PENENTUAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI RAMBUT JAGUNG ( ZEA MAYS L.) YANG TUMBUH DI DAER AH GORONTALO Adi Ahmad Samin, Nurhayati Bialangi, Yuszda K. Salimi Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo Abstract : Corn silk has been used traditional medicine to treat illnesses such as diabetes, gout, and kidney stones. The aim of this study was testing the activity of corn silk’s herb extracts as natural antioxidant and measured the total phenolic content and their correlation. The sample used in the form of methanol extract, this fractionate to result n-hexane fraction, ethyl acetate and water. Extracts obtained by maceration method and test the total phenolic content and antioxidant activity. Total phenolic content of the methanol extract, n-hexane, ethyl acetate and water respectively was 94.45 ± 0.42 mg GAE / g, 2.27 ± 0.03 mg GAE / g, 140.25 ± 1.43 mg GAE / g, and 82. 23 ± 0.12 mg GAE / g and antioxidant activity 46.44 ± 0.02 mg AEAC/g, 24.62 ± 0.30 mg AEAC/g, 47.57 ± 0.77 mg AEAC/g, and 29.81 ± 0.66 mg AEAC/g. IC50 values of the extract was successively 131.20 ppm, 147.10 ppm, 159.85 ppm and 269.63 ppm. Correlation of total phenolic content and antioxidant activity of 93%.
Keywords: Phenolic, Antioxidant, GAE, AEAC, IC50
Abstrak: Rambut jagung merupakan obat tradisional untuk mengobati penyakit seperti diabetes, asam urat, dan batu ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas ekstrak herba rambut jagung sebagai antioksidan dan mengukur kandungan fenolik total serta korelasinya. Sampel yang digunakan berupa ekstrak metanol yang difraksinasi menghasilkan fraksi n-heksan, etil asetat dan air. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi dan dilakukan uji kandungan fenolik total dan aktivitas antioksidan. Kandungan fenolik total ekstrak metanol, n-heksan, etil asetat dan air secara berturut-turut adalah 94,45 ± 0,42 mg GAE/g, 2,27 ± 0,03 mg GAE/g, 140,25 ± 1,43 mg GAE/g, dan 82,23 ± 0,12 mg GAE/g dan hasil uji aktivitas antioksidannya adalah 46,44 ± 0,02 mg AEAC/g, 24,62 ± 0,30 mg AEAC/g, 47,57 ± 0,77 mg AEAC/g, dan 29,81 ± 0,66 mg AEAC/g. Nilai IC 50 pada ekstrak tersebut secara berturut-turut adalah 131,20 ppm, 147,10 ppm, 159,85 ppm dan 269,63 ppm. Korelasi
kandungan fenolik total dan aktivitas antioksidan sebesar 93%. Kata Kunci:
Fenolik, antioksidan, GAE, AEAC, IC 50. antara (intermediet) dalam suatu reaksi
Pendahuluan
Radikal bebas sering dikaitkan dengan berbagai
peristiwa
peradangan,
fisiologis
penuaan,
dan
seperti penyebab
organik melalui proses homolisis dari ikatan kovalen. Karena reaktivitasnya, senyawa
radikal
bebas
akan
segera
kanker (Bhaigyabati dkk., 2011). Radikal
mungkin menyerang komponen seluler
bebas (free radical) adalah atom atau
yang berada disekelilingnya, baik berupa senyawa
molekul yang mempunyai elektron tidak berpasangan, terbentuk sebagai hasil
lipid,
lipoprotein,
protein,
karbohidrat, RNA, maupun DNA. Akibat
1
lebih jauh dari reaktivitas radikal bebas
karena
adalah
karsinogenik (Andrawulan dkk., 1996).
terjadinya
kerusakan
struktur
maupun fungsi sel (Winarsi, 2007).
Hal
Tanpa disadari, dalam tubuh kita
dianggap
ini
yang
penelitian
memiliki
mendorong
untuk
efek
berbagai
menemukan
sumber
terbentuk radikal bebas secara terus-
antioksidan baru yang berasal dari alam
menerus, baik berupa proses metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi,
yang diharapkan antioksidan sintetik.
dapat
mengganti
dan akibat respon terhadap pengaruh dari
Rambut jagung telah digunakan sejak
luar tubuh, seperti polusi lingkungan,
dahulu sebagai obat tradisional. Sebagian
ultraviolet (UV), asap rokok dan lain-lain
masyarakat
(Winarsi, 2007). Radikal
menggunakan
bebas
yang
di
daerah
rambut
Gorontalo
jagung
untuk
terbentuk dalam tubuh ini bisa dihambat
mengobati penyakit diabetes, kolesterol,
oleh antioksidan yang melengkapi sistem
asam
kekebalan
pengobatannya
tubuh.
Namun,
dengan
urat
dan
batu
ginjal.
adalah
Cara
rambut jagung
bertambahnya usia seseorang, sel-sel tubuh mengalami degenerasi yang berdampak
muda direbus dengan air, hingga air rebusan jagung tersisa sepertiga dari
pada menurunnya respon imun di dalam
volume awalnya kemudian disaring dan
tubuh. Akibatnya radikal bebas yang
diminum secara langsung.
terbentuk di
dalam tubuh tidak lagi
Sholihah
dkk.,(2012)
diimbangi oleh produksi antioksidan. Oleh
bahwa
karena itu, tubuh kita memerlukan suatu
senyawa metabolit sekunder seperti fenol,
antioksidan eksogen yang dapat diperoleh
flavonoid,
dari buah-buahan dan sayur-sayuran.
saponin, dan glikosida. Senyawa-senyawa
Konsumsi antioksidan dalam jumlah memadai dilaporkan dapat menurunkan
tersebut berdasarkan beberapa penelitian diketahui memiliki aktivitas sebagai
kejadian
antioksidan (Atmoko dan Ma’ruf, 2009).
penyakit
kardiovaskular, osteoporosis,
degeneratif,
kanker, dan
seperti
aterosklerosis,
lain-lain
(Winarsi,
2007).
mengandung
alkaloid,
terpenoid,
aktivitas ekstrak herba rambut jagung antioksidan
dan
mengukur
sintetik
kandungan fenolik total serta menganalisis
Seperti BHT (butylated hydroxytoluen),
korelasi kandungan fenolik total terhadap
BHA
dan
aktivitas antioksidan. Pada penelitian ini
TBHQ (tertbutylhydroxy quinone) telah dibatasi pada produk-produk makanan
rambut jagung diekstraksi dengan pelarut metanol kemudian dipartisi dengan pelarut
(butylated
antioksidan
tanin,
jagung
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
sebagai
Penggunaan
rambut
melaporkan
hydroxyanisole),
2
yang berbeda tingkat kepolarannya yaitu n-heksan
dan
etil
asetat,
selanjutnya
Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-Tahap
Penelitian
yang
dilakukan skrining fitokimia, penentuan
dilakukan dalam penelitian ini adalah
kandungan fenolik total dan aktivitas
sebagai berikut:
antioksidan pada masing-masing ekstrak.
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
di
laboratorium kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo selama ± 4 bulan. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaporator vakum,
Pengambilan Baku
dan
seperangkat alat gelas, spektrofotometer
Sampel
yang
UV-VIS. Bahan
Preparasi
digunakan
Bahan
dalam
penelitian ini adalah rambut jagung dari tumbuhan
yang digunakan
jagung
lokal
Gorontalo.
Tempat
adalah rambut jagung muda yang berumur
pengambilan sampel yaitu di pasar lokal
± 70 hari yang berasal dari daerah
Kota Gorontalo (pasar sentral). Rambut
Gorontalo. Bahan kimia yang digunakan
jagung diambil yang masih segar dan
terdiri dari akuades, metanol, n-heksan,
dipisahkan ke
etil asetat, pereaksi alkaloid, FeCl 3 3%, asam asetat glacial, HCl pekat, serbuk Mg,
kemudian, segera dipreparasi di laboratorium kimia, Universitas Negeri
NaOH, H2SO4 pekat,
Gorontalo (UNG). Umur rambut jagung
eter,
kloroform
kloroform, dietil
dalam kantong plastik
amonikal,
analisis
diperkirakan berumur 60 ± 70 hari, karena
metanol
p.a dan
jagung tersebut dipanen saat masih muda.
antioksidan
Kemudian rambut dipotong-potong kasar
pembanding), dan analisis total fenolik
dan dikeringkan dengan cara diangin-
(asam galat, aquadest, Na2CO3, reagen
anginkan di udara terbuka yang terlindung
Follin-Ciocalteu, dan etanol p.a).
dari sinar matahari langsung. Setelah
antioksidan (DPPH, vitamin
C
sebagai
kering, rambut jagung dihaluskan dengan
3
menggunakan penggiling hingga menjadi
Uji Fitokimia
serbuk
Uji flavonoid
kasar.
kemudian,
dihitung
randemen dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Ekstrak sebanyak 0,1 gr dilarutkan dalam 10 ml metanol kemudian dibagi ke
( )
Randemen % =
dalam 4 tabung reaksi. Tabung pertama
x 100% yang
digunakan sebagai tabung kontrol, tabung ke dua, ke tiga dan ke empat berturut-turut
diperoleh selanjutnya diekstraksi dengan
ditambahkan NaOH, H2SO4 pekat dan
pelarut metanol yang telah disiapkan.
serbuk Mg-HCl pekat. Perubahan warna
Ekstraksi dan Fraksinasi
mengindikasikan
( )
Serbuk
rambut
jagung
Simplisia sebanyak 350 g dimaserasi
positif
mengandung
flavonoid (Harborne, 1987).
dengan menggunakan pelarut metanol
Uji alkaloid
selama 4 x 24 jam, dimana setiap 24 jam
Ekstrak
kental
sebanyak
0,1
g
ekstrak disaring dan residunya dimaserasi
dilarutkan
kembali dengan menggunakan metanol yang baru. Proses maserasi dibantu dengan
amoniakal dan hasilnya di bagi ke dalam dua tabung reaksi. Tabung pertama diuji
pengadukan sesekali agar proses ekstraksi
dengan pereaksi Hager, tabung kedua
berlangsung
Filtrat
ditambahkan dengan 5 ml asam sulfat
seluruhnya
(H2SO4) 2 N. Bagian asam dipisahkan ke
dievaporasi
dalam 3 buah tabung reaksi kemudian
metanol
dengan
hasil
digabungkan
maksimal.
maserasi kemudian
dengan menggunakan alat penguap vakum o
dengan
10
ml
kloroform
masing-masing diuji dengan tiga pereaksi
pada suhu 30-40 C sehingga diperoleh
alkaloid
ekstrak kental metanol.
pereaksi Meyer, dan pereaksi Wagner.
Tahap selanjutnya, Ekstrak kental metanol disuspensi dengan campuran
Terbentuknya endapan positif mengandung alkaloid (Harborne, 1987).
metanol-air
Uji triterpenoid dan steroid
(1:2).
Kemudian
dipartisi
yaitu
pereaksi
Dragendorff,
dengan pelarut n-heksan dan etil asetat.
Sejumlah sampel dari masing-masing
Hasil partisi dievaporasi pada suhu 30-
ekstrak dilarutkan dengan 2 ml dietil eter.
o
40 C sehingga diperoleh ekstrak kental n-
Kemudian ditambahkan dengan 10 tetes
heksan, etil asetat dan air. selanjutnya
asam asetat anhidrat (CH 3COOH) dan 1
dihitung randemen saat hasil ekstraksi dan
tetes H2SO4 pekat. Terbentuknya warna
rendemen masing-masing fraksi.
hijau atau biru menunjukkan adanya steroid, sedangkan warna merah atau ungu
4
menunjukkan
adanya
triterpenoid
kemudian
ditambahkan
Uji saponin
diinkubasi selama 15 menit pada suhu berbagai
pelarut
divorteks
ml
Na2CO3
dari
dan
2
(Harborne, 1987).
Ekstrak
7,5%
dengan
lalu
45oC. Absorbansi sampel diukur pada
sebanyak 0,1 g dilarutkan dengan alkohol
panjang
kemudian perlahan-lahan ditetesi dengan dengan akuades panas sebanyak 10 tetes.
menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Perhitungan kandungan fenolik total
Tabung reaksi dikocok sehingga terbentuk
menggunakan rumus berikut :
busa. Busa yang stabil selama 15 menit
TPC =
dan tidak hilang saat penambahan HCl menunjukan adanya saponin (Harborne, 1987). Uji fenol hidrokuinon
metanol kemudian ditambahkan 3%, yang menimbulkan warna hijau, merah, ungu, biru dan hitam yang kuat positif mengandung fenol hidrokuinon (Harborne, 1987).
menggunakan
nm
dengan
. .
Uji Aktivitas Antioksidan
Pengukuran
aktivitas
antioksidan
dilakukan dengan metode DPPH. Metode DPPH merupakan metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk penapisan aktivitas penangkapan radikal beberapa senyawa,
Penentuan Kandungan Fenol ik Total
Analisis
765
Ket. : c = konsetrasi Fenolik (nilai x) v = volume ekstrak yang digunakan (ml) fp = Faktor pengenceran g = Berat sampel yang digunakan (g)
Sejumlah sampel dilarutkan 3 ml FeCl3
gelombang
kandungan metode
fenolik
total
Folin-Ciocalteu
yang absorbansinya diukur pada panjang gelombang 765 nm (Pourmorad dkk; 2006). Standar asam galat dibuat dengan variasi konsetrasi 5-125 ppm dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 765 nm. Prosedur pengukuran sampel dilakukan dengan cara menimbang sampel sebanyak 100-150 mg lalu ditambahkan dengan 0,5 ml metanol, 2,5 ml aquadest dan 2,5 ml reagent Folin-Ciocalteau 50%. Campuran didiamkan selama 5 menit
selain itu metode ini terbukti akurat, efektif dan praktis (Molyneux, 2003). Antioksidan standar asam askorbat digunakan sebagai pembanding dibuat dengan konsentrasi 25, 50, 100, 200 dan 400 ppm. Larutan ekstrak dan antioksidan pembanding asam askorbat (vitamin C) yang
telah
dibuat,
masing-masing
sebanyak 2,5 ml direaksikan dengan 2,5 ml larutan DPPH 1 mM dalam tabung reaksi. Sedangkan untuk larutan blanko dibuat dengan mencampurkan 2,5 ml metanol dengan 2,5 ml larutan DPPH 1 mM. Semua campuran tersebut diinkubasi
5
pada suhu 37oC selama 30 menit dan terlindungi
dari
cahaya
matahari.
Analisis Statistik
Analisis
statistik
penelitian
ini
yang
Kemudian, diukur absorbansinya pada
dalam
panjang gelombang 517 nm.
program SPSS 19 dan MS excel.
dilakukan
menggunakan
Perhitungan AEAC menggunakan rumus berikut :
HASIL DAN PEMBAHASAN
AEAC =
.
Pengambilan dan Preparasi Bahan Baku Bahan baku yang digunakan pada
Ket.: AEAC = aktivitas antioksidan (mg as. askorbat/g sampel) c = nilai AEAC (mg/L) = nilai x v = volume larutan ekstrak (ml) g = berat sampel yang digunakan (g) Aktivitas antioksidan juga dinyatakan dalam IC50, yaitu konsentrasi sampel yang dapat
menurunkan/menangkap
setengah
radikal bebas. Semakin kecil nilai IC 50 maka semakin besar aktivitas antioksidan sampel.
Sampel
dari
masing-masing
ekstrak dibuat dalam konsentrasi 25, 50, 100, 200, 400 ppm. Larutan ekstrak sebanyak 2,5 ml dicampurkan dengan 2,5 ml DPPH 1 mM. Campuran ini diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit dan terlindungi dari cahaya matahari, diukur absorbansinya
dengan
spektrofotometer
UV-VIS pada panjang gelombang 517 nm (Bhaigyabati dkk., 2011., Sudirman dkk., 2011). Persentase penghambatan radikal bebas (persen inhibisi) dapat dihitung
penelitian ini adalah rambut jagung ( Zea mays L.) yang berasal dari jagung lokal
yang tumbuh di daerah Gorontalo. Rambut jagung diambil dari jagung muda yang telah berumur 60-70 hari atau setelah jagung dipanen saat masih muda. Rambut jagung dipotong-potong kasar agar proses pengeringan menjadi lebih cepat. Pengeringan
rambut
jagung
setelah
pengambilan sampel selama ± 3 hari. Proses pengeringan sampel dilakukan dengan
cara
diangin-anginkan
tanpa
paparan sinar matahari secara langsung. Hal ini bertujuan agar senyawa fitokimia dalam sampel tidak mengalami kerusakan dan kadar air dalam sampel berkurang. Selain sampel lebih awet, pengurangan kadar
air
akan
memudahkan
pelarut
menarik komponen bioaktif dalam sampel saat maserasi (Sudirman dkk, 2011). Berat sampel segar yang diambil adalah 2,3 kg. Sampel yang sudah kering
dengan rumus beriktu:
dihaluskan dengan alat penggiling untuk % inhibisi=
x100%
mendapatkan serbuk halus. Penghalusan sampel bertujuan untuk memaksimalkan
6
proses maserasi. Berat serbuk halus yang diperoleh adalah 386.92 gr.
Rendemen Rendemen
Ekstraksi
merupakan
persentase
bagian bahan baku yang dapat digunakan
Metode
ekstraksi
yang
digunakan
atau dimanfaatkan dengan total bahan
dalam penelitian ini adalah pemisahan
baku. Menurut Kusumawati dkk, (2008)
secara maserasi. Sampel rambut jagung yang telah dihaluskan, ditimbang sebanyak
Semakin tinggi nilai rendemen menandakan bahwa bahan baku tersebut
350 gr dan dimaserasi dengan metanol 4 x
memiliki peluang untuk dimanfaatkan
24 jam dan setiap 1 x 24 jam pelarut
lebih
metanol
baru,
persentase sampel sebelum dan setelah
jam
perlakuan. Rendemen setelah pengeringan
diganti
penggantian
dengan
pelarut
yang
setiap
24
besar.
Rendemen
merupakan
dilakukan karena pelarut yang telah jenuh
yaitu sebesar 16,82%. Pada tahap kedua
tidak akan menarik komponen fitokimia
(proses ekstraksi), rendemen ekstrak kental
lagi. Maserat dievaporasi pada suhu 30-
metanol sebesar 8,55%. Rendemen yang
o
40 C dengan bantuan alat pompa vakum. Ekstrak kental metanol yang diperoleh
dihasilkan sangat kecil sehingga untuk menghasilkan ekstrak metanol
seluruhnya adalah 29,92 gr.
memerlukan sampel banyak.
Fraksinasi Tahap
Hasil fraksinasi yang diperoleh, fraksi selanjutnya,
kental
air memiliki rendemen yang lebih besar
metanol sebanyak 10 gr disuspensi dengan
dibandingkan dengan fraksi n-heksna dan
campuran
dan
etil asetat (Tabel 2). Hal ini dikarenakan,
difraksinasi dengan pelarut n-heksan dan
karena senyawa polar lebih terkonsentrasi
etil asetat. Hasil dari partisi masing-
pada fraksi tersebut. Nur dan Astawan
masing pelarut kemudian dievaporasi pada suhu 30-40oC dengan bantuan alat pompa
(2011) mengemukakan bahwa tingginya rendemen ekstrak pada pelarut polar
vakum sehingga menghasilkan ekstrak
dikarenakan makromolekul gula sederhana
kental n-heksan, etil asetat dan air (Tabel
seperti monosakarida dan oligosakarida
1).
ikut terlarut dalam pelarut polar namun
Tabel 1. Berat ekstrak kental hasil
tidak larut dalam pelarut nonpolar.
fraksinasi
Tabel 2. Rendemen hasil perlakuan
metanol:air
ekstrak
(1:2)
No 1 2
Fraksi N-heksan EtilAsetat
Berat(gram) 0,68 2.11
Fraksi N-heksan EtilAsetat
%Rendemen 6,8 21,1
3
Metanol-air
4.1
Metanol-air
41
7
Uji Fitokimia Uji
flavonoid, alkaloid, triterpenoid, steroid,
fitokimia
mengidentifikasi
bertujuan kandungan
untuk
saponin dan fenol hidrokuinon. Namun,
senyawa
memiliki tingkat intensitas yang berbeda-
metabolit sekunder yang terdapat dalam
beda pada setiap fraksi (Tabel 3). Standar
sampel. Hasil uji fitokimia didapatkan
intensitas warna dirujuk dari Harborne
bahwa rambut jagung positif mengandung (1987). Tabel 3. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Rambut Jagung (Zea mays l.) No
Pereaksi
1 2 3 4 5 6 7 8
HCl+SerbukMg H2SO4 NaOH Dragendroff Hager Mayer Wagner Saponin
9 10 11
Steroid Triterpenoid Fenol Hidrokuinon
Fraksi Standar(warna) M N E A +++ +++ +++ Perubahanwarna +++ +++ +++ Perubahanwarna ++ ++ ++ Perubahanwarna + + + + Endapanmerah-jingga ++ + ++ ++ Endapanputih + + + + Endapanputihkekuningan + + + + Endapancokelat ++ ++ + Terbentukbusa/buih ++ ++ +++
+-
++ ++ +++
Warna Warnahijau merah-coklat Warna hijau, merah, ungu, biru atau hitam yang kuat Keterangan : (M) metanol, (N) n-heksan, (E) etil asetat, (A) air. (+++) intensitas kuat, (++) sedang, (+) lemah, (-) tidak terdeteksi
Penentuan Kandungan Fenolik Total
+ + ++
fenolik yang terdapat dalam suatu bahan
Penentuan kandungan fenolik total
(Mongkolsilp dkk., 2004).
pada penelitian ini dilakukan dengan metode
Folin-Ciocaleau.
Metode
ini
berdasarkan kekuatan mereduksi dari gugus hidroksi fenolik. Semua senyawa fenolik dapat bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteau
(Mongkolsilp
dkk.,
2004). Kandungan fenolik total pada masingmasing
ekstrak
dinyatakan
sebagai
ekuivalen asam galat atau Gallic Acid
Ket. : Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom menunjukan tidak berbeda nyata (Uji Duncan α=5%). *(rata-rata ± SD).
Equivalent (GAE). GAE merupakan acuan
Dari data hasil perhitungan, ekstrak umum untuk mengukur sejumlah senyawa
etil asetat memiliki total fenolik yang
8
paling tinggi yaitu 140,25 ± 1,42 mg
senyawa fenolik, sehingga pelarut etil
GAE/g.
gram
asetat digunakan untuk mengekstraksi
ekstrak setara dengan 140,25 mg asam
senyawa fenolik yang terdapat dalam buah
galat.
mengkudu (Morinda citrifolia L.). Rahman
Artinya,
dalam
setiap
Hasil uji statistik didapatkan ba hwa
dkk,
(2012)
juga
melaporkan
bahwa
terdapat perbedaan yang sangat nyata kandungan fenolik total pada masing-
kandungan fenolik total yang terdapat di dalam ekstrak etil asetat Indian Plum
masing fraksi (Sig. ≤ 0,05). Hasil uji lanjut
(Flacourtia jangomas L.) lebih besar
Duncan terhadap total fenol masing-
dibandingkan dengan ekstrak metanol dan
masing ekstrak diketahui bahwa ekstrak
kloroform.
etil asetat memberikan perbedaan yang
Perbedaan total fenolik pada masing-
nyata terhadap ekstrak metanol, fraksi air
masing ekstrak dipengaruhi oleh jenis
dan fraksi n-heksan. Perbedaan yang nyata
pelarut yang digunakan saat ekstraksi
yang dimaksud adalah kadar kandungan
(Jang
fenolik total. Urutan kandungan fenolik total dalam ekstrak secara berturut-turut
memiliki kandungan fenolik total lebih kecil dibanding dengan ekstrak etil asetat.
adalah fraksi etil asetat > ekstrak metanol
Hal ini disebabkan senyawa fenolik yang
> fraksi air > fraksi n-h eksan.
terdapat di dalam ekstrak metanol masih
Kelarutan
senyawa
fenolik
dkk.,
2007).
Ekstrak
metanol
berhubungan dengan biomolekul (protein,
bergantung pada pelarut yang digunakan.
polisakarida, terpen, klorofil, lemak dan
Komponen polifenol memiliki spektrum
komponen organik lainnya) dan harus
yang luas dengan sifat kelarutan yang
menggunakan pelarut yang cocok untuk
berbeda-beda (Nur dan Astawan, 2011).
mengekstraknya (Koffi dkk., 2010).
Hal inilah yang menyebabkan sulitnya prosedur ekstraksi yang cocok untuk
Sementara Fraksi n-heksan memiliki kandungan fenolik total yang paling
mengekstrak fenolik pada tanaman (Naczk
rendah di antara semua fraksi. Hal ini
dan
dikarenakan senyawa
Shahidi,
2004).
Tingginya
total
nonpolar seperti
polifenol pada pelarut etil asetat diduga
lemak, lilin, dan minyak terlarut dalam
adanya golongan polifenol yang memiliki
pelarut n-heksan (Nurdyana dkk., 2012).
berat molekul yang sama dengan pelarut
Senyawa-senyawa
etil asetat seperti tanin dan flavanol (Nur
merupakan golongan fenolik.
dan Astawan, 2011). Rohman, dkk (2006) melaporkan bahwa pelarut etil asetat sangat cocok untuk mengekstraksi
tersebut
bukan
Senyawa fenolik yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang banyak atau dalam kondisi bebas akan menghasilkan 9
kandungan fenolik total yang tinggi pada
senyawa, efektif dan praktis (Molyneux,
ekstrak (Ukieyanna dkk., 2012). Pada
2003).
penelitian ini kandungan fenolik total dari
Aktivitas diukur dengan menghitung
rambut jagung terfokus pada fraksi etil
jumlah
asetat yaitu 140,25 ± 1,42 (mg GAE/g
ungu
ekstrak). Kandungan fenolik rambut jagung di daerah Gorontalo ini lebih tinggi
pengurangan konsentrasi DPPH. Perendaman tersebut dihasilkan oleh
jika
kandungan
bereaksinya molekul difenil pikri hirazil
fenolik yang terdapat dalam rambut jagung
dengan atom hidrogen yang dilepaskan
dari Iran dan Malaysia. Rambut jagung
oleh molekul komponen sampel sehingga
Iran memiliki kandungan fenolik total
terbentuk senyawa difenil pikril hidrazin
sebesar 118,95 ± 2,78 (mg GAE/g sampel)
dan menyebabkan terjadinya peluruhan
pada ekstrak etanol (Ebrahimzadeh dkk,
warna DPPH dari ungu menjadi kuning
2008). Sementara kandungan fenolik total
(Zuhra et all., 2008).
pada rambut jagung Malaysia sebesar 101,99 (mg GAE/g sampel) pada ekstrak
Uji aktivitas antioksidan menggunakan asam askorbat (vitamin C)
metanol. Kandungan fenolik total pada
sehingga satuan pengukuran dinyatakan
suatu tanaman sering dihubungkan dengan
sebagai AEAC (Ascorbic Acid Equivalent
aktivitasnya
Antiokxidant Capacity).
dibandingkan
Kandungan
dengan
sebagai fenolik
antioksidan.
total yang
tinggi
pengurangan DPPH
Berikut
yang
ini
intensitas
cahaya
sebanding
dengan
adalah
aktivitas
diharapkan dapat memberikan aktivitas
antioksidan masing-masing ekstrak rambut
antioksidan yang lebih baik.
jagung yang dinyatakan dalam AEAC.
Uji Aktivitas Antioksidan Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron ( elektron donor) atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul
kecil,
menginaktivasi oksidasi,
tetapi
mampu
berkembangnya
dengan
cara
reaksi
mencegah
terbentuknya radikal (Winarsi, 2007). Metode DPPH merupakan metode
Ket. : Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom menunjukan tidak berbeda nyata (Uji Duncan α=5%). *(Rata-rata ± SD).
Kapasitas antioksidan yang paling
yang sederhana, mudah untuk penapisan
tinggi terdapat dalam fraksi etil asetat
aktivitas penangkapan radikal beberapa
yaitu sebesar 47,57 ± 0,769 (mg AEAC/g). 10
hal ini dapat diartikan bahwa 1 gram
semua fraksi. Menurut Jun dkk, (2003)
ekstrak kering setara dengan 47,75 mg
tingkat kekuatan antioksidan adalah kuat
vitamin C.
(IC50 <50 ppm), aktif (IC 50 50-100 ppm),
Hasil
uji
statistik
menggunakan
sedang (IC50 101-250 ppm), Lemah (IC 50
Anova satu jalur, mendapatkan bahwa ada
250-500 ppm), dan tidak aktif (IC 50 >500
perbedaan yang signifikan (berarti) antara besar aktivitas antioksidan masing-masing
ppm).
fraksi, nilai probabilitas (Sig. ≤ 0,05). Untuk melihat perbedaan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Berdasarkan hasil analisis urutan aktivitas antioksidan secara berturut-turut adalah fraksi etil asetat = ekstrak metanol > fraksi air > fraksi n-heksan. Pengujian aktivitas antioksidan dengan me nggunakan parameter IC 50
Senyawa kimia yang mempunyai aktivitas antioksidan terekstrak pada
dilakukan
pelarut
untuk
memperkuat
dugaan
metanol
dan
etil
asetat.
adanya aktivitas antioksidan dari rambut
Kemungkinan
jagung yang tumbuh di daerah Gorontalo.
tersebut
Persen inhibisi pada peredaman radikal
terpenoid, saponin, dan fenol hidrokuinon.
bebas merupakan kemampuan suatu bahan
Seperti
dalam menghambat radikal bebas yang
tersebut positif kuat pada kedua ekstrak
berhubungan dengan konsentrasi bahan
tersebut melalui uji fitokimia (Tabel 3).
yang diuji, sedangkan IC50 merupakan parameter yang sering digunakan dalam
antioksidan dari rambut jagung telah
menyatakan hasil dari pengujian DPPH.
dilaporkan
Nilai
IC50
golongan
diketahui,
Penelitian oleh
kimia
flavonoid,
senyawa-senyawa
terhadap Nurhanan
aktivitas dan
Rosli
(2012). Rambut jagung yang telah diteliti
menunjukan aktivitas antioksidan pada
adalah rambut jagung muda yang tumbuh
bahan
di daerah Malaysia. Berdasarkan hasil
diuji
semakin
adalah
senyawa
kecil
yang
yang
besar
semakin
besar
(Molyneux, 2003).
penelitian
Dari data hasil perhitungan, diketahui bahwa
fraksi
etil
asetat
memberikan
penghambatan paling besar yang ditandai dengan IC50 yang paling kecil di antara
aktivitas
tersebut antioksidan
diketahui
bahwa
rambut
jagung
Malaysia tergolong sedang. Persen inhibisi ekstrak metanol rambut jagung yang 11
berasal dari Malaysia yaitu 140,89 ppm lebih kecil jika dibandingkan dengan ekstrak metanol rambut jagung yang berasal dari Gorontalo yaitu 147,1 ppm. Namun, dari segi aktivitasnya keduanya masih tergolong sedang. Hal ini menunjukan bahwa kualitas antioksidan rambut jagung yang berasal dari Gorontalo bisa menyamai kualitas rambut jagung yang berasal dari Malaysia.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kandungan fenolik total memiliki
Hubungan Kandungan Fenolik Total Terhadap Aktivitas Antioksidan
hubungan
yang
sangat
kuat
terhadap
aktivitas antioksidan. Kandungan fenolik Hubungan antara kandungan fenolik total (mg GAE/g sampel) total terhadap aktivitas antioksidan (IC 50) berdasarkan beberapa penelitian mempunyai korelasi yang sangat kuat. Beberapa penelitian tersebut di antaranya adalah: 1) Hadriyono dkk,
(2011)
melaporkan
kandungan
fenolik total pada buah magis memiliki korelasi
yang
sangat
kuat
terhadap
aktivitas antioksidan dengan nilai korelasi sebesar 84%; 2) Angkasa dan Suleman (2012) melaporkan nilai korelasi antara kandungan polifenol dan aktivitas
total memberikan kontribusi sebesar 93% terhadap aktivitas antioksidan. Sisanya sebesar 7% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diketahui. Kemungkinan besar 7% tersebut merupakan sumbangan dari senyawa lain yang bukan termasuk dalam golongan
senyawa
fenolik
namun
memiliki aktivitas antioksidan. Di antara senyawa-senyawa
tersebut
adalah
triterpenoid, betakaroten, kartenoid dan vitamin
di
mana
senyawa-senyawa
tersebut diketahui terdapat pada rambut jagung.
antioksidan adalah 99% pada tumbuhan daun hantap; dan 3) Ukieyanna dkk, (2012) fenolik
menegaskan total
bahwa
memberikan
kandungan kontribusi
sebesar 77% terhadap aktivitas antioksidan pada
tumbuhan
suruhan.
Hubungan
kandungan fenolik total terhadap aktivitas antioksidan pada penelitian ini di tunjukan pada gambar di bawah ini. 12
Angkasa, Dudung dan Sulaeman, Ahmad.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
2012.
Pengembangan
Minuman
Fungsional
Sumber
bahwa Rambut jagung yang tumbuh di
Antioksidan
dari
daerah Gorontalo mempunyai aktivitas
(Sterculia
antioksidan yang tergolong antioksidan
Skripsi. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
pembahasan
sedang.
maka
dapat
Kandungan
disimpulkan
fenolik
total
berkorelasi terhadap aktivitas antiok sidan. Kontribusi
senyawa
fenolik
terhadap
aktivitas antioksidan yaitu sebesar 93%.
Astawan,
Daun
oblongata
Made.,
Khasiat
Serat
Kasih,
Hantap Brown.).
R.
A.L.
warna-warni
dan
2008.
makanan.
Jakarta: Gramedia Atmoko, Tri., Ma’ruf, Amir. 2009. Uji Toksisitas dan Skrining Fitokimia
SARAN
Dengan
diketahui
bahwa
rambut
Ekstrak Tumbuhan Sumber Pakan
jagung yang tumbuh di daerah Gorontalo
Orangutan Terhadap Larva Artemia
memiliki
hampir setara dengan aktivitas antioksidan
salina L. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Samboja. 6(1):37-45.
rambut jagung yang berasal dari Malaysia,
Bhaigyabati, T., T, Kirithika., J, Ramya.,
aktivitas
antioksidan
yang
untuk
K,
lanjut
constituens and Antioxidant Activity
memurnikan senyawa antioksidan tersebut
of Various Extracts Of Corn Silk
yang diduga merupakan senyawa golongan
(Zea mays. L). Research Journal of
fenolik. Sehingga dapat menghasilkan
Pharmaceutical,
suatu produk antioksidan alami yang
Chemical Sciences. 2(4):986-993
diharapkan dapat mengganti antioksidan
Ebrahimzadeh, M.A., Pourmorad, F., Bekhradnia, A.R., 2008 Iron
maka
penelti
melakukan
menyarankan
penelitan
lebih
sintetik.
Usha.
Chelating
2011.
Phytochemical
Biological
activity,
phenol
and
and
DAFTAR PUSTAKA
flavonoid content of some medicial
Andrawulan, N., H, Wijaya., Cahyono.
plant from iran. African Journal of
1996. Aktivitas Antioksidan Dari Daun Sirih (Piper betle L.).Jurnal
Teknologi 7(1):29-30.
dan
Industri
Pangan.
Biotechnology. 7(18): 3188-3192 Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Menganalisis
Cara
Modern
Tumbuhan.Bandung;
Institut Teknologi Bandung 13
Jang, H.D., Chang, K.S., Huang, C.L., Lee S.H., Su, M.S. 2007.
Principal
Phenolic
Phytochemical
Antioxidant
Activities
Chinese
Medicial
and
of
Three
Plants.
Food
Chem. 103: 749-756.
Kusuma, R.A., Andrawulan, N. 2012. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Tokokak
(Solanum
Skripsi.
Bogor:
torvum
S.).
Departemen
Teknologi Hasil Perairan; Institut Pertanian Bogor. Kusumawati R., Tazwir., Wawanto A.
Jun, M.H.Y., J., Fong, X., Wan, C.S.,
2008. Pengaruh Rendemen Dalam
Yang, C.T., Ho. 2003. Camparison
Asam Klorida Terhadap Kualitas
of
Gelatin
Antioxidant
Isoflavones
Activities
Form
Kudzu
of Root
Tulang
Kakap
(Lutjanus sp.). Jurnal Pascapanen
(Puerarua labata O). Journal Food
dan
Science Institute of Technologist.
Perikanan. 3(1): 63-68.
68:2117-2122.
Bioteknologi
Kelautan
free radikal diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant
T. 2006. Correlation between the in
activity.
vitro
Technology. 26(2):211-219.
antioxidant
extracts
Dan
Molyneux, P. 2003. The use of the stable
Kiselova, Y., Ivanova, D., Chervenkov, T., Gerova, D., Galunska, B., Yankova,
polyoohenol
Merah
capacity
content
form
of
and
Journal
Science
of
aqueous
Mongkolsilp, S., Pongbupakit, I., Sae-lee,
herbs.
N., Sitthithaworn, W. 2004. Radical
Bulgarian
Phytother Res. 20:961-965.
Scavenging
activity
and
total
Koffi. E., Sea, T., Dodehe, Y., Singh, B.
phenolic content of medical plants
2010. Effect of Solvent Type on
used in primary health care. Jurnal
Extraction of Polyphenols form Twenty Three Ivorian Plants. J
of Pharmacy and Science. 9(1) :3235.
Anim. Plant SCI 5(3): 550-558. Hadriyono, K. R. P., Kurniawati, A. 2011. Karakter
Kulit
Manggis,
Kadar
Polifenol dan Potensi Antioksidan Manggis Pada Berbagai Umur Buah
Naczk, M., Shahidi, F. 2004. Extraction and Analysis of Phenolic in Food.
Journal of Chromatography A. 1054: 95-111. Nur, A.M., Astawan, M. 2011. Kapasitas
dan Setelah Buah Dipanen. Skripsi.
Antioksidan
Bawang
Dayak
Bogor: Departemen Agronomi dan
(Eleutherine
palmifolia)
Dalam
Hortikultura Bogor.
Bentuk Segar, Simplisia dan Keripik, Pada Pelarut Nonpolar, Semipolar
Institut
Pertanian
14
dan
Polar.
Skripsi.
Bogor:
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor.
fraksinya. Jurnal MFI. 17(3), 136-
142. Sholihah, M.A., Nurhanan, A.R. Wan
Nurdyana, M., Syafii, W., Sari, R.K. 2012.
Rosli, W.I. 2012. Phytochemicals
Aktivitas Antioksidan Zat Ekstraktif
screening and total phenolic content
dari Pohon Mindi (Melia azedarach L.). Skripsi. Bogor: Departemen
of Malaysian Zea mays hair extracts. International Food Research Journal.
Hasil
19(4): 1533-1538.
Hutan
Institute
Pertanian
Bogor.
Sudirman, S., Nurhjanah., Abdullah, A.
Nurhanan, A.R., Wan Rosli W.I. 2012.
2011.
Aktivitas
antioksidan
Evaluation of Polyphenol Content
komponen
and Antioxidant Activities of Some
(ipomoea aquatica forsk.). Skripsi.
Selected
Bogor: Departemen Teknologi Hasil
Organic
and
Aqueous
Extracts of Cornsilk (Zea Mays Hairs). Journal of Medicial and Bioengineering. 1(1): 48-51.
Pourmorad,
F.,
Hossenimehr,
S.J.,
fenolik dan flavonoid total tumbuhan
activity,
Departemen
flavonoid
contents of some selected Iranian medicial plants. African Journal of
Biotechnology. 5(11):1142-1145. Rahman, M., Habib, R., Hasan, R., Islam,
air
Ukieyanna, E., Suryani., Roswiem, A.P. 2012. Aktivitas Antioksidan kadar
suruhan.
and
kangkung
Perairan Institut Pertanian Bogor.
Shahabimajd, N. 2006. Antioxidant phenol
bioaktif
dan
Skripsi.
Bogor:
Biokimia
Institut
Pertanian Bogor. Winarsi, Hery. 2007. Antioksidan Alami dan
Radikal
Bebas.
Yogyakarta:
Kanisius.
A.M.T., Khan, I.N. 2012. Comparative Antioxidant Potential
Winarti, Sri. 2010. Makanan Fungsional. Yogyakarta : Graha Ilmu
Of Different Extracts Of Flacourtia
Zuhra, C.F., Tarigan, J.Br., Sihotang, H.
Jangomas
Journal
Lour
of
Fruits.
pharmaceutical
Asian
2008. Aktivitas antioksidan senyawa
and
flavonoid dari daun katuk (Sauropus
Clinical Research. 5(1):73-75. Rohman, A., Riyanto, S., Utari, D. 2006.
andogunus
(L)
Merr.).
Jurnal
Biologi Sumatra. 3(1): 7-10.
Aktivitas Antioksidan, Kandungan Fenolik
Total
dan
Kandungan
Flavonoid Total Ekstrak Etil Asetat Buah Mengkudu Serta Fraksi-
15