1.
2.
3.
a)
b) 1. 2. a. b.
KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN SURVEY POTENSI DAN STUDY KELAYAKAN PLTMH DAS SERAYU DAN DAS BOGOWONTO LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara yang memiliki potensi Sumber Daya Energi Primer yang sangat berlimpah. Sumber energi tersebut meliputi sumber daya energi terbarukan dan sumber energi tak terbarukan. Khusus untuk sumber energi terbarukan yaitu angin, surya, air, geotermal sampai biomassa, Indonesia juga memiliki potensi yang sangat berlimpah. Namun demikian, hingga sekarang, energi terbarukan tersebut baru memasok satu persen energi listrik masyarakat. Dengan minimnya cadangan minyak bumi Indonesia, maka pemanfaatan energi alternatif non migas harus ditingkatkan. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi laju pengerukan sumberdaya energi tak terbarukan khususnya minyak bumi dan gas bumi. Dari sisi lain upaya tersebut diharapkan mampu untuk mempertahankan kualitas lingkungan. Hal tersebut berkaitan dengan Protokol Kyoto. Dalam protokol tersebut disepakati untuk mereduksi kerusakan lingkungan, terutama pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar fosil. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka pemanfaatan sumber daya energi primer yang dapat diperbarui layak didorong dan hal tersebut tertuang pada Kebijakan Energi Nasional (KEN). Dalam hal ini, Pemerintah mempunyai target pada Tahun 2010 pasokan energi yang berasal dari sumber energi terbarukan sebesar 5%. Sebagai wujud realisasi, maka pemanfaatan sumber energi primer terbarukan mulai digalakkan. Sebagai contoh adalah pembangunan PLTA dan PLTM yang diharapkan mampu mereposisi fungsi PLTD yang memiliki biaya operasional sangat tinggi dan mengurangi laju pengurangan bahan bakar minyak. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Wonosobo bermaksud untuk ikut serta berperan aktif untuk memanfaatkan energi terbarukan khususnya tenaga air. Potensi tenaga air cukup melimpah di wilayah Kabupaten Wonosobo. Potensi ini akan terbuang percuma bila tidak dimanfaatkan sacara tepat. Salah satu potensi tenaga air adalah potensi pada saluran irigasi primer. Studi ini dimaksudkan untuk memanfaatkan potensi tenaga air di saluran irigasi primer sehingga dapat berguna bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Wonosobo. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari studi adalah dilakukannya studi atas potensi yanng ada di DAS Serayu dan DAS Bogowonto, sebagai lokasi rencana PLTMH, sehingga didapatkan pemanfaatan yang optimal. Sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan potensi energi listrik tenaga air dalam rangka memenuhi kebuutuhan energi yang murah dan terbarukan untuk Wonosobo dan sekitarnya yang diharapkan dapat ikut menunjang pengembangan ekonomi rakyat. RUANG LINGKUP Pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam “Survey Potensi dan Study Kelayakan PLTMH DAS Serayu dan DAS Bogowonto” meliputi sebagai berikut : Lokasi Obyek kegiatan ini adalah Wilayah Kabupaten Wonosobo yang memiliki potensi Mikrohidro, dengan titik berat pada lokasi-lokasi saluran irigasi primer. Pekerjaan Desk Study dan Study Literatur Survey Lapangan Survey topografi Survey hidrolika/hidrometri
c. d. e. 3. 4. 5. a. b.
Penyelidikan geologi/geoteknik Survey kelistrikan Pengumpulan dan data sekunder Studi Kelistrikan Studi Optimasi Pembuatan Rancangan Dasar (Basic Design) Pembuatan Disain Dasar (Basic Design) untuk pekerjaan Sipil, Mekanikal dan Elektrikal. Gambar Rancangan Dasar Instalasi Pembangkit serta peralatan yang akan dipergunakan berikut interkoneksinya dengan Sistem Kelistrikan PT PLN (Persero) c. Gambar Rancangan Dasar Lokasi (Site Plan) yang menggambarkan lokasi pembangkit serta jaringan milik PT. PLN (Persero) d. Perhitungan Volume Pekerjaan/Bill of Quantity dan Perkiran Biaya proyek 6. Analisis kelayakan Pembangkit 7. Laporan-laporan, presentasi dan seminar 4. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN A. PERSIAPAN Pekerjaan persiapan yang dilakukan meliputi : Peninjauan kembali rencana-rencana kerja yang akan dilaksanakan Persiapan peralatan dengan segala kelengkapannya Mempersiapkan setiap tenaga profesional yang telah diusulkan untuk memulai pelaksanaan ini Melakukan konsultasi dengan pihak pemberi tugas, dalam hal ini pihal Pemerintah Kabupaten Wonosobo, tentang rencana kerja pelaksana B. PEKERJAAN TOPOGRAFI Yang dimaksud dengan pekerjaan topografi di sini adalah pekerjaan pemetaan peta rencana lokasi PLTMH yaitu peta lokasi pada daerah bangunan utama PLTMH, profil memanjang dan melintang pada daerah bangunan-bangunan utama termasuk jalan masuk (access road) ke lokasi gedung sentral maupun bendung/intake, dengan ukuran/skala yang lazim digunakan pada proyek PLN dan dengan internal kontur 1 m, serta jalur transmisi 20 kV dari gedung sentral ke jaringan transmisi terdekat. C. PEKERJAAN HIDROLOGI Pekerjaan hidrologi yang dilakukan merupakan studi hidrologi menyeluruh Sasaran yang ingin dicapai adalah: Besarnya debit andalan yang akan dipakai PLTM Kurva debit dan kurva durasi Kondisi dan karakteristik dari : a. DAS b. Iklim dan meterorologi c. Low Flow dan High Flow Secara garis besar pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : Mengumpulkan semua data hidrologi saluran irigasi primer yang ad a Melakukan analisa hidrologi berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan yakni : a. Analisa Low Flow dengan metode sesuai data tersedia b. Analisa Debit Banjir c. Analisa Sedimentasi d. Analisa mutu air untuk mengetahui pengaruhnya terhadap konstruksi bangunan dan peralatan elektromekanik
1. 2. 3.
1. 2.
e. Analisa pendayagunaan air irigasi D. STUDI KELISTRIKAN Studi kelistrikan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi jaringan dan beban yang ada di sekitar potensi PLTMH. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pengumpulan data sistem kelistrikan PLN dan non PLN yang ada di sekitar lokasi potensi PLTMH, antara lain : 1. Sistem jaringan Distribusi 20 kV (Single Line Diagram) 2. Jarak PLTMH ke jaringan distribusi terdekat E. STUDI OPTIMASI Studi Optimasi suatu Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) dimaksudkan untuk scheme PLTM yang paling optimal ditinjau dari 2 segi, yaitu : 1. Lokasi bangunan utama PLTMH yang dimaksud 2. Besarnya debit andalan/disain yang ditentukan, disesuaikan dengan pola operasi dan kondisi beban F. RANCANGAN DASAR DAN PERKIRAAN BIAYA Yang dimaksud dengan Rancangan dasar dalam tahapan studi ini adalah rancangan yang memuat dimensi dari struktur utama bangunan Sipil, spesifikasi utama pada peralatan Elektromekanik (turbin, governor, trafo dan lain-lain). Struktur utama bangunan sipil adalah bendung dan bangunan sadap, saluran penghantar penghan tar dan inletnya, pipa pesat, gedung sentral. Saluran pembuang (tail race) serta pintu-pintu air dan katup-katup yang diperlukan. Di dalam rancangan dasar sudah ditentukan ketinggian permukaan tanah, kemiringan tebing-tebing dan lereng-lereng yang direncanakan serta dimensi utamanya sehingga dapat dipakai dasar perhitungan perkiraan biaya. Rancangan dasar peralatan Elektro Mekanik (EM) lebih diarahkan kepada penetuan jenis turbin, kapasitas pembangkit dan jumlah unit yang telah disesuaikan dengan pola operasi PLTM, kondisi beban dan ekonomis. Sedangkan desain dan pembuatan peralatan tersebut adalah tanggung jawab pabrikan/suplier/kontraktor yang menangani pekerjaan tersebut. Dengan demikian rancangan dasar peralatan elektro mekanik bersifat pembuatan kriteria untuk menyusun spesifikasi teknik yang diarahkan kepada standarisasi. Pengertian standarisasi pada mini hidro adalah memiliki type, kapasitas, putaran dan tegangan pada peralatan utama EM (turbin, governer, generator dan iravo) yang mengarah kepada desain khusus yang mengakibatkan harga peralatan menjadi mahal. Pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan di dalam pembuatan Rancangan dasar dan perkiraan biaya adalah sebagai berikut: 1. Membuat Kriteria rancang dasar dilengkapi dengan dasar pemikiran, rumus-rumus yang dipergunakan, angka-angka keamanan, referensi yang dipakai dan lain-lain. 2. Melakukan analisa dan perhitungan untuk pembuatan rancangan dasar struktur bangunan sipil. 3. Melakukan analisa dan perhitungan untuk menentukan jenis, kapasitas dan jumlah unit peralatan elektromekanik beserta intrument control proteksinya. 4. Berdasarkan rancang bangun diatas, dihitung perkiraan biaya proyek, meliputi biaya untuk pembuatan rancang bangun (detail design), pengawasan, pembebasan lahan, pekerjaan sipil dan pekerjaan elektromekanik. 5. Menyiapkan jadwal pendanaan yang diperinci ke dalam pekerjaan sipil dan pekerjaan elektromekanik berikut biaya supervisinya. G. ANALISIS FINANSIAL
Yang dimaksud dengan Analisa Finansial Proyek adalah suatu kegiatan analisis untuk mengetahui tingkat kelayakan dari suatu proyek yang direncanakan, ditinjau dari aspek finansial. Analisis tersebut di atas dilaksanakan dengan metode IRR (Intemat Rate of Retum) yang akan dilengakapi dengan Casah Fiow. Di samping itu akan dilakukan pula perhitungan untuk mendapatkan biaya per kW dan biaya per kwh. H. PEMBUATAN DETAIL ENGINERING DESIGN (DESAIN TEKNIS RINCI) Dari data-data primer maupun sekunder yang telah diperoleh dan berdasarkan rancangan dasar/kriteria disain yang telah dibuat, Konsultan akan membuat disain Rinci atas bangunan Sipil sehingga pekerjaan tersebut dapat dimengerti dan mudah dilaksanakan oleh Kontraktor. Disain Rinci tersebut dituangkan dalam gambar-gambar disain/rencana sebagai gambar pelaksana konstruksi. Disain Rinci yang dibuat antara lain meliputi : 1. Banguna sipil, terdiri dari : a. Bendung beserta bangunan pelengkap b. Bangunan penyadap c. Saluran penghantar, termasuk kolam penangkap pasir d. Bak penenang e. Pipa pesat, Pintu Air dan saringan. f. Power House g. Saluran pembuang (Tail Race) h. Rumah Operator 2. Menyusun Spesifikasi Peralatan Elektro Mekanik yang terdiri dari : a. Turbin b. Governor c. Valve d. Generator e. Instrumen dan kontrol proteksi f. Trafo g. Panel-panel h. Everhead Crane i. Batteray (bila ada) j. Serandang Hubung (Swilch Yard) k. Transmisi 20kV l. Instalasi Tenaga dan Penerangan m. Tool dan Soare Parts I.
LAPORAN Isi laporan yang dibuat meliputi : 1. Potensi Mikrohidro dan sebarannya termasuk peta potensinya dalam skala 1:50.000 (hardcopy A0 dan softcopy); 2. Lima titik yang dapat dikembangkan dalam waktu dekat yang dilengkapi DED (sipil dan elektromekanik) dan FS-nya; 3. Album gambar perencanaan
5. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, dalam tingkat minimal diperlukan tenaga, sebagai berikut : a. Koordinator Team (Ahli Hidropower) Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan baik di kantor maupun di lapangan Mengkoordinir seluruh kegiatan pekerjaan dari berbagai disiplin dan berhubungan langsung dengan Direksi pekerjaan maupun tim teknis. Mengadakan rapat koordinasi dan memberikan pengarahan yang diperlukan pada setiap personil pelaksana Melakukan kunjungan dan survey di lapangan secara rinci Mengumpulkan data terbaru dan laporan-laporan yang ada sebelumnya serta mengadakan kajian ulang dan analisis Menyiapkan rencana kerja disain rinci dan supervisi pekerjaan lapangan secara rinci Memonitor semua pelaksanaan pekerjaan baik di kantor maupun di lapangan sehingga jadwal pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang diberikan Mengkaji ulang dan memeriksa seluruh hasil pekerjaan disain rinci termasuk penyelidikan lapangan Menyusun kriteria disain Mengkoordinasi penyusunan laporan-laporan yang diperlukan
b. Anggota Team, terdiri dari : o
o
Tenaga Ahli H idrolika
Bertanggung jawab kepada Team Leader khususnya dalam pelaksanaan pekerjaan pengumpulan data, survey dan penyelidikan lapangan Mengkoordinir pekerjaan pemetaan topografi dan hidrologi serta survey lainnya Mengawasi pelaksanaan pekerjaan lapangan dan memonitor semua kegiatan di lapangan Membantu Civil Engineer dalam menyusun criteria identifikasi site, criteria design, ekstradisi data proyek, perhitungan daya dan energi, serta biaya proyek Mengidentifikasi dan evaluasi data, informasi, dan laporan yang ada Mengidentifikasi alternatif site dan tata letak Mengekstraksi data proyek seperti, penampang sungai di lokasi bendung dan panjang waterway Melakukan perhitungan daya dan energi pada setiap alternatif tata letak Bertanggung jawab kepada Team Leader dan membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya Tenaga Ahl i M ekanikal / El ektroni kal
Melakukan pengumpulan data dan laporan terdahulu terutama yang berkaitan dengan disain peralatan mekanikal Mengadakan peninjauan lapangan bersama-sama dengan anggota team Menyusun kriteria disain peralatan mekanikal dan pekerjaan mekanikal elektrikal Melakukan evaluasi dan studi kelistrikan Melakukan studi power system development Bertanggungjawab kepada Team Leader dan menyusun laporan sesuai dengan bidang tugasnya o Tenaga Survey Lapangan (Surveyor) Membantu pelaksanaan tugas dilapangan, termasuk melakukan pengukuran dan pengambilan data yang diperlukan o Operator komputer Membantu melaksanakan pengadministrasian dan drafter hasil analisis dan hasil rancangan pekerjaan
6. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah 3 (tiga) bulan atau 90 (sembilan puluh hari) kalender terhitung sejak ditandatangani Surat Perjanjian Kerja oleh Kedua belah pihak. Jadwal terlihat dalam tabel berikut :
Sumber : Gerbang Dewa Blog http://gerbangdewa.blogspot.com/2012/03/contoh-kak-kerangka-acuan-kerja.html jam 13:43
PROPOSAL PEKERJAAN SURVEY DAN PEMETAAN TOPOGRAFI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi dalam pemanfaatan sumber daya alam, maka kebutuhan informasi geografi suatu wilayah dalam skala yang lebih detail merupakan suatu hal yang sangat penting dan sangat mendesak untuk disegerakan pengadaannya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pihak-pihak yang berkepentingan dengan adanya kebutuhan akan informasi yang lebih detail tentang kondisi topografi suatu daerah dengan terpaksa mengadakan survey dan pemetaan sendiri berhubung tertinggalnya atau terlambatnya Indonesia dalam memetakan seluruh wilayahnya untuk peta skala besar.
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi/tanah yang dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur) memperlihatkan unsur-unsur asli atau alam dan unsur-unsur buatan manuasia seperti jalan, bangunan, sungai, saluran dan lain sebagainya diatas muka bumi ini. Unsur-unsur tersebut dapat dikenal (diidentifikasi) dan pada umumnya diusahakan untuk diperlihatkan pada posisi sebenarnya.
Peta topografi disebut juga sebagai peta umum (bersifat umum) sebab dalam peta topografi tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis saja, tetapi justru dicoba untuk menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi ini. Penyajian tersebut sudah tentu dengan memperhitungkan skala. Jadi peta topografi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan.
Peta topografi dikenal sebagai peta dasar yang digunakan sebagai sarana perencanaan umum untuk suatu pekerjaan perencanaan pemgembangan suatu wilayah.
1.2.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud diadakannya pekerjaan pengukuran dan pemetaan topografi adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci bentuk permukaan tanah secara umum yang dilengkapi dengan tampakan-tampakan khas, baik berupa unsur-unsur alami maupun unsur-unsur buatan dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, dengan tujuan memberikan informasi topografi suatu wilayah yang akan mendukung pengambilan keputusan secara tepat.
1.3.
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan Pengukuran untuk Survey dan Pemetaan Topografi dilaksanakan meliputi : Persiapan
a)
Kantor
Administrasi
Pengadaan Peta Dasar dan Peta Kerja
Peralatan + Personil
b)
Lapangan
Mobilisasi
Orientasi Lapangan
2.
Pelaksanaan
Pematokan dan Pemasangan Tugu/Bench Mark
Pengukuran Kerangka Horisontal dan Vertikal
Pengukuran Situasi
3.
Pekerjaan Studio
Pengolahan data
Editing data dan Penggambaran
yang akan
1.4.
Plotting peta hasil penggambaran (hard copy)
Pelaporan
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan dibuat dengan tujuan untuk menata dan mengatur pola kerja secara efektif dan efisien. Sebelum tim pelaksana lapangan mulai bekerja, volume pekerjaan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan telah diperhitungkan/diperkirakan. Dengan demikian struktur organisasi proyek yang efektif, efisien telah dideskripsikan secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing personil serta hubungan kerja antara satu dengan lainnya. Selanjutnya saat pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan kegiatan-kegiatan lainnya, dilakukan koordinasi baik dalam organisasi pelaksana sendiri maupun dengan Pemilik pekerjaan dan Pimpinan setempat. Tim pelaksana yang terlibat dalam pekerjaan ini adalah :
1. Tenaga Ahli Geodesi Tenaga ahli Geodesi sekaligus Team Leader adalah penanggung jawab pekerjaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pembuatan laporan akhir. 2. Surveyor (Asisten Geodetic) Merupakan tenaga pelaksana lapangan dan mengawasi pekerjaan studio dimana secara struktural dibawah pengawasan atau koordinasi team Leader tetapi tidak membawahi tenaga yang terlibat pengolahan data. 3. Asisten Surveyor Merupakan tenaga pelaksana lapangan dan mengawasi pekerjaan tenaga lokal. 4. Data processing
Data Processing diwajibkan yang mempunyai latar belakang pendidikan geodesi, agar dapat menganalisasi kesalahan yang disebabkan dalam pekerjaan. Data processing merupakan pelaksana untuk editing dan proses pembuatan peta digital hingga pembuatan peta garis dalam bentuk hard copy.
BAB II PERSIAPAN PEKERJAAN
2.1.
PERSIAPAN KANTOR
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan yang meliputi : 1. Persiapan dan pembuatan dokumen kontrak Tahapan pekerjaan Persiapan Kontrak terdiri dari beberapa kegiatan yang meliputi :
Pembuatan usulan teknik
Pembuatan usulan biaya
Pembuatan dokumen administrasi
2. Pengurusan surat-surat yang berkaitan dengan perijinan 3. Pengumpulan data pendukung proses pekerjaan lapangan 4. Pencarian informasi keadaan/kondisi lapangan 5. Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran 6. Persiapan Tim Pengukuran dan peralatan ukur
1. Tim Pengukuran/Personil
Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan tenaga-tenaga survey yang berpengalaman. Personil yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah : 1. Team Leader/Geodetic Engineer 2. Chief Surveyor 3. Surveyor 4. Asisten Surveyor 5. Data Processing 6. Crew Survey
Peralatan Survey
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus ditentukan terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis yang ada sehingga data pengukuran memenuhi kriteria yang diinginkan (telah dikalibrasi). Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain : 1.
Alat ukur teodolite Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan sudut terkecilnya 1 (satu) detik dan akurasi pengukuran jaraknya 5 + 3 ppm serta perlengkapannya
2. Komputer (hardware dan software) + printer ukuran A3 3. Kamera 4. Kompas (Shunto), GPS Handheld 5. Perlengkapan lapangan
2.2.
PERSIAPAN LAPANGAN
Pekerjaan yang berkaitan dengan persiapan lapangan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain :
Mobilisasi Tim Pengukuran
Persiapan base camp
Persiapan tenaga pembantu (tenaga lokal)
Persiapan material yang dibutuhkan
Koordinasi dengan instansi terkait
Pengenalan medan secara umum (orientasi lapangan)
Meneliti titik kontrol pemetaan yang dapat digunakan sebagai referensi atau titik ikat, misalnya titik kontrol hasil survey terdahulu
Menentukan lokasi pemasangan titik-titik kontrol pemetaan
Menentukan batas-batas areal pengukuran/pemetaan topografi
BAB III PELAKSANAAN LAPANGAN
Pemetaan topografi dilaksanakan dengan melakukan pengukuran kerangka dasar yang terdiri dari pengukuran kerangka dasar horisontal dan vertikal. Pengukuran tersebut dilakukan pada seluruh batas (garis terluar) dari area yang akan dipetakan. Tujuan pembuatan kerangka dasar ini adalah untuk membuat titik kontrol dan referensi untuk keperluan pengukuran selanjutnya, misalkan pembuatan poligon cabang (cut lines), pengukuran situasi dan detail topografi. Secara umum tahapan pelaksanaan lapangan adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan dan pemasangan tugu (Bench Mark)/Patok Poligon 2. Pengukuran Kerangka dasar Horisontal dan Vertikal 3. Pengukuran situasi dan detail topografi
3.1.
PEMBUATAN DAN PEMASANGAN BM/PATOK POLIGON
a. Penyebaran Bench Mark (BM) terlebih dahulu direncanakan pada peta kerja dan diasumsikan dipasang beberapa buah BM. Bench Mark yang dipasang tersebut dalam pelaksanaannya dapat diikatkan terhadap Titik Kerangka Nasional (apabila ada) yang dipasang dan diukur oleh Bakosurtanal atau Badan Pertanahan Nasional (BPN), sehingga menjadi satu sistem dengan Peta Nasional.
b.
Secara umum pemasangan BM harus ditempatkan pada tempat yang stabil dan mengutamakan keamanan dan mudah ditemukan bila saat diperlukan, hal tersebut menjadi penting karena tugu yang terpasang tersebut akan dipakai untuk rekonstruksi. Agar mudah terlihat warna tugu tersebut diberi warna yang mencolok. Hal tersebut berlaku juga untuk pemasangan patok poligon.
c.
Jarak antar patok poligon dapat dipasang 50 m atau disesuaikan dengan keadaan medan dan kemampuan jangkauan alat. Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk mengontrol kesalahankesalahan yang terjadi pada saat pengukuran.
d. Bench Mark dibuat sepasang pada posisi : 1. Titik Awal Pengukuran 2. Pojok/titik sudut batas-batas utama area pemetaan (kerangka dasar) 3. Pada setiap kerapatan 1000 meter dari seluruh area pemetaan
e.
Spesifikasi Bench Mark dan Patok Poligon :
1. BM pada titik awal dan titik sudut kerangka dasar dibuat dari beton dengan ukuran : 20 x 20 cm dengan panjang 120 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 100 cm 2.
BM pada kerapatan 1000 meter dibuat dengan pipa PVC ukuran 3 (tiga) inchi dengan ukuran panjang 120 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 100 cm
3.
Patok poligon dibuat dari kayu keras dengan diameter 5 cm, panjang 40 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 25 cm
3.2.
PENGUKURAN KERANGKA DASAR HORISONTAL
Dari hasil perencanaan pada peta kerja akan didapatkan jumlah jalur poligon, jumlah loop poligon, jumlah BM yang dipasang, perkiraan jumlah jarak poligon, serta penetapan jumlah jalur poligon utama dan poligon cabang, sehingga pada dasarnya untuk pen gukuran kerangka dasar horisontal terdapat dua jenis pekerjaan poligon yaitu : a. Pengukuran Poligon Utama b. Pengukuran Poligon Cabang 3.2.1. PENGUKURAN POLIGON UTAMA
Pengukuran poligon utama, digunakan sebagai kerangka acuan untuk mendapatkan kerangka dasar horizontal (X,Y,Z) yang mempunyai keandalan ukuran, dimana keandalan ukuran tersebut dinyatakan oleh ketelitian penutup sudut dan ketelitian linier jaraknya. Karena poligon utama merupakan titik dasar teknik maka diperlukan persyaratan tertentu pada pelaksanaan pengukurannya. Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a.
Pengukuran poligon utama ini menggunakan alat ukur teodolite Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan terkecilnya 1 (satu) detik
b.
Untuk memperkecil salah penutup sudut, pengukuran panjang sisi polygon diusahakan mempunyai jarak yang relatif jauh (minimum 50 m).
c.
o
Dihindari melakukan pengukuran sudut lancip (< 60 ) yang dapat memperbesar kesalahan penutup sudut.
d. Guna memperkecil kesalahan penempatan target prisma digunakan metoda centeri ng optis yaitu tinggi tripod/kaki tiga target depan akan menjadi tinggi tripod alat pada perpindahan alat kesisi polygon berikutnya. e.
Pengukuran poligon dilakukan tertutup atau terikat sempurna.
f.
Titik-titik poligon harus diikatkan dengan titik-titik kerangka dasar horisontal yang berada pada sistem daerah atau lokasi yang akan dipetakan.
g.
Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 10”n, dimana n adalah jumlah titik pengamatan/polygon (dimungkinkan melakukan kesalahan pengukuran sudut tidak lebih dari 10 detik dikali akar dari jumlah titik pengamatan/pol ygon).
h.
Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/10.000 (dimungkinkan melakukan kesalahan pengukuran jarak tidak lebih dari 1 meter untuk setiap jarak 10 km)
3.2.2. PENGUKURAN POLIGON CABANG
Maksud dilakukan pengukuran poligon cabang adalah untuk pengikatan titik-titik detail ditengah-tengah areal pengukuran yang jauh dari jalur poligon utama hingga dengan adanya titik-titik poligon cabang akan memperbanyak cakupan titik detail yang ada di lapangan. Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. b. c. d. e.
Pengukuran sudut dan jarak menggunakan alat ukur yang sama dengan pengukuran poligon utama Poligon cabang dibuat pada setiap jarak 50 meter Pengukuran poligon cabang menggunakan metode terikat sempurna, diikatkan pada titik kerangka dasar/poligon utama Pengukuran beda tinggi untuk poligon cabang/cut lines dilakukan dengan cara trigonometris Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 20”n, dimana n adalah jumlah titik pengamatan/poligon.
f.
Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5.000
g. Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm D, (D = jumlah panjang jarak jalur pengukuran dalam kilometer), kecuali pada jalur dimana diletakkan posisi BM toleransinya 20 mm D 3.3.
PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL Pengukuran Kerangka Vertikal dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pengukuran kerangka dasar vertikal menggunakan alat ukur theodolite Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan terkecilnya 1 (satu) detik yang pengambilan datanya bersamaan dengan pengukuran titik-titik kerangka dasar horisontal b. Titik-titik kerangka dasar vertical diikatkan dengan titik-titik kerangka dasar vertikal yang berada pada sistem daerah atau lokasi yang akan dipetakan c. Pengukuran dilakukan dengan cara trigonometris c. Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 15 mm D, (D = jumlah panjang jarak jalur pengukuran dalam kilometer), 3.4.
PENGUKURAN SITUASI DAN DETAIL TOPOGRAFI
Untuk menampilkan peta tiga dimensi maka dilakukan pengukuran situasi dan detail dimana obyek yang diukur adalah segala obyek yang ada di lapangan baik berupa detail alam maupun detail buatan manusia. Pengukuran situasi dan detail dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Pengukuran situasi dilakukan dengan cara trigonometris b. Akurasi alat yang digunakan minimal 30” c.
Pengukuran situasi dilakukan dengan metode grid dengan kerapatan maksimal 15 meter
d. Jika terdapat perubahan bentuk pada topografi maka perubahan tersebut harus diukur e.
Setiap data pengukuran harus dilengkapi dengan sketsa lapangan
f.
Setiap data ukur harus diberi kode seperti kaki slope, kepala slope, elevasi, alur (creek), jalan, sungai, rawa dll.
g. Pengukuran sungai, alur (creek), jalan dilakukan oleh tim khusus (tersendiri) h. Pengukuran harus diikatkan pada titik-titik poligon utama dan poligon cabang i.
Toleransi ketelitian linear pengukuran situasi adalah 1 : 1.000
j.
Pengukuran jalan dilakukan pada kedua sisinya dengan kerapatan maksimal 20 meter
k.
Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah dan as dengan kerapatan maksimal 15 meter
l.
Pengukuran alur dilakukan pada as dengan kerapatan maksimal 15 meter
BAB IV PEKERJAAN KANTOR/STUDIO
Pekerjaan kantor/studio merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses pekerjaan tahap akhir yang meliputi : 1. Pengolahan data-data kerangka dasar horizontal dan vertikal serta situasi 2. Pembuatan Peta (digital/garis) 4.1.
PENGOLAHAN DATA
4.1.1. HASIL PENGUKURAN KERANGKA DASAR
a. Pengukuran Kerangka Dasar dilakukan menggunakan alat ukur Teodolite Total Station dimana data yang diamati dilapangan berupa sudut (vertikal & horizontal) dan jarak serta variabel lainnya direkam langsung kedalam data kolektor atau pada internal memori alat tersebut yang selanjutnya dapat di download/ditransfer kedalam komputer PC atau Notebook menggunakan software yang tersedia misalnya Autoland Development, SDR, Topcon dan lainnya untuk segera dapat diproses. Proses download/transfer data ini dilakukan setiap hari sepulang dari lapangan untuk dapat segera mengantisipasi dan merencanakan progress kerja selanjutnya. Data yang diperoleh dari lapangan dihitung menggunakan hitung perataan pendekatan metoda Bowditch atau Least Square (Perataan Kwadrat Terkecil). b. Perhitungan koreksi beda tinggi berdasarkan jarak pengamatan pada setiap sisi (proposional terhadap jarak)
c. Jika toleransi ketelitian tidak tercapai maka harus dilakukan pengukuran ulang pada sisi yang salah d. Perhitungan dapat diterima jika batas toleransi telah dipenuhi
4.1.2. HASIL PENGUKURAN SITUASI DAN DETAIL TOPOGRAFI
a. Pengolahan data situasi dan detail topografi dilakukan dengan menggunakan software survey b. Sebelum data situasi dan detail topografi diolah, terlebih dahulu harus disiapkan garis breaklines. Garis breaklines harus dibuat pada setiap : 1.
Kepala dan kaki slope
2.
Tepi atas dan tepi bawah sungai
3.
As alur
4.
Kedua tepi jalan
5.
Surface editing
c. Proses pembuatan surface pada software survey berupa Triangulation Irreguler Network (TIN) harus melibatkan seluruh data topografi (X,Y,Z) dan garis breaklines d. Surface editing dilakukan langsung pada TIN tetapi harus menggunakan garis breaklines e. Cek terhadap data situasi dan detail topografi dilakukan secara bertahap dengan menampilkan gambar kontur yang dilengkapi dengan gambar situasi. Jika koordinat kerangka dasar dan poligon cabang belum final, perhitungan koordinat data situasi dan detail topografi dihitung dengan koordinat sementara. f.
Jika terdapat kekeliruan (data lapangan salah atau kurang) maka harus dilakukan pengecekan ulang terhadap data situasi dan detail topografi.
g. Proses pembuatan surface final dengan menggunakan koordinat definitif dilakukan secara bersamaan untuk seluruh area pemetaan, selanjutnya dilakukan proses pembuatan kontur. Gambar kontur harus sesuai dengan sketsa lapangan. 4.2.
PEMBUATAN PETA
Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar pengukuran dan titik-titik detail yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM, titik-titik ketinggian dan obyek-obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu areal pekerjaan. Penggambaran areal pekerjaan diproyeksikan
pada bidang datar dengan skala 1 : 1000, Interval kontur 0,5 meter, ukuran lembar peta A0 (1200 mm x 900 mm).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penggambaran peta antara lain : 1. Peta topografi harus memuat : a.
Judul peta
b. Peta lokasi proyek c.
Peta indeks
d. Lembar sheet e.
Arah Utara peta
f.
Legenda
g. Garis kontur dengan interval 1 meter h. Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll. i.
Bench Mark
j.
Garis dan angka grid dengan interval 200 meter
2. Peta Traverse/Poligon harus memuat : a.
Judul peta
b. Peta lokasi proyek c.
Peta indeks
d. Lembar sheet e.
Arah Utara peta
f.
Legenda
g. Bench Mark h. Titik poligon kerangka dasar i.
Titik poligon cabang
j.
Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.
3. Pada peta digital (softcopy), setiap elemen/objek harus dibuat dal am layer tersendiri
BAB V LAPORAN DAN DATA
5.1.
PEMBUATAN LAPORAN
Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui kondisi areal pekerjaan secara umum, informasi lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan survey dan pemetaan. Laporan yang akan disampaikan adalah : a.
Laporan Pendahuluan, berisi laporan mengenai rencana kerja
b. Laporan Mingguan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan mingguan c.
Laporan Bulanan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan bulanan
d. Laporan Akhir, berisi laporan hasil seluruh pekerjaan
5.2.
PENYERAHAN DATA
Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan adalah : a.
Satu berkas laporan tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan
b. Print out peta topografi skala 1 : 1.000 c.
Print out peta traverse/poligon skala 1 : 1.000
d. Peta topografi dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software Autocad (file dwg) e.
Peta traverse/poligon dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software Autocad (file dwg)
f.
Data asli hasil pengukuran
g. Data hasil perhitungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy h. Koordinat topografi (Easting, Northing, Elevation, Code) i.
Foto dan deskripsi Bench Mark SUMBER : http://boykechourmain.blogspot.com/2012/03/proposal-pekerjaan-survey-danpemetaan.html JAM 13:48
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN CITRA PENGINDERAAN JAUH RESOLUSI TINGGI ( Sebagian Wilayah Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, Kota Banjarmasin dan Banjarbaru, Kota Tarakan, dan Nunukan) PUSAT ATLAS DAN TATA RUANG BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN CITRA PENGINDERAAN JAUH RESOLUSI TINGGI ( Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin dan Banjarbaru, Tarakan, dan Nunukan) 1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Sasaran
Sebagai upaya memenuhi kebutuhan data dalam waktu realtif singkat guna mendukung pelaksanaan kegiatan Pemodelan Dinamika Spasial untuk implementasi kegiatan MP3EI yang akan dilaksanakan sampai dengan tahun 2014 dan pemetaan dasar rupa bumi, Pusat Atlas dan Tata Ruang memerlukan citra satelit resolusi tinggi. Citra tersebut akan digunakan sebagai data input dalam proses pemodelan dinamika spasial mengingat di wilayah Kalimantan belum tersedia secara lengkap peta dengan skala 1:25.000 atau lebih besar maupun citra resolusi tinggi. Pemilihan citra satelit resolusi tinggi didasarkan pada kebutuhan untuk ekstraksi informasi spasial tingkat detail bagi pemodelan dinamika spasial khususnya di wilayah Maloy yang ditetapkan sebagai Kawasan Perhatian Investasi (KPI) dalam kegiatan MP3EI. Selain untuk k eperluan pemodelan dinamika spasial juga data citra tersebut disiapkan sebagai raw data untuk keperluan pembuatan peta dasar skala 1:25.000 atau lebih besar yang sampai dengan saat ini belum terselesaikan. Citra hasil pengadaan ini akan digunakan oleh beberapa unit teknis untuk berbagai kegiatan. Tujuan kegiatan ini adalah pengadaan data untuk kegiatan pemodelan dinamika spasial dan pemetaan rupabumi dalam bentuk citra penginderaan jauh resolusi tinggi untuk daerah Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin dan Banjarbaru, Tarakan dan Nunukan Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya data citra resolusi tinggi untuk
daerah Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin dan Banjarbaru, Tarakan dan Nunukan sebagaimana ditentukan pada Area of Interest (AoI) yang ada pada KAK dengan perkiraan luas 3829 Km2. 4. Lokasi Kegiatan
5. Sumber Pendanaan
Peta lokasi AoI sebagai berikut: Untuk lebih detail mengenai batasan AoI akan dilampirkan titiktitik koordinat AoI dalam format .shp 1 Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBN
6. Nama dan Pejabat Pembuat Komitmen Deputi Bidang Infrastruktur Data Spasial Proyek/Satuan Kerja Bakosurtanal Pejabat Pembuat Komitmen 7. Data Dasar 1. Peta RBI BAKOSURTANAL 8. Metode Pengadaan
9.
Preferensi Produk yang diinginkan
10.Pemeriksaan Produk
Pengadaan citra penginderaan jauh resolusi tinggi dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu : 1. Penyusunan spesifikasi teknis 2. Penyusunan AoI untuk pengadaaan citra 3. Penyusunan HPS 4. Pengumpulan informasi ketersediaan citra penginderaan jauh 5. Pembahasan KAK dan HPS 6. Pelelangan 7. Penyerahan Produk - Tahun archive terbaru yang dapat disediakan - Keragaman jenis produk (multi resolusi spasial) yang ditawarkan - Kualitas citra yang ditawarkan. Produk hasil pengadaan akan diperiksa lebih dulu oleh tim teknis sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan.
11.Penyerahan Produk
Produk yang sudah diperiksa oleh tim teknis selanjutnya diserahkan kepada tim penerima barang oleh perusahaan penyedia barang
12.Keluaran
1. Citra penginderaan jauh resolusi tinggi untuk daerah Pontianak Palangkaraya, Banjarmasin dan Banjarbaru, Nunukan, Tarakan yang disimpan dalam DVD dan external hardisk
2. Print out citra satelit dalam kertas ukuran A4 3. Laporan pelaksanaan pengadaan data citra 13.Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen Peralatan dan 14. Material Penyedia Barang untuk proses pengadaan citra
1. Narasumber 2. KAK Pengadaan Citra Satelit Resolusi Tinggi 3. Tim Penerima barang 1. Seperangkat komputer pengolah data dengan spesifikasi Processor Intel(R) Core(TM) i7-2600 CPU @ 3,40GHz 340 GHz, ram 8 GB, Hardisk 80 GB, Monitor SVGA 17”, Printer Deskjet. 2. Perangkat lunak peramban data citra digital dan Image viewer : Google Chrome atau Mozilla Firefox atau Internet Explorer, Global Mapper 12, Microsoft Office XP dan Java.
Lingkup Tugas 15. Penyedia Barang
2
1. Menyediakan citra penginderaan jauh resolusi tinggi da erah Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin dan Banjarbaru, Nunukan dan Tarakan 2. Menyampaikan informasi ketersediaan data citra dan usulan alternatif apabila dalam proses pengadaan citra terdapat hal-hal yang diluar rencana 3.
16.Jangka Waktu Satu (1) bulan Penyelesaian Kegiatan 17.Personil Posisi Kualifikasi
Jumlah Orang / Bulan
Tenaga Ahli: 1. Koordinator S1 Penginderaan Jauh. 1/1 Berpengalaman di bidang Penginderaan Jauh min 3 th.
2. Ahli Inderaja S1 Penginderaan Jauh berpengalaman di bidang pengolahan citra penginderaan jauh min 3 tahun.
2 /1
Bulan 18.Jadwal Tahapan No
Tahap Kegiatan
12
3
Pelaksanaan Kegiatan 1 2 3
Penyusunan KAK Pelelangan Penyerahan produk
Laporan Hal-Hal Lain 19.Produksi dalam NegeriSemua kegiatan jasa pengadaaan berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri. 20.Penyerahan Produk Penyerahan raw data citra satelit resolusi tinggi dalam media DVD dan external hard disk, metadata, serta print out citra per AoI dalam kertas ukuran A4 yang dibukukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 21.Laporan Pelaksana penyedia citra juga diwajibkan menyerahkan laporan pengadaaan citra yang berkaitan dengan jenis citra, cakupan area (nama wilayah dan posisi koordinat), luas cakupan, tahun akusisi data dan informasi lain yang dianggap penting untuk diketahui. Cibinong, 19 September 2012 Mengetahui, Pejabat Pembuat Komitmen Pusat Pemetaan Tata Ruang dan AtlasDeputi Bidang Infrastruktur Data Spasial Kepala Dra. Titiek SuparwatiRahman Rifai, M.Sc 3 NIP 19580915 198801 2 001 NIP. 19680721 199803 1 003 Spesifikasi Teknis Citra Resolusi Tinggi Data citra satelit resolusi tinggi yang diadakan harus memenuhi criteria sebagai berikut,
1.Data citra archive dengan rentang waktu akusisi data pada tahun 2009 - 2012 2.Pan Sharpened . 3.Citra satelit bergeoreferensi dan memiliki koordinat lintang bujur pada datum WGS 1984. 4.Ortho ready 5.Resolusi spasial lebih kecil atau sama dengan 1 m 6.Sistem sensor optis 7.Julat spectrum pankromatik dan multispektral 8.Kualitas citra satelit yang diadakan harus memenuhi ketentuan : a.Proporsi awan maksimal 10% di luar permukiman d an tersebar merata. b.Untuk meminimalisasikan cakupan awan pelaksana pekerjaan diperbolehkan melakukan kombinasi beberapa citra satelit resolusi tinggi dengan tetap memperhatikan butir 1,2,3,4 c.Kenampakan unsur-unsur di permukaan bumi pada citra terlihat dengan jelas termasuk untuk unsur/objek yang berdiameter 2x resolusi spasial. d.Memiliki incidence angle tegak e.Antar image atau strip yang berbatasan memiliki area p ertampalan. f.Untuk AoI yang mencakup wilayah darat dan laut citra harus memperlihatkan batas yang jelas. 9.Perlu disertakan quick look dalam dokumen penawaran untuk data citra yang ditawarkan oleh peserta lelang. 10.Perusahaan pengadaan citra selaku reseller perlu memperlengkapi dengan surat dukungan dari principal. 11.Bagi perusahaan yang tidak selaku reseller harus mendapat surat resmi dukungan dari Reseller. 12.Penyerahan data citra harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, a.Data citra original dengan meta datanya dari principal (pemiliki satelit) dan pernyataan resmi bahwa semua informasi pada metadata tersebut benar dan menjadi tanggung jawab pemilik satelit terutama untuk keaslian, cakupan area dan tahun akusisi. b.Lisensi diberikan kepada Badan Informasi Geospasial (Geospatial Information Agency).
c.Header file harus tersedia sesuai dengan data citra satelit nyang dipesan. d.Raw data citra satelit disimpan dalam DVD dan external hardisk dalam format Geo-Tiff. Data citra yang disimpan pada DVD dan external hardisk haruslah sama. e.Disertakan juga print out data citra satelit yang diserahkan f.Pelaksana pekerjaan menyampaikan laporan (report) mengenai jenis produk data citra, luasan AoI, tahun akusisi (archive) pada saat penyerahan produk. 4
AREA OF INTEREST UNTUK PENGADAAN CITRA SATELIT RESOLUS I TINGGI 5
6
7
8