifikasi dermatitis ; 1. Dermatitis kontak Peradangan dikulit karena kontak dengan sesuatu yang dianggap asing oleh tubuh. Terbagi menjadi 2 ; alergi dan iritan 2. Dermatitis atopic Peradangan kulit kronis residif disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak. 3. Neurodermatitis sirkumskripta sirkumskripta 4. Dermatitis numularis 5. Dematitis statis (NANDA NIC-NOC. 2015) D. Manifestasi klinis 1. Dermatitis kontak a.
Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi kotak.
b.
Untuk drmatitis kontak alergi, gejala tidak muncul sebelum 24-48 jam, bahkan sampai 72 jam.
c.
Untuk dermatits kontak eritan, gejala terbagi dua menjadi akut dan kronis. Saat akut dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan sampai terasa perih bahkan lecet. Saat kronis gejala dimulai dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang yang akhirnya menjadi menebal.
d.
Pada kasus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan tersebut.
e.
Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar.
f.
Dermatitis kontak iritan, gatal dan rasa terbakarnya lebih terasa dibandingkan dengan tipe alergi.
2. Dermatitis atopic (DA) Ada 3 fase klinis DA yaitu ;
a. DA infantil (2 bulan-2 tahun) DA paling sering muncul pada tahun pertama kehidupan yaitu pada bulan kedua. Lesi mula-mula tampak didaerah muka (dahi, pipi) berupa eritema, papul-vesikel pecah karena garukan sehingga lesi menjadi eksudatif dan akhirnya terbentuk krusta. Lesi bisa meluas ke kepala, leher pergelangan tangan dan tungkal. Bila anak mulai merangkak, lesi bisa ditemukan didaerah ekstensor ekstremitas. Sebagian besar penderita sembuh setelah dua tahun dan sebagian lagi berlanjut ke fase anak. b. DA anak (2-10 tahun) Dapat merupakan lanjutan bentuk DA infantil ataupun timbul sendiri (denovo). Lokasi lesi di lipatan siku/lutut, bagian fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan leher. Ruam berupa papul likenifikasi, sedikit skuama, erosi, hiperkeratosis dan mingkin infeksi sekunder. DA berat yang lebih dari 50% permukaan tubuh yang dapat menggangu pertumbuhan. c. DA pada remaja dan dewasa Lokasi lesi pada remaja adalah dilipatan siku/lutut, samping leher, dahi, sekitar mata. Pada dewasa, distribusi lesi yang kurang karateristik, sering mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula berlokasi setempat misalnya pada bibir (kering, pecah, bersisik), pulva, puting susu atau skalp. Kadang-kadang lesi meluas dan paling parah didaerah lipatan, mengalami likenifikasi. Lesi kering agak menimbul, papul datar cenderung berkonfluensa menjadi plak likenifikasi dan sedikit skuama. Bisa didapati ekskoriasi dan eksudasi akibat garukan dan akhirnya menjadi hiperpigmentasi. Umumnya DA remaja dan dewasa berlangsung lama kemudian cendrung membaik setelah usia 30 tahun, jarang samapai usia pertengahan dan sebagian kecil sampai tua. 3. Neurodermatitis sirkumskripta a.
Kulit yang sangat gatal
b.
Muncul tunggal didaerah leher, pergelangan tangan, lengan bawah, paha atau mata kaki, kadang muncul pada alat kelamin.
c.
Rasa gatal sering hilang timbul, sering timbul pada saat santai atau sedang tidur, akan berkurang pada saat beraktifitas. Rasa gatal yang digaruk akan menambah berat rasa gatal tersebut.
d.
Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kulit yang bersisik akibat garukan atau penggosokan dan sudah terjadi bertahun-tahun.
4. Dermatitis numularis a.
Gatal yang kadang sangat hebat, sehingga dapat mengganggu.
b.
Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikal (0,3-1,0 cm), kemudian membesar dengan cara berkonfluensa atau meluas kesamping, membentuk satu lesi karateristik seperti uang logam (coin), eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas.
c.
Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasin kemudian mengering menjadi krusta kekuningan.
d.
Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah 5 cm atau lebih, jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris dengan ukuran bervariasi dari miliar sampai numular, bahkan plakat.
e.
Tempat predileksi biasanya terdapat di tungkai bawah, badan, lengan, termasuk punggung tangan.
5. Dermatitis statis a.
Bercak-bercak berwarna merah yang bersisik
b.
Bintik-bintik berwarna merah dan bersisik
c.
Barok atau bisul pada kulit
d.
Kulit yang tipis pada tangan dan kaki
e.
Luka (lesi) kulit
f.
Pembengkakan pada tungkai kaki
g.
Rasa gatal disekitar daerah yang terkena
h.
Rasa kesemutan pada daerah yang terkena
(NANDA NIC-NOC. 2015) E. Pemeriksaan penunjang 1. Percobaan asetikolin (suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000). 2. Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi 3. Pric Pemeriksaan laboratorium 1. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin 2. Urin : pemeriksaan histopatologi. (NANDA NIC-NOC. 2015). F. Penatalaksanaan 1. Dermatitis kontak a.
Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab dermatitis kontak
b.
Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air mengalir sesegera mungkin.intermiten
c.
Jika sampai terjadi lecet, tanganilah seperti menangani luka bakar.
d.
Obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih yang dirasakan.
e.
Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal, oral, atau intravena sesuai dengan tingkat keparahannya.
2. Dermatitis atopic a.
Menghindar dari agen pencetus seperti makanan, udara panas/dingin, bahan-bahan berbulu.
b.
Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab antara lain krim hidrofolik urea 10% atau pelembab yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang dari 5%.
c.
Kortikosteroid topikal potensi rendah diberi pada bayi, dae rah intertriginos dan daerah genitalia. Kortikosteroid potensi menengah dapat diberi pada anak dan dewasa. Bila aktifitas penyakit telah terkontrol. Kortikosteroid diaplikasikan intermiten, umumnya dua kali seminggu. Kortikosteroid oral hanya dipakai untuk mengendalikan DA eksaserbasi akut. Digunakan dalam waktu singkat, dosis rendah, diberi selang-seling. Dosis diturunkan secara tapering. Pemakaian jangka panjang akan menimbulkan efek samping dan bila tiba-tiba dihentikan akan timbul riebound phenomen.
d.
Antihistamin topikal tidak dianjurkan pada DA karena berpotensi kuat menimbulkan sensitisasi pada kulit. Pemakaian krim doxepin 5% dalam jangka pendek (1 minggu) dapat mengurangi gatal tanpa sinsitisasi, tapi pemakaian pada area luas akan menimbulkan efek samping sedatif.
e.
Pemberian antibiotika berkaitan dengan ditemukannya peningkatan kolonis. Aureus pada kulit penderita DA. Dapat diberi eritromesin, asitromisin atau kaltromisin. Bila ada infeksi virus dapat diberi asiklovir 3 x 400 mg/hari selama 10 hari atau 4 x 200 mg/hari untuk 10 hari.
3. Neurodermatitis sirkumskripta a.
Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk mengurangi reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal, pemberian steroid topical juga membantu mengurangi hyperkeratosis. Pemberian steroid topical mid-potent diberikan pada reaksi radang yang akut, tidak direkomendasikan untuk daerah kulit yang tipis (vulva, scrotum, axilla dan wajah), pada pengobatan jangka panjang digunakan steroid yang lowpoten, pemakaian high-potent steroid hanya dipakai kurang dari 3 minggu pada kulit.
b.
Anti-depresan atau Anti-anxiety sangat membantu pada sebagian orang dan perlu pertimbangan untuk pemberiannya.
c.
Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik topikal ataupun oral.
d.
Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan prilaku yang dapat mencegah gatal dan garukan.
4. Dermatitis numularis a.
Bila kulit kering diberi pelembab atau emolien
b.
Secara topical lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi, misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau pimekrolimus.
c.
Bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dahulu misalnya dengan larutan permanganas kalikus 1;10.000
d.
Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara sistemik.
e.
Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat dan refrakter, dalam jangka pendek.
f.
Pruritas dapat diobati dengan antihistamin golongan H1, misalnya hidroksisilin HCI>
5. Dermatitis statis a.
Cahaya berdenyut intens
b.
Diuretik
c.
Imunosupresan
d.
Istirahat
e.
Kortikosteroid
f.
Ligasi vaskuler
g.
Pelembab
h.
Terapi kompresi (NANDA NIC-NOC. 2015)
G. Masalah yang lasim muncul 1. Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi 2. Nyeri akut b.d lesi kulit 3. Resiko infeksi b.d lesi bercak-bercak merah pada kulit. (NANDA NIC-NOC. 2015)
H. Discharge planning 1. Gunakan kosmetik hipoalergen 2. Setelah mandi keringkan kulit dengan menepuk-nepuk bukan menggosok 3. Gunakan mild soap atau pengganti sabun 4. Jangan mandi terlalu lama karena akan membuat menjadi kering 5. Kenakan pelembab 6. Hindari penggunaan wool atau pemaparan terhadap iritan seperti ditergen dan gunakan ditergen yang tidak mengandung bahan pemutih. 7. Jangan menggaruk atau menggosok kulit 8. Penderita yang sedang menggunakan salep kortikosteroid atau krim sebaiknya hanya mengoleskan pada bagian kulit yang membutuhkan lalu dipijat secara perlahan.(NANDA NIC-NOC. 2015
A. Asuhan Keperawatan Teoritis 1.
Pengkajianteoritis Meliputi, namapanti/BPPLU, alamatpanti, tanggalmasuk, tanggalPengkajiandannomor register.
2.
Identitas Klien Meliputi identitas pasien yaitu namalansia,umur,
jenis kelamin, status perkawinan,
agama,suku, pendidikan, alamat, lama tinggal di panti, sumberpendapatan dan identitas penanggung jawab. 3.
Alasan kunjungan ke Panti
4.
Riwayat kesehatan Masalah kesehatan dahulu Apakah pasien pernah menderita penyakit gastritis pada masa anak-anak dan apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit. Masalah Kesehatan sekarang Pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual atau muntah Masalah kesehatan keluarga/keturunan Mungkinkah pasien yang menderita penyakit yang sama dengan pasien sekarang ini.
5. Status Fisiologis 1. Pola kebiasaan sehari-hari Aktivitas terganggu karena kelemahan fisik yang dialami pasien. 2. Pemeriksaan fisik Pada waktu melakukan inspeksi keadaan umum pasien lemah. Pada waktu Palpasi adanya nyeri ulu hati atau nyeri tekan abdomen. 3. Aktivitas/istirahat Gejala
: Malaise
4. Sirkulasi Tanda :
Takikardia
5. Eliminasi Gejala :
Konstipasi pada awitan awal
Tanda :
Distensi abdomen, nyeri ulu hati, nyeri tekan abdomen
6. Makan/cairan Gejala :
Anoreksia
Tanda :
Mual/muntah
7. Nyeri/kenyamanan Gejala :
Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus, yang meningkat berat
dan terkontaminasi pada Mc. Burney. Keluhan berbagai rasa nyeri/gejala tidak jelas
Tanda :
Perilaku berhati-hati, meningkatkan nyeri pada kuadran kanan karena
posisi ektensi kaki kanan/posisi duduk tegak. 8. Keamanan Tanda :
Demam (biasanya rendah)
9. Pernafasan Tanda :
Takipnea, pernafasan dangkal
10. Penyuluhan dan pembelajaran Gejala :
Riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen
No
Diagnosa keperawatan
1
NOC NIC Kerusakan integritas kulit Definisi : perubahan / gangguan epidermis issue integrity : skin and mucous Pressure management dan / atau dermis membranes anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar hemodyalis akses 1. hindari kerutan pada tempat tidur Batasan karateristik : Kerusakan lapisan kulit (dermis) kriteria hasil : 2. jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering gangguan permukaan kulit (epidermis) integritas kulit yang baik bisa 3. mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam invasi struktur tubuh dipertahankan (sensasi, elastisitas, sekali temperatur, hidrasi, pigmentasi) 4. monitor kulit akan adanya kemerahan Faktor yang berhubungan : eksternal tidak ada luka/lesi pada kulit 5. oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang zat kimia, radiasi perpusi jaringan baik tertekan usia yang ekstrim menunjukkan pemahaman dalam proses 6. monitor status nutrisi pasien kelembaban perbaikan kulit dan mencegah terjadinya 7. memandikan pasien dengan sabun dan air hangat hipertermia, hipotermia cedera berulang faktor mekanik (mis. Gaya gunting mampu melindungi kulit dan insision site care medikasi mempertahankan kelembaban kulit dan 1. membersihkan, mementau dan meningkatkan proses lembab perawatan alami penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan, imobilitasi fisik klip atau straples internal 2. monitor proses kesembuhan area insisi perubahan status cairan 3. monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi perubahan pigmentasi 4. bersihkan area sekitar jahitan atau staples, perubahan turgor menggunakan preparat antiseptic, sesuai program factor perkembangan 5. ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau Kondisi ketidak seimbangan nutrisi biarkan luka tetap terbuka sesuai program (mis:,obesitas, emasiasi) penurunan emunologis penurunan sirkulasi kondisi gangguan metaboli Gangguan sensasi Tonjolan tulang
02
Nyeri akut NOC NIC Definisi : pengalaman sesnsori dan emosional Pain level Pain manajemen yang tidak menyenangkan yang muncul Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif akibat kerusakan jaringan yang aktual atau Comport level termasuk lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas potensial atau digambarkan dalam hal dan factor presipitasi kerusakan yang sedemikian rupa Keriteria hasil 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan (international Association for the study of Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab 3. Gunakan tekhnik komunikasi terapeutik untuk pain) : awitan yang tiba-tiba atau lambat dari nyeri, mampu menggunakan tekhnik mengetahui pengalaman nyeri pasien intensitas ringan hingga berat dengan akhir nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri yang dapat di antisipasi atau di prediksi dan mencari bantuan) 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau berlangsung <6 bulan Melaporkan bahwa nyeri berkurang 6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang dengan menggunakan manajemen nyeri ketidak efektifan kontrol nyeri masa lampau Batasan karateristik Mampu mengenali nyeri (skala intensitas, 7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan Perubahan selera makan frekuensi dan tanda nyeri) menemukan dukungan Perubahan tekanan darah Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri 8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri Perubahan prekwensi jantung berkurang seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Perubahan prekwensi Pernafasan 9. Kurangi factor presipitasi nyeri Laporan isyarat 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologo, non Diaforesis farmakologi dan interpersonal) Prilaku distraksi ( mis: berjalan mondar11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi mandir mencari orang lain dan atau 12. Ajarkan tentang telhnik non farmakologi aktivitas lain, aktivitas yang berulang) 13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Mengekspresikan prilaku (mis: gelisa, 14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri merengek, menangis) 15. Tingkat istirahat Masker wajah (mis: mata kurang 16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan bercahaya,tampak kacau, gerakan mata tindakan tidak berhaasil berpencar atau tetap pada suatu focus 17. Monitor peneriman pasien tentang manajemen nyeri meringis) Sikap melindungi area nyeri Analgesic Administration Focus menyempit (mis: gangguan 1. Tentukan lokasi, karateristik, kualitas, dan derajat nyeri persepsi nyeri, hambatan proses berfikir, sebelum pemberian obat
penurunan intraksi dengan orang dan lingungan) Indikasi nyeri yang dapat di amati Perubahan posisi untuk mengurangi neri Sikap tubuh melindungi Dilatasi pupil Melaporkan nyeri secara verbal Gangguan tidur
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi 3. Cek riwayat alergi 4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu 5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan berat nyeri 6. Pilih rute pemberia secra IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
02
Nyeri akut NOC NIC Definisi : pengalaman sesnsori dan emosional Pain level Pain manajemen yang tidak menyenangkan yang muncul Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif akibat kerusakan jaringan yang aktual atau Comport level termasuk lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas potensial atau digambarkan dalam hal dan factor presipitasi kerusakan yang sedemikian rupa Keriteria hasil 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan (international Association for the study of Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab 3. Gunakan tekhnik komunikasi terapeutik untuk pain) : awitan yang tiba-tiba atau lambat dari nyeri, mampu menggunakan tekhnik mengetahui pengalaman nyeri pasien intensitas ringan hingga berat dengan akhir nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri yang dapat di antisipasi atau di prediksi dan mencari bantuan) 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau berlangsung <6 bulan Melaporkan bahwa nyeri berkurang 6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang dengan menggunakan manajemen nyeri ketidak efektifan kontrol nyeri masa lampau Batasan karateristik Mampu mengenali nyeri (skala intensitas, 7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan Perubahan selera makan frekuensi dan tanda nyeri) menemukan dukungan Perubahan tekanan darah Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri 8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri Perubahan prekwensi jantung berkurang seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Perubahan prekwensi Pernafasan 9. Kurangi factor presipitasi nyeri Laporan isyarat 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologo, non Diaforesis farmakologi dan interpersonal) Prilaku distraksi ( mis: berjalan mondar11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi mandir mencari orang lain dan atau 12. Ajarkan tentang telhnik non farmakologi aktivitas lain, aktivitas yang berulang) 13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Mengekspresikan prilaku (mis: gelisa, 14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri merengek, menangis) 15. Tingkat istirahat Masker wajah (mis: mata kurang 16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan bercahaya,tampak kacau, gerakan mata tindakan tidak berhaasil berpencar atau tetap pada suatu focus 17. Monitor peneriman pasien tentang manajemen nyeri meringis) Sikap melindungi area nyeri Analgesic Administration Focus menyempit (mis: gangguan 1. Tentukan lokasi, karateristik, kualitas, dan derajat nyeri persepsi nyeri, hambatan proses berfikir, sebelum pemberian obat
penurunan intraksi dengan orang dan lingungan) Indikasi nyeri yang dapat di amati Perubahan posisi untuk mengurangi neri Sikap tubuh melindungi Dilatasi pupil Melaporkan nyeri secara verbal Gangguan tidur Faktor yang berhubungan Agen cedera (mis: biologis, zat kimia, fisik, psikologis) 03
Resiko infeksi NOC Definisi : mengalami peningkatan resiko Immune status terserang organisme patogenik Knowledge : infection control Factor-factor resiko : Risk control Penyakit kronis DM Kriteria hasil Obesitas Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Pengetahuan yang tidak cukup untuk Mendiskripsikan proses penularan menghindari pemanjaan patogen penyakit, factor yang mempengaruhi Pertahanan tubuh primer yang tidak penularan serta penatalaksanaannya adekuat Menunjukkan kemampuan untuk Gangguan paritalsi mencegah timbulnya infeksi Kerusakan integritas kulit Jumlah leukosit dalam batas normal (pemasangan kateter intravena, Menunjukkan prilaku hidup sehat prosedur invasif) Perubahan sekresi pH Penuruna kerja siliaris Meroko Stasis cairan tubuh
-
Trauma jaringan (mis : trauma distruksi jaringan) Ketidak adekuatan pertahanan sekunder Penurunan hemoglobin Imunosupresi (mis; imunitas didapat tidak adekuat, agen farmaseutikal termasuk imunosupresan, steroid, antibodi monoklonal, imunomudulator)
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi 3. Cek riwayat alergi 4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu 5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan berat nyeri 6. Pilih rute pemberia secra IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur 7. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat 8. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala
NIC Infection control ( kontol infeksi) 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain 2. Pertahankan tekhnik isolasi 3. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan 4. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan 5. Gunakan bajau sarung tangan sebagai alat pelindung 6. Pertahankan linkungan aseptik selama pemasangan alat 7. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum 8. Gunakan kateter intermitrn untuk menurunkan infeksi kendung kencing 9. Tingkatkan intake nutrisi 10. Berikan terapi antibiotik bila perlu infection protection (proteksi terhadp infeksi) 11. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep 12. Ajarkan pasien tanda dan gejala infeksi 13. Ajarkan cara menghindari infeksi
14. Laporkan kecurigaan infeksi 15. Laporkan kultur positif
penurunan intraksi dengan orang dan lingungan) Indikasi nyeri yang dapat di amati Perubahan posisi untuk mengurangi neri Sikap tubuh melindungi Dilatasi pupil Melaporkan nyeri secara verbal Gangguan tidur
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi 3. Cek riwayat alergi 4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu 5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan berat nyeri 6. Pilih rute pemberia secra IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur 7. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat 8. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala
Faktor yang berhubungan Agen cedera (mis: biologis, zat kimia, fisik, psikologis) 03
Resiko infeksi NOC Definisi : mengalami peningkatan resiko Immune status terserang organisme patogenik Knowledge : infection control Factor-factor resiko : Risk control Penyakit kronis DM Kriteria hasil Obesitas Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Pengetahuan yang tidak cukup untuk Mendiskripsikan proses penularan menghindari pemanjaan patogen penyakit, factor yang mempengaruhi Pertahanan tubuh primer yang tidak penularan serta penatalaksanaannya adekuat Menunjukkan kemampuan untuk Gangguan paritalsi mencegah timbulnya infeksi Kerusakan integritas kulit Jumlah leukosit dalam batas normal (pemasangan kateter intravena, Menunjukkan prilaku hidup sehat prosedur invasif) Perubahan sekresi pH Penuruna kerja siliaris Meroko Stasis cairan tubuh
-
Trauma jaringan (mis : trauma distruksi jaringan) Ketidak adekuatan pertahanan sekunder Penurunan hemoglobin Imunosupresi (mis; imunitas didapat tidak adekuat, agen farmaseutikal termasuk imunosupresan, steroid, antibodi monoklonal, imunomudulator) Supresi respon inflamasi Vaksinasi tidak adekuat Pemajanan terhadap patogen Wabah Prosedur invansip Mainnutrisi
NIC Infection control ( kontol infeksi) 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain 2. Pertahankan tekhnik isolasi 3. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan 4. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan 5. Gunakan bajau sarung tangan sebagai alat pelindung 6. Pertahankan linkungan aseptik selama pemasangan alat 7. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum 8. Gunakan kateter intermitrn untuk menurunkan infeksi kendung kencing 9. Tingkatkan intake nutrisi 10. Berikan terapi antibiotik bila perlu infection protection (proteksi terhadp infeksi) 11. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep 12. Ajarkan pasien tanda dan gejala infeksi 13. Ajarkan cara menghindari infeksi
14. Laporkan kecurigaan infeksi 15. Laporkan kultur positif
DAFTAR PUSTAKA Amin huda Nurarief & hardi kusuma ,2015 Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosa
-
Trauma jaringan (mis : trauma distruksi jaringan) Ketidak adekuatan pertahanan sekunder Penurunan hemoglobin Imunosupresi (mis; imunitas didapat tidak adekuat, agen farmaseutikal termasuk imunosupresan, steroid, antibodi monoklonal, imunomudulator) Supresi respon inflamasi Vaksinasi tidak adekuat Pemajanan terhadap patogen Wabah Prosedur invansip Mainnutrisi
14. Laporkan kecurigaan infeksi 15. Laporkan kultur positif
DAFTAR PUSTAKA Amin huda Nurarief & hardi kusuma ,2015 Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosa medis dan Nanda Nic-Noc edisi revisi Jilid 2 jakarta
DAFTAR PUSTAKA Amin huda Nurarief & hardi kusuma ,2015 Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosa medis dan Nanda Nic-Noc edisi revisi Jilid 2 jakarta