LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA IDENTIFIKASI SENYAWA-SENYAWA SENYAWA-SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL, FENOL, DAN ASAM KARBOKSILAT
Disusun Oleh : Inna Muthmainnah 260110120151
LABORATORIUM ANALISIS FISIKOKIMIA 2 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014
IDENTIFIKASI SENYAWA-SENYAWA SENYAWA-SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL, FENOL, DAN ASAM KARBOKSILAT I.
Tujuan
Mengetahui dan memahami identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. II.
Prinsip
2.1.Prinsip Reaksi Identifikasi Senyawa Golongan Alkohol 1. Terbentuk ester jika ditambahkan asam karboksilat yang dapat diamati dari aromanya 2.2.Prinsip Reaksi Identifikasi Senyawa Golongan Fenol 1. Fenol ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk kompleks berwarna 2. Fenol pengkopelan dengan reagensia diazotasi 3. Fenol ditambahkan pereaksi Marquis akan terbentuk kompleks berwarna 2.3.Prinsip Reaksi Identifikasi Senyawa Golongan Asam Karboksilat 1. Asam dapat memerahkan lakmus biru 2. Asam dapat tersublimasi jika dipanaskan 3. Asam dapat teresterifikasi dengan alkohol III.
Reaksi
3.1.Golongan Alkohol
Etanol a. Esterifikasi dengan asam benzoat dan asam salisilat
(Fessenden, 1981).
b. Iodoform
c. K 2Cr 2O7 dalam H2SO4 50%
Gliserin a. CuSO4 + NaOH
Mentol a. H2SO4 + salisilaldehid
3.2.Golongan Fenol
Fenol a. FeCl3
b. K 2Cr 2O7
c. p-DAB
(Kelly, 2009).
Nipagin a. FeCl3
b. HNO3
Hidrokinon a. FeCl3
(Fessenden, 1981). b. NaOH
(Fessneden, 1981).
Resorsinol a. FeCl3
3.3.Asam karboksilat
Asam tartrat a. CuSO4 + NaOH
Asam Benzoat a. FeCl3
(Svehla, 1985) IV.
Alat dan Bahan
a. Alat 1. Kaca arloji 2. Kaca obyek 3. Pelat tetes 4. Pembakar bunsen 5. Penangas air 6. Penjepit kayu 7. Pipet tetes 8. Spatel 9. Tabung reaksi 10. Tisu
b. Bahan 1. Bahan alkohol
Ammonium hidroksida
Vanillin
2. Bahan Fenol
Ammonium
Asam benzoat
Asam salisilat
Asam nitrat pekat
Asam sulfat
Aquades
Aquades
Besi (III) klorida
Aqua iod
Fenol
Etanol
Hidrokinon
Gliserin
Kalium dikromat
Kalium dikromat
Natrium hidroksida
Mentol
Nipagin
Natrium hidroksida Tembaga sulfat
hidroksida
Perak amoniakal
nitrat
V.
Pereaksi p-DAB
Besi (III) klorida
Pereaksi Liebermann
Kalium bromida
Resorsinol
Timbal asetat
Resorsinol
3. Bahan Asam Karboksilat
Tembaga (II) sulfat
Asam benzoat
Asam sitrat
Asam sulfat
Asam tartrat
Natrium hidroksida
Data Pengamatan
NO PERLAKUAN A.
HASIL
Golongan Alkohol 1. Etanol
Etanol+ asam benzoat: Sedikit
1.1.Etanol dimasukkan ke bau pisang, larutan jernih. dalam 2 buah tabung reaksi
dan
ditambahkan
asam
salisilat
asam
dan
benzoat, lalu secara Etanol+asam salisilat: perlahan dimasukkan Bau balsam, larutan jernih. H2SO4
melalui
dinding tabung reaksi, mulut tabung ditutup dengan
tisu
dipanaskan.
dan Amati
aroma pada penutup kapas.
1.2.Reaksi Iodoform
Seperti bau di rumah sakit dan
Dilakukan
reaksi terjadi sedikit perubahan warna
iodoform dengan
yaitu larutan ditambahkan
dari
bening
keruh bening.
NaOH dan Aqua iod, ditutup
kapas
kemudian dipanaskan, diamati aroma yang dihasilkan dan warna larutan. 1.3.Ke
dalam
tabung
Perubahan
warna
berisi beningkuninghijau kebiruan.
reaksi
yang
etanol
ditambahkan
larutan jenuh K 2Cr 2O7 jenuh dalam H2SO4 50%.
2. Gliserin
Perubahan
warna
larutan
gliserin bening biru tua jernih.
2.1.Larutan
dicampurkan dengan 1 tetes
CuSO4
dibasakan NaOH. warna
dan
dengan Perubahan
yang
terjadi
diamati. 2.2.Gliserin ditempatkan Gliserin berubah jadi lebih encer. di atas kaca arloji kemudian dikisatkan diatas penangas air.
3. Mentol
Aroma peppermint.
3.1.Mentol diletakkan di atas
plat
tetes
dan
diamati aroma yang dihasilkan. 3.2.Ditambahkan H2SO4 Tidak terjadi perubahan warna, dan
vanilin
pada
tetap bening.
mentol di plat tetes. Perubahan
warna
yang terjadi diamati.
B.
Golongan Fenol 1. Fenol
Perubahan warna dari larutan
1.1.Reaksi dengan FeCl 3
bening ungu kehitaman.
Larutan sampel diatas plat tetes ditambahkan larutan
FeCl3.
Perubahan
warna
yang terjadi diamati. 1.2.Pereaksi p-DAB
Perubahan
warna
terjadi
dari
Larutan sampel diatas larutan beninglarutan 2 fasa plat tetes ditambahkan pereaksi p-DAB dan diamati
perubahan
warna yang terjadi.
merah dan bening
1.3.Pereaksi Liebermann
Perubahan
warna
larutan
perubahan bening jingga kekuningan.
Diamati
warna yang terjadi.
1.4.Pereaksi K 2Cr 2O7
Perubahan
warna
terjadi
dari
perubahan larutan beningoranye.
Diamati
warna yang terjadi.
2. Nipagin
Perubahan warna dari larutan
2.1.Larutan sampel dibuat beningkeruhungu tua. dalam tabung reaksi dengan lalu
pemanasan didinginkan,
ditambahkan
larutan
FeCl3,
diamati
perubahan
warna
yang terjadi. 2.2.Larutan sampel diatas Perubahan warna dari serbuk plat lemari
tetes
dalam putihlarutan oranye. asam
ditambahkan pekat
dan
HNO3 diamati
perubahan
warna
yang terjadi 3. Hidrokinon
Perubahan warna dari serbuk sampel keabuanlarutan
3.1.Larutan ditambahkan
hijau
larutan kehitaman.
perak nitrat amoniak. Diamati
perubahan
warna yang terjadi.
3.2.Larutan sampel diatas Perubahan warna dari serbuk plat tetes ditambahkan keabuanlarutan larutan
FeCl3
diamati
hitam
dan
dan terdapat serbuk kehitaman.
perubahan
warna yang terjadi.
3.3.Larutan sampel diatas Perubahan warna dari serbuk plat tetes ditambahkan keabuanlarutan cokelat gelap larutan timbale asetat pekat. dan
NH4OH.
Perubahan
yang
terjadi diamati.
3.4.Larutan sampel diatas Perubahan warna dari serbuk plat tetes ditambahkan keabuanlarutan cokelat.
larutan
NaOH
diamati
dan
perubahan
yang terjadi.
4. Resorsinol
Perubahan warna dari lempengan berwarna putih tulanglarutan
4.1.Pereaksi p-DAB Larutan
sampel
diteteskan pada plat tetes dan ditambahkan pereaksi
p-DAB.
Perubahan
yang
merah muda
terjadi diamati. 4.2.Larutan sampel diatas Perubahan warna dari lempengan plat tetes ditambahkan warna putih tulanglarutan ungu larutan
FeCl3
diamati
dan kehitaman.
perubahan
warna yang terjadi.
4.3.Uji Liebermann Perubahan
Perubahan warna serbuk
yang terjadi diamati.
4.4.Larutan sampel dalam tabung ditambahkan
warna
putih
terjadi
tulanglarutan
kekuningan.
Perubahan warna dari larutan
reaksi beninglarutan hitam. larutan
dari
perak
nitrat
amoniakal. Perubahan warna
yang
terjadi
diamati.
C.
Golongan Asam Karboksilat 1. Asam Tartrat
Perubahan warna larutan dari senyawa bening biru bening.
1.1.Larutan
tartrat dalam kondisi tertentu
dipanaskan
dengan larutan KBr, resorsin dan H2SO4, akan
terjadi
pewarnaan setelah dan
biru
tua
didinginkan larutannya
dituangkan ke dalam air. Perubahan warna yang terjadi diamati. 1.2.Larutan tartrat dengan
senyawa Perubahan warna dari serbuk direaksikan putih asam tartratlarutan hijau larutan mudalarutan hijau tosca.
CuSO4 dan kemudian dibasakan
dengan
larutan
NaOH.
Perubahan
warna
yang terjadi diamati.
1.3.Asam
tartrat Terlihat
bentuk
kristal
di
ditambahkan
aseton mikroskop
dan
dalam
air
ke
cincin
sublim
kemudian dipanaskan lalu diberi kapas atau tisu
diatas
preparat.
kaca
Kemudian
bentuk kristal dapat diamati
dengan
menggunakan mikroskop. 2. Sitrat 2.1.Senyawa
sitrat Terlihat
ditambahkan
aseton mikroskop
dan
dalam
air
ke
cincin
bentuk
kristal
di
sublim
kemudian dipanaskan lalu diberi kapas atau tisu
diatas
preparat.
kaca
Kemudian
bentuk kristal dapat diamati
dengan
menggunakan mikroskop. 3. Asam benzoat
Perubahan warna dari larutan
3.1.Larutan asam benzoat tidak berwarnalarutan oranye. ditambahkan FeCl3. warna diamati.
larutan
Perubahan yang
terjadi
3.2.Asam
benzoat Terlihat bentuk kristal jarum pada
ditambahkan
aseton mikroskop
dan
dalam
air
ke
cincin
sublim
kemudian dipanaskan lalu diberi kapas atau tisu
diatas
preparat.
kaca
Kemudian
bentuk kristal dapat diamati
dengan
menggunakan mikroskop.
VI.
Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan tiga jenis reaksi identifikasi, yaitu reaksi identifikasi senyawa-senyawa golongan alkohol, golongan fenol dan golongan asam karboksilat dengan menggunakan berbagai macam pereaksi baik yang digunakan untuk uji golongan atau uji spesifik dari senyawa tersebut. Identifikasi senyawa-senyawa pada percobaan kali ini juga dilakukan uji organoleptis yaitu seperti bau, warna dan bentuk. Proses identifikasi yang dilakukan dari ketiga golongan senyawa tersebut berbeda karena memiliki prinsip reaksi identifikasi yang berbeda dari tiap golongannya. Prinsip identifikasi golongan alkohol yaitu
terbentuknya suatu ester apabila senyawa alkohol direaksikan dengan asam karboksilat, reaksi ini biasa disebut dengan reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus-CO2 R dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik (Fessenden, 1981). Oleh karena itu untuk identifikasi golongan alkohol dilakukan dengan penambahan asam karboksilat yaitu seperti asam benzoat dan asam salisilat yang kemudian akan mengasilkan atau membentuk sebuah produk berupa ester. Pembentukan ester dapat diamati dari wangi khas yang dihasilkan oleh senyawa ester yang dihasilkan. Pada proses identifikasi ini dilakukan pada tiga macam senyawa alkohol yaitu etanol, gliserin dan mentol. Untuk identifikasi senyawa etanol dapat direaksikan dengan asam benzoat dan atau asam salisilat yang berfungsi sebagai asam karboksilatnya, kemudian ditambahkan asam sulfat pekat secara perlahan melalui dinding tabung reaksi sebagai katalisnya, asam sulfat tidak boleh langsung mengenai larutan sampel dan asam benzoat atau asam karboksilat untuk menghindari ledakan akibat adanya reaksi eksoterm yang dihasilkan asam sulfat pekat dan larutan tersebut. Perubahan aroma atau bau yang terjadi diamati. Hasil yang diperoleh yaitu etanol yang ditambahkan asam benzoat menghasilkan sedikit bau pisang dan larutan yang tetap jernih, dan etanol yang ditambahkan asam salisilat menghasilkan bau yang menyengat serta larutannya juga tetap jernih. Oleh karena itu, senyawa ester banyak digunakan sebagai flavouring agent . Metode untuk identifikasi etanol juga dapat digunakan dengan melakukan reaksi iodoform, yaitu dengan penambahan NaOH yang berfungsi untuk membuat keadaan menjadi basa, kemudian ditambahkan iodium dan dipanaskan. Pada proses ini dilakukan dalam suasana basa karena pada proses rekristalisasi dengan etanol, iodoform akan terurai dan akan dibebaskan iodium sehingga larutan yang awalnya berwarna cokelat akan larut. Maka hasil yang diperoleh yaitu larutan kembali jernih dan juga terdapat bau iodium. Lalu juga dapat digunakan metode
penambahan larutan jenuh kalium dikromat (K 2Cr 2O7) dalam H2SO4 50%. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan jenis alkohol primer, sekunder, atau tersier. Sedangkan sampelnya adalah etanol yang merupakan salah satu dari jenis alkohol primer. Ketika etanol ditambahkan kalium dikromat maka alkohol primer akan teroksidasi menjadi aldehid, sehingga reaksi ini dapat diamati dengan adanya perubahan warna dari warna kuning dari Cr 2O7 hingga hijau kebiruan dari Cr 3+. Hasil yang diperoleh dari metode ini yaitu warna larutan gijau kebiruan. Golongan alkohol selanjutnya adalah gliserin. Gliserol atau gliserin ialah suatu
trihidroksi
alkohol
yang
terdiri
atas
tiga
atom
karbon.
Untuk
mengidentifikasi senyawa ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu, pertama dengan penambahan tembaga sulfat dan natrium hidroksida yang berfungsi untuk membuat keadaan menjadi basa. Metode ini digunakan untuk membedakan alkohol monovalen dan polivalen, sedangkan metode ini akan menghasilkan hasil yang positif pada alkohol polivalen yaitu ditandai dengan terbentuknya larutan biru jernih. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini dari sampel gliserin yaitu larutan biru jernih, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa gliserin termasuk alkohol polivalen, dimana larutan biru jernih yang terbentuk berasal dari reaksi antara gliserin dengan tembaga sulfat.
Kemudian metode yang kedua yaitu
dengan cara gliserin diletakkan diatas kaca arloji kemudian dikisatkan pada penangas air, dan hasil yang diperoleh adalah bentuk gliserin yang menjadi lebih cair dan tidak mudah menguap karena masih terdapat dalam kaca arloji seutuhnya. Proses pengkisatan gliserin ini harus dilakukan di penangas air dan tidak boleh langsung dibakar diatas nyala api bunsen karena titik leleh gliserin dengan suhu nyala api Bunsen sedikit berbeda sehingga dikhawatirkan gliserin dapat menguap jika langsung dibakar pada nyala api Bunsen. Selanjutnya
golongan
alkohol
yang
terakhir
diidentifikasi
dalam
percobaan ini adalah mentol. Mentol merupakan zat organik mint dalam bentuk Kristal bening atau putih yang sudah diekstrak secara sintesis dari minyak esensial peppermint . Aroma peppermint dari mentol sangat khas, sehingga mentol dapat diidentifikasi hanya dengan mencium aromanya yang khas. Aroma ini berasal dari
kandungan minyak atsiri yang berupa minyak mentol. Mentol juga dapat diidentifikasi dengan cara direaksikan dengan vanillin dan asam sulfat. Namun hasil yang diperoleh adalah tidak terjadi perubahan warna dimana warna pada sampel masih tetap berupa larutan putih bening. Seharusnya hasil yang diperoleh adalah larutan berwarna kemerahan. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena reagen asam sulfat yang digunakan kurang pekat atau reagen yang digunakan sudah tidak stabil konsentrasinya sehingga mengganggu hasil pengamatan yang diperoleh serta pereaksi vanillin ini kurang spesifik. Golongan fenol memiliki prinsip yang berbeda yaitu apabila ditambahkan besi (III) klorida dan ditambahkan pereaksi Marquis akan diperoleh perubahan warna yang khas dari setiap senyawa, serta pengkopelan dengan reagensia diazotasi. Dalam percobaan ini senyawa yang diidentifikasi ada empat macam yaitu fenol, nipagin, hidrokinon, dan resorsinol. Pada uji identifikasi ini cenderung lebih sering menggunakan plat tetes, karena hanya ingin melihat perubahan warna yang terjadi. Perubahan warna yang terjadi hasil reaksi antara besi (III) klorida dan fenol karena adanya kompleks yang terbentuk dengan warna khas, biasanya berwarna ungu. Hal ini menandakan sifat fenol yang lebih asam karena menghasilkan warna yang lebih gelap saat bereaksi dengan besi (III) klorida dibandingkan reaksi antara metanol dengan besi (III) klorida yang menghasilkan warna kuning. Untuk mengidentifikasi senyawa fenol dapat dilakukan dengan metode penambahan pereaksi p-DAB (Dimethyl Amino Benzaldehid) yang membentuk 2 fasa larutan berwarna merah dan bening. Identifikasi senyawa fenol dapat dilakukan dengan cara penambahan pereaksi Lieberman. Hasil yang diperoleh terjadi perubahan warna larutan bening menjadi larutan berwarna jingga kekuningan. Hal ini disebabkan karena terbentuknya kompleks berwarna dari fenol dan pereaksi Lieberman tersebut. Dapat juga ditambahkan K 2Cr 2O7, dihasilkan larutan warna oranye, dimana ini merupakan hasil yang positif dari reaksi antara fenol dan kalium dikromat. Lalu untuk identifikasi nipagin juga dapat direaksikan dengan besi (III) klorida tapi melalui proses pemanasan terlebih dahulu untuk mempercepat reaksi yang terjadi antara air dengan nipagin dalam proses pelarutan. Perubahan warna yang diperoleh adalah ungu tua dan diperoleh
sedikit endapan. Warna ungu yang dihasilkan berasal dari kompleks yang terbentuk yaitu fenolat besi, sedangkan sedikit endapan yang diperoleh kemungkinan berasal dari nipagin yang ikatannya sudah melemah dengan air. Metode lain untuk identifikasi nipagin dapat digunakan dengan penambahan asam nitrat pekat dalam ruang asam. Diperoleh perubahan warna menjadi larutan berwarna oranye. Hasil ini merupakan hasil yang positif dari reaksi tersebut. Setelah itu uji identifikasi golongan fenol yaitu senyawa hidrokinon yangmerupakan senyawa fenol siklik dengan dua gugus hidroksilpada posisi para. Uji identifikasi senyawa ini yaitu dengan cara direaksikan pada perak nitrat amoniakal menghasilkan warna hijau kehitaman, kemudian apabila ditambahkan besi (III) klorida berwarna larutan hitam dengan serbuk kehitaman, dan ketika ditambahkan timbale asetat dan ammonium hidroksida menghasilkan warna larutan cokelat gelap pekat, hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi oksidasi, sedangkan apabila ditambahkan natrium hidroksida akan menghasilkan larutan berwarna cokelat, karena hidrokuinon dalm suasana basa dan teroksidasi oleh udara. Uji identifikasi selanjutnya dalam golongan fenol adalah resorsinol yang merupakan senyawa fenol dengan cincin inti aromatic dan memiliki dua gugus hidroksil pada posisi meta, identifikasi senyawa ini dapat dilakukan dengan direaksikan pada perak nitrat amoniakal menghasilkan perubahan warna larutan menjadi hitam, jika ditambahkan besi (III) klorida menghasilkan warna larutan ungu kehitaman dan jika ditambahkan p-DAB akan menghasilkan larutan berwarna merah muda. Perubahan warna tersebut merupakan hasil positif dari t iap reagen yang bereaksi dengan resorsinol. Identifikasi senyawa resorsinol juga dapat dilakukan dengan cara penambahan pereaksi Lieberman yang menghasilkan perubahan warna dari larutan bening menjadi larutan berwarna kekuningan. Golongan asam karboksilat merupakan uji identifikasi golongan yang terakhir dilakukan pada percobaan kali ini. Golongan asam karboksilat merupakan golongan senyawa yang memiliki gugus karboksil pada rantai ikatan alifatik atau cincin aromatic. Asam karboksilat juga biasa disebut dengan asam alkanoat. Senyawa-senyawa golongan asam benzoat yang diidentifikasi pada percobaan kali
ini ada tiga macam yaitu asam tartrat, sitrat dan asam benzoat. Prinsip dalam reaksi identifikasi golongan ini yaitu asam dapat memerahkan lakmus biru, dimana lakmus yang berwarna merah menandakan adanya senyawa asam. Kemudian asam dapat tersublimasi jika dipanaskan dan akan teresterifikasi dengan alkohol sehingga membentu senyawa ester yang dapat menimbulkan aroma. Uji identifikasi pertama yaitu untuk asam tartrat, asam tartrat dapat diidentifikasi dengan penambahan kalium bromide, resorsin dan asam sulfat yang kemudian dipanaskan, membentuk warna biru tua, setelah didinginkan dan dituang ke dalam air terjadi perubahan warna menjadi larutan yang berwarna kuning jenuh. Hal ini merupakan reaksi yang positif dari asam tartrat dengan reagen-reagen tersebut. Lalu metode yang kedua dapat digunakan tembaga (II) sulfat dan ditambahkan NaOH yang digunakan
untuk menjadikan suasana
menjadi basa. Metode ini bisa disebut juga sebagai metode cuprifil, dan metode ini positif untuk identifikasi asam tartrat, dimana pada percobaan ini menghasilkan warna hijau dan lama kelamaan menjadi warna biru. Selanjutnya metode ketiga yaitu dengan sublimasi, sampel ditambahkan air dan aseton ke dalam cincin sublime, lalu dipanaskan dan dletakkan kapas atau tisu diatas kaca preparat untuk membantu proses penyubliman. Setelah itu kaca preparat bagian atas diamati dengan mikroskop untuk memperoleh bentuk Kristal yang khas. Kemudian uji identifikasi yang kedua untuk golongan asam karboksilat adalah sitrat. Untuk uji senyawa ini dapat dilakukan sublimasi seperti percobaan yang dilakukan untuk identifikasi asam tartrat, sehingga diperoleh bentuk Kristal yang khas dari sitrat. Lalu senyawa terakhir yang diidentifikasi dalam golongan ini adalah asam benzoat. Dalam mengidentifikasi senyawa ini dapat dilakukan dengan ditambahkan besi (III) klorida, sehingga diperoleh perubahan warna dari larutam yang tidak berwarna menjadi larutan oranye, karena pembentukan kompleks Fe-benzoat. Identifikasi senyawa benzoat juga dapat menggunakan proses sublimasi. Hasil yang diperoleh dari proses sublimasi tersebut adalah kristal yang khas dari asam benzoat, dimana menurut Farmakope Indonesia IV (1995) menyatakan bahwa asam benzoat memiliki bentuk kristal jarum.
VII.
Kesimpulan
Senyawa-senyawa golongan alkohol, fenol dan asam karboksilat dapat identifikasi dengan menggunakan berbagai macam pereaksi yang spesifik untuk tiap golongannya. Identifikasi senyawa golongan alcohol dapat diamati dari aroma yang dihasilkan, sedangkan identifikasi senyawa golongan fenol dan asam karboksilat dapat diamati dari perubahan warna yang terjadi dan juga ada atau tidaknya endapan.
DAFTAR PUSTAKA
Attaway, 2009. Pharmaceutical and Bioactive Natural Products. England : Springe. Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga
Fessenden, R. J. 1981. Kimia Organik . Jakarta: Erlangga. Kelly. 2009. The Curriculum: Theory and Practice. Elsevier. Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif . Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.