Laporan Praktikum Mikrobiologi
Hari/Tanggal Waktu PJP Asisten
: Rabu/ 10 November 2014 : 11.00 – 11.00 – 15.00 15.00 : Ivone Wulandari B, S.si M.si : 1. Ade Setiawan, A.Md 2. Embun Novita A, A.Md
ISOLASI DAN MOROLOGI JAMUR Kelompok 4 Iva Fauziana Hanum J3L113026
PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Pendahuluan 1. Latar belakang Fungi merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin dan memiliki nukleat yang banyak. Fungi bersifat kemoorganotrof, karena mendapatkan nutrisi dengan cara mensekeresikan enzim ekstraselular yang dapat mencerna senyawa organic kompleks sperti polisakarida dan protein menjadi penyusun monomer, dan kemudian diserap ke dalam sel fungi. Fungi berperan di ekosistem sebagai decomposer, hidup dengan mencerna materi organic dari sisa-sisa makhluk hidup seperti sampah daun, kayu tumbang serta jasad organism yang sudah mati. Fungi juga bisa berperan sebagai parasit, hidup dengan menyerap nutrient dari sel hidup dari organism inang yang mereka serang. Sebagian besar fungi berkembang biak aseksual. Fungi berkembang biak melalui 3 cara: menumbuhkan dan menyebarkan filament hifa, menghasilkan spora aseksual, atau pembelahan mitosis pada proses budding. Beberapa fungi menghasilkan spora dari hasil reproduksi seksual. Spora ini terbentuk dari penggabungan gamet uniselular atau hifa khusus yang disebut gametangia (Madigan dkk 2009). 2009). Secara umum fungi dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan atas tipe selnya yaitu,fungi bersifat uniselluler yang biasa disebut khamir dan fungi bersifat multiselluler yang biasa disebut kapang. Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino. (Pelczar 2005). Kapang sudah tergolong organisme multiselular yang memiliki substrat miselium dan hifa aerial. Kapang antara lain dimanfaatkan sebagai antibiotic ( Penicillium Penicillium notatum) notatum) dan industry makanan yaitu Rhizopus yaitu Rhizopus dan Aspergillus dan Aspergillus.. Fungi multiselular lainnya adalah cendawan. Ukuran fungi tersebut relatif paling besar di antara kelompok fungi lainnya. Ciri khas dari cendawan yaitu terbentuknya tubuh buah fruiting ( fruiting body) body) di atas tanah yang terdiri atas tangkai ( stalk stalk ), ), gill , dan cap. cap. Khamir ialah fungi bersel tunggal atau uniselular. Ukuran sel khamir relatif lebih besar dibandingkan ukuran sel bakteri. Contoh khamir yang penting dalam bidang farmasi ialah Saccharomyces cerevisae. cerevisae. Meskipun demikian, pada pengamatan secara langsung, kedua macam sel tersebut sulit dibedakan (Harvey 2007). Terdapat beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide pembuatan slide cultur atau atau hanging drop. drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis.. Hal-hal yang diperhatikan dalam pengamatan makroskopik khamir adalah warna koloni, tekstur koloni, permukaan koloni, profil, dan tepi koloni, sedangkan pada pengamatan mikroskoipik khamir bagian-bagian yang diamati adalah bentuk sel, pertunasan (budding ), ), dan miselium semu (pseudomiselium). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan makroskopik kapang adalah warna koloni, tekstur koloni, zonasi, radial furrow, furrow, exudate drop, drop, reverse colony, colony, dan growing dan growing zone. zone. Bagian-bagian yang diamati dalam pengamatan mikroskopik kapang adalah miselium, konidia, spora, konidiofor, sporangiofor, kolumela, vesikula, metula, dan fialid (Gandjar dkk 1992). 1992).
2. Tujuan Praktikum bertujuan untkuk mempelajari kultur mempelajari dan mengidentifikasi komponen struktur kapang.
teknik
mikologis,
Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan ialah mikroskop, kaca preparat, kawat ose, pinset, tisu, cawan petri, cover glass, pipa V, spirtus dan kertas saring. Bahan-bahan yang digunakan ialah jamur tempe busuk, roti busuk, lactofenol cotton blue, gliserol, PDA ( Potato Dextro Agar ). ). Prosedur Percobaan Morfologi jamur dilakukan dengan cara jamur pada tempe dan roti busuk diambil sedikit dengan pinset. Lalu dipindahkan ke kaca preparat kemudian ditutup dengan cover glass dan glass dan diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali. Hal yang sama juga dilakukan pada jamur pada oncom dan jamur pada tape. Isolasi jamur dilakukan dengan cara media PDA diteteskan pada kaca preparat dan ditunggu sampai berbentuk padat. Jamur pada oncom disentuhkankan dua kali pada kaca preparat dengan kawat ose lalu ditutup dengan cover glass. glass. Kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah ada pipa V dan kertas saring. Pipa V berguna sebagai s ebagai penyangga p enyangga kaca preparat. Kertas saring pada bagian tepinya ditetesi gliserol. Lalu diinkubasi selama 2x24 jam dan setelah itu dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 dan 400 kali. Data dan Hasil Pengamatan Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da tidak berfilamen. Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri yang khas yaitu berupa benang tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium, atau berupa kumpulan benang-benang yang padat menjadi satu. Hanya golongan ragi (sacharomycetes) itu tubuhnya berupa sel-sel tunggal ciri kedua adalah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi (Waluyo, 2005). Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara aseksual. Pada perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk tunas,sedangkan secara aseksual jamur membentuk spora askus (Pelczar 1999). Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,yaitu dengan cara memutuskan benang hifa (fragmentasi),membentuk spora aseksual yaitu zoospora,endospora dan konidia. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual melalui peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga terbentuk spora askus atau spora basidium (Coyne 1999). Percobaan dalam mempelajari karakteristik morfologi khamir dan kapang telah dilakukan secara makroskopis maupun secara mikroskopis. Berikut data dan gambar dari hasil percobaan yang ditunjukkan dalam bentuk tabel.
Tabel 1. Hasil isolasi dan morfologi jamur pada oncom, tempe dan tape Gambar Keterangan Jenis sampel : kapang 3 Nama sampel : tempe busuk langsung diamati mikroskop 1 Keterangan gambar : 1. sporangium 2 2. sporangiofor 3. hifa
Perbesaran objektif 40X10
Pewarna yang digunakan : lactofenol cotton blue Jenis sampel : Kapang Nama sampel : roti busuk Keterangan gambar : 1. sporangium 2. sporangiofor 3. misellium
1 2 3
Perbesaran objektif 40X10
Pewarna yang digunakan: tidak ada Jenis sampel : Kapang Nama sampel : Tempe busuk yang diisolasi sebelum diamati mikroskop Keterangan gambar : 1. jamur tempe
1
Perbesaran objektif 40X10
1
2
3 4
Pembesaran objektif 40X10
Pewarna yang digunakan: tidak ada Jenis sampel : Kapang Nama sampel : tempe yang diinokulasi dan diamati mikroskop Keterangan gambar : 1. sporangioform 2. sporangiofor 3. kolumela 4. hifa Pewarna yang digunakan: tidak ada
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 55-30 μm μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organorgan penggerak lainnya . Kapang sudah tergolong organisme multiselular yang memiliki substrat miselium dan hifa aerial. Kapang antara lain dimanfaatkan sebagai antibiotic ( Penicillium Penicillium notatum) notatum) dan industry makanan yaitu Rhizopus yaitu Rhizopus dan dan Aspergillus. Aspergillus. (Coyne 1999). Identifikasi dilakukan untuk mengetahui morfologi dari jamur. Pengamatan morfologi biasanya dilakukan baik secara makroskopik maupun mikroskopik. mikroskopik. Untuk mengidentifikasi kelompok khamir di samping ciri morfologinya, masih harus dilengkapi dengan sifat-sifat fisiologi. Pada praktikum pengamatan dengan mikroskop karena ukurannya yang sangat kecil tidak dapat dilihat oleh mata secara langsung dan juga untuk melihat lebih jelas morfologinya bentuk khamir maupun kapang yang dihasilkan oleh sampel. Percobaan dilakukan dengan pengamatan mikroskopik dengan menggunakan mikroskop. Pada tahap ini, mula-mula dilakukan fiksasi pada glass objek yaitu dengan membersihkannya dengan alcohol kemudian dikeringkan di udara. Tujuan fiksasi ini adalah untuk mensterilkan glass objek agar tidak ada mikroorganisme lain yang menempel di glass objek sehingga saat pengamatan yang terlihat adalah mikroorganisme yang murni berasal dari sampel. Setelah itu, sampel diletakkan di atas glass objek yang sebelumnya telah ditetesi Lactofenolcotton blue. Fungsi dari Lactofenolcotton blue ini adalah sebagai pewarna sel dari sampel sehingga morfologi kapang dan khamir sampel tersebut dapat terlihat. Kemudian glass objek ditutup dengan cover glass. Jamur pada tempe diamati pada mikroskop dengan perbesarann 40x10. Mikroba yang terkandung dalam ragi umumnya berupa kultur campuran (mixed culture) yang terdiri dari kapang, khamir, dan bakteri sampai tape tersebut membusuk. Hasil morfologi pada tempe terdapat kapang saccharomyces cerevisiae. cerevisiae. Mimiliki hifa vegetative dan sporangium terdapat juga hifa seperti akar yang pendek dan bercabang banyak yang disebut rhizoid. Berproduksi baik secara aseksual maupun seksual. Merupakan patoge oportunitis, artinya tidak menyebarkan penyakit pada inang sehat tetapi menyebabkan mikosis pada inang terkompromi. Hasil morfologi pada roti busuk terdapat kapang Rhizopus. Rhizopus. Memiliki sporangium, sporangiofor dan misellium. Medium yang digunakan adalah medium PDA Potato ( Potato Dextrose Agar ). ). Berdasarkan susunannya, medium ini merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber
karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2. Sebagai pewarna, digunakan lactophenol cotton blue untuk kapang dan methylen blue untuk khamir. Larutan laktofenol dapat digunakan dalam pewarnaan pada khamir dan kapang. Organisme yang tersuspensikan ke dalam larutan tersebut akan mati akibat phenol yang terdapat di dalamnya dan akan memberi efek transparan, sedangkan methylen blue hanya memberi warna pada kapang dan khamir. Konsentrasi fenol yang tinggi membuat enzim yang terdapat dalam sel terdeaktifasi tanpa menyebabkan terjadinya lisis. Laktofenol tidak mudah menguap seperti akuades sehingga preparat tidak cepat kering dan sel kapang tidak cepat rusak. Kerugian dari penggunaan laktofenol adalah apabila dipakai terlalu lama laktofenol dapat mengubah bentuk sel. Laktofenol dapat mencegah penguapan dan pengerutan sel, sehingga sel mudah diamati (Jutono 1980). Pada pengamatan dengan metode Henrici’s slide culture digunakan kertas saring yang dibasahi degan gliserol untuk menjaga kelembaban. Pipa V digunakan untuk menyangga object glass agar tidak berhubungan langsung dengan kertas yang basah agar fungi dapat tumbuh lebih baik. Aspek yang menguntungkan akibat pertumbuhan kapang yakni perannya sebagai dekomposer, bermanfaat dalam fermentasi, dan kemampuan mengurai berbagai jenis substrat dikarenakan memiliki enzim ekstraseluler. Aspek merugikan akibat pertumbuhan kapang yakni menyerang tanaman, kontaminan pada kacang, infeksi kulit, dan kontaminan pada makanan. Keuntungan penggunaan agar Saboraud dalam kultivasi kapang yakni dapat menumbuhkan kapang dan mengidentifikasi dengan mudah. Manfaat khamir untuk bidang industri yakni penghasil enzim selulase dalam industri kayu, kertas, dan tekstil. Manfaat khamir untuk bidang medis yakni sebagai bahan pembuat obat. Simpulan Data dan hasil pengamatan menunjukkan jamur tempe busuk menghasilkan menghasilkan sporongium, sporangiofor, kolumela, dan hifa. Roti busuk menghasilkan sporangium, sporangiofor, dan misellium. Daftar Pustaka Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: Soil Microbiology: An Exploratory Approach. Approach. USA : Delmar Publisher Gandjarr ,Gh Gandja ,Ghol olib ib,dan ,dan Rohm Rohman an..2009. Kimia Kimia Farmasi Analisis. Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Harvey D. 2007. Modern 2007. Modern Analytical Chemistry. Chemistry. New York : Mc-Graw Hill Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun, Suhadi & Susanto. 1980. Pedoman 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Umum. Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta
Madigan MT, Martinko JM. 2009. Brock: 2009. Brock: Biology of Microorganism. Microorganism. Pearson Education International. Pelczar, Michael J. 1999. Microbiology 1999. Microbiology.. USA : Mc Graw Hill Waluyo. 2005. Pengantar 2005. Pengantar Mikrobiologi. Mikrobiologi. Bandung: Tarsito.