Karakteristik Anak SD Kelas Rendah
Anak SD yang berada di kelas rendah adalah anak yang berada pada rentang usia dini. Massa usia dini ini merupakan massa perkembangan anak yang pendek tetapi massa massa yang sangat penting bagi kehidupannya, oleh karena itu seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong agar potensi anak akan berkembang secara optimal . perkembangan dan karakteristik anak pada usia SD berbeda-beda Antara anak yang satu dengan anak yang lainnya, karakter anak pada masa kelas rendah berbedah dengan karakter anak pada kelas tinggi hal ini ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran anak. usia sekolah dasar utamanya yang ada di kelas rendah belum dapat mengembangkan keterampilan kognitifnya secara penuh, akan tetapi anak di kelas rendah belum dapat mengembangkan mengembangkan keterampil keterampilan an kognitifny kognitifnyaa secara secara penuh, akan tetapi tetapi anak di kelas tinggi sudah dapat berfikir, berkreasi secara luas . Beri Beriku kutt adal adalah ah kara karakt kter er anak anak SD kela kelass rend rendah ah sert sertaa impl implik ikas asin iny ya terr terrha hada dap p pembelajaran : . kongkrit, sis!a sd kelas rendah salah satu karakteristiknya yaitu belajar dari hal-hal yang konkrit dan secara bertahap menuju kearah yang abstrak."ongkrit maksudnya belajar dari hal #hal yang nyata , misalnya dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba bahkan diotak atik, itu disebabkan karena anak sd kelas rendah belum bisa menggambarkan atau membayangkan sesuatu berdasarkan penjelasan atau teori. $leh karena itu pembelajaran ips harus diusahakan ada media atau alat peraga sesuai dengan tujuan materi yang diajarkan..memanfaatkan lingkungan sekitar dalam proses belajar mengajar akan menghasilkan hasil belajar yang lebih bernilai. %. &ntegratif , yaitu pada tahap anak sd kelas rendah anak masih memandang sesuatu sebagai satu keutuhan, keutuhan, mereka belum bisa memisahkan memisahkan suatu konsep ke bagian bagian demi bagian.oleh bagian.oleh karena itu dalam dalam pembel pembelaja ajaran ran ips harus harus dilaku dilakukan kan secara secara bertah bertahap, ap,dar darii hal-ha hal-hall umum umum yang yang mudah mudah dipahami ke hal-hal yang lebih khusus. '.
(ierarkis, yaitu cara belajar anak yang berkembang secara bertahap dari hal yang sederhana ke hal yang lebih kompleks.ole kompleks.oleh h karena itu pembelajaran pembelajaran ips materi atau ilmu yang diajarkan hrus logis atau masuk akal, agar mudah dimengerti oleh sis!a.
). Suka bermain dan lebih suka bergembira * riang +Basset, acka, dan ogan:/'0 , anak SD kelas rendah masih suka bermain dan suka bergembira bergembira disebabkan karena mereka berada pada tahap
peralihan dari 1" yang penuh dengan permainan.implikasinya terhadap pembelajaran ips, guru harus menciptakan suasana belajar yang nyaman dan penuh ceriah dengan merancang model pembelajaran yang serius tapi santai. 2. Mereka biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan. +Basset, acka, dan ogan:/' 3. "rakteristik anak SD kelas rendah adalah senang merasakan atau melakukan * memperagakan sesuatu secara langsung ditinjau dari teori perkembangan kognitif anak SD memasuki tahap opersional opersional kongkrit. &mpliklasinya &mpliklasinya yaitu guru hendaknya merancang merancang model pembelajaran pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. 4. Sis!a masih senang belajar bersama temannya atau berkelompok karena pergaulannya dengan kelompok sebaya . karakteristik ini memba!a implikasi bah!a guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. "arena anak pada usia ini cenderung ingin mengajar anak-anak lainnya. /. sebagian sis!a tertentu misalnya yang paling kecil, besar, gemuk* kurus ataupun kecacatan fisik lainnya biasanya suka mencari perhatian seperlunya, oleh karena itu pembelajarannya hendaknya diberikan perhatian khusus seperlunya dan diberikan kasihsayang tampak pamrih .
Sis!a usia ini sedang mengalami masa peka * sangat cepat untuk meniru , mendapat contoh * figure dari guru yang dipa5oritkannya.karena itu di dalam pembelajarannya guru hendaknya bersikap baik dan bisa menjadi contoh bagi murid-muridnya.
6. Bahasa yang digunakan anak usia ini masih dipengaruhi oleh usia ibu "arena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sederhana tidak kompleks. . 7asa ingin tahu yang tinggi, anak-anak SD usia ini sangat kritis mereka sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan diluar dugaan jadi alam pembelajaran Diposkan oleh yulia lestari di 64.26 "irimkan &ni le!at le !at 8mail 8 mailBlo Blog1 g1his his99Ber Berbag bagii ke 1!itter 1!itterBerbag Berbagii ke aceb acebook ookBagikan Bagikan ke ;interest Januari 28, 2012 2012
Karakteristik Anak Usia Sekolah dasar Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
1ingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua menjadi kelas rendah dan kelas k elas atas. "elas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi sekolah dasar yang terdiri dari kelas empat, lima, dan enam +Supa ndi, %:))0.
Di &ndonesia, kisaran usia sekolah dasar berada di antara 3 atau 4 tahun sampai % tahun.
Masa kelas-kelas rendah dan,
b0
Masa kelas tinggi.
>iri-ciri pada masa kelas-kelas rendah+3*4 # *6 tahun0 : 0
Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
%0
Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
'0
Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
)0
Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
20
Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
30 ;ada masa ini +terutama usia 3 # / tahun0 anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. ;ada masa ini +terutama usia 3 # / tahun0 anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. >iri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi +*6-%*' tahun0 : 0 Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret. %0 Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
'0 Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat bakat khusus. )0 Sampai usia tahun anak membutuhkan guru atau orang de!asa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. 20 Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya. 30 ;ada masa ini anak memandang nilai +angka rapor0 sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya. 40 ?emar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional +yang sudah ada0, mereka membuat peraturan sendiri. Sekolah sebagai tempat terjadinya proses menumbuhkembangkan seluruh aspek sis!a memiliki tugas dalam memabntu perkembangan anak sekolah. Adapun tugas-tugas perkembangan anak sekolah +Makmun, 2:3/0, diantaranya adalah: 0
Mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari
%0
Mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala, nilai-nilai.
'0
Mencapai kebebasan pribadi.
)0
Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan institusi-institusi sosial.
Anak besar adalah anak yang berusia antara 3 sampai dengan 6 atau % tahun +Sugiyanto dan Sudjar!o, %:60. Beberapa sifat sosial yang dimiliki anak besar sebagai hasil perkembangan dari usia 6 sampai % tahun: 0 Baik laki-laki maupun perempuan menyenangi permainan yang terorganisir dan permainan yang aktif. %0
Minat terhadap olahraga kompetitif meningkat.
'0
Membenci kegagalan atau kesalahan.
)0
Mudah bergembira, kondisi emosional tidak stabil.
Akti5itas yang diperlukan dalam proses tumbuh kembang anak besar di antaranya adalah +Sugiyanto dan Sudjar!o, %:%4-%/0: 0 Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding dengan pengorganisasian yang sederhana. Misalnya: berlomba dalam beberapa macam gerakan seperti berlari, merayap, melompat, menggiring bola, adu lempar tangkap dan sebagainya. Melakukan pertandingan kecabangan olahraga yang peraturannya disederhanakan, misalnya pertandingan 5oli mini. Dengan pengarahan dan pengelolaan akti5itas yang baik dari guru, akti5itas ini akan berdampak kepada peningkatan kepercayaan diri anak dan kebanggaan dirinya. %0 Akti5itas beregu atau berkelompok. Anak diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan temannya dalam melakukan akti5itas untuk membina kebersamaan di antara mereka. Minat Melakukan Aktivitas Fisik Pada Anak Besar
Minat melakukan akti5itas fisik pada kelompok anak besar sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukan akti5itas fisik itu sendiri. ;ada umumnya anak besar baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami peningkatan minat yang besar dalam melakukan akti5itas fisik. Misalnya akti5itas bermain yang dilakukan anak b esar lebih didominasi oleh permainan yang bersifat aktif, seperti bermain kejar-kejaran, petak umpet, dan beberapa bentuk permainan tradisional yang melibatkan akti5itas fisik. 1entunya disesuaikan dengan minat dan kesepakatan anak-anak dalam memilih jenis permainan yang akan dilakukan Minat terhadap akti5itas fisik dan atau olahraga sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya. ;ada anak-anak yang melakukan akti5itas fisik dipengaruhi oleh kecenderungan sifat yang dimiliki +Sugiyanto dan Sudjar!o, 0, antara lain: 0 "emampuan memusatkan perhatian pada suatu macam akti5itas yang sedang dilakukan makin meningkat. (al ini dapat dilihat dari tingkat konsentrasi yang cukup tinggi pada anak yang terlibat dalam akti5itas yang dilakukannya. %0
Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi.
'0 ;erkembangan sosialnya makin baik yang ditunjukkan dengan luasnya pergaulan dengan semakin mendalamnya pergaulan dengan teman sebayanya. )0 ;erbedaan perilaku antara anak laki-laki dengan anak perempuan semakin jelas, ada kecenderungan kurang senang bermain dengan la!an jenisnya. &ni semakin memperjelas bentuk akti5itas yang dominan dilakukan oleh anak laki-laki dengan anak perempuan. 20 Semangat untuk menguasai suatu bentuk akti5itas tertentu dan semangat berkompetisi tinggi.
(ampir seluruh akti5itas anak besar didominasi oleh bermain. Akti5itas bermain yang dilakukannya dapat dilaksanakan baik secara sendiri-sendiri atau berkelompok
Karakteristik Anak Usia SD Karakteristik Anak Usia SD. Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik.
Perkembangan Anak Usia SD Anak SD merupakan anak dengan katagori banyak mengalami perubahan yang sangat drastis baik mental maupun fisik. Usia anak SD yang berkisar antara 6 – ! tahun menurut Seifert dan "affung memiliki tiga jenis perkembangan #
1. Perkembangan Fisik Siswa SD $en%akup pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan otak, otot dan tulang. &ada usia ' tahun baik laki‐laki maupun perempuan tinggi dan berat badannya bertambah kurang lebih (,) kg. *amun setelah usia remaja yaitu ! ‐( tahun anak perempuan berkembang lebih %epat dari pada laki‐laki, Sumantri dkk +!''). 1. Usia masuk kelas satu SD atau $- berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan %epat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif ke%il perubahannya selama tahun tahun di SD. 2. Usia tahun tinggi dan berat badan anak laki ‐laki dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki‐laki. (. Akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan. /engan dan kakimulai tumbuh %epat. 4. &ada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki‐laki. Anak laki‐laki memulai lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar tahun. 5. $enjelang awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan mendekati pun%ak tertinggi pertumbuhan mereka. &eriode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai pada usia !‐( tahun. Anak laki‐laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara usia (‐6 tahun.
6. &erkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. &ada masa ini terjadi perubahan fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi menjadi mampu bereproduksi. "ampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan perubahan ini. Anak pubertas awal +prepubertas dan remaja pubertas akhir +postpubertas berbeda dalam tampakan luar karena perubahan perubahan dalam tinggi proporsi badan serta perkembangan %iri‐%iri seks primer dan sekunder.
$eskipun urutan kejadian pubertas itu umumnya sama untuk tiap orang, waktu terjadinya dan ke%epatan berlangsungnya kejadian itu ber0ariasi. 1ata‐rata anak perempuan memulai perubahan pubertas ,) hingga ! tahun lebih %epat dari anak laki‐laki. Ke%epatan perubahan itu juga ber0ariasi, ada yang perlu waktu ,) hingga ! tahun untuk men%apai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun. Dengan adanya perbedaan ‐perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum anak yang sama usianya mulai mengalami pubertas.
2. Perkembangan Kognitif Siswa SD &erkembangan kognitif men%akup perubahan – perubahan dalam perkembangan pola pikir. 2ahap perkembangan kognitif indi0idu menurut &iaget melalui empat stadium# •
•
•
•
Sensorimotorik +'‐! tahun, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan medorong mengeksplorasi dunianya. &raoperasional+!‐3 tahun, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata‐kata. 2ahap pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran operasiaonal dan lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis 4perational Kongkrit +3‐, penggunaan logika yang telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit.
memadai.
2ahap
ini
4perasional 5ormal +!‐) tahun. kemampuan untuk berpikir se%ara abstrak, menalar se%ara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia
3. Perkembangan Psikososial "al tersebut berkaitan dengan perkembangan dan perubahan emosi indi0idu. . "a0ighurst mengemukakan bahwa setiap perkembangan indi0idu harus sejalan dengan perkembangan aspek lain seperti di antaranya adalah aspek psikis, moral dan sosial. $enjelang masuk SD, anak telah $engembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris +berpusat pada diri sendiri dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak ‐kanaknya.
Selama duduk di kelas ke%il SD, anak mulai per%aya diri tetapi juga sering rendah diri. &ada tahap ini mereka mulai men%oba membuktikan bahwa mereka 7dewasa7. $ereka merasa 7saya
dapat mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap 7- %an do it my self7. $ereka sudah mampu untuk diberikan suatu tugas.
Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas besar SD. $ereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang hati menyelesaikannya. 2ahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dengan kelompok dan bertindak menurut %ara %ara yang dapat diterima lingkungan mereka.
$ereka juga mulai peduli pada permainan yang jujur. Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain. Anak anak yang lebih mudah menggunakan perbandingan sosial +so%ial %omparison terutama untuk norma ‐ norma sosial dan kesesuaian jenis‐ jenis tingkah laku tertentu. &ada saat anak ‐anak tumbuh semakin lanjut, mereka %enderung menggunakan perbandingan sosial untuk menge0aluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri.
Sebagai akibat dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD berupaya untuk tampak lebih dewasa. $ereka ingin diperlakukan sebagai orang dewasa.2erjadi perubahan perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan emosional mereka. Di kelas besar SD anak laki‐laki dan perempuan menganggap keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya berharga. 2idak diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional yang serius 2eman‐teman mereka menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Kebutuhan untuk diterima oleh teman sebaya sangat tinggi. 1emaja sering berpakaian serupa. $ereka menyatakan kesetiakawanan mereka dengan anggota kelompok teman sebaya melalui pakaian atau perilaku.
"ubungan antara anak dan guru juga seringkali berubah. &ada saat di SD kelas rendah, anak dengan mudah menerima dan bergantung kepada guru. Di awal awal tahun kelas besar SD hubungan ini menjadi lebih kompleks. Ada siswa yang men%eritakan informasi pribadi kepada guru, tetapi tidak mereka %eritakan kepada orang tua mereka. 8eberapa anak pra remaja memilih guru mereka sebagai model.
Sementara itu, ada beberapa anak membantah guru dengan %ara %ara yang tidak mereka bayangkan beberapa tahun sebelumnya. $alahan, beberapa anak mungkin se%ara terbukamenentang gurunya. Salah satu tanda mulai mun%ulnya perkembangan identitas remaja adalah reflekti0itas yaitu ke%enderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berke%amuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. $ereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimanamereka berperilaku.
$ereka mulai mempertimbangkan kemungkinan‐kemungkinan. 1emaja mudah dibuat tidak puas oleh diri mereka sendiri. $ereka mengkritik sifat pribadi mereka, membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan men%oba untuk mengubah perilaku mereka. &ada remaja usia 9 tahun sampai !! tahun, umumnya telah mengembangkan suatu status pen%apaian identitas.
Kebutuhan Peserta Didik Siswa SD 1. Anak SD Senang Bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. :uru SD seyogyanya meran%ang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. :uru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. &enyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti -&A, $atematika, dengan pelajaran yangmengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni 8udaya dan Keterampilan +S8K.
2. Anak SD Senang Bergerak. 4rang dewasa dapat duduk berjam‐ jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar (' menit. 4leh karena itu, guru hendaknya meran%ang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. $enyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
3. Anak usia SD Senang Bekera dalam Kelom!ok. Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya, mereka belajar aspek ‐ aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti # belajar memenuhi aturan‐ aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain se%ara sehat +sportif, mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus meran%ang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus meran%ang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam6 kelompok.
:uru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok ke%il dengan anggota ( ‐; orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas se%ara kelompok.
". Anak SD Senang #erasakan atau #elakukan$mem!eragakan Sesuatu Se%ara &angsung. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep ‐ konsep baru dengan konsep‐ konsep lama. 8erdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep ‐konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi‐fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. 8agi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri,sama halnya dengan memberi %ontoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya meran%ang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai %ontoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan %ara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui se%ara persis dari arahmana angina saat itu bertiup.
-mplikasi Karakteristik &eserta Didik terhadap &enyelenggaraan &endidikan 8agi Anak Usia Sekolah Dasar •
•
Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan
2ugas perkembangan tersebut mendorong guru SD untuk # 1. men%iptkaan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik, !. melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang, (. mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep= serta
4. melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai‐nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya. &endidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia +SD$.
Related articles •
Dampak Globalisasi bagi Kehidupan embela!aran e"ahan
•
embela!aran #ahasa
•
$r%i en%ing &ingkungan 'idup #agi (anusia
•
Karak%eris%ik erkembangan #ahasa $nak
•
e"ahan )enilai
•
Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Karakteristik anak sekolah dasar berbeda dengan anak sekolah lanjutan. Dalam proses pembelajaran, peserta didik merupakan komponen masukan yang mempunyai kedudukan sentral. Tidak mungkin proses pembelajaran berlangsung tanpa kehadiran peserta didik, yang di tingkat SD disebut siswa. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, guru perlu memahami karakteristik siswanya. Ketika proses pembelajaran di sekolah, siswa memiliki latar belakang yang berbeda. Guru harus dapat mengakomodasi setiap perbedaan dari siswanya agar suasana pembelajaran kondusif. Karakteristik siswa menurut Depdikbud (!!"# adalah men$akup umur, jenis kelamin, pengalaman prasekolah, kemampuan sosial ekonomi, tingkat ke$erdasan, kreati%itas, bakat dan minat, pengetahuan dasar dan prestasi terdahulu, moti%asi belajar, dan sikap belajar. Umur dan Jenis kelamin
Dalam belajar umur merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan karena berkaitan dengan tingkat perkembangan dan kematangan. &urid SD adalah kelompok anak yang berada pada tingkat perkembangan awal. &enurut 'artini S (!!# $iri)$iri khas anak SD kelas rendah (*)***# usia antara + sampai dengan ! tahun adalah . -da hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah . Suka memuji diri sendiri /. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu, sesuatu dianggap tidak penting 0. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, kalau menguntungkan dirinya . Suka meremehkan orang lain. Sedangkan $iri)$iri khas siswa SD kelas tinggi (*1)1*# usia !) tahun adalah . 'erhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari)hari . *ngin tahu, ingin belajar, realistis /. Timbul minat kepada pelajaran) pelajaran khusus 0. -nak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar di sekolah . -nak)anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama, dan mererka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. &enurut Depdikbud (!!"+"# murid laki)laki dan perempuan mempunyai karakteristik belajar yang relatif berbeda. &isalnya, pada umur SD sebagian anak perempuan sudah mengalami menstruasi yang menandai awal keremajaannya, sedangkan anak laki)laki sebagian besar mengalami 2mimpi indah3 pada usia sekitar tahun. 4adi datangnya masa keremajaan awal perempuan umumnya lebih $epat dari laki)laki. Pengalaman Prasekolah
'engalaman
yang
dimiliki
sebelum
memasuki
sekolah
mempengaruhi
kemampuan murid dalam belajar di sekolah. Sebelum memasuki SD pada umumnya anak telah menempuh pendidikan prasekolah seperti Taman Kanak)Kanak, Taman 'endidikan -l5uran, 'endidikan -nak Usia Dini. &enurut &ohammad Sardja (!6# dan Dedi Supriadi (!6# yang dikutip Depdikbud (!!"# mengatakan bahwa prestasi memba$a, bahasa *ndonesia, dan &atematika7berhitung murid SD yang pernah menempuh TK lebih tinggi daripada yang tidak menempuh TK. 'erbedaan tersebut terutama sangat nyata di kelas)kelas awal, yaitu di kelas * ) ***. &eskipun demikian, faktor pengalaman prasekolah perlu mendapatkan perhatian dari guru mengingat masa)masa kritis belajar di sekolah adalah pada kelas)kelas awal. Kemampuan Sosial Ekonomi Orang tua
*ndikator latar belakang sosial ekonomi adalah pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua dan tempat tinggal. Siswa yang orang tuanya berpendidikan lebih tinggi, biasanya pekerjaannya lebih baik dan penghasilannya lebih tinggi serta tempat tinggalnya7rumah relatif lebih baik. Demikian juga siswa yang orang tuanya berpendidikan rendah, biasanya
pekerjaan, penghasilan, rumah relatif
sederhana pula. 8atar belakang sosial ekonomi keluarga perlu dipertimbangkan dalam proses belajar dan mengajar, karena hal ini akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa di sekolah. 'erhatian guru terutama diberikan kepada siswa)siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang kurang menguntungkan, misalnya karena keterlantaran, kemiskinan, dan keterpen$ilan. &enurut Depdikbud (!!"# 2kemiskinan se$ara ekonomi mempunyai akibat yang luas terhadap kemiskinan perkembangan fisik, intelektual, sosial dan emosional3. Se$ara fisik anak)anak miskin sering sakit)sakitan, kurang bersemangat, mengantuk, lusuh. Se$ara sosial mereka kurang bersahabat, agresif atau sebaliknya pemalu, malas, rendah diri. Se$ara emosional mereka labil dan kurang peka pada kepentingan orang lain. Se$ara kognitif mereka lemah, kemampuan belajarnya lambat, prakarsanya
kurang, dan sulit berkonsentrasi. Keadaan mereka berbeda dengan anak)anak dari strata sosial ekonomi menegah dan tinggi. Dalam keluarga mereka mendapatkan perlakuan yang baik, makanan yang bergi9i dan iklim keluarga yang hangat. Sejak umur 0) tahun mereka masuk TK yang memungkinkan sosialisasi mereka lebih dini, sehingga ketika masuk SD mereka lebih siap. Tingkat Kecerdasan
&enurut Depdikbud (!!"# tingkat ke$erdasan atau sering disebut inteligensi merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap orang. Sebagian orang per$aya bahwa taraf inteligensi sifatnya tetap, artinya tidak dapat diubah)ubah, ditambah atau dikurangi. Tetapi sebagian orang yang lain menyatakan bahwa taraf inteligensi seseorang dapat berkembang melalui proses belajar. Siswa di SD mungkin ada yang termasuk anak yang sangat $erdas, $erdas, biasa)biasa saja, dan kurang $erdas. Dalam kegiatan belajar sehari) hari, tingkat ke$erdasan siswa dapat diamati dari kemampuan belajarnya, yaitu $epat, tepat, dan akurat. -da siswa yang dalam sekejap dapat , menyelesaikan soal dengan benar, ada yang dapat menyelesaikannya dengan susah payah. -danya
perbedaan
tingkat
ke$erdasan
murid
menuntut
guru
untuk
memperhatikannya. &urid)murid yang ke$epatan belajarnya lambat perlu diperhatikan agar tidak terlalu tertinggal oleh murid)murid yang lain, meskipun diakui bahwa pada akhirnya akan selalu ada perbedaan pada prestasi belajar murid. Kreativitas
Depdikbud (!!"# mengemukakan bahwa
2kreati%itas
yaitu kemampuan
seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan hal)hal yang telah ada 2. Kreati%itas siswa terlihat ketika men$etuskan ide atau gagasan yang relatif baru, misalnya suatu masalah dipe$ahkan dengan $ara berbeda dari biasanya, menguraikan sesuatu dengan bahasa atau istilah yang ber%ariasi. Kreati%itas juga terlihat ketika mereka dapat mengalihkan persoalan ke persoalan lain tanpa menyinggung perasaan temannya. Di sekolah setiap anak
mempunyai tingkat kreati%itas yang berbeda. Siswa yang lebih $erdas biasanya mempunyai
tingkat
kreati%itas
yang
tinggi,
meskipun
ada
juga
anak
yang
ke$erdasannya sedang7biasa)biasa saja tetapi memiliki kreati%itas yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Bakat dan Minat
Siswa SD mempunyai bakat yang sangat beragam, sebagaimana terlihat dalam minat belajarnya. &eskipun bakat dan minat merupakan dua hal yang relatif berlainan, tetapi dalam perwujudannya hampir sulit dibedakan. -da siswa berbakat dalam kemampuan berbahasa, ada juga yang lebih menunjukkan kegemaran dan kemampuan berhitung atau menggambar. Sebagian siswa terlihat mempelajari materi pelajaran &atematika, *'S. &eskipun demikian terdapat juga siswa yang mempunyai bakat dan minat hampir merata pada semua mata pelajaran. Kenyataan di atas akan selalu ditemukan di SD. Untuk itulah guru harus dapat mengakomodasi dan memahami adanya perbedaan bakat dan minat agar dapat menguasai se$ara merata semua materi pelajaran. Pengetahuan Dasar dan Prestasi terdahulu
:elajar pada dasarnya merupakan proses yang berkelanjutan. ;asil belajar terdahulu mendasari proses belajar kemudian.
dari materi konkrit menuju abstrak. Sebagai $ontoh dalam pelajaran &atematika siswa yang kurang menguasai penambahan dan pengurangan, akan mengalami kesulitan dalam memahami perkalian dan pembagian. Motivasi Belajar
'roses pembelajaran akan efektif dan berhasil apabila siswa memiliki dorongan untuk belajar. &eskipun mereka memiliki ke$akapan yang tinggi tetapi moti%asi belajarnya lemah, maka prestasi yang akan di$apai kurang berhasil. &enurut Depdikbud (!!"# 2moti%asi belajar siswa dapat diamati melalui indikator ketekunan dalam belajar, keseringan dalam belajar, komitmen dalam memenuhi tugas, frekuensi kehadiran di sekolah3. Salah satu tugas guru adalah memberikan moti%asi belajar kepada siswanya agar pembelajaran dapat berlangsung efektif. :erbagai $ara membangkitkan moti%asi perlu diupayakan guru. Pertama, berikan pujian kepada siswa yang telah melakukan tugas dengan baik.
'ujian diberikan kepada siswa karena telah menjawab pertanyaan dengan benar, mengajukan pertanyaan atau memperoleh nilai bagus. =ara memberikan pujian dapat dengan kata)kata, tulisan maupun pemberian tanda bintang. 2:agus3, 2;ebat3 atau *bu senang sekali kamu telah berani mengajukan7menjawab pertanyaan>3 Kedua, hindari ke$aman dan kritikan yang dapat mematikan moti%asi belajar.
U$apan atau sebutan yang tidak disukai siswa seperti 2:odoh3,3'emalas3 menjadikan siswa enggan belajar bahkan kurang hormat terhadap guru. Kritik dan hukuman bisa saja diberikan asal se$ara bijaksana namun jangan men$ari)$ari kesalahan yang sebenarnya tidak dilakukan oleh siswa. Ketiga, $iptakan persaingan atau kompetisi di antara siswa se$ara sehat. Guru
memberikan soal $epat tepat atau kuis se$ara kelompok ataupun indi%idu. Siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar dan $epat akan mendapat kesempatan pulang terlebih dahulu di akhir pelajaran. 'ersaingan ini di$iptakan agar siswa menjadi giat belajar untuk mendapatkan prestasi terbaik.
Keempat, $iptakan iklim kerjasama yang positif di antara siswa. &isalnya dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif, membentuk kelompok belajar, membentuk regu piket. 'embentukan anggota kelompok se$ara $ampuran baik prestasi maupun jenis kelamin. Kelima, berikan umpan balik atau feed ba$k kepada siswa atas hasil
pekerjaannya. =aranya antara lain dengan mengoreksi pekerjaan siswa, memberi nilai dan memberi komentar. *nformasi mengenai hasil yang di$apai sangat berarti bagi siswa untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya. Umpan balik bermanfaat bagi siswa untuk memperbaiki atau mengatasi kekurangan sehingga di waktu yang akan datang prestasinya akan lebih baik. Umpan balik juga berfungsi memberikan moti%asi belajar siswa. Sikap Belajar
Sikap siswa terhadap sekolah, guru maupun teman lain serta materi pelajaran mempengaruhi hasil belajar. Sebagian siswa beralasan bahwa belajar di sekolah karena untuk mewujudkan $ita)$itanya, disuruh orang tua, malu dengan teman lain. Demikian juga sikap siswa terhadap gurupun beraneka ragam, ada yang mengganggap $ara penyampaian materi mudah dipahami, susah dimengerti, menarik, membosankan. Sebagian beranggapan bahwa guru memberikan nilai 2mahal3 atau 2murah3 serta tidak adil hanya berdasarkan suka atau tidak terhadap siswa. Semua ini akan memberikan warna kepada proses belajar murid, baik disadari maupun tidak disadari oleh murid. Guru dituntut memahami dinamika perasaan dan sikap siswanya tersebut dan berusaha melakukan tindakan)tindakan yang dapat mengubah sikap negatif siswa menjadi positif, serta memperkuat sikap siswa yang sudah positif.
Karakteristik Belajar Anak SD os%ed on 02*12*2012 b+ #ela!ar (en!adi &ebih under dukasi
Dalam suatu jenjang pendidikan khususnya tingkat SD tentu memiliki karakter dan pola tersendiri sesuai dengan usia anak tersebut.
ini agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif, efisien, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya sehingga bisa dikatakan guru tersebut berhasil dalam mendidik anak. pada tingkat SD dibagi menjadi dua kelas yakni kelas rendah + , %, '0 dan kelas tinggi +), 2, 3 0. rentang usia anak SD antara 3-% tahun. untuk itu kita perlu mengetahui karakter dan cara belajar anak sesuai dengan kelas tersebut. Karakteristik Siswa Kelas Rendah
+a0 mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari, +b0 mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala, nilai-nilai, +c0 mencapai kebebasan pribadi, +d0 mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan institusi-institusi sosial. Beberapa keterampilan akan dimiliki oleh anak yang sudah mencapai tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir dengan rentang usia 3-' tahun +Soesilo!indradini, ttn: 3, /, 0. "eterampilan yang dicapai diantaranya, yaitu social-help skills dan play skill. Social-help skills berguna untuk membantu orang lain di rumah, di sekolah, dan di tempat bermain seperti membersihkan halaman dan merapikan meja kursi. "eterampilan ini akan menambah perasaan harga diri dan menjadikannya sebagai anak yang berguna, sehingga anak suka bekerja sama +bersifat kooperatif0. Dengan keterampilan ini pula, anak telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelamin, mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, mampu berbagi, dan mandiri. Sementara itu, play skill terkait dengan kemampuan motorik seperti melempar, menangkap, berlari, keseimbangan. Anak yang terampil dapat membuat penyesuaian penyesuaian yang lebih baik di sekolah dan di masyarakat. Anak telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. ;ertumbuhan fisik sebagai salah satu karakteristik perkembangan sis!a kelas rendah biasanya telah mencapai kematangan. Anak telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.
sesuai dengan tahapan perkembangan sis!a. (al lain yang harus dipahami, yaitu proses belajar harus dikembangkan secara interaktif. Dalam hal ini, guru memegang peranan penting dalam menciptakan stimulus respon agar sis!a menyadari kejadian di sekitar lingkungannya. Sis!a kelas rendah masih banyak membutuhkan perhatian karena focks konsentrasinya masih kurang, perhatian terhadap kecepatan dan akti5itas belajar juga masih kurang. (al ini memerlukan kegigihan guru dalam menciptakan proses belajar yang lebih menarik dan efektif. ;iaget +260 menyatakan bah!a setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya +teori perkembangan kognitif0. Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. ;emahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi +menghubungkan objek d engan konsep yang sudah ada dalam pikiran0 dan akomodasi +proses memanfaatkan konsepkonsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek0. "edua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan c ara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. "edua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya. Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret. ;ada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: +0 Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsurunsur secara serentak, +%0 Mulai berpikir secara operasional, +'0 Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, +)0 Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan +20 Memahami konsep substansi, 5olume @at cair, panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: 1. Konkrit "onkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. ;emanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab sis!a dihadapkan dengan peristi!a dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungja!abkan. 2. Integrati ;ada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. !. "ierarkis ;ada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari halhal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi . ;embelajaran Bermakna Bagi Sis!a "elas rendah ;embelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. "egiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. ;roses belajar
bersifat indi5idual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri indi5idu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Menurut Ausubel +330, bahan pelajaran yang dipelajari sis!a harus bermakna +meaningful0. ;embelajaran bermakna +meaningful learning0 dimaknai sebagai suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep rele5an yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif merupakan fakta-fakta, konsepkonsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat sis!a. Se nada dengan pendapat tersebut, Suparno +40 mengatakan bah!a pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran di mana informasi baru dighubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang berada dalam proses pembelajaran. ;embelajaran bermakna terjadi bila sis!a mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan pelajaran itu harus cocok dengan kemampuan sis!a dan harus rele5an dengan struktur kognitif yang dimiliki sis!a. "ebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristi!a mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponenkomponen yang rele5an di dalam struktur kognitif sis!a. ;roses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsepkonsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. ;elajaran harus dikaitkan dengan konsepkonsep yang sudah dimiliki sis!a, sehingga konsepkonsep baru tersebut benar-benar terserap oleh sis!a. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki sis!a dan membantu memadukannya secara harmonis k onsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. ;engembangan sikap ilmiah pada sis!a kelas rendah dapat dilakukan dengan cara menciptakan pembelajaran yang memungkinkan sis!a berani mengemukakan pendapat, memiliki rasa ingin tahu, memiliki sikap jujur terhadap dirinya dan orang lain, dan mampu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Dalam pengembangan kreati5itas sis!a, proses pembelajaran dapat diarahkan sesuai dengan tingkat perkembangannya, misalnya saja memecahkan permasalahan melalui permainan sehari-hari. Di ba!ah ini adalah beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan sis!a kelas rendah. . Menggolongkan peran anggota keluarga %. Menerapkan etika dan sopan santun di rumah, di sekolah, dan di lingkungan sekitar '. Menggunakan kosakata geografi untuk menceritakan tempat ). Menceritakan cara memanfaatkan uang secara sederhana melalui jual beli barang dan menabung 2. Menceritakan masa kecilnya dengan bantuan foto 3. Mengkomunikasikan gagasan dengan satu kalimat 4. Mengekspresikan gagasan artistik melalui kegiatan bernyanyi d an menari /. Menulis petunjuk suatu permainan . Membilang dan menyebutkan banyak benda 6. Melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. >ontoh-contoh di atas menggambarkan bah!a pembelajaran di sekolah dasar tidak harus selalu dilakukan dengan ceramah saja, tetapi dapat menggunakan beberapa metode mengajar yang memungkinkan sis!a berakti5itas tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, be lajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera, daripada hanya mendengarkan penjelasan dari guru.