BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Tujuan Percobaan
Membuat sediaan emulsi dengan menggunakan emulgator alami dan sintetis serta mengamati stabilitas sediaan emulsi
I.2.
Dasar Teori
Emulsi adalah suatu sistem s istem termodinamik yang stabil, suatu system heterogen yangterdiri dari paling sedikit 2 cairan yang tidak bercampur, dimana salah s alah satunya sebagai
fase
dalam fase
terdispersi
(fase
internal) terdispersi secara
seragam dalam bentuk tetesan – tetesan tetesan kecil pada medium pendispersi (fase eksternal) yang distabilkan dengan emulgator yang cocok. Komponen Emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu : 1. Komponen Dasar Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi, biasanya terdiri dari :
Fase dispersi / fase internal / fase diskontinyu
Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain.
Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
Emulgator
Adalah bagian Berupa zat yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi. 2. Komponen Tambahan Bahan tambahan yang yang sering ditambahkan pada pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih
baik.
Misalnya
corrigen
saporis,odoris,
colouris, preservatif (pengawet),
antoksidant. Preservatif yang digunakan antara lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat, dll. Antioksidant yang digunakan antara lain asam askorbat, L.tocoperol, asam sitrat, propil gallat dan asam gallat.
Tipe Emulsi Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu : Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak sebagai fase internal dan air fase eksternal. Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase internal sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal. Bahan Pengemulsi (Emulgator) o
Emulgator alam
Yaitu Emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi tiga golongan : 1. Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan Bahan-bahan karbohidrat , bahan-bahan alami seperti akasia (gom), tragakan, agar, kondrus dan pectin. Bahan-bahan ini membentuk koloid hidrofilik
bila
ditambahkan kedalam air dan umumnya menghasilkan emulsi m/a.
Gom arab
Sangat baik untuk emulgator tipe O/W dan untuk obat minum. Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom arab berdasarkan 2 faktor yaitu : a. Kerja gom sebagai koloid pelindung b. Terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengendapan cukup kecil sedangkan masa mudah dituang (tiksotropi). -
Lemak-lemak padat : PGA sama banyak dengan lemak padat.
-
Minyak atsiri : PGA sama banyak dengan minyak atsiri.
-
Minyak lemak : PGA ½ kali berat minyak.
-
Minyak lemak + minyak atsiri + Zat padat larut dalam minyak lemak.
-
Bahan obat cair BJ tinggi seperti cloroform dan bromoform.
-
Balsam-balsam.
-
Oleum lecoris aseli
Tragacanth
o
Agar-agar
Chondrus
Emulgator lain Pektin, metil selulosa, CMC 1-2 %.
2.
Emulgator alam dari hewan Zat-zat protein seperti : gelatin, kuning telur, kasein, dan adeps lanae. Bahan-bahan ini menghasilkan emulsi tipe m/a. kerugian gelatin sebagai suatu zat pengemulsi adalah sediaan menjadi terlalu cair dan menjadi lebih cair pada pendiaman.
3. Emulgator alam dari tanah mineral Zat padat yang terbagi halus, seperti : tanah liat koloid termasuk bentonit, magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida. Umumnya membentuk emulsi tipe m/a bila bahan padat ditambahkan ke fase air jika jumlah volume air lebih besar dari minyak. Jika serbuk bahan padat ditambahkan dalam minyak dan volume fase minyak lebih banyak dari air, suatu zat seperti bentonit sanggup membentuk suatu emulsi a/m. Selain itu juga terdapat Veegum / Magnesium Aluminium Silikat
o
Emulgator buatan 1. Sabun 2. Tween 20; 40; 60; 80 3. Span 20; 40; 80
Kestabilan Emulsi
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil,sehingga dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkan. Tujuan dari penstabilan adalah untuk mencegah pecahnya atau terpisahnya antara fase terdispersi dengan pendispersinnya. Dengan penambahan emulgator berarti telah menurunkan tegangan permukaan secara bertahap sehingga akan menurunkan energi bebas pembentukan emulsi, artinya dengan semakin rendah energi bebas pembentukan emulsi akan semakin mudah. Namun kesetabilan emulsi juga dipengaruhi beberapa faktor lain yaitu, ditentukan gaya – gaya: a. Gaya tarik – menarik yang dikenal gaya Van der walss. Gaya ini menyebabkan partikel – partikel koloid membentuk gumpalan lalu mengendap
b. Gaya tolak – menolak yang terjadi karena adanya lapisan ganda elektrik yang muatannya sama saling bertumpukan. Ada beberpa faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi yaitu sebagai berikut : a. Tegangan antarmuka rendah b. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka c. Tolakkan listrik double layer d. Relatifitas phase pendispersi kecil e. Viskositas tinggi Sedangkan bentuk – bentuk ketidak stabilan dari emulsi sendiri ada beberapa macam yaitu sebagai berikut : a. Flokulasi, karena kurangnya zat pengemulsi sehingga kedua fase tidak tertutupi oleh lapisan pelindung sehingga terbentuklah flok – flok atau sebuah agregat. b. Koalescens, yang disebabkan hilangnya lapisan film dan globul sehingga terjadi pencampuran. c. Kriming, adanya pengaruh gravitasi membuat emulsi
memekat pada daerah
permukaan dan dasar. d. Inversi massa (pembalikan massa ) yang terjadi karena adannya perubahan viskositas. e. Breaking/demulsifikasi, lapisan film mengalami pemecahan sehingga hilang karena pengaruh suhu. Emulsi
dapat
mengalami
kestabilan
namun
juga
dapat
mengalami
kerusakan
(Demulsifikasi) dimana rusaknya emulsi ini disebabkan faktor suhu, rusaknya emulgator sendiri, penambahan elektrolit sehingga semua ini akan dapat menyebabkan timbulnya endapan atau terjadi sedimentasi atau membentuk krim. Contoh penggunaan proses demulsifikasi dengan menambahkan elektrolit guna pemisahan karet dalam lateks yaitu menambahkan asam format asam asetat.
BAB II DATA PREFORMULASI Preformulasi Zat Aktif Senyawa : Parafin Cair ( Paraffinum Liquidum) Kelompok :3 Nama : 1. Ilsa Nurohman 2. Esta Angreni 3. Fiftianti 4. Rista Marta 1. Warna : Tidak berwarna atau transparan
2. Rasa
: Tidak berasa
3. Bau
: Tidak berbau
4. Penampilan
: Cairan kental
5. Ukuran partikel
:-
6. Kelarutan
:
Air Etanol Kloroform Eter 7. Titik lebur dan DSC
: Tidak larut : Tidak larut : Larut : Larut :-
8. Bobot Jenis
: 0,870 gram / ml
9. pH, konsentrasi larutan dalam H2O
:-
10. Pka dan koefisien partisi
: -
11. Kecepatan disolusi dalam: a. Permukaan tetap
:-
b. Suspensi
:-
12. Stabilitas
:-
13. Khasiat
: Laksativum
14. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
Emulsi I
Formula I
Minyak jagung PGA
Aqua pro PGA Aqua ad ( )
Formula II
Minyak jagung PGA
Aqua pro PGA
Aquadest ad ( )
Emulsi II
Formula I
Paraffin cair Emulgator -
Tween
80
Tween 80 = 15
11
12 -
CMC =
3
1
Aquadest ad ( )
Formula II
Paraffin cair Emulgator -
CMC
Tween 80 = 15
11
12 -
CMC =
1
3
Aquadest ad ( )