BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan kedokteran, berdampak pula pada bidang gizi dan dietetik. Pelayanan gizi yang dilaksanakan di rumah sakit tentu senantiasa disesuaikan dengan perkembangan tersebut (Depkes, 2006). Melihat pertimbangan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 715/MENKES/SK/V/2003 tentang persyaratan hygiene sanitasi jasaboga yaitu bahwa masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan minuman yang dikelola usaha jasaboga yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi, agar tidak membahayakan kesehatan, disempurnakan sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Tujuan umum pembangunan kesehatan adalah mengusahakan kesempatan
yang
lebih
luas
bagi
setiap
penduduk
untuk
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi - tingginya dengan mengusahakan
pelayanan
yang
luas
dan
merata.
Sistem
penyelenggaraan makanan merupakan program terpadu dan terintegrasi dan subsistemnya adalah perencanaan anggaran belanja,
perencanaan
menu,
perencanaan
bahan
makanan,
perencanaan sarana dan prasarana, pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan, pengolahan bahan makanan, distribusi makanan, pencatatan dan pelaporan (Depkes, 2006 dalam Kusumastuti, 2009). Penyelenggaraan
makanan
Rumah
Sakit
adalah
suatu
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
makanan
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
kepada
pasien.
Kegiatan 4
penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan di Instalasi Gizi Rumah Sakit sebagai unit pelayanan gizi rumah sakit untuk memenuhi asupan zat gizi pasien. Penyelenggaraan makanan
rumah
sakit
dilaksanakan
dengan
tujuan
untuk
menyediakan makanan yang kualitasnya baik jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien yang membutuhkan (Ratna, 2009). Sasaran penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit adalah pasien maupun karyawan (pegawai). Sesuai dengan kondisi Rumah
Sakit
dapat
juga
dilakukan
penyelenggaraan
bagi
pengunjung (pasien rawat jalan atau keluarga pasien). Pemberian makanan yang memenuhi gizi seimbang serta habis termakan merupakan salah satu cara untuk mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari rawat inap (Depkes, 2006 dalam Ratna, 2009). Dalam penyelenggaraan makanan Rumah Sakit, standar masukan (input) meliputi biaya, tenaga, sarana dan prasarana, metode, peralatan sedangkan standar proses meliputi penyusunan anggaran
belanja
perencanaan makanan,
bahan
kebutuhan
penerimaan
makanan,
bahan dan
perencanaan
makanan,
penyimpanan
pembelian bahan
menu, bahan
makanan,
persiapan bahan makanan, serta pengolahan bahan makanan dan pendistribusian bahan makanan. Sedangkan standar keluaran (output) adalah mutu makanan dan kepuasan konsumen (Depkes, 2006).
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum penyelenggaraan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Manajemen Sistem Penyelenggaran Makanan pada Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju adalah memberikan gambaran sistem penyelenggaran makanan yang ada di LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
5
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju Kabupaten Mamuju. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui sistem penyelenggaraan yang ada di instalasi gizi RSUD Mamuju b. Menilai dapur dan peralatan.
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
6
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi 1. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju Rumah Sakit Umum Mamuju didirikan pada tahun 1982 dan difungsikan pada tahun 1984, sampai sekarang. Rumah Sakit Umum Mamuju pada tahun 1984 sampai dengan 1987 adalah UPT (Unit Pelayanan Tehnis) Kantor Depertemen Pelayanan Kesehatan Kabupaten Mamuju, tahun 1988 diambil alih sebagai UPT (Unit Pelayanan Tehnis) Dinas Kesehatan, tahun 2001 dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 40, tahun 2001
Rumah
Sakit
Umum
Mamuju
mengelola
personal
Keuangan dan Perlengkapan sendiri, maka pada tahun tersebut diusulkan ke Pemerintah Daerah berdasarkan Undang-Undang No.22 Tahun 2001 dan Keputusan Presiden No. 40 tahun 2001, maka terbitlah Peraturan Daerah No. 3 tahun 2003
tentang
Struktur Organisasi Lembaga Tekhnis. Sejak tahun 2003 Rumah Sakit Umum Mamuju berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju yang dipimpin dengan seorang Kepala Kantor yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati Mamuju. Namun, tetap ada hubungan secara tekhnis tentang kesehatan Kepada Dinas Kesehatan dan instansi
terkait
Pembangunan
mengenai kesehatan
hubungan yang
koordinasi
merupakan
upaya
Daerah untuk
memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 38 ayat 1 dan UUD nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Tujuan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju, yaitu: a. Meningkatkan
peran
serta
masyarakat
memanfaatkan
pengobatan gratis kelas III. LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
7
b. Memberikan
pelayanan
kesehatan
yang
memuaskan
pelanggan. c. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. d. Meningkatakan efesiensi
anggaran dalam mewujudkan
kepemerintahan yang baik “good govemance”. e. Penataan
ruang
wilayah
pembangunan
berwawasan
lingkungan. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan peleyanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. 2. Visi Rumah Sakit Umun Daerah Mamuju Dalam
menuju
pelaksanaan
pembangunan
kesehatan
terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan memiliki Visi yaitu :
“Pusat Pelayanan Kesehatan Dan Rujukan di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015 ”. 3. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju Untuk membuat RSUD mamuju sebagai pusat pelayanan kesehatan dan rujukan di ibu kota Provinsi Sulawesi barat ditempuh melalui misi sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperhatikan kepuasan pasien. b. Meningkatkan sarana dan prasarana layanan kesehatan. c. Meningkatkan
mutu
sumber
daya
kesehatan
yang
professional. d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang lebih baik.
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
8
STRUKTUR ORGANISASI RSUD MAMUJU Susunan Struktural Organisasi Perda No.12 Tahun 2007 Tanggal : 27 Desember 2007
Dalam struktur organisasi yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah, masing-masing mempunyai tugas pokok dan fungsi termasuk Direktur, Ka. Sub Bagian Tata Usaha dan beberapa seksi serta semua kelompok jabatan fungsional. Salah satu seksi yang menjadi pendukung dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju adalah seksi Instalasi Gizi dan Rekan Medik. Sebagaimana diketahui pada seksi Instalasi Gizi dan Rekan Medik mempunyai tugas dan fungsi masing-masing. Pada kegiatan observasi yang dilakukan, hanya dipusatkan pada pelaksanaan kegiatan penyedia dan pelayanan gizi terkhusus diruang Instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju.
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
9
B. Proses Penyelenggaraan Makanan 1. Perencanaan Di instalasi gizi RSUD Mamuju perencanaan yang di terapkan terdiri dari perencanaan anggaran dan perencanaan alat. a. Perencanaan Anggaran Perencanaan Anggaran adalah kegiatan penghitungan jumlah biaya yang diperlukan untuk penyediaan bahan makanan
bagi
konsumen.
menyelenggarakan
Anggaran
makanan
belanja
institusi
untuk
sebaiknya
direncanakan setahun sebelumnya. Anggaran tersebut meliputi bahan makanan, peralatan, pemeliharaan dan perbaikan
alat,
buruh
dan
kebutuhan
lain
yang
direncanakan. Utari (2009) yang mengutip pedoman teknis proses penyediaan
makanan
dalam
sistem
penyelenggaraan
makanan institusi (Depkes RI, 2003), prasyarat anggaran belanja makanan adalah sebagai berikut: 1. Adanya kebijakan institusi. 2. Tersedianya data peraturan pemberian makanan institusi. 3. Tersedianya data standar makanan untuk konsumen. 4. Tersedianya data standar harga bahan makanan. 5. Tersedianya data
rata-rata jumlah konsumen yang
dilayani. 6. Tersedianya siklus menu. 7. Tersedianya anggaran makanan. Di instalasi gizi RSUD Mamuju perencanaan anggaran diawali dengan pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Dalam pembuatan RKA dilakukan pembuatan siklus menu terlampir (Lampiran.1), menghitung jumlah pasien dan rata – rata pasien pertahun, pembuatan standar porsi, LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
10
standar
bumbu
dan
standar
harga
yang
terurai
perkelas/ruangan, (tergantung jumlah pasien pada tiap kelas (VVIP, VIP, Perawatan/Bangsal) serta pembuatan spesifikasi bahan makanan. Setelah perencanaan di setujui, dilakukan pembuatan Harga Perkiraan Sementara (HPS). HPS terdiri dari bahan makanan yang dibutuhkan pertahun. Perencanaan tersebut di atas sesuai dengan teori yang berlaku. b. Perencanaan Alat Di instalasi gizi RSUD Mamuju perencanaan alat disesuaikan
dengan
ruang
kelas
pasien
(VVIP,
VIP,
Perawatan/Bangsal) Pada kelas VVIP dan VIP alat yang di sediakan berupa piring dan mangkuk berwarna putih sedangkan
pada
kelas
perawatan/bangsal
dengan
menggunakan rantang plastik. Adapun makanan diantar ke pasien dengan menggunakan trolly pada setiap kelas. 2. Pengadaan Bahan Makanan Pengadaan makanan adalah serangkaian kegiatan dimulai dari
perencanaan
pengadaan
bahan
macam
dan
makanan
jumlah
hingga
bahan
proses
makanan, penyediaan
makanan matang bagi pasien dan karyawan di RS. Pembelian makanan dilakukan dengan menggunakan sistim pembelian lewat rekanan yang sebelumnya dilakukan dengan penunjukan
langsung.
Pembelian
/
penunjukan
adalah
penunjukan rekanan sebagai pelaksana pembelian tanpa melalui pelelangan / penawaran / umum / terbatas dan dilakukan di antara sekurang – kurangnya tiga penawaran rekanan mampu. Pembelian bahan makanan terbagi menjadi 2, yaitu pembelian bahan makanan basah dan bahan makanan kering. Mempunyai rekanan yang berbeda – beda untuk setiap pemesanan bahan makanan. Pembelian makanan kering LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
11
dilakukan secara berkala. Tetapi kurun waktunya tidak menentu. Untuk pembelian bahan makanan basah dilakukan setiap hari karena bahan makanan basah langsung diolah pada hari itu juga. (Aritonang, 2012) Di instalasi gizi RSUD Mamuju dalam pengadaan bahan makanan menggunakan sistem pihak ketiga atau ada rekanan (belanja tidak langsung) yang dimana pihak rumah sakit hanya memberikan hasil rekap bahan yang di butuhkan selama proses penyelenggaraan makanan. Pembelian bahan makanan terbagi atas 2, yaitu bahan makanan kering dengan pembelian sekali sebulan dan bahan makanan basah dengan pembelian dua hari sekali. Proses pengadaan tersebut di atas sebagian besar telah sesuai dengan teori yang berlaku namun pada pengadaan bahan makanan basah semestinya di lakukan tiap hari untuk tetap menjaga kesegaran bahan makanan. 3. Penerimaan Sistem penerimaan bahan makanan menggunakan sistem penerimaan
konvensional
yaitu
petugas
penerimaan
mengetahui jenis dan jumlah pemesanan bahan makanan. Petugas penerimaan mengecek kesesuaian bahan makanan yang diterima berdasarkan bon pemesanan bahan makanan, penerimaan bahan makanan terbagi dua, yaitu : a. Bahan makanan basah seperti daging sapi, ikan, cumi, udang, sayur – sayuran dan lain – lain di terima tiap hari. b. Bahan makanan kering seperti bawang merah, bawang putih, kemiri dan lain – lain di terima tiap bulan atau pun tiap minggu. (Aritonang, 2012) Di instalasi gizi RSUD Mamuju penerimaan bahan makanan dilakukan dengan menimbang bahan makanan yang diterima dan disesuaikan dengan spesifikasi bahan makanan yang telah LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
12
dibuat. Bahan makanan ada 2 jenis yaitu bahan makanan kering dan bahan makanan basah. Bahan makanan kering diterima oleh pihak rumah sakit sekali sebulan dan bahan makanan basah diterima setiap 2 hari sekali. Penerimaan bahan makanan ini telah sesuai dengan teori yang berlaku. 4. Penyimpanan Penyimpanan bahan makanan terbagi menjadi dua yaitu : a) Penyimpanan basah Penyimpanan bahan makanan basah dilakukan di lemari pendingin. Penyimpanan bahan makanan basah meliputi : penyimpanan daging, ikan, sayuran, dan buah – buahan.
Bahan
makanan
basah
penyimpanannya dengan metode
(ikan
dan
sayuran)
Just In Time (JIT).
b) Penyimpanan kering Penyimpanan ini dilakukan pada bahan makanan kering, yaitu : mie instan, gula pasir, gula jawa, telur ayam, susu, the, dll. Penyimpanan dilakukan di gudang bahan makanan kering. Sedangkan bahan makanan seperti gula pasir disimpan dalam karung. Penyaluran bahan makanan kering setiap harinya dicatat pada buku bantu kemudian direkap dan dicatat pada buku stok untuk mengetahui stok bahan makanan kering setiapa bulan dilaporkan kebagian keuangan. (Aritonang, 2012) Di
instalasi
gizi
RSUD
Mamuju
penyimpanan
bahan
makanan dilakukan dengan membedakan tiap jenis bahan makanan dan alat yaitu gudang bahan makanan kering, basah dan alat. Masing – masing gudang bahan disesuaikan dengan suhu yang sesuai dengan bahan. Letak dan jarak antar bahan juga sangat diperhatikan. Gudang tersebut terdapat dalam satu
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
13
ruangan yang sama karena gedung instalasi RSUD Mamuju masih gedung sementara karena masih dalam pembangunan. Proses penyimpanan di instalasi gizi RSUD Mamuju belum sesuai dengan teori di karenakan status gedung instalasi gizi yang masih dalam tahap pembangunan gedung dan sekarang berada pada gedung sementara. 5. Persiapan Persiapan
bahan
makanan
merupakan
suatu
proses
kegiatan dalam rangka mempersiapkan bahan makanan dan bumbu – bumbuan sebelum dilakukan kegiatan pengolahan (termasuk proses pencucian bahan makanan, pemotongan, pengadukan, pengasinan, pengasaman, ataupun membuat adonan sesuai dengan resep hidangan. Kegiatan pada persiapan bahan makanan meliputi : a) Persiapan bahan makanan pokok b) Persiapan lauk c) Persiapan sayur d) Persiapan buah e) Persiapan bumbu (Aritonang, 2012) Di instalasi gizi RSUD Mamuju dalam melakukan persiapan sebelumnya perlu diketahui standar menu, standar resep dan standar bumbu. Persiapan alat dan bahan makanan di sesuaikan dengan menu yang telah di atur pada siklus menu. Proses persiapan di instalasi gizi RSUD Mamuju telah sesuai dengan teori yang berlaku. 6. Pengolahan Kegiatan penyelenggaraan makanan diawasi langsung oleh bagian penyelenggaraan makanan. Pengawasan dilakukan pada setiap penyelenggaraan makanan. Pengolahan bahan makanan adalah suatu proses kegiatan mengubah bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan., LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
14
berkualitas makanan
aman
untuk
dikonsumsi.
Pengolahan
bahan
merupakan suatu proses kegiatan terhadap bahan
makanan (yang telah dipersiapkan dan dipotong – potong) dan bumbu untuk diperlukan sesuai resep dengan media air, udara atau kombinasi lemak, air, udara dalam meningkatkan cita rasa dan nilai cerna bahan makanan. Pengolahan bahan makanan dibagi menjadi : a) Pengolahan makanan pokok b) Pengolahan lauk hewani c) Pengolahan lauk nabati d) Pengolahan sayuran (Aritonang, 2012) Di instalasi gizi RSUD Mamuju pada tahap pengolahan masing – masing bahan makanan diolah sesuai dengan kriteria suhu, waktu dan jenis diet yang ditentukan dan porsi berbeda sesuai diet dan kebutuhan energi pasien Pada proses pengolahan di instalasi gizi RSUD Mamuju umumnya telah sesuai dengan teori namun, keadaan gedung sementara yang sempit menyebabkan karyawan melakukan pengolahan di tempat yang sama. 7. Distribusi Pelayanan dan distribusi makanan ke konsumen (semua kelas) secara keseluruhan menggunakan sistem sentralisasi. Sistim sentralisasi makanan didistribusikan dan disajikan dalam alat makan di ruang dapur sentral. Makanan disajikan dengan alat makan atau plato diruang penyajian dapur sentral kemudian didistribusikan oleh pramusaji ke ruang rawat menggunakan trolly. (Aritonang, 2012) Di instalasi gizi RSUD Mamuju distribusi makanan dilakukan secara
langsung
(sentralisasi)
yaitu
makanan
langsung
dibagikan ke wadah pasien lalu dimasukkan ke troly dan dibawa ke masing – masing ruang pasien. LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
15
Pada proses pendistribusian di instalasi gizi RSUD Mamuju telah sesuai dengan teori yang berlaku. 8. Penyajian Di instalasi gizi RSUD Mamuju makanan disajikan ke masing - masing ruangan pada waktu - waktu tertentu yaitu: a) Pagi pukul 06.00 WITA b) Selingan pagi pukul 10.00 WITA c) Siang pukul 12.00 WITA d) Selingan sore pukul 16.00 WITA e) Malam pukul 17.43 WITA Namun pada saat observasi penyajian makanan mengalami keterlambatan karena adanya karyawan yang tidak bekerja (sakit) dan tidak bisa di gantikan oleh karyawan lain. C. PERENCANAAN
HAZARD
ANALYSIS
CRITICAL
CONTROL
POINTS (HACCP) 1. Team HACCP a. Jaminan mutu Peran : Menjamin Ayam goreng bumbu kecap agar menjadi makanan yang bergizi dan aman dikonsumsi Tugas : Indri Afsari Sarre b. Perencanaan Peran : Mengawasi bagaimana perencanaan menu Ayam goreng bumbu kecap sebelum diolah Tugas : Desy Hardyanti c. Pengolahan Peran : Mengolah bahan makanan hingga menjadi makanan siap saji dengan
memperihatikan aspek - aspek keamanan
pangan. (Aritonang, 2012) Tugas : Desy Hardyanti, Indri Afsari Sarre, St. Nurjannah, Nila Wahyuli, Purwanti, Irmayana, Hartati, Imanuel Arruan Linggi LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
16
2. Definisi HACCP dan CCP Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) adalah suatu pendekatan utk mengenal dan mengukur bahaya yg spesifik sebagai upaya pencegahan utk menjamin keamanan makanan. HACCP juga berguna sebagai alat utk mengukur tingkat bahaya, menduga perkiraan resiko dan menetapkan ukuran yg tepat dlm pengawasan, dg menitikberatkan pd pencegahan dan pengendalian proses pengolahan makanan. Critical Control Points (CCP) adalah suatu titik tahap atau prosedur di mana pengendalian dapat diterapkan sehingga bahaya keamanan pangan dapat di cegah, dihilangkan, atau dikurangi sampai tingkat yang dapat diterima. (Thaher, 2005) 3. Target HACCP a. Tujuan Umum Mencegah atau mengurangi kerusakan makanan dan penyakit yang timbul melalui makanan b. Tujuan Khusus 1. Mengevaluasi
cara
memproduksi
makanan
untuk
mengetahui bahaya yang mungkin timbul dari makanan 2. Memperbaiki
cara
memproduksi
makanan
dengan
memberikan perhatian khusus terhadap proses-proses yang dianggap kritis 3. Memantau dan mengevaluasi cara - cara penanganan dan pengolahan makanan serta penerapan sanitasi dalam memproduksi makanan. (Aritonang, 2012) 4. Deskripsi Produk a) Nama Produk : Ayam Goreng Bumbu Kecap. Merupakan salah satu jenis bahan makanan yang diproduksi di dalam instalasi Gizi untuk pasien. Ayam Goreng Bumbu
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
17
Kecap merupakan masakan lauk hewani untuk siklus menu harian instalasi Gizi yaitu siklus menu hari ke pertama untuk makan siang. b) Bahan : a. Daging Ayam b. Bawang Merah c. Bawang Putih d. Kecap Manis e. Lombok Besar f.
Garam
g. Minyak Goreng c) Konsumen : Pasien dengan diet makanan biasa (MB). d) Cara penyimpanan : Ditempatkan dalam piring, disimpan dalam baki tertutup. e) Cara distribusi : Di tempatkan dalam piring, disimpan dalam baki tertutup dan terpisah dari bahan mentah. Cara mengkonsumsi diletakkan dipiring, diambil dengan sendok f) Jumlah porsi : Untuk 8 porsi g) Cara Produksi Singkat Cara Pembuatan : a. Bahan daging di potong dan di cuci bersih b. Goreng ayam dengan minyak panas dan tiriskan c. Haluskan bawang merah, bawang putih dan garam d. Potong – potong menyerong lombok besar e. Tumis bumbu yang telah di haluskan hingga harum kemudian masukkan ayam goreng, kecap dan lombok besar. f.
Aduk rata dan tunggu hingga bumbu meresap sempurna.
g. Hidangkan pada piring saji. LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
18
5. Ingredients (Komposisi) a. Daging Ayam b. Bawang Merah c. Bawang Putih d. Kecap Manis e. Lombok Besar f.
Garam
g. Minyak Goreng 6. Analisis Bahaya dan Kategori Resiko a. Analisis Bahaya Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya Nama Masakan : Ayam Goreng Bumbu Kecap
NO
BAHAN MENTAH / INGRIDIEN / BAHAN TAMBAHAN
BAHAYA (B(M)/K/F) M K
1
2
3
JENIS BAHAYA Ulat, bakteri. Virus Penyuntikan vaksin
Daging ayam
Bawang putih
Bawang merah
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
CARA PENCEGAHAN
Pencucian, pemasakan Pemilihan dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan kualitas bahan dengan mengamati kualitas secara organoleptik yaitu meliputi warna dan bau bahan makanan. Pemilihan bahan yang baik
F
Memar
M
Serangga
Disortir
K
Pestisida
Pemilihan bahan yang baik
F
Benturan
Perlakuan yang baik
M
Serangga
Disortir
K
Pestisida
Pemilihan bahan yang baik
F
Benturan
Perlakuan yang baik
19
4
5
6
M
Jamur, semut
K
Pengawet
M
Bakteri pembusuk
Pencucian
K
Pestisida
Pencucian
F
Benturan
Perlakuan yang baik
F
Batu, kayu
Disortir
Pengawet, saponifikasi Besi, tembaga dan logam E-coli, salmonella
Memperhatikan suhu dan kemasan
Kecap manis
Lombok besar
Garam
K 7
Minyak goreng F
8
9
10
Pencucian bahan makanan
Pemotongan bahan makanan
Pengolahan
Ditutup rapat, penyimpanan yang baik Pemilihan bahan yang baik
M
dengan hati – hati Cuci tangan Disortir, penyaringan air Cuci tangan, pemasakan Pemilihan alat yang baik
F
Pasir, kapur
M
Bakteri
K
Karatan alat
K
Suhu yang terlalu tinggi
Mengatur titik normal
F
Rambut
Disortir
Keterangan : M : Mikrobiologis K : Kimia F : Fisik
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
20
b. Analisis Bahaya Resiko Tabel 2. Analisis Bahaya Resiko Produk/Bahan Nama Masakan : Ayam goreng bumbu kecap Bahan Mentah 1. Daging Ayam 2. Bawang Merah 3. Bawang Putih 4. Kecap manis 5. Lombok besar 6. Garam 7. Minyak Goreng
Keterangan
A
Kelompok Bahaya B C D E
F
Kategori Resiko
-
+
-
+
+
+
IV
-
+ + + + + +
+ -
+ -
+ -
+ + + + +
IV I I II II II II
:
A : Produk untuk konsumen beresiko tinggi B : Mengandung bahan yang sensitive terhadap bahaya biologis C : Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya D : Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan E : Kemungkinan kesalahan yang sama selama penyajian, distribusi, penjualan dan konsumsi F : Tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
21
7. Diagram Alir Proses Sortasi
Sortasi
Ayam
Dipotong
Limbah
Lombok Besar
Limbah
Air
Sortasi
Bawang Putih
Dipotong Air
Dicuci
Air
Digoreng
Bawang Merah
Di ulek
Garam
Penumisan bumbu Pemasakan/ pencampuran bahan
Kecap
Wadah Piring Penyajian 8. CCP Dessission Tree Tabel 3. Penetapan Titik Kritis (CCP) Nama Masakan
: Ayam Goreng Bumbu Kecap
BAHAN MENTAH/ NO
INGRIDIEN / BAHAN TAMBAHAN
1
Daging ayam
2
Bawang putih
3
Bawang merah
BAHAYA POTENSIAL M : ulat K : vaksin F : memar M : serangga K : pestisida F : benturan M : serangga K : pestisida F : benturan
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
P1
P2
√ √ √
√ √ √
√
√
×
√ ×
√
P3
P4
P5
P6
KESIMPULAN CCP CCP CCP CCP CCP Bukan CCP CCP CCP Bukan CCP
22
4
5 6
Kecap manis
Lombok besar Garam
7
Minyak goring
8
Pencucian bahan makanan
9
Pemotongan bahan makanan
10
Pengolahan
M : jamur, semut K : pestisida F : benturan M : bakteri K : pestisida F : benturan
√ √
√ √
CCP CCP Bukan CCP
√ √
×
CCP CCP Bukan CCP
F : batu, kayu
×
Bukan CCP
M : bakteri K : pengawet F : logam M : e-coli K : pasir, kapur M : bakteri K : karatan alat M : suhu yang terlalu tinggi K : rambut
√ √ √ √ √
×
√ √
√
√ √ √ √ √
CCP CCP CCP CCP CCP
√
CCP CCP
×
Bukan CCP
×
Bukan CCP
Keterangan : P1
: Apakah bahan mentah mengandung bahaya sampai pada tingkat yang berbahaya?
P2
: Apakah pengolahan atau penanganan selanjutnya (termasuk cara penggunaan oleh konsumen) dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai pada tingkat yang aman?
P3
: Apakah formulasi / komposisi atau struktur produk antara atau produk akhir penting untuk mencegah meningkatnya bahaya sampai pada tingkat yang tidak dapat diterima
P4
: Mungkinkah kontaminasi ulang terjadi ? Mungkinkah bahaya akan meningkat?
P5
: Apakah pengolahan atau penanganan (termasuk penggunaan oleh konsumen) dapat menhilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas aman?
P6
: Apakah tahap proses ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas aman?
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
23
10. Standar Operating Procedure Standar operating procedure pada produksi pembuatan Ayam Goreng Bumbu Kecap terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5. Sortasi Bahan Pengertian : Upaya Pemilihan bahan makanan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sehingga tidak ditemukan bahan makanan yang cacat atau rusak. Tujuan
: Mendapatkan bahan makanan yang berkualitas bagus unuk menghasilkan produk yang bernilai tinggi
Kebijakan
: 1. Dipilih bahan yang tidak mengalami kerusakan, pembusukan dan masih segar. 2. Bahan makanan yang dipilih sesuai dengan spesifikasi
bahan
makanan
yang
sudah
ditetapkan. Prosedur
: 1. Bahan makanan diletakkan diatas plastik yang terbuka 2. Dipilih bahan makanan yang masih segar, tidak rusak dan tidak busuk
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
24
Tabel 6. Pencucian Bahan Makanan Pengertian
:
Upaya
untuk
membersihkan
bahan
makanan
dengan menggunakan air sehingga bahan makanan tersebut dapat dikatakan bersih dari kotoran Tujuan
: Menghilangkan
kotoran
yang
melekat
atau
bercampur dengan bahan makanan Kebijakan
: Bahan makanan dicuci dengan air bersih dari sumber air bersih dan aman serta jumlahnya cukup
Prosedur
: 1. Bahan makanan dicuci dengan air mengalir. 2. Bahan makanan yang telah dicuci diletakkan diwadah yang bersih dan kering
Tabel 7. Pencampuran bahan Makanan Pengertian : Upaya untuk mencampur bahan makanan yang satu dengan bahan makanan yang lain untuk membuat atau mengolah makanan tertentu dan diharapkan mendapatkan hasil yang baik. Tujuan
: Mendapatkan produk makanan yang rasanya enak dan berkualitas bagus.
Kebijakan
: Bahan makanan dicampur dengan menggunakan alat yang sesuai dan alat tersebut harus bersih
Prosedur
: 1. Bahan
makanan
yang
akan
dicampur
dipersiapkan 2. Lakukan pencampuran bahan makanan dengan baik.
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
25
Tabel 8. Pengolahan Ayam Goreng Pengertian : Proses kegiatan terhadap bahan makanan dan bumbu yang telah dipersiapkan untuk membuat ayam goreng, dengan cara menggunakan cara pemasakan seperti menggoreng meningkatkan nilai cita
rasa,
nilai
cerna
bahan
makanan
dan
menghilangkan/mematikan kuman - kuman atau jasad renik yang berbahaya. Tujuan
: Meningkatkan cita rasa, nilai cerna bahan makanan dan membunuh sebagian atau seluruh jasad renik,terutama yang tidak tahan panas, sedangkan perlakuan pengolahan lainnya mungkin hanya memperlambat kecepatan pertumbuhan jasad renik.
Kebijakan
: 1. Dimasak pada suhu dan waktu yang sehingga memungkinkan mematikan atau menghilangkan jasad renik. 2. Dimasak dan dibumbui sehingga memiliki cita rasa yang diinginkan
Prosedur
: 1. Cuci bersih bahan untuk membuat Ayam goreng bumbu kecap. 2. Goreng ayam dan tiriskan 3. Ulek bawang merah dan bawang putih 4. Potong menyerong lombok besar 5. Campurkan Ayam, bumbu, dan lombok yang telah disiapkan.
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
26
Tabel 9. Penyajian Ayam Goreng Bumbu Pengertian : Upaya memperlakukan bahan makanan sedemikian rupa, sehingga pemanfaatan bahan makanan dapat diatur menurut keperluan dan kebutuhan serta terjaminnya mutu dan jumlahnya. Tujuan
: Tujuan tahap ini adalah mempertahankan kondisi bahan
makanan
gangguan
,mencegah
lingkungan
kerusakan
bahan
atau
makanan,
menyediakan kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan dengan kualitas dan waktu yang sesuai Kebijakan
: 1. Bahan makanan disimpan pada suhu dengan lama penyimpanan yang sesuai 2. bahan makanan disimpan ditempat atau wadah yang sesuai denganjumlahnya dan jenisnya.
Prosedur
: 1. Bahan makanan harus terpisah dari makanan siap santap. 2. Bahan makanan ditutup dalam kantung plastik yang rapat dan dipisahkan dari makanan lain kalau mungkin dalam lemari yang berbeda,kalau tidak letaknya harus berjauhan . 3. Makanan yang disimpan tidak lebih dari dua atau tiga hari harus sudah dipergunakan 4. Disimpan pada lemari es.
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
27
Tabel 10. Tahap Distribusi Pengertian : Serangkain kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan komsumen yang dilayani. Tujuan
: Tujuan tahap ini konsumen mendapatkan makanan sesuai dengan kondisi kesehatanya sehingga dapat mempercepat penyembuhan penyakit.
Kebijakan
: 1. Makanan ditutup dengan menggunakan tudung saji 2. Makanan ditempat atau wadah yang sesuai dengan jumlahnya dan jenisnya
Prosedur
:
1. Makanan ditempatkan dan diwadahi sesuai dengan jumlah dan jenis 2. Tutup makanan dengan menggunakan tudung saji 3. Antarkan makanan dengan menggunakan troly
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
28
BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Dari hasil observasi dapat ditarik kesimpulan : 1. Ruang
pengolahan
makanan
yang
masih
sempit
sehingga
membuat para karyawan tidak leluasa bergerak pada saat pengolahan makanan. 2. Proses penyelenggaraan makanan sudah berjalan maksimal tetapi distribusi makanan kepada pasien masih tidak sesuai dengan jadwal pendistribusian karena keterbatasan tenaga di instalasi gizi. 3. Risiko bahaya pada berbagai bahan makanan seperti bahaya Biologi, Kimia dan Fisik tentu ada tetapi setelah mengalami proses pengolahan risiko bahaya tersebut sudah bisa teratasi dan aman untuk dikonsumsi. B. Saran Penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUD Mamuju umumnya telah dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada namun masih ada beberapa hal yang sebaiknya untuk dibenahi,diantaranya: 1. Proses penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUD Mamuju sebaiknya menyediakan ruangan untuk mengolah makanan yang lebih besar walaupun masih gedung sementara. 2. Sebaiknya menambah fasilitas peralatan seperti trolly dan lemari penyimpanan bahan makanan. 3. Hygiene perorangan dan Sanitasi lingkungan kerja sebaiknya ditingkatkan serta diterapkan dalam melaksanakan rutinitas kerja setiap hari
LAPORAN PBL MSPMI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU
29