Hikayat Kera dan Kura-kura Kata yang empunya cerita, ada seekor kera duduk
Maka suatu hari teringatlah kura-kura akan istrinya,
menjadi raja dalam suatu hutan. Setelah beberapa
lalu pulanglah ia. Ketika dilihat istrinya
lama memerintah, raja itu pun menjadi tua, lalu
sedihlah hatinya dan bertanya ia , Apakah sebabnya
bangun seekor kera muda dari keturunannya juga
engkau kelihatah berduka cita saja?
sakit,
mengalahkannya. Kera tua pun mengasingkan diri ke pinggir laut dan disitu ia diam pada sebatang pohon ara yang tumbuh di tepi pantai. Pada suatu hari, ia sedang duduk memakan buah ara. Tiba-tiba sebiji terlepas
dari
tangannya,
jatuh
kedalam
air.
Terdengar bunyi buah jatuh itu, lalu dipetiknya
Istrimu sakit, jawab tetangganya. sakitnya amat berbahaya dan kata tabib tidak juga obat yang dapat menyembuhkan penyakitnya itu selain hati kera
beberapa buah, dijatuhkannya dengan sengaja. Sejak
Tiba-tiba teringat olehnya akan raja kera sahabatnya
saat itu, melempar-lemparkan buah ara kedalam laut
seketika itu juga, timbullah niatnya hendak menipu
menjadi suatu kesenangan.
sahabatnya itu supaya dapat dibunuhnya dan
Dibawah pohon itu, ada seekor kura-kura. Tiap-tiap ada buah jatuh, diambilnya dan dimakannya. Karena setiap
ia ke tepi pantai menemui raja kera.
timbullah sangka dalam
hai, sahabatku.seru kera ketika melihat kura-kura
hatinya, mungkin karena hendak berbuat kebaikan
dating. apakah sebabnya beberapa hari ini engkau
maka kera dengan sengaja menjatuhkan buah itu.
tidak kelihatan lagi?
Oleh
hari demikian,
diambil hatinya. Setelah tetaplah niatnya, kembalilah
sebab
itu,
timbullah
keinginan
untuk
bersahabat dan berseru-serulah ia mengajak kera
aku malu kepadamu, hai sahabatku, jawab kura-
berkenalan. Ajakannya diterima baik oleh kera dan
kura. budimu kepadaku tiada akan terbalas olehku
mulai hari itu kedua makhluk itu pun bersahabat ,
selama lamanya. Oleh sebab itu, kuharap sudilah
berkasih-kasihan.
engkau menyempurnakan kebaikanmu kepadaku dengan mengunjungi rumahku, bertemu dengan
Syahdan kura-kura pun lupa akan anak dan istrinya.
anak istriku. Aku tinggal pada sebuah pulau yang
Kura-kura telah lama tidak pulang sehingga susahlah
penuh
hati istrinya dan mengadulah ia kepada tetangganya.
punggungku, supaya kubawa berenang.
dengan
buah-buahan.
Marilah
naik
ke
Kuatir aku katanya. kalau-kalau ada sesuatu marabahaya menimpa suamiku maka tiada pulang
Sangat
suka
cita
hati
kera,
mendengar
kata
sahabatnya itu dan amulah ia mengikut. Setelah ia kata
orang,
suamimu
selamat
sajajawab
naik ke punggung kura-kura, dibawalah ia oleh
tetangganya. Dia diam di tepi pantai bersahabat
sahabatnya berenang. Ditengah jalan, timbullah
dengan seekor kera. Itulah sebabnya ia lupa
dalam hati kura-kura perasaan yang kurang enak
padamu. Menurutku ,kamu tidak dipedulikannya
memikirkan niatnya yang jahat itu.
lagi. Kamu harus dapat dapat membinasakan kera itu. Tiap-tiap Bagaimana akalku akan membinasakna kera itu? Itu tidak sukar.Apabila suamimu pulang, berbuatlah pura-pura
sakit.
Kalau
ditanyakannya
halmu,
katakana kepadanya bahwa menurut kata tabib,
perasaan
itu
timbul,
berhentilah
ia
berenang dan berubah air mukanya. Kera melihat kelakuannya itu. Kura-kura pun berenang kemballi. Sesaat kemudian. Berhenti pula ia.
penyakitmu tidak akan sembuh, jika tidak dapat hati kera sebagai obatnya.
Perbuatan kura-kura seperti ini, tentu ada sesuatu sebabnya, kata kera dalam hati.
Boleh jadi juga hatinya sudah berubah padaku, dan
Mengapa tidak sewaktu dirumah tadi engkau
dia bermaksud hendak mencelakakanku. Hati mudah
mengatakan hal itu kepadaku supaya kubawa hatiku
berubah-ubah. Orang tua-tua berkata, janganlah
bersama-sama?
seseorang
menjadi adat , apabila seseorang pergi kerumah
lalai
memerhatikan
kelakuakn
dan
Bagi
kami bangsa kera
perbuatan kaum keluarga, anakistri dan handai
sahabatnya,
taulannya
supaya tidak ada yang mengganggu pikirannya di
karena
tiap-tiap
kelakuan
itu
memperlihatkan apa yang tersembunyi dalam hati. Oaring
pandai-pandai
berkata
pula,
ia
hati-hati
menjaga
hatinya
dirumah,
rumah temannya itu.
apabila
seseorang telah menaruh syak terhadap sahabatnya, hendaklah
ditinggalkannya
sudah
dirinya.
Jika
sangkaannya benar, selamat ia dari bahaya. Dan jika tidak benar, tiada kerugiannya, ia telah berlaku awas. Sudah itu berkatalah ia kepada kura-kura, apa jugakah sebabnya kamu bersusah hati? Ceritakan kepadaku sesungguhnya supaya dapat aku member pertolongan. Susah hatiku, hai sahabatku, karena engkau tidak dapat kujamu sebagaimana layaknya. Maklumlah istriku sedang sakit. Jangan hati dipersusah juga. Jawab kera. Susah tiada pernah meringankan beban yang harus kita pikul melainkan menambah berat yang ada. Lebih baik dicari obat itu, atau diberi makanan yang menguatkan tubuhnya. Kata orang tua-tua, wajib atas orang yang berharta membelanjakan hartanya pada tiga tempat, untuk sedekah, waktu keperluan,
Dimanakah hatimu sekarang? Tanya kura-kura Kutinggalkan dipohon ara, dan jika kamu benarbenar pula marilah kita kembali supaya kuambil. Tiada terperikan besar hati kura-kura mendengar kata sahabatnya itu. Untung , katanya, dengan jalan yang mudah kuperoleh obat itu tiada perlu aku berbuat kejahatan. Lalu berenanglah ia kembali. Setelah dekat ke tepi pantai, melompatlah kera ke daratan, lalu naik ke atas pohon ara. Setelah beberapa lamanya menunggu tiada juga ia turun, berserulah kura-kura. Hai sahabatku, manakah janjimu akan mengambil hatimu? Ambillah lekas dan turunlah sudah lama aku menunggu. Aku akan turun? jawab kera dari atas pohon kayu. Janganlah engkau sangka aku ini sama dengan keledai yang dikatakan serigala tiada berhati dan bertelinga
itu.
Belumkah
engkau
mendengar
ceritanya
dan untuk anak istri.
Ceritakanlah kepadaku!
Itulah maka hatiku susah. Jawab kura-kura. Kata
Dalam suatu hutan, ada seekor singa dan seekor
dukun istriku tiada akan sembuh penyakitnya, kalau
serigala. Suatu ketika, sakitlah singa, penuh kurap
tiada makan hati kera untuk obatnya.
sekujur tubuhnya, dan lemahlah badannya hingga
Berdebar- debar jantung kera dan sangat terkejut ia mendengarkan kata kura-kura itu. Celakalah aku sekali ini, katanya. Telah tua umurku, masih juga
tiada kuat menangkap mangsanya lagi. Pada suatu hari,
berkatalah
serigala
kepadanya.
Apabila
sebabnya Tuan jadi sengsara seperti ini?
terpedaya oleh nafsu loba, hingga terjerumus
Aku jadi begini tiada lain karena penyakit itu jua.
kedalam bahaya. Benar kata orang-orang suci
Obatnya sukar diperoleh. Kata tabib , penyakit ini
daripada sifat loba, sejahtera hidupnya, dan barang
tiada , akan sembuh kalau tiada diobati dengan
siapa yang rakus dan tamak, tak dapat selama
telinga dan hati keledai. Jawab singa.
hidpnya dalam kesusahan dan kesukaran. Sekarang wajib atasku mempergunakan akal mencari jalan
kalau
lepas daripada bahaya. Lalu katanya kepada kura-
mencarinya. Hamba tahu dikampung itu ada seekor
kura.
hanya
itu
obatnya,
alangkah
mudah
keledai kepunyyan tukang cuci. Baiklah hamba coba
bersahabat.
membawanya kemari. jawab serigala.
kawanya diam.
Ketika itu juga pergilah serigala kepada keledai itu.
Mendengar kata serigala itu, hilanglah takut keledai
Setelah bertemu dibujuknya binatang bodoh itu
dan menyesal ia lari. Ia belum pernah melihat singa,
supaya
hutan.
jadi ia percaya kepada serigala itu. Sebab itu ,
mengapa engkau sekurus ini, hai sahabatku?
inginlah ia hendak pergi kembali sekali lagi dan
katanya pada keledai.
ketika dibujuk serigala, mau ia kembali ke dalam
mau mengikutinya
ke
dalam
Dan
dibawanya
ketempat
kawan-
hutan. aku tiada pernah diberi makan kenyang oleh tuanku kata keledai.
Setelah sampai ke tempat tadi. Pergi pulalah serigala memberitahu singa. Kalau sekali ini lepas pula
kalau begitu mengapa engkau suka tinggal dengan
keledai itu, maka janganlah Tuan mengharap ia akan
dia ? Tanya serigala.
dating lagi bersama-sama hamba kata serigala pada
aku tiada berani lari. Kemanapun aku pergi, aku akan ditangkap orang jua dan dianiaya.
singa, Hati singa panas mendengar kata serigala itu, dan
mau engkau kubawa ke suatu tempat yang tersembunyi? Tempat itu tiada pernah didatangi manusia, subur, dan cukup makanan. Disitu ada pula sekawan keledai, gemuk, dan seehat-sehat tubuhnya tiada bandingnya.
bersiaplah ia. Setelah sampai ke tempat keledai itu, melompatlah ia dan diterkamnya binatang itu. Setelah kematian keledai itu, berkatalah ia kepada serigala, Kata pandai obat, sebelum memakan obat haruslah aku mandi dulu. Oleh sebab itu, jagalah olehmu disini, sementara aku pergi mandi. Nanti
kalau benar katamu itu, marilah sekarang juga
kalau sudah mandi, boleh kumakan mana yang
pergi. Jawab keledai
perlu, dan tinggallah untukmu.
Serigalapun berjalan membawa keledai kepada
Sepeninggalan singa, dimakanlah hati dan telinga
suatu tempat.
keledai itu oleh erigala. Ketika singa
Disitu
disuruhnya,
binatang
itu
kembali,
menunggu, dan ia pergi kepada singa, menunjukkan
terkejutlah ia melihat hati dan telinga binatang itu
tempat keledai itu, dan setelah dekat melompatlah
sudah tidak ada. kemanakah hati dan telinga
ia hendak menerkam. Tetapi karena lemah badannya
keledai itu katanya kepada serigala.
tiadalah
keledai
itu
tertangkap
olehnya,
dan
binatang itu pun lari.
tak tahukah tuan, bahwa keledai itu tidak berhati dan bertelinga karena dia mau kembali setelah
Sudah begitu lemahkah,Tuan.sesekali tidak hamba sangka Tuan akan selemah itu. Kata serigalam melihat keledai itu lepas
terlepas dari bahaya ? jawab seigala. Kuceritakan hikayat itu, supaya aku jangan engkau samkan dengan keledai itu. Aku tahu, engkau
Terbit malu singa mendengar kata serigala itu .
berdusta kepadaku, dan hendak menipu aku. Oleh
kalau engkau dapat sekali lagi membawa kemari,
karena itu, tak ada jalan bagiku lagi, melainkan
aku berjanji tidak akan membiarkannya terlepas
dengan menipu engkau pula. Kata orang tua-tua,
lagi.
orang yang terjerumus ke dalam bahaya karena hatinya yang penyantun, akalnya sendirilah juga
Serigalapun
pergi
untuk
mendapatkan
keledai.
Setelah bertemu, bertanyalah ia mengapa maka lari saja terburu-buru padahal yang dating itu hanyalah seekor keledai juga hendak berkenalan. Kalau tiada dia lari, tentulah dia akan diajak keledai itu
yang akan melepaskannya.