Hak dan Kewajiban Dokter dan Pasien HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan Kewajiban Dokter: HAK
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur. 2. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan sta ndar operasional prosedur. 3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya. 4. Menerima imbalan jasa.
KEWAJIBAN
1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan s tandar operasional prosedur serta kebutuhan medis. 2. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan/pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter/sarana dokter/sarana kesehatan lain yang mempunyai kemampuan lebih baik. 3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien itu meninggal dunia. 4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang mampu melakukannya. 5. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.
UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Kedokteran Pasal 52 dan 53, Hak dan Kewajiban Pasien: HAK
1. Mendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana tindakan medis yang akan dilakukan dokter. 2. Bisa meminta pendapat dokter lain ( second opinion). opinion). 3. Mendapat pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan. 4. Bisa menolak tindakan medis yang akan dilakukan dokter bila ada keraguan. 5. Bisa mendapat informasi rekam medis.
KEWAJIBAN
1. Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan dipahami tentang masalah kesehatannya.
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter. 3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan. 4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Konsekwensi hukum yang timbul dari pola hubungan kontraktual atau terapetik, maka kedua belah pihak masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Bagi pasien dia tidak hanya menuntut dokter untuk dapat memberikan terapi yang benar atas penyakit yang ia derita. Tetapi dibalik tuntutan tersebut maka pasien memiliki kewajiban atas apa yang akan dilakukan oleh dokter. Pada bahagian ini akan dibahas mengenai hak dan kewajiban dari keduanya. keduanya. Sofyan Dahlan 10
membagi hak pasien ini kedalam dua bahagian yaitu : Hak primer Yang dimaksud dengan hak primer disini adalah hak memperoleh pelayanan medik yang benar dan layak, berdasarkan teori kedokteran yang telah teruji kebenarannya. kebenarannya. Hak sekunder Hak sekunder adalah hak dimana pasien : 1. Memperoleh informasi medik tentang t entang penyakitnya 2. Memperoleh informasi tentang tindakan medik yang akan dilakukan oleh dokter
30 3. Memberikan konsen ( informed consent ) atas tindakan medik yang akan dilakukan oleh dokter 4. Memutuskan hubungan kontraktual setiap saat ( sesuai azas kepatutan dan kebiasaan ) 5. memperoleh rahasia kedokteran 6. Memperoleh surat keterangan dokter bagi kepentingan pasien yang bersifat non yustisial; seperti misalnya surat keterangan sakit, surat keterangan untuk kepentingan asuransi, surat kematian dan sebagainya 7. Hak atas second opinion D. Kewajiban pasien Selain pasien memiliki hak dalam hubungan terapetik maka di salah satu sisi pasien memiliki kewajiban yang harus dipenuhi dan memiliki keterkaitan erat dalam hubungan terapetik tersebut . Adapun kewajiban pasien adalah sebagai berikut : 1. Kewajiban memberikan informasi 2. Kewajiban melaksanakan nasehat dokter atau tenaga kesehatan 3. kewajiban untuk berterus terang apabila timbul masalah dalam hubungannya dengan dokter atau tenaga kesehatan 4. kewajiban memberikan imbalan jasa 5. kewajiban memberikan ganti rugi apabila tindakannya merugikan dokter atau tenaga kesehatan.
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter. 3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan. 4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Konsekwensi hukum yang timbul dari pola hubungan kontraktual atau terapetik, maka kedua belah pihak masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Bagi pasien dia tidak hanya menuntut dokter untuk dapat memberikan terapi yang benar atas penyakit yang ia derita. Tetapi dibalik tuntutan tersebut maka pasien memiliki kewajiban atas apa yang akan dilakukan oleh dokter. Pada bahagian ini akan dibahas mengenai hak dan kewajiban dari keduanya. keduanya. Sofyan Dahlan 10
membagi hak pasien ini kedalam dua bahagian yaitu : Hak primer Yang dimaksud dengan hak primer disini adalah hak memperoleh pelayanan medik yang benar dan layak, berdasarkan teori kedokteran yang telah teruji kebenarannya. kebenarannya. Hak sekunder Hak sekunder adalah hak dimana pasien : 1. Memperoleh informasi medik tentang t entang penyakitnya 2. Memperoleh informasi tentang tindakan medik yang akan dilakukan oleh dokter
30 3. Memberikan konsen ( informed consent ) atas tindakan medik yang akan dilakukan oleh dokter 4. Memutuskan hubungan kontraktual setiap saat ( sesuai azas kepatutan dan kebiasaan ) 5. memperoleh rahasia kedokteran 6. Memperoleh surat keterangan dokter bagi kepentingan pasien yang bersifat non yustisial; seperti misalnya surat keterangan sakit, surat keterangan untuk kepentingan asuransi, surat kematian dan sebagainya 7. Hak atas second opinion D. Kewajiban pasien Selain pasien memiliki hak dalam hubungan terapetik maka di salah satu sisi pasien memiliki kewajiban yang harus dipenuhi dan memiliki keterkaitan erat dalam hubungan terapetik tersebut . Adapun kewajiban pasien adalah sebagai berikut : 1. Kewajiban memberikan informasi 2. Kewajiban melaksanakan nasehat dokter atau tenaga kesehatan 3. kewajiban untuk berterus terang apabila timbul masalah dalam hubungannya dengan dokter atau tenaga kesehatan 4. kewajiban memberikan imbalan jasa 5. kewajiban memberikan ganti rugi apabila tindakannya merugikan dokter atau tenaga kesehatan.
31 E. Hak Dokter Selain pasien yang memiliki hak dan kewajiban dalam hubungan terapeutik, dokter juga memiliki hak dan kewajiba n sebagai pengemban profesi yang harus dilaksanakan. Johan Nasution 9
menyebutkan beberapa hak dokter adalah : 1. Hak memperoleh m emperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya selengkap-lengkapnya dan sejujur jujurnya dari pasien yang yang akan digunakan digunakan bagi kepentingan kepentingan diagnosis maupun terapetik 2. Hak atas imbalan jasa atau honorarium terhadap pelayanan yang diberikannya kepada pasien 3. Hak atas itikad baik dari pasien atau keluarganya dalam melaksanakan transaksi terapetik 4. Hak membela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasien atas pelayanan kesehatan yang diberikannya 5. hak untuk memperoleh m emperoleh persetujuan tindakan medik dari pasien atau keluarganya. F. Kewajiban Dokter Kewajiban dokter terbagi kedalam beberapa bahagian yaitu : 1. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemeliharaan kesehatan antara lain : a. Mempertimbangkan untuk tidak menulis suatu resep untuk obat yang tidak begitu perlu b. Mempertimbangkan penulisan resep obat yang murah dari pada obat yang mahal untuk penyembuhan pasien
19 C. Pertanyaan penelitian Berdasarkan pokok-pokok permasalahan permasalahan yang telah disebutkan diatas maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejelasan informasi medis yang diterima oleh pasien pra operasi katarak di rumah sakit umum Willi am Booth Semarang ? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian penelitian ini meliputi : 1.Tujuan umum Untuk mengetahui faktor – faktor –faktor faktor kejelasan informasi medis yang diterima oleh pasien pra operasi katarak di Rumah Sakit Umum W illiam Booth Semarang . 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran persepsi pasien tentang kejelasan informasi medis yang diterimanya . b. Menganalisis hubungan antara persepsi responden tentang tingkat kegawatan penyakit katarak dengan kejelasan informasi medis yang diterimanya c. Menganalisis hubungan antara komunikasi empati yang dilakukan oleh komunikator tentang penyakit katarak dengan kejelasan informasi medis yang diterima pasien d. Menganalisis hubungan antara penyampaian pesan komunikator yang mudah dipahami dengan kejelasan informasi medis yang diterima oleh
pasien. e. Menganalisis hubungan antara umpan balik yang dilakukan oleh komunikator tentang penyakit katarak dengan kejelasan informasi medis yang diterima oleh pasien.
20 f. Menganalisis pengaruh bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi kejelasan informasi medis yang meliputi : persepsi responden tentang tingkat kegawatan penyakit katarak, komunikasi empati yang dilakukan oleh komunikator, penyampaian pesan oleh komunikator yang mudah dipahami, umpan balik komunikator tentang penyakit katarak. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi manajemen Rumah Sakit a. Memperoleh informasi tentang kejelasan informasi medis yang diterima pasien pra operasi katarak b. Mengembangkan strategi hubungan pasien dokter yang berkaitan dengan kejelasan informasi medis 2. Bagi MIKM Sebagai bahan pengembangan keilmuan di bidang hukum perumahsakitan secara khusus pelaksanaan informed consent 3. Bagi peneliti lain Sebagai referensi untuk pengembangan keilmuan dan penelitian di bidang hukum perumahsakitan khususnya dalam kelengkapan informasi medis F. Keaslian Penelitian 1. Hapsari ( 2000) Meneliti tentang hubungan karakteristik pasien dengan kelengkapan informasi medis yang diterima penderita kanker di bangsal bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang Bulan Februari – April 2000. dari penelitian ini ditemukan bahwa karakteristik pasien yang berpengaruh terhadap kelengkapan informasi medis adalah hanya pendidikan pasien. Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Perbedaan penelitian
21 yang penulis akan teliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari adalah kejelasan informasi medis yang diterima oleh pasien akan ditinjau bukan saja dari faktor subyektif pasien tetapi juga dari f aktor komunikator 6
2. Iswandiri H.D (2005) dari Universi tas Diponegoro meneliti tentang Hukum dalam upaya pelayanan kesehatan di Jawa Tengah ( kontruksi hukum yang diimplementasikan dalam pelayanan para dokter rumah sakit yang melakukan tindakan pembedahan ) tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan model berpikir para dokter tentang hukum dalam lingkup sosial yang sarat dengan berbagai tuntutan nilai-nilai budaya, sosial,ekonomi dan keamanan. keamanan. Dan hasil penelitian ini ditemukan bahwa kewajiban dokter adalah memberikan pelayanan terbaik bagi pasiennya sesuai standar profesinya dan kelemahan para dokter adalah permasalahan komunikasi, empati dan hukum. Dalam penelitian ini Iswandiri melihat dar i berbagai faktor yaitu :faktor nilai , kompentensi, organisasi profesi, rumah sakit dan ekonomi global. 7
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti m enitikberatkan pada ketrampilan komunikator dalam penyampaian informasi medis.
G. Ruang Lingkup 1. Ruang lingkup sasaran Penelitian ini ditujukan pada pasien pasca operasi katarak di rumah Sakit umum William Booth Semarang 2. Ruang lingkup masalah Masalah dibatasi pada faktor-faktor kelengkapan informasi medis yang diterima pasien pasca operasi katarak di rumah sakit umum William Booth Semarang
22 3.Ruang lingkup keilmuan Lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Hukum perumahsakitan secara khusus informed consent 4. Ruang lingkup metode Metode yang digunakan adalah observasional dengan survey pendekatan cross sectional study atau study belah lintang dimana dalam waktu bersamaan variabel bebas dan variabel terikat pada obyek penelitian yang diambil datanya. 5. Ruang lingkup lokasi Lokasi penelitian adalah di rumah sakit umum William Booth Semarang 6. Ruang lingkup waktu Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2006 – juni 2006
23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Katarak Penyakit katarak adalah penyakit mata yang dapat menyerang semua tingkatan umur manusia, namun pada umumnya terjadi pada usia di atas 40 tahun. Menurut Sidarta Ilyas penyakit katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau lensa didalam kapsul lensa. Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akaibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu. Berdasarkan pengelompokan usia, maka penyakit katarak dapat digolongkan menjadi 1. Katarak kogenital. Yaitu penyakit katarak yang dapat terjadi /terlihat pada usia dibawah 1 tahun dan hal ini disebabkan oleh kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir, terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin 2. Katarak juvenil Adalah katarak yang terlihat pada usia diatas 1 tahun dan dibawah 40 tahun. Katarak juvenil dapat terjadi karena lanjutan katarak kengenital yang makin nyata, penyulit penyakit lain dan katarak komplikata 3. Katarak presenil, yaitu katarak sesudah usia 30-40 tahun 4. Katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahunKedua mata dapat terlihat dengan derajat kekeruhan yang sama ataupun berbeda. Katarak senil akan terjadi degenerasi lensa secara
24
perlahan-lahan. Tajam penglihatan akan menurun secara berangsurangsur hingga tinggal proyeksi sinar saja. Katarak senil merupakan katarak yang terjadi akibat terjadinya degenerasi serat lensa karena proses penuaan. Sementara untuk stadium katarak senil dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu : 1. Stadium insipien. Pasien akan mengeluh ganguan penglihatan seperti melihat ganda dengan satu matanya. Pada stadium ini proses degenerasi belum menyerap cairan mata ke dalam lensa s ehingga akan terlihat bilik mata depan dengan kedalaman yang normal, iris dalam posisi biasa disertai dengan kekeruhan ringan pada lensa. Pada stadium ini tajam penglihatan pasien belum terganggu. 2. Stadium imatur Pada stadium ini lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung. Pada stadium ini terjadi pembengkakan lensa yang disebut sebagai katarak intumesen. Pada katarak imatur penglihatan mulai berangsur-angsur berkurang dan hal i ni disebabkan media penglihatan tertutup oleh kekeruhan lensa yang menebal . 3. Stadium matur Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini terjadi kekeruhan seluruh lensa. Pada stadium ini tajam penglihatan sangat menurun dan dapat hanya tinggal proyeksi sinar positif. 4. Stadium hipermatur
25 Pada stadium ini terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nucleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa. B. Hubungan pasien dokter Hubungan pasien dan dokter sebenarnya memiliki keterkaitan dengan masalah pelayanan kesehatan. Masalah pelayanan kesehatan ini sesungguhnya merupakan pelayanan yang melalui proses yang dinamik, berkaitan dengan permasalahan dibidang ekonomi, sosial, dan budaya masayarakat yang sangat kompleks. Sebelum abad ke 20 perkemba ngan pengertian prof esi hanya dimiliki oleh divinitas, medik dan hukum, tetapi pengertian profesi pada abad ke 20 sudah mulai berkembang dan bukan hanya dimiliki oleh golongan tertentu atau orang perorangan. Profesi kedokteran yang merupakan bahagian dari apa yang disebutkan tersebut juga mengalami perubahan-perubahan dalam pola hubungannya dengan penerima jasa pelayanan kesehatan yaitu pasien. Pada dasarnya perubahan pola hubungan antara pemberi pelayanan Kesehatan dengan penerima pelayanan kesehatan disebabkan oleh beberapa hal antara lain : 1. Meningkatnya jumlah permintaan atas pelayanan kesehatan. 2. Berubahnya pola penyakit 3. Teknologi medik. Hubungan antara pemberi pelayanan kesehatan dan penerima jasa pelayanan kesehatan berawal dari pola hubungan vertikal yang paternalistik.
Dimana antara sang pengobat ( dokter ) dan sang si sakit tidak memiliki kedudukan yang sama. Koeswadji menyatakan demikian tentang pola hubungan ini : Dalam pola hubungan verrtikal ini kedudukan /posisi antara pemberi jasa Yankes dengan penerima jasa Yankes tidak sederajat, karena pemberi jasa
26 Yankes mengetahui tentang segala sesuatu yang berkait dengan penyakit, sedang penerima jasa Yankes tidak tahu apa-apa tentang penyakit, apalagi tentang bagaimana penyembuhannya. Oleh karena itu dalam hubungan yang paternalistic si sakit menyerahkan nasibnya kepada sang pengobat 8
. Dalam pola hubungan ini terjadi ketidakseimbangan dan ketidak seimbangan ini disebabkan dokter mempunyai kedudukan yang lebih kuat karena 9
: a. Mempunyai ilmu pengetahuan tentang ilmu kedokteran b. Seorang dokter tidak bergantung kepada pasien itu c. Seorang dokter secara umum berada dalam keadaan sehat d. Seorang dokter tidak berada dibawah tekanan mental e. Seorang dokter berada dalam kedudukan yang bebas Pasien mempunyai kedudukan yang lebih lemah, karena : a. Secara umum tidak berpengetahuan ilmu medis b. Tidak berdaya, sangat tergantung kepada dokternya c. Pasien berada dalam keadaan sakit d. Pasien berada dalam keadaan tekanan psikis, cemas dan ketakutan, e. Pasien berada dalam keadaan tidak bebas karena penyakitnya Pola hubungan ini sebe narnya memiliki dampak posit ip dan negatif. Pola hubungan vertikal paternalistik ini terjadi karena kepercayaan penerima jasa Yankes yang diberikan kepada pemberi jasa Yankes. Pola hubungan pemberi pelayanan Yankes kepada penerima jasa Yankes mengalami perkembangan dari pola hubungan vertikal paternalistik ke pola hubungan Horisontal Kontraktual. Sebe narnya kedua pola h ubungan ini memiliki persamaan yaitu keduanya merupakan pola perilaku hubungan antara pemberi jasa Yankes dengan penerima /pengguna Yankes. Perbedaanya adalah dalam
27 pola hubungan vertikal paternalistik posisi keduanya tidak sederajat ( pemberi dan penerima ) sementara dalam hubungan horizontal kontraktual antara pemberi dan penerima Yankes mem iliki kedudukan yang sama. Kedudukan yang sederajat dalam hubungan horizontal ini merupakan pangkal tolak dari hubungan kontraktual, yaitu suatu hubungan dalam mana para pihak bersama-sama sepakat untuk mengadakan hubungan saling memberikan prestasi Menurut Sofwan Dahlan 10
hubungan kontraktual antara pasien dan dokter digambarkan sebagai berikut : Hubungan kontraktual yang terjadi antara pasien
dan dokter tidak dimulai dari saat pasien memasuki tempat praktek dokter sebagaimana yang diduga banyak orang, tetapi justru sejak dokter menyatakan kesediannya yang dinyatakan secara lisan ( oral statement) atau secara tersirat ( implied statement ) dengan menunjukan sikap atau tindakan yang menyimpulkan kesediaan, seperti misalnya menerima pendaftaran, memberikan nomor urut, menyediakan serta mencatat rekam mediknya dan sebagainya. Dengan kata lain, hubungan terapetik juga memerlukan kesediaan dokter. Hal ini sesuai azaz konsensual berkontrak. Bila hubungan kontraktual dimulai saat pasien mendaftarkan diri pada bahagian registasi atau saat dokter m enyatakan kesediaanya baik secara lisan maupun implied statement lalu kapan hubungan horizontal kontraktual ini akan berakhir ? hubungan kontraktual antara dokter atau rumah sakit dengan pihak pasien akan berakhir bila pasien mengalami kesembuhan atas penyakit yang diderita dan tidak lagi memerlukan penanganan dokter, atau saat pasien meninggal dunia, dan dokter telah melaksanakan kewajibannya
28 Ada hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pola hubungan horizontal kontraktual ini. Bila dokter dan pasien telah m enyepakati hubungan horizontal kontraktual ini, maka perlu diperhatikan bahwa ketika hubungan ini telah disepakati, maka tidak ada satu pihakpun yang boleh memutuskan hubungan secara sepihak di tengah jalan tanpa persetujuan pihak lainnya. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan hubungan horizontal kontraktual ini dapat diputuskan adalah bila hilangnya faktor kepercayaan pasien terhadap dokter. Bila pasien telah kehilangan kepercayaaan terhadap dokter, maka pasien dapat menjadi tidak kooperatif dalam hal ini sudah sepatutnya pemutusan kontrak secara sepihak dapat dilakukan. Dokter tidak perlu merasa kecewa bila menghadapi masalah yang demikian sebab masalah kepercayaan merupakan masalah yang tidak dapat dipaksa-paksakan. Pola hubungan pasien – dokter yang lain yang dapat dianut adalah pola hubungan fiduciary atau “ Friendship approach “ yaitu suatu pendekatan yang dilakukan dengan persahabatan. Pola hubungan ini lebih ditekankan pada membangun kepercayaan, saling ketergantungan dengan saling memberikan respon. Lebih lanjut pola hubungan “ friendship “ dikatakan demikian It is the one to which we and most physicians subscribe. It is a private personal professional relationship, one that involves mutual trust and mutual dependence with mutual respect, consideration and courtesy of the parties for each other. 11
Pola hubungan fiduciary ini dapat terwujud apabila dokter dapat
menciptakan suatu hubungan yang bukan saja menyangkut masalah tindakan medis untuk mengobati pasien, tetapi dokter dapat terlibat dalam situasi emosional pasien. Dan keterlibatan d okter dalam situasi emosional pasien perlu didukung dengan ketrampilan berkomunikasi. Ketrampilan berkomunikasi ini oleh
29 Supartondo dan Djauzi disingkat dengan jembatan keledai CARE yaitu: comfort, Acceptance, responsiveness dan empati dimana melalui keempat ketrampilan ini dapat menolong para dokter mengatasi dimensi afektif pasien. 12
Comfort berarti dokter nyaman dan tidak enggan berkomunikasi yang melibatkan emosi seperti kematian, seksualitas. Acceptance adalah kesediaan dokter menerima pasien. Responsiveness berarti dokter bereaksi terhadap pesan yang tidak langsung atau tidak lengkap. Empati adalah kemampuan d okter mengerti perasaan pikiran dan keinginan orang lain. C. Hak pasien Konsekwensi hukum yang timbul dari pola hubungan kontraktual atau terapetik, maka kedua belah pihak masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Bagi pasien dia tidak hanya menuntut dokter untuk dapat memberikan terapi yang benar atas penyakit yang ia derita. Tetapi dibalik tuntutan tersebut maka pasien memiliki kewajiban atas apa yang akan dilakukan oleh dokter. Pada bahagian ini akan dibahas mengenai hak dan kewajiban dari keduanya. Sofyan Dahlan 10
membagi hak pasien ini kedalam dua bahagian yaitu : Hak primer Yang dimaksud dengan hak primer disini adalah hak memperoleh pelayanan medik yang benar dan layak, berdasarkan teori kedokteran yang telah teruji kebenarannya. Hak sekunder Hak sekunder adalah hak dimana pasien : 1. Memperoleh informasi medik tentang penyakitnya 2. Memperoleh informasi tentang tindakan medik yang akan dilakukan oleh dokter
30 3. Memberikan konsen ( informed consent ) atas tindakan medik yang akan dilakukan oleh dokter 4. Memutuskan hubungan kontraktual setiap saat ( sesuai azas kepatutan dan kebiasaan ) 5. memperoleh rahasia kedokteran 6. Memperoleh surat keterangan dokter bagi kepentingan pasien yang
bersifat non yustisial; seperti misalnya surat keterangan sakit, surat keterangan untuk kepentingan asuransi, surat kematian dan sebagainya 7. Hak atas second opinion D. Kewajiban pasien Selain pasien memiliki hak dalam hubungan terapetik maka di salah satu sisi pasien memiliki kewajiban yang harus dipenuhi dan memiliki keterkaitan erat dalam hubungan terapetik tersebut . Adapun kewajiban pasien adalah sebagai berikut : 1. Kewajiban memberikan informasi 2. Kewajiban melaksanakan nasehat dokter atau tenaga kesehatan 3. kewajiban untuk berterus terang apabila timbul masalah dalam hubungannya dengan dokter atau tenaga kesehatan 4. kewajiban memberikan imbalan jasa 5. kewajiban memberikan ganti rugi apabila tindakannya merugikan dokter atau tenaga kesehatan.
31 E. Hak Dokter Selain pasien yang memiliki hak dan kewajiban dalam hubungan terapeutik, dokter juga memiliki hak dan kewajiba n sebagai pengemban profesi yang harus dilaksanakan. Johan Nasution 9
menyebutkan beberapa hak dokter adalah : 1. Hak memperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya dan sejujur jujurnya dari pasien yang akan digunakan bagi kepentingan diagnosis maupun terapetik 2. Hak atas imbalan jasa atau honorarium terhadap pelayanan yang diberikannya kepada pasien 3. Hak atas itikad baik dari pasien atau keluarganya dalam melaksanakan transaksi terapetik 4. Hak membela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasien atas pelayanan kesehatan yang diberikannya 5. hak untuk memperoleh persetujuan tindakan medik dari pasien atau keluarganya. F. Kewajiban Dokter Kewajiban dokter terbagi kedalam beberapa bahagian yaitu : 1. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemeliharaan kesehatan antara lain : a. Mempertimbangkan untuk tidak menulis suatu resep untuk obat yang tidak begitu perlu b. Mempertimbangkan penulisan resep obat yang murah dari pada obat yang mahal untuk penyembuhan pasien
32 2. Kewajiban yang berhubungan dengan hak pasien
Yaitu dokter wajib menghormati hak yang dimiliki oleh pasien serta memberi kesempatan kepada pasien untuk melaksanakan haknya 3. Kewajiban yang berhubungan dengan standar profesi kedokteran. yaitu dokter melaksanakan tugas profesi sesuai dengan standar profesi kedokteran. Penyimpangan dari standar profesi ini akan menjerumuskan dokter ke “ malpraktek medis “ 4. Kewajiban yang timbul dari standar profesi kedokteran. Yang termasuk kewajiban ini, adalah : a. Terus menerus menambah pengetahuan medis, mengikuti perkembangan ilmu kedokteran pada umumnya dan ilmu kategori spesialis sendiri pada khususnya b. Selalu membuat rekam medis yang baik secara berkesinambungan atau kontinu, berkaitan dengan keadaan pasien : diagnosa, terapi, riwayat medis pasien, hal-hal lain yang berhubungan dengan penyakit dan perawatan pasien. Kewajiban dokter yang disebutkan diatas selayaknya dapat dilaksankan oleh dokter namun kewajiban tersebut secara khusus kewajiban memberikan informasi medis sangat berkaitan erat dengan karakter pasien. Informasi yang diberikan oleh dokter ke pasien dapat diterima dan dipahami oleh pasien dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor subyektif pasien. Kerbala 14
menyatakan bahwa faktor-faktor subyektif pasien yang turut mempengaruhi penyampaian informasi ini adalah
33 1. Tingkat pendidikan pasien Bagi pasien yang berpendidikan tinggi dan berwawasan luas akan manayakan perihal penyakitnya sampai kepada hal-hal yang terkecil sedangkan pasien yang berpendidikan rendah dan kurang dapat memahami penjelasan dan informasi medis dokter akan selalu menerima dan menyetujui tindakan apapun yang akan dilakukan dokter 2. Persepsi pasien terhadap dokter dan alat-alat kedokteran Menghadapi pasien yang mempunyai persepsi negatif terhadap dokter dan alat-alat kedokteran dimana dokter digambarkan sebagai sosok yang menakutkan dan selalu memegang jarum suntik, m aka selengkap apapun informasi dari tindakan invasif dan operatif yang akan diambil oleh dokter maka pasien tidak akan pernah menyetujuinya. 3. Persepsi pasien terhadap penyakitnya Bagi pasien yang mempunyai persepsi/anggapan bahwa penyakit yang dideritanya ini cepat atau lambat akan membawa kepada kematian, cenderung akan menyetujui tindakan-tindakan invasive dan operati f yang mempunyai resiko besar sekalipun seperti pembedahan. Informasi dari dokter kepada pasien ini akan penyakit dan terapi ringan yang dapat dilaksanakan, tidak akan banyak mempengaruhi sikap pasien untuk memutuskan tindakan operatif yang radikal tersebut. Sementara bagi pasien yang selalu memandang penyakitnya itu dengan “ sebelah mata “ dan meremehkan padahal menurut penilaian medis dokter, penyakit itu sudah pada stadium parah, tidak akan pernah menyetujui tindakan operatif maupun tindakan invasive lainnya seperti pembedahan.
34 G. Informed Consent Tonggak lahirnya konsep informed consent diambil dari ucapan hakim B. Cordozo J. dalam menangani kasus Schoendorff vs Society of the New York Hospital. Lengkapnya ucapan tersebut adalah : “ every human being of adult years and sound mind has a right to determine what shall be done with his own body: and a surgeon who perfoms an operation without his patient’s consenttcommits and assault for which he is liable in damages 14
Dalam kasus Schoendorff tersebut, sebenarnya yang bersangkutan sudah memberikan persetujuannya tetapi hanya untuk tindakan medik diagnostic guna menemukan dan mengidentifikasikan penyakit dengan menggunakan obat bius ether. Namun dalam tindakan tersebut dokter telah melampaui kewenangannya dengan mengangkat tumor beserta rahimnya selagi Ny. Schloendorff dalam keadaan terbius di kamar operasi. Sebenarnya dari kasus tersebut dan kasus lain yang muncul membuat dunia kedokteran terkejut, tidak mengerti bahkan marah. Namun pada akhirnya para dokter menyadari bahwa tindakan medik yang sudah benar bahkan yang terbaik sekalipun belum cukup untuk dijadikan j aminan baginya untuk menghindar dari tuntutan. Definisi informed consent menurut Permenkes NO 585 th 1989 tentang persetujuan tindakan medis adalah perset ujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Dari definisi tersebut diatas sebenarnya dapat dipahami bahwa informed consent itu mengandung hak atas informasi dan hak untuk memberi persetujuan. Hak atas informasi memilik i korelasi dengan persetuju an tindakan medis. Tanpa
35 pemberian informasi terlebih dahulu maka i nformed consent yang diberikan oleh pasien dianggap tidak syah demi hukum, kecuali sang pasien menderita “ don’t tell me, doctor, syndrome yang dengan tegas menolak menerima informasi. Proses penyampaian informasi hendaknya dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga pasien dan keluargannya dengan accuan informasi yang diterimanya dapat mengambil suatu keputusan apakah setuju atau menolak tindakan yang akan dilakukan. Dalam penyampaian informasi tersebut hal –hal yang perlu diperhatikan untuk disampaikan kepada pasien atau keluarganya adalah : a. Alasan perlunya dilakukan tindakan medik b. Sifat tindakan medik tersebut, apakah eksperimen atau bukan c. Tujuan tindakan medik tersebut yaitu : diagnostic, terapetik, rehabilitatif, promotif
d. Resikonya e. Akibat ikutan yang tak menyenangkan f. Masih ada tindakan medik alternatif atau t idak g. Kerugian yang akan atau mungkin dialami jika m enolak tindakan medik tersebut Informasi yang disebutkan diatas hendaknya disampaikan secara lisan dengan memperhatikan karakteristik pasien atau keluarga yang mewakili. Tentunya diperlukan seni atau teknik tersendiri dalam penyampaian informasi tersebut agar pasien atau keluarga yang mewakili dapat memahami informasi yang diberikan. Dalam penyampaian informasi ini hendaknya memperhatikan beberapa hal sehingga persetujuan yang diberikan tidak akan m enjadi cacat hukum. Persetujuan tindakan medis akan menjadi cacat hukum bila dalam
STANDAR PELAYANAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS OMBEN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NOMOR : 188/45/434.101.05/2009 TENTANG STANDART PELAYANAN PUBLIK PUSKESMAS OMBEN
KEPALA PUSKESMAS OMBEN Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan kepastian penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, diperlukan standart pelayanan; 1. Bahwa untuk maksud pada huruf a. Standart Pelayanan Publik Puskesmas Omben ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas Omben Kab. Sampang. Mengingat
: 1. Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
1. Undang-undang No 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerin tahan Daerah; 3. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Publik; 5. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No 11 tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Jawa Timur; 6. Peraturan Bupati Sampang Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang. MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
PERTAMA : Standart Pelayanan Publik pada Puskesmas Omben sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada publik; KEDUA : Standart pelayanan publik pada Puskesmas Omben Kab. Sampang disusun dengan sistematika sebagai berikut : 1. Pendahuluan 1. Visi 2. Misi 3. Tupoksi 4. Jenis Pelayanan 2. Standart Pelayanan 1. Jenis Pelayanan 2. Persyaratan Pelayanan 3. Biaya / Tarif Pelayanan 4. Waktu Penyelesaian Pelayanan 5. Produk Pelayanan 6. Prosedur Pelayanan 7. Kompetensi Petugas 8. Sarana dan Prasarana
9. Petugas yang menangani fungsi : 10. Pelayanan Informasi Publik 11. Penanganan Pengaduan 3. Penutup KETIGA : Uraian secara rinci standart pelayanan Publik sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KEDUA, dimuat dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Puskesmas Omben; KEEMPAT
: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di
: OMBEN
Pada tanggal
: Juli 2009
KEPALA PUSKESMAS OMBEN Dr.Hj. TITIN HAMIDAH NIP. 19731020 200212 2 006
NIP. 197 LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS OMBEN NOMOR
: 188/45/434.101.05/2009
TANGGAL
: JULI 2009
STANDART PELAYANAN PUBLIK PUSKESMAS OMBEN
1. A. PENDAHULUAN 1. V i s i : Terwujudnya Puskesmas Omben sebagai sentra pelayanan Kesehatan yang berkualitas, profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menghasilkan layanan yang memuaskan 2. M i s i : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ikut menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan Menciptakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar sesuai standart Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Tugas Pokok dan Fungsi
Dalam menjalankan fungsinya Tugas pokok yang harus dijal ankan Puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan adalah menjalankan program pokok:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Promosi Kesehatan Upaya Penyehatan Lingkungan Upaya Perbaikan Gizi Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Keluarga Berencana Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Pengobatan
Fungsi Puskesmas 1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan bidang tugasnya. 1. Jenis – Jenis Pelayanan Jenis-jenis pelayanan yang menjadi kewenangan dan Tupoksi Puskesmas Omben meliputi Pelayanan Administrasi dan Pelayanan Kesehatan terdiri dari : 1)
Rawat Jalan : Poli umum, Poli KIA/KB, Poli Gigi, Poli Kusta, Poli TB
2)
Rawat Inap
3)
PONED
4)
UGD
5)
Persalinan Normal
6)
Pelayanan Administratif
7)
Laboratorium
8)
Konsultasi : Kesehatan, Pojok Gizi
B. STANDAR PELAYANAN 1. PELAYANAN RAWAT JALAN
a. Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan, konsultasi kesehatan b. Jam Kerja v
: Pelayanan rawat jalan dimulai dari pendaftaran pasien di loket.
Loket pendaftaran : Senin – Kamis
: Pukul 07.00 – 12.00 WIB
Jum’at
: Pukul 07.00 – 10.30 WIB
Sabtu
: Pukul 07.00 – 11.30 WIB
v
Rawat Jalan
: Senin – Kamis
: Pukul 07.30 – 13.00 WIB
Jum’at
: Pukul 07.30 – 10.30 WIB
Sabtu
: Pukul 07.30 – 12.00 WIB
c. Persyaratan Pelayanan : v Membawa kartu berobat untuk pasien umum bagi yang sudah pernah berobat di Puskesmas Omben v
Membawa Kartu Jamkesmas bagi Pasien Jamkesmas
v
Membawa Kartu Askes untuk Pasien Askes
d. Biaya / Tarif Pelayanan v Untuk Pasien umum : membayar karcis retribusi Rp.2.000, ditambah biaya cetak Kartu Berobat Rp. 1.000,v
Untuk Pasien Jamkesmas dan Askes: Gratis
v
Untuk pelayanan di poli gigi, biaya pelayanan terdiri dari:
Scalling atas atau bawah : Rp. 6.000,Pencabutan gigi anak : Rp. 3.000-5.000,Pencabutan gigi dewasa : Rp. 8.000-20.000,Penambalan gigi sementara : Rp. 3.000,Penambalan gigi tetap amalgam : Rp. 7.500,Penambalan gigi komposit : Rp. 12.000,Operculectomy dan koreksi oklusi : Rp. 3.500,Pasang gigi tiruan sebagian : Rp. 150.000,Pasang gigi tiruan lengkap : Rp.300.000,-
e. Waktu Penyelesaian Pelayanan : 1)
Loket
: 3 menit
2)
Poli Umum
: 10 menit
3)
Poli KIA
: 15 menit
4)
Poli Gigi
:
Scalling atas atau bawah Pencabutan gigi anak
: 30 menit : 5 menit
5)
Pencabutan gigi permanent Konservasi / penambalan Apotek
: 15 menit : 30 menit
: Resep tanpa puyer
: 3 menit
Resep dengan puyer : 5 menit 6)
Laboratorium
: 10-120 menit
1. Produk Pelayanan : Jasa Pelayanan Kesehatan 2. Prosedur Pelayanan 1) Pasien datang langsung mendaftarkan diri di Loket pendaftaran . Bagi yang belum Pernah berkunjung ke Puskesmas Omben (Kunjungan Baru), mendaftarkan diri dengan menyampaikan data nama, umur, alamat, nama KK, keperluan , ke Petugas Loket, dengan membayar karcis retribusi Rp. 2.000,- ditambah biaya cetak kartu berobat Rp. 1.000,- kemudian semua data dimasukkan ke Komputer, sementara Petugas Loket mencetak Kartu berobat Pasien diantar oleh Petugas lainnya ke tempat pela yanan lainnya. (Pasien yang tidak membawa kartu akan diberi kartu baru lagi dan membayar biaya cetak kartu Rp.1.000,-) Bagi Pasien yang membawa kartu Pasien datang langsung mendaftarkan diri di Loket Pendaftaran dengan menyodorkan Kartu berobat dan membayar karcis retribusi Rp. 2.000,-. Setelah semua data dimasukkan ke Komputer Pasien diantar petugas menuju tempat pelayanan yang lain. Untuk Pasien Jamkesmas, Askes tidak dikenakan biaya sama sekali. 2) Di Poli Pasien akan mendapatkan pelayanan yang diinginkan sesuai standart. Setelah Pasien mendapatkan pemeriksaan, pengobatan dan konseling pasien menuju apotik untuk mengambil obat kemudian pulang. Setelah dari Poli sesuai keperluan, pasien bisa dirujuk ke Laboratorium, Pojok Gizi, dll. Bila di Poli / Unit pelayanan yang lain ada tindakan mendis pasien akan dikenakan biaya tindakan sesuai Perda dan dibayar di Kasir ( Apotik ). ALUR PELAYANAN RAWAT JALAN
1. Kompetensi Petugas Pasien / Klien ditangani oleh Petugas sesuai bidangnya. Loket ditangani oleh tenaga administrasi. Poli KIA ditangani oleh bidan. Poli Umum ditangani oleh Perawat. Poli Gigi ditangani oleh Perawat Gigi. Apotik dilayani oleh tenaga administrasi. Masing-masi ng Poli dalam melaksanakan tugasnya berkolaborasi dengan dokter dan dokter gigi. 1. Sarana dan Prasarana v
Meja
v
Kursi
v
Komputer
v
Alat medis
v
Obat-obatan dan bahan habis pakai
v
Bed pasien
v
Mesin laminating 1. Petugas Yang Menangani Fungsi :
1). Pelayanan Informasi Publik
Petugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben. 2). Penanganan Pengaduan Penanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas Omben 1. Pemberian Kompensasi kepada Penerima Pelayanan Publik 1. PELAYANAN RAWAT INAP a. Jenis Pelayanan :Pelayanan jasa kesehatan berupa Pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan perawatan dengan menyediakan tempat tinggal untuk menginap. b. Jam Pelayanan
:
24 jam.
c. Persyaratan Pelayanan 1). Untuk Pasien Umum tidak ada persyaratan untuk mendapatkan pelayanan rawat inap 2). Untuk Pasien Jamkesmas, untuk mendapatkan pelayanan rawat inap harus menyerahkan foto copy Kartu Jamkesmas dan KSK, bila tidak mempunyai Kartu Jamkesmas cukup dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala Desa dan KSK d. Biaya / Tarif Pelayanan 1)
Perawatan / hari
: Rp.27.000,-
2)
Tindakan Ringan I
: Rp. 7.500,-
3)
Tindakan Ringan II
: Rp.12.500,-
4)
Tindakan Sedang
: Rp.40.000,-
5)
Px.Laboratorium
: Menyesuaikan
6)
Ambulan ke Sampang
: Rp. 120.000,-
7)
Ambulan ke Pamekasan
: Rp.160.000,-
8)
Bahan & obat
: Menyesuaikan
e. Waktu Penyelesaian Pelayanan
: sesuai kasus
f. Produk Pelayanan : berupa jasa pemeriksaan, pengobatan dan perawatan kesehatan g. Prosedur Pengajuan Pelayanan Pasien datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatannya.
1. Prosedur Proses Penyelesaian Pelayanan Pasien datang langsung masuk Unit Gawat Darurat (UGD) untuk dilakukan pemeriksaan, kemudian identitas Pasien di data dan dimasukkan ke Blangko Rekam Medik. Kemudian dilakukan pemasangan infus, setelah dilakukan observasi pasien dibawa ke ruang rawat inap. Di ruang rawat inap, pasien mendapatkan perawatan yang intensif dari Perawat dan dokter. Setelah kondisinya membaik pasien diijinkan pulang. ALUR PELAYANAN RAWAT INAP
1. Kompetensi Petugas Pelayanan di Rawat Inap dilaksanakan oleh Perawat dan Dokter 1. Sarana dan Prasarana 1)
Obat dan bahan habis pakai
2)
Bed Pasien
3)
Alat medis
4)
Ruang Rawat Inap
5)
Rekam Medis Penderita 1. Petugas Yang Menangani Fungsi :
1). Pelayanan Informasi Publik Petugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben. 2). Penanganan Pengaduan Penanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas Omben yang tergabung dalam team management complaint. 1. PELAYANAN PONED a. Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa kesehatan berupa penanganan kasus Obstetri Neonatal Emergensi Dasar b. Jam Pelayanan
: 24 jam
c. Persyaratan Pelayanan 1). Untuk Pasien Umum tidak ada persyaratan untuk mendapatkan pelayanan Poned 2). Untuk Pasien Jamkesmas, untuk mendapatkan pelayanan Poned harus menyerahkan foto copy Kartu Jamkesmas dan KSK, bila tidak mempunyai Kartu Jamkesmas cukup dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala Desa dan KSK d. Biaya / Tarif Pelayanan 1). Persalinan Normal
: Rp. 350.000,-
2). Ekstraksi Vacum
: Rp. 650.000,-
e. Waktu Penyelesaian Pelayanan
: Menyesuaikan kasus
f. Produk Pelayanan : berupa jasa kasus Obstetri Neonatal Emergensi Dasar g. Prosedur Pengajuan Pelayanan Pasien datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kehamilan dan kesehatannya. 1. Prosedur Proses Penyelesaian Pelayanan Pasien ibu mau melahirkan datang langsung masuk bagian Poned untuk dilakukan pemeriksaan secara cermat dan tepat oleh bidan atau dokter jaga, kemudian identitas Pasien didata dan dimasukkan ke Blangko Rekam Medik. Kemudian dilakukan pemasangan infus dan menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam membantu persalinan. Apabila tidak ada kegawat daruratan di bidang kebidanan, persalinan dapat dilakukan di Puskesmas dan dilakukan observasi ingá pasien pulang. Sebaliknya, apabila ada kegawat daruratan pasien segera dirujuk ke Rumah Sakit
ALUR PELAYANAN PONED
1. Kompetensi Petugas Petugas yang melayani Poned adalah Bidan, Dokter dan Perawat 1. Sarana dan Prasarana 1)
Obat dan bahan habis pakai
2)
Bed Obgin
3)
Alat medis
4)
Ruang Rawat Inap
5)
Ruang VK
6)
Status Penderita
7)
Komputer 1. Petugas Yang Menangani Fungsi :
1). Pelayanan Informasi Publik Petugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben.
2). Penanganan Pengaduan Penanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas Omben yang tergabung dalam team management complaint. 1. PELAYANAN UGD a. Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa kesehatan berupa penanganan kasus kegawat daruratan b. Jam Pelayanan : 24 jam c. Persyaratan Pelayanan 1). Untuk Pasien Umum tidak ada persyaratan untuk mendapatkan pelayanan UGD 2). Untuk Pasien Jamkesmas, untuk mendapatkan pelayanan Poned harus menyerahkan foto copy Kartu Jamkesmas dan KSK, bila tidak mempunyai Kartu Jamkesmas cukup dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala Desa dan KSK d. Biaya / Tarif Pelayanan 1)
Tindakan Ringan I
: Rp. 7.500,-
2)
Tindakan Ringan II
: Rp.12.500,-
3)
Tindakan Sedang
: Rp.40.000,-
e. Waktu Penyelesaian Pelayanan
: Sesuai kasus
f. Produk Pelayanan : berupa jasa kesehatan kasus kegawat daruratan g. Prosedur Pengajuan Pelayanan Pasien datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatannya. 1. Prosedur Proses Penyelesaian Pelayanan Pasien datang langsung masuk Unit Gawat Darurat (UGD) untuk dilakukan pemeriksaan, kemudian identitas Pasien di data dan dimasukkan ke Blangko Rekam Medik. Setelah dilakukan pemeriksaan yang cermat, cepat dan tepat ditentukan apakah Pasien bisa diijinkan pulang atau perlu rawat inap atau perlu dirujuk ke Rumah Sakit. ALUR PELAYANAN UGD
1. Kompetensi Petugas Petugas yang melayani UGD adalah Dokter, dan Perawat j.
Sarana dan Prasarana
1)
Obat dan bahan habis pakai
2)
Bed Pasien
3)
Alat medis
4)
Ruang Rawat Inap
5)
Ruang UGD
6)
Status Penderita
7)
Komputer
k. Petugas Yang Menangani Fungsi : 1). Pelayanan Informasi Publik Petugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben. 2). Penanganan Pengaduan
Penanganan pengaduan ditanngani oleh satu orang staf Puskesmas Omben 1. PELAYANAN PERSALINAN NORMAL a. Normal
Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa kesehatan berupa penanganan Persalinan
b. Jam Pelayanan
: 24 jam
c. Persyaratan Pelayanan 1). Untuk Pasien Umum tidak ada persyaratan untuk mendapatkan pelayanan Persalinan 2). Untuk Pasien Jamkesmas, untuk mendapatkan pelayanan Persalinan harus menyerahkan foto copy Kartu Jamkesmas dan KSK, bila tidak mempunyai Kartu Jamkesmas cukup dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala Desa dan KSK d. Biaya / Tarif Pelayanan Persalinan Normal e. Waktu Penyelesaian Pelayanan
: Rp. 350.000,: Menyesuaikan kasus
f. Produk Pelayanan : berupa Persalinan secara Normal g. Prosedur Pengajuan Pelayanan Pasien datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kehamilan dan kesehatannya. 1. Prosedur Proses Penyelesaian Pelayanan Pasien ibu mau melahirkan datang langsung masuk bagian Poned untuk dilakukan pemeriksaan secara cermat dan tepat oleh bidan, kemudian identitas Pasien didata dan dimasukkan ke Blangko Rekam Medik. Kemudian dilakukan pemasangan infus dan menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam membantu persalinan. Berbeda dengan Poned, pada pelayanan persalinan normal jarang ditemukan penyulit di bidang kebidanan. ALUR PELAYANAN PERSALINAN NORMAL
1. Kompetensi Petugas Petugas yang melayani UGD adalah Dokter, dan Perawat j.
Sarana dan Prasarana
1)
Obat dan bahan habis pakai
2)
Bed Pasien
3)
Alat medis
4)
Ruang Rawat Inap
5)
Ruang UGD
6)
Status Penderita
7)
Komputer
k. Petugas Yang Menangani Fungsi : 1). Pelayanan Informasi Publik Petugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben. 2). Penanganan Pengaduan Penanganan pengaduan ditanngani oleh satu orang staf Puskesmas Omben 1. PELAYANAN PERSALINAN NORMAL a. Normal
Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa kesehatan berupa penanganan Persalinan
b. Jam Pelayanan
: 24 jam
c. Persyaratan Pelayanan 1). Untuk Pasien Umum tidak ada persyaratan untuk mendapatkan pelayanan Persalinan 2). Untuk Pasien Jamkesmas, untuk mendapatkan pelayanan Persalinan harus menyerahkan foto copy Kartu Jamkesmas dan KSK, bila tidak mempunyai Kartu Jamkesmas cukup dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kepala Desa dan KSK d. Biaya / Tarif Pelayanan Persalinan Normal e. Waktu Penyelesaian Pelayanan
: Rp. 350.000,: Menyesuaikan kasus
f. Produk Pelayanan : berupa Persalinan secara Normal g. Prosedur Pengajuan Pelayanan Pasien datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kehamilan dan kesehatannya. 1. Prosedur Proses Penyelesaian Pelayanan
Pasien ibu mau melahirkan datang langsung masuk bagian Poned untuk dilakukan pemeriksaan secara cermat dan tepat oleh bidan, kemudian identitas Pasien didata dan dimasukkan ke Blangko Rekam Medik. Kemudian dilakukan pemasangan infus dan menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam membantu persalinan. Berbeda dengan Poned, pada pelayanan persalinan normal jarang ditemukan penyulit di bidang kebidanan. ALUR PELAYANAN PERSALINAN NORMAL
1. Kompetensi Petugas Petugas yang melayani Persalinan normal adalah Bidan 1. Sarana dan Prasarana 1)
Obat dan bahan habis pakai
2)
Bed Obgin
3)
Alat medis
4)
Ruang Rawat Inap
5)
Ruang VK
6)
Status Penderita
7)
Komputer
1. Petugas Yang Menangani Fungsi : 1). Pelayanan Informasi Publik Petugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben. 2). Penanganan Pengaduan Penanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas Omben 1. PELAYANAN ADMINISTRASI a. Jenis Pelayanan : Pelayanan administratif berupa Permohonan Surat Keterangan Sehat dan Surat Keterangan Sakit, beserta legalisir b. Jam Pelayanan :
Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 13.00 WIB
Jum’at
: Pukul 07.30 – 10.30 WIB
Sabtu
: Pukul 07.30 – 12.00 WIB
c. Persyaratan Pelayanan Untuk Permohonan Surat keterangan sehat : membawa pas foto 3×4 sebanyak 1 (satu) lembar d. Biaya / Tarif Pelayanan 1). Surat Keterangan sehat
: Rp. 5.000,-
2). Surat Keterangan Sakit
: Rp. 5.000,-
3). Legalisir
: gratis
e. Waktu Penyelesaian Pelayanan
: 5 menit
f. Produk Pelayanan : berupa Surat Keterangan sehat dan Surat Keterangan Sakit serta legalisirnya g. Prosedur Pengajuan Pelayanan 1) Untuk Permohonan Surat Keterangan Sehat dan Surat Keterangan Sakit: Pemohon datang ke Puskesmas Omben untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pemeriksaan kesehatan di poli umum. Hasil pemeriksaan akan ditulis di blangko Surat Keterangan kemudian ditandatangani oleh dokter. 2) Untuk Permohonan Legalisir : Pemohon datang ke Puskesmas Omben dengan membawa Surat Keterangan Sehat / Sakit yang asli beserta foto copy langsung menuju ruang tata usaha untuk mendapat legalisir yang ditandatangani oleh kepala atau staff tata usaha.
1. Prosedur Proses Penyelesaian Pelayanan
1). Surat Keterangan Sehat / Sakit
LEGALISIR
i. Kompetensi Petugas v Petugas yang melayani Permohonan Surat Keterangan Sehat / Sakit : Petugas administrasi Loket, Perawat dan Dokter v
Petugas yang melayani Permohonan Legalisir adalah Petugas urusan Tata Usaha
j. Sarana dan Prasarana 1)
Komputer
2)
Meja
3)
Kursi
4)
Blangko Surat Keterangan Sakit/Sehat
5)
Stempel 1. Petugas Yang Menangani Fungsi :
1). Pelayanan Informasi Publik Petugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben. 2). Penanganan Pengaduan
Penanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas Omben ALUR PELAYANAN PUSKESMAS OMBEN
7. PELAYANAN LABORATORIUM
a. Jenis Pelayanan spesimen. b. Jam pelayanan
: Pelayanan jasa berupa pemeriksaan kesehatan dengan memeriksa
: Senin – Kamis
: Pukul 07.30 – 13.00 WIB
Jum’at
: Pukul 07.30 – 10.30 WIB
Sabtu
: Pukul 07.30 – 12.00 WIB
Untuk kasus emergensi, laboratorium buka 24 jam.
c. Persyaratan Pelayanan : v Membawa kartu berobat untuk pasien umum bagi yang sudah pernah berobat di Puskesmas Omben v
Membawa Kartu Jamkesmas bagi Pasien Jamkesmas
v
Membawa Kartu Askes untuk Pasien Askes
d. Biaya / Tarif Pelayanan
Pemeriksaan Darah
v
Hb
: Rp. 8.000,-
v
Hit.Leucosit
: Rp. 5.000,-
v
PCV / Hematokrit / LED
: Rp. 3.000,-
v
Golongan Darah
: Rp. 8.000,-
v
Hit.Trombosit
: Rp. 7.000,-
v
Darah Lengkap
: Rp. 20.000,-
v
Glukosa / GDA / 2 JPP
: Rp. 10.000,-
v
Asam Urat
: Rp. 10.000,-
v
Kolesterol
: Rp. 15.000,-
v
Trigliserida
: Rp. 14.000,-
v
BUN / Kreatinin
: Rp. 16.000,-
v
SGOT / SGPT
: Rp. 22.000,-
Urine
v
Urine Lengkap
: Rp. 8.000,-
v
Urine Lengkap + Reduksi
: Rp. 12.000,-
v
Tes Kehamilan / PPT
: Rp. 6.000,-
v
BTA Serologi
Widal
: Gratis
: Rp.15.000,-
Untuk Pasien Jamkesmas seluruh pemeriksaan laboratorium gratis.
1. Waktu Penyelesaian Pelayanan : 1)
Hb / Gol. Darah / Tes Kehamilan
: 10 Menit
2)
Urine Lengkap
: 15 Menit
3)
Urine Lengkap + Reduksi
: 30 Menit
4)
DL / Widal
: 90 Menit
5)
BTA
: 90 Menit
6)
Kimia klinik
: 120 Menit
1. Produk Pelayanan : Jasa Pelayanan Kesehatan 2. Prosedur Pelayanan Pasien datang langsung mendaftarkan diri di Loket pendaftaran, dan membayar retribusi serta biaya cetak kartu (bagi pasien baru / tidak membawa kartu berobat), kemudian dengan diantar petugas pergi ke Poli, bila hasil pemeriksaan di Poli menunjukkan indikasi yang perlu dilakukan pemeriksaan Laboratorium, petugas akan merekomendasikan untuk mela njutkan pemeriksaan di laboratorium Puskesmas Omben. Setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium, Petugas Laboratorium memberikan hasil pemeriksaan di laboratorium untuk dianalisa dan dilakukan therapy pengobatan di Poli yang merujuk. ALUR PELAYANAN LABORATORIUM
1. Kompetensi Petugas Laboratorium Puskesmas Omben ditangani oleh tenaga yang berkompeten yaitu Analis Kesehatan 1. Sarana dan Prasarana v
Meja
v
Kursi
v
Alat laboratorium
v
Reagan
v
Bahan habis pakai
v
ATK
v
Ruangan 1. Petugas Yang Menangani Fungsi :
1). Pelayanan Informasi Publik
Petugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben. 2). Penanganan Pengaduan Penanganan pengaduan ditanngani oleh satu orang staf Puskesmas Omben 8. PELAYANAN POJOK GIZI
a. Jenis Pelayanan b. Jam pelayanan
: Pelayanan jasa berupa pemeriksaan status Gizi dan konseling : Senin – Kamis
: Pukul 07.30 – 13.00 WIB
Jum’at
: Pukul 07.30 – 10.30 WIB
Sabtu
: Pukul 07.30 – 12.00 WIB
c. Persyaratan Pelayanan : v Membawa kartu berobat untuk pasien umum bagi yang sudah pernah berobat di Puskesmas Omben v
Membawa Kartu Jamkesmas bagi Pasien Jamkesmas
v
Membawa Kartu Askes untuk Pasien Askes
v
Membawa KMS bagi bayi dan balita
d. Biaya / Tarif Pelayanan : Gratis 1. Waktu Penyelesaian Pelayanan : 15 menit 2. Produk Pelayanan : Jasa Pelayanan Kesehatan dan konsultasi 3. Prosedur Pelayanan Pasien datang langsung mendaftarkan diri di Loket pendaftaran, dan membayar retribusi serta biaya cetak kartu (bagi pasien baru / tidak membawa kartu berobat), kemudian dengan diantar petugas pergi ke Poli, bila hasil pemeriksaan di Poli menunjukkan indikasi perlu pemeriksaan status gizi, petugas akan merekomendasikan untuk melanjutkan pemeriksaan di Pojok Gizi Puskesmas Omben. Setelah dilakukan pemeriksaan dan analisa di Pojok Gizi, Petugas memberikan konseling kepada pasien, dan bila ada persediaan pasien diberikan makanan tambahan, susu atau vitamin. ALUR PELAYANAN POJOK GIZI
1. Kompetensi Petugas Unit Pelayanan Pojok Gizi Puskesmas Omben ditangani oleh tenaga yang berkompeten yaitu Nutrisionis 1. Sarana dan Prasarana v
Meja
v
Komputer
v
ATK
v
Kursi
v
Timbangan
v
Ruangan
v
Pengukur Tinggi Badan 1. Petugas Yang Menangani Fungsi :
1). Pelayanan Informasi Publik Petugas yang menangani pelayanan informasi Publik dilaksanakan oleh satu orang staf Puskesmas Omben.
2). Penanganan Pengaduan Penanganan pengaduan ditangani oleh satu orang staf Puskesmas Omben 9. PELAYANAN PENGADUAN / KELUHAN PELANGGAN
a. Jenis Pelayanan : Pelayanan yang mencakup aktivitas penerimaan dan tindak lanjut terhadap keluhan pelanggan, pengaduan dapat disampaikan pelanggan apabila pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan Standard pelayanan yang ada. b. Persyaratan Pelayanan : v Pelanggan yang mengajukan pengaduan harus mencantumkan nama, alamat, umur, dan keluhannya, serta mencantumkan unit pelayanan yang memberikan pelayanan tidak sesuai dengan SPP v Pelanggan yang mengadukan keluhannya bersedia dihubungi kembali dengan maksud untuk klarifikasi dan untuk menginformasikan kembali t entang penyelesaian dan tindak lanjut atas pengaduan keluhan yang disampaikan v Pengaduan keluhan pelanggan dapat disampaikan secara langsung dengan lisan atau tertulis pada lembar kritik dan saran atau melalui telepon 1. Biaya / Tarif Pelayanan Tidak dipungut biaya 1. Waktu Penyelesaian Pelayanan : Keluhan dapat disampaikan sewaktu-waktu / 24 jam Lama Penyelesaian keluhan 1-3 hari kerja Bila keluhan tidak dapat diselesaikan dalam 3 hari kerja maka hari ke 4 keluhan akan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang 1. Prosedur Pelayanan 1). Pelanggan mengajukan pengaduan keluhan secara langsung dapat berupa lesan ke Petugas di Puskesmas, atau tertulis lewat lembar kritik dan saran yang disediakan di Puskesmas dan dimasukkan kedalam kotak saran, atau lewat telepon Puskesmas 2). Petugas di Puskesmas menerima keluhan dari Pelanggan dan mencatat seti ap keluhan Pelanggan di buku keluhan pelanggan. 3). Petugas menyampaikan
keluhan ke
Tim
Managemen
Komplain Puskesmas.
4). Tim managemen komplain Puskesmas bersama-sama dengan Penanggung Jawab pelayanan terkait menganalisa keluhan dan membuat rencana perbaikan dan pemberian kompensasi pelanggan.
unit
5). Tim managemen komplain Puskesmas menginformasikan rencana perbaikan dan pemberian kompensasi ke Pelanggan. 6). Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan Tim Managemen Komplain Puskesmas tidak dapat menyelesaikan keluhan pelanggan maka permasalahan keluhan pelanggan akan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang. ALUR PELAYANAN PENGADUAN PELANGGAN
f.
Spesifikasi Produk Pelayanan
Informasi penyelesaian keluhan Kompensasi
g. Kompetensi Petugas Tim Managemen Komplain yang menangani keluhan pelanggan : Ketua
: dr. YUSKI AMIN
Anggota
: DWI RUSMANTO
HAFSATUN M. JASULI ADI KARYA drg. YUNITA PURNAWATI NURUL KOMARIYAH P. h. Sarana dan Prasarana v
Lembar kritik dan saran serta kotak saran
v
Telepon Puskesmas Omben (0323) 781153-781118
v
Kepala Puskesmas Omben ( dr. Hj. Titin Hamidah : HP 0818524499)
v
Ketua Tim Managemen komplain ( dr. Yuski Amin : HP 0811377110 ) 1. Kompensasi
Pelanggan mendapatkan kompensasi akibat ketidak sesuaian Pelayanan yang diterima dengan Standard Pelayanan yang telah ditentukan. 1. C. PENUTUP Demikian SK Kepala Puskesmas Omben NOMOR : 188/45/434.101.05/2006 tentang STANDART PELAYANAN PUBLIK PUSKESMAS OMBEN ini dibuat untuk memenuhi tuntutan aspek legalitas sesuai Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat, sehingga Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Omben dapat berjalan sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat luas.
LAMPIRAN SILAHKAN KLIK
DISINI
MAKLUMAT,STANDAR PELAYANAN & PROSEDUR PELAYANAN “MAKLUMAT PELAYANAN”
DENGAN INI, KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDART PELAYANAN YANG TELAH DI TETAPKAN DAN APABILA KAMI TIDAK MEPATI JANJI LAYANAN (MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA PROFESIONAL DAN SEPENUH HATI) TEGURLAH DAN LAPORKAN KE UNIT PENGADUAN. STANDART PELAYANAN PUBLIK
A. STANDAR PELAYANAN PELAYANAN DALAM GEDUNG I.
Jenis Pelayanan
: LOKET
Pendaftaran pengunjung dengan membawa tanda pengenal / kartu berobat / ASKES / JAMKESMAS saat berkunjung pada pelayanan kami NO KOMPONEN URAIAN 1. Dasar Hukum Kepmenkes nomor 128 tahun 2009 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas Kunjungan pertama kali membawa indentitas (KTP 2. Persyaratan Pelayanan / SIM / Kartu pelajar) dan selanjutnya mengisi formulir family folder untuk mendapatkan Kartu Tanda Peserta
Kartu Tanda Peserta harus dibawa untuk kunjungan berikutnya.
Pengguna layanan ASKES harus membawa Kartu ASKES yang masih berlaku.
3.
Sistem, mekanisme, dan prosedur
Pengguna layanan Maskin harus membawa kartu JAMKESMAS Penderita harus datang sendiri / dengan pendamping
Membawa indentitas / Identitas jelas
Melalui Loket, Ikuti nomor antrian kecuali kasus kegawat daruratan bisa langsung ke poli umum. Bagi pasien JAMKESMAS menandatangani
Bukti Kunjungan Pasien
4.
Setelah didaftar, dengan membawa Kartu Rawat Jalan / Kartu Ibu / Kartu Anak untuk dibawa ke Poli Umum, Poli Gigi, dan KIA. Jangka waktu Jangka waktu penyelesaian pelayanan tiap penyelesaian pengunjung 3 menit (kunjungan baru).
5.
Biaya / tarif
Jangka waktu penyelesaian pelayanan tiap pengunjung 1 menit (kunjungan lama). Sesuai Peraturan Bersama Menteri Kesehatan RI nomor 138/MENKES/PB/II/2009 dan Menteri Dalam negeri RI nomor 12 tahun 2009 tentang Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT. ASKES (Persero) dan anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat dan RS Daerah. Maka pasien ASKES bebas biaya
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 125/MENKES/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Maka pasien JAMKESMAS bebas biaya
6.
Produk pelayanan
7.
Sarana, prasarana, dan / atau fasilitas
Sesuai Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2011, tentang Retribusi Jasa Umum (Bab IV Retribusi Pelayanan Kesehatan) maka kunjungan umum bebas biaya untuk peserta JPKMB (sesuai jenis pelayanan kesehatan rawat jalan yang tidak bayar / dijamin program JPKMB) Membawa kartu rawat jalan, kartu ibu, kartu anak, yang selanjutnya dibawa ke masing-masing tempat pelayanan (Poli Umum,KIA,Poli gigi) Seperangkat Komputer
Lemari arsip
Meja pendaftaran
Nomer
Buku regester
Kipas angin
Kartu pasien
Status pasien
antrian
8.
Kompetensi Pelaksanan
Family folder
Luas 2 x 5 m
Ruang tunggu
TV hiburan
VCD Penyuluhan
Media Informasi Kesehatan Pengetahuan : o
Keahlian o
Pendidikan SMA dan Ketrampilan :
Bisa mengoperasikan komputer
Pengalaman :
2 tahun Seluruh Jenis pelayanan baik dalam gedung maupun luar gedung dilakukan oleh: o
9.
Pengawasan Internal
Kepala Puskesmas dengan Kala Karya yang dilakukan tiap bulan Koordinator QA dengan checklist QA yang dilakukan tiap bulan
10.
Waskat / Sidak secara periodik dan insidentil Cara pengaduan:
Penanganan pengaduan, saran, dan Penderita/ keluarga / masyarakat silahkan mengadu masukan dengan cara:
Datang langsung kePuskesmas Kertosari dan menemui : 1.drg.Wahyu Primawati, 2.Dadang Tripitoko, 3. Atim Bakhrowi
Kirim surat ke alamat Koordinator Puskesmas Kertosari
Jln. Ikan Hiu no. 41 Banyuwangi (Lewat Pos / Kotak pengaduan) Email
[email protected]
Mengisi pada buku pengaduan di meja informasi pada jam kerja Lewat Telpon dengan nomor Telpon: o
o
o
11.
Jumlah pelaksana 12. Jaminan pelayanan
13.
Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan
:
drg. Hj. primawati,MAP 08123330322212
Wahyu :
Puskesmas Kertosari (0333) 410676
:
Puskesmas Kertosari 082258205439
:
1 orang Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian layanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan, kode etik dan janji layanan. Puskesmas Kertosari saat ini sudah mempunyai SOP di masing – masing masing ruangan sesuai dengan jenis layanan.( dokumen pendukung) Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya dan resiko keragu-raguan Seluruh pemberi layanan yang ada di Puskesmas Kertosari sudah sesuai dengan kompetensinya Dengan MAKLUMAT PELAYANAN ‘’MAKLUMAT PELAYANAN’’
DENGAN INI, KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDART PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DITETAPKAN DAN APABILA TIDAK MENEPATI JANJI LAYANAN (MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA PROFESIONAL DAN SEPENUH HATI) TEGURLAH DAN LAPORKAN KE UNIT PENGADUAN.
14.
Evaluasi kinerja pelaksana
IKM ( Indek Kepuasan Masyarakat) oleh Tim Independen
LBH (Laskar (Laskar Bina Husada) sebagai Badan Penyantun Puskesmas dengan fungsi pengontrol dalam
rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas
Puskesmas : Dengan diadakannya Lokakarya mini tiap bulan
PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas) Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/ kabupaten/ kota II.
Jenis Pelayanan : Balai Pengobatan / Poli Umum
Pelayanan yang professional dengan standart operating prosedur dan pengobatan rasional dengan standart Quality Assurance Assurance dan WHO, akan mendapatkan ketepatan untuk anamnesa, diagnosa dan pemberian terapi. Kami melayani Pemeriksaan dan Pengobatan Pasien
NO KOMPONEN URAIAN 1. Dasar Hukum Kepmenkes nomor 128 tahun 2009 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas 2. Persyaratan Membawa Kartu Rawat Jalan dari loket Pelayanan Bagi pasien ASKES membawa Kartu ASKES
3.
Sistem, mekanisme, dan prosedur
Bagi pasien maskin membawa Kartu JAMKESMAS Penderita harus datang sendiri / dengan pendamping
Dilakukan anamnesa kepada pasien
Dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dilakukan tindakan apabila diperlukan
4. 5.
Jangka waktu penyelesaian Biaya / tarif
Diberikan resep obat sesuai diagnosa Lama pelayanan 7 menit
Sesuai Peraturan Bersama Menteri Kesehatan RI nomor 138/MENKES/PB/II/2009 dan Menteri Dalam negeri RI nomor 12 tahun 2009 tentang Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT. ASKES (Persero) dan anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat dan RS Daerah. Maka
pasien ASKES bebas biaya
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 125/MENKES/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Maka pasien JAMKESMAS bebas biaya
6.
7.
Produk pelayanan
Sarana, prasarana, dan / atau fasilitas
Sesuai Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2011, 2011, tentang Retribusi Jasa Umum (Bab IV Retribusi Pelayanan Kesehatan) maka kunjungan umum bebas biaya untuk peserta JPKMB (sesuai jenis pelayanan kesehatan rawat jalan yang tidak bayar / dijamin program JPKMB) Mendapatkan pemeriksaan dan penjelasan tentang penyakit
Mendapatkan tindakan yang diperlukan
Mendapatkan resep sesuai diagnosa
Mendapatkan rujukan apabila diperlukan Tensimeter dan Stetoscope.
Obat obatan emergensi dan pendukungnya. pendukungnya.
Obat obatan injeksi tertentu , Alkohol , Kapas , Kasa Seteril.
Spuit Disposibel ( 1 ml, 3m1, 5m1 dan 10 ml).
Protap penyakit dan Prosedur penangan Shock Anafilaktik.
Thermometer, Senter.
Reflex Hammer.
Oksigen
Paket alat-alat tindakan.
Kayu blok setinggi 15 Cm.
Timbangan dewasa.
Pengukur tinggi badan
8.
Kompetensi Pelaksanan
Snellen card
Stirisator
Poster
Luas ruangan 5 x 5 m 2
Tempat tidur lengkap
Meja kursi
Lemari instrumen
Ruang tunggu
TV hiburan
VCD Penyuluhan
Media Informasi Kesehatan Pengetahuan
Dokter Umum
Sarjana Keperawatan
Perawat SPK
Keahlian dan Ketrampilan
Sesuai Profesi dan Kompetensi
Pengalaman > 5 tahun Seluruh Jenis pelayanan baik dalam gedung maupun luar gedung dilakukan oleh:
9.
Pengawasan Internal
Kepala Puskesmas dengan Kala Karya yang dilakukan tiap bulan Koordinator QA dengan checklist QA yang dilakukan tiap bulan
10.
Waskat / Sidak secara periodik dan insidentil 1. Cara pengaduan:
Penanganan pengaduan, saran, dan Penderita/ keluarga / masyarakat silahkan mengadu
masukan
dengan cara:
Datang langsung ke Puskesmas Kertosari dan menemui : 1. drg.Wahyu Primawati, 2. Dadang Tripitoko, 3. Atim Bakhrowi
Kirim surat ke alamat Koordinator Puskesmas Kertosari Jln. Ikan Hiu no. 41 Banyuwangi (Lewat Pos / Kotak pengaduan) Email
[email protected]
Mengisi pada buku pengaduandi meja informasi pada jam kerja Lewat Telpon dengan nomor Telpon: o
o
o
11.
Jumlah pelaksana
Dokter Umum
:
drg. Hj. primawati,MAP 08123330322212
Wahyu :
Puskesmas Kertosari (0333) 410676
:
Puskesmas Kertosari 082258205439 : 1 orang
:
Sarjana Keperawatan : 4 orang
12.
13.
Jaminan pelayanan
Jaminan keamanan dan
Perawat SPK : 1 orang Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian layanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan, kode etik dan janji layanan. Puskesmas Kertosari saat ini sudah mempunyai SOP di masing – masing ruangan sesuai dengan jenis layanan.( dokumen pendukung) Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas
keselamatan pelayanan
dari bahaya dan resiko keragu-raguan Seluruh pemberi layanan yang ada di Puskesmas Kertosari sudah sesuai dengan kompetensinya Dengan MAKLUMAT PELAYANAN ‘’MAKLUMAT PELAYANAN’’
DENGAN INI, KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDART PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN APABILA TIDAK MENEPATI JANJI LAYANAN (MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA PROFESIONAL DAN SEPENUH HATI) TEGURLAH DAN LAPORKAN KE UNIT PENGADUAN.
14.
Evaluasi kinerja pelaksana
IKM ( Indek Kepuasan Masyarakat) oleh Tim Independen LBH (Laskar Bina Husada) sebagai Badan Penyantun Puskesmas dengan fungsi pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas Puskesmas : Dengan diadakannya Lokakarya mini tiap bulan PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas) Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/ kota
III.
Jenis Pelayanan
:KIA dan KB
Pelayanan kesehatan yang dilayani meliputi pemeriksaan ibu hamil, imunisasi dasar lengkap dan imunisasi untuk catin, pertolongan persalinan dan KB Pemeriksaan Ibu Hamil
NO KOMPONEN URAIAN 1. Dasar Hukum Kepmenkes nomor 128 tahun 2009 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas 2. Persyaratan Bagi pasien ASKES membawa Kartu ASKES Pelayanan Bagi pasien maskin membawa Kartu JAMKESMAS
3.
Sistem, mekanisme, dan prosedur
Membawa Kartu Ibu bagi ibu hamil dan buku KIA Penderita datang sendiri / dengan pendamping
Melakukan Anamnesa kepada pasien / pengantar Melakukan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil Memberikan konseling sesuai kebutuhan ibu hamil Memberikan resep Memberikan rujukan apabila diperlukan
4.
5.
Memberikan konseling tentang kehamilanya Jangka waktu Kunjungan baru : 10 menit penyelesaian Kunjungan lama : 7 menit Biaya / tarif Sesuai Peraturan Bersama Menteri Kesehatan RI nomor 138/MENKES/PB/II/2009 dan Menteri Dalam negeri RI nomor 12 tahun 2009 tentang Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT. ASKES (Persero) dan anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat dan RS Daerah. Maka pasien ASKES bebas biaya Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 125/MENKES/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Maka pasien JAMKESMAS bebas biaya
6.
Produk pelayanan
Sesuai Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2011, tentang Retribusi Jasa Umum (Bab IV Retribusi Pelayanan Kesehatan) maka kunjungan umum bebas biaya untuk peserta JPKMB (sesuai jenis pelayanan kesehatan rawat jalan yang tidak bayar / dijamin program JPKMB) Memperoleh pemeriksaan kesehatan sesuai dengan keluhan yang diderita dengan tata cara pemeriksaan sesuai pedoman pemeriksaan
Memperoleh tindakan medis yang tepat apabila diperlukan
Mendapat Resep untuk mengambil obat sesuai dengan penyakitnya dan Vitamin yang dibutuhkan
Imunisasi sesuai jadwal Surat Rujukan kasus Resiko Tinggi dan
kasus lain yang seharusnya dirujuk
Informasi medis tentang:
Keadaan dan masalah kehamilan/persalinan/meneteki, kesehatan ibu bayi dan anak Pelayanan Keluarga Berencana.
7.
Tindakan dilakukan
Medis
Penyuluhan personal
Sarana, Sarana prasarana, dan / atau Tensimeter fasilitas Stetoskope Funandoskope / dopler Metlin Timbangan injak dan pengukur tinggi badan Pita lila Prasarana uas ruangan 5 x 5 m 2 empat tidur periksa eja kursi Almari instrumen fasilitas Ruang tunggu
8.
Kompetensi Pelaksanan
Leaflet Pengetahuan
Bidan D4
Bidan D3
yang
akan
Keahlian dan Ketrampilan
Pernah mengikuti sosialisasi pemeriksaan ibu hamil dg 7T
Pengalaman >5 tahun Seluruh Jenis pelayanan baik dalam gedung maupun luar gedung dilakukan oleh:
9.
Pengawasan Internal
Kepala Puskesmas dengan Kala Karya yang dilakukan tiap bulan Koordinator QA dengan checklist QA yang dilakukan tiap bulan
10.
Waskat / Sidak secara periodik dan insidentil 1. Cara pengaduan:
Penanganan pengaduan, saran, dan Penderita/ keluarga / masyarakat silahkan mengadu masukan dengan cara:
Datang langsung ke Puskesmas Kertosari dan menemui : 1. drg.Wahyu Primawati, 2. Dadang Tripitoko, 3. Atim Bakhrowi
Kirim surat ke alamat Koordinator Puskesmas Kertosari Jln. Ikan Hiu no. 41 Banyuwangi (Lewat Pos / Kotak pengaduan) Email
[email protected]
:
Mengisi pada buku pengaduan di meja informasipada jam kerja Lewat Telpon dengan nomor Telpon: o
drg. Hj. primawati,MAP
Wahyu :
08123330322212 o
o
11.
12.
13.
Jumlah pelaksana Jaminan pelayanan
Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan
Bidan D4
Puskesmas Kertosari (0333) 410676
:
Puskesmas Kertosari 082258205439 : 5 orang
:
Bidan D3 : 3 orang Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian layanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan Puskesmas Kertosari saat ini sudah mempunyai SOP di masing – masing ruangan sesuai dengan jenis layanan.( dokumen pendukung) Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya dan resiko keragu-raguan Seluruh pemberi layanan yang ada di Puskesmas Kertosari sudah sesuai dengan kompetensinya Dengan MAKLUMAT PELAYANAN
‘’MAKLUMAT PELAYANAN’’
DENGAN INI, KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDART PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN APABILA TIDAK MENEPATI JANJI LAYANAN (MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA PROFESIONAL DAN SEPENUH HATI) TEGURLAH DAN LAPORKAN KE UNIT PENGADUAN.
14.
Evaluasi kinerja pelaksana
IKM ( Indek Kepuasan Masyarakat) oleh Tim Independen LBH (Laskar Bina Husada) sebagai Badan Penyantun Puskesmas dengan fungsi pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas Puskesmas : Dengan diadakannya Lokakarya mini tiap bulan PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas) Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/ kota IV.
Jenis Pelayanan
:Poli Gigi
Perawatan gigi secara teratur, kunjungan pelayanan gigi setiap 6 bulan sekali akan mengurangi resiko gangguan pada gigi dan mulut. Poli gigi melayani pemeriksaan, pencabutan, tambal gigi sementara dan tetap, pembersihan karang gigi serta konseling kesehatan gigi. Pelayanan yang ada di Poli Gigi : Penambalan Gigi
NO KOMPONEN URAIAN 1. Dasar Hukum Kepmenkes nomor 128 tahun 2009 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas 2. Persyaratan Membawa Kartu Pemeriksaan dari loket Pelayanan Bagi pasien ASKES membawa Kartu ASKES
3.
Sistem, mekanisme, dan prosedur
Bagi pasien maskin membawa Kartu JAMKESMAS Pasien datang sendiri / dengan pendamping Membawa Kartu Bukti Pelayanan Pasien dan Kartu Rawat Jalan Melakukan anamnesa kepada pasien Melakukan tindakan penambalan gigi Memberikan konseling Memberikan resep sesuai diagnosa
4. 5.
Memberikan rujukan bila diperlukan Jangka waktu Lama pelayanan 15 menit penyelesaian Biaya / tarif Sesuai Peraturan Bersama Menteri Kesehatan RI nomor 138/MENKES/PB/II/2009 dan Menteri Dalam negeri RI nomor 12 tahun 2009 tentang Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT. ASKES (Persero) dan anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat dan RS Daerah. Maka pasien ASKES bebas biaya Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 125/MENKES/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Maka pasien JAMKESMAS bebas biaya Sesuai Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2011, tentang Retribusi Jasa Umum (Bab IV Retribusi
6.
Produk pelayanan
Pelayanan Kesehatan) maka kunjungan umum bebas biaya untuk peserta JPKMB (sesuai jenis pelayanan kesehatan rawat jalan yang tidak bayar / dijamin program JPKMB) Memperoleh pemeriksaan kesehatan sesuai dengan penyakit / keluhan yang diderita dengan tata cara pemeriksaan sesuai pedoman pemeriksaan Memperoleh tindakan penambalan gigi Mendapatkan resep untuk mengambil obat sesuai dengan penyakitnya Mendapatkan Surat Rujukan bila diperlukan
7.
Informasi medis / penyuluhan tentangPenyakit dan masalah Gigi mulut yang dikeluhkan Obat obat emergensi dan pendukungnya
Sarana, prasarana, dan / atau Obat tambal gigi fasilitas Bahan habis pakai
Obat – obatan injeksi tertentu, Alkohol, Kapas, Kasa Setril, Betahadine Tensi Meter Stetoscope Luas ruangan 4 x 5 m 2 Dental Kit Meja kursi Ruang tunggu TV hiburan VCD Penyuluhan Media Informasi Kesehatan
8.
Kompetensi Pelaksanan
Ruang ber-AC / kipas angin Pengetahuan
Dokter Gigi
D3Keperawatan Gigi
SMA
Keahlian dan Ketrampilan
Sesuai Profesi dan Kompetensi
Pengalaman >5 tahun Seluruh Jenis pelayanan baik dalam gedung maupun luar gedung dilakukan oleh:
9.
Pengawasan Internal
Kepala Puskesmas dengan Kala Karya yang dilakukan tiap bulan Koordinator QA dengan checklist QA yang dilakukan tiap bulan
10.
Waskat / Sidak secara periodik dan insidentil 1. Cara pengaduan:
Penanganan pengaduan, saran, dan Penderita/ keluarga / masyarakat silahkan mengadu masukan dengan cara:
Datang langsung ke Puskesmas Kertosari dan menemui : 1. drg.Wahyu Primawati, 2. Dadang Tripitoko, 3. Atim Bakhrowi
Kirim surat ke alamat Koordinator Puskesmas Kertosari Jln. Ikan Hiu no. 41 Banyuwangi (Lewat Pos / Kotak pengaduan) Email
[email protected]
:
Mengisi pada buku pengaduan di meja informasipada jam kerja Lewat Telpon dengan nomor Telpon:
o
o
o
11.
Jumlah pelaksana
Dokter Gigi
drg. Hj. primawati,MAP 08123330322212
Wahyu :
Puskesmas Kertosari (0333) 410676
:
Puskesmas Kertosari 082258205439 : 1 orang
:
D3 Keperawatan Gigi: 1 orang
12.
13.
Jaminan pelayanan
Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan
Administrasi : 1 orang Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian layanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan Puskesmas Kertosari saat ini sudah mempunyai SOP di masing – masing ruangan sesuai dengan jenis layanan.( dokumen pendukung) Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya dan resiko keragu-raguan Seluruh pemberi layanan yang ada di Puskesmas Kertosari sudah sesuai dengan kompetensinya Dengan MAKLUMAT PELAYANAN ‘’MAKLUMAT PELAYANAN’’
DENGAN INI, KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDART PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN APABILA TIDAK MENEPATI JANJI LAYANAN (MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA PROFESIONAL DAN SEPENUH HATI) TEGURLAH DAN LAPORKAN KE UNIT PENGADUAN.
14.
Evaluasi kinerja pelaksana
IKM ( Indek Kepuasan Masyarakat) oleh Tim Independen LBH (Laskar Bina Husada) sebagai Badan Penyantun Puskesmas dengan fungsi pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas Puskesmas : Dengan diadakannya Lokakarya mini tiap bulan PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas) Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/ kota STANDART OPERASIONAL PROSEDUR I. PELAYANAN DI LOKET
SOP PENERIMAAN PASIEN KUNJUNGAN BARU
MENILAI PENERIMAAN PASIEN KUNJUNGAN BARU NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
PROSEDUR TETAP TANGGAL TERBIT : 4 Maret 2013
MENGETAHUI DIBUAT OLEH
KEPALA PUSKESMAS
EMI WIDIASTUTI
drg. WAHYU PRIMAWATI, MAP
PENGERTIAN TUJUAN
NIP.19650227 199201 2 003 Tahaptahapdalampenerimaankunjunganpasienbaru UMUM Memberikanpelayanan publik denganbaikdanbenar.
KHUSUS PELAKSANA PROSEDUR
PetugasLOKET a. Persiapanalat
Meningkatkan kepuasan publik terhadap pelayanan di Puskesmas Kertosari Meningkatkan tertib administrasi pelayanan di puskesmas Kertosari Nomorantrian Soundsistem Family folder ,
Bukunomor register keluarga Karturawatjalan, Kartu pengenal pasien Register kunjunganharian JPKMB, Bukubuktipelayanandankunjunganpasien Jamkesmas Karturawatjalan, buktipelayanan, buktikunjunganpasien
b. Pelaksanaan
Pasien datang
mengambil nomorantrian Panggilannomorantrian Memasukkan data awal pasien ke dalam SIMPUS Pemberiannomor register danpembuatan Kartu Pengenal kunjungandenganalamat ( desa/ Kel ) Pengisianidentitaskarturawatjalanpasien register Pencacatannamapasiendalambuku kunjunganharianberdasarkanjenislayanan ( Askes, JPKMB, Jamkesmas ) dengantujuan : Poli umum , Poligigi , KIA , Laboratorium Pencacatanbuktipelayanandanbuktikunjunganuntukpasien denganlayanan JPKMB dan Jamkesmas Penyerahankarturawatjalankepadapasienuntukdibawa Poli yang dituju
II. JENIS PELAYANAN DI BP UMUM SOP PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PROSEDUR TETAP
NO. DOKUMEN NO. REVISI TANGGAL TERBIT : 4 Maret 2013
HALAMAN
MENGETAHUI DIBUAT OLEH
KEPALA PUSKESMAS
dr. PURWANTO
drg. WAHYU PRIMAWATI, MAP
NIP. 19760124 200801 1 014 NIP.19650227 199201 2 003 PENGERTIAN Menyelengarakan kegiatan pemeriksaan fisik (tanda-tanda vital) TUJUAN UMUM 1.Kelancaran kegiatan pelayanan pasien di ruang pelayanan 2. Mengetahui abnormal dari tanda vital 3. Menemukan tanda klinis suatu penyakit PELAKSANA
Dokter / Perawat
PROSEDUR
a. Persiapan alat
1. Jam tangan 2. Tensimeter 3. Stetoskop 4. Alat tulis 5. Termometer 6. Larutan disinfektan 7. Tissue
PELAKSANAAN
Peralatan didekatkan Menjelaskan maksud dan tujuan ke pasien Pemeriksa cuci tangan Pemeriksaan tekanan darah a. Bebaskan lengan yang akan ditensi b. Letakkan manset pada lengan atas, periksa agar manset tidak terlalu longgar c. Cari arteri brachialis dan letakkan stetoskop diatasnya d. Kunci pompa balon dan pompa sampai terdengar sistole e. Buka kunci balon perlahan – lahan sampai terdengar diastole f. Catat hasil dan peralatan di rapikan 5. Pemeriksaan nadi a. Letakkan 3 ujung jari ke arteri yang mau kita periksa (arteri radialis, arteri brakialis, arteri karotis, arteri poplitea, arteri dorsalis pedis) b. Hitung selama 1 menit c. Catat hasil 6. Pemeriksaan respirasi a. Lihat, dengarkan dan rasakan pernafasan pasien b. Pada pasien yang sadar menghitung respirasi tanpa diketahui pasien c. Hitung selama 1 menit d. Catat hasil 7. Pemeriksaan suhu a. Termometer diturunkan sampai batas yang ditentukan b. Letakkan termometer pada tengah axilla, tunggu 3-5 menit c. Baca hasil dan dokumentasikan d. Termometer ditaruh dilarutan disinfektan dan di lap dengan tissue
1. 2. 3. 4.
8. Pemeriksa cuci tangan
III. JENIS PELAYANAN DI POLI GIGI SOP PELAYANAN PEMERIKSAA KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PELAYANAN PEMERIKSAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT NO. DOKUMEN PROSEDUR TETAP
NO. REVISI
HALAMAN
TANGGAL TERBIT : …………………………………
MENGETAHUI DIBUAT OLEH
KEPALA PUSKESMAS
drg. Fauzia Nailulfithri
drg. WAHYU PRIMAWATI, MAP
NIP.19650227 199201 2 003 PENGERTIAN Memberikantata cara pemeriksaandanperawatankesehatan Gigi danMulutpenderitadengan baik dan benar TUJUAN UMUM Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan pemeriksaan dan perawatan kesehatan Gigi danMulut di Puskesmas.
PELAKSANA PROSEDUR
Dokter gigi/ Perawat gigi I. PersiapanRuangandanAlat : Persiap *Meja, kursidan dental unit. an *Alat-alat Gigi.(Sterilisasi instrument) *Bahan-bahan / obat-obatanuntukgigi *Kompresor. *Borgigi.
II. Persiapanpasie n
b. PersiapanPetugas : *Perlindungandiri (Jas lab, masker dan sarung tangan) a.PemeriksaanPasien : *Anamnesa. (Keluhan utama dan Riwayat Kesehatan) *Pemeriksaanekstra oral (pipi,bibir dan kelenjar limphe) *Pemeriksaanintra oral (gigi, lidah,mukosa pipi, dasar mulut) b.Klasifikasi Diagnosa
c.PersiapanTindakan : *Menjelaskantentangtindakan yang akandilakukan *Mengaturposisipasien yang nyaman III. Pelaksanaan
a. MelakukanTindakan : *Konservasi (Penambalan sementara/tetap). *Pencabutan (Gigi tetap/Sulung) *Pembersihan karang gigi/Scalling *Pengobatan gigi
b.Konseling dan Rujukan
c.Pencatatandanpelaporan : *Karturawatjalan.(Catattindakan :Premedikasi, Medikasi dan Post medikasi). *Register rawatjalan. *Sensusharianpenyakit (Laporan GILUT)
IV. JENIS PELAYANAN DI KIA SOP ASUHAN ANTENATAL CARE / PEMERIKSAAN KEHAMILAN
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
PROSEDUR TETAP
NO. DOKUMEN NO. REVISI TANGGAL TERBIT : 4 Maret 2013
HALAMAN
MENGETAHUI DIBUAT OLEH
KEPALA PUSKESMAS
YULI ROCHMATIN
drg. WAHYU PRIMAWATI, MAP
NIP. 19670702 198901 2 001 NIP.19650227 199201 2 003 PENGERTIAN ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan selama kehamilannya, mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, serta mendeteksisecara dinifaktorresikodanmenanganimasalahtersebutsecaradini. TUJUAN
UMUM KHUSUS
PELAKSANA PROSEDUR
Bidan a. Persiapanalat
Memantau perkembangan ibu hamil dan bayinya serta mendeteksi secara dini adanya komplikasi dalam kehamilan 1. Memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental serta sosial ibu
3.
Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum dan kebidanan.
4.
Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
6.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal
Meja Kursi
Tempat tidur
Timbangan BB dan pengukur TB
Tensimeter dan stetoskop
Selimut
Meteran pengukur LILA
Metline
Funanduscope
Alat cuci tangan (air, desinfektan, sabun, handuk) Kartu pemeriksaan : Kartu Ibu, KMS Bumil, surat
pengantar untuk rujukan
Lembar Resep
Pencatatan (Buku KIA, Register, kohort Bumil)
Reflek Hammer
Jangka panggul Pasien di persilahkan untuk tidur di atas tempat tidur Selimuti pasien Mempersilahkan pasien untuk membuka bagian tubuh yang akan di periksa Mengatur posisi ibu - Anamnesa:
b. Persiapanpasie n
c. Pelaksanaan
-
Riwayatperkawinan. Riwayatpenyakitibudankeluarga. Status riwayatHaid, HPHT. RiwayatimunisasiIbusaatini Kebiasaanibu. Riwayatpersalinanterdahulu
-
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat taksiran persalinan.
Pemeriksaan PemeriksaanUmum.
-
KeadaanumumBumil
Ukur TB, BB, Lila.
Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR
Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai ekstremitas).
Mata : conjungtiva, ikterus ; Gigi, Kaki :Oedema kaki , dst. Pemeriksaankhusus. UMUR KEHAMILAN <20 mgg : a). Inspeksi. 1.Tinggi fundus 2. Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea nigra). -
3. Striae. b) Palpasi. 1.Tinggi fundus uteri 2. Keadaanperut c) Auskultasi. UMUR KEHAMILAN > 20 mgg : a). Inspeksi. 1. Tinggi fundus uteri 2. Hypergigmentasidanstriae 3. Keadaandindingperut b). Palpasi. Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb : Pemeriksan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan. a. Leopold 1. 1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis) 2. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu. 3. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian b. Leopold 2. 1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama. 2. Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil (ekstremitas). c. Leopold 3. 1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian kaki ibu. 2. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian keras,
bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong). d. Leopold 4. 1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis. 2. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah uterus. 3. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen/divergen) 4. Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi) 5. Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul. c). Auskultasi. Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin. d). PemeriksaanTambahan. Laboratoriumrutin :PP Test, Gol. Darah, Hb, Albumin, reduksi dan USG Akhirpemeriksaan : - Buatkesimpulanhasilpemeriksaan - Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan. - Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien. - Jelaskanhasilpemeriksaankepadabumil yang meliputi :usiakehamilan, letakjanin, posisijanin, Tafsiranpersalinan, Resiko yang ditemukanatauadanyapenyakit lain. - Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang. - Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil pemeriksaan - Jelaskanpentingnyaimunisasi TT - Jelaskan pentingnya pemberian tablet Fe hingga 90 tablet - Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan - Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumah Sakit V. JENIS PELAYANAN DI APOTEK
SOP PELAYANAN RESEP
PELAYANAN RESEP NO. DOKUMEN PROSEDUR TETAP
NO. REVISI
HALAMAN
TANGGAL TERBIT : 4 Maret 2013
MENGETAHUI DIBUAT OLEH
KEPALA PUSKESMAS
RA. ROHANIAH
drg. WAHYU PRIMAWATI, MAP
NIP. 19670310 199203 2 013 NIP.19650227 199201 2 003 PENGERTIAN Melayani resep yang datangnya dari BP atau KIA TUJUAN
PELAKSANA
UMUM
Melayani resep dari BP dan KIA
KHUSUS
Melayani kebutuhan klien akan obat sesuai dengan apa yang ditulis petugas BP atau KIA
Asisten Apoteker a. Persiapan alat
Resep Klip
obat Spidol Obat Buku melidi/ simpus
PROSEDUR
b. Persiapanklien
Klien datang dengan membawa resep
c. Pelaksanaan
Menerima
resep rawat jalan dari masing-masing tempat pelayanan Apabila resep kurang jelas/ obat tidak tersedia,prtugas Apotek melakukan konfirmasi pada penulis resep Resep dikerjakan sesuai dengan protap pengerjaan resep puyer dan resep non puyer Penulisan etiket Pengecekan obat sebelum diserahkan kepada
klien Penyerahan obat kepada klien Setiap akhir pelayanan, resep dicatat di buku melidi obat bila nama obat tidak ada dalam simpus
Share this:
Twitter Facebook
Berikan Balasan
Photos
Blog di WordPress.com. | The Ideation and Intent
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBODIN AS KESEHATANUP TD PUSKESMAS
GARUNG KEC.GARUNG Jl. Dieng KM 09 Telp. ( 0286 ) 3325805 KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS GARUNGTENTAN GMEDIA KOMUNIKASI
YANG DIGUNAKAN UNTUK MENANGKAP KELUHANMASYA RAKAT ATAU SASARAN PROGRAM NOMOR: / / 2013Menimban g : a .Bahwa umpan
balik yang berupa kepuasan maupun ketidakpuasan sasaran program yang berupa keluhan diperlukanuntuk melakukan perbaikan baik dalam pengelolaanmaupu n pelaksanaan
program agar sesuai dengankebutuhan dan harapan masyarakat atau sasaran program.b.Bahwa keluhan masyarakat atau sasaran program dapatdiperoleh
secara pasif, yaitu masyarakat atau sasaranprogram menyampaikan langsung dengan kehendaksendiri kepada kepala puskesmas, penanggung jawabprogram, atau pelaksana program,
ataupun secara aktif dilakukan oleh puskesmas.Menging at:a. Undang – Undang Nomer 25 tahun 2009 tentang Pelayananpublikb. Undang – undang Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
MEMUTUSKAN Menetapkan:PERT AMA:Menentuka n tata cara untuk memperoleh keluhan masyarakatatau sasaran Program dapat dilakukan dengan menyediakanmedia
komunikasi untuk menerima keluhan melalui sms, kotaksaran, pertemuan dengan tokoh masyarakat maupun Forumkomunikasi dengan masyarakatKEDUA :Tindak lanjut
keluhan yang disampaikan masyarakat dilakukansecara rasional Sesuai dengan kemampuan PuskesmasKETIG A:Keputusan ini b e r l a k u s e j a k t a n g g a l 2 0 13
Ditetapkan di : GarungPada tanggal:2013 Kepala UPTD Puskesmas Garung dr. Lilis Handayani Ujiati NIP: 19690310 200212 2 003 TEMBUSAN