ARSITEKTUR JAWA
KELUWESAN ARSITEKTUR JAWA DALAM MENGHADAPI PERKEMBANGAN BUDAYA DI MASYARAKAT
Disusun Oleh:
OGIF RATUNAR R
(I0213066)
PRODI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2015
KELUWESAN ARSITEKTUR JAWA DALAM MENGHADAPI PERKEMBANGAN BUDAYA DI MASYARAKAT
Bab 1
Pendahuluan
Arsitektur Jawa merupakan wujud budaya dan tradisi dari masyarakat Jawa. Wujud bangunan tersebut merupakan cerminan dari budaya yang hidup dan berkembang di masayarakat. Setiap lini pada bangunan merepresentasikan nilai dan norma yang berlaku pada masyarakat pemilik kebudayaan. Konstruksi bangunan yang khas dengan fungsi setiap bagian yang berbeda satu sama lain mengandung unsur filosofis yang yang sarat dengan nilai-nilai religi, kepercayaan, norma dan nilai budaya adat etnis Jawa. Selain itu, bangunan tradisi Jawa termasuk rumah jawa, kompleks perumahan, keraton dan pendopo dsb, memiliki makna historis yang perlu dipelihara dan dilestarikan.
Perkembangan dan pergeseran budaya dewasa ini menimbulkan perubahan pola pikir dan perubahan sosial di masyarakat. Ketika budaya berubah begitu pula arsitektur tradisi masyarakat jawa. Saat ini bangunan jawa semakin jarang ditemui karena masyarakat cendrung memilih mendirikan rumah modern. Namun ada pula bangunan masa kini yang mengadaptasi dari rumah jawa. Rumah jawa masih dapat hidup di masyarakat yang dinamis namun saat bangunan jawa dituntut untuk luwes mengaplikasikan diri dalam kehidupan masyarakat yang dinamins dan modern.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan Kebudayaan dan Arsitektur
Kebudayaan adalah keselurahan pengetahuan manusia yang dipunyainya sebagai makhluk soisal untuk memahami dan menafsirkan lingkungan yang dihadapinya. Adanya kebudayaan menjadikan kebudayaan sebagai dasar pendorong kelakuan sebagai pemenuhan kebutuahan yang timbul. Terwujud dari kompleks ide, gagasan, nilai , norma , peraturan yang siftanya abstrak. Teletak pada pikiran manusia warga masyarakat tmpat kebudayaan. Artinya kelakuan yang timbul adalah berdasar suatu kebukdayaan. Dengan adanya kebudayaan terwujud suatu kelakuan untuk menafsirkan lingkungan, dalam pembahasan ini adalah arsitektur
KEBUDAYAANKEBUDAYAANkelakuankelakuanKebutuahn Kebutuahn nalurinaluriLingkungan alam dan masyarakatLingkungan alam dan masyarakatPandangan hidup dan etosPandangan hidup dan etos
KEBUDAYAAN
KEBUDAYAAN
kelakuan
kelakuan
Kebutuahn
Kebutuahn
naluri
naluri
Lingkungan alam dan masyarakat
Lingkungan alam dan masyarakat
Pandangan hidup dan etos
Pandangan hidup dan etos
Skema 1.1 faktor yang mempengaruhi kebudayaan
(fungsi)(fungsi)(penafsiran)(penafsiran)(Pemakaian bahan)(Pemakaian bahan)
(fungsi)
(fungsi)
(penafsiran)
(penafsiran)
(Pemakaian bahan)
(Pemakaian bahan)
Skema 1.2 faktor yang mempengaruhi kebudayaan arsitektur
Kebudayaan masyarakat yang mulai berubah menyesuaikan kebutuhan yang dibutuhkan saat ini, begitu pula hunian bagi masyarakat sedikit demi sedikit bergeser fungsi dan bentuknya. Namun arsitektur tradisional jawa dapat luwes terhadap perkembangan yang ada seperti misalnya: bentuk atap, pola peruangan, material. Kesemua hal itu berkembang sesuai budaya dan zaman yang ada. Kawasan dan strata sosial juga dapat mempengaruahi bentuk dan peruangan bangunan. Dapat dibedakan antara rumah jawa di pesisir dan di daratan, antara rumah jawa miliki kerabat kerajaan, pedagang dan rakyat biasa. Ini menunjukkan keluwesan bangunan jawa terhadap berbagai faktor.
Dan di zaman modern ini masyarakat memiliki pergeseran budaya yang lebih ekstrim dari pada di masa lalu, dan bangunan jawa pun mau tidak mau juga harus mengikuti demi eksistensi supaya warisan budaya masa lampau tak hilang begitu saja ditelan zaman.
Faktor yang mempengaruhi pergeseran buudaya masyarakat jawa antara lain:
Kependudukan
Meliputi: jumlah penduduk, komposisi penduduk, perubahan penduduk
Penduduk yang semakin padat menimbulkan polemik tersendiri dalam hal hunian, masyarakat, masyarakat saat ini lebih memilih perumahan dengan desain minimalis, namun tak jarang juga yang masih menginginkan budaya jawa tergambar dari huniannya. Upaya tersebut antara lain dengan penempelan ornamen khas jawa.
Kehidupan Ekonomi, Sosial, Budaya
Meliputi : pendidikan dan keagamaan, organisasi sosial budaya, matapencaharian, perkembangan teknologi
Tatanan sosial budya yang berbah, nilai dan norma yang bergeser salah satu akibat dari globalisasi. Perubahan mata pencaharian yang tadinya minoritas bergerak pada sektor agraris bergeser ke industri pabrik, turut menyebabakan pola pikir berubah. Hunian yang tadinya memiliki fungsi utama sebagai tempat berinteraksi menjadi minim interaksi dikarenakan kesibukan yang padat. Hunina bergeser fungsi utamanya dari tempat interaksi menjadi tempat istirahat saja.
Jejak Arsitektur Jawa Masa Kini
Arsitektur Jawa semakin memiliki banyak rupa, perkembangan yang dinamis pada masyarakat membuat rumah Jawa pun berkembang sesui kezamanan. Munculnya paham postmodern membuat arsitektur jawa luwes dan beralkulturasi dengna budaya lain. Sebetulnya bukan baru baru ini saja rumah Jawa memiliki keluwesan, dari zaman dulu pun arsitektur jawa terus mengalami perkembangan sesuai dinamika masyarakat. Misalnya dapat dilihat pada gambar dibawah perkembangan atap rumah Jawa dari bentuk aslinya:
Gambar 2.1 perkembangan atap rumah Jawa
Selain itu arsitektur jawa juga membaur pada langgam arsitektur lain, atau menjadi sebuah tempelan pada sebuah bangunan. arsitektur ekletik memaknai itu, komponen tradisional hanya sebagai tempelan dan bukan termasuk konsep yang menyatu terhadap bangunan secara utuh. Misalnya:
Gambar 2.2 ornamen tempelanSumber: desainrumahminimalismodern.infoGambar 2.2 ornamen tempelanSumber: desainrumahminimalismodern.info
Gambar 2.2 ornamen tempelan
Sumber: desainrumahminimalismodern.info
Gambar 2.2 ornamen tempelan
Sumber: desainrumahminimalismodern.info
Gambar 2.3 rumah jawa modernSumber: rumahkecilminimalis.comGambar 2.3 rumah jawa modernSumber: rumahkecilminimalis.com
Gambar 2.3 rumah jawa modern
Sumber: rumahkecilminimalis.com
Gambar 2.3 rumah jawa modern
Sumber: rumahkecilminimalis.com
Rumah jawa berkembang sesui kebutuhan dan juga ketersediaan bahan baku, serta teknologi bangunan masa kini. Rmah jawa bertransformasi. Seperti contoh di atas, rumah tersebut mengambil bentuk atap rumah jawa sebagai identitas rumah, dengan tembok dari batu bata.
Gambar 2.3 arsitektur jawa berpadu dengan minimalis
Sumber: inforumahminimalis.com
Rumah Jawa bukan hanya ditransformasikan secara bentuk tapi keluwesan arsitektur Jawa juga berlaku pergeseran fungsi. Arsitetur tradisional Jawa dimasukkan dalam desain berbagai bangunan demi menimbulkan kesan tradisonal dan alami. Seperti contohnya arsitektur jawa digunakan untuk desain arsitektur perhotelan, rumah makan, arena pertunjukkan, ini menunjukkan bahwa arsitektur Jawa memiliki toleransi terhadap perkembangan jaman.
Gambar 2.4 arsitektur Jawa pada lobby sebuah hotel
Sumber: wiryanto.wordpress.com
Gambar 2.5 pendopo sebagai arena pertunjukkan seniSumber: dokumentasi pribadiGambar 2.5 pendopo sebagai arena pertunjukkan seniSumber: dokumentasi pribadi
Gambar 2.5 pendopo sebagai arena pertunjukkan seni
Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 2.5 pendopo sebagai arena pertunjukkan seni
Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 2.6 Restoran Omah SintenSumber: aqidshohih.wordpress.comGambar 2.6 Restoran Omah SintenSumber: aqidshohih.wordpress.com
Gambar 2.6 Restoran Omah Sinten
Sumber: aqidshohih.wordpress.com
Gambar 2.6 Restoran Omah Sinten
Sumber: aqidshohih.wordpress.com
t
Wacana: Wong Jawa Ilang Omahe
Dari budaya yang kian bergeser menimbulkan wacana bahwa sekarang ini rumah manusia Jawa kian hilang fungsi. Bertahan sebagai cagar budaya tiap kota untuk simbol pariwisata, tetapi dangkal secara substansi. Manusia Jawa kehilangan rumah dalam fungsi fisik dan substansial. Bagaimana nasib rumah jawa sebagai identitas kultural dan efek kehidupan manusia Jawa setelah rumah dihadirkan sebagai onggokan material yang kehilangan fungsi.
Rumah orang Jawa kini semakin sarat oleh pertabot, alat alat canggih dan dekorasi yang meriah, sebagaimana ditawarkan dengan gencar oleh industri dan pasar. Simbol simbol religius atau spiritual menipis, bahkan hilang sama sekali. Ruang semacam itu kini digantikan oleh selembar karpet atau sajadah, yang kapan saja siap diringkus dan disimpan, seolah ia menjadi semacam gangguna bagi eksotka atau kemegahan . Alat alat ekektronik atau mungkin gaya rumah yang terinspirasi dari rumah bangsa eropa. Adapun Joglo, bangunan kayu rmah Jawa yang multi fungsi, sebagai tempat bersenda, bertemu khalayak atau mungin majelis agama, kini tinggal komoditas perdagangan barang atik. Wajar apabila dimensi spiritual pad diri orang Jawa ikut tergerus karena Wong Jawa ilang Omahe.
Kesimpulan
Arsitektur Jawa merupakan arsitektur waraisan budaya Jawa yang meiliki keluwesan tersendiri dalam menghadapai perkembangan budaya masyarakat. Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan budaya. Ketika zaman semakin berubah arsitektur Jawa pun berkembang. Posetmoderenisme yang muncul juga mengakibatkan arsitektur jawa beralkulturasi dengan langgam lain. Percampuran ini mebuat arsitektur Jawa semakin kaya. Namun yang perlu diingaat bukan hanya bentuk yang harus diubah namaun filosofi arsitektur Jawa itu harus tetap lestari, jangan sampai arsitektur Jawa dangkal makna dan hanya bercirikan bentuk belaka.
Daftar pustaka
Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia: Pencerminan Nilai Budaya dalam Arsitektur di Indonesia
Kesadaran Budaya Tentang Ruang Pada Masyarakat di Derah Istimewa Yogyakarta.
Harian Kompas (11 Juli 2011): Imaji Rumah Orang Jawa
http://serbasejarah.blogspot.com/2011/10/filosofi-rumah-tradisional-jawa.html